BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era perdagangan bebas dunia yang dimulai dengan Asean Free Trade

dokumen-dokumen yang mirip
BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan masalah kesehatan benar-benar merupakan kebutuhan. penting. Oleh karena itu, organisasi pelayanan kesehatan diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. No.269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis bab III pasal 5 yang

BAB I PENDAHULUAN. harus dipelihara kerena bermanfaaat bagi pasien, dokter dan rumah sakit. pengobatan dan perawatan kepada pasien.

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 269/MENKES/PER/III/2008 tentang

BAB I PENDAHULUAN. bagi setiap penduduk, agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen pada hakekatnya adalah proses pengambilan keputusan dalam. kemampuan manajemen menggunakan informasi tersebut.

BAB VI HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. sakit memegang peranan penting terhadap meningkatnya derajat kesehatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. (1)

BAB I PENDAHULUAN. rangka pemberian pelayanan kesehatan. Dokumen berisi catatan dokter,

BAB I PENDAHULUAN. yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan sehingga di rumah sakit diharapkan mampu untuk. puas dan nyaman, sesuai dengan peraturan-peraturan yang ada seperti

BAB I PENDAHULUAN. paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat

pendidikan dan penelitian yang erat hubungannya dengan kehidupan menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

BAB I PENDAHULUAN. Sarana pelayanan kesehatan menurut Peraturan Menteri Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Salah satu fungsi dari Rumah Sakit

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. ketepatgunaan perawatan pasien di rumah sakit. tingkat dasar pada tanggal 12 juli 2014 dan sudah dilakukan kunjungan

BAB I PENDAHULUAN. Sarana pelayanan kesehatan menurut Permenkes RI. No.269/Menkes/Per/III/2008 adalah tempat penyelenggaraan upaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Rekam medis merupakan berkas yang berisikan informasi tentang

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. kesehatan (dokter, perawat, terapis, dan lain-lain) dan dilakukan sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. Rekam medis mempunyai peran yang dominan dalam proses pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Kementrian Kesehatan RI,Permenkes No.269/Menkes/Per/III/2008 tentang Rekam Medis,Jakarta: 2008

BAB 1 : PENDAHULUAN. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Selain itu,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. medis. Sistem pelayanan rekam medis adalah suatu sistem yang. pengendalian terhadap pengisian dokumen rekam medis.

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit merupakan suatu organisasi yang unik dan komplek, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan. dalam mendukung penyelenggaraan upaya kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. kedokteran dan kedokteran gigi. Salah satu fasilitas pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan institusi yang memiliki fungsi utama memberikan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I. Sistem Manajemen Pelayanan Rumah Sakit dengan Sistem Manajemen. Pelayanan yang baik, harus memperhatikan keselamatan pasien, dapat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Permenkes No : 269/Menkes/PER/III/2008 yang dimaksud rekam

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan tempat tidur pasien, pelayanan medis dan perawatan. lanjutan untuk diagnosis dan perawatan oleh tenaga medis yang

BAB 1 : PENDAHULUAN. yaitu pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. (1,2)

BAB I PENDAHULUAN. secara profesional dan aman seperti dalam UU Praktik Kedokteran Pasal

BAB I PENDAHULUAN. pencegahan serta peningkatan kesehatan. tingginya kesadaran hukum masyarakat.

BAB I : PENDAHULUAN. setiap dokter atau dokter gigi dalam menjalankan praktek kedokteran wajib membuat

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan rawat jalan, rawat inap, dan gawat darurat dan jenis pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Medis, pengertian sarana pelayanan kesehatan adalah tempat. untuk praktik kedokteran atau kedokteran gigi. Rumah sakit merupakan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan serta pelayanan sosial lainnya yang dilakukan (Putri, 2012).

ANALISIS PERILAKU DOKTER DALAM MENGISI KELENGKAPAN DATA REKAM MEDIS LEMBAR RESUME RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UNGARAN TAHUN 2005

HUBUNGAN WAKTU PELAYANAN REKAM MEDIS DI TPPRJ DENGAN KEPUASAN PASIEN POLIKLINIK BEDAH DI RUMAH SAKIT UMUM Dr. SAIFUL ANWAR MALANG TAHUN 2012

PEDOMAN WAWANCARA ANALISIS KELENGKAPAN PENGISIAN BERKAS REKAM MEDIS RAWAT INAP DI RSU HAJI MEDAN TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. aktif dalam mewujudkan derajat kesehatanyang optimal, dalam hal bidang

BAB 1 PENDAHULUAN. Klasifikasi dan kodefikasi penyakit, Aspek hukum dan etika profesi, Manajemen rekam medis & informasi kesehatan, Menjaga mutu rekam

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pemberian pelayanan kepada pasien di rumah sakit. Dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. dokumen tempat mencatat segala transaksi pelayanan medis yang diberikan oleh

