RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH KOTA PALANGKARAYA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. Republik Indonesia tanggal 11 Mei 1959, mengesahkan Undang-Undang

PERENCANAAN PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH KELURAHAN KAYAWU KOTA TOMOHON

PERENCANAAN PENINGKATAN PELAYANAN AIR BERSIH DI KECAMATAN TANJUNGPANADN KEBUPATEN BELITUNG

KAJIAN ALTERNATIF PENYEDIAAN AIR BAKU UNTUK PENGEMBANGAN BUDIDAYA PERIKANAN DESA PAMOTAN KECAMATAN DAMPIT KABUPATEN MALANG

STUDI EVALUASI DAN PENGEMBANGAN JARINGAN DISTRIBUSI AIR BERSIH PDAM KOTA MALANG PADA KECAMATAN KEDUNGKANDANG SKRIPSI

ANALISIS KEBUTUHAN AIR BERSIH (PDAM) KABUPATEN REJANG LEBONG PROVINSI BENGKULU UNTUK 10 TAHUN KE DEPAN

PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA SEA KECAMATAN PINELENG KABUPATEN MINAHASA

pekerjaan yang sistematis mulai dari awal sampai selesainya pekerjaan, sehingga

PENGEMBANGAN SISTIM PELAYANAN AIR BERSIH

STUDI KEBUTUHAN AIR PERKOTAAN BANJARMASIN SEBAGAI IBUKOTA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN ABSTRAK

STUDI EVALUASI DAN PENGEMBANGAN JARINGAN DISTRIBUSI AIR BERSIH PDAM KOTA MALANG PADA KECAMATAN KEDUNGKANDANG

STUDI PERENCANAAN DISTRIBUSI AIR BERSIH DI KECAMATAN NGUNUT KABUPATEN TULUNGAGUNG ABSTRAK

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH UNTUK ZONA PELAYANAN IPA PILOLODAA KOTA GORONTALO

PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA TANDENGAN, KECAMATAN ERIS, KABUPATEN MINAHASA

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PERENCANAAN PENGEMBANGAN SISTEM DISTRIBUSI AIR MINUM KOTA BANGKALAN

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR PEJOMPONGAN II DENGAN METODE KONVENSIONAL

BAB IV GAMBARAN UMUM

Tabel IV.1 Guna Lahan Perumahan Dan Proyeksi Jumlah Penduduk

KAJIAN PENGEMBANGAN SUMUR RESAPAN AIR HUJAN

PERENCANAAN PENGEMBANGAN SISTEM GRESIK WILAYAH KOTA. Choiriyah Hastuningtiyas Handoko Dosen Pembimbing : Ir. Hari Wiko Indarjanto, MEng.

BAB III PENENTUAN KEBUTUHAN AIR MINUM

BAB V GAMBARAN UMUM PROPINSI JAWA BARAT. Lintang Selatan dan 104 o 48 '- 108 o 48 ' Bujur Timur, dengan luas wilayah

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR. Provinsi Jawa Timur membentang antara BT BT dan

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

DESAIN SISTEM JARINGAN DAN DISTRIBUSI AIR BERSIH PEDESAAN (STUDI KASUS DESA WAREMBUNGAN)

STRATEGI PDAM KOTA TOMOHON DALAM MENINGKATKAN PELAYANAN AIR BERSIH

KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN KATINGAN DAN KOTA PALANGKA RAYA

KAJIAN SISTEM DRAINASE KOTA BIMA NUSA TENGGARA BARAT

PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA RANOLAMBOT KECAMATAN KAWANGKOAN BARAT KABUPATEN MINAHASA

PROFIL KABUPATEN / KOTA

Kata kunci: Evaluasi, Sistem Distribusi Air Bersih, Penurunan Tingkat Kehilangan Air

KONSEP PENGEMBANGAN SUMUR RESAPAN DI KAMPUNG HIJAU KELURAHAN TLOGOMAS KOTA MALANG

BAB 1 Pendahuluan. Secara umum air yang terdapat di alam yang dapat dikonsumsi oleh manusia bersumber dari:

