BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia. Menurut Undang-undang Republik Indonesia nomor 2

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. baik jika ada komunikasi yang baik antara guru dengan siswa maupun siswa

BAB I PENDAHULUAN. sesuai nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat. Pendidikan merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dalam kehidupan sehari-hari sangatlah penting. Manusia tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu pesat,

I. PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu bidang studi yang menduduki peranan penting

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dan kreativitasnya melalui kegiatan belajar. Oleh

I. PENDAHULUAN. disebut proses komunikasi. Proses komunikasi berguna untuk menciptakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nurul Qomar, 2013

BAB V PEMBAHASAN. analisis deskriptif. Berikut pembahasan hasil tes tulis tentang Kemampuan. VII B MTs Sultan Agung Berdasarkan Kemampuan Matematika:

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi siswa yaitu Sekolah. Melalui pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan belajar. Menurut Effendy (2000: 13), komunikasi adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II KAJIAN TEORETIS. (2006:10) mengemukakan, Belajar matematika merupakan suatu perubahan. praktis bersikap positif, bertindak aktif dan kreatif.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan dunia pendidikan menuntut guru untuk efektif dalam

I. PENDAHULUAN. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1

I. PENDAHULUAN. Salah satu tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sebagaimana

TINJAUAN PUSTAKA. Komunikasi merupakan hal yang sangat penting bagi manusia. Komunikasi dapat

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi antar siswa, siswa dengan fasilitas belajar, ataupun dengan guru.

BAB II KAJIAN TEORITIK. a. Kemampuan Komunikasi Matematis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Helen Martanilova, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I BAB I PENDAHULUAN. peserta didik ataupun dengan gurunya maka proses pembelajaran akan

BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan di Indonesia mengindikasikan bahwa matematika sangatlah

II. TINJAUAN PUSTAKA. solusi dari masalah tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapat Alhadad (2010: 34)

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) (BSNP,

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini sangat berperan dalam upaya

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu upaya untuk memberikan pengetahuan, wawasan,

BAB I PENDAHULUAN. adanya keterlibatan atau partisipasi yang tinggi dari siswa dalam

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari Sekolah Dasar sampai dengan Perguruan Tinggi. Matematika telah

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan dalam kehidupan nyata merupakan tujuan pendidikan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. pada pokok bahasan segiempat sebagai berikut:

PENINGKATAN KOMUNIKASI MATEMATIS MELALUI MODEL TSTS SISWA KELAS VII D SMP NEGERI 24 PURWOREJO

PEMAHAMAN KONSEP DAN KOMUNIKASI MATEMATIK DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF CO-OP CO-OP

BAB I PENDAHULUAN. manusia, dengan pendidikan manusia berusaha mengembangkan potensi yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Setiap negara menganggap penting pendidikan. Pendidikan berperan penting bagi

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aspek penting yang menjadi salah satu prioritas utama

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Tugas Makalah Mata Kuliah Standar Kompetensi Guru Matematika. Dosen : Prof. Dr. Hj. Rahayu Kariadinata, M.Pd

BAB 1 PENDAHULUAN. sadar merencanakan kegiatan pengajarannya secara sistematis dengan

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi merupakan komponen penting karena membantu dalam proses

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray

BAB II LANDASAN TEORI. berasal dari kata latin communicatio dan bersumber dari kata

I. PENDAHULUAN. Matematika merupakan pengetahuan yang bersifat universal dan mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan dan keterampilan intelektual. Matematika juga merupakan. lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, antara lain pembaharuan kurikulum, peningkatan kualitas tenaga. pendidik dan peningkatan sarana dan pra sarana.

BAB II ANALISIS KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DALAM MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TSTS Dengan Pendekatan CTL Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Lisan dan Koneksi Matematis

I. PENDAHULUAN. Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 disebutkan salah satu Tujuan

I. PENDAHULUAN. dan berlangsung sepanjang hayat. Menurut UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. depannya pada hal-hal yang baik. Menurut Sagala (2013 : 3) Pendidikan adalah

BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi telah berkembang secara pesat sehingga cara berpikir

II. TINJAUAN PUSTAKA. Komunikasi adalah istilah yang sering didengar dalam kehidupan sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Everett M Rogers dalam Latifah (2011:12) mengemukakan bahwa komunikasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang konsep, kaidah,

BAB I PENDAHULUAN. maupun kewajiban sebagai warga negara yang baik. Untuk mengetahui

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dalam Pelajaran Matematika Untuk Meningkatkan CBSA (Bandung: Tarsito, 2006),

I. PENDAHULUAN. berperan penting dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMBELAJARAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL MELAUI MODEL KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY. Oleh Yuhasriati 1 Nanda Diana 2

I. PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang termuat dalam kurikulum

BAB I PENDAHULUAN. kesamaan, perbedaan, konsistensi dan inkonsistensi. tahu, membuat prediksi dan dugaan, serta mencoba-coba.

