BAB II METODE PERANCANGAN A. ORISINALITAS Produk sejenis yang berkaitan dengan sepatu modular yang akan dirancang adalah Day2Night yang dibuat oleh Candice Cabe & Nadine Lubkowitz. Sepatu Day2Night dapat diganti tumit tinggi dengan tumit rendah dengan masing-masing tinggi tumit yang berbeda. Tumit terdiri dari bagian, atas yang dirancang sebagai sepatunya dengan bagian tumit yang terletak sebuah lubang, dan bagian bawah yang dirancang untuk menghubungi tumit bagian atas dan bawah. Gambar 2.1 Sepatu Day2Night (Sumber Day2Night, 2012) Pada gambar diatas terdapat berbagai macam hak sepatu yang dimiliki oleh Day2Night, mulai dari tumit rendah hingga tumit tinggi. Pada bagian bawah sepatu terdapat sebuah lubang, dan bagian atas tumitnya dirancang untuk menghubungkan ke bagian lubang bawah sepatu. Sehingga ketika akan 3
mengganti ketingian hak hanya dengan menarik setengah bagian haknya, tetapi cara ini memungkinkan hak sepatu bisa terlepas saat digunakan. B. KELOMPOK PENGGUNAAN PRODUK Sepatu merupakan salah satu icon yang sangat pesat perkembangannya didalam dunia fashion dan sekarang sepatu bukan hanya dijadikan sebagai alas kaki biasa, namun juga sudah menjadi penunjang dalam dunia fashion. Sepatu modular adalah alternative yang cocok memenuhi kebutuhan keseharian masyarakat, terutama kaum wanita. 1. Geografis Secara geografis, segmentasi sepatu modular ini dapat dipakai didaerah perkotaan, karena sepatu modular yang telah dirancang ini awalnya memang untuk wanita yang aktif berkegiatan. Jadi wanita dapat menggunakannya dikantor, mall ataupun tempat lainnya yang banyak berinteraksi didalam gedung atau ruangan. 2. Demografi Secara demografi, sepatu modular ini dirancang untuk wanita yang berusia 17-30 tahun. 3. Psikografi Secara psikografi, sepatu ini dirancang untuk wanita yang banyak beraktifitas. Karena mereka pasti banyak menghadirkan berbagai kesempatan dengan tujuan yang berbeda-beda. 4. Sosial Ekonomi Status 4
a. Perkotaan Biasanya masyarakat dengan mayoritas terbanyak yang sangat memperhatikan penampilan adalah masyarakat perkotaan. Maka dari itu sepatu modular yang dirancang adalah untuk kalangan masyarakat perkotaan, dimana masyarakat nya banyak yang bekerja diperkantoran. b. Wanita Usia 17-30 tahun Untuk patokan usia yaitu dari usia 17 hingga 30 tahun. Karena pada usia tersebut wanita sedang sangat memperhatikan penampilannya. C. TUJUAN DAN MANFAAT 1. Tujuan perancangan Tujuan dari perancangan sepatu modular ini adalah 1. Untuk memenuhi kebutuhan wanita yang banyak beraktifitas dan menghadiri berbagai kegiatan 2. Untuk pemenuh fashion wanita karena dengan adanya sepatu dengan hak yang bisa diganti ini maka mereka akan mempunyai satu pasang sepatu dengan model yang berbeda 2. Manfaat perancangan 1. Bagi penulis : Menambah ilmu dan wawasan tentang pembuatan sepatu modular, mulai dari bahan yang digunakan, peralatan hingga desain yang sedang digemari oleh khalayak umum 2. Bagi umum : Untuk berbagi informasi tentang sepatu modular yang dapat digunakan diberbagai kesempatan 5
D. RELEVANSI DAN KONSEKUENSI STUDI 1. LOGIKA DASAR PERANCANGAN Perancangan awal sepatu modular ini didasari atas pengamatan dari wanita yang gemar membawa lebih dari satu pasang sepatu saat berpergian karena untuk memenuhi aktifitasnya dalam satu hari. Dengan adanya sepatu modular ini maka wanita hanya diharuskan membawa setengah bagian dari sepatu sehingga bisa meminimalisir bawaan saat berpergian. Dan juga bisa memberikan model yang berbeda pada satu sepatu. 2. TEKNOLOGI YANG DIBUTUHKAN Perancangan sepatu modular ini dibutuhkan sketsa model sepatu yang akan dibuat, juga harus mempunyai keterampilan khusus untuk pembuatan sepatu, dan mengetahui apa saja yang dibutuhkan untuk pembuatan sepatu serta bisa membedakan bahan-bahan yang bagus yang biasa membuat sepatu. a. Mesin pembuat sepatu Gambar 2.2 mesin gerinda (Sumber : Juhandika, 2016) Mesin gerinda menghaluskan sol sepatu agar terlihat lebih rapi 6
3. MATERIAL YANG DIGUNAKAN BAHAN POKOK Bahan pokok yang membuat sepatu modular ini adalah baut ulir dan magnet. Kedua bahan tersebut menghubungkan tumit dengan sepatu. Sehingga ketinggian sepatu tersebut bisa disesuaikan. Dan untuk mengganti ketinggian hak yaitu dengan menggunakan obeng. Gambar 2.3 Baut Ulir (Sumber : Ike, 2017) Gambar 2.4 Magnet (Sumber : first4magnets, 2013) 7
