Arsitektur Sistem Informasi Tantri Hidayati Sinaga, M.Kom.
Desain Sistem "Desain sistem dapat didefinisikan sebagai penggambaran dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah ke dalam satu kesatuan yang utuh dan berfungsi. (John Burch dan Garry Grudnitski) Desain sistem dapat juga disimpulkan sebagai tahapan berupa penggambaran, perencanaan dan pembuatan dengan menyatukan beberapa elemen terpisah ke dalam satu kesatuan yang utuh untuk memperjelas bentuk sebuah sistem.
Tujuan Desain Sistem Untuk memenuhi kebutuhan para pemakai sistem Untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap kepada pemrogram komputer dan ahli-ahli teknik lainnya yang terlibat. Tujuannya lebih condong pada desain sistem yang terinci, yaitu pembuatan rancang bangun yang jelas dan lengkap untuk nantinya digunakan untuk pembuatan program komputernya.
Proses Desain Sistem Menurut Yavri D. Mahyuzir, beberapa langkah yang perlu dilakukan pada proses desain sistem adalah : Menganalisa masalah dari pemakai (user), sasarannya adalah mendapatkan pengertian yang mendalam tentang kebutuhan-kebutuhan pemakai. Studi kelayakan, membandingkan alternatif-alternatif pemecahan masalah untuk menentukan jalan keluar yang paling tepat. Rancang sistem, membuat usulan pemecahan masalah secara logika. Detail desain, melakukan desain sistem pemecahan masalah secara terperinci. Penerapannya yaitu memindahkan logika program yang telah dibuat dalam bahasa yang dipilih, menguji program, menguji data dan outputnya. Pemeliharaan dan evaluasi terhadap sistem yang telah diterapkan.
Tahap Analisis Membuat struktur organisasi Mendefinisikan kebutuhan informasi Mendefinisikan kriteria kinerja system
Tahap Desain Menyiapkan rancangan Membuat Context Diagram Membuat DFD Membuat IOFC Membuat ERD Merancang Kamus Data Membuat FlowChart Merancang File (master, input, proses, temporary) Merancang Dialog Input Merancang Dialog Output Menyiapkan konfigurasi system
Tahap Penerapan Menyiapkan hardware dan software. Implementasi Pemrograman Testing
Audit Sistem Memelihara Sistem Tahap Penggunaan
Pendekatan Desain Sistem Terdapat 3 jenis pendekatan desain sistem yang umum digunakan, yaitu: Pendekatan Model Driven Rapid Application Development Strategi disain sistem FAST
Model Driven Architecture Model-driven architecture adalah sebuah pendekatan perancangan perangkat lunak yang diluncurkan oleh Object Management Group (OMG) pada tahun 2001. MDA mendukung rekayasa model-driven dari sistem perangkat lunak. MDA menyediakan sekumpulan panduan untuk menstrukturkan spesifikasi yang dinyatakan sebagai model. Pendekatan MDA mendefinisikan fungsionalitas sistem menggunakan sebuah platform-independent model (PIM) dengan memakai sebuah domain-specific language yang sesuai. Kemudian, diberikan sebuah platform definition model (PDM) berupa CORBA,.NET, the Web, dll., PIM diterjemahkan ke dalam satu atau lebih platform-specific model (PSM) yang dapat dijalankan oleh komputer. PSM dapat menggunakan Domain Specific Language yang berbeda, atau sebuah General Purpose Language seperti Java, C#, PHP, Python, dll
Model Driven Architecture Model-driven architecture difokuskan pada rekayasa maju (forward engineering), yaitu menghasilkan kode yang berasal dari abstraksi, spesifikasi pemikiran manusia. Salah satu tujuan dari MDA adalah memisahkan rancangan dari arsitektur. Rancangan mengarah pada kebutuhan fungsional (use case) sedangkan arsitektur menyediakan infrastruktur yang diwujudkan melalui kebutuhan non-fungsional seperti skalabilitas, reliabilitas dan kinerja. MDA memandang bahwa platform independent model (PIM), yang merepresentasikan sebuah rancangan konseptual yang mewujudkan kebutuhan kebutuhan fungsional, akan bertahan terhadap perubahan dalam realisasi teknologi dan arsitektur perangkat lunak.
Rapid Application Development Rapid Application Development (RAD) adalah strategi siklus hidup yang ditujukan untuk menyediakan pengembangan yang jauh lebih cepat dan mendapatkan hasil dengan kualitas yang lebih baik dibandingkan dengan hasil yang dicapai melalui siklus tradisional (McLeod, 2002). RAD merupakan gabungan dari bermacam-macam teknik terstruktur dengan teknik prototyping dan teknik pengembangan joint application untuk mempercepat pengembangan sistem/aplikasi (Bentley, 2004). Dari definisi-definisi konsep RAD ini, dapat dilihat bahwa pengembangan aplikasi dengan menggunakan metode RAD ini dapat dilakukan dalam waktu yang relatif lebih cepat.
