PEMBUATAN DAN ANALISIS PENGARUH KONDISI PERMUKAAN TERHADAP UNJUK KERJA ISOLATOR POLIMER 20 KV TIPE SIRIP TAK SERAGAM DENGAN VARIASI TEGANGAN UJI

dokumen-dokumen yang mirip
Departemen Teknik Elektro, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto, SH, Kampus UNDIP Tembalang, Semarang 50275, Indonesia.

ANALISIS PENGARUH COATINGTERHADAP SUDUT KONTAK, ARUS BOCOR, DAN THD PADA ISOLATOR POLIMER 20 KV KONDISI TERKONTAMINASI

ANALISIS KARAKTERISTIK ARUS BOCOR DAN SUDUT KONTAK PADA BAHAN ISOLASI RESIN EPOKSI DENGAN CAMPURAN ABU SEKAM

ANALISIS ARUS BOCOR DAN TEGANGAN FLASHOVER PADA ISOLATOR SUSPENSI 20 kv 3 SIRIP DENGAN 4 TIPE SIRIP BERBAHAN POLIMER RESIN EPOKSI SILANE SILIKA

TRANSIENT, VOL.4, NO. 3, SEPTEMBER 2015, ISSN: , 532

ANALISA PENGARUH PENAMBAHAN SILANE TERHADAP UNJUK KERJA ISOLATOR BAHAN RESIN EPOKSI DENGAN KONTAMINAN PANTAI

ANALISIS DISTORSI HARMONIK TOTAL ARUS BOCOR PERMUKAAN ISOLATOR RESIN EPOKSI PENGISI SILIKA KONDISI KERING DAN BASAH

Departemen Teknik Elektro, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto, SH Kampus UNDIP Tembalang, Semarang 50275, Indonesia.

Unjuk Kerja Isolator 20 kv Bahan Resin Epoksi Silane Silika Kondisi Basah dan Kering

EFEKTIFITAS PEMANFAATAN PASIR PANTAI BERKALSIUM SEBAGAI MATERIAL PENGISI BAHAN ISOLASI RESIN EPOKSI UNTUK ISOLATOR LISTRIK

ANALISIS DEGRADASI PERMUKAAN BAHAN ISOLASI RESIN EPOKSI DENGAN PENGISI PASIR PANTAI YANG MENGANDUNG BANYAK KALSIUM. Jl. Kasipah No.

ANALISA ARUS BOCOR PERMUKAAN BAHAN ISOLASI RESIN EPOKSI SILANE MENGGUNAKAN METODE PENGUKURAN INCLINED- PLANE TRACKING

ANALISIS PENGARUH KOMPOSISI SILICONE RUBBER

Pengaruh Kontaminan terhadap Sudut Kontak Hidropobik dan Karakteristik Arus Bocor pada Sampel Isolator Resin Epoksi Silane

The 2nd University Research Coloquium 2015 ISSN

PEMANFAATAN BATU BERSILIKA, SILANE, DAN VINYL SILANE SEBAGAI PENGISI BAHAN ISOLASI RESIN EPOKSI UNTUK ISOLATOR LISTRIK

PENGUJIAN TEGANGAN FLASHOVER DAN ARUS BOCOR PADA ISOLATOR 20 KV BERBAHAN RESIN EPOKSI SILANE KONDISI BASAH DAN KERING

BABI PENDAHULUAN. semakin meningkat, maka perlu dilakukan suatu perencanaan dalam sistem

EFEKTIFITAS PENAMBAHAN FILLER PASIR BERKALSIUM PADA BAHAN ISOLASI RESIN EPOKSI DENGAN PENGUJIAN DEGRADASI PERMUKAAN

Departemen Teknik Elektro, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto, SH, Kampus UNDIP Tembalang, Semarang 50275, Indonesia

STUDI ARUS BOCOR PERMUKAAN BAHAN ISOLASI RESIN EPOKSI SILANE DENGAN VARIASI PENGISI PASIR SILIKA (Dengan Polutan Pantai)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pengaruh Equivalent Salt Deposit Density (ESDD) Terhadap Tegangan Flashover

ANALISA PENGARUH VARIASI DAN KOMPOSISI BAHAN PENGISI TERHADAP UNJUK KERJA SAMPEL ISOLATOR RESIN EPOKSI SILANE

PEMANFAATAN ISOLASI RESIN EPOKSI SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS PENYALURAN ENERGI LISTRIK DITINJAU DARI KARAKTERISTIK HIDROFOBIK

PENGARUH PENAMBAHAN KARET SILIKON TERHADAP SUDUT KONTAK HIDROPOBIK DAN KARAKTERISTIK ARUS BOCOR PERMUKAAN PADA BAHAN RESIN EPOKSI

T. Haryono 1, Avrin Nur Widiastuti 1, Arya Bagus Sanjaya 2

PENGARUH PENAMBAHAN SILIKON TERHADAP SUDUT KONTAK HIDROPOBIK DAN KARAKTERISTIK ARUS BOCOR PERMUKAAN BAHAN RESIN EPOKSI

FLASHOVER PADA BAHAN ISOLASI RESIN EPOKSI DENGAN BAHAN PENGISI ALUMINA, PASIR SILIKA DAN FIBER GLASS

ANALISIS SIFAT HIDROFOBIK PERMUKAAN HDPE BERDASARKAN NILAI TOTAL HARMONIC DISTORTION

Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, Indonesia. Abstrak

EFEKTIFITAS PEMANFAATAN PASIR PANTAI BERKALSIUM TINGGI SEBAGAI MATERIAL PENGISI BAHAN ISOLASI RESIN EPOKSI UNTUK ISOLATOR LISTRIK

Pengaruh Sinar Ultraviolet dan Komposisi Bahan Pengisi Pasir Silika terhadap Arus Bocor Permukaan Bahan Isolator Resin Epoksi Silane

