TANGGUNG JAWAB HUKUM TERHADAP SEWA MENYEWA MOBIL DI KABUPATEN SUKOHARJO

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Usaha tersebut muncul karena banyak orang yang membutuhkannya. tetapi tidak mampu membeli mobil. Kemudian banyak orang yang

TANGGUNG JAWAB HUKUM TERHADAP SEWA MENYEWA ALAT MUSIK DAN SOUND SYSTEM DI KOTA SURAKARTA

SKRIPSI PENYELESAIAN SENGKETA PERJANJIAN UTANG PIUTANG ANTARA DEBITUR DENGAN KOPERASI SERBA USAHA SARI JAYA

BAB I PENDAHULUAN. adalah, kendaraan bermotor roda empat (mobil). kendaraan roda empat saat ini

BAB I PENDAHULUAN. dengan segala macam kebutuhan. Dalam menghadapi kebutuhan ini, sifat

TANGGUNG JAWAB PENYEWA DALAM PERJANJIAN SEWA MENYEWA KENDARAAN RODA EMPAT DI KOTA GIANYAR

PELAKSANAAN PERJANJIAN SEWA MENYEWA KENDARAAN RODA EMPAT DALAM HAL BERALIHNYA BARANG OBJEK SEWA PADA CV. INDAH JAYA KUTA BADUNG

A. Perlindungan Hukum yang dapat Diperoleh Konsumen Terhadap Cacat. Tersembunyi yang Terdapat Pada Mobil Bergaransi yang Diketahui Pada

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan laju pertumbuhan ekonomi Negara Kesatuan Republik Indonesia dari

BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN. Perjanjian menurut pasal 1313 KUH Perdata adalah suatu perbuatan dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam keadaan yang sedang dilanda krisis multidimensi seperti yang

JURNAL ILMIAH TANGGUNGJAWAB PARA PIHAK DALAM PERJANJIAN SEWA- MENYEWA MOBIL. (Studi Di Perusahaan Rent Car Di Kota Mataram)

SUATU TINJAUAN HUKUM TERHADAP RETUR PENJUALAN DALAM ASPEK-ASPEK HUKUM PERJANJIAN JUAL BELI

UPAYA HUKUM PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN SEWA MENYEWA KENDARAAN (RENT A CAR)

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. BBM merupakan kebutuhan pokok bagi masyarakat Desa. maupun Kota baik sebagai rumah tangga maupun sebagai pengusaha,

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari digerakan dengan tenaga manusia ataupun alam. mengeluarkan Peraturan Perundang-undangan No. 15 Tahun 1985 tentang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat menyebabkan bertambahnya populasi kendaraan pribadi yang merupakan faktor penunjang

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HUKUM PERJANJIAN. dua istilah yang berasal dari bahasa Belanda, yaitu istilah verbintenis dan

Disusun oleh : AZALIA SEPTINA WARDANI C

PELAKSANAAN PERJANJIAN ANTARA AGEN DENGAN PEMILIK PRODUK UNTUK DI PASARKAN KEPADA MASYARAKAT. Deny Slamet Pribadi

BAB II PERJANJIAN DAN WANPRESTASI SECARA UMUM

BAB II PERJANJIAN JUAL BELI MENURUT KUHPERDATA. antara dua orang atau lebih. Perjanjian ini menimbulkan sebuah kewajiban untuk

istilah perjanjian dalam hukum perjanjian merupakan kesepadanan Overeenkomst dari bahasa belanda atau Agreement dari bahasa inggris.

BAB IV PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN SEWA BELI KENDARAAN BERMOTOR. A. Pelaksanaan Perjanjian Sewa Beli Kendaraan Bermotor

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah perjanjian sewa menyewa. Perjanjian sewa menyewa banyak di. sewa yang telah diberikan oleh pihak penyewa.

BAB I PENDAHULUAN. macam kegiatan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Untuk dapat memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. dalam jangka waktu pendek atau panjang, perjanjian sudah menjadi bagian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perjanjian merupakan suatu peristiwa dimana seorang berjanji kepada

LEMBAGA JAMINAN FIDUSIA DALAM PERJANJIAN PEMBIAYAAN KONSUMEN

TANGGUNG JAWAB HUKUM DALAM PERJANJIAN SEWA MENYEWA RUMAH TOKO (RUKO) 1 Oleh : Cindi Kondo 2

AKIBAT HUKUM TERHADAP PARA PIHAK DALAM PERJANJIAN APABILA TERJADI PEMBATALAN PERJANJIAN

BAB I PENDAHULUAN. diperhatikan oleh para pengusaha untuk mengembangkan usahanya. kedua belah pihak, yakni pembeli dan penjual.

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan Pasal 1600 KUH Perdata. Sewa-menyewa dalam bahasa Belanda disebut dengan huurenverhuur

ANALISIS TENTANG PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PARA PIHAK DALAM PERJANJIAN WARALABA DI INDONESIA

BAB I. mobil baru dengan banyak fasilitas dan kemudahan banyak diminati oleh. merek, pembeli harus memesan lebih dahulu ( indent ).

AKIBAT HUKUM TERHADAP DEBITUR ATAS TERJADINYA FORCE MAJEURE (KEADAAN MEMAKSA)

BAB II PERJANJIAN JUAL BELI. undang-undang telah memberikan nama tersendiri dan memberikan

BAB III TINJAUAN TEORITIS. landasan yang tegas dan kuat. Walaupun di dalam undang-undang tersebut. pasal 1338 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata:

SKRIPSI PROSES PENYELESAIAN PERKARA PEMBATALAN SEPIHAK OLEH PEMBELI TERKAIT PEMBELIAN SEPERANGKAT GAMELAN

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Surakarta

AKIBAT HUKUM WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN BAKU. Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRAK

Prosiding Ilmu Hukum ISSN: X

[FIKA ASHARINA KARKHAM,SH]

BAB I PENDAHULUAN. ini, semakin meningkat pula kebutuhan hidupnya. Kebutuhan manusia akan

SENGKETA JUAL BELI TANAH YANG DILAKUKAN DENGAN AKTA JUAL BELI FIKTIF. (Studi Putusan Pengadilan Negeri Klaten No.50/PDT.G/2012/PN.