BAB IV DASAR PERENCANAAN SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH

PROFIL KABUPATEN / KOTA

BAB IV PENENTUAN KEBUTUHAN AIR MINUM DI WILAYAH PERENCANAAN

PENGEMBANGAN SISTEM PELAYANAN AIR BERSIH DI KELURAHAN GURABUNGA KOTA TIDORE KEPULAUAN

V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

Kecamatan Nanggulan secara administratif terbagi 6 (enam) desa yang

BAB III PENENTUAN KEBUTUHAN AIR MINUM

PERENCANAAN JARINGAN AIR BERSIH DESA KIMA BAJO KECAMATAN WORI

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

RENCANA INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KOTA BALIKPAPAN

PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA MOTONGKAD UTARA KECAMATAN NUANGAN KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TIMUR

PENGARUH PENAMBAHAN DEBIT KEBUTUHAN PADA ZONA PELAYANAN AIR BERSIH DI PDAM TIRTA MEULABOH

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

-1- DOKUMEN STANDAR PERENCANAAN TEKNIS TERINCI

PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI KAWASAN PERUMAHAN GRIYA PEMULA (WELONG ABADI) KECAMATAN PALDUA MANADO

PERENCANAAN SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH DI DESA TAMBAKRIGADUNG KECAMATAN TIKUNG KABUPATEN LAMONGAN

LAPORAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN JARINGAN PIPA UTAMA PDAM KABUPATEN KENDAL

STRATEGI OPTIMASI DIMENSI PIPA DISTRIBUSI JARINGAN AIR BERSIH

ANALISIS KEBUTUHAN AIR BERSIH DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR SUMATERA SELATAN

BAB VII PERHITUNGAN RINCI PENGEMBANGAN SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH UTAMA KOTA NIAMEY

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pada umumnya pembangunan ekonomi selalu diartikan sebagai

BAB III Data Lokasi 3.1. Tinjauan Umum DKI Jakarta Kondisi Geografis

PEDOMAN STANDAR HARGA SATUAN INVESTASI SPAM

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. besar kedua di Jawa Timur setelah Kota Surabaya. Kota Malang merupakan salah

PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DESA LOBONG, DESA MUNTOI, DAN DESA INUAI KECAMATAN PASSI BARAT KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Air bersih merupakan kebutuhan dasar bagi manusia sehingga menjadi hal

STATISTIK DAERAH KECAMATAN JEKAN RAYA 2013

PERENCANAAN PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH IKK ALALAK

ANALISIS PERUBAHAN LUASAN AREAL PERTANAMAN DAERAH IRIGASI UPT-1 SUNGAI PAKU BERDASARKAN DEBIT AIR PADA SALURAN PRIMER BENDUNGAN SUNGAI PAKU

Katalog BPS : BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PALANGKA RAYA

BAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

penduduk yang paling rendah adalah Kabupaten Gunung Kidul, yaitu sebanyak 454 jiwa per kilo meter persegi.

Kata Kunci : IPA Penet, Daerah Layanan, Jaringan Distribusi Utama, Suplesi dan software WaterNet

STUDI KELAYAKAN AIR BAKU SUMBER NGUNCAR DI KECAMATAN KAMPAK KABUPATEN TRENGGALEK JAWA TIMUR

STUDI SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI PULAU BARRANG LOMPO KECAMATAN UJUNG TANAH KOTA MAKASSAR

SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH KOMUNAL DESA KANIGORO KECAMATAN SAPTOSARI GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA

PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA MUNTE KECAMATAN LIKUPANG BARAT KABUPATEN MINAHASA UTARA

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR

BAB I PENDAHULUAN. Rencana pengembangan suatu kota pada dasarnya sangat erat kaitannya

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec

IDENTIFIKASI KERUSAKAN AKIBAT BANJIR BANDANG DI BAGIAN HULU SUB DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) LIMAU MANIS ABSTRAK

PROFIL KABUPATEN / KOTA

BAB II GAMBARAN UMUM DAN KONDISI EKSISTING PELAYANAN PDAM TIRTA DARMA AYU

PROFIL KABUPATEN / KOTA

TUGAS KELOMPOK PREDIKSI KEBUTUHAN DOMESTIK AIR BERSIH DI SUATU KLASTER PERUMAHAN/SUATU DAERAH BAHAN PRESENTASI DISUSUN OLEH :... NIM :...

IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. Bandar Lampung merupakan Ibukota Provinsi Lampung yang merupakan daerah

PRASARANA WILAYAH DAN KOTA I RP JARINGAN AIR BERSIH

STRATEGI PENINGKATAN PELAYANAN PDAM KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN GUNA PEMENUHAN KEBUTUHAN AIR BERSIH MASYARAKAT KOTA SO E

PENINGKATAN KINERJA DAN PROFESIONALISME TENAGA PENDIDIK/GURU DI KOTA PALANGKA RAYA. Oleh : TONIC UDA Dosen FKIP Universitas Palangka Raya ABSTRAK

PERENCANAAN PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI KELURAHAN BATU PUTIH BAWAH KECAMATAN RANOWULU-BITUNG

PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA DUMOGA II KECAMATAN DUMOGA TIMUR KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

BAB II DESKRIPSI WILAYAH PERENCANAAN 2.1. KONDISI GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI

IV. KONDISI UMUM WILAYAH

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi DKI Jakarta terletak pada posisi Lintang Selatan dan Bujur

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi

BAB I PENDAHULUAN. Bali adalah salah satu propinsi di Indonesia dengan luas wilayah keseluruhan 5.686

1.1 Latar Belakang 1

PROFIL KABUPATEN / KOTA

Transkripsi:

Spectra Nomor 1 Volume VI Juli 008: 36-43 RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH KOTA PALANGKARAYA Hirijanto Dosen Teknik Pengairan FTSP ITN Malang ABSTRAKSI Kota Palangkaraya sebagai Ibukota Propinsi Kalimantan Tengah memiliki laju pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi dengan ratarata pertumbuhan penduduk per tahunnya sebesar,55% dengan jumlah penduduk pada tahun 001 sebesar 156.818 jiwa. Pada waktu yang akan datang pemenuhan akan air bersih akan selalu mengalami peningkatan. Keadaan layanan air bersih pada tahun 001 sebesar 68.750 sambungan rumah (SR) dan hidran umum / kran umum (HU/KU) sebanyak 15 unit, Dengan sumber air Sungai Kahaya yang memiliki debit 180 lt/dt masih cukup memungkinkan untuk pengembangan sistem distribusi air bersih di tahun-tahun mendatang. Dari hasil analisa diperoleh peningkatan pelayanan air bersih dari 44% pada tahun 001 menjadi 64% pada tahun 011 atau sama dengan penambahan sebanyak 161.84 sambungan rumah (SR) dan HU/KU sebanyak 0 unit. Peningkatan porsentase pelayanan ini tidak terlalu besar dikarenakan pertimbangan sumber air yang tersedia. Untuk mampu mendistribusikan air bersih direncanakan kapasitas reservoir sebesar.68,7 m 3 dengan demensi 4m x 16m x 5m. Selain itu, juga diperlukan pengembangan jaringan pipa distribusi untuk memenuhi kebutuhan air bersih di Kota Palangkaraya. Kata Kunci : Air Bersih, Jaringan Distribusi, Palangkaraya. PENDAHULUAN Latar Belakang Dari jumlah air yang ada di bumi kurang lebih 1.400.000.000 km 3 ini hanya sebagian kecil yang bisa dipergunakan. Dengan adanya sumber air yang terbatas ini, maka diperlukan banyak cara agar sumber air yang ada sekarang ini dapat memenuhi kebutuhan manusia akan air bersih. Air yang dibutuhkan oleh manusia adalah air yang memenuhi standar kualitas air minum. Karena sumber air baku yang ada sekarang ini masih mengandung zat-zat yang dapat merugikan manusia, maka perlu adanya 36