Pengaruh Radiasi UV Buatan Terhadap Kerusakan Permukaan Bahan Isolasi Resin Epoksi Silane

STUDI ARUS BOCOR DENGAN METODE PENGUKURAN INCLINED-PLANE TRACKING (IPT) PADA MATERIAL POLIMER HIGH DENSITY POLYETHYLENE (HDPE)

BAB II ISOLATOR PENDUKUNG HANTARAN UDARA

FENOMENA FLASHOVER AKIBAT ARUS BOCOR PADA ISOLATOR KERAMIK DAN RESIN EPOKSI

BAB I PENDAHULUAN. Sistem tenaga listrik terdiri atas tiga bagian utama, yaitu pusat pembangkit,

Analisis Degradasi Permukaan Bahan Isolasi Resin Epoksi dengan Pengisi Pasir Pantai yang Mengandung Banyak Kalsium

Pengaruh Kelembaban dan Suhu Terhadap Karakteristik Arus Bocor pada Isolator Bahan Resin Epoksi dengan Pengisi Bahan Pasir Silika

STUDI AWAL PENGUKURAN ARUS BOCOR PADA BAHAN HDPE DENGAN METODE INCLINED-PLANE TRACKING

ARTIKEL PENELITIAN DOSEN MUDA POLA ARUS BOCOR DAN TEGANGAN LEWAT DENYAR ISOLATOR PASANGAN LUAR EPOXY RESIN PADA JARINGAN DISTRIBUSI MENENGAH.

PENGARUH POLUTAN INDUSTRI TERHADAP KINERJA BAHAN ISOLASI POLIMER RESIN EPOKSI BERPENGISI SILICONE RUBBER DAN ABU SEKAM

PENGARUH POLUTAN INDUSTRI TERHADAP KINERJA BAHAN ISOLASI POLIMER EPOKSI BERPENGISI SILICONE RUBBER DAN ABU SEKAM

Pengujian Karakteristik Limbah Pasir PLTP Dieng Sebagai Bahan Pengisi Isolator Resin Epoksi Silane

LEMBAR PERSETUJUAN KAJIAN UNJUK KERJA KELISTRIKAN ARESTER PORSELEN DAN ARESTER POLIMER PADA SISTEM TEGANGAN 20 KV

ANALISIS SIFAT MEKANIK UNTUK FEEDTHROUGH

PEMODELAN ARUS BOCOR ISOLATOR CABLE SPACER BERBAHAN POLIMER PADA KONDISI KERING DAN BASAH

TINJAUAN SIFAT HIDROFOBIK BAHAN ISOLASI SILICONE RUBBER

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak di wilayah iklim

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengelolaan listrik, salah satunya adalah isolasi. Isolasi adalah suatu alat

PENGARUH HUJAN TERHADAP TEGANGAN LEWAT DENYAR ISOLATOR PIRING TERPOLUSI

BAB I LATAR BELAKANG. berlangsung secara aman dan efisien sepanjang waktu. Salah satu solusi yang dapat dilakukan untuk menyalurkan listrik secara

ISOLATOR 2.1 ISOLATOR PIRING. Jenis isolator dilihat dari konstruksi dan bahannya dibagi seperti diagram pada Gambar 2.1. Universitas Sumatera Utara

1. BAB I PENDAHULUAN

EFEK KONTAMINAN PADA BAHAN ISOLASI RESIN EPOKSI YANG MENGALAMI PERLAKUAN FILLER BERBEDA TERHADAP KINERJA SUDUT HIDROFOBIK

BAB I PENDAHULUAN. sebagainya. Namun masalah utama dalam energi listrik adalah menyangkut. menimbulkan masalah baru yaitu masalah isolasi.

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan energi listrik terus meningkat seiring dengan perkembangan pola hidup

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknik Pengukuran Besaran Elektrik,

PENGUJIAN TEGANGAN TEMBUS KARPET INTERLOCKING PT. BASIS PANCAKARYA LAPORAN

1 BAB I PENDAHULUAN. Energi listrik merupakan kebutuhan utama dan komponen penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. listrik demi menjaga kelangsungan hidup mereka. Pada proses sistem tenaga. transmisikan dan didistribusikan kepada para konsumen.

Analisis Kegagalan isolasi Minyak Trafo jenis energol baru dan lama dengan minyak pelumas

Mekanisme Degradasi Permukaan dan Penentuan Tracking Index Bahan Resin Epoksi Silane Silica

PEMODELAN ARUS BOCOR ISOLATOR DISK BERBAHAN DASAR KACA PADA KONDISI KERING DAN BASAH

Studi Arus Bocor Permukaan Bahan Isolasi Resin Epoksi Silane Dengan Variasi Pengisi Pasir Silika ( Dengan Polutan Pantai)

BAB III TEGANGAN GAGAL DAN PENGARUH KELEMBABAN UDARA

BAB II ARUS BOCOR DAN KELEMBABAN UDARA

PENGARUH PEMBERSIHAN OLEH HUJAN TERHADAP ARUS BOCOR ISOLATOR PIN-POST 20 KV TERPOLUSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan bagian peralatan yang terhubung secara fisik dengan tanah. berfungsi sebagai penggantung atau penopang konduktor [2].

PENGARUH KOMPOSISI RESIN TERHADAP SIFAT ELEKTRIK DAN MEKANIK UNTUK BAHAN ISOLATOR TEGANGAN TINGGI

Pengembangan isolator tegangan tinggi yang cocok untuk daerah tropis

ANALISIS HARMONIK DAN PERANCANGAN SINGLE TUNED FILTER PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 18 BUS DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP POWER STATION 4.

