ANALISIS ARUS BOCOR DAN TEGANGAN FLASHOVER PADA ISOLATOR SUSPENSI 20 kv 3 SIRIP DENGAN 4 TIPE SIRIP BERBAHAN POLIMER RESIN EPOKSI SILANE SILIKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS ARUS BOCOR DAN TEGANGAN FLASHOVER PADA ISOLATOR SUSPENSI 20 kv 3 SIRIP DENGAN 4 TIPE SIRIP BERBAHAN POLIMER RESIN EPOKSI SILANE SILIKA"

Transkripsi

1 ANALISIS ARUS BOCOR DAN TEGANGAN FLASHOVER PADA ISOLATOR SUSPENSI 20 kv 3 SIRIP DENGAN 4 TIPE SIRIP BERBAHAN POLIMER RESIN EPOKSI SILANE SILIKA Dwi Aji Sulistyanto 1, Hermawan 2, Abdul Syakur 3 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, Indonesia 1 dwityan77@gmail.com 3 gakusei2003@yahoo.com Abstrak- Salah satu peralatan listrik yang sangat penting pada penyaluran tenaga listrik adalah isolator. Sebagai alternatif baru pengganti isolator bahan porselin atau gelas telah dikembangkan untuk keperluan isolator pasangan luar dengan bahan isolasi polimer resin epoksi silane. Isolator resin epoksi silane memiliki sifat hydrofobic yang baik, tingkat tegangan flashover tinggi dan nilai arus bocor yang relatif kecil. Namun pada kode isolator RTV 24 saat Pengukuran flashover dengan tegangan tinggi impuls mengalami breakdown. Untuk mengatasi masalah ini perlu adanya peningkatan kekuatan dielektrik isolator dengan memperbesar konstruksinya. Tugas akhir ini menganalisa dan membandingkan pengaruh variasi empat tipe sirip (Compact Type (SC), Standart Type (SS), Long Leakage Type (SL), Extra Long Leakage Type (SE)) isolator polimer resin epoksi silane silika terhadap besarnya arus bocor dan tegangan flashover pada tingkat kelembaban 60% dan 70%. Untuk mendapatkan tipe isolator yang paling optimal dalam peningkatan kekuatan dielektriknya. Berdasarkan hasil penelitian didapat bahwa jarak bocor atau rayap terpanjang terdapat pada isolator tipe SE, sedangkan jarak flashover terpanjang dimiliki oleh isolator tipe SL. Arus bocor semakin meningkat seiring dengan meningkatnya tegangan yang diterapkan pada isolator. Semakin panjang jarak flashover dari isolator, maka tegangan flashover semakin meningkat. Tingkat tegangan flashover dan arus bocor dipengaruhi oleh tingkat persentase kelembaban udara. Isolator tipe SE paling optimal dalam penurunan nilai arus bocor, sedangkan isolator tipe SL paling optimal dalam peningkatan tegangan flashover. Kata kunci - Isolator, arus bocor, tegangan flashover, jarak bocor, jarak flashover. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Energi listrik merupakan kebutuhan primer yang diperlukan dalam kehidupan manusia. Untuk mendapatkan sebuah sistem tenaga listrik yang andal, maka diperlukan peralatan-peralatan listrik yang andal pula. Salah satu peralatan listrik yang sangat penting pada penyaluran tenaga listrik adalah isolator yang berfungsi sebagai penyangga kawat saluran udara dan sebagai penyekat (isolasi) antara kawat tegangan tinggi dengan menara (tower) transmisi. Pada awalnya isolator yang banyak digunakan pada sistem tenaga listrik di Indonesia sampai saat ini adalah bahan isolasi keramik. Isolator jenis ini mempunyai rapat massa tinggi dan memerlukan suhu pembuatan yang tinggi (lebih dari 1000ºC) [10] sehingga memerlukan energi yang besar untuk pembuatannya, artinya secara ekonomi kurang menguntungkan. Alternatif baru bahan polimer telah dikembangkan untuk keperluan isolator pasangan luar. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahan isolasi polimer resin epoksi silane yang mempunyai kinerja optimal pada daerah tropis yaitu sampel dengan bahan pengisi 40% atau sampel uji dengan kode RTV 24. [10] Saat Pengukuran tegangan flashover dengan tegangan tinggi impuls, isolator polimer resin epoksi silane silica mengalami breakdown dan nilai arus bocor lebih besar dibanding dengan nilai arus bocor pada isolator silicon rubber. Untuk mengatasi masalah tersebut, maka dalam penelitian ini lebih menekankan pada peningkatan kekuatan dielektrik (meningkatkan tingkat tegangan flashover dan mereduksi nilai arus bocor) isolator resin epoksi silane silika dengan memperbesar konstruksi isolator dalam empat tipe. Adapun empat tipe siripnya adalah Compact Type (SC), Standart Type (SS), Long Leakage Type (SL), Extra Long Leakage Type (SE). Keempat tipe sirip ini akan dianalisis dan dibandingkan besarnya tegangan flashover dan arus bocor, sehingga diperoleh tipe sirip yang paling optimal dalam peningkatan kekuatan dielektriknya. B. Tujuan Tujuan pembuatan Tugas Akhir ini sebagai berikut: 1) Mengetahui dan membandingkan jarak bocor atau rayap (leakage or creepage distance) dan jarak flashover (flashover distance) dari empat tipe sirip (Compact Type (SC), Standart Type (SS), Long Leakage Type (SL), Extra Long Leakage Type (SE)) isolator polimer resin epoksi silane silika. 2) Mengetahui, mengukur, menganalisis dan membandingkan besarnya arus bocor dan tegangan flashover pada empat tipe sirip (Compact Type (SC), Standart Type (SS), Long Leakage Type (SL), Extra Long Leakage Type (SE)) isolator polimer resin epoksi silane silika. 3) Mengetahui dan membandingkan pengaruh kelembaban udara antara kelembaban 60% dengan kelembaban 70% terhadap besarnya arus bocor dan tegangan flashover yang terjadi pada keempat tipe sirip isolator (Compact Type (SC), Standart Type (SS), Long Leakage Type (SL), Extra Long Leakage Type (SE)) isolator polimer resin epoksi silane silika.

2 4) Untuk mendapatkan tipe sirip yang paling optimal dalam peningkatan kekuatan dielektrik pada isolator resin epoksi silane silika. II. DASAR TEORI A. Isolator Isolator pada sistem tenaga listrik adalah bahan yang berfungsi memisahkan secara elektris dua buah atau lebih penghantar listrik bertegangan yang berdekatan, sehingga tidak terjadi kebocoran arus, lompatan api (flashover), ataupun percikan api (sparkover). [3] B. Isolator Pasangan Luar (Outdoor) Isolator pasangan luar merupakan komponen yang sangat penting pada sistem tenaga listrik seperti pada gardu induk, jaringan transmisi dan distribusi. Salah satu jenis isolator saluran udara adalah isolator gantung (suspensi), yang digunakan untuk menggantung konduktor saluran udara dari menara. [6,7] C. Desain Sederhana Isolator Polimer Pada gambar 2.1 memperlihatkan susunan dasar isolator polimer, yang terdiri dari inti (core) dan pembungkus (weather shed) yang kedua ujungnya dihubungkan dengan fitting yang terbuat dari logam. [3] Gambar 2.1 Desain isolator polimer D. Resin Epoksi Sebagai Bahan Polimer Resin epoksi merupakan suatu produk dari reaksi bahan dasar dan pengeras serta bahan pengisi. Bahan dasar resin epoksi yang sering banyak digunakan adalah DGEBA dan MPDA. [8,10] E. Bahan Pengisi Secara teknis, penggunaan bahan pengisi untuk meningkatkan sifat mekanis dan secara ekonomis penggunaan bahan pengisi sebagai bahan upaya untuk mereduksi biaya. Bahan pengisi silane (silicon rubber) dan pasir silika. Bahan campuran ini digunakan untuk memperbaiki karakteristik dari isolator polimer dengan komposisi DGEBA : MPDA : silane : silika, 40% : 40% : 10% : 10%. [10] F. Arus Bocor Surface discharge atau pelepasan muatan permukaan adalah pelepasan muatan dari konduktor ke media gas dan terjadi dipermukaan meterial isolasi padat yang tidak tertutupi oleh konduktor. Karena peluahan muatan permukaan ini, maka arus akan mengalir pada permukaan isolator. Arus ini sering disebut arus bocor (leakage current). G. Flashover Pada Isolator Kekuatan dielektrik suatu isolator ditentukan oleh tegangan flashover, semakin tinggi tingkat tegangan flashover isolator semakin baik. Flashover adalah tembus listrik pada udara disekitar permukaan isolator yang menimbulkan adanya busur api disekitar permukaan isolator yang menjembatani kedua elektroda. Pengukuran tegangan flashover dilakukan dengan tegangan tinggi AC dan tegangan tinggi impuls. H. Pengukuran Tegangan Tinggi AC Tegangan flashover adalah nilai tegangan yang mengakibatkan terjadinya flashover di permukaan isolator. [7] Tegangan flashover pada keadaan permukaan isolator kering dan bersih dinyatakan pada keadaan standar. Untuk mengoreksi tegangan Pengukuran (V) terhadap tekanan udara dan suhu dipakai rumus : dengan : V = δ. V s (2.1) δ= x = (2.2) V S : tegangan flashover isolator pada keadaan standar V : tegangan flashover isolator pada saat Pengukuran δ : faktor koreksi udara T : suhu sekeliling pada saat Pengukuran ( o C) b : tekanan udara pada saat Pengukuran (mmhg) I. Pengukuran Tegangan Tinggi Impuls Gangguan tegangan lebih pada sistem transmisi dan distribusi daya listrik menyebabkan amplitudo gelombang tegangan melebihi puncak tegangan bolak-balik normal. Gangguan dari luar biasanya disebabkan oleh sambaran petir yang mengenai kawat penghantar. [1] Gambar 2.2 Gelombang impuls petir Dimana, T f merupakan waktu muka gelombang (O A). T t merupakan waktu ekor gelombang (O B). V maks merupakan tegangan puncak. Standard gelombang impuls IEC, T f x T t = 1,2 x 50 µs. Standard gelombang impuls JEC, T f x T t = 1x 40 µs. Generator impuls adalah alat testing yang menghasilkan suatu tegangan impuls. Berikut adalah rangkaian dasar generator impuls. Gambar 2.3 Rangkaian dasar generator impuls [16]

