PENDAMPINGAN PEMBUATAN RUMAH PUPUK KOMPOS DI KAMPUNG BELAKANG KAMAL JAKARTA BARAT

dokumen-dokumen yang mirip
PENDAMPINGAN PEMBUATAN KLINIK DAUR ULANG SAMPAH DI KAMPUNG BELAKANG KAMAL KALIDERES JAKARTA BARAT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bertindak tepat untuk sehat dengan menjaga lingkungan dan kebersihan

BAB V KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan

Pemberdayaan Masyarakat Rumpin Melalui Pengolahan Sampah Organik Rumah Tangga

PELESTARIAN LINGKUNGAN MELALUI TATAJER

I. PENDAHULUAN. Manusia dalam menjalani aktivitas hidup sehari-hari tidak terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. dari semua pihak, karena setiap manusia pasti memproduksi sampah, disisi lain. masyarakat tidak ingin berdekatan dengan sampah.

PEMANFAATAN LIMBAH ORGANIK RUMAH TANGGA DALAM PEMBUATAN PUPUK BOKASHI DI KELURAHAN TUAH KARYA, KECAMATAN TAMPAN, PEKANBARU

3.3 KONSEP PENATAAN KAWASAN PRIORITAS

I. PENDAHULUAN. Masalah sampah memang tidak ada habisnya. Permasalahan sampah sudah

PERAN MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN KOMPOSTER SEDERHANA

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam semua aspek kehidupan manusia selalu menghasilkan manusia

IbM PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA SEBAGAI UPAYA MENCIPTAKAN KAMPUNG PRO IKLIM (PROKLIM)

BAB V DINAMIKA PROSES AKSI. A. Menumbuhkan Kreativitas dalam Pengelolaan Sampah menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Limbah padat atau sampah padat merupakan salah satu bentuk limbah

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dan lingkungan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. PPK Sampoerna merupakan Pusat Pelatihan Kewirausahaan terpadu yang

DAMPAK SAMPAH TERHADAP KESEHATAN LINGKUNGAN DAN MANUSIA

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam pembangunaan kesehatan menuju Indonesia sehat ditetapkan enam

PENGESAHAN PROPOSAL PKM

Pemberdayaan Lingkungan untuk kita semua. By. M. Abror, SP, MM

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan pengelolaan yang berkelanjutan air dan sanitasi untuk semua. Pada tahun 2030,

KERJA SAMA BISNIS PENDIRIAN BANK SAMPAH MODEL BARU

KONSEP PENANGANAN SAMPAH TL 3104

BAB I PENDAHULUAN. dipancarkan lagi oleh bumi sebagai sinar inframerah yang panas. Sinar inframerah tersebut di

KKN ITATS Tahun Kegiatan Pelatihan Pembuatan Kompos. Disiapkan oleh Taty Alfiah, ST.MT

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya. Peningkatan pendapatan di negara ini ditunjukkan dengan

PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI LINGKUNGAN RT.1 - RT.14/RW IV KELURAHAN RUNGKUT MENANGGAL KECAMATAN GUNUNGANYAR KOTA SURABAYA.

I. PENDAHULUAN. Sampah masih merupakan masalah bagi masyarakat karena perbandingan antara

Analisis Situasi. PENDEKATAN SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH DI RW 03 (Perum Kertas Leces) DESA BANJAR SAWAH KECAMATAN TEGALSIWALAN KABUPATEN PROBOLINGGO

PENERAPAN IPTEKS. Pemanfaatan Limbah Usaha Pemotongan Ayam dan Pertanian Untuk Penyediaan Pupuk Organik Cair dan Produksi Tanaman Organik

Prosiding SNaPP2011 Sains, Teknologi, dan Kesehatan.

PEMBERDAYAAN KARANG TARUNA MELALUI PEMANFAATAN LIMBAH BULU AYAM UNTUK PEMBUATAN PAKAN BEBEK

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

PENGOLAHAN LIMBAH ORGANIK SAMPAH PASAR MENJADI KOMPOS

Pengelolaan Sampah Terpadu. Berbasis Masyarakat Kelurahan Karang Anyar

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SATUAN TIMBULAN, KOMPOSISI DAN POTENSI DAUR ULANG SAMPAH PADA TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAH TANJUNG BELIT KABUPATEN ROKAN HULU

Bahan-bahan : 1) Bahan-bahan organik 2) Mikro Organisme Lokal (MOL) 3) Larutan gula merah / gula pasir 4) Dedak / bekatul

Cara menanggulangi pencemaran seperti pada gambar diatas adalah...