BAB I PENDAHULUAN. Energi listrik menjadi kebutuhan yang penting dalam kehidupan manusia saat ini,

BAB I PENDAHULUAN. manusia, karena sebagian besar energi listrik yang telah di konversikan

BAB I PENDAHULUAN. pesat sehingga untuk mentransmisikan energi yang besar digunakan sistem

PEMODELAN KARAKTERISTIK ARUS BOCOR BAHAN ISOLATOR KERAMIK DENGAN DAN TANPA LAPISAN GLASIR PADA KONDISI KERING DAN BASAH. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Perkembangan jaman, populasi dan teknologi yang pesat, mengakibatkan permintaan

Simulasi Pengukuran Daya Listrik Sistem 1 Fasa menggunakan LabVIEW

I. PENDAHULUAN. Isolasi adalah suatu bahan yang berfungsi untuk mengisolasi konduktor yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III.METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan di empat tempat, yaitu sebagai berikut : Laboratorium Material Universitas Lampung.

BAB I PENDAHULUAN. fenomena partial discharge tersebut. Namun baru sedikit penelitian tentang

BAB I PENDAHULUAN. Terjadinya kegagalan alat-alat listrik yang bertegangan tinggi ketika dipakai

STUDI DISTRIBUSI TEGANGAN DAN ARUS BOCOR PADA ISOLATOR RANTAI DENGAN PEMBASAHAN

KEGAGALAN ALAT FLUE GAS DESULPHUR TERHADAP TEGANGAN LEWAT DENYAR ISOLATOR DI GARDU INDUK PEMBANGKITAN TANJUNG JATI B JEPARA

III. METODE PENELITIAN. Tempat pelaksanaan penelitian sebagai berikut: 2. Pengujian kekuatan tarik di Institute Teknologi Bandung (ITB), Jawa Barat.

ANALISIS JATUH TEGANGAN DAN RUGI DAYA PADA JARINGAN TEGANGAN RENDAH MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP

ANALISIS PENGARUH POLUTAN PADA ISOLATOR KACA TERHADAP DISTRIBUSI TEGANGAN ISOLATOR RANTAI

BAB I PENDAHULUAN. minim gangguan. Partial discharge menurut definisi IEEE adalah terjadinya

PENGARUH UKURAN BUTIRAN AIR HUJAN TERHADAP TEGANGAN TEMBUS UDARA

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Preparasi, Pencetakan dan Penyinteran Varistor

ANALISIS HARMONISA YANG DIHASILKAN CYCLOCONVERTER DENGAN BERBAGAI PARAMETER

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Analisis Pengaruh Harmonisa terhadap Pengukuran KWh Meter Tiga Fasa

1 BAB I PENDAHULUAN. mungkin memiliki keseimbangan antara sistem pembangkitan dan beban, sehingga

EVALUASI ARRESTER UNTUK PROTEKSI GI 150 KV JAJAR DARI SURJA PETIR MENGGUNAKAN SOFTWARE PSCAD

PENGARUH KENAIKAN TEMPERATUR TERHADAP TEGANGAN TEMBUS UDARA PADA ELEKTRODA BOLA TERPOLUSI ASAM

Transkripsi:

PEMBUATAN DAN ANALISIS PENGARUH KONDISI PERMUKAAN TERHADAP UNJUK KERJA ISOLATOR POLIMER 20 KV TIPE SIRIP TAK SERAGAM DENGAN VARIASI TEGANGAN UJI Muhamad Mukti Ali *), Agung Nugroho, and Abdul Syakur Departemen Teknik Elektro, Universitas Diponegoro, Semarang Jl. Prof. Sudharto, SH, Kampus UNDIP Tembalang, Semarang 50275, Indonesia *) E-mail: muhamadmuktiali@gmail.com Abstrak Isolator memiliki peranan yang sangat penting dalam sistem tenaga listrik. Isolator berfungsi untuk memisahkan secara elektris dua buah atau lebih penghantar listrik bertegangan yang berdekatan. Isolator berbahan resin epoksi pada beberapa penelitian menunjukan bahwa isolator jenis ini lebih unggul dibandingkan dengan bahan jenis lain. Namun isolator jenis ini memiliki kekurangan, yaitu rentan terhadap kondisi lingkungan. Kekurangan pada isolator ini dapat diperbaiki dengan penghalusan dan penambahan lapisan atau coating pada permukaan isolator. Pada penelitian ini, dipaparkan pengaruh kondisi permukaan. Parameter yang dianalisis adalah sudut kontak, arus bocor dan Total Harmonic Distortion (THD). Hasil pengujian menunjukan bahwa kondisi fisik isolator mempengaruhi sudut kontak, arus bocor, dan THD. Dengan penghalusan dan pelapisan silicon rubber terbukti telah memperbaiki peforma isolator. Sudut kontak dalam kategori hidrofobik dengan nilai rata-rata 91,05, arus bocor lebih rendah dengan penurunan sebesar 20,5%, dan THD juga lebih rendah dibandingkan dengan isolator yang tidak dilapisi dengan silicon rubber dengan penurunan sebesar 31,36%. Berdasarkan penelitian diperoleh bahwa dengan melakukan penghalusan dan pelapisan silicon rubber pada permukaan isolator dapat meningkatkan nilai sudut kontak dan menurunkan nilai arus bocor dan THD. Kata kunci : isolator, resin epoksi, fly ash, kondisi permukaan,, sudut kontak, arus bocor, THD Abstract Insulator has a very important role in the power system. Isolator function for electrically separating two or more adjacent voltage electrical conductor. One of them insulator made of epoxy resin. Several studies have shown that this type are superior insulators compared with others materials. This type of insulator has a disadvantages that is susceptible to environmental conditions. An effort to improve the quality of insulator is carried by the smoothing and the addition of coating on the surface of the insulator. In this research, described the influence of surface conditions. The parameters analyzed the contact angle, leakage current and Total Harmonic Distortion (THD). Test results showed the physical condition of the insulator affects the contact angle, the leakage current, and THD. By smoothing and coating of silicon rubber insulators proved to have improved Performance. Hydrophobic contact angle in the category with an average value 91,05, leakage current lower with decrease of 20.5% and THD lower than the uncoated insulator with silicon rubber decrease of 31.36%. Based on research showed that by performing smoothing and coating silicon rubber on the surface of the insulator can increase the value of the contact angle and lower leakage current value and THD. Key words : insulator, epoxy resin, fly ash, surface condition, contact angle, leakage current, THD 1. Pendahuluan Semakin berkembangnya tingkat pertumbuhan penduduk dan industri di Indonesia seharusnya sejalan dengan semakin baiknya sarana dan prasarana yang mendukung. Salah satu sarana yang mendukung adalah suplai energi listrik. Suplai energi listrik dari pihak produsen dituntut harus memadai dan handal dalam kondisi apapun. Memadai berarti bahwa besarnya kapasitas listrik akan semakin ditingkatkan seiring dengan tingkat kebutuhan listrik. Handal berarti pelayanan suplai listrik harus kontinyu dalam kondisi apapun dan meminimalisir gangguan yang terjadi. Untuk merealisasikan sarana tersebut perlu adanya prasarana yang menunjang. Salah satunya dengan menjaga kinerja isolator. Isolator pada awalnya terbuat dari keramik dan gelas. Kemudian pada tahun 1963, isolator polimer dikembangkan dan ditingkatkan sampai saat ini. Isolator