3 Metode Pengukuran up-down 50% SOV Metode pengukuran tegangan tinggi impuls yang dilakukan secara bertahap dinaikkan dan diturunkan. E s = E min +(E i -E i-1 )(Σ ni/ Σ ini + 0,5) (2.3) Dimana, E s = Tegangan SOV 50% E min = Tegangan impuls minimum yang tidak terjadi busur api E i = Tegangan pada tingkat pertama yang tidak terjadi busur api E i-1 = Tegangan pada tingkat pertama tegangan tingkat kedua yang tidak terjadi busur api E s merupakan tegangan flashover tegangan tinggi impuls (V fo impuls). III. METODOLOGI PENELITIAN A. Bahan Pengukuran Bahan isolator polimer resin epoksi silane silika dalam pengukuran ini adalah sebagai berikut: 1. Bahan dasar polimer resin epoksi jenis DGEBA (Diglycidyl Ether of Bisphenol A), bahan pematang/pengeras MPDA (Metaphenylenediamine). 2. Bahan pengisi yaitu Silicon rubber atau Silane dan pasir silica. Urutan pencampuran bahan dimulai dari epoxy resin, pasir silica, silane atau Silicon rubber dan yang terakhir epoxy hardener dengan komposisi epoxy resin 40%, pasir silica 10%, silane 10%, epoxy hardener 40%. B. Bentuk Isolator Uji Isolator yang digunakan dalam pengukuran adalah isolator tiga sirip dengan empat tipe antara lain: Compact Type (SC), Standart Type (SS), Long Leakage Type (SL), Extra Long Leakage Type (SE). (a) (b) (c) (d) Gambar 3.5 Sketsa tipe isolator uji (a) tipe SC, (b) tipe SS, (c) tipe SL, (d) tipe SE C. Prosedur Penelitian Langkah-langkah proses penelitian yang dilakukan dapat dilihat pada gambar berikut. Mulai Persiapan bahan Dengan komposisi: DGEBA 40%, MPDA 40%, Silane 10%, Pembuatan isolator uji Dalam empat tipe: SC, SS, SL, SE Persiapan peralatan dan membuat rangkaian uji Pengukuran isolator untuk memperoleh data: V fo AC, V fo impuls I Lc,pada kelembaban 60% Pengukuran tegangan flashover Pengukuran Arus bocor dengan tegangan uji kv, 20 kv, kv, kv, Pengukuran isolator untuk memperoleh data: V fo AC, I Lc, pada kelembaban 70%. Pengukuran tegangan flashover Pengukuran Arus bocor dengan tegangan uji kv, 20 kv, kv, kv, Analisa data Kesimpulan Selesai Gambar 3.2 Diagram alir penelitian D. Peralatan Pengukuran Pengukuran isolator gantung (suspension isolator) menggunakan peralatan pengukuran berupa : 1. Peralatan pengukuran tegangan tinggi AC. 2. Peralatan pengukuran tegangan tinggi impuls. 3. Chamber atau Lemari uji. 4. Thermometer dan hygrometer. 5. Pembagi tegangan. 6. Sela jarum. 7. Osiloskop. 8. Isolator Uji. 9. Kompresor E. Proses Pengukuran Pengukuran tegangan flashover dan arus bocor dilakukan pada kelembaban 60% dan 70%. Dimaksutkan untuk mendapatkan data dan mengetahui pengaruh kelembaban terhadap tegangan flashover dan arus bocor dari keempat tipe isolator. 1) Pengukuran Pengukuran tegangan flashover dilakukan dengan memberikan tegangan yang dinaikkan secara terus-menerus sampai terjadi flashover. Tujuan pengukuran tegangan Flashover ini adalah untuk mengetahui kekuatan dielektrik isolator terhadap tegangan tinggi dan sebagai tegangan terapan pada pengukuran arus bocor.

4 Pengukuran Flashover Tegangan Tinggi AC Pada pengukuran tegangan flashover tegangan tinggi AC menggunakan pembangkit tegangan tinggi AC dengan rangkaian yang digambarkan pada gambar 3.3. Gambar 3.3 Rangkaian pengukuran flashover tegangan tinggi AC Pengukuran Flashover Tegangan Tinggi Impuls Alat yang digunakan dalam pengukuran adalah generator Marx empat tingkat. Di bawah ini gambar rangkaian generator Marx empat tingkat. A. Pengukuran 1) Hasil Pengukuran dan Analisa dengan Tegangan Tinggi AC pada Kelembaban 60% dan 70%. Hasil pengukuran tegangan flashover isolator polimer resin epoksi silane silika yaitu, Tabel 4.2 Tegangan flashover isolator Resin epoksi silane silika tipe SC dengan jarak flashover 197 mm Tipe SC ke Rata-rata: Tabel 4.3 Tegangan flashover isolator Resin epoksi silane silika tipe SS dengan jarak flashover 222 mm Tipe SS ke Rata-rata: Gambar 3.4 Generator Marx empat tingkat 2) Pengukuran Arus Bocor Pengukuran arus bocor yang dilakukan dengan memberikan variasi tegangan 13,98 kv; 20 kv; 23,30 kv; 27,96 kv dan 32,62 kv. Tujuannya adalah untuk mengetahui nilai arus bocor permukaan ketika diberi tegangan terapan. Gambar 3.5 Rangkaian Pengukuran Arus Bocor IV. HASIL PENELITIAN DAN ANALISA Dari Pengukuran keempat tipe isolator resin epoksi silane silica didapatkan data jarak bocor atau rayap (leakage or creepage distance) dan jarak flashover (flashover distance), seperti yang terdapat pada tabel 4.1. Tabel 4.1 Jarak bocor atau rayap (leakage or creepage distance) dan jarak flashover (flashover distance) pada keempat tipe isolator resin epoksi silane silika Tipe Isolator Jarak Bocor Jarak Flashover Compact Type (SC) Standart Type (SS) Long Leakage Type (SL) Extra Long Leakage Type (SE) Tabel 4.4 Tegangan flashover isolator Resin epoksi silane silika tipe SL dengan jarak flashover 238 mm Tipe SL ke 1 >240 > >240 > >240 > >240 > >240 > Rata-rata: >240 > Tabel 4.5 Tegangan flashover isolator Resin epoksi silane silika tipe SE dengan jarak flashover 234 mm Tipe SE ke 1 >240 > >240 > >240 > >240 > >240 > Rata-rata: >240 > Berdasarkan data-data hasil pengukuran flashover semua dari tabel 4.2 sampai tabel 4.5, didapatkan disajikan dalam satu tabel seperti di bawah ini.

5 Tabel 4.6 Tegangan flashover pada keempat tipe sirip isolator pada kelembaban 60% dan kelembaban 70%. Tipe Isolator Jarak Flashover kelembaban 60% Vu (kv) kelembaban 70% SC terhadap besarnya tegangan flashover. Seperti ditunjukkan pada gambar 4.3 di bawah ini. SS SL 238 > SE 234 > dibuat ke dalam bentuk grafik yang ditunjukan pada gambar 4.2, 4.3, dan 4.4 sebagai berikut. Gambar 4.1 Grafik tegangan flashover dengan jarak flashover pada kelembaban 60% Gambar 4.1 merupakan grafik tegangan flashover dengan jarak flashover pada tingkat kelembaban 60%. Pada jarak flashover 197 mm didapatkan tegangan flashover terendah, sedangkan tegangan flashover tertinggi terdapat pada jarak flashover 234 mm dan 238 mm. Dapat disimpulkan semakin panjang jarak flashover pada suatu isolator, semakin besar pula nilai tegangan flashover. Gambar 4.3 Grafik tegangan flashover dengan jarak flashover pada kelembaban 60% dan kelembaban 70% Dari grafik pada gambar 4.3 menunjukkan pengaruh tingkat kelembaban udara pada tegangan flashover. Tegangan flashover pada tingkat kelembaban 70% lebih rendah daripada tegangan flashover pada tingkat kelembaban 60%. Sehingga semakin tinggi tingkat % kelembaban udara, tegangan flashover semakin rendah dan mengakibatkan isolator lebih cepat terjadinya flashover. 2) Hasil Pengukuran dan Analisa dengan Tegangan Tinggi Impuls Pengukuran tegangan tinggi impuls ini menggunakan metode up-down 50% SOV dalam 16 kali percobaan yang dilakukan pada kelembaban 60% dengan suhu ruang 29 o C dan tekanan udara 741,076 mmhg. Tegangan flashover diperoleh dari persamaan berikut. [19] E s = E min +(E i -E i-1 )(Σ ni/ Σ ini + 0,5) (4.1) Berikut adalah tabel hasil perhitungan tegangan flashover tegangan tinggi impuls. Tabel 4.7 Nilai tegangan flashover dari hasil perhitungan. Tipe Isolator Jarak Flashover E s (kv) SC SS SL SE dibuat ke dalam bentuk grafik sebagai berikut. Gambar 4.2 Grafik tegangan flashover dengan jarak flashover pada kelembaban 70% Gambar 4.2 merupakan grafik tegangan flashover dengan jarak flashover pada tingkat kelembaban 70%. Pada jarak flashover 197 mm didapatkan tegangan flashover terendah, sedangkan tegangan flashover tertinggi terdapat pada jarak flashover 238 mm. Dapat disimpulkan semakin panjang jarak flashover pada suatu isolator, semakin besar pula nilai tegangan flashover. Karena semakin panjang jarak flashover dibutuhkan energi ionisasi untuk terjadi flashover yang semakin besar. Dari kedua grafik diatas dapat disajikan dalam satu grafik untuk memperoleh pengaruh tingkat % kelembaban Gambar 4.4 Grafik flashover tegangan tinggi impuls dengan jarak flashover Dari grafik pada gambar 4.4 menunjukkan hubungan tegangan flashover tegangan tinggi impuls dengan jarak

