BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan bertujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas

BAB I PENDAHULUAN. dana atau modal. Dalam memenuhi kebutuhan dana atau modal, perusahaan sering

Bab II. Tinjauan Pustaka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. LANDASAN TEORI. dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Menurut Brigham dan Houston,

I. PENDAHULUAN. Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. maksimal seperti yang telah ditargetkan, perusahaan dapat berbuat banyak bagi

BAB I PENDAHULUAN. dapat dikatakan sehat apabila perusahaan dapat bertahan dalam kondisi ekonomi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

UKDW BAB I PENDAHULAN. 1.1 Latar Belakang. Perusahaan didirikan dengan tujuan meningkatkan nilai perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. keadaan perekonomian sejak bulan Oktober 2014 hingga saat ini masih

TINJAUAN PUSTAKA. Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Pada prinsipnya setiap perusahaan membutuhkan dana khususnya

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Laporan keuangan. keuangan tersebut untuk menentukan atau menilai posisi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

BAB II TINJAUAN PUTAKA. Kebutuhan dana tersebut digunakan untuk membiayai kebutuhan investasi maupun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang masalah

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. (yang lebih baik) mengenai prospek perusahaan daripada yang dimiliki investor.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dasar struktur modal berkaitan dengan sumber dana, baik itu sumber internal

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penguji dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan perusahaan. ROA merupakan salah satu indikator untuk mengukur

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Industri bidang pengolahan sektor makanan dan minuman (foods and

BAB I PENDAHULUAN. untuk terus mengikuti perkembangan usahanya. Begitu juga dengan setiap

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. penjualan sebagian besar aktiva kepada pihak luar melalui bisnis biasa,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar BelakangMasalah. Banyaknya perusahaan dan kondisi perekonomian saat ini telah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kecil perusahaan menurut berbagai cara, antara lain: total aktiva, log size, nilai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Pelaksanaan Analisis Laporan Keuangan pada PT. Pupuk Kalimantan

BAB I PENDAHULUAN. satu tujuan lain perusahaan. Untuk meningkatkan laba,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2. TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan untuk digunakan dalam operasinya. Suatu perusahaan pada umumnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam praktiknya laporan keuangan oleh perusahaan dibuat dan disusun sesuai dengan

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. berada dalam kondisi sehat akan mampu menghadapi tingkat persaingan dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Sedangkan Sartono. Setiap perusahaan selalu berusaha untuk meningkatkan

Analisa Rasio Keuangan

I. PENDAHULUAN. total aktiva, maupun modal sendiri (Sartono, 1998). Besarnya laba digunakan

Bab 9 Teori Rasio Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT.

BAB 2 LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. profitabilitas yang tinggi. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sumber utama yakni yang berasal dari dalam dan luar perusahaan (Rodoni dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat pula dimaksudkan sebagai dana yang tersedia untuk membiayai kegiatan

BAB II LANDASAN TEORI

III. METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal mempunyai peranan penting dalam pembangunan ekonomi suatu

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi setiap perusahaan, karena baik buruknya struktur modal akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sawir (2005:129), modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kepada para pemegang saham atau equity investor. Dividen merupakan bagian

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. pihak dan emiten yang membutuhkan dana jangka menengah atau jangka panjang

BAB I PENDAHULUAN. dengan analisis profitabilitas perusahaan (Retnaningsih, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. dari tantangan-tantangan yang harus di hadapi, para pelaku bisnis property di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebijakan dividen menjadi perhatian banyak pihak seperti pemegang saham,

BAB 1I TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. berhasil memenangkan persaingan apabila dapat menghasilkan laba yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk membiayai aktivitas perusahaan sehari-hari misalnya untuk membeli bahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan keuangan yang dapat berfungsi sebagai alat ukur dalam menilai kinerja

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas perekonomian menjadi meningkat karena pasar modal menjalankan dua

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Modal kerja secara tradisional diartikan sebagai dana yang tersedia untuk

