BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga merupakan suatu fenomena yang mendunia dan menjadi bagian

BAB I PENDAHULUAN. ditunjang oleh atlet yang berbakat dalam cabang olahraga tertentu maka

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kebanggaan nasional dan membawa nama harum bangsa. kebanggaan nasional dan ketahanan nasional secara menyeluruh.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan watak dan kepribadian yaitu sikap sportivitas dan disiplin. Sehingga

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga olahraga menjadi

BAB I PENDAHULUAN. ataupun temuan-temuan yang dihasilkan oleh para ilmuan olahraga yang

BAB I PENDAHULUAN. olahraga sudah berkembang ke arah yang lebih luas. Olahraga tidak hanya sekedar. menjadi sehat atau meningkatkan kebugaran tubuh.

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2017 TENTANG PENINGKATAN PRESTASI OLAHRAGA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Studi tentang pembinaan prestasi Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) kabupaten Wonogiri periode kepengurusan tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN PEKAN DAN KEJUARAAN OLAHRAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN PEKAN DAN KEJUARAAN OLAHRAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN PEKAN DAN KEJUARAAN OLAHRAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Studi tentang perkembangan klub bola voli popsi sragen tahun Oleh : Kuwat Budi Cahyono NIM K

I. PENDAHULUAN. manusia dan merupakan keinginan yang dimiliki oleh setiap individu manusia.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN PEKAN DAN KEJUARAAN OLAHRAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas merupakan sebuah

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan atau bagian hidup yang tidak dapat ditinggalkan. dan kebiasaan sosial maupun sikap dan gerak manusia.

BAB I PENDAHULUAN. yang diperlombakan yaitu kiyouruki (fighting) dan poomsae (gerakan. maka peserta ujian tersebut dapat dinyatakan lulus.

PENGELOLAAN PROGRAM EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA DI SEKOLAH SEBAGAI FAKTOR PENDUKUNG OLAHRAGA PRESTASI. Aris Fajar Pambudi, M.Or.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Permainan bola voli dalam perkembangannya pada saat ini semakin

BAB I PENDAHULUAN. sasaran, sehingga untuk bisa bermain sepakbola diperlukan teknik-teknik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia olahraga khususnya pada olahraga prestasi saat ini semakin

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG PROGRAM INDONESIA EMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENETAPAN PRASARANA OLAHRAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Bab 1 PENDAHULUAN. Di Indonesia kegiatan psikologi olahraga belum berkembang secara meluas.

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG PROGRAM INDONESIA EMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan secara terencana akan meningkatkan kebugaran jasmani seseorang.

SEBAGAI TESTOR TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA SD, SMP SE KABUPATEN SLEMAN DALAM RANGKA PENELITIAN SPORT DEVELOPMENT INDEX (SDI)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hakekat olahraga merupakan kegiatan teknik yang mengandung sifat permainan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN.

~ 1 ~ BUPATI KAYONG UTARA PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAYONG UTARA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 35 TAHUN 2008 TENTANG

PRES I DEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. tubuh agar tetap sehat. Olahraga mempunyai peranan yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Perubahan pola hidup manusia adalah akibat dari dampak era

BAB I PENDAHULUAN. tetap dapat menempatkan diri pada kedudukannya yang mulia dan dapat

BAB I PENDAHULUAN. bulutangkis yang dilakukan. Olahraga bulu tangkis dapat dimainkan mulai dari

BAB I PENDAHULUAN. internasional dan membangkitkan rasa kebangaan nasional. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Hal tersebut mendorong Indonesia secara umum dan Kota Medan secara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yudi Fika Ismanto, 2013

BAB I PENDAHULUAN. populer juga permainan yang menyenangkan dan menggairahkan, Tidak adanya

STUDI KASUS TENTANG KLUB BOLAVOLI PATRIA KOTA BLITAR TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Pencak silat merupakan bela diri asli Indonesia yang sudah diakui dunia.