TRANSIENT, VOL. 6, NO. 3, SEPTEMBER 2017, ISSN: 2302-9927, 397 polimer dikenal juga dengan sebutan isolator nonkeramik atau isolator komposit [1]. Isolator polimer dewasa ini banyak digunakan dikarenakan kelebihannya dibandingankan dengan isolator berbahan keramik dan gelas. Kelebihannya, yaitu lebih ringan, sifat rugi dielektrik yang lebih kecil, resistivitas volume yang lebih tinggi, proses produksi relatif lebih cepat, dan biaya produksi yang lebih murah [2]. Isolator polimer dapat digunakan sebagai isolator pasangan luar. Letak isolator yang di luar ruangan memungkinkan untuk terkontaminasi oleh polusi. Faktor lingkungan berupa kondisi kering atau basah berpengaruh pada isolator. Salah satunya terhadap sudut kontak permukaan isolator. Selain itu juga terjadi pengaruh terhadap arus bocor. Arus bocor cenderung lebih besar pada kondisi basah daripada kondisi kering [3]. Beberapa faktor tersebut dapat menyebabkan isolator polimer mengalami degradasi dan penuaan permukaan isolator[1]. Salah satu upaya untuk meningkatkan peforma dan umur isolator dapat dilakukan dengan coating [2][4]. Pada penelitian ini analisa isolator uji resin epoksi menggunakan komposisi fly ash sebagai salah satu bahan pengisi. Dengan tipe sirip isolator yaitu tipe sirip besarkecil-besar (BKB) dengan jumlah sirip tiga buah. Pengujian dilakukan variasi kondisi permukaan yaitu awal, halus dan coating dalam keadaan kering dan basah. Sama halnya pada penelitian sebelumnya, parameter utama arus bocor yang digunakan yaitu karakteristik harmonik, yang meliputi bentuk gelombang, spektrum frekuensi, dan tingkat distorsi harmonik (THD). Tujuan dari penelitian ini antara lain menganalisis pengaruh kondisi permukaan isolator polimer epoksi resin pengisi fly ash dengan melakukan pengujian sudut kontak, melakukan pengukuran untuk memperoleh karakteristik arus bocor pada kondisi kering dan basah, dan menganalisis karakteristik harmonik arus bocor yang meliputi bentuk gelombang, magnitude arus bocor, spektrum frekuensi (FFT) dan total harmonic distortion (THD) pada keadaan awal, setelah dihaluskan menggunakan kertas amplas dan setelah melalui proses coating menggunakan silicon rubber RTV 683. 2. Metode 2.1. Langkah Penelitian Penelitian ini dilaksanakn dalam beberapa tahap penelitian. Pada Gambar 1 dapat dilihat langkah-langkah metode penelitian dalam penelitian ini. Coating permukaan isolator Tidak mulai Persiapan bahan uji Pembuatan isolator Pengujian Isolator Data sudut kontak, arus bocor dan THD Pengolahan data sudut kontak, arus bocor dan THD Apakah isolator telah diperhalus? Apakah isolator telah dicoating? Nilai sudut kontak, arus bocor dan THD Selesai Ya Gambar 1. Diagram Alir Penelitian. 2.2. Pembuatan isolator 2.1.1. Alat dan Bahan Ya Tidak 1.Resin Epoksi A 8.Gelas 15.Gergaji 2.Hardener B 9.Jangka sorong 16.Amplas 3.Fly Ash 10.Kaca 17.Penggaris 4.Silicon Rubber 11.Solatip 18.Spidol 5.Pipa 12.Plastisin 19.Alumunium 6.Timbangan 13.Mika 20.Lem castol 7.Solet 14.Gunting 21.Lem epoxy 2.1.2. Langkah Pembuatan 1. Pembuatan cetakan a. Memotong pipa ukuran 4inch sepanjang 2,5 cm b. Menghaluskan kedua ujung pipa yang telah dipotong dengan amplas c. Melapisi pipa dan kaca dengan mika d. Merekatkan pipa pada kaca e. Memberikan plastisin pada sambungan antara pipa dan kaca Mengamplas permukaan isolator