Hukum Perjanjian menurut KUHPerdata(BW)

BAB I PENDAHULUAN. seperti: investasi dalam pembelian ternak, pembelian tanah pertanian, atau

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN, WANPRESTASI DAN LEMBAGA PEMBIAYAAN KONSUMEN

TINJAUAN YURIDIS TENTANG TANGGUNGJAWAB HUKUM TERHADAP PELAKSANAAN PERJANJIAN SEWA MENYEWA MOBIL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Penyelenggaraan ibadah haji dan umroh merupakan tugas nasional karena

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN DAN PENGATURAN MENURUT KUH PERDATA. A. Pengertian Perjanjian dan Asas Asas dalam Perjanjian

FAKTOR PENDORONG PIHAK YANG MENYEWAKAN MOBIL MELAKUKAN UPAYA PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN SEWA MOBIL MELALUI PIHAK KEPOLISIAN

TINJAUAN YURIDIS PENGAKHIRAN SEWA MENYEWA RUMAH YANG DIBUAT SECARA LISAN DI KELURAHAN SUNGAI BELIUNG KECAMATAN PONTIANAK BARAT

BAB II PENGERTIAN PERJANJIAN PADA UMUMNYA. Manusia dalam hidupnya selalu mempunyai kebutuhan-kebutuhan atau

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN JUAL BELI. 2.1 Pengertian dan Pengaturan Perjanjian Jual Beli

BAB I PENDAHULUAN. yang sama dan apabila diperlukan bisa dibebani dengan bunga. Karena dengan

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan alam kehidupan sekitarnya. 1. ketentuan yang harus dipatuhi oleh setiap anggota masyarakat.

PERTANGGUNGJAWABAN HUKUM TERHADAP HEWAN PELIHARAAN YANG MENYEBABKAN KERUGIAN TERHADAP HEWAN PELIHARAAN LAIN SEBAGAI PERBUATAN YANG MELAWAN HUKUM

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, baik itu lembaga di bidang ekonomi, sosial, budaya, teknologi

Bab IV PEMBAHASAN. A. Hubungan Hukum dalam Perjanjian Penyimpanan Barang di SDB pada

BAB I PENDAHULUAN. nilai strategis dalam kehidupan perekonomian suatu negara. Lembaga. Perubahan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan,

BAB III PERLINDUNGAN KONSUMEN PADA TRANSAKSI ONLINE DENGAN SISTEM PRE ORDER USAHA CLOTHING

JURNAL ILMIAH PERJANJIAN KERJASAMA PENDISTRIBUSIAN BAHAN BAKAR MINYAK (BBM) ANTARA PT. PERTAMINA DENGAN SPBU

TANGGUNG JAWAB KETUA DALAM PENYELENGGARAAN ARISAN DITINJAU DARI HUKUM PERJANJIAN

PERJANJIAN PEMBIAYAAN KONSUMEN (Studi Tentang Hubungan Hukum Dalam Perjanjian Di PT. Adira Dinamika. Multi Finance Tbk.

SKRIPSI PROSES PENYELESAIAN SENGKETA PENGOSONGAN RUMAH YANG DITEMPATI OLEH ORANG LAIN SECARA MELAWAN HUKUM (STUDI KASUS PENGADILAN NEGERI SURAKARTA)

BAB I PENDAHULUAN. bukan suatu kebutuhan namun pada saat sekarang dapat menjadi suatu

BAB I PENDAHULUAN. kalangan individu maupun badan usaha. Dalam dunia usaha dikenal adanya

TANGGUNGJAWAB HUKUM DALAM PERJANJIAN KREDIT KENDARAAN BERMOTOR DI PUTRA UTAMA MOTOR SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. Hukum positif yang berlaku di Indonesia menyatakan adanya Asas

BAB III TINJAUAN TEORITIS TENTANG PERJANJIAN

PERJANJIAN KERJASAMA ANTARA PENGUSAHA BESI DENGAN INVESTOR (Studi Kasus Tentang Sengketa pada Perusahaan Dhemes di Sukoharjo)

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN PENGANGKUTAN. Menurut R. Djatmiko Pengangkutan berasal dari kata angkut yang berarti

TANGGUNG JAWAB SEWA MENYEWA RUMAH KONTRAKAN

Hukum Perikatan Pengertian hukum perikatan

AKIBAT HUKUM YANG DITIMBULKAN DARI WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN AUTENTIK SEWA-MENYEWA TANAH

BAB I PENDAHULUAN. berwujud perjanjian secara tertulis (kontrak). berjanji untuk melakukan suatu hal. 1

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN GANTI RUGI. (Studi Kasus Putusan Pengadilan Negeri Denpasar No.522/Pdt.G/2013/PN.Dps )

II. TINJAUAN PUSTAKA. Perjanjian merupakan sumber terpenting yang melahirkan perikatan, perikatan

TANGGUNG JAWAB KREDITOR ATAS HILANGNYA BARANG GADAI

PERBEDAAN WANPRESTASI DENGAN PENIPUAN DALAM PERJANJIAN HUTANG PIUTANG

ABSTRAK. Kata kunci: Perjanjian sewa-menyewa, akibat hukum, upaya hukum.

Common Law Contract Agreement Agree Pact Covenant Treaty. Civil Law (Indonesia) Kontrak Sewa Perjanjian Persetujuan Perikatan

Oleh I Putu Donny Laksmana Putra I Nyoman Darmadha I Nyoman Bagiastra Program Kekhususan Hukum Perdata Universitas Udayana

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2008

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perumahan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Bagi

TANGGUNG JAWAB HUKUM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA BELI ARMADA TAKSI (Studi pada Koperasi Sopir Transportasi (Kosti) Solo)

Pemanfaatan pembangkit tenaga listrik, baru dikembangkan setelah Perang Dunia I, yakni dengan mengisi baterai untuk menghidupkan lampu, radio, dan ala

BAB I PENDAHULUAN. dan meninggal dunia di dalam masyarakat. Dalam hidup bermasyarakat yang

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP WANPRESTASI. bahwa salah satu sumber perikatan yang terpenting adalah perjanjian sebab

KEDUDUKAN DAN KEKUATAN HUKUM MEMORANDUM OF UNDERSTANDING DALAM SISTEM HUKUM KONTRAK ABSTRACT

PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN KREDIT BANK PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (BNI) KANTOR CABANG UNIT (KCU) SINGARAJA

BAB I PENDAHULUAN. orang bisa memiliki mobil sebagai barang milik pribadi. Rental mobil (persewaan mobil) yang dapat membantu seseorang yang tidak

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN

BAB II PENGATURAN ATAS JUAL BELI SAHAM DALAM PERSEROAN TERBATAS DI INDONESIA. dapat dengan mudah memahami jual beli saham dalam perseroan terbatas.