Distribusi Air Bersih Hirijanto suatu sistem pengolahan air bersih agar nantinya dapat disalurkan ke masyarakat, luas sehingga tidak merugikan. Standar kualitas air bersih adalah air yang tidak mempunyai bau, rasa, dan warna, serta terdiri dari hidrogen dan oksigen dengan rumus kimia H O. Dengan demikian, air dengan persyaratan tersebut dapat digunakan dengan tidak membahayakan masyarakat. Sebaliknya, air yang kotor akan menyebabkan penyakit serta mengurangi daya kerja dan produksi seseorang. Oleh sebab itu, sangatlah penting melihat mutu dari suatu air. Agar air yang ada tidak terbuang dengan sia-sia, maka perlu adanya penyaluran air bersih atau pendistribusian air bersih. Air yang disalurkan harus rata sesuai dengan tingkat kebutuhan masyarakat tersebut. Sistem distribusi yang ekstensif diperlukan untuk menyuplai air ke masing-masing konsumen dengan jumlah dibutuhkan dan tekanan yang memuaskan. Dengan ketelitian dalam pendistribusian air bersih akan mengoptimalkan pelayanan akan air bersih. Kota Palangkaraya sebagai Ibukota Propinsi Kalimantan Tengah memiliki laju pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi dengan rata-rata pertumbuhan penduduk per tahunnya sebesar,55%. Total jumlah penduduk yang ada di Kota Palangkaraya sampai dengan tahun 001 adalah 156.818 jiwa. Pada waktu yang mendatang, pemenuhan air bersih akan selalu mengalami peningkatan. Pada saat ini pelayanan yang sudah diberikan oleh PDAM Kota Palangkaraya kepada pelanggan hanya mencakup 44% dari jumlah penduduk yang ada sekarang ini. Permasalahan-permasalahan yang ada di PDAM Kota Palangkaraya saat ini adalah banyak calon pelanggan yang belum terlayani karena tidak terjangkaunya pendistribusian air, sejalan dengan bertambahnya jumlah penduduk yang diikuti dengan berkembangnya perumahan, industri, dan fasillitas lainnya yang semua itu memerlukan suplai air bersih dari PDAM. Berdasarkan uraian permasalahan tersebut di atas, maka perlu dilakukan pengembangan sistem distribusi air bersih, khususnya di Kota Palangkaraya, guna melayani secara maksimal. Kondisi Eksisting PDAM Kota Palangkaraya Potensi sumber-sumber air baku di PDAM Kota Palangkaraya adalah Sungai Kahayan yang memiliki ketinggian muka air 5-7 meter. Jadi, dilihat dari potensi sumber air yang ada sangat memungkinkan untuk melayani Kota Palangkaraya. Jumlah penduduk yang harus dilayani hingga saat ini adalah sebesar 156.818 jiwa. Dilihat dari segi teknis, kondisi jaringan pipa transmisi dan distribusi dalam kondisi masih baik dan memungkinkan untuk menyalurkan air hingga ke pelanggan. 37