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2007 TENTANG PENDANAAN KEOLAHRAGAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PROPOSAL PENGAJUAN DANA HIBAH TAHUN ANGGARAN 2019

PUSAT PENDIDIKAN DAN LATIHAN BULUTANGKIS DI SEMARANG

BAB I. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. kompetisi kemenangan merupakan suatu kebanggaan dan prestasi. serta keinginan bagi setiap orang yang mengikuti pertandingan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ditentukan oleh pemerintah pusat, perencanaan dan kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. commit to user

BAB I PENDAHULUAN. Dari mana cabang olahraga badminton berasal dan bagaimana sejarah awalnya? Orang

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. intrakurikuler, (2) ekstrakurikuler, dan (3) ko-kurikuler. Pelaksanaan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia menjadi sehat dan kuat secara jasmani maupun rohani atau dalam istilah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Kabupaten Maros, maka dalam bab ini akan diuraikan kesimpulan dan saran

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Medan adalah kota yang memiliki pemerintahan sendiri di bawah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

URUSAN WAJIB PEMUDA DAN OLAHRAGA

Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Volume 2, No.1 : 87 91, Agustus 2016

BAB I PENDAHULUAN. umum dengan total medali 476 terdiri dari 182 emas, 151 perak dan 143

RANCANGAN PROGRAM PEMBINAAN PRESTASI ATLET ATLETIK JAWA BARAT TAHUN 2009 S/D Oleh Eka Nugraha, Cs.

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENETAPAN PRASARANA OLAHRAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga saat ini perlu mendapatkan perhatian yang besar, baik untuk

BAB I PENDAHULUAN. berguna membentuk jasmani dan rohani yang sehat.sampai saat ini olahraga telah

BAB I AWAL MULA. hidup mereka yang memang dapat menghasilkan manfaat bagi tubuh pelakunya.

Sambutan Presiden RI Pd Peringatan Hari Olahraga Nasional di Yogyakarta tgl. 17 Okt 2013 Kamis, 17 Oktober 2013

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Deskripsi Data

I. PENDAHULUAN. teknologi keolahragaan, bahkan Harsono (1988 : 98) mengemukakkan bahwa,

BAB I PENDAHULUAN. atau ketepatan antara potensi dan bakat atlet dengan cabang olahraga yang dipilih.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 16 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Undang Undang No.3 tahun 2005 tentang Sistem Keolahragan Nasional. Hal ini

1. PENDAHULUAN. pembinaan warga masyarakat dan peserta didik melalui pendidikan jasmani dan. pembangkitan motivasi harus dimulai pada usia dini.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. maka kesimpulan penelitian ini sebagai berikut : 1. Pola Pembinaan Klub Bola Voli Bank Sumut Medan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga merupakan suatu fenomena yang mendunia dan menjadi bagian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Prestasi olahraga dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain kesesuaian

BAB I PENDAHULUAN. bidang ilmu dan teknologi serta bidang lainnya, termasuk olahraga. Olahraga

BAB I PENDAHULUAN. menampilkan hasil kerja dengan kadar tertentu, dan untuk menampilkan hasil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Aktifitas olahraga merupakan bentuk aktifitis fisik yang memiliki aspek

BAB I PENDAHULUAN. bondong menuju Sekolah Sepak Bola (SSB) sedini mungkin, untuk ditempa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga merupakan sebuah aktivitas fisik yang memiliki aspek yang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang memberi keleluasaan kepada sekolah untuk mengatur dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi pada jaman modern sekarang ini membuat

BAB I PENDAHULUAN. SEA Games, Asian Games dan Olimpiade. Berdasarkan data dari KONI, PON terakhir

2015 PROFIL BANTINGAN LENGAN, BANTINGAN KEPALA DAN TARIKAN LENGAN PADA GAYA ROMAWI- YUNANI CABANG OLAHRAGA GULAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Profil kondisi fisik adalah keadaan atau potensi dan gambaran dalam diri

BAB I PENDAHULUAN. diciptakan oleh George Hancock di kota Chicago pada tahun Softball di

BAB I PENDAHULUAN. diartikan sebagai perubahan dalam kemampuan, sikap atau perilaku siswa