BAB I PENDAHULUAN. diukur dengan Current Ratio, Debt to Equity dan Return on Investment terhadap

lokal. Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi, dalam hubungannya dengan leverage, sebaiknya menggunakan ekuitas sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. berupa promosi atau informasi lain yang menyatakan bahwa perusahaan lebih baik dari

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan merupakan alat analisis keuangan yang paling sering

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan dunia usaha yang semakin cepat dewasa ini membuat

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Profitabilitas Profitabilitas merupakan hasil dari kegiatan operasional suatu perusahaan yang menjadi indikator penting untuk menilai bagaimana kinerja perusahaan tersebut dalam mengembalikan modal yang digunakan. Profitabilitas sering juga disebut rentabilitas yang berarti kemampuan suatu perusahaan untuk mendapatkan laba selama periode tertentu. Menurut Brigham (2006), profitabilitas adalah hasil akhir dari sejumlah kebijakan dan keputusan yang dilakukan oleh suatu perusahaan. Sedangkan menurut Riyanto (2001), rentabilitas perusahaan menunjukan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba. Brigham and Houston (2006) mengatakan bahwa perusahaan dengan tingkat pengembalian yang tinggi atas investasi akan menggunakan hutang relatif kecil. Tingkat pengembalian yang tinggi memungkinkan untuk membiayai sebagaian besar kebutuhan pendanaan dengan dana yang dihasilkan secara internal. Jumlah laba bersih kerap dibandingkan dengan ukuran kegiatan atau kondisi keuangan lainnya seperti penjualan, aktiva dan ekuitas pemegang saham untuk menilai kinerja sebagai suatu presentase dari beberapa tingkat aktivitas atau investasi. Dari pengertian di atas 8

9 dapat disimpulkan bahwa profitabilitas merupakan gambaran tentang kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba dari aktivitas operasinya yang dihasilkan dari kegiatan usahanya selama periode tertentu. Menurut Brigham dan Houston (2001), jika suatu perusahaan mempunyai profitabilitas tetap dan pengeluaran investasi tetap maka perusahaan yang mempunyai profitabilitas tinggi akan menggunakan hutang yang relatif rendah dan sebaliknya. Bagi perusahaan pada umumnya masalah profitabilitas adalah lebih penting daripada masalah laba,karena laba besar saja belumlah merupakan ukuran perusahaan itu telah dapat bekerja secara efisien. Efisiensi baru dapat diketahui dengan membandingkan laba yang diperoleh itu dengan kekayaan atau modal yang menghasikan laba tersebut, atau dengan kata lain ialah menghitung profitabilitas. Dengan demikian yang harus diperhatikan oleh perusahaan ialah bagaimana usaha memperbesar laba, tetapi yang terpenting ialah usaha untuk meningkatkan profitabilitas (Riyanto, 2001). Dari uraian di atas maka perusahaan dituntut untuk memikirkan strategi-strategi untuk meningkatkan profitabilitas dan juga mencapai tujuan dari perusahaan tersebut. Perusahaan harus dapat mengatur beberapa aspek penting seperti pengelolaan terhadap aset yang sehat, pengelolaan sumber dana (liabilities) yang efektif, pengelolaan fee base

10 income yang kreatif serta pengelolaan terhadap biaya usaha yang efisien. Untuk mengukur profitabilitas suatu perusahaan terdapat rasio rasio yang dapat digunakan. Rasio profitabilitas yang akan digunakan antara lain ROE (Return On Equity) dan ROA (Return On Asset). ROE yaitu rasio yang menggambarkan besarnya kembalian atas modal untuk menhasilkan keuntungan, sedangkan ROA yaitu rasio yang menunjukkan kemampuan dari keseluruhan aset yang ada dan digunakan untuk menghasilkan keuntungan. Rasio profitabilitas akan menunjukkan kombinasi efek dari likuiditas, manajemen, dan utang pada hasil hasil operasi (Brigham, 2006). Rasio profitabilitas juga dapat digunakan untuk melihat apakah perusahaan mempunyai prospek yang cukup baik. 2.1.2 Likuiditas Menurut kasmir (2008), likuiditas adalah berhubungan dengan masalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya yang segera harus dipenuhi. Jumlah alat-alat pembayaran yang dimiliki oleh suatu perusahaan pada suatu saat merupakan kekuatan membayar dari perusahaan yang bersangkutan. Suatu perusahaan yang mempunyai kekuatan membayar belum tentu dapat memenuhi segala kewajiban finansialnya yang segera harus dipenuhi atau dengan kata lain perusahaan tersebut belum tentu memiliki kemampuan membayar.

