BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) No.

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. intelektual, spiritual, dan mandiri sehingga pada akhirnya diharapkan masyarakat kita

BAB I PENDAHULUAN. Dengan pendidikan yang memadai seseorang akan mampu menjawab

BAB III METODE PENELITIAN. Metode sangat diperlukan dalam sebuah penelitian, maka dari itu penggunaan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

I. PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN. (SISDIKNAS), UU RI No.20 Tahun 2003 beserta penjelasannya,(bandung: Nuansa Aulia, 2008), h.114

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia merupakan aspek penting terhadap kemajuan suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani pada hakekatnya merupakan usaha pembentukan

BAB I PENDAHULUAN. perlu dilaksanakan, sebab dengan proses pendidikan manusia akan dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya peranan pendidikan telah dicantumkan oleh pemerintah secara

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa, karena dengan pendidikan suatu bangsa dapat mempersiapkan masa

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. ini berpengaruh terhadap berbagai aspek. Salah satunya terhadap kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut mempunyai rasa percaya diri yang memadai. Rasa percaya diri (Self

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya tujuan pembangunan nasional dibidang pendidikan yaitu. atau cara lain yang dikenal dan diakui oleh masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Dimana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. lepas dari kompetensi guru sebagai pendidik. Sesuai dengan Undang-undang

I PENDAHULUAN. kehidupan. Pengertian pendidikan nasional yang tercantum dalam UU No.

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang- Undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

repository.unisba.ac.id BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia dalam melaksanakan fungsi-fungsi kehidupan tidak akan lepas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu aspek yang menentukan dalam pembinaan manusia Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam era informasi saat

BAB I PENDAHULUAN. daya yang terpenting adalah manusia. Sejalan dengan tuntutan dan harapan jaman

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting untuk kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di masa kini telah melahirkan suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. suatu masyarakat yang pintar, intelek, berkemampuan berfikir tinggi. Disamping itu

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran penting dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. mencakup segi intelektual, jasmani dan rohani, sosial maupun emosional.

BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu sarana yang sangat penting bagi

Motivasi siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler bola basket di SMPN 4 Kepanjen Kabupaten Malang / Havid Yusuf

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah, yang tercermindari keberhasilan belajar siswa. Proses

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan bagi bangsa. Kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dalam segi

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional mengartikan pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana

BAB I PENDAHULUAN yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Ini merupakan proses yang

BAB I PENDAHULUAN. Tinggi rendahnya prestasi yang diperoleh siswa dapat dipengaruhi oleh banyak

I. PENDAHULUAN. cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pendidikan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

1. PENDAHULUAN. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal yang merupakan salah satu jalan

BAB I PENDAHULUAN. sangat mempengaruhi perkembangan pendidikan, terutama dinegara-negara yang

BAB I PENDAHULUAN. dari pendidikan, karena pendidikan memiliki peran penting bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses belajar disiplin belajar sangat penting dalam menunjang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal tersebut kemudian diatur

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan pada Pasal 3, disebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Seperti halnya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia dalam menghadapi perkembangan dan modernisasi kehidupan. Pada. ataupun dalam lingkungan nonformal (keluarga, masyarakat).

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya menyediakan kegiatan pendidikan intrakurikuler. Sekolah juga

BAB 1 PENDAHULUAN. education). Pendidikan sangat penting bagi peningkatan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, manusia hampir tidak pernah dapat

BAB I PENDAHULUAN. dan nilai-nilai. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

sendiri dari hasil pengalaman belajarnya.

