SITUASI LANSIA DI INDONESIA TAHUN 2017 STRUKTUR UMUR PENDUDUK INDONESIA TAHUN ,11 GAMBAR III. PRESENTASE PENDUDUK LANSIA DI INDONESIA TAHUN 2017

dokumen-dokumen yang mirip
AKSES PELAYANAN KESEHATAN. Website:

PEMBIAYAAN KESEHATAN. Website:

CEDERA. Website:

LAPORAN MINGGUAN DIREKTORAT PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN PERIODE 18 MEI 2018

INDEKS KEBAHAGIAAN KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2017

Propinsi Kelas 1 Kelas 2 Jumlah Sumut Sumbar Jambi Bengkulu Lampung

INDEKS TENDENSI KONSUMEN PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN I-2016 DAN PERKIRAAN TRIWULAN II-2016

FARMASI DAN PELAYANAN KESEHATAN TRADISIONAL. Website:

KESEHATAN REPRODUKSI. Website:

KESEHATAN ANAK. Website:

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

INDEKS TENDENSI KONSUMEN PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN III-2015 DAN PERKIRAAN TRIWULAN IV-2015

Kesehatan Gigi danmulut. Website:

WORKSHOP (MOBILITAS PESERTA DIDIK)

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN TERPADU PENANGGULANGAN KEMISKINAN

PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU

INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) PROVINSI PAPUA TRIWULAN IV-2016

STATUS GIZI. Website:

PEMETAAN DAN KAJIAN CEPAT

INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) PROVINSI PAPUA TRIWULAN I-2017

DESKRIPTIF STATISTIK PONDOK PESANTREN DAN MADRASAH DINIYAH

BADAN PUSAT STATISTIK

PENDATAAN KELUARGA TAHUN 2015

Disabilitas. Website:

INDEKS TENDENSI KONSUMEN PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN I-2017 DAN PERKIRAAN TRIWULAN II-2017

POTRET PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH (Indikator Makro)

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

INDONESIA Percentage below / above median

POTRET PENDIDIKAN PROVINSI SULAWESI BARAT (Indikator Makro)

GRAFIK KECENDERUNGAN CAKUPAN IBU HAMIL MENDAPAT 90 TABLET TAMBAH DARAH (Fe3) DI INDONESIA TAHUN

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. dr. Pattiselanno Roberth Johan, MARS NIP

INDEKS TENDENSI KONSUMEN PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN II-2017 DAN PERKIRAAN TRIWULAN III-2017

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

PANDUAN PENGGUNAAN Aplikasi SIM Persampahan

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

INDEKS TENDENSI KONSUMEN PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN II-2016 DAN PERKIRAAN TRIWULAN III-2016

INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) PROVINSI PAPUA TRIWULAN I-2016

INDEKS TENDENSI KONSUMEN PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN IV-2016 DAN PERKIRAAN TRIWULAN I-2017

Info Singkat Kemiskinan dan Penanggulangan Kemiskinan

KESEHATAN INDERA PENGLIHATAN PENDENGARAN. Website:

IPM KABUPATEN BANGKA: CAPAIAN DAN TANTANGAN PAN BUDI MARWOTO BAPPEDA BANGKA 2014

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

RISET KESEHATAN DASAR 2010 BLOK

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

PROFIL KONSUMSI MAKANAN INDIVIDU, KECUKUPAN ZAT GIZI DAN STATUS GIZI MASYARAKAT INDONESIA (ANALISIS DATA STUDI DIET TOTAL 2014)

PENYELENGGARAAN PROGRAM DI TINGKAT PROVINSI

KINERJA TATA KELOLA PROVINSI GORONTALO

4.01. Jumlah Lembaga Pada PTAIN dan PTAIS Tahun Akademik 2011/2012

KINERJA TATA KELOLA PROVINSI SULTENG

POTRET PENDIDIKAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU (Indikator Makro)

KINERJA TATA KELOLA PROVINSI PAPUA

INDEKS TENDENSI KONSUMEN PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN III-2016 DAN PERKIRAAN TRIWULAN IV-2016

KINERJA TATA KELOLA PROVINSI SUMATERA SELATAN

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. dr. Pattiselanno Roberth Johan, MARS NIP