11 Kemampuan membayar baru terdapat pada perusahaan apabila kekuatan membayarnya adalah demikian besarnya sehingga dapat memenuhi semua kewajiban finansialnya yang segera harus dipenuhi. Dengan demikian maka kemampuan membayar itu dapat diketahui setelah membandingkan kekuatan membayarnya disatu pihak dengan kewajiban-kewajiban finansialnya yang segera harus dipenuhi dilain pihak. Suatu perusahaan yang mempunyai kekuatan membayar sedemikian besarnya sehingga mampu memenuhi segala kewajiban finansialnya yang harus segera dipenuhi, dikatakan bahwa perusahaan tersebut adalah likuid dan sebaliknya yang tidak mempunyai kemampuan membayar adalah ilikuid. Sedangkan menurut Munawir (2002), likuiditas adalah menunjukan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keungannya yang harus segera dipenuhi atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih. Sehingga dapat disimpulkan bahwa likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan jangka pendeknya yang segera harus dipenuhi. Current Ratio menunjukkan tingkat keamanan kreditor jangka pendek, atau kemampuan perusahaan untuk membayar hutang-hutang tersebut. Namun suatu perusahaan dengan current ratio yang tinggi bukan merupakan jaminan bahwa perusahaan tersebut mampu membayar hutang yang sudah jatuh tempo karena proporsi atau

12 distribusi dari aktiva lancar yang tidak menguntungkan, misalnya jumlah persediaan yang relatif tinggi dibandingkan taksiran tingkat penjualan yang akan dating sehingga tingkat perputaran persediaan rendah dan menunjukkan adanya over investment dalam persediaan tersebut atau adanya saldo piutang yang besar yang mungkin sulit untuk ditagih. 2.1.3 Leverage Menurut Butar dan Sudarsi (2012) leverage merupakan perbandingan antara utang dan aktiva yang menunjukan beberapa bagian aktiva yang digunakan untuk menjamin utang. Dengan sumber dana yang berasal dari hutang maka bunga yang dibayarkan bisa digunakan untuk mengurangi penghasilan yang dikenakan pajak sehingga bisa menaikan profit. Konsekuensi dari leverage menurut Weston dan Copeland (1997) apabila dari penggunaan utang ternyata tingkat pengembalian (return) lebih besar dari biaya utang, maka leverage tersebut bermanfaat untuk meningkatkan keuntungan. Sebaliknya jika hasil pengembalian atas aktiva lebih kecil daripada biaya utang, maka leverage akan mengurangi tingkat pengembalian atas modal. Jadi, leverage dapat memperbesar keuntungan dan juga kerugian apabila utang tersebut tidak dapat digunakan secara efektif, dan semakin besar leverage yang digunakan makin besar pula ketidaktepatan atau naik turunnya profitabilitas.

13 2.1.4 Struktur aktiva Aktiva atau aset adalah segala sumber daya dan harta yang dimiliki perusahaan untuk digunakan dalam operasinya. Suatu perusahaan pada umumnya memiliki dua jenis aktiva yaitu aktiva lancar dan aktiva tetap. Kedua unsur aktiva ini akan membentuk struktur aktiva. Struktur aktiva suatu perusahaan akan tampak dalam sisi sebelah kiri neraca. Struktur aktiva juga disebut struktur aset atau struktur kekayaan. Menurut Riyanto (2001), struktur aktiva atau struktur kekayaan adalah perimbangan atau perbandingan baik dalam artian absolut maupun dalam artian relatif antara aktiva lancar dengan aktiva tetap. Menurut Syamsudin (2007) struktur aktiva adalah penentuan berapa besar alokasi dana untuk masing-masing komponen aktiva, baik dalam aktiva lancar maupun dalam aktiva tetap. Selanjutnya yang dimaksud dengan artian absolut adalah perbandingan dalam bentuk nominal, sedangkan yang dimaksud dengan artian relatif adalah perbandingan dalam bentuk presentase. Sangat penting bagi perusahaan untuk menentukan berapa besar alokasi untuk masing-masing aktiva serta bentuk-bentuk aktiva yang harus dimiliki. Karena hal ini menyangkut seberapa besar dana yang dibutuhkan yang berkaitan langsung dengan tujuan jangka panjang perusahaan. Syamsuddin (2007), menjelaskan bahwa : alokasi untuk masing-masing komponen aktiva mempunyari pengertian berapa jumlah rupiah yang harus dialokasikan untuk masing-masing komponen aktiva baik dalam

