K-13 Kelas X ekonomi KOPERASI Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Memahami tentang konsep dasar koperasi. 2. Memahami perhitungan pembagian SHU. A. Konsep Dasar Di sekolah, mungkin kalian pernah melihat adanya koperasi siswa. Kamu bisa mendapatkan berbagai kebutuhan yang berhubungan dengan kegiatan belajar mengajar mulai dari alat tulis, seragam, sampai jasa fotokopi. Koperasi siswa didirikan atas dasar orang-orang memiliki kepentingan bersama dan terikat pada suatu kelompok. Persamaan kepentingan itulah yang mendorong mereka untuk merencanakan dan melaksanakan rencana kegiatan secara bersama-sama. Menurut Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian, koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perorangan atau badan hukum koperasi, dengan pemisahan kekayaan para anggotanya sebagai modal untuk menjalankan usaha, yang memenuhi aspirasi dan kebutuhan bersama di bidang ekonomi, sosial, dan budaya sesuai dengan nilai dan prinsip koperasi.
Koperasi di Indonesia tumbuh atas dasar kemampuan ekonomi masyarakat yang terbatas. Hal tersebut mendorong seorang Pamong Praja bernama Rd. Aria Wiria Atmaja dari Purwokerto, Jawa Tengah pada 1896 yang berinisiatif mendirikan koperasi. Perkembangan koperasi di Indonesia memasuki babak baru ketika pada 12 Juli 1947 diadakan kongres koperasi yang pertama di Tasikmalaya. Sejak saat itu, setiap 12 Juli diperingati sebagai Hari Koperasi Indonesia dengan Bapak Koperasi Indonesia adalah Muhammad Hatta. Koperasi di Indonesia berdiri dengan berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Sementara asas koperasi adalah asas kekeluargaan. Adapun tujuan didirikannya koperasi adalah untuk meningkatkan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, sekaligus sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari tatanan perekonomian nasional yang demokratis dan berkeadilan. Dalam pelaksanaannya, koperasi memiliki prinsip, yaitu: 1. keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka; 2. pengawasan oleh anggota diselenggarakan secara demokratis; 3. anggota berpartisipasi aktif dalam kegiatan ekonomi koperasi; 4. koperasi menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi perangkat koperasi (anggota, pengawas, pengurus, dan karyawan) serta memberikan informasi tentang jati diri, kegiatan, dan kemanfaatan koperasi; 5. koperasi melayani anggota secara prima dan memperkuat gerakan koperasi; dan 6. koperasi bekerja untuk pembangunan berkelanjutan bagi lingkungan dan masyarakatnya melalui kebijakan yang disepakati oleh anggota. B. Jenis Koperasi Setiap koperasi selalu mencantumkan jenis koperasi dalam anggaran dasar. Pengelompokkan jenis koperasi didasarkan pada kesamaan kegiatan usaha dan/atau kepentingan ekonomi anggotanya. Koperasi dapat digolongkan sebagai berikut. 1. Koperasi Konsumen Koperasi konsumen, yaitu koperasi yang menyelenggarakan kegiatan usaha pelayanan di bidang penyediaan barang kebutuhan anggota dan nonanggota. 2
2. Koperasi Produsen Koperasi produsen, yaitu koperasi yang menyelenggarakan kegiatan usaha pelayanan di bidang pengadaan sarana produksi dan pemasaran produksi yang dihasilkan anggota kepada anggota dan nonanggota. 3. Koperasi Jasa Koperasi jasa, yaitu koperasi yang memberikan usaha pelayanan jasa nonsimpan pinjam yang diperlukan oleh anggota dan nonanggota. 4. Koperasi Simpan Pinjam Koperasi simpan pinjam, yaitu koperasi yang menjalankan usaha simpan pinjam sebagai satu-satunya usaha yang melayani anggota. Kegiatan koperasi simpan pinjam yang sering juga disebut dengan koperasi kredit meliputi penghimpunan dana dari anggota, memberikan pinjaman kepada anggota, dan menempatkan dana pada koperasi simpan pinjam sekunder. C. Modal Koperasi Sumber modal koperasi berasal dari setoran pokok anggota dan Sertifikat Modal Koperasi (SMK). Selain itu, modal koperasi juga dapat diperoleh dari: 1. hibah; 2. modal penyertaan; 3. modal pinjaman yang berasal dari: a. anggota; b. koperasi lainnya dan/atau anggotanya; c. bank dan lembaga keuangan lainnya; d. penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya; dan e. pemerintah dan pemerintah daerah, sumber sah lainnya. Ketentuan setoran pokok dan sertifikat modal adalah sebagai berikut. 1. Setoran pokok dibayarkan oleh anggota pada saat yang bersangkutan mengajukan permohonan sebagai anggota dan tidak dapat dikembalikan. 2. Setiap anggota koperasi harus membeli sertifikat modal koperasi yang jumlah minimumnya ditetapkan dalam anggaran dasar. 3. Koperasi harus menerbitkan sertifikat modal koperasi dengan nilai nominal per lembar maksimum sama dengan nilai setoran pokok. 3
4. Pembelian sertifikat modal koperasi merupakan tanda bukti penyertaan modal anggota di koperasi. 5. Sertifikat modal koperasi tidak memiliki hak suara. Surplus Hasil Usaha (SHU) adalah selisih antara pendapatan dan biaya yang dikeluarkan koperasi pada periode berjalan. SHU disisihkan terlebih dahulu untuk dana cadangan dan sisanya digunakan seluruhnya atau sebagian untuk: 1. anggota sebanding dengan transaksi usaha yang dilakukan oleh masing-masing anggota dengan koperasi; 2. anggota sebanding dengan sertifikat modal koperasi yang dimiliki; 3. pembayaran bonus kepada pengawas, pengurus, dan karyawan koperasi; 4. pembayaran kewajiban kepada dana pembangunan koperasi dan kewajiban lainnya; dan 5. penggunaan lain yang ditetapkan dalam anggaran dasar. Koperasi dilarang membagikan kepada anggota surplus hasil usaha yang berasal dari transaksi dengan non-anggota. Surplus hasil usaha yang berasal dari non-anggota dapat digunakan untuk mengembangkan usaha koperasi dan meningkatkan pelayanan kepada anggota. Koperasi juga dapat mengalami defisit hasil usaha. Jika hal tersebut terjadi maka: 1. terdapat defisit hasil usaha, koperasi dapat menggunakan dana cadangan; 2. dana cadangan yang ada tidak cukup untuk menutup defisit hasil usaha, defisit tersebut diakumulasikan dan dibebankan pada anggaran pendapatan dan belanja koperasi pada tahun berikutnya; dan 3. terdapat defisit hasil usaha pada koperasi simpan pinjam, anggota wajib menyetor tambahan sertifikat modal koperasi. Sementara itu, dana cadangan dikumpulkan dari penyisihan sebagian selisih hasil usaha. Koperasi harus menyisihkan surplus hasil usaha untuk dana cadangan sehingga menjadi paling sedikit 20% (dua puluh persen) dari nilai sertifikat modal koperasi. D. Bentuk dan Struktur Organisasi Koperasi merupakan salah satu bentuk badan usaha yang diamanatkan oleh UUD 1945, khususnya pada pasal 33 ayat 1 yang berbunyi Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan. Mengingat pentingnya peranan koperasi 4
dalam kehidupan masyarakat, perkembangan koperasi di Indonesia mutlak untuk senantiasa dilakukan. Hal ini membuat koperasi terbentuk menjadi dua jenis, yaitu sebagai berikut. 1. Koperasi Primer a. Koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan orang perseorangan. b. Didirikan oleh paling sedikit 20 (dua puluh) orang perseorangan dengan memisahkan sebagian kekayaan pendiri atau anggota sebagai modal awal koperasi. 2. Koperasi Sekunder a. Koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan badan hukum koperasi. b. Didirikan oleh paling sedikit 3 (tiga) koperasi primer. Sama halnya dengan badan usaha lainnya, keberlangsungan usaha koperasi ditentukan oleh kemampuan pengurus (manajemen) koperasi dalam mengelola koperasi guna mencapai tujuan yang diinginkan. Untuk memudahkan pemahaman mengenai struktur organisasi koperasi, perhatikan bagan berikut! Rapat Anggota Pengurus Badan Pengawas Manajer Karyawan Karyawan Karyawan Keterangan: 1. Rapat anggota sebagai pemegang kekuasaan tertinggi. 2. Pengurus adalah pelaksana seluruh kegiatan koperasi. 3. Badan pengawas bertugas mengawasi kinerja pengurus. 5
4. Manajer dan karyawan diangkat dan digaji oleh pengurus. 5. Rapat anggota, pengurus, dan pengawas disebut sebagai alat atau perangkat organisasi koperasi (perhatikan warna kuning pada tabel). 6. Pengurus dipilih dari dan oleh anggota melalui rapat anggota dengan masa jabatan maksimal lima (5) tahun. 7. Pengawas dipilih dari dan oleh anggota melalui rapat anggota. Rapat anggota merupakan kekuasaan tertinggi yang ada pada koperasi. Di sinilah letak prinsip demokrasi koperasi. Selain itu, prinsip one man one vote pada koperasi juga makin menguatkan nilai-nilai demokrasi yang diterapkan pada koperasi. E. Menghitung Pembagian SHU Ketika koperasi memperoleh SHU maka bagian SHU dapat dibagikan kepada anggota. Pembagian SHU ini bergantung pada kontribusi anggota selama menjadi anggota koperasi. Untuk memahami bagaimana cara pembagian SHU kepada anggota ini, berikut contoh soal yang berkaitan dengan hal tersebut. Contoh Soal 1 Koperasi Makmur memiliki data keuangan pada tahun 2015 sebagai berikut. Besarnya SHU Rp29.000.000,00 SHU nonanggota Rp 5.000.000,00 Dana cadangan yang harus disisihkan Rp 4.000.000,00 Transaksi seluruh anggota Rp14.000.000,00 Nilai SMK Rp50.000.000,00 Dalam anggaran dasar ditentukan besarnya SHU atas jasa transaksi adalah 35% dan SHU atas sertifikat modal koperasi 25%. Pak Badrun adalah anggota Koperasi Makmur dengan besarnya transaksi yang dilakukan adalah Rp2.000.000,00 dan SMK yang dimiliki Pak Badrun senilai Rp10.000.000,00. Hitunglah besarnya SHU yang diterima Pak Badrun. Jawaban: Total SHU Rp29.000.000,00 SHU dari non-anggota (Rp 5.000.000,00) Cadangan (Rp 4.000.000,00) SHU yang siap dibagikan Rp20.000.000,00 6
1) SHU pak Badrun dari transaksi usaha: Transaksi anggota Transaksi seluruh anggota Rp2.000.000 Rp14.000.000 % jasa transaksi SHU yang siap dibagikan 35% Rp20.000.000,00 = Rp1.000.000,00 2) SHU pak Badrun dari kepemilikan SMK: Nilai SMK anggota SMK koperasi % atas SMK SHU yang siap dibagikan Rp10.000.000 = 25% Rp20.000.000,00 = Rp1.000.000,00 Rp50.000.000 Total SHU yang diterima Pak Badrun = Rp2.000.000,00 Jadi, total SHU yang diterima Pak Badrun adalah Rp2.000.000,00. 7