KINERJA TATA KELOLA PROVINSI DIY

KINERJA TATA KELOLA PROVINSI JAWA TIMUR

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

EVIDENCE KAMPANYE GIZI SEIMBANG MEMASUKI 1000 HPK ( SDT- SKMI 2014)

KINERJA TATA KELOLA PROVINSI BENGKULU

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

INDEK KOMPETENSI SEKOLAH SMA/MA (Daya Serap UN Murni 2014)

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KINERJA TATA KELOLA PROVINSI ACEH

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KALIMANTAN TENGAH. 07 November 2016

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

PENGUATAN KEBIJAKAN SOSIAL DALAM RENCANA KERJA PEMERINTAH (RKP) 2011

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

Profil Keaksaraan: Hasil Sensus Penduduk 2010

POTRET KEMISKINAN DAN PENGANGGURAN DI PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

PENYAKIT MENULAR. Website:

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

NAMA, LOKASI, ESELONISASI, KEDUDUKAN, DAN WILAYAH KERJA

HASIL Ujian Nasional SMP - Sederajat. Tahun Ajaran 2013/2014

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

INDEKS TENDENSI BISNIS DAN INDEKS TENDENSI KONSUMEN TRIWULAN I-2015

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

PEMANTAUAN CAPAIAN PROGRAM & KEGIATAN KEMENKES TA 2015 OLEH: BIRO PERENCANAAN & ANGGARAN JAKARTA, 7 DESEMBER 2015

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

DESKRIPTIF STATISTIK RA/BA/TA DAN MADRASAH

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KINERJA TATA KELOLA PROVINSI PAPUA BARAT

INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) PROVINSI BENGKULU TRIWULAN IV TAHUN 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI PAPUA BULAN FEBRUARI 2014

KINERJA TATA KELOLA PROVINSI DKI JAKARTA

NAMA, LOKASI, ESELONISASI, KEDUDUKAN, DAN WILAYAH KERJA. No Nama UPT Lokasi Eselon Kedudukan Wilayah Kerja. Bandung II.b DITJEN BINA LATTAS

C UN MURNI Tahun

INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) PROVINSI BENGKULU TRIWULAN III TAHUN 2016 SEBESAR 109,22

Transkripsi:

SITUASI LANSIA DI INDONESIA TAHUN 2017 Besarnya jumlah penduduk lansia di Indonesia di masa depan membawa dampak positif maupun negatif. Berdampak positif, apabila penduduk lansia berada dalam keadaan sehat, aktif dan produktif. Disisi lain, besarnya jumlah penduduk lansia menjadi beban jika lansia memiliki masalah penurunan kesehatan yang berakibat pada peningkatan biaya pelayanan kesehatan, penurunan pendapatan/penghasilan, peningkatan disabilitas, tidak adanya dukungan sosial dan lingkungan yang tidak ramah terhadap penduduk lansia. Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2004, lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 (enam puluh) tahun ke atas. Komposisi penduduk tua bertambah dengan pesat baik di negara maju maupun negara berkembang, hal ini disebabkan oleh penurunan angka fertilitas (kelahiran) dan mortalitas (kematian), serta peningkatan angka harapan hidup (life expectancy), yang mengubah struktur penduduk secara keseluruhan. Proses terjadinya penuaan penduduk dipengaruhi oleh beberapa faktor, misalnya: peningkatan gizi, sanitasi, pelayanan kesehatan, hingga kemajuan tingkat pendidikan dan sosial ekonomi yang semakin baik. Secara global populasi lansia diprediksi terus mengalami peningkatan seper tampak pada gambar di bawah. Dari gambar juga menunjukkan bahwa baik secara global, Asia dan Indonesia dari tahun sudah memasuki era penduduk menua (ageing population) karena jumlah penduduknya yang berusia 60 tahun ke atas (penduduk lansia) melebihi angka 7 persen. GAMBAR I. PERKEMBANGAN PENDUDUK DI LANSIA DUNIA DI DUNIA INDONESIA 12,9% 11,1% 9,5% 8,1% 23,4% 25% 26,4% 27,9% 63,6% 63,9% 64,1% 64% 60 th Berdasarkan data proyeksi penduduk, diperkirakan tahun 2017 terdapat 23,66 juta jiwa penduduk lansia di Indonesia (9,03%). Diprediksi jumlah penduduk lansia tahun 2020 (27,08 juta), tahun (33,69 juta), tahun (40,95 juta) dan tahun 2035 (48,19 juta). Suatu negara dikatakan berstruktur tua jika 61,8% 62,7% mempunyai populasi lansia di atas tujuh 63,4% 63,8% persen (Soeweno). Gambar di bawah 21,1% 22,4% memperlihatkan persentase lansia di 23,5% Indonesia tahun 2017 telah mencapai 9,03% 16,4% dari keseluruhan penduduk. Selain itu, terlihat 14,9% 13,5% 60 th pula bahwa persentase penduduk 0-4 tahun Sumber : 12,3% United Nations, Department of Economic and Social Affairs, Population Division (2017). 59,9% lebih rendah dibanding persentase penduduk World Population Prospects: The 60,4% 2017 Revision, custom data acquired via website. 61% 5-9 tahun. Sementara persentase penduduk 61,6% Berdasarkan data 23,7% proyeksi penduduk, diperkirakan tahun produktif 2017 terdapat 10-44 23,66 tahun juta terbesar jiwa penduduk jika lansia di Indonesia 25,5% (9,03%). Diprediksi 0-14 jumlah th penduduk dibandingkan lansia kelompok tahun umur 2020 lainnya. (27,08 juta), 26,1% tahun (33,69 juta), tahun (40,95 juta) dan tahun 2035 (48,19 juta). ASIA DUNIA 17,1% 15% 13,1% 11,6% 60 th Sumber: UN, Departement of Economic and Social Affairs, Population Division (2017). World Population Prospects, the 2017 Revision, custom data acquired via website. Suatu Hal ini negara menunjukkan dikatakan bahwa berstruktur Indonesia tua termasuk jika mempunyai negara dengan populasi struktur lansia penduduk di atas tujuh menuju persen tua (Soeweno). (ageing population). Gambar di bawah memperlihatkan persentase lansia di Indonesia tahun 2017 telah mencapai 9,03% dari keseluruhan penduduk. Selain itu, terlihat pula bahwa persentase penduduk 0-4 GAMBAR tahun II. lebih rendah dibanding persentase penduduk 5-9 tahun. Sementara persentase penduduk STRUKTUR UMUR produktif PENDUDUK 10-44 tahun INDONESIA terbesar TAHUN jika dibandingkan 2017 kelompok umur lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia termasuk negara dengan struktur penduduk menuju tua (ageing population). 0-4 GAMBAR tahun II. tahun STRUKTUR UMUR PENDUDUK INDONESIA TAHUN 2017 9,11 5-9 Sumber : Pusat Data dan Informasi Dari gambar di bawah menunjukkan bahwa belum seluruh provinsi Indonesia berstruktur tua. Ada 19 provinsi (55,88%) provinsi Indonesia yang memiliki struktur penduduk tua. Dari gambar di bawah dapat dilihaat tiga provinsi dengan persentase lansia terbesar adalah DI Yogyakarta (13,81%), Jawa Tengah (12,59) dan Jawa Timur (12,25%). Sementara itu, tiga provinsi dengan persentase lansia terkecil adalah Papua (3,20%), Papua Barat (4,33%) dan Kepulauan Riau (4,35%). GAMBAR III. Sumber : Pusat Data dan Informasi PRESENTASE PENDUDUK LANSIA DI INDONESIA TAHUN 2017 Dari gambar di bawah menunjukkan bahwa belum seluruh provinsi Indonesia berstruktur tua. Ada 19 provinsi (55,88%) provinsi Indonesia yang memiliki struktur penduduk tua. Dari gambar di bawah dapat dilihaat tiga provinsi dengan persentase lansia terbesar adalah DI Yogyakarta (13,81%), Jawa Tengah (12,59) dan Jawa Timur (12,25%). Sementara itu, tiga provinsi dengan persentase lansia terkecil adalah Papua (3,20%), Papua Barat (4,33%) dan Kepulauan Riau (4,35%). GAMBAR III. PRESENTASE PENDUDUK LANSIA DI INDONESIA TAHUN 2017 Sumber : Pusat Data dan Informasi, 10-44 45-59 60 tahun tahun tahun 9,06 56,18 16,62 9,03 Angka harapan hidup perempuan lebih tinggi daripada laki-laki, hal ini terlihat dengan keberadaan penduduk lansia perempuan yang lebih banyak dari pada lansia laki-laki seperti tampak pada gambar di bawah ini. Sumber : Pusat Data dan Informasi, 100%