6 flashover. Pada jarak flashover 197 mm didapatkan tegangan flashover terendah, sedangkan tegangan flashover tertinggi terdapat pada jarak flashover 238 mm. Dapat disimpulkan semakin panjang jarak flashover pada suatu isolator, semakin besar pula nilai tegangan flashover. Karena semakin panjang jarak flashover dibutuhkan energi ionisasi untuk terjadi flashover yang semakin besar. B. Pengukuran Arus Bocor Pengukuran arus bocor (leakage current) dilakukan dengan variasi tegangan kv; 20 kv; 23.3 kv; kv; dan kv pada kondisi kelembaban 60%, 29 0 C, 988 mbar dan kelembaban 70%, 28 0 C, 989 mbar. Pengukuran arus bocor ini menggunakan osiloskop untuk menampilkan nilai tegangan masukan dari rangkaian pembagi tegangan. Tegangan (Vrms) pada osiloskop yang nantinya akan digunakan untuk menghitung arus bocor dengan persamaan 3.13 pada bab 3 seperti di bawah ini. I 1 = V CF Dimana V CF merupakan tegangan (V rms ) yang terbaca pada osiloskop. Data-data hasil pengukuran arus bocor pada isolator resin epoksi silane silika ditunjukkan pada tabel-tabel berikut. Tabel 4.8 Arus bocor keempat tipe isolator pada kelembaban 60% Arus bocor pada variasi tegangan Jarak Tipe (µa) Bocor isolator kv kv kv kv kv SC SS SL SE Tabel 4.9 Arus bocor keempat tipe isolator pada kelembaban 70% Arus bocor pada variasi tegangan Jarak Tipe (µa) Bocor isolator kv kv kv kv kv SC SS SL SE dibuat ke dalam bentuk grafik di bawah ini. Gambar 4.6 Grafik arus bocor pada keempat tipe isolator dengan tegangan uji pada kelembaban 70% Dari kedua grafik diatas, nilai arus bocor meningkat saat tegangan uji dinaikkan dan nilai arus bocor isolator tipe SC yang paling besar diantara tipe-tipe lainnya, karena memiliki jarak bocor terpendek, sedangkan nilai arus bocor terendah terdapat pada isolator tipe SE, karena memiliki jarak bocor terpanjang. Dapat disimpulkan bahwa nilai arus bocor sebanding dengan besarnya kenaikan tegangan yang diterapkan pada isolator dan besarnya arus bocor berbanding terbalik dengan jarak bocor. Dari tabel 4.8 dan 4.9 dapat di sajikan dalam satu tabel untuk mengetahui pengaruh kelembaban terhadap besarnya nilai arus bocor. Tabel sebagai berikut. Tabel 4.10 Arus bocor keempat tipe isolator dengan tegangan terapan 20 kv pada kelembaban 60% dan 70%. Jarak Tipe Bocor Isolator Arus Bocor (µa) SC SS SL SE dibuat ke dalam bentuk grafik di bawah ini. Gambar 4.5 Grafik arus bocor pada keempat tipe isolator dengan tegangan uji pada kelembaban 60% 4.9 dibuat ke dalam bentuk grafik di bawah ini. Gambar 4.7 Grafik arus bocor dengan jarak bocor pada berbagai tipe isolator pada kelembaban 60% dan kelembaban 70% Berdasarkan grafik pada gambar 4.7 menunjukkan bahwa nilai arus bocor pada kedua kelembaban dengan tegangan uji yang sama tiap isolator cenderung menurun sesuai dengan bertambahnya jarak bocor pada isolator dan nilai arus bocor pada kelembaban 70% lebih tinggi dari pada kelembaban 60%. Kesimpulannya, semakin panjang jarak bocor pada isolator, maka semakin kecil nilai arus bocor yang melewati permukaan isolator. Serta semakin tinggi tingkat % kelembaban udara, nilai arus bocor semakin meningkat.

7 V. PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Pada pengukuran dari keempat tipe sirip isolator, didapatkan jarak bocor atau rayap (leakage or creepage distance) terpanjang terdapat pada isolator tipe Extra Long Leakage Type (SE), sedangkan jarak flashover (flashover distance) terpanjang terdapat pada isolator tipe Long Leakage Type (SL). 2. Nilai tegangan flashover terbesar terdapat pada isolator tipe Long Leakage Type (SL), sedangkan untuk nilai arus bocor terkecil terdapat pada isolator tipe Extra Long Leakage Type (SE). 3. Peningkatan tingkat persentase kelembaban udara saat dinaikkan dari 60% ke 70% berpengaruh pada tegangan flashover yang cenderung menurun, sedangkan nilai arus bocor semakin meningkat. 4. Dalam peningkatan kekuatan dielektrik pada keempat tipe isolator yang paling optimal adalah untuk peningkatan tingkat tegangan flashover yang paling optimal terdapat pada isolator tipe Long Leakage Type (SL), sedangkan untuk penurunan nilai arus bocor yang paling optimal terdapat pada isolator tipe Extra Long Leakage Type (SE). [10] Berahim, Hamzah, Metodologi untuk Mengkaji Kinerja Isolasi Polimer Resin Epoksi Silane Sebagai Material Isolator Tegangan Tinggi di Daerah Tropis, Disertasi S-3 Fakultas Teknik Elektro Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, [11] Anggraini, Ika Novia., Pengaruh Komposisi Bahan Isolasi Resin Epoksi dengan Bahan Pengisi Silicone Rubber terhadap Proses Tracking dan Erosi, Tesis S-2, Fakultas Teknik Elektro Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, [12] T. J. Gallagher, High Voltage Measurement Testing and Desain, John wiley and Sons, [13] Syakur, Abdul, Teori dan Hasil Eksperimen Partial Discharge Pada Bahan isolasi, BP UNDIP, Semarang, [14] Naidu, MS., dan V. Kamaraju, High Voltage Engineering, Tata McGraw-Hill Publishing Company, New Delhi, [15] Prabayani, Yuliana., Analisis Karakteristik Arus Bocor Pada Isolator Suspensi Dengan Bahan Isolasi Polimer Resin Epoksi Silane dan Isolator Silicon Rubber, Skripsi S-1, Fakultas Teknik Elektro Universitas Diponegoro, Semarang, [16] Kind, D., An Introduction To High- Voltage Experimental Technique, Vieweg, BIOGRAFI PENULIS Dwi Aji Sulistyanto ( ). Lahir di Demak, 25 Juli Mahasiswa Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang konsentrasi Teknik Tenaga Listrik. B. Saran Pengukuran yang dilakukan ini masih memiliki banyak kekurangan, untuk itu perlu dilakukan perbaikan untuk percobaan-percobaan sejenis. Beberapa perbaikan yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Untuk penelitian lebih lanjut hendaknya dilakukan uji coba di lapangan agar didapatkan data yang lebih akurat. 2. Penelitian tentang isolator resin epoksi silane silika perlu dikembangkan lebih lanjut dengan variasi konstruksi ukuran sirip yang lain agar didapatkan tipe isolator yang paling efektif dalam perbaikkan kinerja isolator. DAFTAR PUSTAKA [1] Abduh, Syamsir., Dasar Pembangkitan dan Pengukuran Teknik Tegangan Tinggi, Salemba Teknika, Jakarta, [2] Tobing, Bonggas L, Dasar Teknik Pengujian Tegangan Tinggi, PT Gramedia Pustaka Utama,Jakarta, [3] Arismunandar, A., Teknik Tegangan Tinggi, Pradnya Paramita, Jakarta, [4] Arismunandar, A., Teknik Tegangan Tinggi Suplemen, Ghalia Indonesia, Jakarta, [5] Dissado, L.A., Fothergill J.C., Electrical Degradation and Breakdown in Polymers, Peter Peregrinus Ltd, London, [6] Guror, Ravi S., E.A. Cherney dan J.T Burnham, Outdoor Insulators, USA, [7] Tobing, Bonggas L, Peralatan Tegangan Tinggi, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, [8] Lee, Henry, Kris Neville, Epoxy Resins Their Applications And Technology, McGraw-Hill Book Company, INC, New York Toronto London, [9] Arif Rahman Hakim, Muhammad, Studi Pengaruh UV terhadap karakteristik bahan isolasi resin epoksi berpolutan garam (NaCl) dengan bahan pengisi pasir silika dan lem silicon, Skripsi UGM, Yogyakarta, Mengetahui / Mengesahkan, Pembimbing I Pembimbing II Dr. Ir. Hermawan, DEA NIP Tanggal : Abdul Syakur, ST. MT. NIP Tanggal :

Unjuk Kerja Isolator 20 kv Bahan Resin Epoksi Silane Silika Kondisi Basah dan Kering

Unjuk Kerja Isolator 20 kv Bahan Resin Epoksi Silane Silika Kondisi Basah dan Kering Available online at TRANSMISI Website http://ejournal.undip.ac.id/index.php/transmisi TRANSMISI, 14 (2), 2012, 68-72 Research Article Unjuk Kerja Isolator 20 kv Bahan Resin Epoksi Silane Silika Kondisi

Lebih terperinci

PENGUJIAN TEGANGAN FLASHOVER DAN ARUS BOCOR PADA ISOLATOR 20 KV BERBAHAN RESIN EPOKSI SILANE KONDISI BASAH DAN KERING

PENGUJIAN TEGANGAN FLASHOVER DAN ARUS BOCOR PADA ISOLATOR 20 KV BERBAHAN RESIN EPOKSI SILANE KONDISI BASAH DAN KERING PENGUJIAN TEGANGAN FLASHOVER DAN ARUS BOCOR PADA ISOLATOR 20 KV BERBAHAN RESIN EPOKSI SILANE KONDISI BASAH DAN KERING Muhammad Ervan Dwi Setiaji #1, Yunigtyastuti #2, Abdul Syakur #3 # Jurusan Teknik Elektro,

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH KOMPOSISI SILICONE RUBBER

ANALISIS PENGARUH KOMPOSISI SILICONE RUBBER ANALISIS PENGARUH KOMPOSISI SILICONE RUBBER DAN PASIR SILIKA PADA SPESIMEN BERBAHAN RESIN EPOKSI TERHADAP SUDUT KONTAK, TEGANGAN FLASHOVER, DAN KEKUATAN MEKANIK Cintya Ayu Daniswari 1, Juningtyastuti 2,

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH PENAMBAHAN SILANE TERHADAP UNJUK KERJA ISOLATOR BAHAN RESIN EPOKSI DENGAN KONTAMINAN PANTAI

ANALISA PENGARUH PENAMBAHAN SILANE TERHADAP UNJUK KERJA ISOLATOR BAHAN RESIN EPOKSI DENGAN KONTAMINAN PANTAI ANALISA PENGARUH PENAMBAHAN SILANE TERHADAP UNJUK KERJA ISOLATOR BAHAN RESIN EPOKSI DENGAN KONTAMINAN PANTAI Hermawan 1, Dyah Ika Susilawati 1, Abdul Syakur 1,2, Hamzah Berahim 2, Tumiran 2, Rochmadi 3

Lebih terperinci

BABI PENDAHULUAN. semakin meningkat, maka perlu dilakukan suatu perencanaan dalam sistem