PROSES PEMERIKSAAN PERKARA JUAL BELI HAK MILIK ATAS TANAH SECARA KREDIT. (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Surakarta)

PERJANJIAN SEWA MENYEWA RUMAH ANTARA PIHAK MENYEWAKAN DAN PIHAK PENYEWA DI KOTA DENPASAR

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis tidak harus tentang jual beli, karena pada saat ini bisnis dapat juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan hidup terutama kebutuhan untuk tempat tinggal merupakan

Transkripsi:

TANGGUNG JAWAB HUKUM TERHADAP SEWA MENYEWA MOBIL DI KABUPATEN SUKOHARJO Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan Ilmu Hukum Fakultas Hukum Oleh: ARISTYA BINTANG ASMARA C100130246 PROGRAM STUDI ILMU HUKUM FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2017 i

TANGGUNG JAWAB HUKUM TERHADAP SEWA MENYEWA MOBIL DI KABUPATEN SUKOHARJO ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses perjanjian, hak dan kewajiban sewa-menyewa antara para pihak dalam sewa-menyewa mobil serta mengetahui tanggung jawab hukum apabila salah satu pihak melanggar perjanjian sewa menyewa mobil di Kabupaten Sukoharjo. Metode penelitian menggunakan metode yuridis normatif yang bersifat deskriptif. Sumber data terdiri dari data primer yakni wawancara dan data sekunder yakni data hukum primer, sekunder dan tersier. Metode pengumpulan data melalui studi kepustakaan dan studi lapangan (wawancara), kemudian data dianalisis secara kualitatif. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa proses perjanjian sewa menyewa mobil yang dilakukan oleh persewaan mobil Santai Trans dan Campus Rental Mobil di Kabupaten Sukoharjo merupakan salah satu jenis perjanjian sewa-menyewa barang bergerak yang dilakukan dengan perjanjian tertulis antara kedua belah pihak, sedang hak dan kewajiban sesuai dengan pasal 1550 dan pasal 1560 KUHPerdata. Mengenai tanggung jawab yang muncul dalam perjanjian sewa-menyewa, jika salah satu dari kedua belah pihak melakukan kesalahan seperti wanprestasi dan perbuatan melawan hukum dengan resiko yang harus ditanggung oleh para pihak seperti resiko alamiah, resiko kerusakan saat mobil berada di tangan pihak penyewa dan resiko yang timbul dalam keadaan memaksa (overmacht), maka para pihak memberikan ganti rugi atas tanggung jawab sesuai dengan kesalahan yang diperbuat dan sesuai dengan apa yang diatur dalam perjanjian. Kata kunci: tanggung jawab hukum, perjanjian, sewa-menyewa ABSTRACT The purpose of this study is to know the process of agreement, right and obligation of rent between the parties in car rental and know the responsibility of law if one side violate the rent car rental agreement in Sukoharjo Regency. The research method uses normative juridical method that is descriptive. The data source consists of primary data namely interviews and secondary data namely primary, secondary and tertiary legal data. Methods of data collection through library study and field study (interview), then data are analyzed qualitatively. The result of the study concludes that the process of rental car rental arrangement conducted by Santai Trans and Campus Car Rental in Sukoharjo Regency is one of the types of lease agreement between the two parties, while the rights and obligations in accordance with article 1550 and article 1560 of the Civil Code. Regarding the responsibilities arising in the lease agreements, if one of the parties makes a mistake such as default and illegal acts with the risk that the parties must bear such as the natural risk, the risk of damage when the car is in the hands of the tenant and the risk Arising in overmacht, the parties shall indemnify the liability in accordance with the offenses committed and in accordance with the terms of the agreement. Keywords: legal responsibility, agreement, lease 1

1. PENDAHULUAN Manusia sebagai perorangan atau individu cenderung untuk berkumpul dengan individu-individu lain dan dengan itu membentuk kelompok manusia yang hidup bersama. 1 Untuk dapat memperlancar kehidupan bermasyarakat maka manusia memerlukan transportasi salah satunya adalah mobil. Mobil merupakan barang yang mewah jadi tidak semua orang dapat memilikinya. Dari situlah banyak yang memanfaatkan untuk mendirikan jasa rental mobil. Pada prakteknya sistem sewa menyewa mobil dilakukan dengan cara lisan, tapi ada yang dilakukan dengan cara tertulis apa bila tidak didampingi oleh sopir. Sebelum disepakatinya perjanjian pihak penyewa dengan pemilik sudah menyepakati apa saja isi dari perjanjian sewa menyewa tersebut, seperti berapa lama pemakaian mobil tersebut, berapa harga sewanya, cara pembayarannya dan untuk penyewa dilakukan secara perorangan atau kelompok. Dalam perjanjian tersebut ada 2 pihak didalamnya yaitu pihak penyewa dan pihak yang menyewakan. Mengenai pihak yang pertama, yakni menyerahkan barang yang disewa kepada pihak penyewa. 2 Dimana pihak pertama adalah pemilik rental mobil yang akan menyerahkan barang yang disewakan berupa mobil. Tentang kewajiban pihak kedua, pihak yang menyewakan wajib memelihara dan melakukan perbaikan atau reparasi, selama perjanjian sewa menyewa berjalan. 3 Pihak kedua sebagai penyewa memiliki hak untuk mengunakan objek perjanjian hingga jangka waktu yang diperjanjikan dan menjaga barang yang disewa serta harus mengembalikan sesuai dengan keadaan semula. Suatu perjanjian adalah peristiwa dimana seseorang berjanji kepada suatu orang lain atau dimana dua orang itu saling berjanji untuk melaksanakan suatu hal. 4 Sewa menyewa mobil memiliki arti bahwa pihak penyewa memiliki tujuan memakai barang sewa dengan mengunakan mobil tersebut. Sewa menyewa mobil tersebut didasarkan pada perjanjian yang memiliki arti dalam perjanjian tersebut 1 Mochtar Kusumaatmadja dan Ariel Sidharta, 2009, Pengantar Ilmu Hukum, Bandung: PT Alumni, hal. 12 2 M. Yahya Harahap, 1986, Segi-Segi Hukum Perjanjian, Bandung: Alumni, hal. 220 3 Ibid., hal. 224 4 Subekti, 1986, Hukum Perjanjian, Jakarta: PT Intermasa, hal. 1 2

