BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Direktorat Jenderal Pajak terus berusaha untuk meningkatkan penerimaan Indonesia dari sektor pajak. Pada tahun 2015, wajib pajak yang terdaftar di dalam sistem administrasi Direktorat Jenderal Pajak sebanyak 30.044.103 wajib pajak, yang terdiri dari 2.472.632 wajib pajak badan, dan 27.571.471 wajib pajak orang pribadi. Angka tersebut masih terbilang rendah jika dibandingkan dengan angka penduduk yang bekerja pada tahun 2015 yang lebih dari 120 juta orang. Masih rendahnya tingkat kesadaran pajak tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi Direktorat Jenderal Pajak guna meningkatkan pendapatan dari sektor pajak. Pada rancangan APBN tahun 2016 pemerintah telah menetapkan target APBN yang tinggi. Pendapatan negara ditargetkan mencapai Rp 1.822 triliun dimana sekitar 75% atau Rp 1.360 triliun bersumber dari penerimaan pajak. Performa administrasi perpajakan Indonesia masih lemah bahkan bila dibanding dengan negara-negara di kawasan ASIA. Berdasarkan data dari Asia Development Bank tahun 2014, persentase penerimaan pajak dibanding GDP Indonesia masih sangat rendah yaitu sebesar 10,9%. Berikut tabel perbandingan persentase penerimaan pajak dibanding GDP dari beberapa negara di Asia: 1
Tabel 1.1 Persentase Penerimaan Pajak Terhadap GDP Negara Persentase (%) Indonesia 10,9 Malaysia 13,8 Thailand 19,1 Cina 18,9 India 9,7 Sumber : Asia Development Bank, 2014 Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa performa administrasi perpajakan Indonesia menjadi salah satu yang terendah. Indonesia hanya unggul dibanding India yang memiliki persentase terendah sebesar 9,7%. Pemerintah Republik Indonesia dalam hal ini Direktorat Jenderal Pajak yang memiliki wewenang untuk melakukan pemungutan pajak meluncurkan layanan berbasis internet, yaitu e-filing yang dapat diakses melalui website Direktorat Jenderal Pajak atau melalui penyedia jasa aplikasi yang telah ditunjuk. Dipilihnya layanan berbasis internet ini dikarenakan jumlah pengguna internet di Indonesia yang terus bertambah dari tahun ketahuan. Dari survei yang dilakukan oleh Asosiasi Penyelenggara Jaringan Internet Indonesia (APJII) pada tahun 2016 mengungkap bahwa jumlah pengguna internet di Indonesia sebesar 132,7 juta orang. Jumlah tersebut naik sebesar 51,8% bila dibandingkan dengan pemakai internet di tahun 2014. Untuk itulah layanan berbasis internet merupakan layanan yang memiliki prospek yang cukup baik di masa yang akan datang. Pemakaian e- Filing ini juga bertujuan untuk mengurangi biaya pemungutan pajak. 2
Ketentuan tentang layanan e-filing diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor: PER-48/PJ/2011 tentang Tata Cara Penerimaan dan Pengolahan Surat Pemberitahuan Tahunan, yang mulai berlaku sejak 30 Desember 2011. E-Filing merupakan suatu cara penyampaian SPT tahunan PPh secara elektronik yang dilakukan secara online dan real time melalui internet pada website DJP Online (https://djponline.pajak.go.id) atau laman penyedia layanan SPT elektronik. Layanan e-filing ini bertujuan untuk memudahkan masyarakat dalam menyampaikan SPT-nya yang diharapkan akan berdampak terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak yang meningkat. Untuk dapat menggunakan layanan e- Filing ini harus melakukan pendaftaran terlebih dahulu dengan cara datang langsung ke KPP/KP2KP terdekat untuk melakukan aktivasi EFIN. Permohonan ini tidak dapat diwakilkan dan harus dilakukan sendiri oleh wajib pajak yang bersangkutan. Setelah mendapatkan dan melakukan aktivasi EFIN maka wajib pajak sudah dapat menggunakan seluruh layanan DJP Online termasuk di dalamnya yaitu layanan e-filing dan e-billing. Pemerintah Republik Indonesia terus berusaha untuk meningkatkan pemakaian e-filing dalam pelaporan SPT wajib pajak. Berdasarkan Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN RB) Nomor 8 Tahun 2015. Semua Aparatur Sipil Negara (ASN), anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI), dan anggota Kepolisian Republik Indonesia (Polri) di seluruh Indonesia diwajibkan melaporkan pajak dengan menggunakan layanan e- Filing. Hal tersebut dimaksudkan agar pegawai negara menjadi contoh bagi masyarakat luas untuk beralih menggunakan e-filing di masa yang akan datang. 3
Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan mencatat pengguna e- Filing dan e-spt untuk tahun pajak 2015 mencapai 5,5 juta wajib pajak dan diharapkan akan terus bertambah di tahun-tahun yang akan datang. Namun dalam penerapan layanan e-filing selama beberapa tahun ini, masih ditemukan berbagai masalah dalam penerapannya di lapangan. Berbagai error yang sering terjadi yaitu kode keamanan tidak sesuai, server yang down, link aktivasi yang tidak masuk ke email pemohon, dan berbagai masalah lainnya. Untuk itulah perlu diadakan evaluasi dan penilaian terhadap kesuksesan layanan e-filing yang telah berjalan ini, guna mengetahui apakah sistem ini telah berjalan dengan baik ataupun mengetahui kekurangan dari sistem ini agar dapat diperbaiki di kemudian hari. Penelitian ini bertujuan untuk menilai tingkat kesuksesan pemakaian sistem e-filing Direktorat Jenderal Pajak dengan menggunakan model penilaian kesuksesan sistem informasi yang dikembangkan oleh DeLone dan McLean yang telah diperbaharui. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah disampaikan tersebut, penulis mengidentifikasi masalah yang akan diteliti antara lain: 1. Apakah kualitas sistem (system quality), kualitas informasi (information quality) dan kualitas pelayanan (service quality) berpengaruh positif terhadap penggunaan (use)? 2. Apakah kualitas sistem (system quality), kualitas informasi (information quality) dan kualitas pelayanan (service quality) berpengaruh positif terhadap kepuasan pengguna (user satisfaction)? 4
3. Apakah penggunaan (use) dan kepuasan pengguna (user satisfaction) berpengaruh positif terhadap manfaat-manfaat bersih (net benefits)? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Menguji faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi tingkat penggunaan dan kepuasan pengguna e-filing Direktorat Jenderal Pajak. 2. Mendapatkan bukti empiris tentang faktor-faktor penentu keberhasilan penerapan layanan e-filing Direktorat Jenderal Pajak. 1.4 Manfaat Penelitian 1. Bagi penulis: Penelitian ini dapat menambah pengalaman dan wawasan bagi penulis sehingga dapat menjadi lebih baik lagi dalam penelitian yang akan datang. Serta sebagai sarana bagi penulis dalam menerapkan teori dan ilmu yang didapat dari proses pembelajaran di dalam kelas. 2. Bagi Direktorat Jendral Pajak/instansi terkait: Sebagai bahan referensi untuk melakukan evaluasi terhadap layanan e- Filing agar dapat menjadi lebih baik lagi di masa yang akan datang. 3. Bagi orang lain: Dapat dijadikan referensi bagi peneliti lain dalam melakukan penelitian yang serupa. 5
1.5 Sistematika Penulisan Adapun sistematika penulisan yang akan digunakan dalam penulisan ini adalah sebagai berikut: Bab I: Pendahuluan Berisi tentang latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan. Bab II: Landasan Teori Berisi tentang landasan teori yang mendukung penelitian ini, antara lain penjelasan tentang e-filing, pengertian sistem informasi, model kesuksesan DeLone dan McLean, elemen-elemen pengukuran penelitian, dan hipotesis. Bab III: Metode Penelitian Dalam bab ini diterangkan mengenai desain pengambilan sampel, penjelasan tentang variabel penelitian, pengujian instrumen, dan metode analisis data. Bab IV: Analisis Data Bab IV berisi tentang analisis dan pembahasan dari penelitian ini, antara lain kualitas data penelitian, statistik deskriptif, uji goodness of fit, dan pembahasan hasil uji hipotesis. 6
Bab V: Kesimpulan dan Saran Bab V berisi tentang kesimpulan penelitian, saran, dan keterbatasan dari penelitian ini. 7