TRANSIENT, VOL. 6, NO. 3, SEPTEMBER 2017, ISSN: 2302-9927, 398 Gambar 2. Cetakan Sirip Besar Isolator 2. Pembuatan alat Bahan dasar material isolator yang digunakan adalah polimer resin epoksi dengan Diglycidyl Ether of Bisphenol A (DGEBA) dan Metaphenylenediamine (MPDA) sebagai bahan pengeras serta lem kaca (Silane) dengan pengisi fly ash dengan komposisi RTV23 (DGEBA 35 %, MPDA 35%, Silane 15% dan fly ash 15%) a. Menyiapkan 70 gram resin epoksi, 70 gram hardener, 30 gram fly ash, 30 gram silicon rubber b. Mencampurkan resin epoksi, fly ash dan silicon rubber pada gelas c. Menambahkan hardener d. Menuangkan campuran ke dalam cetakan yang telah dibuat dan diamkan selama 2 hari 3. Penyatuan alat a. Menyiapkan inti, 2 sirip besar, 1 sirip kecil, 2 sambungan 3 cm, 3 sambungan 4 cm, alumunium b. Merekatkan sirip pada inti menggunakan lem castol c. Mengulagi langkah 2 untuk sirip dan sambungan d. Merekatkan alumunium pada bagian ujung-ujung inti menggunakan lem epoksi. Gambar 6. Isolator Uji 2.3. Peralatan Penghalusan Isolator Proses penghalusan isolator dengan menggunakan kertas amplas dengan nomor 500. 2.4. Peralatan Pelapisan atau Coating Isolator Gambar 3. Proses pengeringan isolator e. Membuka cetakan Peralatan dan bahan pelapisan atau coating yang dipergunakan : 1. Sillicon Rubber RTV 683 2. Katalis 3. Solet 4. Timbangan Digital 5. Cutter 6. Jangka Sorong 2.5. Peralatan Pengujian Sudut Kontak Gambar 4. Proses pembukaan cetakan f. Membubut alat sesuai dengan desain Peralatan dan bahan pengujian sudut kontak yang dipergunakan : 1. Kamera foto digital 2. Seperangkat komputer dan software coreldraw X7 3. Alas uji 4. Seperangkat lampu pijar 1000 watt dan box fiber 5. Pipet tetes 50 μl 6. Gelas ukur 7. Air Akuades DM 2.6. Peralatan Pengujian Arus Bocor Gambar 5. Hasil isolator setelah proses bubut Untuk memperoleh data karakteristik arus bocor dari masing-masing sampel, maka dilakukan pengujian arus bocor dengan rangkaian pengujian sesuai yang ditunjukkan oleh Gambar 7.

TRANSIENT, VOL. 6, NO. 3, SEPTEMBER 2017, ISSN: 2302-9927, 399 Gambar 7. Rangkaian Pengujian Arus Bocor Pengamatan arus bocor ini memerlukan osiloskop sebagai alat bantunya. Input tegangan yang masuk ke dalam osiloskop harus sesuai dengan karakteristik kemampuan osiloskop tersebut. Piranti pengamanan dan perlindungan bagi osiloskop diperlukan untuk membatasi tegangan besar yang masuk ke dalam osiloskop dengan cara memasang rangkaian pembagi tegangan. Gambar 8. Rangkaian pembagi tegangan Nilai resistansi pada rangkaian pembagi tegangan adalah R 1 = 680 Ω, R 2 = 1000 Ω, R 3 = 100 Ω, R 4 = 470K Ω, dan R 5 = 10K Ω. Berdasarkan data resistansi pada gambar 8 akan diperoleh perhitungan sebagai berikut: I 1 = 1,256717647 V CF I 1 merupakan nilai arus bocor yang mengalir pada isolator uji dan V CF menunjukkan tegangan efektif (V rms) yang terbaca pada osiloskop. 3. Hasil dan Analisa 3.1. Hasil Pengukuran Sudut Kontak Karakteristik fisik suatu isolator yang perlu diperhatikan adalah hidrofobisitas. Hidrofobisitas adalah kemampuan permukaan isolator untuk cenderung menolak air. Untuk menyatakan suatu isolator bersifat hidrofobik atau tidak hidrofobik (hidrofilik), maka dilakukan pengukuran sudut kontak. Sudut kontak merupakan sudut yang dibentuk antara permukaan bahan uji dengan air yang diteteskan ke permukaan bahan uji. Sudut kontak kiri = 98,13 0 Sudut kontak kanan = 74,55 0 Untuk menentukan sudut kontak dapat digunakan rumus sebagai berikut: Sudut kontak = Sudut kontak kiri + sudut kontak kanan 2 = 72,40 0 + 86,07 0 2 = 79,23 0 Tabel 1. Hasil Pengukuran Sudut Kontak Isolator No Kondisi Isolator Sudut Kontak Rerata 1 Awal 71,87 0 2 Halus 85,40 0 3 Coating 91,05 0 Berdasarkan data pada tabel 1 menunjukan bahwa isolator dalam kondisi awal dan halus bersifat partially wetted (basah sebagian). Hal ini disebabkan karena pengaruh adanya fly ash dalam isolator tersebut. Fly ash memiliki unsur penyusun kimia SiO2 berupa kristal fly ash dan memiliki sifat hidrofilik atau menyerap air, yang dapat menyebabkan meningkatnya arus bocor pada permukaan isolator. Peningkatan nilai sudut kontak dari kondisi awal ke kondisi halus disebabkan pada kondisi halus bentuk permukaan sudah lebih baik. Sedangkan untuk isolator uji kondisi coating bersifat hidrofobik. Hal ini disebabkan oleh pengaruh lapisan silicon rubber pada permukaan isolator. Silicon rubber memiliki sifat hidrofobik sehingga meminimalkan arus bocor pada permukaan isolator. Sifat hidrofobik berbanding lurus dengan nilai sudut kontak suatu bahan, sehingga bila nilai sudut kontak semakin kecil maka sifat hidrofobik suatu bahan akan semakin buruk. 3.2. Hasil Pengukuran Arus Bocor Pada pengukuran arus bocor dilakukan dengan 5 kali variasi tegangan yaitu 11 kv, 12 kv, 13 kv, 14 kv, dan 15 kv. Grafik perbandingan nilai arus bocor rata-rata terhadap variasi tegangan terapan adalah sebagai berikut : 3.2.1. Kondisi Awal ( 71,87 0 ) Gambar 9. Sudut kontak permukaan isolator Gambar 10. Grafik perbandingan arus bocor rata-rata isolator terhadap variasi tegangan dalam kondisi awal