LAMPIRAN II HASIL ANALISIS SWOT

POTENSI KECAMATAN GUNUNGPATI SEMARANG SEBAGAI SENTRA PERTANIAN ORGANIK MELALUI KEGIATAN IPTEKS BAGI MASYARAKAT KELOMPOK WANITA TANI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. stabilitator lingkungan perkotaan. Kota Depok, Jawa Barat saat ini juga

ATURAN BERSAMA RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN DESA KEDUNGSARIMULYO

BAB I PENDAHULUAN 6% 1% Gambar 1.1 Sumber Perolehan Sampah di Kota Bandung

Pembuatan Kompos - - Yogyakarta, 30 Mei 2008

Kajian Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pengelolaan Sampah Secara Terpadu Di Kampung Menoreh Kota Semarang. Tugas Akhir

PENGOLAHAN SAMPAH DENGAN SISTEM 3R (REDUCE, REUSE, RECYCLE)

BAB I PENDAHULUAN. ditanggung alam karena keberadaan sampah. Sampah merupakan masalah yang

PEMBERDAYAAN KELOMPOK PKK DALAM PENGOLAHAN SAMPAH PLASTIK MENJADI PRODUK KERAJINAN TANGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Tentang Lingkungan Hidup. Wan Muhamad Idris Baros Management

BUPATI BANGKA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN PERSAMPAHAN DAN KEBERSIHAN

BAB I PENDAHULUAN. Kebersihan lingkungan merupakan salah satu hal yang sangat penting

PERMUKIMAN SEHAT, NYAMAN FARID BAKNUR, S.T. Pecha Kucha Cipta Karya #9 Tahun 2014 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

Dasar-Dasar Rumah Sehat KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan mutlak. Peran penting pemerintah ada pada tiga fungsi utama, yaitu fungsi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latarbelakang

BAB VII DAMPAK KONVERSI LAHAN TERHADAP KEBERLANJUTAN EKOLOGI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KUISIONER FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUNG APUNG RT10/01 KELURAHAN KAPUK JAKARTA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Respon risiko..., Juanto Sitorus, FT UI., Sumber data : BPS DKI Jakarta, September 2000

DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN KABUPATEN KARANGANYAR

Bagaimana Solusinya? 22/03/2017 PENGELOLAAN SAMPAH ORGANIK RUMAH TANGGA DI KOTA CIAMIS PENGERTIAN SAMPAH

V. DESKRIPSI LOKASI DAN SAMPEL PENELITIAN. Kelurahan Kamal Muara merupakan wilayah pecahan dari Kelurahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PENGEMBANGAN DODOL WORTEL DESA GONDOSULI KECAMATAN TAWANGMANGU KABUPATEN KARANGANYAR

2015 DAMPAK BANJIR CILEUNCANG TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI DI KECAMATAN RANCAEKEK KABUPATEN BANDUNG

TEKNOLOGI TEPAT GUNA PENGOLAHAN SAMPAH ANORGANIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Model Pengelolaan Sampah Berbasis Rumah Tangga dengan Bak Komposter Untuk Menghasilkan Pupuk Cair

I. PENDAHULUAN. Jakarta merupakan ibukota Negara Indonesia dan pusat pemerintahan,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

NOTULENSI KOORDINASI DAN PENDATAAN PENGELOLAAN SAMPAH DI PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA (PPS) BELAWAN NO SUMBER INFORMASI HASIL KOORDINASI

PEMBUATAN LUBANG RESAPAN BIOPORI SEBAGAI ALTERNATIF PENANGGULANGAN BANJIR DI KELURAHAN MAHARATU KECAMATAN MARPOYAN DAMAI PEKANBARU

KISI-KISI SOAL UJI COBA TEMA SAMPAH DAN PENANGGULANGANNYA (TES PENGUASAAN KONSEP)