14 aktiva lancar maupun aktiva tetap. Sesudah menentukan alokasi untuk kedua macam aktiva tersebut maka biasanya seorang manajer harus menentukan alokasi optimal untuk masing-masing komponen aktiva lancar. Disamping itu, seorang manajer keuangan juga harus menentukan alokasi untuk setiap komponen aktiva tersebut, kapan harus diadakan perbaikan, pergantian dan sebagainya. 2.1.4.1 Aktiva lancar Aktiva lancar adalah bagian dari strktur aktiva. Menurut Munawir (2002) aktiva lancar adalah uang kas dan aktiva lainnya yang dapat diharapkan untuk dicarikan atau ditukarkan kembali menjadi uang tunai, dijual atau dikonsumsi dalam periode berikutnya, paling lama satu tahun atau dalam perputaran kegiatan perusahaan yang normal. Aktiva lancar umumnya memiliki umur ataupun tingkat perputaran yang relatif singkat yang biasanya kurang dari satu tahun. 2.1.4.2 Aktiva tetap Aktiva tetap mempunya masa hidup lebih dati satu tahun, sehingga penanaman modal dalam aktiva tetap adalah investasi jangka panjang. Menurut Munawir (2002) aktiva tetap adalah kekayaan yang dimiliki perusahaan yang fisiknya nampak (konkrit). Bagi perusahaan industri aktiva tetap menyerap sebagian besar dari modal yang ditanamkan dalam perusahaan.

15 Namun hal ini tidak berlaku mutlak untuk semua jenis perusahaan. Jumlah aktiva tetap tetap ada dalam perusahaan juga dipengaruhi oleh sifat atau jenis dari proses produksi yang dilaksanakan. Sama halnya dengan investasidalam aktiva lancar, investasi dalam aktiva tetap juga pada akhirnya mengharapkan tingkat pengembalian yang optimal atas dana yang sudah diinvestasikan. Bagi perusahaan industri, aktiva tetap merupakan power untuk mendapatkan tingkat pengembalian yang optimal. Proporsi aktiva tetap yang lebih besar atas aktiva lancarnya akan berpengaruh terhadap tingkat pengembalian. Syamsuddin (2007) menjelaskan bahwa, aktiva tetap sering disebut sebagai the earning assets ( aktiva yang sesungguhnya menghasilkan pendapatan bagi perusahaan) oleh karena aktiva tetap inilah yang memberikan dasar bagi earning power perusahaan. Perusahaan industri diasumsikan akan memperoleh hasil yang lebih besar dari aktiva tetap dibandingkan aktiva lancar yang dimilikinya, sehingga dapat dikatakan bahwa aktiva tetap menggambarkan aktiva yang benar-benar dapat memberikan hasil kepada perusahaan. Apabila perusahaan tidak dapat memperoleh hasil yang lebih besar dari modal yang diinvestasikan dalam aktiva tetap dibandingkan aktiva lancarnya maka sebaiknya perusahaan menjual aktiva tetap yang dimiliki dan dengan hasil penjualan tersebut