BABI PENDAHULUAN. semakin meningkat, maka perlu dilakukan suatu perencanaan dalam sistem BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karena ketergantungan akan kebutuhan energi listrik dari hari kehari semakin meningkat, maka perlu dilakukan suatu perencanaan dalam sistem ketenagaan yang dapat menyediakan

Lebih terperinci

PEMBUATAN DAN ANALISIS PENGARUH KONDISI PERMUKAAN TERHADAP UNJUK KERJA ISOLATOR POLIMER 20 KV TIPE SIRIP TAK SERAGAM DENGAN VARIASI TEGANGAN UJI

PEMBUATAN DAN ANALISIS PENGARUH KONDISI PERMUKAAN TERHADAP UNJUK KERJA ISOLATOR POLIMER 20 KV TIPE SIRIP TAK SERAGAM DENGAN VARIASI TEGANGAN UJI PEMBUATAN DAN ANALISIS PENGARUH KONDISI PERMUKAAN TERHADAP UNJUK KERJA ISOLATOR POLIMER 20 KV TIPE SIRIP TAK SERAGAM DENGAN VARIASI TEGANGAN UJI Muhamad Mukti Ali *), Agung Nugroho, and Abdul Syakur Departemen

Lebih terperinci

Pengaruh Equivalent Salt Deposit Density (ESDD) Terhadap Tegangan Flashover

Pengaruh Equivalent Salt Deposit Density (ESDD) Terhadap Tegangan Flashover Pengaruh Equivalent Salt Deposit Density () Terhadap Tegangan Flashover dan Arus Bocor pada Isolator Berbahan Resin Epoksi Silane dengan Pengisi Bahan Pasir Silika Hafizh Rahman 1, Abdul Syakur, Yuningtyastuti

Lebih terperinci

Pengaruh Kelembaban dan Suhu Terhadap Karakteristik Arus Bocor pada Isolator Bahan Resin Epoksi dengan Pengisi Bahan Pasir Silika

Pengaruh Kelembaban dan Suhu Terhadap Karakteristik Arus Bocor pada Isolator Bahan Resin Epoksi dengan Pengisi Bahan Pasir Silika Pengaruh Kelembaban Suhu Terhadap Karakteristik Arus Bocor pada Isolator Bahan Resin Epoksi dengan Pengisi Bahan Pasir Silika Agung Aprianto 1, Abdul Syakur 2, Yuningtyastuti 2 Jurusan Teknik Elektro,

Lebih terperinci

Departemen Teknik Elektro, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto, SH Kampus UNDIP Tembalang, Semarang 50275, Indonesia.

Departemen Teknik Elektro, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto, SH Kampus UNDIP Tembalang, Semarang 50275, Indonesia. ANALISIS ARUS BOCOR PADA BAHAN ISOLATOR RESIN EPOKSI CAMPURAN SILICONE RUBBER DAN SILIKA ABU SEKAM PADI DENGAN VARIASI TEGANGAN MENGGUNAKAN METODE PENGUKURAN INCLINED-PLANE TRACKING Dzulfikar Ali *), Abdul

Lebih terperinci

BAB II ISOLATOR PENDUKUNG HANTARAN UDARA

BAB II ISOLATOR PENDUKUNG HANTARAN UDARA BAB II ISOLATOR PENDUKUNG HANTARAN UDARA Isolator memegang peranan penting dalam penyaluran daya listrik dari gardu induk ke gardu distribusi. Isolator merupakan suatu peralatan listrik yang berfungsi

Lebih terperinci

ANALISIS KARAKTERISTIK ARUS BOCOR DAN SUDUT KONTAK PADA BAHAN ISOLASI RESIN EPOKSI DENGAN CAMPURAN ABU SEKAM

ANALISIS KARAKTERISTIK ARUS BOCOR DAN SUDUT KONTAK PADA BAHAN ISOLASI RESIN EPOKSI DENGAN CAMPURAN ABU SEKAM ANALISIS KARAKTERISTIK ARUS BOCOR DAN SUDUT KONTAK PADA BAHAN ISOLASI RESIN EPOKSI DENGAN CAMPURAN ABU SEKAM PADI PADA KONTAMINAN NH 4 Cl DAN AIR HUJAN Gilang Prasetyo *), Hermawan, and Abdul Syakur Departemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagainya. Namun masalah utama dalam energi listrik adalah menyangkut. menimbulkan masalah baru yaitu masalah isolasi.

BAB I PENDAHULUAN. sebagainya. Namun masalah utama dalam energi listrik adalah menyangkut. menimbulkan masalah baru yaitu masalah isolasi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan energi listrik merupakan salah satu kebutuhan pokok dihampir semua sendi kehidupan masyarakat contohnya : penerangan, panas, suara, dan sebagainya. Namun

Lebih terperinci

ANALISA ARUS BOCOR PERMUKAAN BAHAN ISOLASI RESIN EPOKSI SILANE MENGGUNAKAN METODE PENGUKURAN INCLINED- PLANE TRACKING

ANALISA ARUS BOCOR PERMUKAAN BAHAN ISOLASI RESIN EPOKSI SILANE MENGGUNAKAN METODE PENGUKURAN INCLINED- PLANE TRACKING ANALISA ARUS BOCOR PERMUKAAN BAHAN ISOLASI RESIN EPOKSI SILANE MENGGUNAKAN METODE PENGUKURAN INCLINED- PLANE TRACKING Dyah Ika Susilawati 1, Hermawan 2, Abdul Syakur 2 Abstrak - Material polimer sedang

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN. menyalurkan daya listrik dari pembangkit ke konsumen yang letaknya dapat

1 BAB I PENDAHULUAN. menyalurkan daya listrik dari pembangkit ke konsumen yang letaknya dapat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Listrik saat ini merupakan sebuah kebutuhan pokok yang tak tergantikan. Dari pusat kota sampai pelosok negeri, rumah tangga sampai industri, semuanya membutuhkan

Lebih terperinci

FLASHOVER PADA BAHAN ISOLASI RESIN EPOKSI DENGAN BAHAN PENGISI ALUMINA, PASIR SILIKA DAN FIBER GLASS

FLASHOVER PADA BAHAN ISOLASI RESIN EPOKSI DENGAN BAHAN PENGISI ALUMINA, PASIR SILIKA DAN FIBER GLASS FLASHOVER PADA BAHAN ISOLASI RESIN EPOKSI DENGAN BAHAN PENGISI ALUMINA, PASIR SILIKA DAN FIBER GLASS TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Melengkapi Tugas Akhir dan Memenuhi Syarat-syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem tenaga listrik terdiri atas tiga bagian utama, yakni pusat pembangkit, saluran transmisi dan sistem distribusi. Pusat pembangkit listrik ada kalanya berlokasi

Lebih terperinci

T. Haryono 1, Avrin Nur Widiastuti 1, Arya Bagus Sanjaya 2

T. Haryono 1, Avrin Nur Widiastuti 1, Arya Bagus Sanjaya 2 PENGARUH KONTAMINAN ABU VULKANIK GUNUNG MERAPI PADA TEGANGAN LEWAT DENYAR DAN KINERJA BAHAN ISOLATOR EPOKSI RESIN DENGAN PENGISI PASIR PANTAI KUKUP T. Haryono 1, Avrin Nur Widiastuti 1, Arya Bagus Sanjaya

Lebih terperinci

PEMANFAATAN ISOLASI RESIN EPOKSI SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS PENYALURAN ENERGI LISTRIK DITINJAU DARI KARAKTERISTIK HIDROFOBIK

PEMANFAATAN ISOLASI RESIN EPOKSI SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS PENYALURAN ENERGI LISTRIK DITINJAU DARI KARAKTERISTIK HIDROFOBIK PEMANFAATAN ISOLASI RESIN EPOKSI SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS PENYALURAN ENERGI LISTRIK DITINJAU DARI KARAKTERISTIK HIDROFOBIK Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem tenaga listrik terdiri atas tiga bagian utama, yaitu pusat pembangkit,

BAB I PENDAHULUAN. Sistem tenaga listrik terdiri atas tiga bagian utama, yaitu pusat pembangkit, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem tenaga listrik terdiri atas tiga bagian utama, yaitu pusat pembangkit, saluran transmisi, dan sistem distribusi. Letak pembangkit tenaga listrik ada kalanya

Lebih terperinci

Pengaruh Sinar Ultraviolet dan Komposisi Bahan Pengisi Pasir Silika terhadap Arus Bocor Permukaan Bahan Isolator Resin Epoksi Silane

Pengaruh Sinar Ultraviolet dan Komposisi Bahan Pengisi Pasir Silika terhadap Arus Bocor Permukaan Bahan Isolator Resin Epoksi Silane Pengaruh Sinar Ultraviolet dan Komposisi Bahan Pengisi Pasir Silika terhadap Arus Bocor Permukaan Bahan Isolator Resin Epoksi Silane Tommy Perdana Putra 1, Hermawan 2, Abdul Syakur 3 Jurusan Teknik Elektro,

Lebih terperinci

Departemen Teknik Elektro, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto, SH, Kampus UNDIP Tembalang, Semarang 50275, Indonesia

Departemen Teknik Elektro, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto, SH, Kampus UNDIP Tembalang, Semarang 50275, Indonesia PENGARUH SINAR ULTRAVIOLET DAN KOMPOSISI FLY ASH PADA BAHAN ISOLASI RESIN EPOKSI SILANE TERHADAP NILAI ARUS BOCOR DENGAN KONTAMINAN NH4Cl DAN AIR HUJAN Adhitya Fauzan Hidayat *), Hermawan, and Abdul Syakur

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH COATINGTERHADAP SUDUT KONTAK, ARUS BOCOR, DAN THD PADA ISOLATOR POLIMER 20 KV KONDISI TERKONTAMINASI

ANALISIS PENGARUH COATINGTERHADAP SUDUT KONTAK, ARUS BOCOR, DAN THD PADA ISOLATOR POLIMER 20 KV KONDISI TERKONTAMINASI ANALISIS PENGARUH COATINGTERHADAP SUDUT KONTAK, ARUS BOCOR, DAN THD PADA ISOLATOR POLIMER 20 KV KONDISI TERKONTAMINASI Novriani Tria Pratiwi *), Hermawan, and Abdul Syakur Jurusan Teknik Elektro, Universitas

Lebih terperinci

TRANSIENT, VOL.4, NO. 3, SEPTEMBER 2015, ISSN: , 532

TRANSIENT, VOL.4, NO. 3, SEPTEMBER 2015, ISSN: , 532 TRANSIENT, VOL.4, NO. 3, SEPTEMBER 2015, ISSN: 2302-9927, 532 ANALISIS PENGARUH JENIS KONTAMINAN TERHADAP ARUS BOCOR DAN THD (Total Harmonic Distortion) PADA ISOLATOR POLIMER RESIN EPOKSI 20 KV DENGAN