DESAIN MESIN KOMPOSTER SKALA INDUSTRI KECIL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Volume sampah setiap harinya terus bertambah banyak sampah begitu saja di

BAB I PENDAHULUAN. yang hidup dalam lingkungan yang sehat. Lingkungan yang diharapkan adalah yang

MAKALAH PROGRAM PPM. Pemilahan Sampah sebagai Upaya Pengelolaan Sampah Yang Baik

BAB VII ANALISIS DAYA DUKUNG LINGKUNGAN UPS MUTU ELOK. Jumlah Timbulan Sampah dan Kapasitas Pengelolaan Sampah

BAB I PENDAHULUAN. dan kualitas sampah yang dihasilkan. Demikian halnya dengan jenis sampah,

Kategori : Mengembangkan Pengolahan Sampah Terpadu

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. tahun 2012 memiliki total jumlah penduduk sebesar jiwa (BPS, 2013).

PEMANFAATAN LIMBAH PASAR SEBAGAI PAKAN RUMINANSIA SAPI DAN KAMBING DI DKI JAKARTA

Penanganan Pascapanen dan Pemasaran Kakao di Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Diany Faila Sophia Hartatri 1)

PEMERINTAH KOTA DENPASAR TPST-3R DESA KESIMAN KERTALANGU DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN KOTA DENPASAR

PEMILIHAN DAN PENGOLAHAN SAMPAH ELI ROHAETI

BOKASHI (BAHAN ORGANIK KAYA AKAN SUMBER HAYATI)

I. PENDAHULUAN. anorganik terus meningkat. Akibat jangka panjang dari pemakaian pupuk

1

KAJIAN MODEL PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT (STUDI KASUS DI KECAMATAN WONOCOLO KOTA SURABAYA)

PEMBUATAN KOMPOS DARI LIMBAH PADAT ORGANIK YANG TIDAK TERPAKAI ( LIMBAH SAYURAN KANGKUNG, KOL, DAN KULIT PISANG )

1. Pendahuluan ABSTRAK:

Transkripsi:

PENDAMPINGAN PEMBUATAN RUMAH PUPUK KOMPOS DI KAMPUNG BELAKANG KAMAL JAKARTA BARAT 1 Anggraeni Dyah S., 2 Putri Suryandari, 3 Sri Kurniasih Program Studi Arsitektur Universitas Budi Luhur anggraeni.dyah@budiluhur.ac.id ABSTRAK Kampung Belakang terletak di Jakarta Barat. Kampung Belakang dinyatakan oleh BPS (Biro Pusat Statistik) sebagai wilayah kumuh berat di DKI Jakarta. Faktor dominan penyebabnya adalah pola hidup masyarakat yang tidak sehat dengan membuang sampah secara sembarangan. Terdapat beberapa tempat yang menjadi lokasi tumpukan sampah, serta sungai dan saluruan drainase yang menjadi tempat pembuangan sampah. Sampah yang tidak dikelola dengan baik pada lokasi pemukiman, akan berdampak pada kesehatan masyarakat dengan menimbulkan berbagai macam penyakit. Permasalahan ini diselesaikan dengan menggunakan metode pendampingan kepada masyarakat untuk merubah pola hidup masyarakat agar dapat mengolah sampah secara swadaya. Daun yang jatuh dari pohon merupakan salah satu produksi sampah yang banyak dihasilkan di lingkungan pemukiman. Jika dibakar dapat menimbulkan polusi. Sampah daun dapat didaur ulang menjadi pupuk kompos. Hasil produksi pupuk kompos dapat digunakan oleh masyarakat Kampung Belakang sendiri atau dapat dijual ke masyarakat umum. Pendampingan kepada masyarakat di Kampung Belakang untuk mendaur ulang sampah daun menjadi pupuk kompos, menjadi solusi masalah sampah di kawasan tersebut. Kemandirian masyarakat untuk mengolah sampah daun di lingkungannya dapat meningkatkan nilai ekonomi masyarakat, sehingga kesan kumuh dapat dihilangkan dari Kampung Belakang. Luaran yang dihasilkan berupa Pembentukan Rumah Pupuk yang menggunakan metode edukasi, yaitu sampah daun yang terdapat di lingkungan rumah tinggal masing-masing akan dikumpulkan dan diolah di Rumah Pupuk untuk dijadikan pupuk oleh masyarakat Kampung Belakang. Pendampingan ini bekerja sama dengan Kelompok Swadaya Masyarakat Nyiur binaan Universitas Budi Luhur dan Badan Keswadayaan Masyarakat Kamal. Kata Kunci: daur ulang, kampung belakang, pupuk kompos, sampah daun 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sampah merupakan masalah umum di semua kota di dunia dan DKI Jakarta merupakan salah satu kota besar yang sedang mengalami masalah peningkatan volume sampah. Sampah telah menjadi permasalahan nasional sehingga pengelolaannya perlu dilakukan secara komprehensif dan terpadu dari hulu ke hilir agar memberikan manfaat secara ekonomi, sehat bagi masyarakat, dan aman bagi lingkungan, serta dapat mengubah perilaku masyarakat. Bertambahnya jumlah manusia di bumi ini berarti bertambah pula jumlah sampah yang akan dihasilkan. Kehadiran sampah membawa banyak dampak negatif dalam kehidupan manusia, seperti menimbulkan bau tidak sedap, menimbulkan bibit penyakit, banjir, dan berkontribusi terhadap pemanasan global. Belum lagi masalah terbatasnya lahan yang tersedia untuk menampung dan mengolah sampah, terutama di DKI Jakarta. Salah satu wilayah di DKI Jakarta yang memiliki permasalahan sampah adalah Kampung Belakang Kelurahan Kamal, Kecamatan Kalideres Jakarta Barat. Hal ini terlihat dari beberapa titik di wilayah Kampung Belakang yang menjadi tempat penumpukan sampah. Selain itu saluran drainase di jalan sekitar rumah warga kondisinya sangat tidak memadai. Banyak sampah yang dibuang pada saluran drainase ataupun sungai yang melintas di wilayah Kampung Belakang tersebut. Hal inilah memberikan dampak tersumbatnya saluran drainase dan sungai yang mengakibatkan genangan air dan banjir. Masyarakat kurang memiliki pengetahuan dampak sampah terhadap kesehatan, sehingga setiap produksi sampah rumah tangga selalu dibuang di pinggir jalan, lahan kosong, saluran drainase dan sungai, sedangkan sampah daun dikumpulkan untuk kemudian dibakar. Aktivitas warga dalam mengolah sampah berdampak pada polusi udara dan sumber penyakit. Untuk menyelesaikan permasalahan sampah di Kampung Belakang, maka diadakan pendampingan bagi masyarakat Kampung 52