TRANSIENT, VOL. 6, NO. 3, SEPTEMBER 2017, ISSN: 2302-9927, 400 Berdasarkan data arus bocor yang ditunjukkan pada gambar 10, terlihat bahwa nilai arus bocor meningkat saat tegangan terapan yang diberikan pada isolator uji juga meningkat. Dapat disimpulkan bahwa hubungan antara tegangan dan arus bocor berbanding lurus, semakin besar tegangan yang diterapkan pada isolator maka arus bocor yang dihasilkan akan semakin besar. Arus bocor pada kondisi permukaan isolator basah bernilai lebih besar dibandingkan arus bocor pada kondisi permukaan isolator kering. Titik - titik air pada permukaan isolator meningkatkan nilai konduktivitas permukaan isolator. Dengan adanya pertambahan nilai konduktivitas permukaan isolator, maka nilai tahanan permukaan isolator pada kondisi basah akan berkurang. Akibatnya, arus bocor permukaan isolator pada kondisi basah bernilai lebih besar dari arus bocor isolator pada kondisi kering. tegangan dan arus bocor berbanding lurus, semakin besar tegangan yang diterapkan pada isolator maka arus bocor yang dihasilkan akan semakin besar. Arus bocor pada kondisi permukaan isolator basah bernilai lebih besar dibandingkan arus bocor pada kondisi permukaan isolator kering. Titik - titik air pada permukaan isolator meningkatkan nilai konduktivitas permukaan isolator. Dengan adanya pertambahan nilai konduktivitas permukaan isolator, maka nilai tahanan permukaan isolator pada kondisi basah akan berkurang. Akibatnya, arus bocor permukaan isolator pada kondisi basah bernilai lebih besar dari arus bocor isolator pada kondisi kering. 3.2.2. Kondisi Halus (85,40 0 ) Gambar 12. Grafik perbandingan arus bocor rata-rata isolator terhadap variasi tegangan dalam kondisi Coating Gambar 11. Grafik perbandingan arus bocor rata-rata isolator terhadap variasi tegangan dalam kondisi Halus Berdasarkan data arus bocor yang ditunjukkan pada gambar 11, terlihat bahwa nilai arus bocor meningkat saat tegangan terapan yang diberikan pada isolator uji juga meningkat. Dapat disimpulkan bahwa hubungan antara tegangan dan arus bocor berbanding lurus, semakin besar tegangan yang diterapkan pada isolator maka arus bocor yang dihasilkan akan semakin besar. Arus bocor pada kondisi permukaan isolator basah bernilai lebih besar dibandingkan arus bocor pada kondisi permukaan isolator kering. Titik - titik air pada permukaan isolator meningkatkan nilai konduktivitas permukaan isolator. Dengan adanya pertambahan nilai konduktivitas permukaan isolator, maka nilai tahanan permukaan isolator pada kondisi basah akan berkurang. Akibatnya, arus bocor permukaan isolator pada kondisi basah bernilai lebih besar dari arus bocor isolator pada kondisi kering. 3.2.3. Kondisi Coating (91,05 0 ) Berdasarkan data arus bocor yang ditunjukkan pada gambar 12, terlihat bahwa nilai arus bocor meningkat saat tegangan terapan yang diberikan pada isolator uji juga meningkat. Dapat disimpulkan bahwa hubungan antara 3.2.4. Perbandingan Arus Bocor dan Sudut Kontak pada Tegangan 12kV Gambar 13. Grafik perbandingan arus bocor rata-rata isolator terhadap sudut kontak Berdasarkan grafik hubungan arus bocor dan sudut kontak yang ditunjukkan pada gambar 13, semakin besar nilai sudut kontak maka nilai arus bocor akan semakin kecil. Nilai arus bocor mengalami penurunan terhadap kondisi permukaan isolator, semakin bagus kondisi permukaan isolator maka arus bocor yang dihasilkan akan semakin kecil. Arus bocor pada kondisi halus lebih kecil dibandingkan dengan pada kondisi awal, dan arus bocor pada kondisi coating lebih kecil dibandingkan dengan pada kondisi non-coating baik dalam kondisi kering maupun dalam pengkondisian basah. Hal ini disebabkan oleh proses penghalusan isolator dengan kertas amplas pada kondisi halus dan juga adanya lapisan silicon rubber pada kondisi coating. Silicon rubber bersifat menolak air sehingga tahan terhadap polutan yang