16 dipergunakan untuk membeli atau melakukan investasi dalam aktiva lancar. 2.1.5 Ukuran Perusahaan Ukuran perusahaan adalah rata rata total penjualan bersih untuk tahun yang bersangkutan sampai beberapa tahun. Dalam hal ini penjualan lebih besar daripada biaya variabel dan biaya tetap, maka akan diperoleh jumlah pendapatan sebelum pajak. Sebaliknya jika penjualan lebih kecil daripada biaya variabel dan biaya tetap maka perusahaan akan menderita kerugian (Brigham dan Houston 2001). Ukuran perusahaan merupakan proksi volatilitas operasional dan inventory cotrolability yang seharusnya dalam skala ekonomis besarnya perusahaan menunjukkan pencapaian operasi lancar dan pengendalian persediaan (Mukhlasin, 2002). Sedangkan menurut Ferry dan Jones (dalam Sujianto, 2001), ukuran perusahaan menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan yang ditunjukkan oleh total aktiva, jumlah penjualan, rata rata total penjualan dan rata rata total aktiva. Jadi, ukuran perusahaan merupakan ukuran atau besarnya asset yang dimiliki oleh perusahaan. Keadaan yang dikehendaki oleh perusahaan adalah perolehan laba bersih sesudah pajak karena bersifat menambah modal sendiri. Laba operasi ini dapat diperoleh jika jumlah penjualan lebih besar daripada jumlah biaya variabel dan biaya tetap. Agar laba bersih yang diperoleh

17 memiliki jumlah yang dikehendaki maka pihak manajemen akan melakukan perencanaan penjualan secara seksama, serta dilakukan pengendalian yang tepat, guna mencapai jumlah penjualan yang dikehendaki. Manfaat pengendalian manajemen adalah untuk menjamin bahwa organisasi telah melaksanakan strategi usahanya dengan efektif dan efisien. Dalam aspek finansial, penjualan dapat dilihat dari sisi perencanaan dan sisi realisasi yang diukur dalam satuan rupiah. Dalam sisi perencanaan, penjualan direfleksikan dalam bentuk target yang diharapkan dapat direalisir oleh perusahaan. Perusahaan yang berada pada pertumbuhan penjualan yang tinggi membutuhkan dukungan sumber daya organisasi (modal) yang semakin besar, demikian juga sebaliknya, pada perusahaan yang tingkat pertumbuhan penjualannya rendah kebutuhan terhadap sumber daya organisasi (modal) juga semakin kecil. Jadi konsep tingkat pertumbuhan penjualan tersebut memiliki hubungan yang positif, tetapi implikasi tersebut dapat memberikan efek yang berbeda terhadap struktur modal yaitu dalam penentuan jenis modal yang akan digunakan. Apabila perusahaan dihadapkan pada kebutuhan dana yang semakin meningkat akibat pertumbuhan penjualan, dan dana dari sumber intern sudah digunakan semua, maka tidak ada pilihan lain bagi

18 perusahaan untuk menggunakan dana yang berasal dari luar perusahaan, baik hutang maupun dengan mengeluarkan saham baru. Menurut Riyanto (2001), suatu perusahaan yang besar yang sahamnya tersebar sangat luas, setiap perluasan modal saham hanya akan mempunyai pengaruh yang kecil terhadap kemungkinan hilangnya atau tergesernya pengendalian dari pihak yang dominan terhadap perusahaan bersangkutan. Sebaliknya, perusahaan yang kecil, dimana sahamnya tersebar hanya di lingkungan kecil, penambahan jumlah saham akan mempunyai pengaruh yang besar terhadap kemungkinan hilangnya kontrol pihak dominan terhadap perusahaan yang bersangkutan. Dengan demikian, maka perusahaan yang besar akan lebih berani mengeluarkan saham baru dalam memenuhi kebutuhan untuk membiayai pertumbuhan penjualan dibandingkan dengan perusahaan yang kecil. Perusahaan dengan ukuran yang lebih besar memiliki akses yang lebih besar untuk mendapat sumber pendanaan dari berbagai sumber, sehingga untuk memperoleh pinjaman dari krediturpun akan lebih mudah karena perusahaan dengan ukuran besar memiliki probabilitas lebih besar untuk memenangkan persaingan atau bertahan dalam industri. Pada sisi lain, perusahaan dengan skala kecil lebih fleksibel dalam menghadapi ketidakpastian, karena perusahaan kecil lebih cepat

