V. GAMBARAN UMUM. 5.1 Gambaran Umum Mengenai Pasar Modal Indonesia. Bursa Efek merupakan lembaga yang menyelenggarakan kegiatan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II DESKRIPSI INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN. Secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka.

Industri Pasar Modal di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. masalah yang berkaitan dengan lingkungan, khususnya masalah yang

Daftar Tanya Jawab Permintaan Pengajuan Konsep Proyek TFCA Kalimantan Siklus I 2013

Kesepakatan Debt-for-Nature Swap AS-RI. Sisa Pembayaran Utang RI ke AS Tahun 1970-an Dialihkan untuk Membiayai Konservasi Hutan Sumatera

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN. hindia belanda untuk kepentingan pemerintah colonial atau VOC.

P A S A R M O D A L (Capital Market)

I. PENDAHULUAN. Keberadaan pasar modal dalam hal ini Bursa Efek Indonesi (BEI) memberikan

Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan

ANALISIS PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN KEUANGAN GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA ( BEI )

BAB II PERUSAHAAN GO PUBLIC DI INDONESIA. menjadikan perusahaannya sebagai salah satu perusahaan go public akan

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN. Kegiatan jual beli saham dan obligasi dimulai pada abad-19. Menurut

Shared Resources Joint Solutions

I. PENDAHULUAN. seiring dengan pemerataan pendapatan dan pemerataan hasil pembangunan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Terhadap Pasar Modal Indonesia. Pada zaman penjajahan Belanda telah ada badan yang bernama Vereneging

BAB II DESKRIPSI IHSG

BAB I PENDAHULUAN. transparan. Oleh karena itu, baik perusahaan publik maupun tertutup harus memandang good

RENCANA STRATEGIS

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 73 TAHUN 2012 TENTANG STRATEGI NASIONAL PENGELOLAAN EKOSISTEM MANGROVE

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Singkat Bank Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. karena pendanaan melakukan usaha dalam mendapatkan dana. Dana untuk sebuah

- 2 - MEMUTUSKAN. 12. Kemitraan.../3 AZIZ/2016/PERATURAN/KEMITRAAN DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 73 TAHUN 2012 TENTANG STRATEGI NASIONAL PENGELOLAAN EKOSISTEM MANGROVE DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN. yang menghitung indeks harga rata rata saham untuk jenis saham saham yang

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

BERITA NEGARA. KEMEN-LHK. Perlindungan. Pengelolaan. LHK. Peran. Masyarakat. Pelaku Usaha. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LSM

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 73 TAHUN 2012 TENTANG STRATEGI NASIONAL PENGELOLAAN EKOSISTEM MANGROVE DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG

PENUNJUK UNDANG-UNDANG PENANAMAN MODAL

for-nature and Development Swaps: Peluang Penerapannya di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. transaksi antara pihak-pihak pencari dana (emiten) dengan pihak yang kelebihan

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan investasi di Indonesia saat ini mengalami perkembangan yang

Materi 2 Pengertian dan Instrumen Pasar Modal. Prof. Dr. DEDEN MULYANA, SE. M.Si.

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.01/MENHUT-II/2004 TAHUN 2004 TENTANG

LAPORAN PENGELOLAAN PINJAMAN DAN HIBAH

Kebijakan Corporate Governance. PT. Persero Batam. Tim GCG PT. Persero Batam Hal : 1 of 9

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya pasar uang (money market) dan pasar modal (capital market)

BAB I PENDAHULUAN. industri perbankan terjadi pada tahun 1988 dengan dikeluarkannya Paket 27

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistem (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 49,

BAB I PENDAHULUAN. Hanya dengan menjadikan ini kepedulian dan upaya bersama, sumberdaya. calon pengambil keputusan di masa mendatang.

Analisis Keuangan Taman Nasional di Indonesia:

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ditengah perkembangan ekonomi yang semakin meningkat, hampir

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 65 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN DI ACEH

BAB I PENDAHULUAN. revolusi industri (akuntansi konvensional) menyebabkan pelaporan akuntansi

AN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21/PERMEN-KP/2015 TENTANG KEMITRAAN PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN

BUPATI WONOGIRI PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN WONOGIRI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility (CSR)).