Spectra Nomor 1 Volume VI Juli 008: 36-43 Tujuan Perencanaan Perencanaan jaringan pendistribusian air bersih untuk Kota Palangkaraya bertujuan untuk memberikan pelayanan yang optimal bagi seluruh pelanggan maupun calon pelanggan. Batasan Masalah Batas perencanaan ini dipertimbangkan atas dasar analisa proyeksi jumlah penduduk dan proyeksi kebutuhan air bersih yang meliputi kebutuhan akan air domestik dan non domestik sampai dengan tahun 011. GAMBARAN WILAYAH STUDI Kondisi Fisik Secara geografis Kota Palangkaraya terletak pada posisi 6 0 40 7 0 0 Bujur Timur dan 1 0 30 0 30 Lintang Selatan. Kota Palangkaraya memiliki luas wilayah.400 km dengan topografi tanah datar dan berbukit. Wilayah administrasi meliputi (dua) wilayah kecamatan serta memiliki 1 kelurahan dengan perincian sebagai berikut: Kecamatan Pahandut, terdiri dari 11 kelurahan dengan luas 1.071 km Kecamatan Bukit Batu, terdiri dari 10 kelurahan dengan luas 1.39 km Sedangkan batas-batas wilayah Kota Palangkaraya adalah sebagai berikut: Sebelah utara : berbatasan dengan wilayah Gunung Mas Sebelah selatan : berbatasan dengan wilayah Pulang Pisau Sebelah barat : berbatasan dengan wilayah Katingan Kawasan pusat Kota Palangkaraya yang merupakan wilayah rencana RDTRK bagian dari Kelurahan Pahandut, Panarung, Bukit Tunggal, Langkai, Menteng, pusat Kereng Bangkirai, Kalampangan, Bereng Bengkel, Tumbang Rungan, dan Petuk Katimpun. Kemiringan lahan kawasan kota Palangkaraya hampir seluruhnya relatif datar (0-4 %). Secara topografis sebagian luas lahan layak untuk pengembangan perkotaan, hanya terdapat masalah dimana luas lahan tersebut bergambut dan tergenang sepanjang tahun. Struktur tanah geologi di Kota Palangkaraya sebagian besar berupa endapan kuarter dan sebagian batuan kuarsa. Endapan kuarter ini membentuk lahan bergambut, sehingga kurang cocok untuk lahan perkotaan dan sebagian besar terdapat di wilayah Selatan, yaitu kecamatan Pahandut. Hal ini dikarenakan lahan yang bergambut memiliki lahan organik yang tinggi, volume udara tanah yang besar, dan mudah menyerap air sehingga akan mengurangi daya tekan dan daya beban. 38

Distribusi Air Bersih Hirijanto Pada wilayah lain terdapat lahan yang terbentuk dari mineral batu kuarsa, kaolin, dan granodiarit (batu gunung) yang memiliki sifat sebaliknya, yaitu memiliki daya tekan yang kuat. Lahan ini sebagian besar berada di bagian Utara, yaitu di kecamatan Bukit Batu yang merupakan kawasan pertambangan dan galian. Struktur geologi di kanan dan kiri sungai terbentuk dari endapan alluvial yang relatif cukup subur, sehingga banyak dijadikan tempat permukiman penduduk, yaitu. Di wilayah di Sungai Rungan, Kahayan, dan Sebangau. Dilihat dari struktur geologi, maka wilayah yang memiliki kondisi lahan yang cukup stabil sebagian besar terdapat di wilayah bagian Utara (Kecamatan Bukit Batu), dimana lahan tersebut memiliki daya tekan dan daya beban yang kuat, serta memiliki kestabilan tanah yang baik. Kondisi Non Fisik Berdasarkan data statistik hasil sensus tahun 001, jumlah penduduk Kota Palangkaraya yang memiliki luas.400 km adalah 156.818 jiwa dengan kepadatan penduduk rata-rata 67 jiwa tiap kilometer persegi. Jumlah pnduduk dirinci per wilayah kecamatan dan luas daerah adalah sebagai berikut: Kecamatan Pahandut, luas 1.071 km dengan jumlah penduduk adalah 141.9 jiwa. Kecamatan Bukit Batu, luas 1.39 km dengan jumlah penduduk adalah 14.896 jiwa. Perekonomian Kota Palangkaraya tercermin dalam Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), sedangkan perekonomian kawasan perencanaan secara asumsi meliputi lebih dari 90% PDRB Palangkaraya, kecuali untuk sektor pertanian dan sektor pertambangan/penggalian. Selain sektor pertanian dan pertambangan, sektor lainnya merupakan sektor yang didominasikan oleh kawasan perkotaan. Pertumbuhan ekonomi Kota Palangkaraya pada tahun 1999 adalah sebesar 0,18% sama dengan angka pertumbuhan ekonomi yang dicapai pada tahun 1998. Kota Palangkaraya hingga tahun 1997 memiliki fasilitas pendidikan yang terdiri dari 74 unit STK, 31 unit SD, 33 unit SLTP, dan 16 unit SLTA; sedangkan untuk akademi dan Perguruan Tinggi adalah 13 unit. Dari segi fasilitas kesehatan, Kota Palangkaraya memiliki 3 unit rumah sakit, termasuk Rumah Sakit Umum Pusat. Selain rumah sakit, terdapat pula fasilitas kesehatan lainnya, seperti Puskesmas, Balai Pengobatan, Klinik Keluarga Berencana, serta Balai Kesehtan Ibu dan Anak. 39