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Arief Sabar Mulyana, 2013

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan modern olahraga telah menjadi tuntutan dan kebutuhan hidup agar lebih sejahtera. Olahraga diperlukan oleh manusia dalam kehidupan yang semakin kompleks dan serba otomatis, agar manusia dapat mempertahankan eksistensinya terhindar dari berbagai gangguan atau disfungsi sebagai akibat penyakit karena kekurangan gerak (hipokinetik). Olahraga yang dilakukan dengan tepat dan benar akan menjadi faktor penting yang sangat mendukung untuk pengembangan potensi diri. Melalui pembinaan olahraga yang sistematis, kualitas SDM dapat diarahkan pada peningkatan pengendalian diri, tanggung jawab, disiplin, sportivitas yang tinggi yang mengandung nilai transfer bagi bidang lainnya. Berdasarkan sifat-sifat itulah, pada akhirnya dapat diperoleh peningkatan prestasi olahraga yang dapat membangkitkan kebanggaan nasional dan ketahanan nasional secara menyeluruh. Oleh sebab itu, pembinaan olahraga perlu mendapat perhatian yang lebih proporsional melalui perencanaan dan pelaksanaan sistematis dalam pembangunan nasional. Olahraga prestasi merupakan salah satu sarana dalam meningkatkan harkat dan martabat bangsa. Ini tercermin dalam setiap pertandingan olahraga antar negara, dimana atlet yang ditampilkan dalam ajang tersebut merupakan putra terbaik dari suatu negara. Terlebih lagi bila atlet tersebut mendapatkan medali maka pengakuan terhadap negara tersebut semakin tinggi hal itu ditandai dengan pengibaran bendera dan berkumandangnya lagu kebangasaan pada saat pengalungan medali. Seperti kita ketahui bersama bahwa momen pengibaran bendera dan pengumandangan lagu kebangsaan di negara lain hanya terjadi dalam dua even besar yang pertama yaitu kunjungan kenegaraan presiden maupun pemimpin suatu negara dan yang kedua yaitu apabila seorang atlet memperoleh medali emas dalam pertandingan olahraga antar negara. Prestasi olahraga menjadi sebuah puncak dalam piramida pembinaan olahraga secara keseluruhan, lantai paling dasar dalam piramida olahraga adalah pemassalan olahraga hal ini biasanya ditandai pengenalan semua cabang olahraga yang dilakukan secara formal maupun non formal. Melalui jalur formal dengan mengenalkan cabangcabang olahraga di sekolah-sekolah melalui pelajaran penjasorkes, sedangkan non 1

2 formal melalui kegiatan olahraga yang dilakukan di ruang terbuka secara bersama-sama disuatu lingkungan masyarakat. Tingkatan kedua dalam pembinaan olahraga adalah melalui pembibitan atlet yang dilakukan oleh klub-klub olahraga yang ada di daerahdaerah dalam hal ini para pelaku olahraga sudah menekuni salah satu cabang olahraga yang menjadi kegemarannya. Sedangkan tingkatan terakhir dalam pembinaan olahraga adalah peningkatan prestasi dari pelaku olahragawan yang sudah mapan dalam artian memiliki kemampuan yang lebih dari segi fisik, mental, maupun teknik yang didapat dalam tahap satu dan tahap dua. Para olahragawan yang terbaik dari setiap cabang olahraga yang digelutinya akan dimasukan kedalam pelatda maupun pelatnas. Dimana pada tahap terakhir ini para pelaku olahragawan akan terseleksi lagi sehingga yang terbaiklah yang diberi kesempatan untuk dapat mengharumkan nama bangsa dan negara dalam perhelatan olahraga antar negara. Pencapaian puncak dalam pembinaan olahraga prestasi diperlukan sebuah proses yang berkesinambungan dan tanpa henti. Dari proses yang berkesinambungan akan dihasilkan olahragawan yang mempunyai kelebihan, baik itu dari segi fisik, mental, maupun teknik sehingga menghasilkan para atlet yang mempunyai jangka waktu puncak prestasi yang lebih lama. Untuk mencapai puncak olahraga prestasi diperlukan sebuah kebijakan dari pemerintah, kebijakan tersebut akan menjadi dasar dari para pelaku olahraga agar dapat memantapkan langkahnya guna meningkatkan prestasi dalam bidang olahraga, seperti diketahui bahwa kegiatan yang berkaitan dengan pembinaan olahraga meliputi tiga hal yaitu pemassalan olahraga, pembibitan atlet dan pembinaan atlet berprestasi. Untuk mendapatkan atlet yang berkualitas maka ketiga hal tersebut harus diprogramkan oleh pemerintah dalam sebuah kebijakan baik itu dalam bentuk undang -undang, peraturan pemerintah, maupun hal lainnya. Selain perihal masalah pembinaan atlet pemerintah juga berkewajiban untuk memenuhi sarana prasarana olahraga baik dalam segi kualitas maupun kuantitas. Hubungan antara pembinaan olahraga prestasi sangat erat dengan ketersediaan sarana prasarana olahraga tersebut. Pola pembinaan olahraga prestasi yang baik dan dengan didukung oleh ketersediaan sarana prasarana olahraga yang baik pula akan menghasilkan atlet yang berkualitas. Salah satunya kebijakan mengenai sarana dan prasarana olahraga. Dimana sarana dan prasarana olahraga akan berkorelasi lurus dengan pencapaian puncak prestasi. Bila sarana dan prasarana olahraga yang ada

