LAMPIRAN PERATURAN CHIEF EXECUTIVE OFFICER RUMAH SAKIT SEHAT SEJAHTERA NOMOR : 1/Dir-RSSS/2014 TANGGAL : 9 Januari PENDAHULUAN Salah satu hal

dokumen-dokumen yang mirip
128 Universitas Indonesia

kondisi jalur di pusat perbelanjaan di jantung kota Yogyakarta ini kurang BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

PENCEGAHAN KEBAKARAN. Pencegahan Kebakaran dilakukan melalui upaya dalam mendesain gedung dan upaya Desain untuk pencegahan Kebakaran.

IDENTIFIKASI FASILITAS SAFETY BUILDING SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN KEBAKARAN DI GEDUNG INSTITUSI PERGURUAN TINGGI

SISTEM PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN I

BAB IV INSTALASI SISTEM DETEKSI KEBAKARAN

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai risiko bahaya kesehatan, mudah terjangkit penyakit atau

5/9/2014 Created by PNK3 NAKERTRANS 1

BAB VIII PENUTUP. bahan bakar berasal dari gas berupa: LPG. generator, boiler dan peralatan masak di dapur.

- Mengurangi dan mengendalikan bahaya dan resiko - Mencegah kecelakaan dan cidera, dan - Memelihara kondisi aman

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR,

BAB I PENDAHULUAN. monoksida, atau produk dan efek lainnya (Badan Standar Nasional, 2000).

TUGAS AKHIR EVALUASI EMERGENCY RESPONSE PLAN DAN ALAT PEMADAM API RINGAN PADA PT. PHILIPS INDONESIA ADHITYA NUGROHO

PROSEDUR KEADAAN DARURAT KEBAKARAN B4T ( BALAI BESAR BAHAN & BARANG TEKNIK)

DAFTAR PERTANYAAN AUDIT KESELAMATAN KEBAKARAN GEDUNG PT. X JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB VI PEMBAHASAN. perawatan kesehatan, termasuk bagian dari bangunan gedung tersebut.

PROGRAM KERJA MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN

DAFTAR STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) BIDANG BAHAN KONSTRUKSI BANGUNAN DAN REKAYASA SIPIL

BAB V PEMBAHASAN. PT. INKA (Persero) yang terbagi atas dua divisi produksi telah

BAB V PEMBAHASAN. Hasil penelitian yang dilakukan di PT. Asahimas Chemical mengenai

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT JANTUNG HASNA MEDIKA NOMOR TENTANG PENANGGULANGAN KEBAKARAN DAN KEWASPADAAN BENCANA

Lampiran 1 Hasil Penilaian

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Obyek Penelitian

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

STANDARD OPERATING PROCHEDURE (SOP) KEDARURATAN DI TEKNIK KELAUTAN ITB

BAB IV HASIL DAN ANALISIS Prosedur Perencanaan Sistem Proteksi Kebakaran

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR NOMOR TAHUN 2013 TENTANG PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN

WALIKOTA BANDAR LAMPUNG PROVINSI LAMPUNG

KONDISI GEDUNG WET PAINT PRODUCTION

WALIKOTA BANDAR LAMPUNG PROVINSI LAMPUNG

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N

PROGRAM KERJA MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN

BUPATI KOTABARU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN

ANALISA SISTEM PENCEGAHAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN DI FASILITAS INTENSIVE CARE UNIT (ICU) RSUP H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2014 TESIS.

WALIKOTA BANDAR LAMPUNG PROVINSI LAMPUNG

BAB 1 : PENDAHULUAN. sakit juga merupakan pusat pelatihan bagi tenaga kesehatan dan pusat penelitian medik.

Secara harfiah berarti keteraturan, kebersihan, keselamatan dan ketertiban

MITIGASI DAMPAK KEBAKARAN

Penggunaan APAR dan Kedaruratan

1 Universitas Indonesia

BAB III PELAKSANAAN MAGANG

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga DAFTAR ISI

TUGAS AKHIR EVALUASI DAN PERENCANAAN SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN PADA GEDUNG KANTOR 5 LANTAI PT. RAKA UTAMA. Disusun oleh : PRILIAN YUSPITA

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

RENCANA INDUK MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN (MFK) DI RSU BINA KASIH

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PERKANTORAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Bangunan gedung menurut UU RI No. 28 Tahun 2002 adalah wujud fisik hasil