Spectra Nomor 1 Volume VI Juli 008: 36-43 GAMBARAN PELAYANAN AIR BERSIH Pelayanan PDAM Menurut survei di lapangan, tingkat pelayanan PDAM apabila dilihat dari jumlah penduduk Kota Palangkaraya sebesar 156.818 jiwa hingga saat ini hanya mencapai 44%. Rendahnya tingkat layanan PDAM menunjukan beratnya tantangan yang akan datang guna mencapai kemaksimalan pelayanan yang prima. Kondisi Sumber Air Sumber air sangatlah penting untuk kebutuhan air bersih. Tanpa adanya sumber air, maka kebutuhan akan air bersih tidak akan ada. Sumber air bersih yang digunakan adalah air dari Sungai Kahayan yang berada di pinggiran Kota Palangkaraya. Tinggi air kurang lebih 5 7 meter. Jarak sumber Sungai Kahayan dengan dengan bangunan pengolahan kurang lebih 300 m. Sungai Kahayan merupakan salah satu alternatif sumber air baku saat ini. Hal ini didasarkan atas pertimbangan, selain terletak di pusat kota, juga kualitas air permukaannya cukup baik. Sebagai pengantar air baku ke bangunan pengolahan menggunakan pompa benam atau submersible pump yang bekerja selama 4 jam secara bergantian. Pompa ini terdiri dari 3 unit dengan masing-masing kapasitas pompa (Q) adalah 10 lt/detik. Kondisi Bangunan Reservoir PDAM Kota Palangkaraya memiliki 1 (satu) buah reservoir yang terletak d tengah Kota Palangkaraya. Lokasi atau letak bangunan reservoir sangat efisien karena kurang lebih 300 meter dari Sungai Kahayan yang merupakan sumber air bersih. Kapasitas reservoir ini mencapai.500 m 3. Bangunan tersebut menggunakan konstruksi beton bertulang dan kondisi banguan hingga saat ini cukup baik. Keadaan Jaringan Transmisi dan Distribusi Air baku dialirkan melalui jaringan pipa transmisi sampai dengan bangunan pengolahan air. Pipa yang digunakan adalah pipa GI Ø 500 mm dengan jarak 5 meter. Hingga saat ini kondisi pipa transmisi cukup baik untuk digunakan beberapa tahun ke depan. Pipa distribusi terdiri dari pipa primer, sekunder, dan tersier; sedangkan jenis pipa yang digunakan adalah pipa PVC dengan jarak 6.360 meter. Diameter pipa yakni 400, 300, 50, dan 00 mm dengan kondisi yang baik. Adapun perinciannya adalah sebagai berikut: 40