3 memenuhi standar baik dari segi kualitas maupun kuantitas hal itu akan memudahkan para atlet untuk meningkatkan performanya. Di era otonomi daerah seperti sekarang ini pemerintah daerah mempunyai kewenangan yang lebih besar dalam membuat dan menerapkan segala kebijakannya. Tak terkecuali kebijakan yang dibidang keolahragaan. Kebijakan dibidang keolahragaan bisa mengenai pembinaan olahraga prestasi maupun yang berkenaan dengan penyediaan sarana prasarana olahraganya. Hal itu dimaksudkan agar olahraga yang menjadi ciri khas dari suatu daerah tersebut dapat bersaing ditingkat nasional maupun internasional. Dengan keikutsertaannya dalam pertandingan olahraga ditingkat nasional dan terlebih lagi apabila atlet yang dikirimkan tersebut dapat menyumbangkan prestasi yang gemilang dalam hal ini dapat menyumbangkan medali emas maka nama daerah dari atlet tersebut akan terangkat sehingga pemerintah pusatpun akan melirik daerah tersebut sebagai sebuah potensi guna mendapatkan bibit atlet yang dapat dijadikan atlet nasional dan dapat mewakili negara dipentas olahraga antar bangsa. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2007, telah dijelaskan bahwa standarisasi nasional keolahragaan bertujuan untuk menjamin mutu penyelenggaraan sistem keolahragaan nasional melalui pencapaian standar nasional keolahragaan. Lingkup standar nasional Keolahragaan, meliputi; (1). Standar Kompetensi Tenaga Keolahragaan, (2). Standar isi Program Penataran/ Pelatihan Tenaga Keolahragaan, (3). Standar Sarana dan Prasarana Olahraga, (4). Standar Pengelolaan Organisasi Keolahragaan, (5). Standar Penyelenggaraan Keolahragaan, dan (6). Standar Pelayanan Minimal Keolahragaan. (PP No. 16 tahun 2007, Pasal 84 dan 85 dalam Kristiyanto, 2012: 22). Dari Peraturan Pemerintah di atas jelas bahwa lingkup standar nasional keolahragaan berkaitan dengan standar sarana prasarana olahraga. Kenapa sarana prasarana olahraga dianggap penting dan merupakan salah satu modal utama dalam melakukan kegiatan olahraga terutama olahraga prestasi, hal itu dikarenakan dengan memiliki sarana prasarana olahraga yang baik para atlet akan lebih bergairah dalam melakukan latihan olahraga sehingga program latihan yang dijalankan dapat dilakasanakan sebagaimana mestinya. Berawal dari berbagai literatur buku yang telah dibaca oleh peneliti, peneliti merasa tertarik untuk meneliti lingkup standar keolahragaan yaitu berkenaan dengan

4 pembinaan dan sarana prasarana olahraga prestasi yang merupakan sarana utama dalam pembangunan olahraga prestasi. Kedua hal ini saling berkaitan dan merupakan modal utama dalam meningkatkan prestasi olahraga dikarenakan dengan keselarasan kebijakan pemerintah dalam kedua hal ini prestasi yang tinggi dalam bidang olahraga dapat diraih. Berdasarkan observasi awal yang dilakukan peneliti, pembinaan dan kondisi sarana prasarana olahraga prestasi di Kabupaten Pacitan saat ini belum dapat mengakomodasi semua cabang olahraga prestasi yang ada di Kabupaten Pacitan, hal ini mengakibatkan perkembangan olahraga prestasi di Kabupaten Pacitan terhambat dan menjadi permasalahan tersendiri yang harus diselesaikan. Hal ini juga diperkuat dengan setiap kali diadakan perhelatan olahraga antar kabupaten atau PORPROV Kabupaten Pacitan selalu menempati urutan tengah dalam perolehan medali. Peneliti berpikir bahwa permasalahan tersebut erat kaitannya dengan tanggung jawab pemerintah daerah dalam mengambil kebijakan tentang pembangunan olahraga di Kabupaten Pacitan terutama mengenai kebijakan pembinaan dan penyediaan sarana prasarana olahraga prestasi. Peneliti berusaha mendiskripsikan bentuk kebijakan pemerintah tentang pembinaan dan penyediaan sarana prasarana olahraga prestasi serta mengungkap apakah kebijakan tersebut sudah ada dan dijalankan dengan baik atau tidak terlaksana dan adanya kesalahan dalam usaha untuk mengimplementasikan kebijakan tersebut. Pemerintah berperan dalam mendukung terselenggaranya kegiatan keolahragaan sesuai dengan apa yang tercantum dalam Undang-Undang Sistem Keolahragaan Nasional nomor 3 tahun 2005 Bab V Pasal 12-16. Terselenggaranya tata kelola pemerintahan yang baik merupakan prasyarat bagi pemerintah dalam mewujudkan setiap aspirasi masyarakat untuk mencapai tujuan bernegara sebagaimana tercantum dalam UUD 1945. Dalam rangka itu, diperlukan pengembangan dan penerapan system pemerintahan yang tepat, jelas, transparan, legitimate, sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung secara berdayaguna, berhasilguna, dan bertanggung jawab. Kemampuan pemerintah daerah dalam melakukan pembinaan olahraga prestasi serta menyediakan sarana prasarana olahraga harus diimbangi pula dengan kesadaran masyarakat dalam bentuk partisipasi aktif mengembangkan olahraga prestasi serta merawat dan menjaga sarana prasarana olahraga yang dimiliki dan digunakan sesuai fungsinya.