GAMBAR IV. PRESENTASE PENDUDUK LANSIA MENURUT JENIS KELAMIN TAHUN 2017 8,54% 9,53% 9,03% Sumber : Pusat Data dan Informasi Angka beban ketergantungan mencerminkan beban ekonomi yang harus ditanggung oleh penduduk usia produktif untuk membiayai penduduk lansia dengan asumsi bahwa penduduk lansia tersebut secara ekonomi bukanlah lansia yang produktif. Rasio ketergantungan penduduk lansia Indonesia pada tahun sebesar 13,28 artinya bahwa setiap 100 orang penduduk usia produktif harus menanggung sekitar 14 orang penduduk lansia. Perkembangan rasio ketergantungan penduduk lansia dari tahun 2012 sampai dengan tahun tidak ada perubahan yang signi kan seperti tampak pada gambar di bawah ini. GAMBAR V. RASIO KETERGANTUNGAN PENDUDUK LANSIA TAHUN 2012- Angka harapan hidup perempuan lebih tinggi daripada laki-laki, hal ini terlihat dengan keberadaan penduduk lansia perempuan yang lebih banyak dari pada lansia laki-laki seperti tampak pada gambar di samping. GAMBAR VI. PRESENTASE PENDUDUK LANSIA MENURUT STATUS PERKAWINAN DI INDONESIA TAHUN STATUS PERKAWINAN Belum 0,68% 1,14% 0,92% 82,78% 39,25% 59,78% Hidup 1,44% 3,22% 2,38% Sumber : Badan Pusat Statitik, SUSENAS Mati 15,10% 56,39% 36,92% Pola komposisi perkawinan yang berkebalikan antara penduduk lansia laki-laki dan penduduk lansia perempuan, yaitu pada status kawin dan bercerai. Persentase lansia lakilaki kawin lebih tinggi daripada persentase perempuan kawin, yaitu 82,78% disbanding 39,25%. Untuk kelompok cerai mati, persentasi lakilaki yang berstatus cerai mati lebih r e n d a h d a r i p a d a p e r s e n t a s e perempuan yang cerai mati, yaitu berturut turut 15,10% disbanding 56,39%, hal ini mengindikasikan bahwa penduduk lansia perempuan cenderung dapat hidup mandiri dibanding penduduk lansia laki-laki. Peran penduduk lansia dalam rumah tangga pada dasarnya adalah sebagai agen transfer pengetahuan kepada generasi berikutnya dan seyogyanya peran tersebut tidak membebani para penduduk lansia. Dalam suatu rumah tangga penduduk lansia dapat berperan sebagai kepala rumah tangga (KRT), istri/pasangan, orang tua KRT atau famili. Dari peran tersebut peran sebagai KRT adalah yang paling berat sebab KRT adalah orang yang bertanggung jawab atas pemenuhan kebutuhan sehari-hari di rumah tangga. Kedudukan KRT juga sangat penting dalam menentukan kelangsungan dan keberadaan rumah tangga. KRT harus bertanggung jawab secara ekonomi untuk memenuhi kebutuhan seluruh anggota rumah tangga maupun harus mengatur, memimpin, serta berperan sebagain mengambil keputusan. Sebagian besar penduduk lansia berperan sebagai KRT yaitu 61,80% seperti tampak pada gambar di bawah ini. GAMBAR VII. PRESENTASE PENDUDUK LANSIA MENURUT STATUS KEANGGOTAAN RUMAH TANGGA DI INDONESIA TAHUN 90,99 Sumber : Badan Pusat Statitik, SUSENAS Keberadaan anggota rumah tangga lain utamanya pasangan hidup lansia sangat berarti untuk menemani dan menghabiskan sisa perjalanan hidup. Pada tahun separuh lebih penduduk lansia masih memiliki pasangan hidup, yaitu sebesar 59,78% penduduk lansia masih berstatus cerai mati. Hanya sedikit penduduk lansia yang cerai hidup dan belum kawin (dibawah 5%). 61,8 35,76 35,8 25,59 19,1 17,05 7,48 0,38 2,05 2,85 1,16 Kepala Rumah Tangga Istri/Suami Mertua/Orang Tua Sumber : Badan Pusat Statitik, SUSENAS