19 bereaksi terhadap perubahan yang mendadak. Oleh karena itu, memungkinkan perusahaan besar tingkat leveragenya akan lebih besar dari perusahaan yang berukuran kecil. 2.1.6 Pertumbuhan Perusahaan Menurut kasmir (2008), penjualan memeiliki pengaruh yang strategis bagi sebuah perusahaan, karena penjualan yang dilakukan harus didukung dengan harta atau aktiva dan bila penjualan ditingkatkan maka aktiva pun harus ditambah. Dengan mengetahui penjualan dari tahun sebelumnya, perusahaan dapat mengoptimalkan sumber daya yang ada. Growth memiliki peranan penting dalam manajemen modal kerja. Dengan mengetahui seberapa besar growth, perusahaan dapat memprediksi seberapa besar yang akan didapatkan. Pertumbuhan pada perusahaan dipengaruhi oleh kemampuan pihak perusahaan dalam menghimpun dana dalam skala besar maupun kecil. Dana yang dihimpun oleh pihak perusahaan tidak hanya berasal dari para pemilik perusahaan itu sendiri namun sebagian diperoleh dari pihak investor yang bersangkutan. Dana bagi pihak perusahaan merupakan sesuatu yang sangat penting guna melaksanakan fungsinya sebagai lembaga keuangan. Keberhasilan dan kemajuan perusahaan tergantung dari kemampuan manajemen perusahaan dalam mengelola dana yang berhasil dihimpun oleh perusahaan akan ditempatkan pada

20 earing asstes untuk menghasilkan profitabilitas yang tinggi dan non earning assets untuk menjaga likuiditas. Bagi sektor usaha Properti dan Real Estate terjadi pertumbuhan dapat mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut mempunyai potensi serta komitmen untuk meluaskan jangkauan layanan kepada masyarakat. Selain itu pertumbuhan dapat juga menunjukan keberhasilan perusahaan sektor usaha properti dan real estate tersebut dalam mengembangkan penguasaan pangsa. 2.1.7 Penelitian Terdahulu Tabel 2.1 No Peneliti Variabel Hasil Penelitian 1 Bunga Asri Novita (2015) Struktur likuiditas. modal, Struktur modal tidak berpengaruh signifikan, likuiditas berpengaruh positif terhadap profitabilitas. 2 Aris Setia Noor dan Berta Lestari (2012) 4 Sunarto & Agus Prasetyo Budi (2009) Efisiensi modal kerja, likuiditas, dan solvabilitas. Leverage, ukuran dan pertumbuhan perusahaan Modal kerja berpengaruh positif. Likuiditas dan solvabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas. Ukuran perusahaan berpengaruh positif. Leverage berpengaruh negatif. Pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.

21 5 Andreani Caroline Barus, Leliani (2013) 6 Novi Sagita Ambarwati dkk (2015) 7 Setyo Budi Nugroho (2009) Current ratio, total asset turnover, debt to equity ratio, debt ratio, pertumbuhan, ukuran perusahaan. Modal kerja, likuiditas, aktivitas, dan ukuran perusahaan. Efisiensi modal kerja, likuiditas, dan solvabilitas TATO, DR, Ukuran berpengaruh signifikan. CR,DER, pertumbuhan tidak berpengaruh terhadap profitabilitas. Modal kerja, aktivitas, ukuran berpengaruh positif. likuiditas tidak berpengaruh signifikan. Likuiditas dan solvabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas 2.2 Kerangka Pemikiran Profitabilitas adalah hasil akhir dari sejumlah kebijakan dan keputusan yang dilakukan oleh perusahaan. Profitabilitas sering juga disebut Rentabilitas yang berarti kemampuan suatu perusahaan untuk mendapatkan laba selama periode tertentu. Menurut Riyanto (2001), rentabilitas perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba, karena laba besar saja belumlah merupakan ukuran bahwa perusahaan itu telah dapat bekerja dengan efisien. Efisiensi baru dapat diketahui dengan membandingkan laba yang diperoleh dengan kekayaan atau modal yang menghasilkan laba tersebut. Di dalam penelitian ini terdapat faktor faktor yang dapat mempengaruhi profitabilitas, antara lain likuiditas, leverage, struktur