5 Kabupaten Pacitan merupakan daerah perbatasan antara Propinsi Jawa Timur dengan Jawa Tengah yang paling barat. Dan sebelah selatan dari Kabupaten Pacitan berbatasan langsung dengan Samudera Hindia. Dulu belum banyak yang belum mengenal Kabupaten Pacitan. Akan tetapi semenjak pemerintahan mantan Presiden SBY lambat laun Kabupaten Pacitan mulai dikenal oleh masyarakat luas hal ini dikarenakan mantan Presiden SBY merupakan putra asli dari Kabupaten Pacitan yang berhasil menjadi seorang kepala Negara. Bukan hanya itu saja yang menjadikan Kabupaten Pacitan dikenal masyarakat luas akan tetapi juga dari keindahan alamnya dengan banyaknya pantai dan goa yang indah menjadi daya tarik tersendiri. Akan tetapi dari itu semua mungkin masyarakat juga sudah tahu jika putra terbaik Pacitan pernah mencatatkan namanya dalam bidang olahraga sebut saja Veleg Dany Ristan Krisnawan dan Novia Indriyanti yang menjadi pemain tim nasional bola voli. Kurang dukungan dari pemerintah melalui kebijakan pembinaan dan penyediaan sarana prasarana olahraga prestasi sering kali menjadi kendala dalam peningkatan prestasi olahraga. Hal itu di tandai dengan banyaknya putra daerah yang berprestasi dalam bidang olahraga memilih untuk meninggalkan derahnya dan mengadu nasib ke daerah lain agar prestasi olahraganya dapat berkembang. Hal inilah yang mengakibatkan Kabupaten Pacitan kekurangan atlet daerah yang berprestasi. Sehingga perlu ada perbaikan maupun penerapan suatu kebijakan dari pemerintah agar dapat menjaga para atletnya tidak keluar dari daerah tersebut. Hal tersebut dapat dilakukan dengan membuat kebijakan serta menerapkan kebijakan mengenai pembinaan dan penyediaan sarana dan prasarana olahraga prestasi sebagaimana mestinya. Dalam mengimplementasikan sebuah kebijakan tentunya melewati berbagai macam prosedur antara lain dengan adanya sebuah perencanaan yang matang dan mekanisme dalam pelaksanaannya yang dalam hal ini adalah pembinaan dan penyediaan sarana prasarana olahraga di Kabupaten Pacitan. Sebuah perencanaan yang baik belum dapat dilaksanakan dengan baik pula jika mekanisme kerjanya tidak diatur dengan sedemikian rupa. Jika kedua hal tersebut bisa diimplementasikan dengan baik maka harapannya adalah tersedianya pembinaan dan sarana prasarana olahraga yang sesuai dengan standar. Tidak hanya hal diatas, peneliti juga berusaha untuk mengetahui bagaimana pembinaan olahraga prestasi yang meliputi pemassalan olahraga, pembibitan atlet, dan