I. PENDAHULUAN. Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal, yang masih

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diperolehnya seorang warga negara dapat mengabdikan diri

BAB I PENDAHULUAN. belajar, lingkungan belajar dan motivasi berprestasi siswa.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha berkesinambungan yang dilakukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Dimana hanya

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Dalam UU No.20/2003

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan terdapat nilai-nilai yang baik, luhur, dan pantas untuk dikembangkan

PENGARUH PEMBELAJARAN PERMAINAN HOKI TERHADAP KEBUGARAN JASMANI DAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA DI SMA NEGERI 26 GARUT

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Masalah. Sekolah adalah salah satu lembaga formal dalam sistem pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor. Disamping itu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Japar Umar, 2014

BAB I PENDAHULUAN. (Sumber Daya Manusia), terutama peningkatan dalam bidang pendidikan. Hal ini

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dampak globalisasi saat ini sangat berpengaruh bagi perkembangan IPTEK dan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya harus memiliki pendidikan yang baik. Sebagaimana tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam. Indonesia. Di samping itu, pendidikan dapat mewujudkan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. mandiri serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. pergaulan Pasar Bebas seperti GATT, WTO, AFTA dan pergaulan dunia yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Asep Saputra, 2014 Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN. yang tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea keempat

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan di era globalisasi sekarang ini menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berakal dan berhati nurani. Kualifikasi sumber daya manusia (SDM) yang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kesungguhan yang serius dalam mencapainya. Karena itu pendidikan sangatlah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menurut Kunandar (2009) merupakan investasi Sumber Daya

BAB I PENDAHULUAN. mampu bertahan hidup dan ikut berperan pada era globalisasi. dilakukan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

I. PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan dan mengantisipasi berbagai kemungkinan

I. PENDAHULUAN. Bagian pertama ini membahas beberapa hal mengenai latar belakang masalah,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting bagi. tinggi dan berbagai keterampilan khusus yang dimiliki oleh peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Proses

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang mempunyai tugas untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) No. 20 Tahun 2003 pasal 1.1, menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Kemudian pasal 1.20, menyatakan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Perkembangan dunia pendidikan dari tahun ke tahun mengalami perubahan seiring dengan tantangan dalam menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu bersaing di era global. Salah satu permasalahan yang dihadapi oleh bangsa kita adalah masih rendahnya kualitas pendidikan pada setiap jenjang. Banyak hal yang telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional antara lain melalui berbagai pelatihan dan peningkatan kualitas guru, penyempurnaan kurikulum, pengadaan buku dan alat pembelajaran serta perbaikan sarana dan prasarana pendidikan. Namun demikian mutu pendidikan yang dicapai belum seperti apa yang diharapkan. Perbaikan yang telah dilakukan pemerintah tidak akan ada artinya jika tanpa dukungan dari guru, orang tua, siswa, dan masyarakat. Berbicara tentang

2 mutu pendidikan tidak akan lepas dengan proses belajar mengajar. Di mana dalam proses belajar mengajar guru harus mampu menjalankan tugas dan peranannya. SMK Negeri 1 Cidaun Kabupaten Cianjur sebagai salah satu SMK yang mempunyai 4 program keahlian yaitu Nautika Kapal Penangkapan Ikan (NKPi), Agribisnis Hasil Perikanan (AHP), Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian (AHP), Administrasi Perkantoran (AP). Di SMK Negeri 1 Cidaun Kabupaten Cianjur sendiri prestasi belajar Pendidikan Jasmani secara umum belum sesuai dengan yang diharapkan. Siswa masih menemui kesulitan-kesulitan dalam menyelesaikan ketuntasan belajar Pendidikan Jasmani secara langsung, dengan kata lain siswa harus menempuh proses remedial untuk ketuntasan pembelajarannya. Hal ini terlihat dari observasi awal yang dilakukan oleh peneliti di SMK Negeri 1 Cidaun yang menunjukkan data sebagai berikut: Tabel 1.1 Rekapitulasi Ketuntasan Belajar Siswa Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani Kelas Tuntas Tepat Waktu Tuntas dengan Remedial Jumlah X 135 25 160 XI 95 25 120 XII 88 15 103 Jumlah 318 65 383 Sumber : SMK Negeri 1 Cidaun Jadi hanya terdapat 83,03% siswa yang tuntas tepat waktu dan 16,97% tuntas dengan remedial. Remedial ini terjadi disebabkan oleh persentase kehadiran