Belakang Kelurahan Kamal, Kecamatan Kalideres Jakarta Barat. Dalam kegiatan ini masyarakat akan diberikan pengetahuan untuk mendaur ulang sampah organik daun menjadi pupuk kompos. Sebagai wadah masyarakat dalam mendaur ulang sampah organik daun, maka akan difasilitasi pembuatan rumah pupuk kompos bagi masyarakat Kampung Belakang. Dengan masyarakat memiliki kemampuan untuk mendaur ulang sendiri sampah organik daun menjadi pupuk kompos, maka masyarakat dapat memproduksi dan menjual hasil daur ulang pupuk kompos tersebut. Pada akhirnya dapat meningkatkan nilai ekonomi masyarakat dan dapat menyelesaikan permasalahan sampah di Kampung Belakang. 1.2. Permasalahan Permasalahan masyarakat Kampung Kalideres Jakarta Barat saat ini adalah kurangnya pengetahuan masyarakat untuk mendaur ulang sampah organik daun menjadi produk yang dapat dimanfaatkan kembali, serta belum adanya wadah yang dapat mengelola kegiatan daur ulang tersebut. 1.3. Tujuan Tujuan dari kegiatan Pendampingan bagi Masyarakat Kampung Belakang Kelurahan Kamal Kecamatan Kalideres Jakarta Barat adalah : 1. Pemberdayaan masyarakat melalui daur ulang sampah organik daun menjadi pupuk kompos 2. Pemberdayaan masyarakat melalui pembuatan rumah pupuk kompos. 1.4. Luaran Untuk menyelesaikan permasalahan masyarakat tersebut Kampung Belakang Jakarta Barat, maka target luaran yang dihasilkan adalah terdapat rumah pupuk kompos di Kampung Belakang sebagai wadah masyarakat untuk mendaur ulang sampah organik daun menjadi pupuk kompos. 1.5. Manfaat Kegiatan Manfaat yang diperoleh dari kegiatan Pendampingan Pembuatan Rumah Pupuk Kompos bagi Masyarakat Kampung Belakang Jakarta Barat adalah masyarakat memiliki wadah pengelolaan daur ulang sampah organik daun menjadi pupuk kompos yang dapat digunakan sendiri ataupun dijual ke masyarakat luas. 2. METODE PENGABDIAN Pelaksanaan kegiatan Pendampingan Pembuatan Rumah Pupuk Kompos bagi Masyarakat Kampung Belakang Kelurahan Kamal Kecamatan Kalideres Jakarta Barat, digunakan proses pendekatan dengan konsep TRI-DAYA. Gambar 1. Konsep Tri-Daya Konsep Daya Sosial adalah mengajak masyarakat melalui proses pendekatan : 1. Koordinasi dengan pengurus masyarakat Kampung Belakang 2. Koordinasi dengan LKM/BKM Kamal 3. Koordinasi dengan KSM Nyiur binaan Universitas Budi Luhur yang terkait dengan pengembangan wilayah Kampung Belakang. Konsep Daya Lingkungan adalah melakukan identifikasi terhadap : 1. Kebiasaan masyarakat dalam memberlakukan sampah organik daun 2. Kemampuan masyarakat dalam mendaur ulang sampah organik daun. Konsep Daya Ekonomi adalah pada rumah pupuk kompos dihasilkan daur ulang sampah organik daun menjadi pupuk kompos yang dapat dimanfaatkan sendiri atau dijual kepada masyarakat umum, yang pada akhirnya dapat meningkatkan nilai ekonomi masyarakat sekitar. Dengan penerapan konsep Tri Daya pada kegiatan Pendampingan Pembuatan Rumah Pupuk Kompos bagi Masyarakat Kampung Kalideres Jakarta Barat, maka tahapan pelaksanaan kegiatan adalah sebagai berikut : 1. Perijinan kepada pengurus Kampung 53

Kalideres Jakarta Barat untuk melaksanakan program pendampingan 2. Perjanjian kerjasama dengan pengurus LKM/BKM Kamal untuk melaksanakan program pendampingan 3. Perjanjian kerjasama dengan pengurus KSM Nyiur binaan Universitas Budi Luhur sebagai pengembang wilayah Jakarta Barat untuk melaksanakan program pendampingan 4. Survei lokasi pendampingan 5. Pembuatan materi pendampingan daur ulang sampah organik daun menjadi pupuk kompos 6. Workshop daur ulang sampah organik daun menjadi pupuk kompos 7. Pembuatan rumah pupuk kompos. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Kampung Belakang Kamal Wilayah : Kampung Belakang RW : RW.03 dan RW.04 Kelurahan : Kamal Kecamatan : Kalideres Kotamadya : Jakarta Barat Luas lahan : ± 20,03 Ha (RW.03) dan ± 15,43 Ha (RW.04) Gambar 3. Titik Penumpukan Sampah di Kampung Belakang Beberapa saluran draninase dan sungai tidak memenuhi persyaratan kesehatan karena banyak tumpukan sampah, sehingga saluran drainase dan sungai menjadi tersumbatnya, berdampak timbulnya genangan air dan banjir. Gambar 2. Konsep Tri-Daya 3.2 Sampah di Kampung Belakang Kamal Kurangnya pengetahuan masyarakat akan dampak sampah terhadap kesehatan, menyebabkan masyarakat tidak mengelola sampah yang terdapat di lingkungannya. Hal ini terlihat dari tumbuhnya beberapa titik di wilayah Kampung Belakang yang menjadi tempat penumpukan sampah. 54