BAB 4 METODE PENELITIAN. 4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di RS. Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor pada bulan Juni 2009.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Djoyosoegito dalam Hatta (2010), rumah sakit merupakan satu

Tinjauan Ketidaklengkapan Pengisian Resume Medis Di RS. X, Mei - Juni 2013

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi sebagai pusat rujukan dan merupakan pusat alih pengetahuan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. keseimbangan yang dinamis dan mempunyai fungsi utama melayani

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mencari dan menerima pelayanan kedokteran dan tempat pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan. merupakan bagian dari sumber daya kesehatan yang sangat diperlukan

Keputusan Dirjen Pelayanan Medik No. 78 / Yanmed / RS Umdik / YMU / I / 91 Tentang Penyelenggaraan Rekam Medis di Rumah Sakit

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi, sarana pelayanan kesehatan merupakan elemen

Pedoman Wawancara Mendalam Untuk Dokter

UNIVERSITAS INDONESIA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Pengisian lembar resume dokter dalam pemenuhan standar akreditasi

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang terus mengalami perkembangan adalah rumah sakit.rumah sakit

BAB I PENDAHULUAN. rawat jalan, dan gawat darurat. Setiap rumah sakit dalam memberikan. KARS Oleh karena itu, untuk menunjang tercapainya tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Sakit pasal 1 ayat 1 menyatakan rumah sakit adalah suatu institusi. pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambaran pengetahuan..., Angginia Nita Lubis, FKM UI, 2009

BAB 1 PENDAHULUAN. kebutuhan informasi disemua sektor kehidupan termasuk di bidang pelayanan

FORM CHECKLIST KELENGKAPAN REKAM MEDIS RS. SIAGA RAYA- JAKARTA SELATAN

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dikembangkan melalui rencana pembangunan kesehatan. Sehingga

BAB I PENDAHULUAN. menuntut tiap organisasi profit dan non profit untuk saling berkompetisi

HUBUNGAN PERILAKU DOKTER TERHADAP KELENGKAPAN RESUME MEDIS PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM DR. SOEGIRI LAMONGAN TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. pemberi pelayanan kesehatan harus meningkatkan pelayanannya dari berbagai. mampu memenuhi kebutuhan dan harapan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. medis lainnya. Sedangkan menurut American Hospital Assosiation rumah sakit

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 6 TAHUN 2002 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI RUMAH SAKIT DAERAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. hubungan antar komponen yang ketat (complex and tightly coupled), khususnya di

BAB I PENDAHULUAN. sakit adalah data atau informasi dari rekam medik yang baik dan lengkap. Indikator

BAB I PENDAHULUAN. kepuasan dan kenyamanan pasien serta masyarakat. Salah. kesehatan. Sehingga jika dari masing-masing unit sudah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas tidak terlepas dari peran tenaga medis dan nonmedis.

BAB I PENDAHULUAN. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara pariurna yang

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit tersebut, maka terkena kewajiban menyelenggarakan. pelayanan rekam medis sesuai dengan PERMENKES RI No.

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan fungsi profesional baik di bidang teknik medis maupun. dilaksanakan surat persetujuan tindakan kedokteran.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. kesimpulan sebagai berikut :

Panduan Penetapan Dokter Penanggung Jawab Pelayanan ( DPJP )

BAB I PENDAHULUAN. menyelenggarakan pelayanan kesehatan. Dalam memberikan pelayanan. kesehatan harus mengutamakan pelayanan yang berorientasi pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Dep Kes RI (2008), rumah sakit adalah sarana kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi

BAB I PENDAHULUAN. harus dilakukan secara terpadu dan berkesinambungan sehingga mencapai

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran menimbulkan

ANALISA KELENGKAPAN DOKUMEN REKAM MEDIS PASIEN BEDAH NON ASURANSI DI RSU AISYIYAH KUDUS PADA TRIWULAN I TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. 269/Menkes/Per/III/2008 adalah tempat penyelenggaraan upaya pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. 1. pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang dibutuhkan masyarakat. Berdasarkan Permenkes. yang penting dalam proses pelayanan kesehatan, melihat dokumen

BAB I PENDAHULUAN. Definisi sarana pelayanan kesehatan menurut Permenkes Nomor. 269/Menkes/Per/III/2008 adalah tempat penyelenggaraan upaya pelayanan