22 aktiva, ukuran dan pertumbuhan perusahaan. Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya dalam jangka pendek. Semakin besar presentase hutang jangka pendek maka bunga yang ditanggung juga tinggi, laba yang didapat akan menurun, berlaku sebaliknya. Maka semakin tinggi tingkat likuiditas, akan menurunkan beban bunga dan meningkatkan profitabilitas. Sesuai dengan penelitian Bunga Asri Novita (2015) bahwa likuiditas berpengaruh positif terhadap profitabilitas. Menurut Butar dan Sudarsi (2012) leverage merupakan perbandingan antara utang dan aktiva yang menunjukan beberapa bagian aktiva yang digunakan untuk menjamin utang. leverage dapat memperbesar keuntungan dan juga kerugian apabila utang tersebut tidak dapat digunakan secara efektif, dan semakin besar leverage yang digunakan makin besar pula ketidaktepatan atau naik turunnya profitabilitas. Dalam penelitian Sunarto dan Agus Prasetyo Budi (2009) menyatakan bahwa leverage berpengaruh negatif terhadap profitabilitas karena pendaan berupa pinjaman membebani perusahaan dengan bunga pinjaman yang tingkat bunganya lebih tinggi dari tingkat return investasi. Struktur aktiva adalah penentuan berapa besar alokasi dana untuk masing-masing komponen aktiva, baik dalam aktiva lancar maupun dalam aktiva tetap. Penentuan dana yang tepat dapat meningkatkan profitabilitas (Anita Dwilestari, 2010).

23 Ukuran perusahaan adalah ukuran besar atau kecilnya aktiva yang dimiliki perusahaan. Semakin besar ukuran perusahaan maka semakin besar profitabilitasnya dan dapat dilihat dari meningkatnya total aktiva. Sesuai dengan penelitian Andreani dan Lelaini (2013) bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap profitabilitas. Pertumbuhan perusahaan berkaitan dengan penjualan. Perusahaan yang sedang berkembang akan meningkatkan penjualan yang bertujuan mendapatkan laba yang tinggi. Berdasarkan tinjauan pustaka dan penelitian terdahulu maka dapat digambarkan kerangka pemikiran teoritis tentang pengaruh likuiditas, leverage, struktur aktiva, ukuran dan pertumbuhan perusahaan terhadap profitabilitas sebagai berikut : Gambar 2.1 Model Penelitian Likuiditas Leverage (+) (-) Struktur Aktiva (+) Profitabilitas Ukuran Perusahaan Pertumbuhan Perusahaan (+) (+)

24 2.3 Perumusan Hipotesis 2.3.1 Hubungan Likuiditas dan Profitabilitas Perusahaan Likuiditas (Riyanto, 2001) adalah berhubungan dengan masalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya yang segera harus dipenuhi. Menurut Van Horne (1998) kemampuan memperoleh laba berbanding terbalik dengan likuiditas. Semakin besar likuiditas perusahaan, bunga yang harus dibayarkan juga semakin besar, akibatnya laba yang diperoleh menjadi kecil, berlaku untuk sebaliknya. Jadi, semakin tinggi tingkat likuiditas suatu perusahaan, beban bunga yang ditanggung semakin kecil, sehingga meningkatkan profitabilitas. Hal ini sejalan dengan penelitian Novita (2015), yang menyatakan bahwa likuiditas berpengaruh positif terhadap profitabilitas. Semakin tinggi tingkat likuiditas, semakin tinggi pula tingkat profitabilitas perusahaan. Hipotesis yang diajukan adalah : = Likuiditas berpengaruh positif terhadap profitabilitas perusahaan 2.3.2 Hubungan Leverage dan Profitabilitas Perusahaan Berjalannya suatu perusahaan dibutuhkan sumber dana, baik dari dalam perusahaan maupun dari luar perusahaan. Pendanaan