masing-masing pihak sepakat mengenai hak dan kewajiban, termasuk pada keadaan yang tidak diinginkan pada saat perjanjian berlangsung. Menurut pasal 1548 KUHPER Sewa menyewa adalah suatu persetujuan dengan mana pihak yang satu mengikatkan diri untuk memberikan kenikmatan suatu barang kepada pihak yang lain selama waktu tertentu, dengan pembayaran sutau harga yang disangupi oleh pihak tersebut terakhir itu. orang dapat menyewakan pelbagai jenis barang baik yang tetap maupun yang bergerak. Sewa menyewa adalah suatu perjanjian konsensuil, artinya ia sudah sah dan mengikat pada detik tercapainya sepakat mengenai unsur-unsur pokok, yaitu barang dan harga. 5 Dalam pasal 1320 KUHPerdata ada 4 syarat perjanjian yang harus dipenuhi pada saat melakukan perjanjian: (1) Kesepakatan mereka yang mengikatkan dirinya, artinya antara penyewa dengan yang menyewakan mobil harus terjadi kesepakatan, tanpa adanya paksaan, kekhilafan dan penipuan; (2) Kecakapan untuk membuat suatu perikatan, artinya para pihak yang mengadakan perjanjian sewa menyewa harus cakap menurut hukum, kecakapan tersebut diukur bila para pihak yang membuat perjanjian telah berumur 18 tahun atau kurang dari 18 tahun tetapi sudah menikah dan sehat pikirannya; dan (3) Suatu hal tertentu, artinya objek yang diperjanjikan harus ditentukan jenisnya secara jelas. Objek mobil yang disewakan harus ditentukan dengan jelas sesuai dengan yang diperjanjikan; dan (4) Suatu sebab yang tidak terlarang, artinya perjanjian sewa menyewa mobil yang dibuat oleh para pihak tidak boleh bertentangan dengan undang-undangan, kesusilaan dan ketertiban umum serta tidak merugikan orang lain Perjanjian sewa menyewa terjadi karena adanya kesepakatan kedua belah pihak dimana pihak satu (penyewa) mengikatkan diri untuk menikmati barang yang disewakan berupa mobil dan pihak lain (pemilik sewa) menerima pembayaran uang. Kedua belah pihak menyepakati jangka waktu yang ditentukan dengan pembayaran sesuai harga yang disanggupi dengan dilakukan pejanjian secara lisan maupun tertulis. Apabila salah satu pihak melakukan kesalahan yang 5 Ibid., hal. 90 3

merugikan pihak lain, sehingga dinyatakan mengingkari isi perjanjian maka pihak tersebut harus bertanggung jawab atas dasar wanprestasi dan jika ada pihak yang melangar peraturan dalam perjanjian, pihak tersebut harus bertanggung jawab atas dasar perbuatan melawan hukum. Berdasarkan uraian latar belakang di atas, penulis dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses perjanjian sewa menyewa antara para pihak dalam sewa menyewa mobil di Kabupaten Sukoharjo, mengetahui hak dan kewajiban para pihak dalam perjanjian sewa menyewa mobil di Kabupaten Sukoharjo serta mengetahui tanggung jawab hukum apabila salah satu pihak melanggar perjanjian sewa menyewa mobil di Kabupaten Sukoharjo. Adapun manfaat yang diberikan dalam penelitian ini adalah (1) Bagi peneliti, diharapkan dapat memberikan sumbangan atau masukan bagi para pihak yang terkait dalam perjanjian sewa menyewa mobil; (2) Bagi masyarakat, diharapkan bermanfaat bagi masyarakat luas yang berkepentingan berupa masukan mengenai praktek perjanjian sewa menyewa mobil; dan (3) Bagi ilmu pengetahuan, diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmu Hukum Perjanjian pada khususnya dan Ilmu Hukum Perdata umumnya. 2. METODE Metode penelitian menggunakan metode normatif yuridis dengan jenis penelitian deskriptif. 6 Sumber data terdiri dari data sekunder yaitu data hukum primer, sekunder dan tersier dan data primer berupa wawancara dan keterangan dari pemilik rental mobil Santai and Campus Rent Car yang berlokasi di daerah Manang Kabupaten Sukoharjo. Metode pengumpulan data dengan studi kepustakaan dan studi lapangan yaitu observasi dan wawancara. Setelah data terkumpul kemudian dilakukan metode analisis data yakni mengunakan metode kualitatif yang berupa peraturan, literatur mengenai tanggung jawab hukum dalam sewa menyewa mobil yang dikaitkan dengan pendapat responden di lapangan di analisis secara kualitatif dan dicarikan pemecahannya, kemudian dapat disimpulkan. 6 Bambang Sunggono. 1997. Metodologi Penelitian Hukum. Jakarta: Raja Grafindo Persada. hlm. 35. 4

3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Proses Perjanjian Sewa Menyewa Antara Para Pihak Dalam Sewa- Menyewa Mobil Santai Trans dan Campus Rent di Kabupaten Sukoharjo Pertama, sebelum melakukan perjanjian (pra kontraktual). Pada tahap ini pihak yang menyewakan sudah membuat formulir pendaftaran sewa yang telah dibakukan, sedangkan pihak penyewa mempelajari ketentuan sewa tersebut. Kesepakatan dalam perjanjian sewa ini ditentukan oleh pihak penyewa, jadi apabila pihak penyewa setuju maka menandatanganinya, tetapi jika pihak penyewa tidak setuju pun tidak terjadi masalah. Sebelum melakukan perjanjian sewa menyewa pihak penyewa haruslah mengisi formulir perjanjian sewa yang tekah dibuat oleh pihak yang menyewakan. Hal tersebut diatas merupakan perjanjian baku karena isi dan ketentuan dari perjanjian sewa menyewa dibuat oleh pihak yang menyewakan, sedangkan pihak penyewa mempelajari isi dan ketentuan perjanjian sewa menyewa tersebut. Apabila pihak penyewa setuju maka pihak penyewa menandatangani perjanjian bersama dengan pihak yang menyewakan. Penandatanganan oleh kedua belah pihak tersebut menandakan bahwa telah terjadi kesepakatan perjanjian sewa menyewa antara pihak yang menyewakan dengan pihak penyewa. Perjanjian sewa menyewa mobil tersebut harus memenuhi syarat yang terdapat pada pasal 1320 KUHPerdata yaitu: (1) Kesepakatan mereka yang mengikat dirinya; (2) Kecakapan untuk membuat suatu perikatan; (3) Suatu hal tertentu; dan (4) Suatu sebab yang halal. Dua syarat pertama, disebut syarat subjektif, karena menyangkut subjeknya atau para pihak yang mengadakan perjanjian sewa menyewa mobil, sedangkan dua syarat terakhir adalah mengenai objeknya disebut syarat objektif. 7 Yaitu mengenai mobil yang disewakan harus jelas sesuai yang telah disepakati oleh kedua belah pihak. Kedua, kontraktual. Sebagaimana pasal 1313 KUHPerdata, di sini pihak penyewa mengikatkan dirinya terhadap suatu perjanjian baku yang telah dibuat oleh pihak yang menyewa, dimana pihak penyewa boleh menyetujui atau tidak menyetujui ketentuan yang ada di dalam perjanjian sewa menyewa tersebut. Jika 7 Djaja S. Meliala, 2013, Hukum Perdata Dalam Perspektif BW, Bandung : Nusa Aulia, hal 169 5