Lebih terperinci

Pengaruh Kontaminan terhadap Sudut Kontak Hidropobik dan Karakteristik Arus Bocor pada Sampel Isolator Resin Epoksi Silane

Pengaruh Kontaminan terhadap Sudut Kontak Hidropobik dan Karakteristik Arus Bocor pada Sampel Isolator Resin Epoksi Silane 52 Jurnal Rekayasa Elektrika Vol. 10, No. 1, April 2012 Pengaruh Kontaminan terhadap Sudut Kontak Hidropobik dan Karakteristik Arus Bocor pada Sampel Isolator Resin Epoksi Silane Abdul Syakur, Karnoto

Lebih terperinci

PENGUJIAN TEGANGAN TEMBUS KARPET INTERLOCKING PT. BASIS PANCAKARYA LAPORAN

PENGUJIAN TEGANGAN TEMBUS KARPET INTERLOCKING PT. BASIS PANCAKARYA LAPORAN PENGUJIAN TEGANGAN TEMBUS KARPET INTERLOCKING PT. BASIS PANCAKARYA LAPORAN Disusun oleh : SWITO GAIUS AGUSTINUS SILALAHI PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO DAN TEKNOLOGI INFORMASI FAKULTAS

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH VARIASI DAN KOMPOSISI BAHAN PENGISI TERHADAP UNJUK KERJA SAMPEL ISOLATOR RESIN EPOKSI SILANE

ANALISA PENGARUH VARIASI DAN KOMPOSISI BAHAN PENGISI TERHADAP UNJUK KERJA SAMPEL ISOLATOR RESIN EPOKSI SILANE ANALISA PENGARUH VARIASI DAN KOMPOSISI BAHAN PENGISI TERHADAP UNJUK KERJA SAMPEL ISOLATOR RESIN EPOKSI SILANE Aji Suryo Alam *), Abdul Syakur, and Agung Nugroho Jurusan Teknik Elektro, Universitas Diponegoro

Lebih terperinci

STUDI ARUS BOCOR PERMUKAAN BAHAN ISOLASI RESIN EPOKSI SILANE DENGAN VARIASI PENGISI PASIR SILIKA (Dengan Polutan Pantai)

STUDI ARUS BOCOR PERMUKAAN BAHAN ISOLASI RESIN EPOKSI SILANE DENGAN VARIASI PENGISI PASIR SILIKA (Dengan Polutan Pantai) STUDI ARUS BOCOR PERMUKAAN BAHAN ISOLASI RESIN EPOKSI SILANE DENGAN VARIASI PENGISI PASIR SILIKA (Dengan Polutan Pantai) Johanadib Heri 1, Yuningtyastuti 2, Abdul Syakur 3 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibangkitkan oleh sebuah sistem pembangkit perlu mengalami peningkatan nilai

BAB I PENDAHULUAN. dibangkitkan oleh sebuah sistem pembangkit perlu mengalami peningkatan nilai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tegangan tinggi merupakan suatu bagian dari Sistem Tenaga Listrik yang memiliki peranan penting. Dalam proses penyaluran daya, tegangan yang dibangkitkan oleh sebuah

Lebih terperinci

Pengujian Tegangan Impuls Pada Isolator Tonggak Pin ( PinPost) Untuk Saluran Udara Tegangan Menengah

Pengujian Tegangan Impuls Pada Isolator Tonggak Pin ( PinPost) Untuk Saluran Udara Tegangan Menengah Pengujian Tegangan Impuls Pada Isolator Tonggak Pin ( PinPost) Untuk Saluran Udara Tegangan Menengah Melfa Silitonga, Abdul Syakur Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Jln. Prof.

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, Indonesia. Abstrak

Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, Indonesia. Abstrak ANALISA PENGARUH VARIASI DAN KOMPOSISI BAHAN PENGISI TERHADAP UNJUK KERJA SAMPEL ISOLATOR RESIN EPOKSI SILANE Aji Suryo Alam 1), Abdul Syakur 2), Agung Nugroho 3) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

Pengujian Karakteristik Limbah Pasir PLTP Dieng Sebagai Bahan Pengisi Isolator Resin Epoksi Silane

Pengujian Karakteristik Limbah Pasir PLTP Dieng Sebagai Bahan Pengisi Isolator Resin Epoksi Silane Jurnal Rekayasa Elektrika Vol. 9, No. 4, Oktober 2011 177 Pengujian Karakteristik Limbah Pasir PLTP Dieng Sebagai Bahan Pengisi Isolator Resin Epoksi Silane Abdul Syakur 1, Tumiran 2, Hamzah Berahim 2,

Lebih terperinci

ANALISIS DEGRADASI PERMUKAAN BAHAN ISOLASI RESIN EPOKSI DENGAN PENGISI PASIR PANTAI YANG MENGANDUNG BANYAK KALSIUM. Jl. Kasipah No.

ANALISIS DEGRADASI PERMUKAAN BAHAN ISOLASI RESIN EPOKSI DENGAN PENGISI PASIR PANTAI YANG MENGANDUNG BANYAK KALSIUM. Jl. Kasipah No. ANALISIS DEGRADASI PERMUKAAN BAHAN ISOLASI RESIN EPOKSI DENGAN PENGISI PASIR PANTAI YANG MENGANDUNG BANYAK KALSIUM Moh Toni Prasetyo *, Hamzah Berahim, T. Haryono Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS PEMANFAATAN PASIR PANTAI BERKALSIUM SEBAGAI MATERIAL PENGISI BAHAN ISOLASI RESIN EPOKSI UNTUK ISOLATOR LISTRIK

EFEKTIFITAS PEMANFAATAN PASIR PANTAI BERKALSIUM SEBAGAI MATERIAL PENGISI BAHAN ISOLASI RESIN EPOKSI UNTUK ISOLATOR LISTRIK EFEKTIFITAS PEMANFAATAN PASIR PANTAI BERKALSIUM SEBAGAI MATERIAL PENGISI BAHAN ISOLASI RESIN EPOKSI UNTUK ISOLATOR LISTRIK Moh Toni Prasetyo 1*, Achmad Solichan 1 1 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia, karena sebagian besar energi listrik yang telah di konversikan

BAB I PENDAHULUAN. manusia, karena sebagian besar energi listrik yang telah di konversikan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Energi listrik saat ini dapat dikatakan sebagai kebutuhan pokok manusia, karena sebagian besar energi listrik yang telah di konversikan menjadi bentuk energi

Lebih terperinci

BAB I LATAR BELAKANG. berlangsung secara aman dan efisien sepanjang waktu. Salah satu solusi yang dapat dilakukan untuk menyalurkan listrik secara

BAB I LATAR BELAKANG. berlangsung secara aman dan efisien sepanjang waktu. Salah satu solusi yang dapat dilakukan untuk menyalurkan listrik secara BAB I LATAR BELAKANG 1.1 Pendahuluan Kebutuhan akan energi listrik yang handal dan kontinyu semakin meningkat seiring dengan pertumbuhan beban. Penyaluran energi listrik diharapkan dapat berlangsung secara

Lebih terperinci

PENGARUH KOMPOSISI RESIN TERHADAP SIFAT ELEKTRIK DAN MEKANIK UNTUK BAHAN ISOLATOR TEGANGAN TINGGI

PENGARUH KOMPOSISI RESIN TERHADAP SIFAT ELEKTRIK DAN MEKANIK UNTUK BAHAN ISOLATOR TEGANGAN TINGGI PENGARUH KOMPOSISI RESIN TERHADAP SIFAT ELEKTRIK DAN MEKANIK UNTUK BAHAN ISOLATOR TEGANGAN TINGGI Totok Dermawan*, Elin Nuraini**, Suyamto** Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir (STTN)* Pusat Teknologi Akselerator

Lebih terperinci

Departemen Teknik Elektro, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto, SH, Kampus UNDIP Tembalang, Semarang 50275, Indonesia.

Departemen Teknik Elektro, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto, SH, Kampus UNDIP Tembalang, Semarang 50275, Indonesia. PEMBUATAN DAN ANALISIS PENGARUH KONDISI PERMUKAAN TERHADAP UNJUK KERJA ISOLATOR POLIMER RESIN EPOKSI 0 kv TIPE SIRIP SERAGAM DENGAN VARIASI TEGANGAN UJI Elok Faiqoh *), Agung Nugroho, and Abdul Syakur

Lebih terperinci

Analisis Kegagalan isolasi Minyak Trafo jenis energol baru dan lama dengan minyak pelumas

Analisis Kegagalan isolasi Minyak Trafo jenis energol baru dan lama dengan minyak pelumas SEMINAR NASIONAL ELECTRICAL, INFORMATICS, AND IT S EDUCATIONS 29 Analisis Kegagalan isolasi Minyak Trafo jenis energol baru dan lama dengan minyak pelumas Syafriyudin, ST,MT Jurusan teknik Elektro Institut

Lebih terperinci

The 2nd University Research Coloquium 2015 ISSN

The 2nd University Research Coloquium 2015 ISSN EFEKTIFITAS PEMANFAATAN PASIR PANTAI KUKUP DAN SILANE SEBAGAI FILLER BAHAN ISOLASI RESIN EPOKSI UNTUK ISOLATOR LISTRIK Moh Toni Prasetyo 1*, Aris Kiswanto 1 1 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

PEMANFAATAN BATU BERSILIKA, SILANE, DAN VINYL SILANE SEBAGAI PENGISI BAHAN ISOLASI RESIN EPOKSI UNTUK ISOLATOR LISTRIK

PEMANFAATAN BATU BERSILIKA, SILANE, DAN VINYL SILANE SEBAGAI PENGISI BAHAN ISOLASI RESIN EPOKSI UNTUK ISOLATOR LISTRIK PEMANFAATAN BATU BERSILIKA, SILANE, DAN VINYL SILANE SEBAGAI PENGISI BAHAN ISOLASI RESIN EPOKSI UNTUK ISOLATOR LISTRIK Moh Toni Prasetyo 1)a), Solechan 2) 1,2) Fakultas Teknik Jl. Kasipah No.12 Semarang

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN KARET SILIKON TERHADAP SUDUT KONTAK HIDROPOBIK DAN KARAKTERISTIK ARUS BOCOR PERMUKAAN PADA BAHAN RESIN EPOKSI

