1 BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Keluarga berencana telah menjadi salah satu sejarah keberhasilan pada abad ke-20. Saat ini, hampir 60% pasangan usia reproduktif diseluruh dunia menggunakan kontrasepsi. Hingga saat ini populasi dunia sudah mencapai angka 6 milyar dan lebih dari 120 juta wanita dinegara berkembang tidak memiliki cara mencegah kehamilan. Birt Control Clinic pertama di Inggris dibuka sekitar 80 tahun yang lalu, tetapi saat itu konsep pengendalian ukuran keluarga ditentang oleh masyarakat secara umum, oleh gereja dan, dengan sedikit pengecualian, oleh tenaga medis. Namun, tekanan politik, terutama dari kelompok wanita dan peningkatan angka kematian ibu pada 1930-an, memperkuat tuntutan wanita untuk mengendalikan kesuburan mereka sendiri.(anna Glasier dan Ailsa Gebbie,edisi 4 tahun 2006:1). Indonesia merupakan sebuah negara berkembang dengan jumlah peningkatan penduduk yang tinggi. Hasil sensus menurut publikasi BPS pada Agustus 2010 menyebutkan bahwa jumlah penduduk Indonesia adalah 237.556.363 orang. Terdiri atas 119.507.600 pria dan 118.048.783 wanita, dengan laju pertumbuhan sebesar 1,49 persen per tahun. Pertumbuhan penduduk ini tentu saja berimplikasi secara signifikan terhadap perkembangan ekonomi dan kesejahteraan negara (Koes Irianto, 2014:4). 1
2 Keluarga Berencana (KB) menurut UU No 10 tahun 1992 (tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan 1 keluarga sejahtera) adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta msyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan (PUP), pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera (Sri Handayan, 2010: 28). Program keluarga berencana bertujuan ganda, yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak serta mewujudkan keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera melalui pengendalian kelahiran dan pengendalian pertumbuhan penduduk Indonesia. Sedangkan secara kualitas, pelayanan kontrasepsi semakin mantap serta jumlah pasangan usia subur (PUS) muda semakin dalam keikutsertaan dalam ber KB. Hasil ini didukung pula adanya kemandirian masyarakat untuk berpartisipasi dalam ber KB (BKKBN, 1991 dalam Unggul Karyanto, 2006) Dusun Pagutan adalah suatu tempat yang terletak di Kecamatan Bojongsari kadus 5 yang terdiri dari 6 RT dalam 3 RW,dengan jumlah warga yang mengikuti KB Pemerintah 173 jiwa dan Swasta 73 jiwa. Banyak dari warga Desa Pagutan adalah berprofesi petani dan pekrja Pabrik menggunakan alat kontrasepsi berupa suntik. Kontrasepsi suntikan adalah alat kontrasepsi berupa cairan yang berisi hormon progeteron yang disuntikan kedalam tubuh wanita secara periodik (1 bulan sekali atau 3 bulan sekali). Keunggulan menggunakan KB suntik adalah praktis, efektif dan aman dengan tingkat keberhasilan lebih dari 99%. Tidak
3 membatasi usia dan obat KB suntik yang 3 bulan sekali tidak mempengaruhi ASI dan cocok untuk ibu menyusui (Koes Irianto, 2014:253) Sesuai dengan tuntutan perkembangan program, maka program KB telah berkembang menjadi gerakan Keluarga Berencana Nasional yang mencakup gerakan masyarakat. Gerakan Keluarga Berencana disiapkan untuk membangun keluarga sejahtera dalam rangka membangun sumber daya manusia yang optimal, dengan ciri semakin meningkatnya pelayanan KB (Imbarwati, 2009 dalam Pawit Setiawan, 2013). Di Dusun Pagutan ada beberapa alat kontrasepsi yang dipakai akseptor Keluarga Berencana (KB) meliputi: Intra Uterine Devies (IUD), Metode Operasi Wanita (MOW), MOP, Implant, Suntik, dan Pil KBTabel1.1 Pengunaan Alat kontrasepsi di Dusun Pagutan NO. Jenis alat Peserta aktif Jumlah Kontrasepsi Pemerintah Mandiri 1 IUD 12 4 16 2 MOW 4 0 4 3 Kondom 4 0 4 4 Implant 28 2 30 5 Suntik 95 67 162 6 Pil KB 29 0 29 7 MOP 1 0 1 Jumlah 173 73 246 Sumber: PPKBD/SUB PPKBD Kecamatan Bojongsari 2013 Berdasarkan Tabel 1.1 banyak pasangan usia subur akseptor keluarga berencana memilih alat kontrasepsi suntik KB, oleh karena itu peneliti ingin
4 mengetahui alasan penggunaan alat kontrasepsi dan tingkat keberhasilannya di Kampung Pagutan. B.Rumusan Masalah Dari uraian latar belakang masalah diatas maka dapat dirumuskan masalah: 1. Alasan apa saja yang mempengaruhi pasangan usia subur Dusun Pagutan memilih alat kontrasepsi suntik KB? 2. Bagaimana tingkat keberhasilan penggunaan alat kontrasepsi suntik KB bagi akseptor KB di Dusun Pagutan Desa Bojongsari Kecamatan Bojongsari Kabupaten Purbalingga. 3. C. Tujuan Penelitian Tujuan dari Penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan penggunaan alat kontrasepsi berupa suntik KB bagi akseptor KB di Dusun Pagutan Desa Bojongsari Kecamatan Bojongsari Kabupaten Purbalingga. 2. Untuk mengetahui alasan atau faktor-faktor yang mempengaruhi alat kontrasepsi KB suntik di Dusun Pagutan Desa Bojongsari Kecamatan Bojongsari Kabupaten Purbalingga.
5 D. Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Bagi peneliti Mendapat masukan atau gambaran mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan alat kontrasepsi suntik KB di Dusun Pagutan Desa Bojongsari Kecamatan Bojongsari Kabupaten Purbalingga. 2. Bagi tenaga kesehatan Dapat di jadikan masukan untuk tenaga kesehatan khususnya untuk pendekatan program KB terutama pada peningkatan kualitas dan pembinaan akseptor. 3. Bagi pengembangan ilmu Dapat di jadikan informasi pengembangan ilmu khususnya tentang KB, sebagai bahan pertimbangan untuk penelitian lebih lanjut khususnya tentang KB.