PERENCANAAN PERBAIKAN STRATEGIS POKJA MFK RS BEN MARI MALANG TAHUN 2017

ANALISIS UPAYA PENANGGULANGAN KEBAKARAN DI GEDUNG BOUGENVILLE RUMAH SAKIT TELOGOREJO SEMARANG

FORMULIR PEMANTAUAN SELAMA RENOVASI / KONSTRUKSI BANGUNAN

I Wayan Widiyana, Ade Lili Hermana. PRR-Batan, kawasan Puspiptek Serpong, ABSTRAK ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi, sektor industri mengalami perkembangan pesat

MFK (Manajemen Fasilitas dan Keselamatan)

PEDOMAN WAWANCARA ANALISIS PENGELOLAAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN DI RSUP H ADAM MALIK MEDAN. (Kepala keselamatan dan kesehatan kerja di rumah sakit)

189. Setiap kuantitas yang lebih besar dari 50 liter harus dihapus dari ruang ketika tidak digunakan dan disimpan di toko yang dirancang dengan baik

PROCEDURE PENANGGULANGAN KEADAAN DARURAT

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

Lampiran 1 DENAH INSTALASI ICU. Universitas Sumatera Utara

Tips Mencegah LPG Meledak

BAB I PENDAHULUAN.

MENCERMATI STANDAR PENGAMANAN GEDUNG UNTUK ANTISIPASI BAHAYA KEBAKARAN

BAB 1 : PENDAHULUAN. potensial dan derajat terkena pancaran api sejak dari awal terjadi kebakaran hingga

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 16 TAHUN 2012 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Prosedur Penanggulangan Darurat Kebakaran dan Bencana Alam

PROSEDUR KESIAPAN TANGGAP DARURAT

PROCEDURE PENANGGULANGAN KEADAAN DARURAT

BAB VII PENUTUP. Pedoman alur sirkulasi untuk pasien, petugas dan barang-barang steril dan kotor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (CPOB). Hal ini didasarkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI.

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. sebuah pemikiran dan upaya dalam menjamin keutuhan baik jasmani maupun

BAB III LANDASAN TEORI. A. Evaluasi Sistem Proteksi Kebakaran Gedung

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit pada Pasal 1 ayat

BUPATI MALANG BUPATI MALANG,

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERSETUJUAN SURAT PERNYATAAN TENTANG ORISINALITAS KATA PENGANTAR

EMERGENCY PLANING AND EVACUATION LANGKAH-LANGKAH DALAM MENGHADAPI BAHAYA KEBAKARAN

LEMBARAN DAERAH K A B U P A T E N B A N D U N G NOMOR 7 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG

PANDUAN MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN (MFK)

BAB I PENDAHULUAN. Repository.Unimus.ac.id

Bab V. PROGRAM PERENCANAAN dan PERANCANGAN MARKAS PUSAT DINAS KEBAKARAN SEMARANG. No Kelompok Kegiatan Luas

PEDOMAN INDUK PENANGGULANGAN DARURAT KEBAKARAN DAN BENCANA ALAM DI LINGKUNGAN BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG MANAJEMEN PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN

BAB II PIRANTI INPUT DAN OUTPUT. Kebakaran adalah suatu fenomena yang terjadi ketika suatu bahan

KRONOLOGI DOKUMEN Penyesuaian dengan PP No 50 Tahun 2012 DAFTAR ISI

BAB V KONSEP PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB III: GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI

PEMBELAJARAN VIII PEMADAMAN KEBAKARAN

BAB V PEMBAHASAN. PT Dan Liris Sukoharjo Divisi Garmen yaitu terjatuh, terjepit, tertimpa,

DAFTAR ISI. SURAT KETERANGAN TUGAS AKHIR...i. SURAT KETERANGAN SELESAI TUGAS AKHIR...ii. ABSTRAK...iii. PRAKATA...iv. DAFTAR ISI...

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB V HASIL PENELITIAN Gambaran Umum Perusahaan dan Hasil Pembangunan Gedung

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR PENANGGULANGAN KEBAKARAN WALIKOTA SURABAYA,

gedung bioskop berbeda tingkat kerawanannya dibandingkan dengan perumahan. Jika

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANAGAN

Pedoman Fasilitas (PMK, download dan dijilid)

2015 PT. Grahaniaga Tatautama. Bulletin Edisi 22. Yang kami hormati, Bapak dan Ibu Para Penyewa Gedung Graha CIMB Niaga

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN DI KABUPATEN KENDAL

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 12 TAHUN 2014 PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG

WALI KOTA BALIKPAPAN, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BAB VI HASIL PENELITIAN

Transkripsi:

PERATURAN CHIEF EXECUTIVE OFFICER RUMAH SAKIT SEHAT SEJAHTERA NO : 1/Dir-RSSS/2014 TENTANG PANDUAN PENGELOLAAN KESELAMATAN KEBAKARAN RUMAH SAKIT SEHAT SEJAHTERA CHIEF EXECUTIVE OFFICER RUMAH SAKIT SEHAT SEJAHTERA Menimbang : 1. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit Sehat Sejahtera, maka diperlukan pengelolaan keselamatan kebakaran rumah sakit yang bermutu tinggi; 2. bahwa agar pengelolaan keselamatan kebakaran di Rumah Sakit Sehat Sejahtera dapat terlaksana dengan baik, perlu adanya panduan Chief Executive Officer Rumah Sakit Sehat Sejahtera sebagai landasan bagi penyelenggaraan pengelolaan keselamatan kebakaran di Rumah Sakit Sehat Sejahtera ; 3. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam 1 dan 2, perlu ditetapkan dengan Keputusan Chief Executive Officer Rumah Sakit Sehat Sejahtera. Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit 2. Permen 04-1980, Tentang Pemasangan dan Pemeliharaan APAR 3. Kepmenpu No.10/KPPTS/2000, Tentang : Ketentuan Teknis Pengamanan Terhadap Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Gedung & Lingkungan 4. Surat Keputusan Nomor:401/SC-RSSS/2008 tentang Visi, Misi, Moto, dan Core Values RS Sehat Sejahtera MEMUTUSKAN Menetapkan Kesatu : PERATURAN CHIEF EXECUTIVE OFFICER RUMAH SAKIT SEHAT SEJAHTERA TENTANG PEMBERLAKUAN PANDUAN PENGELOLAAN KESELAMATAN KEBAKARAN RUMAH SAKIT SEHAT SEJAHTERA Kedua : Memberlakukan Panduan pengelolaan keselamatan kebakaran Rumah Sakit Sehat Sejahtera sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini terhitung mulai tanggal 1 Februari 2014. Ketiga : Dengan dikeluarkannya Peraturan Chief Executive Officer ini, maka apabila terdapat peraturan yang bertentangan dengan Peraturan Chief Executive Officer ini maka peraturan-peraturan yang terdahulu dinyatakan tidak berlaku. Keempat : Apabila dikemudian hari terdapat kekurangan dan/atau kekeliruan dalam Peraturan Chief Executive Officer ini maka akan diadakan perubahan dan perbaikan sebagaimana mestinya. Ditetapkan : Di Jakarta Pada tanggal : 9 Januari 2014 RS SEHAT SEJAHTERA Dr. Makmur Sejahtera Chief Executive Officer

LAMPIRAN PERATURAN CHIEF EXECUTIVE OFFICER RUMAH SAKIT SEHAT SEJAHTERA NOMOR : 1/Dir-RSSS/2014 TANGGAL : 9 Januari 2014 1. PENDAHULUAN Salah satu hal yang paling serius dihadapi oleh RS Sehat Sejahtera adalah ancaman kebakaran. Hal ini terjadi karena pasien-pasien yang dirawat di RS Sehat Sejahtera berada dalam kondisi yang tidak dapat menyiapkan diri mereka sendiri ketika terjadi kebakaran. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu perencanaan manajemen keselamatan kebakaran. 2. PERNYATAAN KEBIJAKAN RS Sehat Sejahtera harus memiliki Perencanaan Keselamatan Kebakaran. 3. CAKUPAN Perencanaan manajemen keselamatan kebakaran menjelaskan proses-proses dimana RS Sehat Sejahtera menyediakan lingkungan yang aman terhadap kebakaran bagi pasien, pengunjung, staf, dan melindungi sarana dan prasarana rumah sakit dari kerusakan akibat api dan asap. Perencanaan ini mencakup seluruh fasilitas dan area RS Sehat Sejahtera 4. TANGGUNG JAWAB 4.1. Chief Operating Officer (COO) melakukan koordinasi atas seluruh aktifitas kedaruratan selama kebakaran terjadi 4.2. Manager Environmental Service Department (ESD) Manager ESD mempunyai kewenangan untuk menerapkan perencanaan keselamatan kebakaran, menyiapkan bantuan teknis bagi staf, pimpinan, dan staf medis. Manager ESD berkoordinasi dengan Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana untuk perencanaan ini. 4.3. Manager Medis bertanggung jawab untuk koordinasi perawatan medis saat terjadinya kebakaran. 4.4. Manager Hospitality (HSD) bertanggung jawab memastikan security menyediakan bantuan bagi pemadam kebakaran dalam mengendalikan lalu lintas, kerumunan massa, dan keamanan saat terjadi kebakaran 4.5. Setiap karyawan bertanggung jawab untuk memahami prosedur kebakaran dan akan menanggapi dengan segera pada saat latihan dan keadaan kebakaran. 5. PENURUNAN RISIKO KEBAKARAN Upaya penurunan resiko kebakaran di RS Sehat Sejahtera antara lain dilakukan dengan cara dan penanganan yang aman dari bahan-bahan berbahaya yang berpotensi terbakar, termasuk bahan bakar dan gas yang mudah terbakar, misalnya solar dan gas oksigen. Seluruh bahan berbahaya yang mudah terbakar dikelola dengan cara : 5.1. Membatasi jumlah bahan-bahan mudah terbakar 5.1.1. Hanya menyimpan bahan mudah terbakar sesuai kebutuhan 5.1.2. Menyimpan bahan mudah terbakar, termasuk limbahnya, dalam gudang dan kontainer yang sesuai 5.1.3. Tidak membiarkan penumpukan sampah yang mudah terbakar di lokasi kerja 5.2. Menyediakan ventilasi yang mencukupi sehingga uap dari bahan mudah terbakar tidak terakumulasi 5.2.1. Memasang ventilasi dengan design yang sesuai di area Hal 2 dari 6