PENGARUH PENAMBAHAN KARET SILIKON TERHADAP SUDUT KONTAK HIDROPOBIK DAN KARAKTERISTIK ARUS BOCOR PERMUKAAN PADA BAHAN RESIN EPOKSI PENGARUH PENAMBAHAN KARET SILIKON TERHADAP SUDUT KONTAK HIDROPOBIK DAN KARAKTERISTIK ARUS BOCOR PERMUKAAN PADA BAHAN RESIN EPOKSI Abdul Syakur 1*), Ika Novia A 1), Sarjiya 2), Tumiran 2), Hamzah Berahim

Lebih terperinci

1. BAB I PENDAHULUAN

1. BAB I PENDAHULUAN 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi listrik merupakan kebutuhan manusia yang sangat penting dalam menunjang kehidupan sehari hari. Kebutuhan akan energi listrik tersebut selalu meningkat setiap

Lebih terperinci

ARESTER SEBAGAI SISTEM PENGAMAN TEGANGAN LEBIH PADA JARINGAN DISTRIBUSI TEGANGAN MENENGAH 20KV. Tri Cahyaningsih, Hamzah Berahim, Subiyanto ABSTRAK

ARESTER SEBAGAI SISTEM PENGAMAN TEGANGAN LEBIH PADA JARINGAN DISTRIBUSI TEGANGAN MENENGAH 20KV. Tri Cahyaningsih, Hamzah Berahim, Subiyanto ABSTRAK 86 Jurnal Teknik Elektro Vol. 1 No.2 ARESTER SEBAGAI SISTEM PENGAMAN TEGANGAN LEBIH PADA JARINGAN DISTRIBUSI TEGANGAN MENENGAH 20KV Tri Cahyaningsih, Hamzah Berahim, Subiyanto ABSTRAK Tegangan lebih adalah

Lebih terperinci

PENGARUH POSISI STUB ISOLATOR TERHADAP DISTRIBUSI TEGANGAN PADA ISOLATOR PIRING GELAS

PENGARUH POSISI STUB ISOLATOR TERHADAP DISTRIBUSI TEGANGAN PADA ISOLATOR PIRING GELAS PENGARUH POSISI STUB ISOLATOR TERHADAP DISTRIBUSI TEGANGAN PADA ISOLATOR PIRING GELAS Andi Hidayat, Syahrawardi Konsentrasi Teknik Energi Listrik, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

Pengujian Recloser Tegangan Menengah Menggunakan Tegangan Tinggi Impuls

Pengujian Recloser Tegangan Menengah Menggunakan Tegangan Tinggi Impuls Pengujian Recloser Tegangan Menengah Menggunakan Tegangan Tinggi Impuls Ari Hastanto, Abdul Syakur Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Jln. Prof. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak di wilayah iklim

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak di wilayah iklim BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak di wilayah iklim tropis dan terdiri dari berbagai pulau yang tersebar luas di samudra. Kondisi ini mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 ISOLATOR PIRING 2.1.1 Umum Pada suatu sistem tenaga listrik terdapat berbagai bagian yang memiliki tegangan dan juga tidak bertegangan. Sehingga bagian yang tidak bertegangan

Lebih terperinci

BAB III TEGANGAN GAGAL DAN PENGARUH KELEMBABAN UDARA

BAB III TEGANGAN GAGAL DAN PENGARUH KELEMBABAN UDARA BAB III TEGANGAN GAGAL DAN PENGARUH KELEMBABAN UDARA 3.1. Pendahuluan Setiap bahan isolasi mempunyai kemampuan menahan tegangan yang terbatas. Keterbatasan kemampuan tegangan ini karena bahan isolasi bukanlah

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS PENAMBAHAN FILLER PASIR BERKALSIUM PADA BAHAN ISOLASI RESIN EPOKSI DENGAN PENGUJIAN DEGRADASI PERMUKAAN

EFEKTIFITAS PENAMBAHAN FILLER PASIR BERKALSIUM PADA BAHAN ISOLASI RESIN EPOKSI DENGAN PENGUJIAN DEGRADASI PERMUKAAN EFEKTIFITAS PENAMBAHAN FILLER PASIR BERKALSIUM PADA BAHAN ISOLASI RESIN EPOKSI DENGAN PENGUJIAN DEGRADASI PERMUKAAN M. Toni Prasetyo Jurusan Teknik Elektro FT Universitas Muhammadiyah Semarang Jl. Kasipah

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN SILIKON TERHADAP SUDUT KONTAK HIDROPOBIK DAN KARAKTERISTIK ARUS BOCOR PERMUKAAN BAHAN RESIN EPOKSI

PENGARUH PENAMBAHAN SILIKON TERHADAP SUDUT KONTAK HIDROPOBIK DAN KARAKTERISTIK ARUS BOCOR PERMUKAAN BAHAN RESIN EPOKSI PENGARUH PENAMBAHAN SILIKON TERHADAP SUDUT KONTAK HIDROPOBIK DAN KARAKTERISTIK ARUS BOCOR PERMUKAAN BAHAN RESIN EPOKSI Abdul Syakur *, Ika Novia A **), Sarjiya, Hamzah Berahim ***) Abstract Currently,

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN. Energi listrik merupakan kebutuhan utama dan komponen penting dalam

1 BAB I PENDAHULUAN. Energi listrik merupakan kebutuhan utama dan komponen penting dalam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi listrik merupakan kebutuhan utama dan komponen penting dalam kehidupan. Energi listrik dibangkitkan melalui pembangkit dan disalurkan ke konsumen-konsumen

Lebih terperinci

PENGARUH HUJAN TERHADAP TEGANGAN LEWAT DENYAR ISOLATOR PIRING TERPOLUSI

PENGARUH HUJAN TERHADAP TEGANGAN LEWAT DENYAR ISOLATOR PIRING TERPOLUSI PENGARUH HUJAN TERHADAP TEGANGAN LEWAT DENYAR ISOLATOR PIRING TERPOLUSI Alfonso Manogari Siregar, Syahrawardi Konsentrasi Teknik Energi Listrik, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera

Lebih terperinci

PEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN ARRESTER GARDU INDUK 150 KV UNGARAN PT. PLN (PERSERO) APP SEMARANG

PEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN ARRESTER GARDU INDUK 150 KV UNGARAN PT. PLN (PERSERO) APP SEMARANG PEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN ARRESTER GARDU INDUK 150 KV UNGARAN PT. PLN (PERSERO) APP SEMARANG Taruna Miftah Isnain 1, Ir.Bambang Winardi 2 1 Mahasiswa dan 2 Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

ANALISIS DISTORSI HARMONIK TOTAL ARUS BOCOR PERMUKAAN ISOLATOR RESIN EPOKSI PENGISI SILIKA KONDISI KERING DAN BASAH

ANALISIS DISTORSI HARMONIK TOTAL ARUS BOCOR PERMUKAAN ISOLATOR RESIN EPOKSI PENGISI SILIKA KONDISI KERING DAN BASAH ANALISIS DISTORSI HARMONIK TOTAL ARUS BOCOR PERMUKAAN ISOLATOR RESIN EPOKSI PENGISI SILIKA KONDISI KERING DAN BASAH Andri Wibowo *), Hermawan, and Abdul Syakur Jurusan Teknik Elektro, Universitas Diponegoro

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fenomena partial discharge tersebut. Namun baru sedikit penelitian tentang

BAB I PENDAHULUAN. fenomena partial discharge tersebut. Namun baru sedikit penelitian tentang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Fenomena Partial Discharge (PD) pada bahan isolasi yang diakibatkan penerapan tegangan gelombang AC sinusoidal pada listrik bertegangan tinggi sekarang ini telah banyak

Lebih terperinci

PENGARUH UKURAN BUTIRAN AIR HUJAN TERHADAP TEGANGAN TEMBUS UDARA

PENGARUH UKURAN BUTIRAN AIR HUJAN TERHADAP TEGANGAN TEMBUS UDARA PENGARUH UKURAN BUTIRAN AIR HUJAN TERHADAP TEGANGAN TEMBUS UDARA Join Wan Chanlyn S, Hendra Zulkarnaen Konsentrasi Teknik Energi Listrik, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Terjadinya kegagalan alat-alat listrik yang bertegangan tinggi ketika dipakai

BAB I PENDAHULUAN. Terjadinya kegagalan alat-alat listrik yang bertegangan tinggi ketika dipakai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Terjadinya kegagalan alat-alat listrik yang bertegangan tinggi ketika dipakai disebabkan oleh kegagalan isolasi dalam menjalankan fungsinya sebagai isolator tegangan

Lebih terperinci

Efek Polaritas dan Fenomena Stres Tegangan Sebelum Kegagalan Isolasi pada Sela Udara Jarum - Plat

Efek Polaritas dan Fenomena Stres Tegangan Sebelum Kegagalan Isolasi pada Sela Udara Jarum - Plat Efek Polaritas dan Fenomena Stres Tegangan Sebelum Kegagalan Isolasi pada Udara Jarum - Plat Luqman Kumara - 2205100129 Jurusan Teknik Elektro-FTI, Institut Teknologi Sepuluh pember Kampus ITS, Keputih-Sukolilo,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Isolator 2.1.1 Umum Penggunaan isolator banyak dijumpai pada transmisi hantaran udara. Pada jaringan distribusi hantaran udara, gardu induk, dan panel pembagi daya. Penggunaan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknik Pengukuran Besaran Elektrik,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknik Pengukuran Besaran Elektrik, III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknik Pengukuran Besaran Elektrik, Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Lampung dan dilaksanakan pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Umum Lightning Arrester merupakan alat proteksi peralatan listrik terhadap tegangan lebih yang disebabkan oleh petir atau surja hubung (switching surge). Alat ini bersifat

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Isolator. Pada suatu sistem tenaga listrik terdapat berbagai bagian yang memiliki

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Isolator. Pada suatu sistem tenaga listrik terdapat berbagai bagian yang memiliki BAB II DASAR TEORI 2.1 Isolator Pada suatu sistem tenaga listrik terdapat berbagai bagian yang memiliki tegangan dan juga tidak bertegangan. Sehingga bagian yang tidak bertegangan ini harus dipisahkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan bagian peralatan yang terhubung secara fisik dengan tanah. berfungsi sebagai penggantung atau penopang konduktor [2].