Salah satu kelompok masyarakat yang paling membutuhkan pelayanan kesehatan adalah penduduk lanjut usia. Penduduk lanjut usia secara biologis akan mengalami proses penuaan secara terus menerus, dengan ditandai menurunnya daya tahan sik sehingga rentan terhadap serangan penyakit yang dapat menyebabkan kematian. Jenis dari keluhan kesehatan dapat mencerminkan kondisi lingkungan tempat tinggal penduduk secara umum. Keluhan kesehatan adalah keadaan seseorang yang mengalami ganguan kesehatan atau kejiwaan, baik karena gangguan/penyakit yang sering dialami penduduk seperti panas, pilek, diare, pusing, sakit kepala, maupun karena penyakit akut, penyakit kronis, kecelakaan, kriminalitas atau keluhan lainnya. Keluhan kesehatan tidak selalu mengakibatkan terganggunya aktivitas sehari-hari. Keluhan kesehatan yang mengganggu aktivitas sehari-hari, akan menghambat upaya peningkatan kesejahteraan. Keluhan kesehatan yang mengganggu kegiatan sehari-hari inilah yang disebut sebagai kondisi sakit akibat daya tahan tubuh yang menurun menyebabkan kondisi tubuh lebih rentan terhadap penyakit. Pada tahun angka kesakitan lansia sebesar 28,62%, artinya bahwa dari setiap 100 orang lansia terdapat sekitar 28 orang diantaranya mengalami sakit. Bila dilihat berdasarkan tipe daerah, derajat kesehatan lansia yang tinggal di perkotaan cenderung lebih baik daripada lansia yang tinggal di perdesaan seperti tampak pada gambar di bawah ini. GAMBAR VIII. ANGKA KESAKITAN LANSIA MENURUT TIPE DAERAH DI INDONESIA TAHUN - GAMBAR IX. PRESENTASE PENDUDUK LANSIA SAKIT YANG DIRAWAT INAP DI INDONESIA TAHUN 35,22 37,57 36,44 35,46 34,68 35,05 9 9,33 9,18 5,01 4,67 4,83 15,32 13,76 14,5 1-3 4-7 8-14 15-21 22 Sumber : Badan Pusat Statitik, SUSENAS Sebagian besar penduduk lansia penduduk lansia mengalami sakit tidak lebih dari seminggu, yaitu lama sakit 1-3 hari sebesar 36,44% dan 4-7 hari sebesar 35,05%. Sementara itu, peduduk lansia yang menderita sakit lebih dari tiga minggu masih cukup besar (14,5%). Berbagai upaya dilakukan penduduk untuk menjaga kesehatan lansia, baik oleh lansia yang sakit secara mandiri maupun oleh keluarganya yang masih sehat. Upaya menjaga kesehatan yang dapat dilakukan di antaranya adalah dengan berobat sendiri, berobat jalan, maupun rawat inap. Masih banyak lansia yang tidak berobat jalan yaitu sebesar 27,84%. Sebagian besar yang menjadi alasan penduduk lansia tidak mau berobat jalan adalah dengan mengobati sendiri sebesar 54,06%. GAMBAR X. PRESENTASE LANSIA SAKIT YANG TIDAK BEROBAT JALAN DAN ALASANNYA TAHUN PERKOTAAN PERDESAAN PERKOTAAN & PERDESAAN Perkotaan Perkotaan & 26,89% 23,25% 30,14% 29% 28,62% 25,05% 25,59% 29,6% 27,84% 23,12% Sumber : Badan Pusat Statitik, SUSENAS 26,24% 24,8% Waktu yang diperlukan seseorang dalam rangka proses penyembuhan dari sakitnya bervariasi. Tingkat keparahan penyakit dan daya tahan tubuh seseorang mempengaruhi lamanya menderita sakit. Semakin lama seseorang menderita sakit menunjukkan bahwa sakit yang dideritanya cukup parah, begitu pula sebaliknya. 99,05 57,11 26,06 7,78 19,22 51,99 20,97 7,81 Sumber : Badan Pusat Statitik, SUSENAS 51,12 54,06 23,02 7,8 Alasan : Tidak ada biaya Mengobati sendiri Merasa tidak perlu