5.2.2. Pemeliharaan sistem ventilasi secara teratur 5.3. Mengendalikan sumber penyalaan 5.3.1. Memastikan bahwa tidak ada yang merokok di area-area dimana bahan-bahan mudah terbakar disimpan dan digunakan 5.3.2. Tidak menyimpan bahan-bahan mudah terbakar dekat peralatan yang panas dan api terbuka. 5.3.3. Pemakaian peralatan yang aman dan tidak memicu api. 6. PENILAIAN RESIKO KEBAKARAN SAAT KONSTRUKSI Penilaian resiko kebakaran saat konstruksi mengunakan table di bawah ini : KRITERIA Lama Pekerjaan Dampak bagi perawatan pasien Bahaya bahan bangunan Bahaya metode konstruksi Pemisah api dan asap Jalan keluar Dampak terhadap alarm kebakaran dan sistim sprinkler Partisi konstruksi sementara Area Akses ke gedung dan eksterior >3 bulan Area rawat inap Bahan mudah terbakar Pengelasan dengan api terbuka Pemisah tidak ada >2 jalan keluar Berbagai zona atau sistim tidak Partisi tidak tahan asap Berbagai tempat di zona Jalan keluar 1-3 bulan Area rawat jalan (30) Bahan dapat terbakar Memproduksi panas Lubang atau jarak besar (30) 2 jalan keluar (35) Satu zona tidak Banyak partisi Satu tempat di zona Satu jalan keluar < 1 bulan (15) Area staf dan pengunjung Lubanglubang kecil (20) 1 jalan keluar Satu partisi (30) Tempat di tempat yang berdekatan Eksterior Gedung >75 (35) < 2 minggu Hanya area staf 1-2 lubang kecil Tangga keluar terhambat Bekerja pada sistim alarm tidak celah kecil < 1 minggu Tidak dipakai Bahan dengan bahaya rendah Hanya metode bahaya rendah Pemisah tahan 1 jam Tak ada gangguan jalan keluar Sistim penuh Tidak ada bukaan 1 jam Tidak ada tempat di zona Tidak ada hambatan di seluruh gedung Total Point : Dievaluasi oleh : Tanggal : < 50 : Tak perlu pengawasan khusus Hal 3 dari 6