3 siswa yang kurang sesuai dengan yang diharapkan, sehingga siswa harus diberi tugas tambahan sebagai pengganti absensi kehadiran siswa yang kurang. Keberhasilan seorang siswa dalam belajar dapat dilihat dari prestasi belajar siswa yang bersangkutan. Di dalam pendidikan jasmani siswa akan dinilai keberhasilannya melalui tes hasil belajar digabung dengan nilai persentase kehadiran siswa. Hasil yang diharapkan adalah prestasi belajar yang baik karena setiap orang menginginkan prestasi yang tinggi, baik siswa, guru, sekolah, maupun orang tua hingga masyarakat. Namun antara siswa satu dengan siswa yang lainnya berbeda dalam pencapaian prestasi belajar. Ada yang mampu mencapai prestasi yang tinggi, namun ada juga siswa yang rendah prestasi belajarnya, ada yang bisa tuntas tepat waktu dan ada pula tuntas setelah proses remedial. Sedangkan prestasi belajar yang tinggi hanya bisa dicapai jika tuntas tanpa proses remedial. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal mewajibkan pembelajaran pendidikan jasmani sebagai pelajaran wajib seperti yang tercantum dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Namun untuk memenuhi kekurangan dalam pembelajaran ini, sekolah biasanya mengadakan kegiatan olahraga di luar jam pelajaran yang biasanya disebut dengan kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler merupakan suatu kegiatan di luar jam pelajaran, jadi sifatnya tidak terlalu dibatasi oleh waktu seperti halnya dalam intrakurikuler yang hanya 2 jam pelajaran saja dalam se-minggu. Artinya seorang guru atau pelatih bisa mengembangkan kegiatan secara menyeluruh dan terperinci, misalnya

4 dalam pengembangan permainan bola voli, sepak bola dan cabang olahraga lainnya, baik itu cabang olahraga yang menjadi bagian dari kompetensi dasar pada kurikulum pendidikan jasmani maupun cabang olahraga yang tidak menjadi kompetensi dasar pada kurikulum pendidikan jasmani. Guru atau pelatih bisa lebih banyak menjelaskan mengenai teknik, taktik, dan strategi serta berbagai komponen mengenai pembinaan kondisi fisik, atau bahkan sampai peraturanperaturannya secara mendetail dan terperinci. Sehingga memungkinkan berpengaruh kepada perkembangan kesehatan jasmani bagi siswa yang mengikutinya. Hal itu dikarenakan siswa mendapatkan pengetahuan dan tugas gerak yang lebih banyak daripada yang diajarkan di sekolah. Faktor prestasi juga sangat berpengaruh karena prestasi belajar merupakan seluruh kecakapan hasil yang dicapai (achievement) dan diperoleh melalui hasil belajar yang dinyatakan dengan nilai-nilai prestasi belajar berdasarkan nilai raport. Selain itu kegiatan ekstrakurikuler kecabangan olahraga juga memungkinkan siswa untuk dapat meningkatkan minatnya terhadap suatu kecabangan olahraga, sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan motivasi dan prestasi mereka dalam pembelajaran pendidikan jasmani di sekolahnya. Hal tersebut bukanlah tanpa alasan, ini dikarenakan oleh fungsi kegiatan ekstrakurikuler itu sendiri, seperti yang diungkapkan oleh techonly13 (2009: 2-3): a. Pengembangan, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan kemampuan dan kreatifitas peserta didik sesuai dengan potensi, bakat dan minat mereka. b. Sosial, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial peserta didik.