BAB 1 PENDAHULUAN. Didirikannya sebuah perusahaan memiliki tujuan yang jelas yang terdiri dari:

I. PENDAHULUAN. jangka menengah dan dan jangka panjang. Bertemunya pihak yang memerlukan modal

PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK PT SURYA CITRA MEDIA Tbk

IV. GAMBARAN UMUM. Kota Bandar Lampung sebagai pusat perdagangan, industri, dan pariwisata.

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENANAMAN MODAL DI PROVINSI JAWA TENGAH

BAB 1 PENDAHULUAN. informasi mengenai investasi dan deregulasi pemerintah sehingga meningkatkan

PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. Lainnya: Keterbukaan Informasi - PGN Raih Platinum Award - LACP's AR Competition 2011 Vision Award

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN

WALIKOTA SEMARANG PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG

BAB VIII RANCANGAN PROGRAM STRATEGIS

BAB I PENDAHULUAN. kelola perusahaan yang baik dikenal dengan istilah Good Corporate Governance

2015, No Kementerian sebagaimana telah tujuh kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2013; 4. Peraturan Kepala Arsip Nasi

PEDOMAN UMUM PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI KEHUTANAN BAB I PENDAHULUAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

I. PENDAHULUAN. mempunyai surplus tabungan (saving surplus unit) kepada unit ekonomi yang mempunyai

PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sarana untuk melakukan investasi adalah pasar modal. Pasar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. di masa yang akan datang (Tandelilin, 2000). Kegiatan investasi adalah

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 33 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN EKOWISATA DI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. di sekitarnya sehingga bisa mendorong perusahaan untuk lebih menyadari

BUPATI BONDOWOSO PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAMBI NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG JASA LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAMBI,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal Indonesia merupakan salah satu wadah berinvestasi yang baru

BAB II DESKRIPSI BURSA EFEK INDONEASIA

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 18/MEN/2007 TENTANG

BAB IV VISI DAN MISI DAERAH 4.1 VISI KABUPATEN BENGKULU TENGAH

BUPATI PASER PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pasar modal dipandang sebagai salah satu sarana efektif untuk

KEBIJAKAN DAN PROSEDUR PENYALURAN HIBAH

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan sangat pesat. Pasar modal merupakan. yang bersangkutan (Ang,1997). Pasar Modal memiliki peran penting

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.29/Menhut-II/2013 TENTANG PEDOMAN PENDAMPINGAN KEGIATAN PEMBANGUNAN KEHUTANAN

I. PENDAHULUAN. Reksa Dana, yang merupakan salah satu instrumen alternatif berinvestasi di pasar

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. ini dikarenakan dengan Gross Domestic Product (GDP) Indonesia yang terus

I. PENDAHULUAN. Setiap orang dihadapkan pada berbagai pilihan dalam menentukan proporsi dana

WALIKOTA KENDARI PERATURAN DAERAH KOTA KENDARI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

Pedoman Tata Kelola Perusahaan PT Nusa Raya Cipta Tbk PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

I. PENDAHULUAN. tentang Pasar Modal, maka mulailah bermunculan instumen investasi bernama

Anggaran Dasar. Konsil Lembaga Swadaya Masyarakat Indonesia [INDONESIAN NGO COUNCIL) MUKADIMAH

kolonial Belanda. Perdagangan efek dimulai pada tanggal 14 Desember obligasi perusahaan perkebunan Belanda yang beroperasi di Indonesia,

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan pemiliknya atau pemegang saham, serta

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

Transkripsi:

V. GAMBARAN UMUM 5.1 Gambaran Umum Mengenai Pasar Modal Indonesia Bursa Efek merupakan lembaga yang menyelenggarakan kegiatan sekuritas di Indonesia. Dahulu terdapat dua bursa efek di Indonesia, yaitu Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya. Bursa Efek Jakarta didirikan oleh pemodal Belanda pada tanggal 14 Desember 1912 dengan nama Vereneging Voor de Effectenhandel dengan tujuan untuk menghimpun dana guna menunjang ekspansi usaha perkebunan milik orang-orang Belanda di Indonesia. Perkembangan pasar modal di Indonesia pada waktu itu cukup menggembirakan sehingga pemerintah Kolonial Belanda terdorong untuk membuka bursa efek di kota lain, yaitu di Surabaya pada tanggal 11 Januari 1925 dan di Semarang pada tanggal 1 Agustus 1925. Namun karena gejolak politik yang terjadi di negara-negara Eropa yang mempengaruhi perdagangan efek di Indonesia, bursa efek di Surabaya dan Semarang ditutup, dan perdagangan efek dipusatkan di Jakarta. Karena Perang Dunia II pada akhirnya Bursa Efek Jakarta ditutup pada tanggal 10 Mei 1940. Dengan penutupan ketiga bursa efek tersebut maka kegiatan perdagangan efek di Indonesia terhenti dan baru diaktifkan kembali pada tanggal 10 Agustus 1977. Sejak diaktifkannya kembali pasar modal pada tahun 1977, pemerintah melakukan serangkaian kebijakan dan deregulasi yang mendorong perkembangan pasar modal. Perkembangan pasar modal di Indonesia semakin pesat sejak diterapkannya Paket Desember 1987 (Pakdes '87) dan Paket Oktober 1988 (Pakto '88), yang tercermin dengan peningkatan gairah pelaku bisnis di pasar modal Indonesia. Secara umum isi Pakdes '87 dan Pakto '88 adalah : 1) dikenakannya 36

