BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. saham pada perusahaan food and beverages di BEI periode Pengambilan. Tabel 4.1. Kriteria Sampel Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Hasil Statistik Deskriptif. Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa dengan jumlah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. data dari perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (penawaran saham

BAB IV HASIL PENELITIAN. penelitian ini rasio likuiditas yang digunakan adalah Current Ratio (CR)

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Objek penelitian ini adalah perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. variabel terikat adalah sebagai berikut : Hasil statistik deskriptif pada tabel 4.1 menunjukkan :

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode yang sudah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan sub sektor

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. periode dan dipilih dengan cara purposive sampling artinya metode

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. maksimum. Penelitian ini menggunakan current ratio (CR), debt to equity ratio

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Perusahaan emiten manufaktur sektor (Consumer Goods Industry) yang

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. yang digunakan dalam penelitian ini adalah DPR, Net Profit Margin

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Statistik deskriptif menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur dari periode

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. digunakan dalam penelitian ini serta dapat menunjukkan nilai maksimum, nilai

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan data-data

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun Pengambilan sampel

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Populasi dalam penelitian ini adalah PT. Bank Syariah Mandiri dan Bank

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. perolehan sampel dan data tentang Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. deviasi dari setiap variabel dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini : Tabel 4.1

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. bidang consumer and goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jumlah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Textile dan Otomotif yang terdaftar di BEI periode tahun

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. keputusan investasi terhadap nilai perusahaan pada perusahaan Consumer

Disusun oleh : Nama : Lonella Dwita NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Dr. Widyatmini, SE., MM.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pengaruh Rasio Profitabilitas, Rasio Solvabilitas Dan Rasio Likuiditas Terhadap

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. informasi dari sejumlah besar data. Dengan statistik deskriptif, data mentah

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. dari masing-masing variabel. Variabel yang digunakan dalam penelitian. menggunakan rasio return on asset (ROA).

BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI DATA. Tabel 4.1. Hasil Perhitungan Rasio-Rasio Keuangan. PT. Indofood Tbk. Periode

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. BEI (Bursa Efek Indonesia) selama periode tahun 2010 sampai 2014.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pembahasan ditampilkan secara sendiri-sendiri. Penelitian ini mengunakan alat

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Analisis Descriptive Statistics. N Minimum Maximum Mean LDR 45 40,22 108,42 75, ,76969

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Statistik Deskriptif menjelaskan karakteristik dari masing-masing variabel. Tabel 4.1. Statistik Deskriptif

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini menggunakan perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data dan Sampel Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Cahaya Fajrin R Pembimbing : Dr.Syntha Noviyana, SE., MMSI

BAB IV ANALISA DAN HASIL PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Nama : Suherman Pembimbing : Suryandari Sedyo Utami, SE., MM.

HASIL UJI REGRESI PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN TERHADAP CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY. Descriptive Statistics

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. yang telah diperoleh dan dapat dilihat dalam tabel 4.1 sebagai berikut : Tabel 4.1 Descriptive Statistics

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DATA. Statistika Deskriptif merupakan hal serangkaian teknik statistika yang

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. atau populasi dan untuk mengetahui nilai rata-rata (mean), minimum, Tabel 4.1. Hasil Uji Statistik Deskriptif

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

LAMPIRAN. Daftar sampel penelitian Perusahaan Sub-Sektor Otomotif dan Komponen Periode

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. yang telah diperoleh dan dapat dilihat dalam tabel 4.1 sebagai berikut : Tabel 4.1 Descriptive Statistics

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. tahun pengamatan dan harus memiliki laba bersih positif.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata, dan standar deviasi dari variabel dependen dan

Transkripsi:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskriptif Obyek Penelitian Deskripsi obyek dalam penelitian ini menjelaskan mengenai hasil perolehan sampel dan data tentang likuiditas, solvabilitas, dan profitabilitas terhadap harga saham pada perusahaan food and beverages di BEI periode 2012-2014. Pengambilan sampel dengan kriteria tertentu. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 17 perusahaan kategori perusahaan food and beverages di BEI tahun 2012-2014. Penelitian ini menggunakan periode selama tiga tahun, sehingga jumlah sampel yang digunakan untuk melakukan analisis data sebanyak 51 perusahaan. Tabel 4.1 Kriteria Sampel Penelitian NO. KETERANGAN JUMLAH 1. Perusahaan food and beverages yang terdaftar 20 di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2014 2. Perusahaan food and beverages yang tidak (1) listing di Bursa Efek Indonesia secara berturutturut dari tahun 2012-2014 3. Perusahaan food and beverages yang tidak (0) mengeluarkan laporan keuangan secara berturut-turut selama periode 2012-2014 4. Perusahaan food and beverages yang tidak (2) menghasilkan laba atau mengalami kerugian secara berturut-turut selama periode 2012-2014 Sampel yang memenuhi kriteria 17 Total sampel penelitian dalam 3 tahun 51 46

47 4.2. Hasil Penelitian 4.2.1. Analisis Deskriptif Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui gambaran data yang akan dianalisis. Berikut ini adalah statistik deskriptif (minimum, maksimum, mean, dan standar deviasi) dari variabel yang dijadikan penelitian, yaitu likuiditas, solvabilitas, profitabilitas, dan harga saham. Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Likuiditas 51,51 5,26 1,8224,94803 Solvabilitas 51,25 3,03 1,0978,58325 Profitabilitas 51 1,38 66,91 12,0449 11,60307 LN_Harga_Saham 51 5,19 14,00 8,3165 2,00978 Valid N (listwise) 51 Sumber : Data sekunder yang diolah, tahun 2016 Penjelasan dari tabel 4.2 adalah sebagai berikut : 1. Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa nilai rata-rata likuiditas yang diukur dengan current ratio pada perusahaan yang menjadi sampel adalah sebesar 1,8224, hal ini menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya sebesar 1,8224. Nilai terendah dari likuiditas adalah sebesar 0,51 dan likuiditas tertinggi sebesar 5,26. Nilai standar deviasi sebesar 0,94803 lebih rendah dari nilai rata-rata 1,8224, dapat diartikan bahwa penyebaran data untuk variabel likuiditas adalah stabil, artinya tidak mempunyai data yang berbeda antara data satu dengan data yang lainnya. 2. Nilai rata-rata solvabilitas yang diukur dengan debt to equity ratio pada perusahaan yang menjadi sampel adalah sebesar 1,0978, hal ini menunjukkan

48 bahwa kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya dengan modal sendiri sebesar 1,0978. Nilai terendah dari solvabilitas adalah sebesar 0,25 dan solvabilitas tertinggi sebesar 3,03. Nilai standar deviasi sebesar 0,58325 lebih rendah dari nilai rata-rata 1,0978, dapat diartikan bahwa penyebaran data untuk variabel solvabilitas adalah stabil, artinya tidak mempunyai data yang berbeda antara data satu dengan data yang lainnya. 3. Nilai rata-rata profitabilitas yang diukur dengan return on assets pada perusahaan yang menjadi sampel adalah sebesar 12,0449, hal ini menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih berdasarkan total asset sebesar 12,0449. Nilai terendah dari profitabilitas adalah sebesar 1,38 dan profitabilitas tertinggi sebesar 66,91. Nilai standar deviasi sebesar 11,60307 lebih rendah dari nilai rata-rata 12,0449, dapat diartikan bahwa penyebaran data untuk variabel profitabilitas adalah stabil, artinya tidak mempunyai data yang berbeda antara data satu dengan data yang lainnya. 4. Nilai rata-rata harga saham adalah sebesar 8,3165 atau Rp. 8,3165. Nilai terendah harga saham adalah sebesar Rp. 5,19 dimiliki oleh dan harga saham tertinggi sebesar Rp. 14,00. Nilai standar deviasi sebesar 2,00978 lebih rendah dari nilai rata-rata 8,3165, dapat diartikan bahwa penyebaran data untuk variabel harga saham adalah stabil, artinya tidak mempunyai data yang berbeda antara data satu dengan data yang lainnya. 4.2.2. Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik dalam penelitian ini dilakukan dengan meregresikan variabel bebas rasio likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas terhadap harga saham. Hasil Uji asumsi klasik adalah :

49 4.2.2.1.Uji Normalitas Uji normalitas menguji apakah dalam model regresi, variabel independen dan variabel dependen terdistribusikan secara normal atau tidak. Menurut Ghozali (2013) dapat dilakukan dengan uji statistik yaitu menggunakan Kolmogorov-Smirnov. Kriteria pengujian dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov adalah jika signifikansi lebih kecil dari 0,05, maka distribusi residual data dikatakan tidak normal, sebaliknya apabila nilai signifikansi lebih besar dari 0,05, maka distribusi residual data dikatakan normal. Hasil pengujian statistik dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov adalah sebagai berikut : Tabel 4.3 Kolmogorov Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 51 Normal Parameters a,b Mean 0E-7 Std. Deviation 1,10272443 Most Extreme Differences Absolute,087 Positive,076 Negative -,087 Kolmogorov-Smirnov Z,620 Asymp. Sig. (2-tailed),837 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber : data sekunder yang diolah, 2016 Berdasarkan hasil Tabel 4.3 maka model regresi adalah normal, karena nilai signifikansi Kolmogorov Smirnov sebesar 0,837 > 0,05.

50 4.2.2.2.Uji Multikolinieritas Uji multikolinieritas dilakukan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat problem Multikolinieritas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Pengujian ada tidaknya gejala multikolinearitas dilakukan dengan memperhatikan nilai matriks korelasi yang dihasilkan pada saat pengolahan data serta nilai VIF (Variance Inflation Factor) dan Tolerance-nya. Model regresi yang bebas dari multikolonieritas harus mempunyai nilai tolerance > 0,10 dan nilai VIF < 10 Hasil pengujian multikolinearitas dapat dilihat dari tabel 4.4. Tabel 4.4 Uji Multikolinearitas Coefficients a Model Collinearity Statistics Tolerance VIF (Constant) 1 Likuiditas,646 1,548 Solvabilitas,665 1,504 Profitabilitas,965 1,036 a. Dependent Variable: LN_Harga_Saham Sumber : data sekunder yang diolah, 2016 Berdasarkan hasil pengujian multikolonieritas pada tabel 4.4 dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut : a. Variabel likuiditas (X1) memiliki nilai tolerance sebesar 0,646 > 0,10 dan nilai VIF sebesar 1,548 < 10, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel likuiditas bebas dari gejala multikolinearitas.

51 b. Variabel solvabilitas (X2) memiliki nilai tolerance sebesar 0,665 > 0,10 dan nilai VIF sebesar 1,504 < 10, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel solvabilitas bebas dari gejala multikolinearitas. c. Variabel profitabilitas (X3) memiliki nilai tolerance sebesar 0,965 > 0,10 dan nilai VIF sebesar 1,036 < 10, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel profitabilitas bebas dari gejala multikolinearitas. 4.2.2.3.Uji Autokorelasi Uji autokorelasi dilakukan dengan tujuan untuk menguji apakah suatu model regresi ada korelasi antara kesalahan penganggu pada periode t dengan kesalahan periode t-1 (sebelumnya). Uji autokorelasi dilakukan dengan uji Durbin Watson. Hasil pengujian autokorelasi adalah sebagai berikut : Tabel 4.5 Uji Autokorelasi Uji Autokorelasi dengan Durbin-Watson Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1,836 a,699,680 1,13737 1,715 a. Predictors: (Constant), Profitabilitas, Solvabilitas, Likuiditas b. Dependent Variable: LN_Harga_Saham Sumber : data sekunder yang diolah, 2016 ragu-ragu Daerah bebas autokorelasi ragu-ragu + - 0 dl 1,427 du 1,6754 dw 1,715 4-du 2,3246 4-dl 2,573

52 Berdasarkan hasil pengujian autokorelasi pada tabel 4.5, diperoleh nilai DW sebesar 1,715. Nilai batas bawah (dl) untuk data yang diolah sebesar 1,427, nilai batas atas (du) sebesar 1,6754, nilai 4-dl sebesar 2,573 dan nilai 4-du sebesar 2,3246. Dari informasi tersebut dapat diketahui bahwa nilai DW terletak diantara du dan 4-du (1,6754 < 1,715 < 2,3246), sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat gejala autokorelasi pada model regresi. 4.2.2.4.Uji Heteroskedastisitas Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homokedastisitas, dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji gletjer. Jika nilai signifikansi antara variabel independen dengan absolut residual lebih dari 5% atau > 0,05 maka tidak terjadi gejala heteroskedastisitas. Hasil pengujian ini dapat dilihat pada tabel sebagai berikut : Tabel 4.6 Uji Heteroskedastisitas Coefficients a Model Unstandardized Standardized t Sig. Coefficients Coefficients B Std. Error Beta (Constant),370,368 1,005,320 1 Likuiditas -,014,113 -,020 -,123,903 Solvabilitas,474,181,423 2,624,012 Profitabilitas,001,008,022,164,870 a. Dependent Variable: abs_res Sumber : data sekunder yang diolah, 2016

53 Berdasarkan hasil uji gletjer pada tabel 4.6 dapat diketahui bahwa : a. Variabel likuiditas (X1) memiliki nilai signifikansi sebesar 0,903 > 0,05. b. Variabel solvabilitas (X2) memiliki nilai signifikansi sebesar 0,012 < 0,05. c. Variabel profitabilitas (X3) memiliki nilai signifikansi sebesar 0,870 > 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel solvabilitas terkena gejala heteroskedastisitas karena signifikansinya < 0,05. Oleh karena itu dilakukan penyembuhan heteroskedastisitas dengan menggunakan transformasi INV_X2 sebagai variabel solvabilitas. Berikut adalah hasil output dari transformasi INV_X2 : Tabel 4.7 Hasil Uji Transformasi INV_X2 Coefficients a Model Unstandardized Standardized t Sig. Coefficients Coefficients B Std. Error Beta (Constant) 1,117,207 5,383,000 1 Likuiditas,069,178,101,390,698 inv_solvabilitas -,358,211 -,453-1,692,097 Profitabilitas,007,008,117,803,426 a. Dependent Variable: abs_res Sumber : data sekunder yang diolah, 2016 Dari hasil output SPSS diatas diketahui variabel solvabilitas yang sebelumnya terkena gejala heteroskedastisitas sekarang sudah terbebas dari gejala heteroskedastisitas karena nilai signifikansinya sebesar 0,097 > 0,05. Maka dapat dikatakan bahwa variabel dalam penelitian ini yang meliputi likuiditas, solvabilitas, profitabilitas terbebas dari gejala heteroskedastisitas.

54 4.2.3. Analisis Regresi Berganda Hasil persamaan regresi yang diperoleh dengan menggunakan SPSS versi 20. adalah sebagai berikut : Tabel 4.8 Uji Analisis Berganda Coefficients a Model Unstandardized Standardized t Sig. Coefficients Coefficients B Std. Error Beta (Constant) 4,476,690 6,491,000 1 Likuiditas,981,211,463 4,647,000 Solvabilitas,594,338,173 1,757,085 Profitabilitas,116,014,671 8,238,000 a. Dependent Variable: LN_Harga_Saham Sumber : data sekunder yang diolah, 2016 Dari tabel 4.8 hasil pengolahan data dengan bantuan program SPSS 20, maka didapatkan model persamaan regresi akhir sebagai berikut : Y = 4,476 + 0,981 Likuiditas + 0,594 Solvabilitas + 0,116 Profitabilitas + e Persamaan diatas dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Konstanta sebesar 4,476 menyatakan bahwa jika variabel likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas bernilai 0 atau konstan, maka harga saham bernilai sebesar 4,476. b. Nilai koefisien regresi likuiditas sebesar 0,981, menyatakan apabila likuiditas meningkat sebesar satu persen, maka harga saham akan meningkat sebesar 0,981 persen.

55 c. Nilai koefisien regresi solvabilitas sebesar 0,594, menyatakan apabila solvabilitas meningkat sebesar satu persen, maka harga saham akan meningkat sebesar 0,594 persen. d. Nilai koefisien regresi profitabilitas sebesar 0,116, menyatakan apabila profitabilitas meningkat sebesar satu persen, maka harga saham akan meningkat sebesar 0,116 persen. 4.2.4. Goodness Of Fit Model 4.2.4.1.Uji Simultan (Uji F) Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah likuiditas, solvabilitas, dan profitabilitas secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Hasil pengujian ini dapat dilihat pada tabel 4.9 Tabel 4.9 Uji Simultan (Uji F) ANOVA a Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. Regression 141,161 3 47,054 36,374,000 b 1 Residual 60,800 47 1,294 Total 201,961 50 a. Dependent Variable: LN_Harga_Saham b. Predictors: (Constant), Profitabilitas, Solvabilitas, Likuiditas Sumber : data sekunder yang diolah, 2016 Berdasarkan tabel 4.9 diperoleh nilai signifikansi 0,000 < 0,05, dengan demikian semua variabel bebas (likuiditas, solvabilitas, dan pofitabilitas) secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap variabel harga saham. Dengan

56 demikian dapat dijelaskan bahwa model regresi dalam penelitian ini adalah layak untuk dianalisis. 4.2.4.2.Uji Parsial (Uji t) Hipotesis merupakan dugaan atau kesimpulan sementara yang dapat dirumuskan yang belum pasti kebenarannya. Sehingga untuk mengetahui atau tidaknya hipotesis tersebut, maka harus dilakukan pengujian terlebih dahulu. Pengujian koefisien regresi parsial atau uji t untuk mengetahui apakah variabel independen secara individual mempengaruhi variabel dependen. Tabel 4.10 Uji Parsial (Uji t) Coefficients a Model Unstandardized Standardized t Sig. Coefficients Coefficients B Std. Error Beta (Constant) 4,476,690 6,491,000 1 Likuiditas,981,211,463 4,647,000 Solvabilitas,594,338,173 1,757,085 Profitabilitas,116,014,671 8,238,000 a. Dependent Variable: LN_Harga_Saham Sumber : data sekunder yang diolah, 2016 a. Pengujian Hipotesis Pertama (H1) Nilai koefisien regresi likuiditas sebesar 0,981 dan nilai signifikasi 0,000 < 0,05 dapat disimpulkan bahwa variabel likuiditas berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Dengan demikian hipotesis pertama yang menyatakan bahwa likuiditas berpengaruh signifikan terhadap harga saham terbukti (H1 diterima).

57 b. Pengujian Hipotesis Kedua (H2) Nilai koefisien regresi solvabilitas sebesar 0,594 dan nilai signifikasi 0,085 > 0,05 dapat disimpulkan bahwa variabel solvabilitas berpengaruh positif tidak signifikan terhadap harga saham. Dengan demikian hipotesis kedua yang menyatakan bahwa solvabilitas berpengaruh signifikan terhadap harga saham tidak terbukti (H2 ditolak). c. Pengujian Hipotesis Ketiga (H3) Nilai koefisien regresi profitabilitas sebesar 0,116 dan nilai signifikasi 0,000 < 0,05 dapat disimpulkan bahwa variabel profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Dengan demikian hipotesis ketiga yang menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap harga saham terbukti (H3 diterima). 4.2.5. Koefisien Determinasi Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 dan satu. Nilai koefisien determinasi kecil, berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas. Nilai koefisien determinasi mendekati satu, berarti kemampuan variabelvariabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Dalam penelitian ini menggunakan adjusted R square, karena menurut Ghozali (2013) kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah bisa terhadap jumlah variabel independen yang dimasukan dalam model. Setiap tambahan satu variabel independen, maka R 2 pasti meningkat. Oleh karena itu banyak peneliti yang menganjurkan menggunakan

58 adjusted R square pada saat mengevaluasi model regresi. Tidak seperti R 2, nilai adjusted R 2 dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan ke dalam model. Persentase variabel dependen (harga saham) dapat dijelaskan oleh variabel independen (likuiditas, solvabilitas, profitabilitas) dalam model penelitian ditunjukkan oleh besarnya Koefisien Determinasi. Koefisien Determinasi ini menunjukan seberapa besar pengaruh variabel bebas terhadap variabel dependen atau bebas yang dinyatakan dalam persen (%). Nilai koefisien determinasi dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.11 sebagai berikut : Tabel 4.11 Koefisien Determinasi Model Summaryᵇ Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1,836 a,699,680 1,13737 1,715 a. Predictors: (Constant), Profitabilitas, Solvabilitas, Likuiditas b. Dependent Variable: LN_Harga_Saham Sumber : data sekunder yang diolah, 2016 Nilai koefisien determinasi ditunjukkan dengan nilai adjusted R square sebesar 0,680, dapat diartikan bahwa variabel independen (likuiditas, solvabilitas, dan profitabilitas) dapat menjelaskan variabel dependen (harga saham) sebesar 68% sedangkan sisanya sebesar 32% diterangkan oleh faktor lain yang tidak diamati dalam penelitian ini.

59 4.3. Pembahasan Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dapat dijelaskan bahwa, dari tiga hipotesis yang diajukan, dua hipotesis diterima, yaitu pengaruh likuiditas dan profitabilitas terhadap harga saham, dan satu hipotesis di tolak, yaitu pengaruh solvabilitas terhadap harga saham. Penjelasan masing-masing variabel adalah sebagai berikut : 4.3.1. Pengaruh Likuiditas terhadap Harga Saham Berdasarkan pengujian hipotesis pertama, variabel likuiditas yang diukur dengan Current Ratio berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Signifikannya variabel likuiditas yang diukur dengan Current Ratio terhadap harga saham artinya, besar kecilnya nilai likuiditas akan mempengaruhi harga saham. Semakin tinggi nilai Current Ratio suatu perusahaan maka akan semakin tinggi pula nilai harga sahamnya, sebaliknya jika nilai Current Ratio suatu perusahaan rendah maka akan semakin rendah pula harga sahamnya. Current Ratio (CR) merupakan salah satu rasio likuiditas yang mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan mempergunakan aktiva lancar yang tersedia. Current Ratio (CR) yang tinggi menandakan bahwa kemampuan perusahaan untuk membayar hutang lancar dengan aktiva lancar yang dimiliki semakin baik yang artinya perusahaan bisa membiayai kebutuhan operasionalnya. Semakin tinggi likuiditas, maka akan semakin baik bagi investor, perusahaan yang memiliki likuiditas yang tinggi akan diminati oleh investor untuk berinvestasi pada perusahaan tersebut. Hal ini akan berdampak pada peningkatan harga saham perusahaan tersebut.

60 Data diatas menunjukkan likuiditas berpengaruh signifikan terhadap harga saham, hal ini dapat dilihat dari perusahaan yang dijadikan sampel. Sebanyak 12 perusahaan dari total sampe 51 perusahaan memiliki nilai likuiditas di atas rata-rata yaitu sebesar 1,8224 dan memiliki nilai harga saham yang tinggi di atas rata-rata sebesar 8,3165. Ada 23 perusahaan dari total sampel 51 perusahaan yang memiliki nilai likuiditas di bawah rata-rata yaitu sebesar 1,8224 dan nilai harga saham yang rendah di bawah rata-rata sebesar 8,3165. Berdasarkan data tersebut berarti ada 35 perusahaan dari total sampel 51 yang nilai likuiditas mempengaruhi harga saham. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori sinyal, yang mengindikasikan bahwa perusahaan akan memberikan sinyal positif agar investor berminat untuk menanamkan modalnya. Dengan Current Ratio (CR) yang tinggi berarti perusahaan mampu memenuhi kewajiban jangka pendeknya, sehingga operasional perusahaan tidak akan terganggu, untuk itu kesempatan untuk mencapai keuntungan yang besar dapat tercapai. Para investor lebih menyukai perusahaan yang dapat memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya, karena perusahaan yang memiliki Current Ratio (CR) yang tinggi, sahamnya akan lebih diminati oleh investor, sehingga mampu menaikkan harga saham dari perusahaan tersebut. Hasil penelitian ini mendukung penelitian Mirna (2015) yang mengemukakan bahwa likuiditas yang diukur dengan Current Ratio (CR) berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Namun hasil ini tidak mendukung penelitian Susilawati (2010) dan Medial (2015) yang membuktikan bahwa Current Ratio (CR) tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

61 4.3.2. Pengaruh Solvabilitas terhadap Harga Saham Berdasarkan pengujian hipotesis kedua, variabel solvabilitas yang diukur dengan DER berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap harga saham. Pengaruh positif menunjukkan adanya hubungan yang searah antara variabel DER dengan harga saham. Ini berarti setiap kenaikan DER akan meningkatkan harga saham. Namun peningkatan tersebut tidak signifikan. Tidak signifikannya variabel solvabilitas yang diukur dengan DER terhadap harga saham, artinya besar kecilnya nilai solvabilitas tidak mempengaruhi harga saham. Debt to equity ratio (DER) merupakan salah satu rasio solvabilitas yang mengukur sejauh mana besarnya hutang ditutupi oleh modal yang dimiliki perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya. Debt to Equity Ratio (DER) yang tinggi menandakan bahwa perusahaan tersebut lebih banyak menggunakan sumber dana dari pihak ketiga yaitu kreditur, yang artinya bahwa besarnya hutang yang ditanggung perusahaan akan menyebabkan tingginya resiko yang ditanggung oleh investor. Investor mengkhawatirkan perusahaan yang terlalu banyak hutang akan memberikan dampak buruk bagi keuntungan yang dihasilkan. Artinya, keuntungan yang didapat perusahaan tersebut tidak dinikmati oleh investor. Data diatas menunjukkan bahwa solvabilitas tidak signifikan terhadap harga saham, hal ini dapat dilihat dari perusahaan yang dijadikan sampel. Sebanyak 7 perusahaan dari total sampel 51 perusahaan memiliki nilai solvabilitas diatas ratarata yaitu sebesar 1,0978 memiliki nilai harga saham yang tinggi di atas rata-rata sebesar 8,3165. Ada 15 perusahaan dari total sampel 51 perusahaan yang memiliki nilai solvabilitas dibawah rata-rata yaitu 1,0978 dengan nilai harga saham yang tinggi di atas rata-rata sebesar 8,3165. Di samping itu dari 51 perusahaan yang

62 dijadikan sampel terdapat 27 perusahaan yang memiliki total hutang yang tinggi. Hutang yang terlalu tinggi dianggap kurang baik bagi investor. Hal tersebut akan menyebabkan investor tidak tertarik untuk berinvestasi. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan teori sinyal karena tinggi rendahnya nilai DER tidak berpengaruh terhadap respon investor. Karena investor lebih melihat seberapa besar kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan hutangnya untuk biaya operasional perusahaan. Jika perusahaan berhasil memanfaatkan hutangnya untuk biaya operasional akan memberikan sinyal positif bagi investor dan harga saham akan naik. Namun apabila perusahaan tersebut gagal dalam memanfaatkan hutangnya untuk biaya operasional akan memberikan sinyal negatif bagi investor. Ini mengakibatkan permintaan saham menurun dan memicu penurunan harga saham. Selain itu jika memperoleh laba, perusahaan cenderung menggunakan laba tersebut untuk membayar hutang dibanding dengan membagi dividen. Hasil penelitian ini mendukung penelitian Ramdhani (2013) yang mengemukakan bahwa solvabilitas yang diukur dengan debt to equity ratio tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham. Berbeda dengan penelitian Susilawati (2010) dan Pebriana (2014) yang membuktikan bahwa Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh signifikan pada harga saham. 4.3.3. Pengaruh Profitabilitas terhadap Harga Saham Berdasarkan pengujian hipotesis ketiga, variabel profitabilitas yang diukur dengan ROA berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Signifikannya variabel profitabilitas yang diukur dengan ROA terhadap harga saham artinya, besar kecilnya nilai profitabilitas akan mempengaruhi harga saham. Semakin tinggi nilai ROA suatu

63 perusahaan maka akan semakin tinggi pula nilai harga sahamnya, sebaliknya jika nilai ROA suatu perusahaan rendah maka akan semakin rendah pula harga sahamnya. Return On Assets (ROA) merupakan salah satu rasio profitabilitas yang mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dengan memanfaatkan aktiva atau asset yang dimilikinya. Return On Assets (ROA) yang tinggi mengindikasikan bahwa perusahaan semakin efektif dalam memanfaatkan asset yang dimiliki untuk menghasilkan laba bersih setelah pajak, yang dapat diartikan kinerja perusahaan semakin efektif. Semakin tinggi nilai ROA akan menarik investor untuk menanamkan modalnya kepada perusahaan. Semakin banyak yang tertarik akan membuat permintaan saham meningkat, sehingga membuat harga saham perusahaan tersebut akan naik juga. Data di atas menunjukkan profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap harga saham, hal ini dapat dilihat dari perusahaan yang dijadikan sampel. Sebanyak 9 perusahaan dari total sampel 51 perusahaan memiliki nilai profitabilitas diatas ratarata yaitu sebesar 12,0449 dan memiliki nilai harga saham yang tinggi diatas rata-rata sebesar 8,3165. Ada 23 perusahaan dari total sampel 51 perusahaan yang memiliki nilai profitabilitas dibawah rata-rata yaitu sebesar 12,0449 dan nilai harga saham yang rendah dibawah rata-rata sebesar 8,3165. Berdasarkan data tersebut berarti ada 32 perusahaan dari total sampel 51 yang nilai profitabilitas mempengaruhi harga saham. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori agency, yang mengindikasikan bahwa perusahaan mampu mengelola laba perusahaannya dengan baik dan membuat investor tertarik untuk membeli saham tersebut dengan harapan mendapatkan

64 keuntungan baik berupa deviden maupun capital gain. ROA yang tinggi menandakan bahwa perusahaan dianggap berhasil menghasilkan laba yang tinggi yang akan meningkatkan daya tarik investor untuk membeli saham perusahaan tersebut, karena tingkat pengembalian semakin besar. Hal ini akan berdampak bahwa harga saham dari perusahaan tersebut di pasar modal akan semakin meningkat. Hasil penelitian ini mendukung penelitian Susilawati (2010), Pebriana (2014), Medial (2015), Mirna (2015) yang mengemukakan bahwa profitabilitas yang diukur dengan Return On Assets (ROA) berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Namun berbeda dengan hasil penelitian Ramdhani (2013) yang membuktikan bahwa Return On Assets (ROA) tidak berpengaruh signifikan pada harga saham.