pihak penyewa tidak menyetujui tidak terjadi masalah karena perjanjian dibuat oleh pihak yang menyewakan bukan kesepakatan kedua belah pihak. Namun apabila pihak penyewa menyetujui maka pihak penyewa menandatangni formulir perjanjian bersama dengan pihak yang menyewakan tanda telah terjadi kesepakatan sewa menyewa mobil. Setelah para pihak menandatangani perjanjian sewa menyewa menandakan telah terjadi kesepakatan maka secara otomatis terjadilah hubungan hukum antara pihak yang menyewakan dengan pihak penyewa, dengan demikian para pihak harus memenuhi hak dan kewajibannya masing masing. Pada saat terjadi perjanjian kedua belah pihak itu sudah melakukan proses perjanjian sewamenyewa yang berisi kesepakatan antara keduanya yang saling menguntungkan. Perjanjian tersebut dilaksanakan secara tertulis maksudnya kesepakatan yang dilakukan oleh kedua pihak secara tertulis yang berakhirnya demi hukum sesuai waktu yang disepakati tanpa harus ada pemberitahuan yang maksudnya antara pihak penyewa dan pihak yang menyewakan keduanya sudah memahami hak dan kewajiban tanpa harus saling mengingatkan. Kedua pihak dalam perjanjian sewa menyewa mobil itu melakukan hubungan hukum sewa menyewa berdasarkan suatu perjanjian yang mempunyai kekuatan hukum mengikat, yang berisi perjanjian untuk memberikan kenikmatan suatu barang, perjanjian untuk menikmati kegunaan barang yaitu mobil selama waktu yang telah ditentukan. Perjanjian sewa menyewa ini, merupakan salah satu jenis perjanjian sewa menyewa barang bergerak yaitu persewaan mobil yang dilakukan oleh Santai Trans dan Campus Rent Mobil. Mobil yang akan disewakan kepada penyewa harus selalu dicek oleh pihak yang menyewakan dan harus dipastikan mobil tersebut dalam keadaan yang baik agar pada saat penyewa mengunakan mobil tersebut tidak terjadi hal tak diharapkan. Apabila ditengah perjanjian mobil tersebut mengalami kendala maka pihak yang menyewakan harus bertanggung jawab atas kejadian tersebut. Perjanjian sewa-menyewa ini terjadi jika antara kedua belah pihak menyepakati hal-hal pokok dalam perjanjian yang berupa harga sewa, jenis mobil yang disewakan serta jangka waktu sewa. 6

Ketiga, post contractual (setelah terjadi perjanjian). Sebagaimana pasal 1570 KUHPerdata bahwa perjanjian sewa menyewa mobil ini merupakan perjanjian tertulis. Isi dari perjanjian telah dibuat dan dibakukan oleh pihak yang menyewakan serta pihak penyewa mempelajari isi perjanjian tersebut apabila menyetujui pihak penyewa menandatangani bersama dengan pihak yang menyewakan. Jadi berakhirnya perjanjian sewa menyewa tersebut sesuai dengan apa yang telah disepakati dan para pihak dianggap mengetahui serta tidak diperlukan pemberitahuan lagi. Pada tahap ini pihak penyewa dan pihak yang menyewakan harus memenuhi hak dan kewajiban mereka masing-masing agar tercapainya perjanjian sewa menyewa merupakan hasil dari selesainya perjanjian sewa menyewa mobil. Ada beberapa hal yang harus dilakukan pihak penyewa dan pihak yang menywakan antara lain: (1) Pihak penyewa menyerahkan mobil yang telah disewa sesuai jangka waktu yang telah ditentukan oleh kedua belah pihak; (2) Apabila biaya sewa menyewa belum dilunasi, pihak penyewa melunasi kekurangan biaya sewa tersebut sesuai dengan yang telah diperjanjikan sebelumnya; dan (3) Pihak yang menyewakan menyerahkan jaminan yang dijaminkan oleh pihak penyewa dalam perjanjian sewa menyewa. Dalam melakukan sewa menyewa pihak yang menyewakan dan pihak penyewa haruslah menaati ketentuan yang sudah dibakukan oleh pihak yang menyewakan serta disetujui oleh pihak penyewa. Apabila ketentuan tersebut tidak ditaati oleh pihak penyewa maka pihak yang menyewakan berhak meminta ganti rugi atas dasar wanprestasi jika pihak penyewa melangar perjanjian dan perbuatan melawan hukum bila pihak penyewa melanggar peraturan. 3.2 Hak dan Kewajiban Para Pihak dalam Perjanjian Sewa Menyewa Mobil Di Kabupaten Sukoharjo Berdasarkan KUHPerdata pasal 1338, isi dari ketentuan yang ditetapkan oleh pihak yang menyewakan dan telah disetujui oleh pihak penyewa berlaku seperti undang-undang hanya bagi kedua belah pihak saja karena ketenuan dalam sewa menyewa tersebut telah disepakati oleh pihak yang menyewakan maupun pihak penyewa. 7

Pertama, hak dan kewajiban pihak yang menyewakan. (1) Hak Pihak Yang Menyewakan. Pihak yang menyewakan berhak atas uang sewa yang di bayarkan oleh pihak penyewa sesuai yang telah disepakati dalam perjanjian sewa menyewa dan menerima kembali kendaraan yang telah selesai disewa oleh pihak penyewa sesuai dengan berakhirnya jangka waktu sewa; (2) Kewajiban Pihak Yang Menyewakan, tercantum pada pasal 1550 KUHPerdata dan pasal 1551 KUHPerdata. Kedua, hak dan kewajiban pihak penyewa. (1) Hak Pihak Penyewa. Dalam perjanjian sewa menyewa mobil penyewa berhak menggunakan mobil selama perjanjian berlangsung dalam keadaan yang baik hingga perjanjian sewa menyewa berlangsung dan jaminan kenyamanan pada saat mobil digunakan dalam perjanjian sewa menyewa hingga selesai; (2) Kewajiban Penyewa. Kewajiban penyewa sesuai pasal 1560 KUHPerdata. Selain itu penyewa juga berkewajiban membayar sejumlah uang sewa kepada pihak yang menyewakan sesuai dengan yang telah disepakati dan penyewa berkewajiban merawat mobil selama perjanjian berlangsung seperti merawat barang miliknya sendiri. Maka hal ini mewajibkan para pihak dalam perjanjian sewa menyewa mobil untuk melaksanakan hak dan kewajibannya secara baik, sehingga tidak mengurangi hak yang seharusnya diterima oleh kedua belah pihak dalam perjanjian sewa menyewa mobil ini. Dalam melakukan perjanjian sewa menyewa tidak luput dari kesalahan yang dilakukan oleh pihak penyewa. Hal ini apabila bisa diselesaikan melalui perdamaian atau sesuai dengan kespakatan tidak ada masalah lagi, namun apabila salah satu pihak masih tidak puas maka ia harus melakukan penyelesaian melalui jalur hukum atau peradilan. Jalur hukum ini harus bertanggung jawab atas hukum berdasarkan wanprestasi maupun perbuatan melawan hukum. 3.3 Tangung Jawab Apabila Terjadi Kesalahan dari Masing-Masing Pihak dalam Sewa Menyewa Mobil di Kabupaten Sukoharjo Pertama, wanprestasi. Pengertian yang umum tentang wanprestasi adalah pelaksanaan kewajiban yang tidak tepat pada waktunya atau dilakukan tidak 8