pajak sebesar 15 % atas bunga deposito dan 2) diijinkannya pemodal asing untuk membeli saham-saham yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan penggabungan antara Bursa Efek Jakarta dengan Bursa Efek Surabaya pada tanggal 1 Desember 2007. Penggabungan tersebut diikuti dengan kehadiran entitas baru yang mencerminkan kepentingan pasar modal secara nasional yaitu Bursa Efek Indonesia (Indonesia Stock Exchange). BEI memfasilitasi perdagangan saham (equity), surat utang (fixed income), maupun perdagangan derivatif (derivative instruments). Hadirnya bursa tunggal ini diharapkan akan meningkatkan efisiensi industri pasar modal di Indonesia dan menambah daya tarik untuk berinvestasi. Saat ini Bursa Efek Indonesia dipimpin oleh Ito Warsito sebagai Presiden Direktur, sementara I Nyoman Tjager menjabat sebagai Presiden Komisaris. Pada penelitian ini yang dijadikan objek penelitian adalah Indeks SRI-KEHATI. 5.2 Sejarah Yayasan KEHATI Yayasan KEHATI didirikan di Jakarta pada tanggal 12 Januari 1994 sebagai yayasan penyandang dana nirlaba yang mendukung pelestarian dan pemanfaatan keanekaragaman hayati berkelanjutan. Yayasan KEHATI memiliki akte anggaran dasar yang telah mendapatkan pengesahan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM) sebagai Badan Hukum Yayasan sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 28 tahun 2004 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 16 tahun 2001 tentang Yayasan. Lembaga ini juga terdaftar di Amerika Serikat sebagai Yayasan Pemberi Hibah untuk kegiatan konservasi keanekaragaman hayati di Indonesia. 37

Tahap awal kerja, Yayasan KEHATI mendapat kepercayaan mengelola Dana Abadi (endowment fund) sebesar 16,5 juta Dollar Amerika melalui sebuah perjanjian kerjasama antara KEHATI dan USAID (United States Agency for International Development) yang ditandatangani pada tahun 1995 untuk jangka waktu 10 tahun. Sejak tahun 2006, Yayasan KEHATI dipercaya mengelola dana tersebut sebagai Dana Abadi yayasan untuk mendukung sumberdaya dan memfasilitasi kegiatan berbagai organisasi dan komponen masyarakat madani, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM), lembaga penelitian, pendidikan dan pelatihan. Perkembangan selanjutnya, pada pertengahan 2009, Yayasan KEHATI bersama Pemerintah Amerika Serikat, Pemerintah Indonesia (melalui Kementerian Keuangan dan Kementerian Kehutanan), dan Conservation International (CI), meluncurkan program pertukaran utang dengan pelestarian alam (Debt for Nature Swap-DNS) melalui program Tropical Forest Conservation Act (TFCA). 5.2.1 Visi dan Misi KEHATI Visi Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (KEHATI) adalah terwujudnya pelestarian dan pemanfaatan keanekaragaman hayati secara adil dan berkelanjutan bagi keberdayaan dan kesejahteraan masyarakat, serta kualitas hidup yang setinggi-tingginya. Misi Yayasan KEHATI adalah mewujudkan kondisi keanekaragaman hayati yang lestari melalui penggalangan dan pengelolaan sumberdaya bagi upaya-upaya pemberdayaan masyarakat, advokasi kebijakan publik, pembelajaran bersama serta mobilisasi dukungan dan partisipasi para pihak. 38

5.2.2 Nilai-Nilai Dasar Organisasi Nilai-nilai dasar organisasi menjadi pijakan moral bagi pencapaian visi dan misi KEHATI. Nilai-nilai dasar tersebut bersumber dari pengakuan pada Piagam Bumi (Earth Charter), yang memandang bahwa pelestarian lingkungan, hak asasi manusia, pembangunan manusia yang berkeadilan dan perdamaian adalah saling terkait dan tidak terpisahkan. Nilai-nilai dasar yang menjadi pijakan pencapaian misi KEHATI adalah : 1) Keanekaragaman, meyakini bahwa keanekaragaman hayati dan kehidupan di dalamnya menjamin keberlangsungan kehidupan di bumi. 2) Keberlanjutan, menjunjung tinggi prinsip-prinsip pembangunan yang berkelanjutan dengan mengedepankan wawasan yang holistik dan berjangka panjang melalui pendekatan yang menyeluruh dan terpadu. 3) Keadilan, meyakini bahwa kehidupan yang adil merupakan cita-cita bagi semua manusia tanpa pengecualian, termasuk golongan masyarakat dan daerah, antar wilayah, dan antar generasi. 4) Kemandirian, mengutamakan kemampuan dan keswadayaan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan sendiri. Mencegah kondisi ketergantungan pada pihak luar dengan mengembangkan kemandirian dalam mengelola sumberdaya, mengambil keputusan, dan penyelesaian masalah. 5) Kepedulian, menunjukkan rasa peduli dan memihak pada nilai-nilai kemanusiaan dan kehidupan. KEHATI memiliki kepedulian terhadap semua makhluk hidup, keutuhan ekologi dan kelestarian alam, kelompok masyarakat miskin dan rentan, serta kepada hak-hak dan kearifan masyarakat adat maupun lokal. 39