Rapid Application Development Menurut Kendall (2010), terdapat tiga fase dalam RAD yang melibatkan penganalisis dan pengguna dalam tahap penilaian, perancangan, dan penerapan. Adapun ketiga fase tersebut adalah Requirements Planning (perencanaan syarat-syarat), RAD Design Workshop(workshop desain RAD), dan Implementation (implementasi).
Rapid Application Development Requirements Planning (Perencanaan Syarat-Syarat) Dalam fase ini, pengguna dan penganalisis bertemu untuk mengidentifikasikan tujuan-tujuan aplikasi atau sistem serta untuk megidentifikasikan syarat-syarat informasi yang ditimbulkan dari tujuan-tujuan tersebut. Orientasi dalam fase ini adalah menyelesaikan masalahmasalah perusahaan. Meskipun teknologi informasi dan sistem bisa mengarahkan sebagian dari sistem yang diajukan, fokusnya akan selalu tetap pada upaya pencapaian tujuan-tujuan perusahaan (Kendall, 2010).
Rapid Application Development RAD Design Workshop (Workshop Desain RAD) Fase ini adalah fase untuk merancang dan memperbaiki yang bisa digambarkan sebagai workshop. Penganalisis dan pemrogram dapat bekerja membangun dan menunjukkan representasi visual desain dan pola kerja kepada pengguna. Workshop desain ini dapat dilakukan selama beberapa hari tergantung dari ukuran aplikasi yang akan dikembangkan. Selama workshop desain RAD, pengguna merespon prototipe yang ada dan penganalisis memperbaiki modul-modul yang dirancang berdasarkan respon pengguna. Apabila sorang pengembangnya merupakan pengembang atau pengguna yang berpengalaman, Kendall menilai bahwa usaha kreatif ini dapat mendorong pengembangan sampai pada tingkat terakselerasi (Kendall, 2010).
Rapid Application Development Implementation (Implementasi) Pada fase implementasi ini, penganalisis bekerja dengan para pengguna secara intens selama workshop dan merancang aspek-aspek bisnis dan nonteknis perusahaan. Segera setelah aspek-aspek ini disetujui dan sistem-sistem dibangun dan disaring, sistem-sistem baru atau bagian dari sistem diujicoba dan kemudian diperkenalkan kepada organisasi (Kendall, 2010).
Kelebihan dan Kekurangan RAD Kelebihan metodologi RAD menurut Marakas (2006): Penghematan waktu dalam keseluruhan fase projek dapat dicapai. RAD mengurangi seluruh kebutuhan yang berkaitan dengan biaya projek dan sumberdaya manusia. RAD sangat membantu pengembangan aplikasi yang berfokus pada waktu penyelesaian projek. Perubahan desain sistem dapat lebih berpengaruh dengan cepat dibandingkan dengan pendekatan SDLC tradisional. Sudut pandang user disajikan dalam sistem akhir baik melalui fungsi-fungsi sistem atau antarmuka pengguna. RAD menciptakan rasa kepemilikan yang kuat di antara seluruh pemangku kebijakan projek.
Kelebihan dan Kekurangan RAD Kekurangan penerapan metode RAD menurut Kendall (2010): Dengan metode RAD, penganalisis berusaha mepercepat projek dengan terburu-buru. Kelemahan yang berkaitan dengan waktu dan perhatian terhadap detail. Aplikasi dapat diselesaikan secara lebih cepat, tetapi tidak mampu mengarahkan penekanan terhadap permasalahan-permasalahan perusahaan yang seharusnya diarahkan. RAD menyulitkan programmer yang tidak berpengalaman menggunakan prangkat ini di mana programmer dan analyst dituntut untuk menguasai kemampuan-kemampuan baru sementara pada saat yang sama mereka harus bekerja mengembangkan sistem.
FAST FAST atau Framework for the Applications of System Technology mendefinisikan tahapan untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi, dan kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan-perbaikan. Tahapan pada FAST berdasarkan pada permasalahan dan kesempatan yang dihadapi dengan peningkatanpeningkatan yang diharapkan dari sistem yang dikembangkan. FAST sendiri berkaitan erat dengan analisis dan desain sistem melalui cara PIECES (Performance, Information, Economics, Control, Efficiency, dan Service).
FAST PIECES membantu metode FAST pada tahap analisis masalah dan kebutuhan sistem, meliputi: Performance (kinerja), peningkatan terhadap kinerja sistem yang baru sehingga menjadi lebih efektif diukur dari jumlah pekerjaan yang dapat dilakukan pada saat tertentu (throughput) dan response time. Information (informasi), peningkatan terhadap kualitas informasi yang disajikan. Economics (ekonomi), peningkatan terhadap manfaat-manfaat atau keuntungan atau penurunan biaya yang terjadi. Control (pengendalian), peningkatan terhadap pengendalian untuk mendeteksi dan memperbaiki kesalahan derta kecurangan yang akan terjadi. Efficiency (efisiensi), peningkatan terhadap efisiensi operasi. Service (pelayanan), peningkatan terhadap pelayanan yang diberikan oleh sistem.