II. TINJAUAN PUSTAKA. dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. matematika yaitu kemampuan pemecahan masalah (problem solving),

Siti Chotimah Pendidikan Matematika, STKIP Siliwangi Bandung

BAB I PENDAHULUAN. dan teknologi mewarnai dan menjadi salahsatu faktor penting penunjang aktifitas

BAB II KAJIAN TEORETIS

TINJAUAN PUSTAKA. 1. Strategi Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) Felder (1994: 5) menjelaskan bahwa dalam strategi TAPPS siswa mengerjakan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai mahluk yang diberikan kelebihan oleh Allah swt dengan

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat komunikasi sangat dibutuhkan untuk beraktivitas. Seseorang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia efektivitas berasal dari kata efektif yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. matematika. Matematika dapat membekali siswa untuk memiliki kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Istilah komunikasi berasal dari kata latin Communicare atau Communis yang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II KAJIAN TEORITIK. NCTM (2000) menyatakan bahwa komunikasi matematis merupakan

I. PENDAHULUAN. sebagai upaya menunjukkan eksistensi diri. Salah satu bidang yang menunjang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yeni Febrianti, 2014

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pencapaian yang saling berhubungan. penting dalam kehidupan manusia. Kemampuan membaca merupakan dasar untuk

BAB I PENDAHULUAN. penting: (1) sebagai kekuatan awal bagi siswa dalam merumuskan konsep, (2)

BAB I PENDAHULUAN. memecahkan masalah dalam kehiupan sehari-hari. Misalnya dapat berhitung,

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL TWO STAY-TWO STRAY (TS-TS)DAN LEARNING TOGETHER (LT) DITINJAU DARI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa

BAB II KAJIAN TEORI A.

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan berpikir kritis, sistematis, logis, dan mampu mengkomunikasikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional) Pasal 37 menegaskan bahwa mata pelajaran matematika

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung sejak lama dan sudah dilalui beberapa pembuat kebijakan di bidang

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TTW PADA SISWA KELAS VII A

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah suatu upaya untuk memberikan

I. PENDAHULUAN. Sejarah suatu bangsa dapat dilihat dari perkembangan pendidikan yang diperoleh

BAB II KAJIAN TEORITIK

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar yang sengaja dirancang untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Menurut Undang-undang Republik Indonesia nomor 2 tahun 2003, tentang sistem pendidikan Nasional Indonesia dikemukakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang. Matematika adalah ilmu pengetahuan yang memegang peranan penting dan mendasar bagi ilmu pengetahuan lainnya. Matematika juga dijadikan sebagai salah satu disiplin ilmu yang wajib dipelajari, terutama oleh siswa pada semua jenjang pendidikan formal. Oleh karena itu kiranya perlu untuk mengembangkan mutu pembelajaran matematika agar tujuan dari pembelajarannya bisa tercapai secara optimal. NCTM (Cita, 2010) mengatakan bahwa program pengajaran matematika, mulai dari playgroup sampai tingkat/kelas 12 hendaknya memampukan siswa untuk: 1. Mengorganisasikan dan mengkonsolidasikan pemikiran matematika mereka melalui komunikasi. 2. Mengomunikasikan pemikiran matematika mereka secara koheren dan jelas kepada teman sebaya, guru, ataupun yang lainnya.

2 3. Menganalisis dan mengevaluasi pemikiran dan strategi matematika yang diutarakan oleh orang lain. 4. Menggunakan bahasa matematika untuk mengungkapkan ide-ide matematika secara tepat. Menurut NCTM (Sunata, 2009: 18) kemampuan komunikasi matematik perlu dibangun dalam diri siswa dengan tujuan agar dapat: 1. Memodelkan situasi dengan lisan, tertulis, gambar, grafik, dan secara aljabar, 2. Mereflesikan dan mengklasifikasi dalam berpikir mengenai gagasan matematis dalam berbagai situasi, 3. Mengembangkan pemahaman terhadap gagasan-gagasan matematis termasuk peranan definisi-definisi dalam matematika, 4. Menggunakan keterampilan membaca, mendengar, dan menulis untuk menginterpretasikan dan mengevaluasi gagasan matematis, 5. Mengkaji gagasan matematis melalui konjektur dan alasan yang meyakinkan, dan 6. Memahami nilai dari notasi dan peran matematika dalam pengembangan gagasan matematis. Ada alasan penting mengapa komunikasi diperlukan dalam pembelajaran matematika, yaitu karena matematika bukan sekedar alat bantu untuk menemukan pola, menyelesaikan masalah atau mengambil kesimpulan, tetapi matematika juga merupakan alat untuk mengkomunikasikan berbagai ide/gagasan. Selain itu pembelajaran matematika juga merupakan aktivitas

