BAB I PENDAHULUAN. Era abad dua puluh satu, perusahaan harus berkompetisi dalam konteks

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pada kepemilikan aktiva berwujud, tetapi lebih pada inovasi, sistem informasi,

HUBUNGAN INTELLECTUAL CAPITAL DAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN: STUDI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Penilaian harga pasar saham dilakukan oleh shareholders untuk

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian dunia yang di tandai dengan kemajuan dalam bidang teknologi

BAB I PENDAHULUAN. fenomena baru dalam struktur perekonomian dunia antara lain ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. sehingga mampu mempertahankan bisnisnya. Modal merupakan faktor penting

BAB I PENDAHULUAN. bisnisnya supaya dapat survive menghadapi persaingan yang ada. Perubahan cara

BAB I PENDAHULUAN. Penilaian kinerja keuangan perusahaan menentukan efektifitas

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya pergeseran paradigma dari penekanan paradigma physical capital

BAB I PENDAHULUAN. berbisnisnya yang berdasarkan tenaga kerja (labor based business) menjadi

BAB I PENDAHULUAN. suatu sistem ekonomi baru dimana pengolahan informasi, pencarian ilmu

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan inovasi secara terus-menerus. Dalam rangka untuk dapat bertahan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ekonomi dan dunia bisnis. Para pelaku bisnis menyadari bahwa

PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN DASAR DAN KIMIA DI INDONESIA Oleh : Munfaiqotun Nikmah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis dalam era globalisasi saat ini diindikasikan oleh

BAB I PENDAHULUAN. dan koperasi. BUMN merupakan entitas ekonomi yang harus menjadi perhatian

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini, kondisi lingkungan usaha cenderung turbulent dan penuh

BAB I PENDAHULUAN. Seiring telah dibukanya kerjasama perdagangan internasional seperti saat

BAB 1 PENDAHULUAN. strategi bisnis dari bisnis yang didasarkan pada tenaga kerja (laborbased business)

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya perekonomian Indonesia pada tahun-tahun terakhir ini

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama didirikannya suatu perusahaan adalah untuk. memaksimumkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan mencerminkan nilai aset

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penjual dengan risiko untung dan rugi. Pasar modal dapat digunakan oleh para

BAB I PENDAHULUAN. dari segi aktiva berwujudnya tetapi perusahaan mulai melihat dari sistem

BAB I PENDAHULUAN. Knowledge-based economyditandai dengan kemajuan di bidang teknologi

BAB I PENDAHULUAN. adalah untuk meningkatkan produksi atau asset berwujud. Namun seiring dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. mengharuskan perusahaan-perusahaan mengubah cara mereka menjalankan

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan bisnis perusahaan-perusahaan asing yang masuk ke Indonesia menuntut

BAB I PENDAHULUAN. (2010), dengan perubahan yang terjadi ini, perusahaan-perusahaan semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. tenaga kerja menjadi bisnis yang berdasarkan pengetahuan. menerapkan sistem manajemen pengetahuan (knowledge management) maka

BAB I PENDAHULUAN. mampu bersaing dalam mencapai tingkat kompetitif jangka panjang. Untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. sehingga perusahan harus merubah strategi dari labor based business

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut teori ini, tanggung jawab yang paling mendasar dari direksi adalah

BAB I PENDAHULUAN. Setiap entitas usaha baik badan maupun perseorangan tidak dapat terlepas dari kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan hal yang penting bagi setiap perusahaan di dalam persaingan bisnis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perhatian dari peneliti di berbagai negara (Chen et al. 2005; Firer dan Williams,

BAB I PENDAHULUAN. daya saing yang kuat agar tetap mampu bertahan di tengah persaingan yang

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi, inovasi teknologi dan persaingan yang ketat pada abad ini memaksa

BAB I PENDAHULUAN. Suatu perusahaan pada hakekatnya didirikan dengan tujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. teknologi. Perusahaan dapat mencapai keunggulan kompetitif apabila dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. saing yang lebih tinggi, dan pertumbuhan inovasi yang luar biasa mendorong

BAB I PENDAHULUAN. berdampak pula pada negara Indonesia. Perkembangan tersebut membuat intensitas

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dengan teknologi yang berkembang saat ini, banyak

BAB I PENDAHULUAN. bersifat fisik ke arah dominasi pengetahuan dengan penerapan manajemen