TRANSIENT, VOL. 6, NO. 3, SEPTEMBER 2017, ISSN: 2302-9927, 401 menempel pada permukaan isolator. Keadaan ini menjaga permukaan isolator tetap bersih dan menurunkan konduktivitas listrik permukaan isolator. 3.3. Analisis Nilai THD Data yang dianalisis pada penelitian ini yaitu bentuk gelombang, spektrum frekuensi, dan distorsi harmonik total (THD) arus bocor permukaan isolator. Dari spektrum frekuensi tersebut, diperoleh nilai THD yang merepresentasikan distorsi harmonik total. banyak pita kering dan arus bocor sesaat pada permukan isolator THD akan semakin meningkat. THD yang semakin meningkat membuktikan bahwa kualitas isolator semakin buruk karena semakin banyak gelombang yang terdistorsi. 3.3.2. Kondisi Basah 3.3.1. Kondisi Kering Grafik Perbandingan THD arus bocor terhadap variasi tegangan terapan dan kondisi permukaan adalah sebagai berikut : Gambar 15. Perbandingan THD arus bocor permukaan isolator resin epoksi fly ash kondisi basah Gambar 14. Perbandingan THD arus bocor permukaan isolator resin epoksi fly ash kondisi kering Pada gambar 14 dapat dilihat bahwa terjadi penurunan antara THD dari kondisi awal dan halus hal ini membuktikan bahwa semakin baik kondisi permukaan isolator maka dapat menurunkan nilai THD, kemudian terjadi penurunan nilai THD dari kondisi non coating dan coating saat kondisi kering sebelum dan sesudah dilapisi dengan silicon rubber. Berdasarkan penelitian yang dilakukan dibuktikan bahwa adanya lapisan silicon rubber pada permukaan isolator dapat menurunkan nilai THD. Silicon rubber bersifat menolak air sehingga tahan terhadap polutan yang menempel pada permukaan isolator. Keadaan ini menjaga permukaan isolator tetap bersih dan menurunkan konduktivitas listrik permukaan isolator. Kondisi permukaan yang buruk mengakibatkan intensitas terjadinya peluahan pulsa arus pada pita kering atau sparkover semakin meningkat. Nilai THD rata-rata pada isolator dengan kondisi awal, halus dan coating bervariasi. Seharusnya terjadi peningkatan nilai THD seiring dengan meningkatnya tegangan terapan.. Hal ini dikarenakan adanya arus bocor sesaat pada permukaan isolator, peluahan parsial yang semakin tinggi dan dikarenakan kondisi permukaan isolator yang tidak identik dan adanya arus bocor sesaat yang terbentuk dari komponen-komponen harmonik arus bocor. Jadi semakin Pada gambar 15 dapat dilihat bahwa terjadi penurunan antara THD dari kondisi awal dan halus hal ini membuktikan bahwa semakin baik kondisi permukaan isolator maka dapat menurunkan nilai THD, kemudian terjadi penurunan nilai THD dari kondisi non-coating (awal dan halus) dan coating saat kondisi kering sebelum dan sesudah dilapisi dengan silicon rubber. Berdasarkan penelitian yang dilakukan dibuktikan bahwa adanya lapisan silicon rubber pada permukaan isolator dapat menurunkan nilai THD. Silicon rubber bersifat menolak air sehingga tahan terhadap polutan yang menempel pada permukaan isolator. Keadaan ini menjaga permukaan isolator tetap bersih dan menurunkan konduktivitas listrik permukaan isolator. Kondisi permukaan yang buruk mengakibatkan intensitas terjadinya peluahan pulsa arus pada pita kering atau sparkover semakin meningkat. Nilai THD rata-rata pada isolator dengan kondisi awal, halus dan coating bervariasi. Seharusnya terjadi peningkatan nilai THD seiring dengan meningkatnya tegangan terapan.. Hal ini dikarenakan adanya arus bocor sesaat pada permukaan isolator, peluahan parsial yang semakin tinggi dan dikarenakan kondisi permukaan isolator yang tidak identik dan adanya arus bocor sesaat yang terbentuk dari komponen-komponen harmonik arus bocor. Jadi semakin banyak pita kering dan arus bocor sesaat pada permukan isolator THD akan semakin meningkat. THD yang semakin meningkat membuktikan bahwa kualitas isolator semakin buruk karena semakin banyak gelombang yang terdistorsi. 3.3.3. Perbandingan THD dan Sudut Kontak pada Tegangan 12kV Berdasarkan grafik hubungan THD dan sudut kontak yang ditunjukkan pada gambar 16, semakin besar nilai