Gambar 4. Titik Penumpukan Sampah pada Sungai di Kampung Belakang 3.3 Rumah Pupuk Kompos di Kampung Belakang Kamal Permasalahan masyarakat Kampung Belakang adalah mengolah sampah organik daun dengan cara dikumpulkan dan dibakar, sehingga menimbulkan dampak polusi udara yang dapat mengganggu kesehatan. Dengan demikian diadakan pendampingan untuk memanfaatkan sampah organik daun tersebut menjadi produk yang dapat dimanfaatkan kembali. Untuk memberikan pengetahuan masyarakat tentang pengolahan sampah organik daun, maka diadakan pendampingan berupa pelatihan daur ulang sampah organik daun menjadi pupuk kompos. Pelatihan diadakan di Rumah Pupuk Kompos Vila Cinere Mas oleh ibu Tuti sebagai pemilik. 1. Kumpulkan sampah organik daun kering dan basah yang berjatuhan di lingkungan sekitar rumah tinggal 2. Sampah organik daun dipotong-potong menggunakan mesin pencacah 3. Hasil potongan sampah organik daun dicampur dengan bakteri pengurai yang terbuat dari komposisi 50 L air : 1 tutup botol EM4 : 1 kg gula pasir. Kemudian diaduk-aduk hingga merata 4. Sampah organik daun yang telah diberi bakteri pengurai dimasukkan dalam komposter 5. Setiap pagi dan sore komposter diputar sebanyak 5 putaran selama 15 hari 6. Setelah 15 hari pupuk kompos dipotongpotong menggunakan alat pencacah 7. Hasil potongan pupuk kompos dijemur di bawah sinar matahari langsung selama 1 jam 8. Tahap akhir adalah memasukkan pupuk kompos dalam karung sesuai kebutuhan. Gambar 6. Tahapan Pembuatan Pupuk Kompos Setelah masyarakat memiliki pengetahuan tentang daur ulang sampah organik daun menjadi pupuk kompos, diadakan pembuatan rumah pupuk kompos di Kampung Belakang. Tempat ini sebagai wadah masyarakat untuk memproduksi pupuk kompos. Dipilih lokasi RT.010/RW.03 sebagai tempat Rumah Pupuk Kompos Kampung Belakang yang dikelola oleh masyarakat sendiri. Gambar 5. Pelatihan Pembuatan Pupuk Kompos di Rumah Pupuk Kompos VCM Proses pembuatan sampah organik daun menjadi pupuk kompos adalah sebagai berikut : 55

Kurniasari, Netty Dyah. 2015. Program CSR Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (Untuk meningkatkan Produktivitas Usaha Mikro, Kecil, Menengah di Madura). Jurnal NeO Bis. Volume 9 No.1 2015. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta. Gambar 7. Pembuatan Rumah Pupuk Kompos di Kampung Belakang Kamal 4. SIMPULAN, SARAN, DAN TINDAK LANJUT Dengan Pendampingan Pembuatan Rumah Pupuk Kompos Kampung Belakang sebagai wadah kegiatan daur ulang sampah organik daun menjadi pupuk kompos. Masyarakat secara swadaya dapat mengumpulkan sampah organik daun dan mengolahnya menjadi pupuk kompos. Hasil dari pupuk kompos dapat dimanfaatkan sendiri oleh masyarakat ataupun dijual ke masyarakat yang lebih luas, sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan perekonomian masyarakat. Dengan demikian pupuk kompos menjadi salah satu solusi permasalahan sampah organik daun bagi masyarakat Kampung Belakang Jakarta Barat. Masyarakat Kampung Belakang dapat mengembangkan sumber daya pupuk kompos untuk memproduksi tanaman yang dapat dimanfaatkan sendiri atau dijual ke masyarakat luas. Selain dapat meningkatkan nilai ekonomi masyarakat, tanaman dapat menjadi penghijauan pada Kampung Belakang yang selama ini memiliki kesan gersang. 5. DAFTAR PUSTAKA Suryandari, Putri; Dyah, Anggraeni dan Kurniasih Sri. 2017. IbM Menuju Kampung Petani Sampah di Kampung Kalideres Jakarta Barat. Laporan PKM. Universitas Budi Luhur Jakarta. 56