BAB 1 PENDAHULUAN. waktu lama dengan dengan harapan mendapat keuntungan dimasa yang akan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan tenaga kerja (labor-based business) menjadi bisnis berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi ini persaingan ketat yang terjadi dalam dunia bisnis

BAB I PENDAHULUAN. investasinya tersebut akan mampu memberikan tingkat pengembalian (rate of return)

BAB I PENDAHULUAN. dari resources-based business menjadi knowledge based business. Organisasi

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam pembangunan nasional. Dalam kerangka perbankan nasional,

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Persentase Transaksi Saham Industri Manufaktur di BEI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bisnisnya yang sebelumnya berdasarkan pada tenaga kerja (labor-based business)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bersaing. Agar dapat terus bertahan, perusahaan-perusahaan harus dengan cepat

BAB I PENDAHULUAN. modal, dan tenaga kerja terampil di kawasan Asia Tenggara. Sebagai salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. perdagangan dunia yang bebas melahirkan era persaingan dalam berbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara baik secara mikro maupun secara makro, karena memiliki fungsi

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan mengubah cara berbinis mereka. Kemampuan bersaing tidak hanya

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. sebuah organisasi diharapkan melakukan aktivitas yang dianggap penting oleh

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Salah satu faktor yang mencerminkan kinerja suatu perusahaan adalah

I. PENDAHULUAN. Pengembangan perusahaan dalam upaya untuk mengantisipasi persaingan yang

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Hadirnya World Trade Organization (WTO) pada tingkat global dan

BAB I PENDAHULUAN. dengan tujuan memperoleh laba (profit oriented). Dalam era globalisasi dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Stakeholder Theory (Teori Stakeholder) hubungan serta kepentingan terhadap perusahaan. Individu, kelompok,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan yang dianalisis dengan alat-alat analisis keuangan, sehingga dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. membangun, mengembangkan, dan mempertahankan sebuah perusahaan.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi seperti sekarang ini, pertumbuhan ekonomi berkembang sangat pesat seiring dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan salah satu bentuk organisasi yang pada umumnya

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas pelayanan, berfokus mengembangkan jaringan perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. bekerja untuk mencapai tujuan yaitu meningkatkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan dibidang teknologi informasi, persaingan ketat dan

BAB I PENDAHULUAN. telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. tempat untuk memperoleh modal tersebut adalah melalui pasar modal.

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh perusahaan yang dilaporkan kepada pihak internal maupun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tujuan utama setelah didirikannya sebuah perusahaan adalah untuk

PENDAHULUAN. Modal intelektual mulai muncul menjadi topik yang baru dalam pers

BAB I PENDAHULUAN. 2009:18). Penerapan strategi bisnis dengan menggunakan Intellectual Capital

BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN. Laporan keuangan peruahaan merupakan sumber informasi bagi pihakpihak

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi ekonomi di Indonesia yang tidak stabil seperti saat ini setiap

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA PENELITIAN, DAN HIPOTESIS. Resources Based Theory dipelopori oleh Penrose (1959) yang mengemukakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Tingkat kompetisi bisnis pada masa ini semakin ketat dikarenakan adanya

BAB 1 PENDAHULUAN. sejenis. Kondisi ini menuntut perusahaan untuk selalu memperbaiki kelemahan yang

BAB I PENDAHULUAN. ada habisnya dan semakin berkembang. Apabila orientasi perusahaan adalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era perdagangan bebas ini, perubahan dan mobilitas keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN. pengetahuan ini akan lebih menerapkan manajemen pengetahuan (knowlegde

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis, strategi, sistem manajerial (Stewart, 1997 dalam Evaggelia)

BAB 1 PENDAHULUAN. cepat perusahaan-perusahaan yang mengunakan tenaga kerja (labor-based

BAB I PENDAHULUAN Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengembangkan usahanya. Persaingan yang ketat di

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting sebagai sarana untuk menghimpun dana dari pelaku bisnis dan juga

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat telah mengalami empat fase ekonomi-sosial sepanjang sejarah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era abad dua puluh satu, perusahaan harus berkompetisi dalam konteks kompleks dan menantang yang dipengaruhi oleh banyak faktor, dimulai dari globalisasi, perkembangan teknologi, dan penyerapan dari teknologi baru yang semakin meningkat, hingga perkembangan dan penggunaan dari pengetahuan. (Hitt, Keats, & DeMarie, 1998 dalam Njuguna,2009). Begitu pula yang terjadi di Indonesia. seluruh entitas usaha yang terlibat perekonomian Indonesia dihadapkan pada persaingan ketat dalam globalisasi untuk bertahan demi eksistensi dalam pasar, tidak terkecuali BUMN. BUMN sebagai salah satu pilar pertumbuhan dan penggerak perekonomian Indonesia diharapkan dapat terus berinovasi dan beregenerasi dengan baik untuk terus bertahan bahkan memimpin dalam gempuran persaingan era saat ini. BUMN dituntut meningkatkan kinerja dan melakukan efisiensi sehingga dapat mencapai hasil yang maksimal. Berdasarkan Undang-undang No.19 tahun 2003, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) adalah suatu entitas milik negara yang salah satunya bertujuan dan bermaksud memberikan sumbangan bagi perkembangan perekonomian nasional dan negara, juga untuk mengejar keuntungan. Pengelolaan yang baik atas BUMN diperlukan demi menjamin kelancaran pendapatan negara dan kepastian keberlangsungan (going concern) usahanya. 1

2 BUMN sebagai entitas bisnis memiliki tujuan tertentu yang ingin dicapai dalam memenuhi kepentingan para stakeholdernya, baik pemerintah, kreditur, masyarakat, pemasok, akademisi, dan pihak lain. Manajemenlah yang bertujuan untuk mencapai tujuan tersebut. Keberhasilan manajemen dapat terlihat dalam kinerja. Salah satunya adalah kinerja keuangan. Kinerja keuangan perusahaan mencerminkan kondisi keuangan sebuah entitas pada periode tertentu. Kinerja keuangan sangat penting untuk diukur dan dianalisa agar dapat memperlihatkan prestasi kerja dalam suatu periode. Hal ini diperlukan agar mendapatkan informasi bagaimana pemanfaatan sumber daya tersedia secara optimal dalam menghadapi perubahan lingkungan bisnis yang terus berubah secara cepat. Namun, terdapat permasalahan terkait kinerja keuangan yang dihadapi PT INTI (Persero) sebagai salah satu BUMN manufaktur, yaitu perolehan laba yang cenderung tidak stabil dari tahun ke tahun. Hal tersebut dapat terlihat dalam tabel 1.1 berikut: Tabel 1.1 Laba PT INTI (Persero) 2002-2007 (Dalam Juta Rupiah) Uraian 2002 2003 2004 2005 2006 2007 Laba kotor 81.861,5 50.048,1 106.367,2 92.211,8 79.100,1 74.673,9 Laba (Rugi) Usaha setelah Bunga (15.844,7) (12.000,4) 40.872,3 21.600,7 13.179 3.110,8 Laba(Rugi)Bersih (43.427) 41.346,2 36.407,1 18.071,2 8.624,2 1.384,4 Sumber: Laporan Keuangan PT INTI (Persero) diolah

3 Laba utama yaitu laba bersih kurun 2002-2007 mengalami penurunan, kecuali pada tahun 2003 yang mencatatkan kenaikan hampir dua kali lipat atau 195,2 % dari tahun sebelumnya dengan selisih penambahan laba sebesar Rp.84.733.000.000,- dan kemudian menurun untuk tahun-tahun selanjutnya. Penurunan paling signifikan laba bersih terlihat pada tahun 2007, yaitu penurunan laba bersih yang mencapai 98,4 % dengan penurunan laba sebesar Rp.84.867.800.000,-. Penurunan laba tersebut kemudian menjadi suatu indikasi serius, mengingat tujuan umum pengelolaan sebuah BUMN didasarkan pada tujuan menghasilkan keuntungan. BUMN berkewajiban menjamin keberlangsungan usahanya dengan selalu berada dalam keadaan untung sehingga dapat menjamin keberadaanya di masa depan (going concern). Oleh karenanya, usaha-usaha untuk mencapai kinerja keuangan yang baik perlu dilakukan. Dikutip dalam Agus Munawar (2010), beberapa literatur seperti Berger (1995), Gilbert dan Wheelock (2007), Singh dan Chaundhary (2009), menyebutkan bahwa peningkatan kinerja keuangan (khususnya kinerja profitabilitas) sangat dipengaruhi oleh peningkatan indikator-indikator internal seperti pertumbuhan asset, perbaikan efisiensi serta optimisasi pengelolaan asset. Pertumbuhan Aktiva (asset) PT INTI (Persero) dapat terlihat dalam tabel berikut ini:

4 Grafik 1.1 Aktiva PT INTI (Persero) 2001-2007 (Dalam Miliar Rupiah) 900 800 700 600 500 400 300 Aktiva Lancar Aktiva Tetap Aktiva Lain-lain 200 100 0 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 Sumber: Neraca PT INTI (Persero) diolah Terlihat bahwa PT INTI (Persero) kurun 2001-2007 sangat menekankan pada aktiva lancar. Posisi aktiva lancar yang tertinggi terlihat di tahun 2006 yang mencapai Rp. 725.415.500.000,- dengan persentase proporsi sebesar 91,11% dari total aktiva yang dimiliki PT INTI (Persero). Rata-rata proporsi aktiva lancar PT INTI (Persero) cenderung meningkat kurun tahun 2001-2007, dan puncaknya kurun 2004-2007 aktiva lancar PT INTI (Persero) mencapai kisaran 90% hingga 91,53% dari total aktiva yang dimiliki. Proporsi aktiva tetap berfluktuasi pada kisaran 4-6,3% kurun tahun 2001-2007 dengan proporsi tertinggi tahun 2001 yang mencapai 6,3% dengan jumlah Rp. 41.038.700.000,- dan proporsi aktiva tetap terendah pada tahun 2006 terhadap total aktiva keseluruhan. Aktiva lain-lain

5 berproporsi tertinggi pada tahun 2002 yaitu 32,6% terhadap total aktiva sejumlah Rp. 213.510.500.000,- dan terendah pada tahun 2004 yaitu 3.6%. Namun, pengelolaan sumberdaya perusahaan tidak dapat hanya berfokus dan terbatas pada pengelolaan dan ketersediaan aktiva dan modal fisik yang dapat terlihat secara kasat mata, tetapi juga harus mengoptimalkan pengelolaan aktiva dan modal yang tidak dapat terlihat (tak berwujud). Karena dalam era ini, kemampuan manajemen dalam memanfaatkan nilai yang terdapat dalam aktiva yang tidak berwujudlah yang akan menentukan prospek bisnis perusahaan. Dalam lanskap kompetitif telah berpendapat bahwa sumber daya tidak berwujud lebih memungkinkan untuk menghasilkan keunggulan kompetitif karena mereka seringkali benar-benar langka dan dapat lebih menyulitkan bagi pesaing untuk meniru (Black & Boal,1994; Itami, 1987; Rao, 1994 dalam DeNisi et al,2003). Keunggulan kompetitif yang berkelanjutan dari waktu ke waktu mengarah pada kinerja yang lebih tinggi (Peteraf, 1993 dalam DeNisi et al,2003). Menurut Barney (1991 dalam Njuguna,2009) suatu perusahaan dikatakan dapat memiliki keunggulan kompetitif yang berkelanjutan ketika perusahaan tersebut mengimplementasikan sebuah strategi penciptaan nilai yang tidak secara besama dimplementasikan oleh kompetitor potensial dan ketika perusahaan lain tidak dapat untuk meniru kentungan dari strategi ini. Keunggulan kompetitif ada setelah usaha untuk mereplikasinya gagal. Ini adalah alasan mengapa organisasi fokus pada metode dan strategi yang sulit untuk ditiru. Salah satu dari metode dan strategi itu adalah pembelajaran organisasi dalam kemampuannya mengelola modal intelektual.(njuguna,2009).

6 Modal intelektual secara umum diidentifikasikan sebagai perbedaan antara nilai pasar perusahaan (bisnis perusahaan) dan nilai buku dari asset perusahaan tersebut atau financial capitalnya. Hal ini berdasar observasi bahwa sejak akhir 1980-an, nilai pasar dari bisnis kebanyakan secara khusus adalah bisnis berbasis pengetahuan telah menjadi lebih besar dari nilai yang dilaporkan dalam laporan keuangan berdasarkan perhitungan yang dilakukan oleh akuntan. (Roslender& Fincham, 2004). Hal ini terlihat dalam tabel 1.2 berikut: Tabel 1.2 Market Value and Assets (In Billion Dollar) Company Maket Value Revenue Profits Net Assets Hidden Value General Electric 169 79 7.3 31 138(82%) Coca-cola 148 19 3.5 6 142(96%) Exxon 125 119 7.5 43 82(66%) Microsoft 119 9 2.2 7 112(94%) Intel 113 21 5.2 17 96(85%) (Sumber: Roos,Johan, Goran Roos, Nicola C.Dragonetti & Leif Edvinsson,1997 dalam Sawarjuwono,2003) Dapat terlihat bahwa market value yang tinggi terjadi karena adanya modal intelektual sebagai hidden value yang dapat meningkatkan nilai penghargaan atas sebuah perusahaan oleh masyarakat. Hal ini dapat kita lihat pada aplikasi komputer yang diproduksi Microsoft, dimana produk yang dihasilkan dibuat berdasarkan kemampuan modal intelektual karyawannya.(sawarjuwono,2003). Modal intelektual adalah sekelompok asset pengetahuan yang melekat di organisasi dan berpengaruh paling signifikan dalam posisi kompetitif organisasi (Marr&Shiuma,2001 dalam Starovic,2005). Modal intelektual semakin diterima

7 sebagai faktor penting bagi keuntungan perusahaan yang berkesinambungan (Saechan,2007). Berkaitan dengan fenomena-fenomena tersebut, sangatlah menarik jika mengkaji pengaruh antara modal intelektual terhadap kinerja keuangan PT INTI (Persero) dan 2 BUMN manufaktur lainnya yang terdapat di Kota Bandung, yaitu PT Dirgantara Indonesia (Persero) dan PT PINDAD (Persero). Pengukuran modal intelektual yang digunakan adalah pendekatan metode Value Added Intellectual Capital (VAIC TM ). VAIC TM merupakan alat ukuran dalam mengukur kinerja modal intelektual dalam perusahaan. Return on Assets (ROA) digunakan sebagai ukuran kinerja keuangan karena ROA merupakan salah satu indikator keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan laba, semakin tinggi profitabilitas perusahaan, semakin tinggi pula kemampuan dalam menghasilkan laba bagi perusahaan. ROA dapat merefleksikan keuntungan bisnis dan efisiensi perusahaan dalam pemanfaatan total asset (Chen et al, 2005). Berdasarkan penelitian empiris tentang pengaruh modal intelektual dan kinerja perusahaan, secara dominan menyatakan terdapat hubungan positif. Namun, adapula yang menyatakan hasil yang berbeda, yaitu penelitian Benny Kuryanto dan M. Syarifuddin (2008) yang menyatakan bahwa tidak ada pengaruh positif antara modal intelektual sebuah perusahaan dan kinerjanya. Berdasarkan hal tersebut, penulis tertarik untuk mengangkat penelitian berjudul PENGARUH MODAL INTELEKTUAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN. (Suatu Kasus pada 3 BUMN Manufaktur di Kota Bandung).

8 1.2 Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini antara lain: 1. Bagaimana modal intelektual pada tiga BUMN manufaktur di Kota Bandung. 2. Bagaimana kinerja keuangan pada tiga BUMN manufaktur di Kota Bandung. 3. Bagaimana pengaruh modal intelektual terhadap kinerja keuangan pada tiga BUMN manufaktur di Kota Bandung. 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud dari adanya penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran tentang pengaruh modal intelektual terhadap kinerja keuangan BUMN Manufaktur di Kota Bandung, yaitu PT INTI (Persero),PT PINDAD (Persero) dan PT Dirgantara Indonesia (Persero). Oleh karena itu sesuai dengan maksud diatas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah : 1. Mengetahui bagaimana modal intelektual pada BUMN manufaktur di Kota Bandung. 2. Mengetahui bagaimana kinerja keuangan pada BUMN manufaktur di Kota Bandung. 3. Mengetahui seberapa besar pengaruh modal intelektual terhadap kinerja keuangan pada BUMN manufaktur di Kota Bandung.

9 1.4 Kegunaan Penelitian Dari hasil penelitian ini diharapkan akan diperoleh informasi yang relevan dan bermanfaat serta memberi kegunaan bagi berbagai aspek terutama bagi semua pihak yang langsung maupun tidak langsung berhubungan dengan akuntansi manajemen: 1. Aspek Akademis Secara empiris, penelitian ini memberikan kontribusi terhadap literatur akuntansi manajemen mengenai pengembangan teori yang terkait pentingnya pengelolaan modal intelektual. Selain itu diharapkan pula dari hasil penelitian ini dapat memberikan satu sumbangan pemikiran bagi pihak-pihak yang terkait, dan dapat menjadi bahan perbandingan dalam melaksanakan penelitian untuk karya tulis lainnya. 2. Aspek Praktis Secara praktis, penelitian ini menyediakan informasi bagi perusahaan mengenai pengaruh antara modal intelektual dan kinerja keuangan perusahaan yang diukur dengan Return on Asset (ROA). Penelitian ini diharapkan dapat memberikan hasil yang dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan menjadi bahan pertimbangan bagi manajemen perusahaan.