5 c. Rekreatif, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan suasana rileks, mengembirakan dan menyenangkan bagi peserta didik yang menunjang proses perkembangan. d. Persiapan karir, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan kesiapan karir peserta didik. Oleh karena itu penulis berpendapat bahwa, banyak keuntungan yang bisa didapat dari kegiatan ekstrakurikuler kecabangan olahraga di antaranya yaitu untuk pengembangan diri siswa baik dari sisi akademis maupun non akademis, dan nilai sikap. Semua bakat dan minat siswa bisa disalurkan dan dikembangkan melalui kegiatan ekstrakurikuler, sehingga kemampuan atau bakat tidak hanya dijadikan hobi, melainkan bisa membuahkan prestasi. Kegiatan ekstrakurikuler kecabangan olahraga di sekolah pada dasarnya semua cabang olahraga bisa menjadi bagian kegiatan ekstrakurikuler, akan tetapi cabang olahraga yang menjadi bagian dari kegiatan ekstrakurikuler biasanya yaitu cabang olahraga yang cukup populer dan banyak digemari oleh siswa serta didukung oleh ketersediaan SDM dan sarana prasarana di sekolah, seperti halnya di SMK Negeri 1 Cidaun Kabupaten Cianjur terdapat 4 cabang olahraga yang menjadi bagian dari kegiatan ekstrakurikuler di antaranya yaitu: Sepak Bola/Futsal, Bola Voli, Bola Basket, dan Seni Bela Diri Pencak Silat. Cabang olahraga yang menjadi bagian dalam kegiatan ekstrakurikuler di SMKN 1 Cidaun Kabupaten Cianjur tersebut merupakan cabang olahraga yang cukup populer dan banyak digemari oleh siswa serta didukung oleh ketersediaan SDM dan sarana prasarana di sekolah. Selain itu cabang olahraga tersebut merupakan salah satu Sub Kompetensi yang terdapat di dalam kurikulum pendidikan jasmani.

6 Oleh karena itu dengan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler ini, siswa akan mendapat jam belajar lebih banyak, sehingga diharapkan siswa yang berperan aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler ini akan lebih memahami dan menguasai cabang olahraga yang dijadikan sebagai kegiatan ekstrakurikuler dan tambahan proses pembelajaran bagi siswa tersebut. Proses belajar yang terjadi pada individu memang merupakan sesuatu yang penting, karena melalui belajar individu mengenal lingkungannya dan menyesuaikan diri dengan lingkungan di sekitarnya. Mengenai belajar pada prinsipnya mempunyai tujuan yang sama yaitu seperti yang dikemukakan ridwan (2008) yakni setiap orang yang melakukan proses belajar akan mengalami suatu perubahan dalam dirinya. Dengan belajar, maka akan terjadi suatu perubahan yaitu dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak mengerti menjadi mengerti, dari yang tidak mampu menjadi mampu. Tujuan belajar di atas menunjang siswa untuk berprestasi pada bidang studi di sekolahnya. Prestasi belajar diartikan sebagai gambaran keberhasilan seseorang dalam upaya mengoptimalisasikan kemampuan yang dimilikinya melalui suatu kegiatan yang diikutinya. Hal ini sejalan dengan definisi prestasi belajar menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah Penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru. Makmun (1998:111-112) mengemukakan tentang prestasi belajar dapat dimanifestasikan ke dalam bentuk perubahan perilaku belajar berupa:

7 a. Pertambahan ilmu pengetahuan yang berupa fakta-fakta, informasi, prinsip-prinsip atau kaidah-kaidah, prosedur-prosedur atau pola kerja atau teori sistem nilai. b. Penguasaan pola-pola perilaku kognitif, perilaku afektif dan perilaku psikomotor. c. Perubahan dalam sikap-sikap kepribadian. Jadi prestasi belajar dapat diartikan sebagai gambaran keberhasilan seseorang dalam mewujudkan kemampuan yang dimilikinya. Prestasi belajar tersebut dapat berupa perubahan perilaku, perubahan dalam pola kepribadian dan nilai atau angka-angka sebagai wujud konkrit yang dapat dilihat seperti halnya dalam laporan hasil prestasi belajar siswa (raport). Prinsip belajar tuntas yang berlaku pada saat sekarang ini merupakan gambaran awal dari prestasi belajar minimal yang harus dicapai oleh siswa pada tiap semesternya yakni dengan adanya Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk setiap mata pelajaran, begitu pula dengan pelajaran Pendidikan Jasmani. Dengan demikian siswa dituntut untuk mendapatkan nilai sama atau lebih dari KKM sebelum siswa tersebut bisa diyatakan tuntas belajarnya untuk tiap semesternya, misalnya saja di SMK Negeri 1 Cidaun Kabupaten Cianjur KKM untuk pelajaran Pendidikan Jasmani semester 1 kelas X yaitu 71 maka, siswa harus dapat mencapai nilai minimal 71 untuk dinyatakan tuntas dalam pelajaran Pendidikan Jasmani di SMK Negeri 1 Cidaun Kabupaten Cianjur. KKM tersebut muncul tidak begitu saja, KKM muncul berdasarkan in-take siswa dari SMP sebelumnya, ketersediaan sarana prasarana dan guru yang ada di sekolah pada saat itu, serta bobot materi (Kompetensi Dasar dan Sub Kompetensi) yang diberikan terhadap siswa.