menurut selayaknya. 8 Wanprestasi merupakan suatu cidera janji, maksudnya ketidak tepatan janji karena suatu hal yang disengaja ataupun tidak disengaja dalam perjanjian sewa menyewa yang merugikan salah satu pihak dalam perjanjian itu. Apabila terjadi wanprestasi maka pihak yang menyewakan sebagai pihak yang dirugikan berhak menuntut pemenuhan prestasi kepada pihak penyewa sebagai pihak yang melakukan wanprestasi. Wanprestasi dari suatu perjanjian berupa: (1) Tidak memenuhi prestasi; (2) Tidak sempurna memenuhi prestasi; (3) Terlambat memenuhi prestasi. 9 Beberapa kesalahan pihak penyewa mengenai wanprestasi meliputi: (1) Tidak memenuhi prestasi. Kesalahan mengenai tidak memenuhi prestasi yang dilakukan oleh pihak penyewa yaitu tidak dikembalikannya mobil yang menjadi objek perjanjian sewa menyewa. Pihak penyewa dalam pengembalian mobil harus sesuai dengan apa yang telah disepakati dengan pihak yang menyewakan. Jika dalam jangka waktu 6 jam dari batas waktu pengebalian pihak penyewa tidak dapat dihubungi, maka pihak yang menyewakan berhak menyelesaiakan kasus ini melalui jalur hukum baik dengan gugatan perdata maupun dengan laporan ke kepolisian; (2) Tidak Sempurna Memenuhi Prestasi. Tidak sempurnanya pemenuhan prestasi yang dilakukan oleh pihak penyewa jika mobil yang menjadi objek perjanjian sewa menyewa di kembalikan tidak seperti pada saat penyerahan mobil pertama kalinya dalam hal ini mobil rusak atau cacat. Apabila mobil yang telah dikembalikan oleh pihak penyewa dalam keadaan cacat atau tidak seperti keadaan mobil saat serah terima kendaraan maka pihak penyewa wajib menganti sampai mobil tersebut seperti semula. Jangka waktu perbaikan mobil ini akan dihitung sewa karena mobil sudah jauh-jauh hari dipesan oleh pihak penyewa lain. Apabil penyewa tidak melakukan hal tersebut maka pihak penyewa menganti kerugian setelah pihak yang menyewakan mengajukan tuntutan ke pengadilan negeri; (3) Terlambat Memenuhi Prestasi. Pihak penyewa sering melakukan kesalahan yaitu tidak mengembalikan mobil tepat waktu sesuai dengan apa yang telah disepakati dalam perjanjian. Keselahan yang dilakukan penyewa tersebut 8 M Yahya Harahap, 1986, Segi-Segi Hukum Perjanjian, Bandung : Alumni, Hal 60 9 Munir Fuady, 2014, Konsep Hukum Perdata, Jakarta : Raja Grafindo Persada, hal 207 9

mengakibatkan kerugian kepada pihak yang menyewakan karena mobil yang disewakan penyewa sudah dipesan oleh penyewa lain, jadi penyewa lain harus menunggu pihak penyewa mengembalikan mobil. Apabila pihak yang menyewakan masih merasa dirugikan maka dapat mengajukan atau menuntut ke pengadilan negeri berdasarkan wanprestasi. Akibat hukum bagi pihak yang melakukan wanprestasi antara lain: (1) Membayar keugian yang diderita pihak yang mempunyai hak menerima prestasi (vide pasal 1234 KUHPER); (2) Menerima pemutusan perjanjian disertai dengan pembayaran ganti kerugian (vide pasal 1267 Kuhper); (3) Menerima peralihan resiko sejak saat terjadinya wan prestasi (vide pasal 1237 ayat 2 KUHPer); (4) Membayar biaya perkara di pengadilan (vide pasal 181 ayat (1) HIR). 10 Pihak penyewa harus sudah siap dengan semua konsekuensi yang ada apabila melakukan wanprestasi. Apabila permasalahan dapat diselesaiakan secara kekeluargaan maka sudah tidak ada masalah lagi tapi apabila pihak yang menyewakan tetap merasa rugi maka akan diselesaikan dengan jalur pengadilan. Kedua, Perbuatan Melawan Hukum. sebagaimana pasal 1365 KUHPerdata dapat disimpulkan bahwa pasal 1365 KUHPerdata mempunyai unsur-unsur: 11 (1) Ada perbuatan melawan hukum. Adanya perbuatan melawan hukum maksudnya bahwa si penyewa melakuakan suatu perbuatan yang melanggar hukum misalnya penyewa dengan sengaja memberikan jaminan berupa KTP dimana alamat yang dituju tidak sesuai dengan apa yang sebenarnya jadi pada saat masalah muncul pihak yang menyewakan mendatangi rumah penyewa tidak diketemukan. Disini pihak yang menyewakan merasa dirugikan maka pihak yang menyewakan dapat melakukan tuntutan ke pengadilan atas dasar perbuatan melawan hukum; (2) Ada kesalahan. Mengenai unsur kesalahan disini, kesalahan yang dilakukan oleh pihak penyewa dilakukan secara sengaja atau secara sadar melakukan kesalahan. Misalnya penyewa memberikan jaminan kepada pihak yang menyewakan berupa KTP, dimana KTP tersebut tidak menunjukan alamat yang sebenarnya. Jadi pada saat ada masalah pihak yang menyewakan mendatangi alamat tersebut tidak ada pihak penyewa, yang mengakibatkan mobil yang 10 Muhammad Syaifuddin, 2012, Hukum Kontrak, Bandung : Mandar Maju, hal 338 11 Djaja S. Meliala, 2012, Hukum Perdata Dalam Perspektif BW, Bandung : Nuansa Aulia, hal 186 10