50 95 : Perlu pengawasan kebakaran harian 100 245 : Perlu pengawasan api tiap jam >250 : Perlu pengawasan api terus menerus 24/7 Sumber : Elmhurst Memorial Healthcare 7. DETEKSI DINI KEBAKARAN DAN ASAP 7.1. Deteksi dini kebakaran di RS Sehat Sejahtera dilakukan dengan metode sistem proteksi aktif, yakni alarm dengan sensor panas maupun asap. Alarm dihubungkan dengan sentral monitor sehingga lokasi alarm yang berbunyi dapat diketahui oleh sistem deteksi di RS Sehat Sejahtera. 7.2. Deteksi dini dapat juga dilakukan secara manual dengan cara pengaktifan manual alarm kebakaran yang ada di setiap lantai pada box hydrant, sehingga setiap staf yang melihat adanya kebakaran skala kecil dapat mengaktifkan secara manual sistem alarm kebakaran yang memacu aktivasi sistem penanggulangan kebakaran. 8. PENGURANGAN KEBAKARAN DAN PENAHANAN ASAP 8.1. Sistim Perlindungan Pasif Sistem Perlindungan kebakaran pasif adalah kontruksi atau rakitan yang mempunyai sifat menahan api atau asap yang dimaksudkan untuk: 8.1.1. Mengurung atau membatasi pergerakan api dan atau asap ke daerah spesifik di dalam bangunan. 8.1.2. Mengendalikan penjalaran api dan asap di dalam bangunan 8.1.3. Meminimalkan bahaya atau memperlambat kegagalan dan distorsi komponen struktur bangunan dan menyediakan jalan ke luar yang aman 8.1.4. Suatu sarana/bahan tahan api yang untuk melindungi struktur bangunan terutama konstruksi baja dari bahaya deformasi struktur akibat panas api tanpa perlu diaktifkan/dioperasikan 8.1.5. Difungsikan untuk memberikan waktu yang cukup pada saat terjadinya kebakaran, sehingga evakuasi korban dan penghuni dapat diselamatkan 8.1.6. Memperkecil resiko penyebaran/penjalaran api sehingga tidak menimbulkan kerusakan/kerugian yang lebih besar ataupun melokalisir kebakaran diarea tersebut 8.2. Proteksi kebakaran pasif tidak memerlukan suatu intervensi baik manual atau otomatik dari operasi normal bangunan. Proteksi kebakaran pasif meliputi: 8.2.1. Sistem/ rakitan langit-langit. 8.2.2. Dinding kompartemen. 8.2.3. Dinding dan partisi tahan api. 8.2.4. Tangga kebakaran, lantai, damper kebakaran, cerobong udara. 8.2.5. Proteksi rangka struktur bangunan, membran atau partisi horizontal. 8.2.6. Pintu tahan api ( pintu dan perlengkapan seperti kaca tahan api, daun pintu, rangka, engsel, pengunci dan penutup pintu otomatik ), ditempatkan di setiap pintu menuju tangga darurat dan di koridor ruang perawatan pasien. 8.3. Sistim Perlindungan Aktif Sistem perlindungan kebakaran aktif, sistem mekanikal atau elektrikal yang memerlukan intervensi manual atau secara otomatik untuk mendeteksi dan memadamkan atau mengendalikan kebakaran atau asap. Sistem proteksi aktif meliputi : 8.3.1. Sistim Deteksi & Alarm Detektor panas dan detektor asap menggunakan system addressable yaitu setiap titik detector bila terjadi indikasi kebakaran akan termonitor posisi detector yang sedang aktif sesuai ruangan terpasang. Total digedung yang terpasang berjumlah 973 titik smoke dan 10 heat detector & 65 konvensional. Sistem deteksi alarm dapat dimonitor di Fire Control Central dan Posko Keamanan. Saat terjadi General alarm system terintegrasi sarana gedung meliputi : Lift stand by semua di lantai 1 tidak bisa dioperasional saat terjadi kebakaran. Menonaktifkan AC Central, mengaktifkan Pressurize Air Fan, mengaktifkan smoke extrak fan, membuka semua pintu access card public area, membuka pintu kaca Hal 4 dari 6