3 sosial, wahana interaksi antar siswa, dan sebagai alat komunikasi antara guru dengan siswa. Fakta di lapangan menunjukkan bahwa kemampuan komunikasi matematik khususnya siswa SMP di Indonesia masih tergolong rendah. Dilihat dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Yulianti (2008:60) bahwa kemampuan komunikasi matematik siswa hanya 37,5% dan Fitria (2011:49) yang menunjukkan bahwa kemampuan komunikasi matematik siswa dengan nilai rata-rata 17, 4790 dan skor tertinggi yaitu 29,41 dari skor maksimal 100. Kemampuan komunikasi matematik siswa yang perlu ditingkatkan adalah pada materi segitiga. Berdasarkan hasil observasi peneliti di lapangan menunjukkan bahwa masih banyak siswa SMP yang belum memahami konsep-konsep pada materi segitiga sesuai penelitian Budhiawan dan Rudhito (2011) Secara umum siswa banyak melakukan kesalahan dalam mengklasifikasikan jenis-jenis segitiga berdasarkan panjang sisi dan besar sudutnya, menentukan hubungan sudut dalam dan sudut luar pada segitiga, dan melukis segitiga. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematik pada siswa SMP pada materi segitiga. Salah satu upaya untuk membangun kemampuan komunikasi matematik siswa adalah melalui penerapan model pembelajaran yang tepat. Salah satu model pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk berinteraksi satu sama lain dan lebih aktif adalah model pembelajaran kooperatif. Dalam model pembelajaran kooperatif ini siswa dituntut untuk aktif mengomunikasikan gagasan matematis kepada teman sekelompok maupun

4 kepada guru. Model pembelajaran kooperatif memiliki beberapa tipe. Salah satu tipe model pembelajaran kooperatif yang dapat digunakan dalam pembelajaran adalah tipe Two Stay Two Stray. Model pembelajaran Two Stay Two Stray adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang memberikan kesempatan kepada kelompok untuk membagikan hasil dan informasi kepada kelompok lain. Ciri khas dari model pembelajaran ini adalah adanya pembagian tugas dalam kelompok yaitu dua siswa bertugas sebagai tamu untuk mencari informasi dari kelompok lain dan dua siswa lainnya tetap berada dalam kelompok untuk memberikan informasi kepada kelompok lain. Jika mereka telah selesai melaksanakan tugasnya, mereka kembali ke kelompoknya masing-masing. Setelah kembali ke kelompok asal, baik siswa yang bertugas bertamu maupun mereka yang bertugas menerima tamu mendiskusikan dan membahas kembali hasil kerja mereka. Berdasarkan uraian di atas, penulis ingin melihat mengkaji peningkatan kemampuan komunikasi matematik siswa dengan menggunakan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah 1. Apakah peningkatan kemampuan komunikasi matematik siswa yang mendapat pembelajaran dengan model kooperatif tipe Two Stay Two

5 Stray lebih baik daripada kemampuan komunikasi matematik siswa yang mendapat pembelajaran secara konvensional? 2. Bagaimana respon siswa terhadap pembelajaran metematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui apakah peningkatan kemampuan komunikasi matematik siswa yang mendapat pembelajaran dengan model kooperatif tipe Two Stay Two Stray lebih baik daripada kemampuan komunikasi matematik siswa yang mendapat pembelajaran matematika secara konvensional. 2. Untuk mengetahui respons siswa terhadap pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray. D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah: 1. Bagi siswa Pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray diharapkan dapat memberikan

6 pengaruh yang lebih baik terhadap peningkatan kemampuan komunisasi matematik siswa. 2. Bagi guru Pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray dapat dijadikan sebagai alternatif dalam pembelajaran untuk memperbaiki kemampuan komunikasi matematik siswa. 3. Bagi peneliti dan pembaca Dapat memberikan pengetahuan dan gambaran yang lebih jelas tentang model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray dalam pembelajaran matematika agar dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematik siswa. E. Definisi Operasional Istilah-istilah yang perlu didefinisikan agar tidak menimbulkan perbedaan persepsi dalam pemahaman variabel-variabel dalam penelitian ini adalah: 1. Model pembelajaran Two Stay Two Stray adalah pembelajaran kooperatif yang memberi kesempatan kepada kelompok untuk membagikan hasil dan informasi dengan kelompok lainnya. Caranya dengan bekerjasama dalam kelompok yang berjumlah empat siswa dimana dua siswa bertugas sebagai tamu untuk mencari informasi dari kelompok lain dan dua siswa lainnya tetap berada dalam kelompok untuk memberikan informasi kepada kelompok lain.

7 2. Kemampuan komunikasi matematik siswa adalah kemampuan siswa dalam mengkomunikasikan suatu masalah, gagasan, atau ide-ide matematika ke dalam bentuk tertulis, gambar, grafik, tabel, dan aljabar. Kemampuan komunikasi dalam matematika juga dapat diartikan sebagai suatu kemampuan siswa berkomunikasi dalam matematika yang meliputi penggunaan simbol, istilah serta informasi matematika. 3. Pembelajaran secara konvensional yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu guru sebagai pusat informasi dengan menyampaikan materi sampai tuntas, kemudian siswa diberi latihan soal oleh guru, siswa dan guru bersama-sama membahas latihan soal tersebut, dan diakhiri dengan refleksi.