8 Sedangkan prestasi belajar itu sendiri dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya adalah faktor fisiologis dan faktor psikologis. Yang termasuk faktor fisiologis adalah kesehatan siswa dan yang termasuk faktor psikologis salah satunya adalah motivasi siswa untuk mencapai prestasi. Motivasi merupakan dorongan dari dalam diri seseorang, motivasi dapat disebabkan oleh adanya sesuatu yang dapat membuat seseorang tersebut berbuat sesuai dengan kehendaknya. Hal ini sejalan dengan pendapat Purwanto (1990:73) yang mengemukakan: Motivasi yaitu suatu usaha yang disadari untuk menggerakkan, mengarahkan, dan menjaga tingkah laku seseorang agar ia terdorong untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mancapai hasil atau tujuan tertentu. Motivasi untuk menampilkan suatu perilaku dilandasi oleh adanya keinginan untuk mencapai atau memuaskan suatu kebutuhan. Motivasi untuk melakukan sesuatu dapat datang dari diri sendiri, yang dikenal sebagai motivasi intrinsik, serta dapat pula datang dari lingkungan yang disebut motivasi ekstrinsik. Dengan adanya motivasi yang merupakan dorongan bagi siswa untuk belajar, maka siswa tersebut diharapkan bisa belajar dengan baik supaya mendapatkan hasil yang memuaskan. Seberapa kuat motivasi yang dimiliki individu akan banyak menentukan terhadap kualitas perilaku yang ditampilkannya, baik dalam konteks belajar, bekerja maupun dalam kehidupan lainnya. Kajian tentang motivasi telah sejak lama memiliki daya tarik tersendiri bagi kalangan pendidik, manajer, dan peneliti, terutama dikaitkan dengan kepentingan upaya pencapaian kinerja (prestasi)

9 seseorang. Begitu pula dengan prestasi belajar siswa di sekolahnya, faktor motivasi pada siswa bisa saja terkait dengan kegiatan tambahan yang diikuti oleh siswa itu sendiri, sehingga bisa saja ada keterkaitan antara ketiga faktor tersebut dan saling mempengaruhi satu sama lain. Maka dari itu, berdasarkan penjelasan yang telah dikemukakan di atas, penulis ingin mengetahui dampak kegiatan ekstrakurikuler kecabangan olahraga akan berpengaruh terhadap pemahaman belajar yang diberikan oleh guru melalui proses pembelajaran yang nantinya mengarah kepada prestasi belajar siswa itu sendiri. Di sisi lain, motivasi yang merupakan dorongan bagi seseorang agar melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu, juga bisa berdampak terhadap hasil pembelajaran yang ingin dicapai. Dengan demikian, penulis bermaksud untuk mengetahui seberapa besar pengaruh motivasi belajar siswa dan kegiatan ekstrakurikuler terhadap prestasi belajar pendidikan jasmani. Untuk mencapai tujuan tersebut maka, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh motivasi belajar siswa dan kegiatan ekstrakurikuler kecabangan olahraga terhadap prestasi belajar pendidikan jasmani di kalangan siswa SMK, khususnya di SMK Negeri 1 Cidaun Kabupaten Cianjur. Pemilihan subjek SMK Negeri 1 Cidaun didasarkan pada analisis sementara, bahwa kajian mengenai aspek pembelajaran masih sangat jarang dilakukan, baik itu mata pelajaran Pendidikan Jasmani sendiri maupun mata pelajaran lainnya, mengingat keberadaan SMK Negeri 1 Cidaun ini terletak di daerah terpencil di kawasan Cianjur bagian Selatan yakni di kawasan pesisir laut selatan yang berjarak + 145 km dari pusat pemerintahan kabupaten Cianjur.