Berobat jalan dapat dilakukan dengan mendatangi tempat-tempat pelayanan kesehatan modern atau tradisonal tanpa menginap, termasuk mendatangkan petugas kesehatan. Dari gambar di bawah terlihat tiga tempat yang paling banyak didatangi oleh penduduk lansia untuk berobat jalan yaitu praktek dokter/bidan (43,11%), Puskesmas (25,97%) dan Rumah Sakit Pemerintah (12,72%). Dari gambar di bawah juga tampak pola yang sama antara perkotaan dan perdesaan dalam hal tempat/fasilitas berobat jalan yang diakses penduduk lansia, seperti tampak pada tabel di bawah. TABEL I. PRESENTASE PENDUDUK LANSIA SAKIT YANG BEROBAT JALAN DAN TEMPAT BEROBAT JALAN MENURUT TIPE DAERAH DI INDONESIA TAHUN Tipe Daerah Lansia Berobat Jalan RS Pemerintah RS Swasta Sumber : Badan Pusat Statitik, SUSENAS Praktek dokter/ Bidan Klinik/ Praktek Dokter Bersama Puskesmas/ Pustu Persentase penduduk lansia yang pernah di rawat inap dalam setahun terakhir hanya 7,17%. Pada gambar di bawah terlihat bahwa persentase penduduk lansia di daerah perkotaan yang pernah di rawat inap lebih tinggi daripada persentase lansia di daerah perdesaan. UKBM Praktek Batra Perkotaan 74,41 17,55 11,24 36,44 13,22 23,72 1,65 2,97 1,66 70,40 8,72 4,68 48,63 7,66 27,83 3,93 3,39 2,63 Perkotaan dan 72,16 12,72 7,65 43,11 10,17 25,97 2,90 3,20 2,19 GAMBAR XI. ANGKA KESAKITAN LANSIA MENURUT TIPE DAERAH DI INDONESIA TAHUN - GAMBAR XII. PRESENTASE PENDUDUK LANSIA YANG MEROKOK DALAM SEBULAN TERAKHIR MENURUT TIPE DAERAH DAN JENIS KELAMIN TAHUN Sumber : Badan Pusat Statitik, SUSENAS Puskesmas Santun Lansia merupakan puskesmas yang memberikan pelayanan kesehatan lengkap kepada penduduk lansia yang meliputi promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative. Tujuan program Puskesmas Santun Lansia adalah untuk meningkatkan derajat kesehatan dan mutu kehidupan penduduk lanjut usia untuk mencapai masa tua yang bahagia dan berdaya guna dalam kehidupan keluarga dan masyarakat. Puskesmas yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan Santun Lansia sebanyak 824 Puskesmas. GAMBAR XIII. JUMLAH PUSKESMAS SANTUN LANSIA MENURUT PROVINSI DI INDONESIA TAHUN Sumber : Badan Pusat Statitik, SUSENAS Masa tua jika tidak dijaga dengan baik dapat mengakibatkan ancaman nyawa, sehingga segala upaya memang harus dirubah, salah satunya dengan perilaku hidup sehat (PHBS), yang merupakan program pemerintah untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat terutama lansia adalah perilaku merokok. Persentase penduduk lansia yang merokok pada tahun masih cukup tinggi yaitu sebesar 26,04. Bila menurut tipe daerah, persentase merokok di daerah perdesaan (29,11%) lebih tinggi disbanding perkotaan (22,54%). Sedangkan menurut jenis kelamin, persentase penduduk lansia laki-laki yang merokok jauh lebih besar (52,47%) dari pada lansia perempuan (2,47%). Sumber : Kementerian Kesehatan Tahun