Buku 3: Bahan Ajar Pertemuan Ke - 4

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memasuki era perdagangan bebas dunia yang dimulai dengan Asean Free Trade Area (AFTA) pada tahun 2003, berarti Indonesia bebas dimasuki oleh investor asing termasuk investor di dalam bidang pelayanan rumah sakit. Sehingga dimungkinkan penanaman modal dan penempatan tenaga asing di rumah sakit yang akan menyebabkan timbulnya persaingan atau kompetisi di segala bidang termasuk bidang kesehatan dan profesi kesehatan. Oleh karena itu rumah sakit sebagai salah satu sarana pelayanan kesehatan seharusnya sudah mulai membenahi diri dengan cara meningkatkan mutu pelayanan yang akan diberikan kepada pasien. Karena dengan adanya persaingan tersebut setiap rumah sakit akan dituntut untuk dapat memberikan pelayanan yang cepat, tepat dan bermutu. Pelayanan yang bermutu bukan hanya pada pelayanan medis saja, tetapi juga pada pelayanan penunjang seperti penanganan rekam medis di rumah sakit. Melalui Permenkes No 749a/Menkes/PER/XII/1989 pemerintah mewajibkan setiap sarana pelayanan kesehatan yang melakukan rawat jalan dan rawat inap untuk membuat rekam medis. Rekam medis yang lengkap dan legal mencerminkan mutu pelayanan medis yang diberikan kepada penderita (Huffman,1994; Rozalia, 2002). 1

Asuhan medis yang baik pada umumnya menggambarkan rekam medis yang baik, sedangkan ketidaklengkapan rekam medis akan mencerminkan kurang baiknya asuhan medis (Huffman, 1981; Herlambang, 2001). Oleh karena itu rekam medis yang kurang baik akan menyulitkan untuk mendapatkan data atau informasi penderita yang ingin berobat kembali ke sarana yang sama atau tempat lain. Rekam medis yang lengkap dan benar akan memudahkan informasi bagi pihak rumah sakit. Rekam medis yang lengkap dapat digunakan bagi referensi pelayanan kesehatan, melindungi hukum, menunjang informasi untuk quality assurance, membantu menetapkan diagnosis, prosedur pengkodean, penggantian biaya perawatan dan untuk kepentingan penelitian. Sedangkan rekam medis yang tidak lengkap akan menghambat penyediaan informasi. Pada Undang-Undang Kedokteran juga dinyatakan bahwa kelengkapan berkas rekam medis adalah sebagai bahan bukti di pengadilan, oleh sebab itu pengisian berkas rekam medis harus sesuai dengan aturan yang ada dalam hal tata cara pengisian, perbaikan data, kelengkapan dan berbagai hal lainnya yang berkaitan erat dengan segi hukum. Rumah sakit dalam menganalisis rekam medis dilakukan dengan cara meneliti rekam medis yang dihasilkan oleh staf medis dan paramedis serta hasil-hasil pemeriksaan dari unit-unit penunjang sehingga kebenaran penempatan diagnosa dan kelengkapan rekam medik dapat dipertanggungjawabkan. (Ditjen Yanmed, 1997). Proses analisis yang dilakukan untuk mengetahui kelengkapan isi rekam medis adalah analisis kuantitatif. Analisis kuantitatif adalah analisis yang ditujukan kepada jumlah 2

lembaran-lembaran rekam medis sesuai dengan lamanya perawatan meliputi kelengkapan lembaran medis, paramedis dan penunjang sesuai prosedur yang ditetapkan. (Ditjen Yanmed, 1997) Data ketidaklengkapan pengisian berkas rekam medis rawat inap non psikiatri di Rumah Sakit Marzoeki Mahdi pada bulan April 2008 dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 1.1 Jumlah Ketidaklengkapan Pengisian Berkas Rekam medis Berdasarkan Pengisian Resume Medis Rumah Sakit Marzoeki Mahdi Bogor Bulan Januari Maret 2008 SMF Jml DRM Pasien Pulang Jml Resume Tidak Terisi Presentase (%) Bulan I II III I II III I II III Penyakit Dalam 140 184 120 88 107 46 63 58 38 Penyakit Anak 144 125 170 67 44 70 47 35 41 Bedah 18 31 41 13 3 21 72 10 51 Bedah Tulang 3 7 8 1 3 5 33 43 62 Kebidanan & Kandungan 174 152 130 96 48 61 55 32 47 Mata - 3 2-1 1 0 33 50 Gigi & Mulut 1 2 4 1 1 3 100 50 75 Jantung 10 7 11 8 4 5 80 57 45 Paru 2 13 6 1 6 1 50 46 17 Neurologi 30 22 37 20 14 22 67 64 59 JUMLAH 645 681 664 295 231 235 46 34 35 Sumber: Sub. Bag. Rekam Medik Dari data diatas dapat dilihat bahwa pengisian berkas rekam medis berdasarkan pengisian resume medis belum semuanya terisi lengkap. Terlihat jumlah resume medis pada bulan Januari yang tidak terisi lengkap terdapat pada dokter spesialis kandungan dan kebidanan sebesar 96 berkas rekam medis. Untuk bulan Februari yang tidak terisi lengkap terdapat pada dokter spesialis anak sebesar 107 berkas rekam medis. Sedangkan 3