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan bagian peralatan yang terhubung secara fisik dengan tanah. berfungsi sebagai penggantung atau penopang konduktor [2]. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Isolator Pada instalasi tenaga listrik dan peralatan listrik dijumpai konduktorkonduktor yang berbeda potensialnya, sehingga dibutuhkan isolator untuk mengisolir konduktor dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Isolasi adalah suatu bahan yang berfungsi untuk mengisolasi konduktor yang

I. PENDAHULUAN. Isolasi adalah suatu bahan yang berfungsi untuk mengisolasi konduktor yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Isolasi adalah suatu bahan yang berfungsi untuk mengisolasi konduktor yang mempunyai beda potensial dalam suatu rangkaian listrik. Bahan ini mempunyai sifat

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUAN KAJIAN UNJUK KERJA KELISTRIKAN ARESTER PORSELEN DAN ARESTER POLIMER PADA SISTEM TEGANGAN 20 KV

LEMBAR PERSETUJUAN KAJIAN UNJUK KERJA KELISTRIKAN ARESTER PORSELEN DAN ARESTER POLIMER PADA SISTEM TEGANGAN 20 KV LEMBAR PERSETUJUAN KAJIAN UNJUK KERJA KELISTRIKAN ARESTER PORSELEN DAN ARESTER POLIMER PADA SISTEM TEGANGAN 20 KV Makalah Seminar Hasil Kosentrasi Energi Elektrik Disusun oleh: Muhammad Iqbal Bayhaqi Fauzy

Lebih terperinci

Studi Analisa Keandalan Isolator Pada Saluran Transmisi 150 kv Sirkit Ganda Waru-Bangil TUGAS AKHIR. oleh : Nama : Nifta Faturochman NIM : 00530031

Studi Analisa Keandalan Isolator Pada Saluran Transmisi 150 kv Sirkit Ganda Waru-Bangil TUGAS AKHIR. oleh : Nama : Nifta Faturochman NIM : 00530031 Studi Analisa Keandalan Isolator Pada Saluran Transmisi 150 kv Sirkit Ganda Waru-Bangil TUGAS AKHIR oleh : Nama : Nifta Faturochman NIM : 00530031 Jurusan Elektro Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

PEMELIHARAAN DAN PERTIMBANGAN PENEMPATAN ARRESTER PADA GARDU INDUK 150 KV PT. PLN (PERSERO) P3B JB REGION JAWA TENGAH DAN DIY UPT SEMARANG

PEMELIHARAAN DAN PERTIMBANGAN PENEMPATAN ARRESTER PADA GARDU INDUK 150 KV PT. PLN (PERSERO) P3B JB REGION JAWA TENGAH DAN DIY UPT SEMARANG PEMELIHARAAN DAN PERTIMBANGAN PENEMPATAN ARRESTER PADA GARDU INDUK 150 KV PT. PLN (PERSERO) P3B JB REGION JAWA TENGAH DAN DIY UPT SEMARANG Wahyu Arief Nugroho 1, Hermawan 2 1 Mahasiswa dan 2 Dosen Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Desain isolasi untuk tegangan tinggi (HV) dimaksudkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Desain isolasi untuk tegangan tinggi (HV) dimaksudkan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Desain isolasi untuk tegangan tinggi (HV) dimaksudkan untuk melindungi saluran dari adanya tegangan lebih akibat surja hubung dan surja petir. Untuk tegangan

Lebih terperinci

PENGARUH TEGANGAN IMPULS LEWAT DENYAR PADA ISOLATOR KERAMIK TERSUSUN SERI

PENGARUH TEGANGAN IMPULS LEWAT DENYAR PADA ISOLATOR KERAMIK TERSUSUN SERI PENGARUH TEGANGAN IMPULS LEWAT DENYAR PADA ISOLATOR KERAMIK TERSUSUN SERI Harlian Setiadi 1, Tarcicius Haryono 2, Suharyanto 2 Abstract This study aims to determine the effect of impulse voltage flashover

Lebih terperinci

PENGARUH ELEKTRODA CINCIN PERATA TERHADAP DISTRIBUSI TEGANGAN ISOLATOR RANTAI JENIS PORSELEN

PENGARUH ELEKTRODA CINCIN PERATA TERHADAP DISTRIBUSI TEGANGAN ISOLATOR RANTAI JENIS PORSELEN PENGARUH ELEKTRODA CINCIN PERATA TERHADAP DISTRIBUSI TEGANGAN ISOLATOR RANTAI JENIS PORSELEN Doly Damanik, Syahrawardi Konsentrasi Teknik Energi Listrik, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengelolaan listrik, salah satunya adalah isolasi. Isolasi adalah suatu alat

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengelolaan listrik, salah satunya adalah isolasi. Isolasi adalah suatu alat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia dalam kehidupannya sangat bergantung pada kebutuhan energi. Energi tersebut diperoleh dari berbagai sumber, kemudian didistribusikan dalam bentuk listrik. Listrik

Lebih terperinci

Pengaruh Radiasi UV Buatan Terhadap Kerusakan Permukaan Bahan Isolasi Resin Epoksi Silane

Pengaruh Radiasi UV Buatan Terhadap Kerusakan Permukaan Bahan Isolasi Resin Epoksi Silane JNTETI, Vol. 2, No. 4, November 2013 299 Pengaruh Radiasi UV Buatan Terhadap Kerusakan Permukaan Bahan Isolasi Resin Epoksi Silane Yanolanda Suzantry H 1, Suharyanto 2 Abstract Polymer is now developed

Lebih terperinci

FENOMENA FLASHOVER AKIBAT ARUS BOCOR PADA ISOLATOR KERAMIK DAN RESIN EPOKSI

FENOMENA FLASHOVER AKIBAT ARUS BOCOR PADA ISOLATOR KERAMIK DAN RESIN EPOKSI FENOMENA FLASHOVER AKIBAT ARUS BOCOR PADA ISOLATOR KERAMIK DAN RESIN EPOKSI Oleh : Valdi Rizki Yandri, Nurhatisyah Politeknik Universitas Andalas, Kampus Unand Limau Manis Padang 25163 valdi_rizki@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB II SISTEM SALURAN TRANSMISI ( yang membawa arus yang mencapai ratusan kilo amper. Energi listrik yang

BAB II SISTEM SALURAN TRANSMISI ( yang membawa arus yang mencapai ratusan kilo amper. Energi listrik yang A II ITEM ALUAN TANMII ( 2.1 Umum ecara umum saluran transmisi disebut dengan suatu sistem tenaga listrik yang membawa arus yang mencapai ratusan kilo amper. Energi listrik yang dibawa oleh konduktor melalui

Lebih terperinci

Abstrak. 1.2 Tujuan Mengetahui pemakaian dan pemeliharaan arrester yang terdapat di Gardu Induk 150 kv Srondol.

Abstrak. 1.2 Tujuan Mengetahui pemakaian dan pemeliharaan arrester yang terdapat di Gardu Induk 150 kv Srondol. PEMELIHARAAN DAN ANALISA PENEMPATAN ARRESTER PADA GARDU INDUK 150 KV SRONDOL PT. PLN (PERSERO) P3B JB APP SEMARANG BC SEMARANG Guntur Pradnya Pratama 1, Ir. Tejo Sukmadi 2 1 Mahasiswa dan 2 Dosen Jurusan

Lebih terperinci

TUGAS PAPER MATA KULIAH SISTEM PROTEKSI MENENTUKAN JARAK PEMASANGAN ARRESTER SEBAGAI PENGAMAN TRAFO TERHADAP SAMBARAN PETIR

TUGAS PAPER MATA KULIAH SISTEM PROTEKSI MENENTUKAN JARAK PEMASANGAN ARRESTER SEBAGAI PENGAMAN TRAFO TERHADAP SAMBARAN PETIR TUGAS PAPER MATA KULIAH SISTEM PROTEKSI MENENTUKAN JARAK PEMASANGAN ARRESTER SEBAGAI PENGAMAN TRAFO TERHADAP SAMBARAN PETIR Yang dibimbing oleh Slamet Hani, ST., MT. Disusun oleh: Nama : Daniel Septian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Energi listrik menjadi kebutuhan yang penting dalam kehidupan manusia saat ini,

BAB I PENDAHULUAN. Energi listrik menjadi kebutuhan yang penting dalam kehidupan manusia saat ini, BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar belakang Energi listrik menjadi kebutuhan yang penting dalam kehidupan manusia saat ini, karena hampir semua aktifitas manusia dipermudah dengan menggunakan peralatan listrik.

Lebih terperinci

SIMULASI PEMBANGKITAN DAN PENGUKURAN TEGANGAN TINGGI DENGAN MENGGUNAKAN SELA BOLA

SIMULASI PEMBANGKITAN DAN PENGUKURAN TEGANGAN TINGGI DENGAN MENGGUNAKAN SELA BOLA SIMULASI PEMBANGKITAN DAN PENGUKURAN TEGANGAN TINGGI DENGAN MENGGUNAKAN SELA BOLA Wahyono Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Semarang Jalan Prof. Sudarto, SH, Tembalang, kotak pos6199/sms/sematang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tegangan tinggi digunakan dalam peralatan X-Ray. Dalam bidang industri, listrik

BAB I PENDAHULUAN. tegangan tinggi digunakan dalam peralatan X-Ray. Dalam bidang industri, listrik BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini listrik tegangan tinggi banyak digunakan dalam berbagai bidang. Listrik tegangan tinggi digunakan dalam bidang sistem tenaga listrik, medis, industri, dan

Lebih terperinci

BAB II ARUS BOCOR DAN KELEMBABAN UDARA

BAB II ARUS BOCOR DAN KELEMBABAN UDARA BAB II ARUS BOCOR DAN KELEMBABAN UDARA II.1 Jenis Isolator Isolator merupakan salah satu bahan dielektrik yang digunakan untuk memisahkan konduktor bertegangan dengan kerangka penyangga yang dibumikan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tenaga listrik adalah unsur yang paling penting dalam kehidupan modern

BAB I PENDAHULUAN. Tenaga listrik adalah unsur yang paling penting dalam kehidupan modern 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Tenaga listrik adalah unsur yang paling penting dalam kehidupan modern seperti saat ini. Tenaga listrik banyak dimanfaatkan baik dalam kegiatan rumah tangga, industri,

Lebih terperinci

PEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN PEMISAH ( PMS ) PADA GARDU INDUK 150 kv SRONDOL PT. PLN ( PERSERO ) P3B JB REGION JAWA TENGAH DAN DIY UPT SEMARANG

PEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN PEMISAH ( PMS ) PADA GARDU INDUK 150 kv SRONDOL PT. PLN ( PERSERO ) P3B JB REGION JAWA TENGAH DAN DIY UPT SEMARANG Makalah Seminar Kerja Praktek PEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN PEMISAH ( PMS ) PADA GARDU INDUK 150 kv SRONDOL PT. PLN ( PERSERO ) P3B JB REGION JAWA TENGAH DAN DIY UPT SEMARANG Rieza Dwi Baskara. 1, Dr. Ir.