6 pembinaan prestasi atlet, serta pemanfaatan sarana prasarana olahraga yang sudah tersedia di Kabupaten Pacitan dan mengupas bagaimana bentuk pengelolaan sarana dan prasarana tersebut. Diharapkan bahwa sarana dan prasarana olahraga yang sudah tersedia dapat dimanfaatkan dengan tepat dan dikelola oleh pihak yang tepat pula sehingga sarana dan prasarana olahraga tersebut benar-benar menunjang peningkatan prestasi olahraga atlet di Kabupaten Pacitan. Tersedianya sarana dan prasarana olahraga prestasi yang memenuhi standar kelayakan baik kuantitas maupun kualitasnya sangat mempengaruhi program pembinaan olahraga yang mana antara sarana dan prasarana olahraga serta pembinaan olahraga terdapat mata rantai yang tak boleh terputus untuk mencapai sebuah kemajuan di bidang olahraga. Pembinaan olahraga yang baik adalah pembinaan olahraga yang berintegrasi dan sebuah proses yang saling berkelanjutan baik itu diusia dini, remaja, dan dewasa, untuk itulah diperlukan sebuah sarana dan prasarana olahraga yang baik agar dapat memberikan prestasi olahraga yang maksimal sehingga dapat mengangkat derajat dan martabat Kabupaten Pacitan dikancah provinsi maupun nasional. Oleh karena itu diperlukan sebuah penelitian yang dapat memberikan gambaran umum tentang pelaksanaan kebijakan pemerintah mengenai proses pembinaan dan penyediaan sarana prasarana olahraga prestasi di Kabupaten Pacitan. Bagaimana kebijakan pemerintah dalam hal pembinaan olahraga prestasi yang meliputi pemassalan, pembibitan, dan pembinaan prestasi, serta perencanaan, ketersediaan, pemanfaatan, dan pengelolaan sarana prasarana perlu dikaji secara lebih mendalam. Berdasarkan uraian diatas maka penulis mengambil judul Kebijakan Pemerintah Tentang Pembinaan dan Penyediaan Sarana Prasarana Olahraga Prestasi di Kabupaten Pacitan. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana kebijakan dan implementasi kebijakan Pemda mengenai pemassalan olahraga prestasi di Kabupaten Pacitan? 2. Bagaimana kebijakan dan implementasi kebijakan Pemda mengenai pembibitan atlet olahraga prestasi di Kabupaten Pacitan?

7 3. Bagaimana kebijakan dan implementasi kebijakan Pemda mengenai pembinaan prestasi atlet olahraga prestasi di Kabupaten Pacitan? 4. Bagaimana kebijakan dan implementasi kebijakan Pemda mengenai perencanaan penyediaan sarana prasarana olahraga prestasi di Kabupaten Pacitan? 5. Bagaimana kebijakan dan implementasi kebijakan Pemda mengenai ketersediaan sarana prasarana olahraga prestasi di Kabupaten Pacitan? 6. Bagaimana kebijakan dan implementasi kebijakan Pemda mengenai pemanfaatan sarana prasarana olahraga prestasi di Kabupaten Pacitan? 7. Bagaimana kebijakan dan implementasi kebijakan Pemda mengenai pengelolaan sarana prasarana olahraga prestasi di Kabupaten Pacitan? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan di atas maka diadakan penelitian yang bertujuan untuk: 1. Mengetahui kebijakan dan implementasi kebijakan Pemda mengenai pemassalan olahraga prestasi di Kabupaten Pacitan. 2. Mengetahui kebijakan dan implementasi kebijakan Pemda mengenai pembibitan atlet olahraga prestasi di Kabupaten Pacitan. 3. Mengetahui kebijakan dan implementasi kebijakan Pemda mengenai pembinaan prestasi atlet di Kabupaten Pacitan. 4. Mengetahui kebijakan dan implementasi kebijakan Pemda mengenai perencanaan penyediaan sarana prasarana olahraga prestasi di Kabupaten Pacitan. 5. Mengetahui kebijakan dan implementasi kebijakan Pemda mengenai ketersediaan sarana prasarana olahraga prestasi di Kabupaten Pacitan. 6. Mengetahui kebijakan dan implementasi kebijakan Pemda mengenai pemanfaatan sarana prasarana olahraga prestasi di Kabupaten Pacitan. 7. Mengetahui kebijakan dan implementasi kebijakan Pemda mengenai pengelolaan sarana prasarana olahraga prestasi di Kabupaten Pacitan.

8 D. Manfaat Penelitian Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini sebagai berikut: 1. Sebagai referensi untuk menentukan kebijakan dalam meningkatkan perkembangan olahraga prestasi di Kabupaten Pacitan. 2. Sebagai wawasan mengenai perkembangan olahraga serta pembinaan dan ketersediaan sarana prasarana olahraga prestasi di Kabupaten Pacitan. 3. Penelitian ini menjadi salah satu aksi penulis untuk turut andil dalam pengembangan dan pembangunan olahraga prestasi di Kabupaten Pacitan.