untuk bulan Maret yang tidak terisi lengkap terdapat pada dokter spesialis gigi dan mulut sebesar 70 berkas rekam medis. Untuk presentase tertinggi pada bulan Januari yang tidak lengkap mengisi resume medis terdapat pada dokter spesialis gigi dan mulut sebesar 100%, bulan Februari yang tidak lengkap mengisi resume medis terdapat pada dokter spesialis neurologi sebesar 64%. Sedangkan untuk bulan Maret yang tidak lengkap mengisi resume medis terdapat pada dokter spesialis gigi dan mulut sebesar 75% Berdasarkan data diatas maka peneliti ingin menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan ketidaklengkapan pengisian berkas rekam medis rawat inap non psikiatri di Rumah Sakit Marzoeki Mahdi Bogor. Berdasarkan faktor diatas, maka diharapkan dapat diketahui faktor yang berhubungan dengan ketidaklengkapan pada pengisian rekam medis pasien pulang rawat inap non psikiatri bulan April 2008 di Rumah Sakit Marzoeki Mahdi Bogor. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang tersebut diatas, maka dapat dikemukakan rumusan masalah yaitu belum diketahuinya penyebab ketidaklengkapan pengisian berkas rekam medis pasien rawat inap non psikiatri di Rumah Sakit Marzoeki Mahdi Bogor pada bulan April 2008. 4

1.3 Pertanyaan Penelitian 1. Bagaimanakah gambaran ketidaklengkapan pengisian berkas rekam medis rawat inap non psikiatri di Rumah Sakit Marzoeki Mahdi. 2. Faktor-faktor apakah yang berhubungan dengan ketidaklengkapan pengisian berkas rekam medis rawat inap non psikiatri di Rumah Sakit Marzoeki Mahdi. 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan Umum Berdasarkan uraian latar belakang masalah dan rumusan masalah penelitian maka tujuan umum pada penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran ketidaklengkapan pengisian berkas rekam medis pasien rawat inap non psikiatri di Rumah Sakit Marzoeki Mahdi Bogor pada bulan April 2008 dan faktor-faktor yang berhubungan dengan ketidaklengkapan pengisian berkas rekam medis rawat inap non psikiatri di Rumah Sakit Marzoeki Mahdi Bogor pada bulan April 2008. Tujuan Khusus 1. Mengetahui gambaran variabel man (latar belakang pendidikan dan pelatihan tentang rekam medik) pada ketidaklengkapan pengisian berkas rekam medis rawat inap non psikiatri di Rumah Sakit Marzoeki Mahdi 5

2. Mengetahui gambaran variabel material (kelengkapan rekam medik) pada ketidaklengkapan pengisian berkas rekam medis rawat inap non psikiatri di Rumah Sakit Marzoeki Mahdi 3. Mengetahui gambaran variabel methode (adanya SOP pengisian rekam medis, pemberitahuan ketidaklengkapan dan pemberlakuan kedisiplinan) pada ketidaklengkapan pengisian berkas rekam medis rawat inap non psikiatri di Rumah Sakit Marzoeki Mahdi 4. Mengetahui gambaran variabel machine (sarana dan prasarana) pada ketidaklengkapan pengisian berkas rekam medis rawat inap non psikiatri di Rumah Sakit Marzoeki Mahdi 1.5 Manfaat Penelitian 1. Bagi Mahasiswa Sebagai media belajar komprehensif dan menambah wawasan keilmuan tentang rekam medis khususnya dan informasi kesehatan pada umumnya. 2. Bagi Institusi Pendidikan Sebagai bahan masukan dan acuan pengetahuan bidang pendidikan dan penelitian dan juga sebagai bahan perbandingan bagi penelitian lain. 6

3. Bagi Rumah Sakit Marzoeki Mahdi Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan untuk penyempurnaan kelengkapan pengisian berkas rekam medis rawat inap non psikiatri. 1.6 Ruang Lingkup Penelitian tentang faktor penyebab yang berhubungan dengan ketidaklengkapan pengisian berkas rekam medis pasien pulang rawat inap non psikiatri dan tanggungjawab petugas rekam medik, dokter, perawat dalam proses kelengkapan rekam medis rawat inap non psikiatri yang dilaksanakan di Rumah Sakit Marzoeki Mahdi Bogor. Sasaran penelitian adalah semua dokter dan perawat yang bertugas merawat inap di bulan April 2008 serta petugas rekam medik yang bertugas mengevaluasi berkas rekam medis rawat inap non psikiatri yang masuk di Unit Rekam Medik pada bulan April 2008 di Rumah Sakit Marzoeki Mahdi Bogor. Selain dokter, perawat dan petugas rekam medik sasaran penelitian yang lain adalah berkas rekam medis rawat inap non psikiatri bulan April 2008. 7