Lebih terperinci

Mekanisme Degradasi Permukaan dan Penentuan Tracking Index Bahan Resin Epoksi Silane Silica

Mekanisme Degradasi Permukaan dan Penentuan Tracking Index Bahan Resin Epoksi Silane Silica Mekanisme Degradasi Permukaan dan Penentuan Tracking Index Bahan Resin Epoksi Silane Silica Abdul SYAKUR 1, Rochmadi 2 1 Mahasiswa Doktor Teknik Elektro, FT, UGM 2 Jurusan Teknik Kimia, FT, UGM Jln. Grafika

Lebih terperinci

PENGUJIAN TEGANGAN TEMBUS MEDIA ISOLASI UDARA DAN MEDIA ISOLASI MINYAK TRAFO MENGGUNAKAN ELEKTRODA BIDANG

PENGUJIAN TEGANGAN TEMBUS MEDIA ISOLASI UDARA DAN MEDIA ISOLASI MINYAK TRAFO MENGGUNAKAN ELEKTRODA BIDANG PENGUJIAN TEGANGAN TEMBUS MEDIA ISOLASI UDARA DAN MEDIA ISOLASI MINYAK TRAFO MENGGUNAKAN ELEKTRODA BIDANG Zainal Abidin Teknik Elektro Politeknik Bengkalis Jl. Bathin Alam, Sei-Alam, Bengkalis Riau zainal@polbeng.ac.id

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN. mungkin memiliki keseimbangan antara sistem pembangkitan dan beban, sehingga

1 BAB I PENDAHULUAN. mungkin memiliki keseimbangan antara sistem pembangkitan dan beban, sehingga 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teknik tenaga listrik sudah mengalami kemajuan yang cukup signifikan dalam sistem penyaluran tenaga listrik. Namun, masih ada daerah yang masih sulit dijangkau

Lebih terperinci

Rancang Bangun Pemotong Surja Tegangan Pada kwh Meter Tiga Fasa Menggunakan PCB (Printed Circuit Board)

Rancang Bangun Pemotong Surja Tegangan Pada kwh Meter Tiga Fasa Menggunakan PCB (Printed Circuit Board) Rancang Bangun Pemotong Surja Tegangan Pada kwh Meter Tiga Fasa Menggunakan PCB (Printed Circuit Board) PUBLIKASI JURNAL SKRIPSI Disusun oleh: DESINTA AYU WORO HENDRASWARI NIM. 0910633040-63 KEMENTERIAN

Lebih terperinci

PENGARUH KENAIKAN TEMPERATUR TERHADAP TEGANGAN TEMBUS UDARA PADA ELEKTRODA BOLA TERPOLUSI ASAM

PENGARUH KENAIKAN TEMPERATUR TERHADAP TEGANGAN TEMBUS UDARA PADA ELEKTRODA BOLA TERPOLUSI ASAM SINGUDA ENSIKOM VOL. NO. /Maret PENGARUH KENAIKAN TEMPERATUR TERHADAP TEGANGAN TEMBUS UDARA PADA ELEKTRODA BOLA TERPOLUSI ASAM Christian Daniel Simanjuntak, Syahrawardi Konsentrasi Teknik Energi Listrik,

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN. perusahaan penyedia tenaga listrik. Standar yang lebih tinggi tersebut adalah

1 BAB I PENDAHULUAN. perusahaan penyedia tenaga listrik. Standar yang lebih tinggi tersebut adalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses penyaluran daya adalah tugas utama yang dilakukan oleh perusahaan penyedia tenaga listrik sebagai upaya memenuhi permintaan konsumen dalam melakukan kegiatan

Lebih terperinci

STUDI DISTRIBUSI TEGANGAN DAN ARUS BOCOR PADA ISOLATOR RANTAI DENGAN PEMBASAHAN

STUDI DISTRIBUSI TEGANGAN DAN ARUS BOCOR PADA ISOLATOR RANTAI DENGAN PEMBASAHAN STUDI DISTRIBUSI TEGANGAN DAN ARUS BOCOR PADA ISOLATOR RANTAI DENGAN PEMBASAHAN Riza Aryanto. 1, Moch. Dhofir, Drs., Ir., MT. 2, Hadi Suyono, S.T., M.T., Ph.D. 3 ¹Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro, ² ³Dosen

Lebih terperinci

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO Jalan MT Haryono 167 Telp& Fax. 0341 554166 Malang 65145 KODE PJ-01 PENGESAHAN PUBLIKASI HASIL PENELITIAN

Lebih terperinci

EVALUASI ARRESTER UNTUK PROTEKSI GI 150 KV JAJAR DARI SURJA PETIR MENGGUNAKAN SOFTWARE PSCAD

EVALUASI ARRESTER UNTUK PROTEKSI GI 150 KV JAJAR DARI SURJA PETIR MENGGUNAKAN SOFTWARE PSCAD EVALUASI ARRESTER UNTUK PROTEKSI GI 150 KV JAJAR DARI SURJA PETIR MENGGUNAKAN SOFTWARE PSCAD Sapari, Aris Budiman, Agus Supardi Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH KEADAAN SUHU TERHADAP TEGANGAN TEMBUS AC DAN DC PADA MINYAK TRANSFORMATOR. Sugeng Nur Singgih, Hamzah Berahim Abstrak

ANALISIS PENGARUH KEADAAN SUHU TERHADAP TEGANGAN TEMBUS AC DAN DC PADA MINYAK TRANSFORMATOR. Sugeng Nur Singgih, Hamzah Berahim Abstrak Jurnal Teknik Elektro ol. 1 No.2 93 ANALISIS PENGARUH KEADAAN SUHU TERHADAP TEGANGAN TEMBUS AC DAN DC PADA MINYAK TRANSFORMATOR Sugeng Nur Singgih, Hamzah Berahim Abstrak Tegangan tembus (breakdown) merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lapisan masyarakat untuk mendukung kegiatannya sehari-hari. Di kota-kota besar

BAB I PENDAHULUAN. lapisan masyarakat untuk mendukung kegiatannya sehari-hari. Di kota-kota besar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat sekarang ini, listrik sudah menjadi kebutuhan penting bagi setiap lapisan masyarakat untuk mendukung kegiatannya sehari-hari. Di kota-kota besar sudah jarang

Lebih terperinci

OPTIMASI JARAK MAKSIMUM PENEMPATAN LIGHTNING ARRESTER SEBAGAI PROTEKSI TRANSFORMATOR PADA GARDU INDUK. Oleh : Togar Timoteus Gultom, S.

OPTIMASI JARAK MAKSIMUM PENEMPATAN LIGHTNING ARRESTER SEBAGAI PROTEKSI TRANSFORMATOR PADA GARDU INDUK. Oleh : Togar Timoteus Gultom, S. OPTIMASI JARAK MAKSIMUM PENEMPATAN LIGHTNING ARRESTER SEBAGAI PROTEKSI TRANSFORMATOR PADA GARDU INDUK Oleh : Togar Timoteus Gultom, S.T, MT ABSTRAK Tegangan lebih adalah tegangan yang hanya dapat ditahan

Lebih terperinci

PENGUJIAN ISOLASI MINYAK TROFO TEGANGAN TINGGI TERHADAP PERUBAHAN SUHU.

PENGUJIAN ISOLASI MINYAK TROFO TEGANGAN TINGGI TERHADAP PERUBAHAN SUHU. PENGUJIAN ISOLASI MINYAK TROFO TEGANGAN TINGGI TERHADAP PERUBAHAN SUHU Slamet Hani 1 1 Jurusan Teknik Elektro Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta, e-mail : shani.akprind.@yahoo.com ABSTRACT Transformer

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK BERBAGAI JENIS BAHAN ISOLASI KABEL INSTALASI TEGANGAN RENDAH

KARAKTERISTIK BERBAGAI JENIS BAHAN ISOLASI KABEL INSTALASI TEGANGAN RENDAH Jurnal Penelitian Teknik Elektro dan Teknologi Informasi KARAKTERISTIK BERBAGAI JENIS BAHAN ISOLASI KABEL INSTALASI TEGANGAN RENDAH Gatot Firmansyah 1, T. Haryono 2, B.Sugiyantoro 2 Abstract Cables are

Lebih terperinci

BAB II GANGGUAN TEGANGAN LEBIH PADA SISTEM TENAGA LISTRIK

BAB II GANGGUAN TEGANGAN LEBIH PADA SISTEM TENAGA LISTRIK BAB II GANGGUAN TEGANGAN LEBIH PADA SISTEM TENAGA LISTRIK 2.1 Umum Pada dasarnya suatu gangguan ialah setiap keadaan sistem yang menyimpang dari normal. Gangguan yang terjadi pada waktu sistem tenaga listrik

Lebih terperinci

EVALUASI PENGARUH KELEMBABAN UDARA TERHADAP TEGANGAN GAGAL IMPULS PADA ISOLATOR GANTUNG 150 KV

EVALUASI PENGARUH KELEMBABAN UDARA TERHADAP TEGANGAN GAGAL IMPULS PADA ISOLATOR GANTUNG 150 KV TUGAS AKHIR EVALUASI PENGARUH KELEMBABAN UDARA TERHADAP TEGANGAN GAGAL IMPULS PADA ISOLATOR GANTUNG 150 KV Disusun guna memenuhi persyaratan akademis dan untuk mencapai gelar sarjana S-1 pada jurusan Teknik

Lebih terperinci

SELAMAT DATANG SEMINAR. Laporan TUGAS AKHIR

SELAMAT DATANG SEMINAR. Laporan TUGAS AKHIR SELAMAT DATANG DI SEMINAR Laporan TUGAS AKHIR UJI TEGANGAN TEMBUS UDARA PADA TEKANAN DAN TEMPERATUR YANG BERVARIASI MENGGUNAKAN ELEKTRODA BOLA ARIF WIBOWO L2F 303426 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

BAB II IMPEDANSI SURJA MENARA DAN KAWAT TANAH

BAB II IMPEDANSI SURJA MENARA DAN KAWAT TANAH BAB II IMPEDANSI SURJA MENARA DAN KAWAT TANAH II. 1 TEORI GELOMBANG BERJALAN II.1.1 Pendahuluan Teori gelombang berjalan pada kawat transmisi telah mulai disusun secara intensif sejak tahun 1910, terlebih-lebih

Lebih terperinci