10 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, bahwa prestasi belajar tidaklah datang dengan begitu saja tanpa ada dorongan atau motivasi dan kegiatan tambahan penunjang pembelajaran seperti kegiatan ekstrakurikuler kecabangan olahraga untuk mata pelajaran Pendidikan Jasmani. Dengan adanya motivasi belajar dan kegiatan tambahan penunjang pembelajaran diharapkan supaya dapat meningkatkan pencapaian prestasi belajar yang akan didapat oleh siswa. Dari rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tersusun pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Apakah terdapat pengaruh motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar Pendidikan Jasmani di kalangan siswa SMK Negeri 1 Cidaun? 2. Apakah terdapat pengaruh kegiatan ekstrakurikuler terhadap prestasi belajar Pendidikan Jasmani di kalangan siswa SMK Negeri 1 Cidaun? 3. Apakah terdapat pengaruh motivasi belajar siswa dan kegiatan ekstrakurikuler terhadap prestasi belajar Pendidikan Jasmani di kalangan siswa SMK Negeri 1 Cidaun? C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah yang penulis ajukan maka penelitian ini tidak lain bertujuan untuk menggambarkan seberapa besar pengaruh dari motivasi belajar siswa dalam pembelajaran Pendidikan Jasmani dan kegiatan ekstrakurikuler kecabangan olahraga terhadap pretasi belajar di kalangan siswa SMK Negeri 1 Cidaun kabupaten Cianjur pada umumnya. Sedangkan tujuan khusus dari penelitian ini adalah:

11 1. Untuk mengungkap perbedaan pengaruh dari motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar Pendidikan Jasmani di kalangan siswa SMK Negeri 1 Cidaun. 2. Untuk mengungkap perbedaan pengaruh dari kegiatan ekstrakurikuler terhadap prestasi belajar Pendidikan Jasmani di kalangan siswa SMK Negeri 1 Cidaun. 3. Untuk mengungkap perbedaan pengaruh dari motivasi belajar siswa dan kegiatan ekstrakurikuler terhadap prestasi belajar Pendidikan Jasmani di kalangan siswa SMK Negeri 1 Cidaun. Adapun hasil dari penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti sendiri akan bermanfaat bagi peneliti dalam penyelesaian studi pada khususnya dan dunia pendidikan pada umumnya. Beberapa manfaat yang dapat disumbangkan untuk dunia pendidikan antara lain yaitu: 1. Dapat dijadikan sumbangan keilmuan yang berarti di dunia pendidikan serta menjadi suatu informasi dalam usaha pengembangan dalam bidang pedidikan pada umumnya dan pengembangan pendidikan jasmani dan olahraga pada khususnya. 2. Sebagai bahan masukan bagi pihak-pihak yang terkait dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan jasmani dan olahraga, baik di kalangan pendidik dan tenaga kependidikan serta di kalangan pengambil kebijakan. 3. Diharapkan menjadi bahan informasi dan referensi dalam rangka pengembangan ilmu pendidikan, khususnya pendidikan jasmani dan