disewakan tersebut tidak bisa dikembalikan kepada pihak yang menyewakan; (3) Ada kerugian. Adanya kerugian yang di derita pihak yang menyewakan akibat kesalahan pihak penyewa yang berupa alamat yang tidak sesuai dengan ktp, maka pihak penyewa berkwajiban menganti rugi kepada pihak yang menyewakan sesuai dengan apa yang diperbuat. Jadi apabilla pihak yang menyewakan tidak puas dengan ganti rugi yang diberikan oleh pihak yang menyewakan, maka pihak penyewa dapat melakukan tuntutan ke pengadilan atas dasar perbuatan melawan hukum. Perbuatan yang dilakukan oleh pihak penyewa jelas merugikan pihak yang menyewakan karena dengan adanya alamat yang tidak sesuai dengan KTP tersebut, maka mobil yang disewakan tersebut tidak dapat dikembalikan kepada pihak yang menyewakan karena alamat dan nama pihak penyewa tidak sesuai dengan ktp tersebut, sehingga alamat tersebut sulit untuk ditemukan; dan (4) Ada hubungan sebab dan akibat antara kerugian dengan perbuatan. Ada hubungan antara kerugian yang di derita pihak yang menyewakan dengan perbuatan yang dilakukan oleh pihak penyewa. Disini pihak penyewa memberikan sebuah KTP sebagai jaminan kepada pihak yang menyewakan dimana alamatnya tidak sesuai dengan apa yang sebenarnya yang mengakibatkan saat mobil yang disewa oleh pihak penyewa hilang, pihak yang menyewakan tidak dapat mencari keberadaan pihak penyewa akibat alamat yang tidak sesuai tersebut. Hal tersebut mengakibatkan kerugian pada pihak yang menyewakan, sebagaimana pasal 1365 KUHPerdata. Berdasarkan pasal 1365 KUHPerdata tersebut maka pihak penyewa harus mengganti kerugian atas kesalahan yang diperbuatnya, jika pihak penyewa tidak bisa menganti kerugian maka pihak yang menyewakan dapat mengajukan tuntutan kepada pihak penyewa ke pengadilan atas dasar perbuatan melawan hukum. Resiko yang harus ditanggung pihak yang menyewakan mobil dapat diartikan dari pasal 1552 KUHPerdata. Jadi mobil yang disewakan kepada pihak penyewa harus dalam keadaan yang baik, jika pada saat disewa oleh pihak penyewa dan terjadi kerusakan ditengah berlangsungnya perjanjian sewa menyewa sehingga mengakibatkan masalah yang harus dialami oleh pihak penyewa maka mobil dapat dikembalikan dan kerugian ditanggung pihak yang menyewakan. 11

Adapun menurut pasal 1554 KUHPerdata, jika diterapkan dalam perjanjian sewa menyewa antara rental mobil Santai Trans dan Campus Rental Mobil, jika mobil yang disewakan tersebut rusak karena akibat banjur, tanah longsor, atau keadaan alam lainnya pada saat berlangsungnya sewa, maka pihak penyewa tidak dapat dikenakan ganti rugi karena peristiwa tersebut diluar kemampuan manusia atau dalam keadaan memaksa (overmacht). Adapun resiko yang harus ditanggung oleh pihak penyewa adalah seperti yang diatur dalam pasal 1564 KUHPerdata. Hal ini berarti bahwa apabila saat sewa menyewa mobil berlangsung dan terjadi kerusakan pada mobil tersebut, maka pihak penyewalah yang harus bertanggung jawab membayar ganti rugi, kecuali pihak penyewa daat membuktikan bahwa kerusakan itu bukan disebabkan oleh kesalahannya. Sebagaimana pasal 1246 KUHPerdata dan pasal 1427 KUHPerdata. Hal tersebut menunjukkan bahwa pihak yang mempunyai prestasi apabila melakukan perbuatan melawan hukum maka pihak tersebut wajib mengganti rugi kepada pihak yang dirugikan, dan bahkan apabila dilakukan secara sengaja atau dengan itikad tidak baik maka pihak yang dirugikan dapat menuntut keuntungan yang bahkan belum didapatnya itu. Di dalam ganti kerugian terdapat 3 komponen, antara lain: (1) Biaya (konsten), yakni segala biaya yang nyata telah dikeluarkan; (2) Rugi (schaden), yakni kerugian karena kerusakan barang milik yang menyewakan, disebabkan oleh kelalaian penyewa; (3) Bunga (interessen), yakni keuntungan yang seharusnya diperoleh atau diharapkan oleh yang menyewakan. 12 Ganti rugi merupakan bentuk tanggung jawab pihak yang dirugikan atas wanprestasi yang dilakukan oleh pihak lainnya sedangkan ganti rugi yang lazim digunakan dengan menganti dengan uang. Segala kerusakan bahwa sewa digati dengan uang yang sesuai dengan kerusakannya. Dalam perjanjian sewa menyewa mobil inipun juga menggunakan ketentuan tersebut sehingga ketentuan tersebit dapat dijadikan pedoman penuntutan ganti kerugian yang timbul. 12 Muhammad Syaifuddin, Op.Cit., hal 345. 12

4. PENUTUP 4.1 Kesimpulan Pertama, proses perjanjian sewa menyewa mobil yang dilakukan oleh persewaan mobil Santai Trans dan Campus Rental Mobil di Kabupaten Sukoharjo merupakan salah satu jenis perjanjian sewa menyewa barang bergerak yang dilakukan dengan perjanjian tertulis antara kedua belah pihak. Perjanjian sewa menyewa mobil tersebut sudah sesuai dengan pasal 1548 KUHPerdata dan sesuai dengan syarat perjanjian dalam Pasal 1320 KUHPerdata. Jika telah terjadi kesepakatan maka pihak penyewa membayar uang yang telah disepakati kepada pihak yang menyewakan lalu pihak yang menyewakan menyerahkan mobil kepada pihak penyewa selama waktu yang telah ditentukan kedua belah pihak. Kedua, sesuai dengan pasal 1550 dan pasal 1560 KUHPerdata. Pihak yang menyewakan dan pihak penyewa memiliki hak dan kewajiban antara lain: (1) Hak dan kewajiban pihak yang menyewakan yaitu memberi kuasa memakai barang sewa kepada pihak penyewa. Pihak yang menyewakan berkewajiban memberikan mobil sesuai dengan yang telah disepakati bersama pihak penyewa. Pihak yang menyewakan berkewajiban mendahulukan setiap kewajiban berdasarkan perjanjian, kewajiban memelihara barang sewa itu berupa mobil sehingga dapat digunaan untuk keperluan yang dimaksud. Pihak yang menyewakan harus selalu mengontrol mobil sebelum dan sesudah disewa oleh pihaka penyewa. Pihak yang menyewakan memberi hak kepada pihak penyewa untuk menikmati barang yang disewakan itu dengan tentram selama sewa menyewa berlangsung; (2) Pihak penyewa memiliki hak dan kewajiban mengunakan barang sewa sebagai seorang kepala rumah tangga yang baik, sesuai dengan tujuan sewa menyewa mobil. Pihak penyewa berhak memakai barang yang sudah disewa sesuai fungsi dan bisa menikmati kenikmatannya. Pihak penyewa berkewajiban memelihara barang yang disewa secara baik dan benar. Apabila terjadi kerusakan pada saat berlangsungnya perjanjian, pihak penyewa berkewajiban mengganti kerusakan itu. Pihak penyewa juga berkewajiban membayar uang sesuai harga yang disepakati saat perjanjian dengan pihak yang menyewakan. Pemberikan uang sewa tersebut secara tepat waktu dan sesuai jumlah yang disepakati. Hak bagi pihak yang menyewakan merupakan kewajiban bagi pihak penyewa, demikian sebaliknya kewajiban bagi 13