TRANSIENT, VOL. 6, NO. 3, SEPTEMBER 2017, ISSN: 2302-9927, 402 sudut kontak maka nilai THD akan semakin kecil. Nilai THD mengalami penurunan terhadap kondisi permukaan isolator, semakin bagus kondisi permukaan isolator maka THD yang dihasilkan akan semakin kecil. THD pada kondisi halus lebih kecil dibandingkan dengan pada kondisi awal, dan THD pada kondisi coating lebih kecil dibandingkan dengan pada kondisi non-coating baik dalam kondisi kering maupun dalam pengkondisian basah. Hal ini disebabkan oleh proses penghalusan isolator dengan kertas amplas pada kondisi halus dan juga adanya lapisan silicon rubber pada kondisi coating. Silicon rubber bersifat hidrofobik atau menolak air sehingga tahan terhadap polutan yang menempel pada permukaan isolator. Gambar 16. Grafik perbandingan THD rata-rata isolator terhadap sudut kontak Faktor lain yang menyebabkan nilai THD pada noncoating lebih besar daripada coating adalah pengaruh dari tingkat kelembaban, kondisi permukaan isolator, dan tingkat daya hantar listrik polutan. Pada kondisi kering arus bocor yang dihasilkan mempunyai komponen harmonisa yang lebih banyak dibanding kondisi basah, pada pengkondisian basah bentuk gelombang yang dihasilkan cenderung gelombang sinusoidal. Semakin tinggi tingkat konduktivitas permukaan isolator, bentuk gelombang arus bocor isolator mengarah ke bentuk sinusoidal murni. Pada kondisi basah isolator menjadi konduktif akibat adanya lapisan air akuades DM yang menempel pada permukaan isolator. Dengan semakin tingginya kelembaban isolator, komponen harmonik arus bocor yang terbentuk semakin berkurang. Sehingga THD semakin rendah. Namun, hal itu tidaklah menjamin bahwa unjuk kerja permukaan isolator pada kondisi basah lebih aman dari kondisi kering. Justru pada kelembaban tinggi diperlukan alat proteksi yang lebih akurat, hal ini disebabkan karena dengan tegangan uji yang sama, arus bocor puncak (arus maksimum) lebih besar, sehingga mempercepat terjadinya tegangan lewat denyar (flashover). Pada kondisi basah terlihat bahwa arus bocor meningkat dan THD yang dihasilkan lebih kecil mengindikasikan bahwa isolator dalam keadaan konduktivitas tinggi, panas, dan medan listrik pada permukaan yang cukup tinggi. Magnituda arus bocor yang meningkat menyebabkan isolator mengalami tracking dan degradasi permukaan, karena pada kondisi tersebut akan terjadi peristiwa pita kering (dryband) yang dapat mengakibatkan kegagalan isolasi. Oleh karena itu, magnituda arus bocor dan THD dapat digunakan sebagai parameter penentuan kondisi permukaan isolator. 4. Kesimpulan Nilai sudut kontak pada bahan isolator dipengaruhi oleh kondisi permukaan isolator, yaitu awal, halus dan coating. Besar nilai sudut kontak permukaan isolator resin epoksi fly ash awal pada berada di antara 66,9 0 79,23 0 ; pada kondisi halus berada di antara 81,92 0 87,96 0. Keduanya termasuk kategori partially wetted (basah sebagian). Sedangkan pada isolator resin epoksi fly ash yang telah dilapisi dengan silicon rubber, sudut kontak berada di antara 90,22 0 91,66 0. Dimana nilai tersebut merupakan kategori hidrofobik atau tidak basah. Sillicon rubber terbukti dapat memperbaiki sudut kontak isolator. Semakin tinggi variasi tegangan pengujian yang diterapkan pada isolator meningkatkan nilai arus bocor dan nilai THD. Nilai arus bocor dan THD pada isolator resin epoksi pada kondisi awal lebih besar dibandingkan dengan kondisi halus. Hal ini membuktikan bahwa proses penghalusan menggunakan kertas amplas dapat mengurangi arus bocor dan THD. Nilai arus bocor dan THD pada isolator resin epoksi pada kondisi awal dan halus lebih besar dibandingkan dengan kondisi coating. Hal ini membuktikan bahwa proses pelapisan silicon rubber pada permukaan isolator dapat menekan arus bocor dan THD. THD yang dihasilkan pada kondisi kering mempunyai nilai yang lebih besar dari kondisi basah. Semakin tinggi tingkat konduktivitas permukaan isolator, bentuk gelombang arus bocor isolator mengarah ke bentuk sinusoidal murni. Hal ini dikarenakan semakin tinggi konduktivitas akan menurunkan gradien tegangan pada isolator, sehingga semakin kecil terjadinya partial discharge yang mana dapat menyebabkan gelombang terdistorsi. Magnituda arus bocor dan THD merupakan indikator terbaik dalam penentuan kondisi permukaan isolator. Hal ini terbukti melalui penelitian-penelitian yang sudah dilakukan bahwa dengan parameter tersebut dapat mengetahui gelombang dan spektrum harmoniknya yang mana dapat dijadikan acuan dalam pemilihan isolator. Referensi [1] Dissado, L.A., Fothergill J.C., Electrical Degradation and Breakdown in Polymers, Peter Peregrinus Ltd, London, 1992. [2]. Steven, Rudy S., Pengaruh Polutan Terhadap Tahanan Permukaan Isolator Epoxy Resin, Skripsi, Universitas Indonesia, Depok, 2008. [3]. Sulistyanto, Dwi aji, Analisis Arus Bocor dan Tegangan Flashover pada Isolator Suspensi 20kV 3 Sirip dengan 4 Tipe Sirip Berbahan Polimer Resin Epoksi Silane Silika, Skripsi, Universitas Diponegoro, 2012.

TRANSIENT, VOL. 6, NO. 3, SEPTEMBER 2017, ISSN: 2302-9927, 403 [4]. SPLN 10-3b, 1993. Tingkat Intensitas Polusi Sehubungan Dengan Pedoman Pemilihan Isolator. [5]. Arismunandar, A., Teknik Tegangan Tinggi, Pradnya Paramita, Jakarta, 2001. [6]. Guror, Ravi S., E.A. Cherney dan J.T Burnham, Outdoor Insulators, USA, 1999. [7]. Pratiwi, Novriani Tria, Analisis Pengaruh Coating terhadap Sudut Kontak, Arus Bocor, dan THD Pada Isolator Polimer 20 kv Kondisi Terkontaminasi. Tugas Akhir, Universitas Diponegoro, Semarang, 2015. [8]. Berahim, Hamzah., Metodologi untuk Mengkaji Kinerja Isolasi Polimer Resin Epoksi Silane Sebagai Material Isolator Tegangan Tinggi di Daerah Tropis, Disertasi S- 3 Fakultas Teknik Elektro Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, 2005. [9]. Karady George G, Fellow, Flashover Mechanism of Silicone Rubber Insulators used for Outdoor Insulation I, Arizona state University, Arizona, 1995. [10]. Sudirman S. dan Sri Kurniati A., Pengujian Arus Bocor Isolator 20 kv Berbahan Polimer Epoxy Resin dengan Mempertimbangkan Tekanan dan Kelembaban, Seminar Nasional Sains dan Teknik, Undama, Nusa Tenggara Timur, 2012. [11]. Susilawati, Dyah Ika, Analisa Arus Bocor Permukaan Sampel Bahan Isolasi resin Epoksi Silane Menggunakan Metode Pengukuran Inclined-Plane tracking Dengan Polutan Pantai Parangtritis, Skripsi, Universitas Diponegoro, Semarang, 2010. [12]. Syakur, Abdul, Teori dan Hasil Eksperimen Partial Discharge Pada Bahan isolasi, BP UNDIP, Semarang, 2009. [13]. Tobing, Bonggas L, Dasar Teknik Pengujian Tegangan Tinggi, PT Gramedia Pustaka Utama,Jakarta, 2003. [14]. Tobing, Bonggas L, Peralatan Tegangan Tinggi, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2003. [15]. Syakur, Abdul dan Hermawan, Leakage Current Characteristics at Different Shed of Epoxy Resin Insulator under Rain Contaminants, ICITACEE, 2014. [16]. Wibowo, Andri, Analisis Distorsi Harmonik Total Arus Bocor Permukaan Isolator Resin Epoksi Pengisi Silika Kondisi Kering dan Basah, Skripsi, Universitas Diponegoro, 2015.