Gambar 2.5 Obeng (Sumber : Ike, 2017) Keterangan gambar Baut ulir pada gambar diatas berfungsi sebagai penghubung antara hak dengan sepatu, yang dimasukan kedalam lubang yang terdapat pada bagian sepatu dan akan tembus ke bagian hak, sehingga hak dan sepatu dapat terhubung Magnet pada gambar diatas berfungsi untuk merekatkan bagian sol dengan sepatu. Magnet tersebut diletakkan didalam sol sepatu yang akan dilepas pasang Obeng pada gambar diatas berfungsi untuk membuka baut yang terdapat pada sepatu ketika akan mengganti ketinggian sepatu BAHAN dan ALAT Berikut ini bahan dan alat yang membuat sepatu. ALAT No Gambar Alat Nama Alat Keterangan 1 Mesin Jahit Mesin jahit menjahit setiap bagian pola dan menyatukan semua pola sepatu 8
2 Palu Palu berfungsi untuk menekan atau merekatkan bagian yang sudah di lem atau bagian lainnya agar lebih merekat kuat 3 Gunting Gunting berfungsi untuk memotong setiap bahan yang sudah dibuat pola sepatu 4 Sepatu kayu Sepatu kayu Tabel 2.1 Alat Pembuat Sepatu membentuk sepatu yang akan dibuat. Sepatu kayu ini berbeda jenis sesuai dengan ukuran dan model sepatu yang akan dibuat 9
BAHAN No Gambar Bahan Nama Bahan 1 Benang jahit Keterangan Benang jahit menjadi bahan sepatu yang sudah dipola 2 Paku kecil Paku kecil mengencangkan bagian bawah sepatu 3 Spon ati Spon ati membuat sepatu lebih empuk 10
4 Resleting Resleting membuka setengah bagian sepatu yang terletak dibelakang dan samping pada saat sepatu akan digunakan 5 Lem Lem digunakan untuk merekatkan sepatu dengan sol dan juga untuk merekatkan setiap pola yang terpisah 6 Karton sol Karton sol membentuk sepatu 11
7 Kulit sintetis Kulit sintetis digunakan sebagai bahan utama pembuatan sepatu yang sudah didesain 8 Baut Ulir Baut ulir menghubungkan sepatu haknya dengan 10 Magnet Magnet menghubungkan bagian sepatu dengan bagian bawah sepatu (wegdes) Tabel 2.2 Bahan Pembuat Sepatu 4. BIAYA PERANCANGAN DAN PRODUKSI a. Tabel Harga Bahan Pembuatan Sepatu No Bahan Harga Satuan Kuantitas Jumlah 1 Resleting Rp. 7.500 4 pcs Rp. 30.000 2 Magnet Rp. 15.000 1 lusin Rp. 15.000 12
3 Kulit Sintetis Rp. 35.000 4 meter Rp. 140.000 4 Paku Kecil Rp. 12.000 2 Box Rp. 24.000 5 Lem Rp. 150.000 1 kaleng Rp. 150.000 6 Spon Ati Rp. 45.000 1 meter Rp. 45.000 7 Benang Jahit Rp. 6.000 1 gulung Rp. 6.000 8 Karton Sol/Duplex Rp. 15.000 1 lembar Rp. 15.000 9 Baut Ulir Rp. 25.000 1 lusin Rp. 25.000 Jumlah Rp. 450.000 Tabel 2.3 Harga Bahan Pembuatan Sepatu b. Tabel Harga Pembuatan Sepatu dan Biaya Pameran No Barang Harga Satuan Kuantitas Jumlah 1 Sepatu desain Rp. 300.000 1 pasang Rp. 300.000 awal 2 Sepatu revisi Rp. 275.000 4 pasang Rp. 1.100.000 3 Peralatan Rp. 250.000 - Rp. 250.000 display pameran Jumlah Rp. 1.650.000 Tabel 2.4 Harga Pembuatan Sepatu dan Biaya Pameran 13
E. SKEMA PROSES KERJA Permasalahan Perancangan Percobaan 1 - Menggunakan teknik pertama - Sketsa desain - Pemilihan warna dan bahan - Produksi Uji kenyamanan dan kekuatan Percobaan 2 - Menggunakan teknik kedua - Sketsa desain - Pemilihan warna dan bahan - Produksi Uji kenyamanan dan kekuatan Produksi 4 sepatu sesuai dengan teknik percobaan kedua Produk jadi Pameran karya Gambar 2.6 skema proses kerja (Sumber : Ike, 2017) 14
Penjelasan skema proses kerja Mulai dari permasalahan yang timbul dimasyarakat khusunya wanita yang sering berpergian membawa 2 pasang sepatu yaitu sepatu hak tinggi dan hak rendah sehingga membuat beban bawaan menjadi lebih berat. Maka dari itu dirancanglah sebuah sepatu modular yang bisa dibuka pasang hak dengan sepatunya, sehingga wanita tidak harus membawa 2 pasang atau lebih dalam satu kesempatan. Dimulai dari percobaan pertama, yaitu membuat hak dengan sepatu terpisah hanya dengan menarik haknya hingga terlepas, tetapi teknik ini tidak berhasil dikarenakan tidak ada kekuatan pada saat sepatu digunakan. Dan itu akan membahayakan penggunanya pada saat sepatu itu dipakai. Dari pengalaman percobaan pertama, maka dicari teknik lain yang dapat digunakan dan tentunya kuat dan nyaman pada saat sepatu dipakai. Dan teknik tersebut adalah teknik baut. Setelah menemukan teknik baut tersebut, maka dibuatlah satu sepatu untuk dijadikan bahan percobaan. Ketika kenyamanan dan kekuatan sudah teruji dan hasilnya baik maka dibuatlah empat pasang sepatu hingga ke empat pasang sepatu siap dipamerkan. 15