12 peneliti-peneliti lain yang hendak meneliti hal-hal lain yang berhubungan dengan kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani. D. Asumsi Asumsi atau anggapan dasar diperlukan penulis sebagai pegangan dalam proses penelitian dan sebagai titik tolak dari semua proses yang akan dikerjakan. Arikunto (2002:58) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan anggapan dasar atau postulat adalah sebuah titik tolak pemikiran yang kebenarannya diterima oleh penyelidik. Hal ini berarti bahwa setiap penyelidik dapat merumuskan postulat yang berbeda. Adapun asumsi yang dipakai sebagai titik tolak landasan berpikir dalam penelitian ini yaitu salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah motivasi siswa tersebut untuk mencapai hasil yang maksimal. Motivasi mendorong timbulnya tingkah laku, tanpa motivasi tidak akan timbul suatu perbuatan misalnya belajar, dengan adanya motivasi maka siswa akan sungguhsungguh untuk melakukan kegiatan belajarnya. Motivasi merupakan dorongan bagi siswa untuk melakukan belajar, dorongan tersebut bisa dari diri sendiri misalnya keinginan untuk meniru orang yang berprestasi di sekolahnya dan ada dari luar/lingkungan misalnya dorongan dari orang tua supaya berprestasi, agar prestasi atau hasil belajarnya menjadi lebih baik. Hal ini sejalan dengan pendapat Sardiman (2004:86) yang mengemukakan bahwa dengan adanya usaha yang tekun dan terutama didasari adanya motivasi, maka seseorang yang belajar itu akan dapat melahirkan prestasi yang baik.

13 Di sisi lain kegiatan ektrakurikuler olahraga selain merupakan kegiatan untuk mengisi waktu luang, juga akan berpengaruh terhadap kondisi fisik siswa dan pemahaman belajar yang diberikan oleh guru melalui proses belajar mengajar yang nantinya mengarah kepada pencapaian hasil prestasi belajar siswa itu sendiri. Hal ini sejalan dengan pendapat Rusyan (1990:25) yang mengemukakan bahwa: Kondisi badan saat belajar sangat berpengaruh dalam belajar. Badan yang lemah dan lelah akan menyebabkan perhatian tak mungkin terkonsentrasi, badan yang kurang vitamin akan menyebabkan kegiatan belajar tidak bergairah, badan yang sakit tak mungkin melakukan kegiatan belajar yang sempurna. Oleh karena itu faktor fisiologis yaitu kondisi badan sangat menentukan sukses tidaknya belajar anda. Dengan demikian sejalan dengan adanya motivasi belajar yang tinggi dan didukung dengan partisipasi siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler kecabangan olahraga diharapkan siswa akan mempunyai nilai lebih baik dibandingkan dengan siswa yang motivasi belajarnya rendah dan tidak berpartisipasi dalam kegiatan ekstrakurikuler kecabangan olahraga. Maka dari itu dengan penelitian ini akan tergambar pengaruh motivasi belajar dan kegiatan ekstrakurikuler siswa SMK terhadap prestasi belajar Pendidikan Jasmani. E. Hipotesis Suatu hipotesis memegang peranan penting dalam suatu penelitian untuk menjelaskan permasalahan yang harus dicapai pemecahannya. Arikunto (2002:64) mengemukakan bahwa Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data

14 yang terkumpul. Sesuai dengan permasalahan yang penulis teliti, maka penulis mengajukan hipotesis penelitian sebagai berikut: 1. Motivasi belajar siswa berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi belajar Pendidikan Jasmani di kalangan siswa SMK Negeri 1 Cidaun. 2. Kegiatan ekstrakurikuler kecabangan olahraga berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi belajar Pendidikan Jasmani di kalangan siswa SMK Negeri 1 Cidaun. 3. Motivasi belajar siswa dan kegiatan ekstrakurikuler kecabangan olahraga berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi belajar Pendidikan Jasmani di kalangan siswa SMK Negeri 1 Cidaun. F. Metode Penelitian Metode sangat diperlukan dalam sebuah penelitian, maka dari itu penggunaan metode yang tepat dalam suatu penelitian ilmiah akan menentukan tercapainya tujuan pemecahan masalah dalam penelitian. Dalam suatu penelitian diperlukan metode tertentu agar data dapat terkumpul untuk keberhasilan penelitian. Mengenai jenis dan bentuk metode yang digunakan dalam sebuah penelitian biasanya disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai dalam sebuah penelitian tersebut. Seperti diungkapkan Arikunto (1997:136) bahwa Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya. Jadi jelaslah bahwa suatu metode sangat diperlukan sekali untuk pengumpulan data guna tercapainya suatu tujuan dalam sebuah penelitian.