INFOGRAFIS LANSIA Pusat Data dan Informasi, 2017 INDONESIA ASIA DUNIA STRUKTUR UMUR PENDUDUK INDOONESIA 2017 (%) 0-4 tahun 9,11 PROPORSI PENDUDUK LANSIA INDONESIA 5-9 tahun 12,9% 11,1% 9,5% 8,1% 17,1% 15% 13,1% 11,6% 16,4% 14,9% 13,5% 12,3% 23,4% 25% 26,4% 27,9% 21,1% 22,4% 23,5% 23,7% 25,5% 26,1% 63,6% 63,9% 64,1% 64% 61,8% 62,7% 63,4% 63,8% 59,9% 60,4% 61% 61,6% 60 th 60 th 60 th Sumber: UN, Departement of Economic and Social Affairs, Population Division (2017). World Population Prospects, the 2017 Revision, custom data acquired via website. 10-44 45-59 60 tahun tahun tahun 9,06 56,18 16,62 9,03 PENDUDUK LANSIA INDONESIA 2017 (%) 6,60 5,26 Sumber: Pusat Data dan Informasi 4,35 61,8 35,76 13,81 12,59 12,25 90,99 5,58 19,1 10,71 35,8 0,38 10,42 4,33 3,20 TERBANYAK (%) DIY Jateng Jatim Bali Sulut TERKECIL (%) Kalteng Riau 13,81 12,59 12,25 10,71 10,42 5,58 Kep. Riau 4,35 Papbar Papua PENDUDUK LANSIA INDONESIA 2017 8,54% 9,53% 9,03% Sumber: Pusat Data dan Informasi 25,59 17,05 7,48 2,05 2,85 1,16 Kepala Rumah Tangga Istri/Suami Mertua/Orang Tua Sumber: Badan Pusat Statistik, SUSENAS 4,33 3,20 STATUS KEANGGOTAAN LANSIA DALAM RUMAH TANGGA TAHUN (%) 100% STATUS PERKAWINAN Belum 0,68% 1,14% 0,92% 82,78% 39,25% 59,78% Hidup 1,44% 3,22% 2,38% Sumber: Badan Pusat Statistik, SUSENAS LANSIA SAKIT BEROBAT JALAN TAHUN (%) PERKOTAAN PERDESAAN PERKOTAAN & PERDESAAN 74,41% 70,4% 17,55 11,24 36,44 13,22 23,72 2,97 1,65 21,6 8,72 4,68 48,63 7,66 27,83 3,93 3,39 2,63 72,16% 12,72 7,65 43,11 10,17 25,97 3,2 2,9 2,19 Mati 15,10% 56,39% 36,92% Tempat Berobat Jalan: RS Pemerintah RS Swasta Praktek Dokter/Bidan Klinik/Praktek Dokter Puskesmas/Pustu UKBM Praktek Batra LANSIA SAKIT YANG PERNAH RAWAT INAP TAHUN (%) LANSIA RAWAT INAP SETAHUN TERAKHIR TAHUN Sumber: Badan Pusat Statistik, SUSENAS 35,22 37,57 36,44 1-3 35,46 34,68 35,05 9 9,33 9,18 ANGKA KESAKITAN LANSIA INDONESIA Perkotaan 99,05 57,11 26,06 7,78 26,89% 23,25% 23,12% 25,59% 29,6% 19,22 51,99 20,97 7,81 LANSIA TIDAK BEROBAT JALAN 30,14% 29% 26,24% 51,12 54,06 23,02 7,8 Perkotaan & PERKOTAAN PERDESAAN PERKOTAAN & PERDESAAN 27,84% Alasan : Tidak ada biaya 28,62% 25,05% Mengobati sendiri 24,8% Merasa tidak perlu PERBANDINGAN JML PKM SANTUN LANSIA DAN PERSEN JML LANSIA LAMANYA LANSIA SAKIT TAHUN 5,01 4,67 4,83 15,32 13,76 14,5 4-7 8-14 15-21 22 PUSKESMAS SANTUN LANSIA 158 131 100 96 73 47 32 29 26 20 19 16 13 12 10 8 7 7 6 6 5 2 1 Jabar Jatim DIY Sumut Jateng Banten Jambi NTB Bengkulu Aceh Kep.Riau Bali Sulteng NTT Sulsel DKI Jkt Kaltara Riau Sulut kaltim Maluku Kep. Babel Papbar Sumbar Lampung Gorontalo Sumsel Kalbar Kalsel Sultra Sulbar Malut Kalteng Papua JUMLAH LANSIA (%) 8,1 11,5 13,4 6,8 11,8 5,3 7,7 6,3 4,0 10,3 7,3 7,5 8,8 5,3 4,8 9,7 5,2 6,6 6,8 4,0 8,8 7,8 7,1 7,0 6,8 6,3 6,3 5,5 5,2 2,8