25 dari pinjaman harus dialokasikan dengan tepat untuk dapat menghasilkan laba/profit yang maksimal. Perusahaan harus menentukan struktur modal yang optimal, perlu dipertimbangkan waktu yang tepat dalam mengeluarkan surat berharga, baik saham maupun obligasi, karena tidak hanya faktor dari dalam perusahaan, tetapi juga dari luar perusahaan yang dapat mempengaruhi struktur modal. Sehingga struktur modal yang tidak optimal akan menurunkan nilai perusahaan melalui penurunn profitabilitas sampai dengan kerugian yang akan dialami oleh perusahaan. Hal ini sesuai dengan penelitian oleh Martono (2002) bahwa struktur modal berpengaruh negatif terhadap ROA dan ROE. Dari uraian tersebut, peneliti mengajukan hipotesis pertama sebagai berikut : : Leverage berpengaruh negatif terhadap profitabilitas perusahaan 2.3.3 Hubungan Struktur Akiva dan Profitabilitas Perusahaan Weston dan Brigham (2005), struktur aktiva adalah Perimbangan atau perbandingan antara aktiva tetap dan total aktiva. Struktur aktiva merupakan perbandingan antara aktiva tetap dan total aktiva yang dapat menentukan besarnya alokasi dana untuk masing-masing komponen aktiva. Pengalokasian dana yang efektif dan tepat tentu akan meningkatkan laba perusahaan.

26 Dari hasil penelitian Kusumajaya (2011), struktur aktiva berpengaruh positif dan signifikan. Hasil ini menunjukan bahwa peningkatan utang jangka panjang berarti akan menaikkan laba bersih perusahaan, kecenderungan nilai utang jangka panjang pada perusahaan guna meningkatkan pengembangan bisnis dan dapat meningkatkan laba. Hipotesis yang diajukan adalah : = Struktur aktiva berpengaruh positif terhadap profitabilitas perusahaan 2.3.4 Hubungan Ukuran Perusahaan dan Profitabilitas Perusahaan Perusahaan yang berada pada pertumbuhan penjualan yang tinggi membutuhkan dukungan sumber daya organisasi (modal) yang semakin besar, demikian juga sebaliknya, pada perusahaan yang tingkat pertumbuhan penjualannya rendah kebutuhan terhadap sumber daya organisasi (modal) juga semakin kecil. Jadi konsep tingkat pertumbuhan penjualan tersebut memiliki hubungan yang positif, tetapi implikasi tersebut dapat memberikan efek yang berbeda terhadap struktur modal yaitu dalam penentuan jenis modal yang akan digunakan. Menurut penelitian Sunarto dan Agus (2009), ukuran perusahaan yang diwakili besarnya penjualan terbukti berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan. Artinya, omset penjualan yang

27 semakin tinggi maka semakin tinggi pula keuntungan perusahaan. Dari uraian tersebut, peneliti mengajukan hipotesis kedua adalah : : Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap profitabilitas perusahaan 2.3.5 Hubungan Pertumbuhan Perusahaan dan Profitabilitas Perusahaan Pertumbuhan pada perusahaan dipengaruhi oleh kemampuan pihak perusahaan dalam menghimpun dana dalam skala besar maupun kecil. Dana yang dihimpun oleh pihak perusahaan tidak hanya berasal dari para pemilik perusahaan itu sendiri namun sebagian diperoleh dari pihak investor yang bersangkutan. Dana bagi pihak perusahaan merupakan sesuatu yang sangat penting guna melaksanakan fungsinya sebagai lembaga keuangan. Dalam penelitian Kusumajaya (2011), pertumbuhan perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa fluktuasi nilai asset berupa peningkatan atau penurunan nilai current asset dan non current asset, akan berpengaruh terhadap rasio tingkat pengembalian asset. Hal ini juga diartikan bahwa pihak manajemen mengutamakan strategi pertumbuhan khususnya pertumbuhan asset dalam meningkatkan profitabilitas. Hipotesis ketiga yang diajukan adalah : = Pertumbuhan perusahaan berpengaruh positif terhadap profitabilitas perusahaan