6) Kepercayaan, menganggap kepercayaan sebagai modal yang paling menentukan dalam membangun kerjasama dan kemitraan. 7) Bertanggung Jawab dan Bertanggung Gugat, menumbuhkan sikap jujur, terbuka, dan bertanggung jawab kepada komunitas, publik dan generasi yang akan datang. Mendorong good governance dengan perangkat sistem yang menjamin transparansi dan akuntabilitas kepada publik dan para pemangku kepentingan. 5.3 Struktur Organisasi Yayasan KEHATI Struktur organisasi yang dilaksanakan oleh Yayasan KEHATI berbentuk fungsional yaitu organisasi yang berdasarkan pembagian tugas serta kegiatan yang spesifik yang dimiliki oleh para anggotanya. Struktur tersebut dirancang untuk merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan, dan mengevaluasi segala kegiatan lembaga yang bersangkutan sehingga tujuan dapat dicapai dengan efektif dan efisien. Yayasan KEHATI memiliki Dewan Pembina dan Dewan Pengurus yang akan mengawasi jalannya kegiatan seperti yang terdapat pada Lampiran 1. Direktur Eksekutif Yayasan KEHATI per Desember 2009 dijabat oleh Muhammad S. Sembiring. Dalam kepengurusannya, Yayasan KEHATI dibagi menjadi beberapa bagian, yakni : 1) Direktorat Pelestarian dan Pemanfaatan Keanekaragaman Hayati yang terdiri dari beberapa divisi yaitu Program Ekosistem Agro, Program Ekosistem Hutan, dan Program Ekosistem Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil; 2) Direktorat Komunikasi dan Penggalangan Sumberdaya yang terdiri dari beberapa divisi yaitu Penggalangan Sumberdaya, Program Komunikasi dan Pendidikan, Program Pengelolaan Pengetahuan; 3) Direktorat Keuangan dan Administrasi dibantu oleh Spesialisasi Investasi dan Administrasi 40

Investasi. Pada bagian Keuangan dan Administrasi terdiri dari beberapa divisi yaitu, Bagian Sumberdaya Manusia dan Administrasi Umum, Keuangan, Administrasi. 5.4 Sejarah Singkat Indeks SRI-KEHATI Demi merangkul dan menciptakan wadah bagi dunia usaha agar dapat turut serta pada upaya konservasi keanekaragaman hayati dan pembangunan berkelanjutan, KEHATI menginisiasikan Sustainable and Responsible Investment Index (SRI), yaitu suatu indeks harga saham yang dapat menjadi pedoman atau informasi bagi investor yang memiliki sensitivitas terhadap kepedulian sosial khususnya pada bidang pelestarian lingkungan dan pembangunan berkelanjutan untuk menginvestasikan modalnya kepada perusahaan yang lebih bertanggung jawab. Adapun tujuan dari indeks SRI-KEHATI adalah untuk mendorong investor agar menginvestasikan dananya kepada usaha-usaha keberlanjutan yang memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap lingkungan hidup, sosial, dan tata kelola perusahaan yang baik. Dalam pengembangan indeks SRI-KEHATI bekerjasama dengan PT Mega Capital Indonesia. 5.5 Karakteristik Responden Karakteristik responden dalam penelitian adalah orang-orang yang dipilih secara benar karena responden tersebut mengetahui dengan pasti kondisi indeks SRI-KEHATI yaitu karyawan yang bekerja pada divisi administrasi investasi. Pemilihan responden yang ditentukan ini berdasarkan teknik snowball random sampling. Selain dari pihak Yayasan KEHATI, responden juga diwakili dari pemerintahan yaitu Kementerian Lingkungan Hidup bagian Insentif Pendanaan Lingkungan serta Bapepam-LK bagian Biro Transaksi dan Lembaga Efek. 41