pihak yang menyewakan merupakan hak bagi pihak penyewa sehingga apabila salah satu pihak tidak memenuhi kewajiban karena melakukan maka ia harus bertanggung jawab atas kesalahan yang diperbuat. Ketiga, tanggungjawab muncul dalam suatu perjanjian sewa menyewa jika salah satu dari kedua belah pihak melakukan kesalahan. Kesalahan dapat didasarkan atas: (1) Wanprestasi, keadaan ini terjadi jika sering dijumpai saat perjanjian sewa mobil baik dari persewaan mobil santai trans maupun campus rental mobil adalah penyewa dengan sengaja memberikan jaminan berupa KTP dimana alamat yang dituju tidak sesuai dengan apa yang sebenarnya jadi pada saat masalah muncul pihak yang menyewakan mendatangi rumah penyewa tidak ditemukan. Apabila penyewa terbukti melakukan kesalahan, maka pihak penyewa harus harus sudah siap dengan semua konsekuensi yang ada apabila melakukan wanprestasi. Apabila permasalahan dapat diselesaiakan secara kekeluargaan maka sudah tidak ada masalah lagi tapi apabila pihak yang menyewakan tetap merasa rugi maka akan diselesaikan dengan jalur pengadilan. (2) Perbuatan melawan hukum, Dalam perjanjian sewa yang dilakukan oleh persewaan mobil santai trans dan campus rental mobil, sering ditemukan adanya perbuatan melawan hukum maksudnya bahwa si penyewa melakukan suatu perbuatan yang melanggar hukum misalnya penyewa dengan sengaja memberikan jaminan berupa KTP dimana alamat yang dituju tidak sesuai dengan apa yang sebenarnya jadi pada saat masalah muncul pihak yang menyewakan mendatangi rumah penyewa tidak diketemukan. Berdasarkan kesalahan yang dilakukan oleh penyewa maka menurut pasal 1365 KUHPerdata penyewa harus bertanggung jawab atas kerugian yang ditimbulkan akibat dari perbuatannya. Sementara itu resiko yang harus ditanggung oleh para pihak ada tiga yaitu: (1) resiko alamiah yaitu resiko yang timbul dikarenakan rusaknya mobil akibat faktor alam. Resiko ini harus ditanggung oleh pihak yang menyewakan; (2) Resiko timbul ketika kerusakan terjadi saat mobil berada di tangan pihak penyewa, misalnya pihak penyewa mengalami kecelakaan dan membuat mobil yang disewa mengalami kerusakan. Apabila tidak tercapai musyawarah, maka pihak pemilik dapat mengajukan tuntutan ke pengadilan. Setelah diputus bersalah, 14

pihak penyewa wajib bertanggung jawab membayar ganti rugi pada pihak pemilik sewa; dan (3) Overmacht (keadaan memaksa) resiko ini timbul dikarenakan halhal diluar kemampuan kedua belah pihak. Misalnya tanah longsor banjir yang menimbulkan kerusakan pada mobil. Resiko ini merupakan tanggung jawab pihak yang menyewakan. Adapun resiko yang sering terjadi dalam persewaan mobil di santai rent car dan caampus rental mobil hampir sama diantaranya kerusakan mobil, keterlambatan sewa, penipuan (sewa tidak dibayar). Hal itu sering sekali dialami oleh kedua persewaan itu, sehingga mengakibatkan suatu kerugian bagi pihak yang menyewakan. Hal tersebut dapat dikategorikan sebagai wanprestasi yaitu kelalaian atau sering juga disebut cidera tidak menepati janji. Penipuan dalam persewaan mobil ini dalam hukum bisa dikategorikan sebagai perbuatan melawan hukum. Apabila melakukan kesalahan itu, baik dari pihak yang menyewakan maupun pihak penyewa perlu memeberikan ganti rugi atas tanggung jawab sesuai dengan kesalahan yang diperbuat dan sesuai dengan apa yang diatur dalam perjanjian. Ganti rugi akan kerusakan barang sewa baik yang dilakukan penyewa maupun yang menyewakan diganti dengan uang yang sesuai dengan kerugian yang dialami. Ganti rugi merupakan bentuk tanggung jawab pihak yang dirugikan atas wanprestasi yang dilakukan oleh pihak lainnya sedangkan ganti rugi yang lazim digunakan dengan mengganti dengan uang. Segala kerusakan barang sewa diganti dengan uang yang sesuai dengan kerusakannya. Dalam perjanjian sewa menyewa mobil ini juga menggunakan ketentuan tersebut sehingga ketentuan tersebut dapat dijadikan pedoman penuntutan ganti rugi kerugian yang timbul. 4.2 Saran Pertama, perjanjian sewa menyewa mobil yang dilakukan oleh pihak yang menyewakan dan pihak penyewa hendaknya dapat memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak. Kedua, perjanjian sewa menyewa mobil, apabila sudah terjadi kesepakatan antara kedua belah pihak. Seharusnya pihak penyewa tidak hanya meninggalkan 15

jaminan berupa identitas dan sebuah motor saja. Pihak penyewa seharusnya juga meninggalkan sejumlah uang sebagai bentuk kesepakatan terjadinya sewa. Ketiga, perjanjian pembiayaan yang dilakukan hendaknya didasari dengan itikad baik dan apabila terjadi permasalahan sebaiknya diselesaiakan secara kekeluargaan melalui perdamaian sebelum masalah teresebut diajukan ke pengadilan. Keempat, sebaiknya persewaan mobillebih selektif dalam memilik calon penyewa. PERSANTUNAN Skripsi ini, penulis persembahkan kepada kedua orangtuaku tercinta atas doa dan dukungan moril maupun materiil yang tiada tara. Kekasihku tercinta dan adikku tersayang atas dukungan, doa dan semangatnya serta sahabat-sahabatku semuanya tanpa kecuali, terima kasih atas motivasi, dukungan dan doanya selama ini. 16

DAFTAR PUSTAKA Buku Fuady, Munir. 2014. Konsep Hukum Perdata. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Harahap, M. Yahya. 1986. Segi-Segi Hukum Perjanjian. Bandung: Alumni. Kusumaatmadja, Mochtar dan Ariel Sidharta. 2009. Pengantar Ilmu Hukum. Bandung: PT Alumni. Meliala, Djaja S. 2013. Hukum Perdata Dalam Perspektif BW. Bandung: Nusa Aulia. Meliala, Djaja S. 2012. Hukum Perdata Dalam Perspektif BW. Bandung: Nuansa Aulia. Subekti. 1986. Hukum Perjanjian. Jakarta: PT Intermasa. Sunggono, Bambang. 1997. Metodologi Penelitian Hukum. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Syaifuddin, Muhammad. 2012. Hukum Kontrak. Bandung: Mandar Maju Aturan Perundang-undangan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata 17