Distribusi Air Bersih Hirijanto Tabel 1. Kondisi Pipa Distribusi Eksisting PDAM Kota Palangkaraya Uraian Jenis Pipa Diameter (mm) Kondisi Pipa Distribusi PVC PVC PVC PVC 400 300 50 00 Pipa Transmisi GI 500 Sumber : PDAM Kota Palangkaraya ANALISA DAN PEMBAHASAN Proyeksi Kebutuhan Air Bersih Proyeksi kebutuhan air bersih sampai dengan tahun 011 dapat dilihat pada tabel-tabel di bawah ini. Tabel. Proyeksi Kebutuhan Air Bersih Kecamatan Bukitbatu No. Keterangan Satuan Data Proyeksi 007 008 009 010 011 1 Jumlah Penduduk jiwa 0536 1476 416 3355 495 Luas Daerah km 139 139 139 139 139 3 Kepadatan penduduk jiwa/km 15 16 17 18 18 Tingkat Pelayanan 4 Penduduk terlayani % 67,00 69,00 71,00 73,00 75,00 5 Penduduk terlayani jiwa 13759 14818 15915 17049 181 6 Sambungan Rumah (SR) unit 1356 14568 15649 16766 17938 7 Hidran/Kran umum (HU/KU) unit 14 15 16 17 17 8 Kebutuhan HU/KU lt/dt 0,49 0,5 0,56 0,59 0,59 9 Kebutuhan Air perkapita lt/or/hr 130 130 130 130 130 10 Kebutuhan air SR lt/dt 18,60 0,04 1,54 3,09 4,86 11 Kebutuhan air domestik lt/dt 19,08 0,56,09 3,69 5,45 1 Kebutuhan air non domestik lt/dt 14,06 14,39 14,7 15,06 15,39 13 Sub total lt/dt 33,14 34,95 36,81 38,75 40,84 14 Kehilangan /kebocoran % 0 0 0 0 0 15 Kehilangan /kebocoran lt/dt 6,63 6,99 7,36 7,75 8,17 16 Kebutuhan total lt/dt 39,77 41,94 44,18 46,49 49,01 17 Kebutuhan Hari maks. lt/dt 45,74 48,3 50,80 53,47 56,36 18 Kebutuhan jam puncak lt/dt 68,60 7,35 76,1 80,0 84,54 Sumber: Hasil Analisa 41

Spectra Nomor 1 Volume VI Juli 008: 36-43 Tabel 3. Proyeksi Kebutuhan Air Bersih Kota Palangkaraya No. Keterangan Satuan Data Proyeksi 007 008 009 010 011 1 Jumlah Penduduk jiwa 13.931 3.450 3.969 4.488 5.007 Luas Daerah km 1071 3 Kepadatan penduduk jiwa/km 00 Tingkat Pelayanan 1071 1071 1071 1071 09 18 6 35 4 Penduduk terlayani % 56,00 58,00 60,00 6,00 64,00 5 Penduduk terlayani jiwa 119.801 19.601 139.781 150.343 161.84 6 Sambungan Rumah (SR) unit 119.501 19.301 139.465 150.06 160.951 7 Hidran/Kran umum (HU/KU) unit 18 18 19 19 0 8 Kebutuhan HU/KU lt/dt 0,63 0,63 0,66 0,66 0,69 9 Kebutuhan Air perkapita lt/or/hr 130 130 130 130 130 10 Kebutuhan air SR lt/dt 177,55 19,9 07,46 3,35 39,66 11 Kebutuhan air domestik lt/dt 178,17 19,9 08,1 4,01 40,36 1 Kebutuhan air non domestik lt/dt 54,31 57,56 60,9 64,41 67,98 13 Sub total lt/dt 3,48 50,48 69,04 88,4 308,34 14 Kehilangan /kebocoran % 19 19 18 18 18 15 Kehilangan /kebocoran lt/dt 44,17 47,59 48,43 51,9 55,50 16 Kebutuhan total lt/dt 76,66 98,07 317,47 340,34 363,84 17 Kebutuhan Hari maks. lt/dt 318,15 34,78 365,09 391,39 418,4 18 Kebutuhan jam puncak lt/dt 477,3 514,17 547,63 587,08 67,6 Sumber: Hasil Analisa Keterangan: 1. Jumlah penduduk : Proyeksi jumlah penduduk, menggunakan metode Aritmatik. Luas Area : Luas daerah yang dilayani 3. Kepadatan penduduk : Jumlah penduduk dibagi luas area 4. Penduduk terlayani : Diperhitungkan 5. Penduduk terlayani : Jumlah penduduk x % penduduk terlayani (diperhitungkan) 6. Sambungan Rumah : Penduduk terlayani dikurangi jml HU dibagi jml orang/rumah 7. Hidran Umum : Diperhitungkan 8. Kebutuhan HU : Jumlah HU x jumlah orang tiap HU x kebutuhan per orang 9. Kebutuhan air perkapita : Diperhitungkan 10. Keb. air SR : Penduduk terlayani dikurangi jml org HU x keb. air perkapita 11. Kebutuhan air domestik : Kebutuhan HU + kebutuhan SR 1. Kebutuhan air non domestik :Total kebutuhan air non domestik 13. Sub total : Keb. Air domestik + Keb. Air non domestik 14. Kehilangan/kebocoran (%) : Diperhitungkan sebagai angka keamanan 15. Kehilangan/kebocoran : (%) kehilangan x sub total 16. Kebutuhan Total : Sub. Total + kebocoran 17. Kebutuhan hari maksimum : Kebutuhan total x 1.15 18. Kebutuhan jam puncak : 1.5 x kebutuhan hari maks 4

