V. GAMBARAN UMUM 5.1 Gambaran Umum Mengenai Pasar Modal Indonesia Bursa Efek merupakan lembaga yang menyelenggarakan kegiatan sekuritas di Indonesia. Dahulu terdapat dua bursa efek di Indonesia, yaitu Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya. Bursa Efek Jakarta didirikan oleh pemodal Belanda pada tanggal 14 Desember 1912 dengan nama Vereneging Voor de Effectenhandel dengan tujuan untuk menghimpun dana guna menunjang ekspansi usaha perkebunan milik orang-orang Belanda di Indonesia. Perkembangan pasar modal di Indonesia pada waktu itu cukup menggembirakan sehingga pemerintah Kolonial Belanda terdorong untuk membuka bursa efek di kota lain, yaitu di Surabaya pada tanggal 11 Januari 1925 dan di Semarang pada tanggal 1 Agustus 1925. Namun karena gejolak politik yang terjadi di negara-negara Eropa yang mempengaruhi perdagangan efek di Indonesia, bursa efek di Surabaya dan Semarang ditutup, dan perdagangan efek dipusatkan di Jakarta. Karena Perang Dunia II pada akhirnya Bursa Efek Jakarta ditutup pada tanggal 10 Mei 1940. Dengan penutupan ketiga bursa efek tersebut maka kegiatan perdagangan efek di Indonesia terhenti dan baru diaktifkan kembali pada tanggal 10 Agustus 1977. Sejak diaktifkannya kembali pasar modal pada tahun 1977, pemerintah melakukan serangkaian kebijakan dan deregulasi yang mendorong perkembangan pasar modal. Perkembangan pasar modal di Indonesia semakin pesat sejak diterapkannya Paket Desember 1987 (Pakdes '87) dan Paket Oktober 1988 (Pakto '88), yang tercermin dengan peningkatan gairah pelaku bisnis di pasar modal Indonesia. Secara umum isi Pakdes '87 dan Pakto '88 adalah : 1) dikenakannya 36
pajak sebesar 15 % atas bunga deposito dan 2) diijinkannya pemodal asing untuk membeli saham-saham yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan penggabungan antara Bursa Efek Jakarta dengan Bursa Efek Surabaya pada tanggal 1 Desember 2007. Penggabungan tersebut diikuti dengan kehadiran entitas baru yang mencerminkan kepentingan pasar modal secara nasional yaitu Bursa Efek Indonesia (Indonesia Stock Exchange). BEI memfasilitasi perdagangan saham (equity), surat utang (fixed income), maupun perdagangan derivatif (derivative instruments). Hadirnya bursa tunggal ini diharapkan akan meningkatkan efisiensi industri pasar modal di Indonesia dan menambah daya tarik untuk berinvestasi. Saat ini Bursa Efek Indonesia dipimpin oleh Ito Warsito sebagai Presiden Direktur, sementara I Nyoman Tjager menjabat sebagai Presiden Komisaris. Pada penelitian ini yang dijadikan objek penelitian adalah Indeks SRI-KEHATI. 5.2 Sejarah Yayasan KEHATI Yayasan KEHATI didirikan di Jakarta pada tanggal 12 Januari 1994 sebagai yayasan penyandang dana nirlaba yang mendukung pelestarian dan pemanfaatan keanekaragaman hayati berkelanjutan. Yayasan KEHATI memiliki akte anggaran dasar yang telah mendapatkan pengesahan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM) sebagai Badan Hukum Yayasan sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 28 tahun 2004 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 16 tahun 2001 tentang Yayasan. Lembaga ini juga terdaftar di Amerika Serikat sebagai Yayasan Pemberi Hibah untuk kegiatan konservasi keanekaragaman hayati di Indonesia. 37
Tahap awal kerja, Yayasan KEHATI mendapat kepercayaan mengelola Dana Abadi (endowment fund) sebesar 16,5 juta Dollar Amerika melalui sebuah perjanjian kerjasama antara KEHATI dan USAID (United States Agency for International Development) yang ditandatangani pada tahun 1995 untuk jangka waktu 10 tahun. Sejak tahun 2006, Yayasan KEHATI dipercaya mengelola dana tersebut sebagai Dana Abadi yayasan untuk mendukung sumberdaya dan memfasilitasi kegiatan berbagai organisasi dan komponen masyarakat madani, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM), lembaga penelitian, pendidikan dan pelatihan. Perkembangan selanjutnya, pada pertengahan 2009, Yayasan KEHATI bersama Pemerintah Amerika Serikat, Pemerintah Indonesia (melalui Kementerian Keuangan dan Kementerian Kehutanan), dan Conservation International (CI), meluncurkan program pertukaran utang dengan pelestarian alam (Debt for Nature Swap-DNS) melalui program Tropical Forest Conservation Act (TFCA). 5.2.1 Visi dan Misi KEHATI Visi Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (KEHATI) adalah terwujudnya pelestarian dan pemanfaatan keanekaragaman hayati secara adil dan berkelanjutan bagi keberdayaan dan kesejahteraan masyarakat, serta kualitas hidup yang setinggi-tingginya. Misi Yayasan KEHATI adalah mewujudkan kondisi keanekaragaman hayati yang lestari melalui penggalangan dan pengelolaan sumberdaya bagi upaya-upaya pemberdayaan masyarakat, advokasi kebijakan publik, pembelajaran bersama serta mobilisasi dukungan dan partisipasi para pihak. 38