15 Penggunaan metode penelitian tergantung kepada permasalahan yang akan dibahas, dengan kata lain harus dilihat dari efektivitasnya, efisiennya, dan relevansinya metode penelitian tersebut. Suatu metode dikatakan efektif apabila selama pelaksanaan dapat terlihat adanya perubahan positif menuju tujuan yang diharapkan, dan suatu metode dapat dikatakan efisien apabila penggunaan waktu, fasilitas, biaya dan tenaga dapat dilaksanakan sehemat mungkin serta dapat mencapai hasil yang maksimal. Metode dikatakan relevan apabila waktu penggunaan hasil pengolahan dengan tujuan yang hendak dicapai tidak terjadi penyimpangan. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian Ex Post Facto. Sugiyono (1999:7) mengemukakan bahwa penelitian ex post facto adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi dan kemudian melihat ke belakang mengenai faktor-faktor yang dapat menimbulkan kejadian tersebut. Adapun Sukardi (2003:174) menjelaskan bahwa penelitian Ex post Facto merupakan penelitian dimana rangkaian variabel-variabel bebas telah terjadi, ketika peneliti mulai melakukan pengamatan terhadap variabel terikat. Dalam suatu penelitian perlu adanya desain penelitian, yang gunanya untuk memudahkan dan menunjang penelitian supaya lebih terarah. Selanjutnya penelitian ini menggunakan desain penelitian ex post facto, dengan metode yang menitik beratkan pada penelitian komparatif. Mengenai hal ini, M. Natsir (1999:68) menyatakan Penelitian komparatif adalah sejenis penelitian deskriptif yang ingin mencari jawaban secara mendasar tentang sebab akibat, dengan menganalisa faktor-faktor penyebab terjadinya ataupun munculnya suatu

16 fenomena tertentu. Pada desain ini, sampel dibagi menjadi dua kelompok yakni kelompok yang seolah-olah diberikan perlakuan dan satu kelompok tidak melakukan perlakuan dan berfungsi sebagai kelompok kontrol atau pembanding. Untuk memperjelas tentang desain penelitian ex post facto yang dimaksud dapat dilihat pada gambar 3.1 berikut: A1 A2 B1 B2 C C C C Gambar 1.1 Desain Penelitian Ex Post Facto Keterangan: A 1 : A 2 : B 1 : B 2 : C : Kelompok Siswa Motivasi Belajar Tinggi Kelompok Siswa Motivasi Belajar Rendah Kelompok Siswa yang Ikut Ekstrakurikuler Kelompok Siswa yang Tidak Ikut Ekstrakurikuler Prestasi Belajar Kelompok Pendidikan Jasmani

17 G. Definisi operasional Untuk menghindari salah penafsiran tentang suatu istilah sehingga menimbulkan kekeliruan dan mengaburkan pengertian yang dimaksud, maka penulis jelaskan secara singkat pengertian-pengertian dari istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini. Adapun istilah-istilah tersebut adalah sebagai berikut: 1. Prestasi belajar Menurut S. Nasution (1996:17) prestasi belajar adalah: Kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berfikir, merasa dan berbuat. Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek yakni: kognitif, affektif dan psikomotor, sebaliknya dikatakan prestasi kurang memuaskan jika seseorang belum mampu memenuhi target dalam ketiga kriteria tersebut. Prestasi belajar yang dimaksud dalam konteks penelitian ini adalah nilai akademik siswa dalam mata pelajaran pendidikan jasmani yang terdapat di dalam laporan hasil belajar siswa (raport). 2. Kegiatan Ekstrakurikuler techonly13 (2009) mengemukakan bahwa: Kegiatan Ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran dan pelayanan konseling untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di sekolah/ madrasah.

18 Kegiatan ekstrakurikuler yang dimaksud dalam penelitian ini adalah ekstrakurikuler kecabangan olahraga yang terselenggara secara resmi di sekolah untuk mengembangkan minat dan bakat siswa dalam kecabangan olahraga tersebut. 3. Motivasi Belajar Sardiman (2004:75) mengemukakan bahwa motivasi belajar adalah: Keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai. Motivasi belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah keseluruhan daya penggerak pada diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar siswa terhadap pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah.