KOPERASI. Tujuan Pembelajaran

dokumen-dokumen yang mirip
Ekonomi untuk SMA/MA kelas X. Oleh: Alam S.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 28/PUU-XI/2013 Tentang Bentuk Usaha, Kepengurusan serta Modal Penyertaan Koperasi

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

Dalam UU No. 17 Tahun 2012 Pasal 1 Ayat 1disebutkan

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 28/PUU-XI/2013 Tentang Bentuk Usaha, Kepengurusan serta Modal Penyertaan Koperasi

BAB II RUANG LINGKUP KOPERASI MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DAN UNDANG-UNDANG

Koperasi. By :

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Berdasarkan pengertian tersebut, yang dapat menjadi anggota koperasi yaitu:

BAB II LANDASAN TEORI. Kata koperasi berasal dari bahasa Latin cooperere yang dalam bahasa Inggris

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KOPERASI.. Nomor : 12. Pada hari ini, Kamis, tanggal (sepuluh September dua ribu lima belas).

BAB I PENDAHULUAN. perseorangan atau badan hukum Koperasi, dengan pemisahan kekayaan para

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Untuk memudahkan dalam memahami tentang bahasan Modal Sendiri dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II URAIAN TEORITIS. Koperasi berasal dari perkataan co dan operation, yang mengandung arti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KOPERASI. Published by : M Anang Firmansyah

2017, No Menengah Republik Indonesia tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Nomor 15/PER/M.KUKM/IX/2015

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BADAN USAHA DALAM KEGIATAN BISNIS. MAN107- Hukum Bisnis Semester Gasal Universitas Pembangunan Jaya

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Koperasi Unit Desa (KUD) Anugerah

AKTA PENDIRIAN KOPERASI PEMASARAN... Nomor:.

TATA CARA PENDIRIAN KOPERASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. reaksi terhadap sistem perekonomian kapitalisme di Negara-negara

BAB II URAIAN TEORITIS. KP. Telkom Padang. Pengaruh jumlah modal sendiri (X1) terhadap SHU adalah

BAB III. Pelaksanaan Kerja Praktek. Koperasi sebagai salah satu pilar penyangga perekonomian nasional memiliki ketentuanketentuan

ANGGARAN DASAR. Koperasi Primer Nasional MEDIA INDONESIA MERDEKA

BAB II LANDASAN TEORI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ANGGARAN DASAR KOPERASI USAHA BERSAMA ALUMNI STMN CIAMIS. BAB I NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1

KOPERASI.

Menimbang : a. Mengingat : 1.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

AKTA PENDIRIAN KOPERASI KONSUMEN... Nomor:.

NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan masyarakat dimana kegiatannya berlandaskan

BAB II BAHAN RUJUKAN

WALIKOTA SURAKARTA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SISA HASIL USAHA KOPERASI (SHU KOPERASI)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TUGAS AKHIR MAKALAH LINGKUNGAN BISNIS

BAB II KAJIAN TEORI. merupakan bentuk analisis untuk membuat data-data tersebut mudah diatur. Semua

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pengaruh modal sendiri dan modal Asing Terhadap Sisa Hasil Usaha KUD Kabupaten Kampar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pekerjaan yan dilakukan secara bersama-sama sebenarnya dapat dikatakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Koperasi merupakan organisasi ekonomi yang berasaskan kekeluargaan

PENGANTAR PERKOPERASIAN

a. Koperasi dimiliki oleh anggota yang bergabung atas dasar sedikitnya ada satu kepentingan ekonomi yang sama.

QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (PT.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

JURNAL STIE SEMARANG, VOL 6, NO 1, Edisi Februari 2014 (ISSN : ) MENGELOLA PAJAK KOPERASI UNTUK KESEJAHTERAAN ANGGOTA.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENDAPAT DAN USULAN ATAS MATERI PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PERKOPERASIAN

BAB I PENDAHULUAN. perseorangan, bukan milik investor tetapi milik anggota. Dengan adanya. mendapatkan keuntungan yang dikelola secara lebih efisien.

LAPORAN Penelitian Individu Tahun 2016 KEBIJAKAN PERMODALAN DALAM USAHA KOPERASI (STUDI KASUS KOTA MALANG, JAWA TIMUR DAN KOTA SOLO, JAWA TENGAH )

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SMP kelas 9 - EKONOMI BAB 6. Badan UsahaLatihan Soal 6.2

BAB II LANDASAN TEORITIS

URAIAN MATERI. A. Pengertian Koperasi

Definisi Koperasi adalah bekerja bersama dengan orang lain untuk mencapai tujuan tertentu.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG P E R K O P E R A S I A N

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM ASISTEN DEPUTI ORGANISASI DAN BADAN HUKUM KOPERASI PENDIRIAN KOPERASI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KONSEP DASAR KOPERASI

5.00 a. Kepatuhan Koperasi dalam pengambilan keputusan dan penetapan kebijakan dan pengelolaan koperasi,

AKTA PENDIRIAN. KOPERASI SIMPAN PINJAM... Nomor:.

Oleh: Ny. Neti Budiwati Ukanda -Dosen pada Prodi Pend. Ekonomi & Koperasi UPI -Ketua Umum Koperasi Wanita Mekar Endah Kab. Bandung

Koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan orang seorang.

koperasi, dilakukan oleh anggota secara demokratis One man one vote, dalam Rapat Anggota Tahunan koperasi

BAB I PENDAHULUAN. kekeluargaan. Pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945 dalam penjelasannya

BAB II LANDASAN TEORI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEMBATA NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PENGEMBANGAN KOPERASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LEMBATA,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tujuan menciptakan masyarakat yang adil dan makmur. Dalam pelaksanaannya

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BLITAR SERI C PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 6 TAHUN 2012

BAB I NAMA TEMPAT KEDUDUKAN. menjalankan kegiatan sebagai berikut: 1. Membina dan mengembangkan rasa kesatuan dan persatuan di antara para anggotanya.

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 6 TAHUN 2012

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Darwanto (2013) melakukan penelitian tentang. Republik Indonesia Universitas Brawijaya Malang. Berdasarkan penelitian

BAB I PENDIRIAN

BAB II LANDASAN TEORI. mengenai definisi akuntansi terlebih dahulu. Penjelasan mengenai definisi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. NOMOR 22/Per/M.KUKM/IX/2015 TENTANG KOPERASI SKALA BESAR

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial dan beranggotakan orangorang,

ANGGARAN DASAR KOPERASI KARYAWAN PT PEMERINGKAT EFEK INDONESIA (PEFINDO) KOPPEFINDO BAB I NAMA,KEDUDUKAN,DAN JANGKA WAKTU. Pasal I

EFISIENSI = REVENUE > COST

Transkripsi:

K-13 Kelas X ekonomi KOPERASI Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Memahami tentang konsep dasar koperasi. 2. Memahami perhitungan pembagian SHU. A. Konsep Dasar Di sekolah, mungkin kalian pernah melihat adanya koperasi siswa. Kamu bisa mendapatkan berbagai kebutuhan yang berhubungan dengan kegiatan belajar mengajar mulai dari alat tulis, seragam, sampai jasa fotokopi. Koperasi siswa didirikan atas dasar orang-orang memiliki kepentingan bersama dan terikat pada suatu kelompok. Persamaan kepentingan itulah yang mendorong mereka untuk merencanakan dan melaksanakan rencana kegiatan secara bersama-sama. Menurut Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian, koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perorangan atau badan hukum koperasi, dengan pemisahan kekayaan para anggotanya sebagai modal untuk menjalankan usaha, yang memenuhi aspirasi dan kebutuhan bersama di bidang ekonomi, sosial, dan budaya sesuai dengan nilai dan prinsip koperasi.

Koperasi di Indonesia tumbuh atas dasar kemampuan ekonomi masyarakat yang terbatas. Hal tersebut mendorong seorang Pamong Praja bernama Rd. Aria Wiria Atmaja dari Purwokerto, Jawa Tengah pada 1896 yang berinisiatif mendirikan koperasi. Perkembangan koperasi di Indonesia memasuki babak baru ketika pada 12 Juli 1947 diadakan kongres koperasi yang pertama di Tasikmalaya. Sejak saat itu, setiap 12 Juli diperingati sebagai Hari Koperasi Indonesia dengan Bapak Koperasi Indonesia adalah Muhammad Hatta. Koperasi di Indonesia berdiri dengan berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Sementara asas koperasi adalah asas kekeluargaan. Adapun tujuan didirikannya koperasi adalah untuk meningkatkan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, sekaligus sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari tatanan perekonomian nasional yang demokratis dan berkeadilan. Dalam pelaksanaannya, koperasi memiliki prinsip, yaitu: 1. keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka; 2. pengawasan oleh anggota diselenggarakan secara demokratis; 3. anggota berpartisipasi aktif dalam kegiatan ekonomi koperasi; 4. koperasi menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi perangkat koperasi (anggota, pengawas, pengurus, dan karyawan) serta memberikan informasi tentang jati diri, kegiatan, dan kemanfaatan koperasi; 5. koperasi melayani anggota secara prima dan memperkuat gerakan koperasi; dan 6. koperasi bekerja untuk pembangunan berkelanjutan bagi lingkungan dan masyarakatnya melalui kebijakan yang disepakati oleh anggota. B. Jenis Koperasi Setiap koperasi selalu mencantumkan jenis koperasi dalam anggaran dasar. Pengelompokkan jenis koperasi didasarkan pada kesamaan kegiatan usaha dan/atau kepentingan ekonomi anggotanya. Koperasi dapat digolongkan sebagai berikut. 1. Koperasi Konsumen Koperasi konsumen, yaitu koperasi yang menyelenggarakan kegiatan usaha pelayanan di bidang penyediaan barang kebutuhan anggota dan nonanggota. 2

2. Koperasi Produsen Koperasi produsen, yaitu koperasi yang menyelenggarakan kegiatan usaha pelayanan di bidang pengadaan sarana produksi dan pemasaran produksi yang dihasilkan anggota kepada anggota dan nonanggota. 3. Koperasi Jasa Koperasi jasa, yaitu koperasi yang memberikan usaha pelayanan jasa nonsimpan pinjam yang diperlukan oleh anggota dan nonanggota. 4. Koperasi Simpan Pinjam Koperasi simpan pinjam, yaitu koperasi yang menjalankan usaha simpan pinjam sebagai satu-satunya usaha yang melayani anggota. Kegiatan koperasi simpan pinjam yang sering juga disebut dengan koperasi kredit meliputi penghimpunan dana dari anggota, memberikan pinjaman kepada anggota, dan menempatkan dana pada koperasi simpan pinjam sekunder. C. Modal Koperasi Sumber modal koperasi berasal dari setoran pokok anggota dan Sertifikat Modal Koperasi (SMK). Selain itu, modal koperasi juga dapat diperoleh dari: 1. hibah; 2. modal penyertaan; 3. modal pinjaman yang berasal dari: a. anggota; b. koperasi lainnya dan/atau anggotanya; c. bank dan lembaga keuangan lainnya; d. penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya; dan e. pemerintah dan pemerintah daerah, sumber sah lainnya. Ketentuan setoran pokok dan sertifikat modal adalah sebagai berikut. 1. Setoran pokok dibayarkan oleh anggota pada saat yang bersangkutan mengajukan permohonan sebagai anggota dan tidak dapat dikembalikan. 2. Setiap anggota koperasi harus membeli sertifikat modal koperasi yang jumlah minimumnya ditetapkan dalam anggaran dasar. 3. Koperasi harus menerbitkan sertifikat modal koperasi dengan nilai nominal per lembar maksimum sama dengan nilai setoran pokok. 3

4. Pembelian sertifikat modal koperasi merupakan tanda bukti penyertaan modal anggota di koperasi. 5. Sertifikat modal koperasi tidak memiliki hak suara. Surplus Hasil Usaha (SHU) adalah selisih antara pendapatan dan biaya yang dikeluarkan koperasi pada periode berjalan. SHU disisihkan terlebih dahulu untuk dana cadangan dan sisanya digunakan seluruhnya atau sebagian untuk: 1. anggota sebanding dengan transaksi usaha yang dilakukan oleh masing-masing anggota dengan koperasi; 2. anggota sebanding dengan sertifikat modal koperasi yang dimiliki; 3. pembayaran bonus kepada pengawas, pengurus, dan karyawan koperasi; 4. pembayaran kewajiban kepada dana pembangunan koperasi dan kewajiban lainnya; dan 5. penggunaan lain yang ditetapkan dalam anggaran dasar. Koperasi dilarang membagikan kepada anggota surplus hasil usaha yang berasal dari transaksi dengan non-anggota. Surplus hasil usaha yang berasal dari non-anggota dapat digunakan untuk mengembangkan usaha koperasi dan meningkatkan pelayanan kepada anggota. Koperasi juga dapat mengalami defisit hasil usaha. Jika hal tersebut terjadi maka: 1. terdapat defisit hasil usaha, koperasi dapat menggunakan dana cadangan; 2. dana cadangan yang ada tidak cukup untuk menutup defisit hasil usaha, defisit tersebut diakumulasikan dan dibebankan pada anggaran pendapatan dan belanja koperasi pada tahun berikutnya; dan 3. terdapat defisit hasil usaha pada koperasi simpan pinjam, anggota wajib menyetor tambahan sertifikat modal koperasi. Sementara itu, dana cadangan dikumpulkan dari penyisihan sebagian selisih hasil usaha. Koperasi harus menyisihkan surplus hasil usaha untuk dana cadangan sehingga menjadi paling sedikit 20% (dua puluh persen) dari nilai sertifikat modal koperasi. D. Bentuk dan Struktur Organisasi Koperasi merupakan salah satu bentuk badan usaha yang diamanatkan oleh UUD 1945, khususnya pada pasal 33 ayat 1 yang berbunyi Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan. Mengingat pentingnya peranan koperasi 4

dalam kehidupan masyarakat, perkembangan koperasi di Indonesia mutlak untuk senantiasa dilakukan. Hal ini membuat koperasi terbentuk menjadi dua jenis, yaitu sebagai berikut. 1. Koperasi Primer a. Koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan orang perseorangan. b. Didirikan oleh paling sedikit 20 (dua puluh) orang perseorangan dengan memisahkan sebagian kekayaan pendiri atau anggota sebagai modal awal koperasi. 2. Koperasi Sekunder a. Koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan badan hukum koperasi. b. Didirikan oleh paling sedikit 3 (tiga) koperasi primer. Sama halnya dengan badan usaha lainnya, keberlangsungan usaha koperasi ditentukan oleh kemampuan pengurus (manajemen) koperasi dalam mengelola koperasi guna mencapai tujuan yang diinginkan. Untuk memudahkan pemahaman mengenai struktur organisasi koperasi, perhatikan bagan berikut! Rapat Anggota Pengurus Badan Pengawas Manajer Karyawan Karyawan Karyawan Keterangan: 1. Rapat anggota sebagai pemegang kekuasaan tertinggi. 2. Pengurus adalah pelaksana seluruh kegiatan koperasi. 3. Badan pengawas bertugas mengawasi kinerja pengurus. 5

4. Manajer dan karyawan diangkat dan digaji oleh pengurus. 5. Rapat anggota, pengurus, dan pengawas disebut sebagai alat atau perangkat organisasi koperasi (perhatikan warna kuning pada tabel). 6. Pengurus dipilih dari dan oleh anggota melalui rapat anggota dengan masa jabatan maksimal lima (5) tahun. 7. Pengawas dipilih dari dan oleh anggota melalui rapat anggota. Rapat anggota merupakan kekuasaan tertinggi yang ada pada koperasi. Di sinilah letak prinsip demokrasi koperasi. Selain itu, prinsip one man one vote pada koperasi juga makin menguatkan nilai-nilai demokrasi yang diterapkan pada koperasi. E. Menghitung Pembagian SHU Ketika koperasi memperoleh SHU maka bagian SHU dapat dibagikan kepada anggota. Pembagian SHU ini bergantung pada kontribusi anggota selama menjadi anggota koperasi. Untuk memahami bagaimana cara pembagian SHU kepada anggota ini, berikut contoh soal yang berkaitan dengan hal tersebut. Contoh Soal 1 Koperasi Makmur memiliki data keuangan pada tahun 2015 sebagai berikut. Besarnya SHU Rp29.000.000,00 SHU nonanggota Rp 5.000.000,00 Dana cadangan yang harus disisihkan Rp 4.000.000,00 Transaksi seluruh anggota Rp14.000.000,00 Nilai SMK Rp50.000.000,00 Dalam anggaran dasar ditentukan besarnya SHU atas jasa transaksi adalah 35% dan SHU atas sertifikat modal koperasi 25%. Pak Badrun adalah anggota Koperasi Makmur dengan besarnya transaksi yang dilakukan adalah Rp2.000.000,00 dan SMK yang dimiliki Pak Badrun senilai Rp10.000.000,00. Hitunglah besarnya SHU yang diterima Pak Badrun. Jawaban: Total SHU Rp29.000.000,00 SHU dari non-anggota (Rp 5.000.000,00) Cadangan (Rp 4.000.000,00) SHU yang siap dibagikan Rp20.000.000,00 6

1) SHU pak Badrun dari transaksi usaha: Transaksi anggota Transaksi seluruh anggota Rp2.000.000 Rp14.000.000 % jasa transaksi SHU yang siap dibagikan 35% Rp20.000.000,00 = Rp1.000.000,00 2) SHU pak Badrun dari kepemilikan SMK: Nilai SMK anggota SMK koperasi % atas SMK SHU yang siap dibagikan Rp10.000.000 = 25% Rp20.000.000,00 = Rp1.000.000,00 Rp50.000.000 Total SHU yang diterima Pak Badrun = Rp2.000.000,00 Jadi, total SHU yang diterima Pak Badrun adalah Rp2.000.000,00. 7