5.2.2 Nilai-Nilai Dasar Organisasi Nilai-nilai dasar organisasi menjadi pijakan moral bagi pencapaian visi dan misi KEHATI. Nilai-nilai dasar tersebut bersumber dari pengakuan pada Piagam Bumi (Earth Charter), yang memandang bahwa pelestarian lingkungan, hak asasi manusia, pembangunan manusia yang berkeadilan dan perdamaian adalah saling terkait dan tidak terpisahkan. Nilai-nilai dasar yang menjadi pijakan pencapaian misi KEHATI adalah : 1) Keanekaragaman, meyakini bahwa keanekaragaman hayati dan kehidupan di dalamnya menjamin keberlangsungan kehidupan di bumi. 2) Keberlanjutan, menjunjung tinggi prinsip-prinsip pembangunan yang berkelanjutan dengan mengedepankan wawasan yang holistik dan berjangka panjang melalui pendekatan yang menyeluruh dan terpadu. 3) Keadilan, meyakini bahwa kehidupan yang adil merupakan cita-cita bagi semua manusia tanpa pengecualian, termasuk golongan masyarakat dan daerah, antar wilayah, dan antar generasi. 4) Kemandirian, mengutamakan kemampuan dan keswadayaan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan sendiri. Mencegah kondisi ketergantungan pada pihak luar dengan mengembangkan kemandirian dalam mengelola sumberdaya, mengambil keputusan, dan penyelesaian masalah. 5) Kepedulian, menunjukkan rasa peduli dan memihak pada nilai-nilai kemanusiaan dan kehidupan. KEHATI memiliki kepedulian terhadap semua makhluk hidup, keutuhan ekologi dan kelestarian alam, kelompok masyarakat miskin dan rentan, serta kepada hak-hak dan kearifan masyarakat adat maupun lokal. 39
6) Kepercayaan, menganggap kepercayaan sebagai modal yang paling menentukan dalam membangun kerjasama dan kemitraan. 7) Bertanggung Jawab dan Bertanggung Gugat, menumbuhkan sikap jujur, terbuka, dan bertanggung jawab kepada komunitas, publik dan generasi yang akan datang. Mendorong good governance dengan perangkat sistem yang menjamin transparansi dan akuntabilitas kepada publik dan para pemangku kepentingan. 5.3 Struktur Organisasi Yayasan KEHATI Struktur organisasi yang dilaksanakan oleh Yayasan KEHATI berbentuk fungsional yaitu organisasi yang berdasarkan pembagian tugas serta kegiatan yang spesifik yang dimiliki oleh para anggotanya. Struktur tersebut dirancang untuk merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan, dan mengevaluasi segala kegiatan lembaga yang bersangkutan sehingga tujuan dapat dicapai dengan efektif dan efisien. Yayasan KEHATI memiliki Dewan Pembina dan Dewan Pengurus yang akan mengawasi jalannya kegiatan seperti yang terdapat pada Lampiran 1. Direktur Eksekutif Yayasan KEHATI per Desember 2009 dijabat oleh Muhammad S. Sembiring. Dalam kepengurusannya, Yayasan KEHATI dibagi menjadi beberapa bagian, yakni : 1) Direktorat Pelestarian dan Pemanfaatan Keanekaragaman Hayati yang terdiri dari beberapa divisi yaitu Program Ekosistem Agro, Program Ekosistem Hutan, dan Program Ekosistem Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil; 2) Direktorat Komunikasi dan Penggalangan Sumberdaya yang terdiri dari beberapa divisi yaitu Penggalangan Sumberdaya, Program Komunikasi dan Pendidikan, Program Pengelolaan Pengetahuan; 3) Direktorat Keuangan dan Administrasi dibantu oleh Spesialisasi Investasi dan Administrasi 40
Investasi. Pada bagian Keuangan dan Administrasi terdiri dari beberapa divisi yaitu, Bagian Sumberdaya Manusia dan Administrasi Umum, Keuangan, Administrasi. 5.4 Sejarah Singkat Indeks SRI-KEHATI Demi merangkul dan menciptakan wadah bagi dunia usaha agar dapat turut serta pada upaya konservasi keanekaragaman hayati dan pembangunan berkelanjutan, KEHATI menginisiasikan Sustainable and Responsible Investment Index (SRI), yaitu suatu indeks harga saham yang dapat menjadi pedoman atau informasi bagi investor yang memiliki sensitivitas terhadap kepedulian sosial khususnya pada bidang pelestarian lingkungan dan pembangunan berkelanjutan untuk menginvestasikan modalnya kepada perusahaan yang lebih bertanggung jawab. Adapun tujuan dari indeks SRI-KEHATI adalah untuk mendorong investor agar menginvestasikan dananya kepada usaha-usaha keberlanjutan yang memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap lingkungan hidup, sosial, dan tata kelola perusahaan yang baik. Dalam pengembangan indeks SRI-KEHATI bekerjasama dengan PT Mega Capital Indonesia. 5.5 Karakteristik Responden Karakteristik responden dalam penelitian adalah orang-orang yang dipilih secara benar karena responden tersebut mengetahui dengan pasti kondisi indeks SRI-KEHATI yaitu karyawan yang bekerja pada divisi administrasi investasi. Pemilihan responden yang ditentukan ini berdasarkan teknik snowball random sampling. Selain dari pihak Yayasan KEHATI, responden juga diwakili dari pemerintahan yaitu Kementerian Lingkungan Hidup bagian Insentif Pendanaan Lingkungan serta Bapepam-LK bagian Biro Transaksi dan Lembaga Efek. 41