Distribusi Air Bersih Hirijanto KESIMPULAN Berdasarkan kajian dan analisa yang telah dilakukan, maka dapat disampaikan beberapa kesimpulan, yaitu: 1. Hasil proyeksi penduduk dengan Metode Aritmatik didapat jumlah penduduk pada tahun 011 adalah sebesar 5.007 jiwa.. Berdasarkan hasil proyeksi kebutuhan air bersih, maka didapat total kebutuhan air bersih adalah sebesar 308.34 lt/dtk. 3. Dari hasil analisa data eksisiting instalasi pengolahan air, maka diperlukan instalasi pengolahan air baru karena instalasi pengolahan air yang ada sekarang ini yang berkapasitas 180 lt/dt sudah tidak mencukupi sampai dengan tahun 011 sebesar 308.34 lt/dtk. 4. Dari data kapasitas reservoir eksisiting sebesar.500 m 3, maka untuk prediksi sampai dengan tahun 011 diperlukan penambahan reservoir sebesar 496.8 lt/dt agar dapat mencukupi kebutuhan jam puncak sebesar 648.90 lt/dt. 5. Berdasarkan perhitungan kapasitas reservoir didapat Qkomulatif sebesar 68.7 m 3. 6. Dimensi reservoir direncanakan berbentuk persegi empat berkapasitas /3 dari volume reservoir. Tinggi reservoir direncanakan 5 m, lebar 16 m, dan panjang 4 m. 7. Volume tampungan direncanakan berbentuk silinder dan memiliki volume 1/3 dari volume tampungan. Didapat diameter sebesar 16 m dan tinggi 5,5 m. 8. Pipa terbesar yang digunakan dalam perencanaan jaringan distribusi air bersih yakni 500 mm, sedangkan yang terkecil yakni 150 mm. DAFTAR PUSTAKA Kodoatie, Robert J. 00. Hidrolika Terapan Aliran Pada Saluran Terbuka dan Pipa. Yogyakarta: Andi. Lisley, Ray K. Franzini, Joseph B. Sasongko, Djoko. 1985, Teknik Sumber Daya Air. Jilid 1 Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga. Purjito, Bambang. Diktat Mata Kuliah Penyediaan Air Bersih. Malang. Sularso. Tahara, Haruo. 004. Pompa dan Kompresor: Pemilihan, Pemakaian, dan Pemeliharaan. Jakarta: Pradnya Paramita. Sutrisno, Totok C, dkk. 00. Teknologi Penyediaan Air Bersih. Jakarta: Rineka Cipta. Triatmojo, Bambang. 1993. Hidraulika II. Edisi Kedua. Yogyakarta: Beta Offset. 43