di emergency dan lobby utama dan mengaktifkan paging seluruh gedung dengan pengumumuman perintah evakuasi seluruh gedung. 8.3.2. Sistim Pemadam Api i. Water Base Hydrant berjumlah 44 buah, dilayani oleh pompa kebakaran terdiri dari Pompa Pacu, Pompa Elektrik dan Pompa Diesel. Ketersediaan air pemadam kebakaran untuk menyediakan air pemadam kebakaran selama 60 menit. Tanki air pemadam kebakaran ini berkombinasi dengan tangki air bersih berlokasi menjadi satu dengan pompa kebakaran yaitu di basement 1,2 dan 3 sebagai utility area. Sprinkler jenis Glass Bulb type: pendant, Up right, Concead dengan derajat panas 68º C, total terpasang 3088 titik. ii. Chemical Base Alat Pemadam Api Ringan (APAR)/ Fire Extinguisher diletakkan di setiap selasar dan public area dan area-area beresiko tinggi, seperti kitchen, area-area listrik, area bahan bakar, housekeeping, sentral gas medik dan LPG, ruang pompa. Tersedia 2 jenis bahan yaitu powder dan CO2 dan total tersedia siap pakai 150 tabung APAR Ansul inert gas system, yang terdapat di kitchen umum, kitchen cafeteria, IT, Electric Room. 9. JALAN KELUAR YANG AMAN DARI FASILITAS 9.1. RS Sehat Sejahtera telah merencanakan jalan keluar yang aman dari fasilitas. Setiap area di RS Sehat Sejahtera dilengkapi dengan rambu-rambu jalur evakuasi menuju pintu darurat yang dapat menyala dalam kegelapan. Koridor dirancang menggunakan kompartemen dan pintu darurat dirancang tahan api selama 2 jam sehingga aman untuk proses evakuasi. Tangga darurat dilengkapi jalur evakuasi menuju area berkumpul dan lampu darurat dengan tenaga baterai, sehingga dapat tetap menyala dalam kondisi arus listrik terputus dengan durasi waktu 1 s/d 2 jam nyala. Hal ini sesuai dengan KEPMENNEG Pekerjaan Umum No. 10/KPTS/2000 Tentang: Ketentuan Teknis Pengamanan Terhadap Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Gedung Dan Lingkungan. 9.2. Terdapat 4 tempat titik kumpul evakuasi yang tersedia saat dilakukan evakuasi seluruh gedung yaitu di taman belakang & halaman depan main hall. 10. INSPEKSI, PENGUJIAN, DAN PEMELIHARAAN SISTIM DETEKSI DAN PENGURANGAN KEBAKARAN 10.1. Program inspeksi, pengujian, dan pemeliharaan sistim deteksi dan pengurangan kebakaran dilakukan secara teratur. Seluruh kegiatan dilakukan sesuai waktu yang telah ditentukan dan hasilnya dicatat dan disimpan untuk evaluasi dan peningkatan. 10.2. Perizinan sarana dan prasarana kebakaran ditinjau instansi Pemerintah Depnakertrans 1 tahun sekali untuk ketentuan kelayakan. 11. KEBIJAKAN / PROSEDUR DILARANG MEROKOK Kebijakan Kawasan Dilarang Merokok No.: POL-RSSS-COS-005. RS Sehat Sejahtera adalah area / lingkungan bebas tembakau / rokok baik di dalam maupun di luar rumah sakit. Merokok dilarang di mana saja di area RS Sehat Sejahtera, termasuk di depan dan di trotoar sekeliling bangunan rumah sakit. Merokok juga dilarang di bangunan yang disewakan. Sebagai pengawas dan pelaksana kebijakan ini dilakukan oleh Satgas yang berasal dari keamanan gedung untuk melakukan patroli dengan identitas tersendiri sesuai standard BPLHD setempat. 12. EDUKASI DAN PELATIHAN Pelatihan staf dan tenaga outsource yang berhubungan dengan pencegahan dan penanggulangan kebakaran dilakukan pada saat orientasi karyawan baru dan secara periodik setiap tahun untuk staf dan tenaga outsource lama. Materi yang diberikan meliputi: Hal 5 dari 6

12.1. Apa yang harus dilakukan saat terjadi kebakaran (R = Rescue, A = Alarm, C = Confine by closing door, E = Extinguish or evacuate) 12.2. Upaya-upaya pencegahan kebakaran, termasuk larangan merokok dan penanganan bahan mudah terbakar/ mudah meledak. 12.3. Deteksi dini dan penanggulangan dini kebakaran, termasuk cara penggunaan APAR (P = Pull the pin, A = Aim the nozzle, S = Squeze the handle, S = Sweep from side to side) 12.4. Jalur evakuasi kebakaran dan assembly area. 13. PEMANTAUAN DAN KEPATUHAN Kinerja departemen dan karyawan dipantau pada saat ronde lingkungan dan audit. Pada saat ronde lingkungan, dilakukan juga pengujian secara acak kepada staf dan outsource perihal apa yang harus dilakukan jika terjadi kebakaran (R.A.C.E. dan P.A.S.S.). Kepatuhan dengan kebijakan dan prosedur dinilai dan dilaporkan kepada Health & Safety Committee. 14. REFERENSI 14.1. University of Kentucky Hospital Fire Safety Management Plan 2004 14.2. Elmhurst Memorial Healthcare construction risk assessment 14.3. Permen 04-1980, Tentang Pemasangan dan Pemeliharaan APAR 14.4. Kepmenpu No. 10/KPPTS/2000, Tentang : Ketentuan Teknis Pengamanan Terhadap Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Gedung & Lingkungan Hal 6 dari 6