SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA BAB II. PELESTARIAN LINGKUNGAN

dokumen-dokumen yang mirip
PENDAHULUAN. Perdagangan satwa liar mungkin terdengar asing bagi kita. Kita mungkin

BAB III METODE PENELITIAN. Jawa Timur, dilaksanakan pada bulan November sampai dengan bulan Desember

Contoh Makalah Penelitian Geografi MAKALAH PENELITIAN GEOGRAFI TENTANG LINGKUNGAN HIDUP DI INDONESIA

Pengertian lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar manusia yang memengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik langsung maupun tidak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN SALING KETERGANTUNGAN ANTAR MAKHLUK HIDUP

Konservasi Lingkungan. Lely Riawati

TIPOLOGI EKOSISTEM DAN KERAWANANNYA

BAB I. PENDAHULUAN A. PENDAHULUAN

PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN IV

ANALISA MASALAH DAMPAK LINGKUNGAN AMDAL DWI ASTUTY. G

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA DAN LAPORAN... PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN...

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 2

BERITA NEGARA. KEMEN-LHK. Korban Bencana dan Kecelakaan. Pencarian. pertolongan. Evakuasi. Standar Peralatan.

Geografi LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN II. K e l a s. xxxxxxxxxx Kurikulum 2006/2013

LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

KONSEP DASAR EKOLOGI DAN LINGKUNGAN P E R T E M U A N K E D U A

BAB I PENDAHULUAN. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia tentang. sumber daya alam. Pasal 2 TAP MPR No.IX Tahun 2001 menjelaskan

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 03 TAHUN 2002 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

TUNTAS/PKBM/1/GA - RG 1 Graha Pustaka

BAB I PENDAHULUAN. hutan hujan tropis yang tersebar di berbagai penjuru wilayah. Luasan hutan

BAB III ISU STRATEGIS

KEANEKARAGAMAN HAYATI (BIODIVERSITY) SEBAGAI ELEMEN KUNCI EKOSISTEM KOTA HIJAU

Hubungan Sumber Daya Alam dengan Lingkungan, Teknologi, dan Masyarakat

Individu adalah satu makhluk hidup, misalnya seekor semut, seekor burung dan sebuah pohon.

Komponen Ekosistem Komponen ekosistem ada dua macam, yaitu abiotik dan biotik. hujan, temperatur, sinar matahari, dan penyediaan nutrisi.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 1998 TENTANG KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 6. PERAN MANUSIA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGANLatihan Soal 6.2

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 87 TAHUN 2008 TENTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

EKOLOGI & AZAS-AZAS LINGKUNGAN. Oleh : Amalia, S.T., M.T.

BAB 1 PENDAHULUAN. alam, dewasa ini lebih banyak dituangkan dalam program kerja kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. fauna yang hidup di habitat darat dan air laut, antara batas air pasang dan surut.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS UNTUK EKOSISTEM TERPADU RIMBA ASISTEN DEPUTI KAJIAN KEBIJAKAN WILAYAH DAN SEKTOR KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN

RUANG LINGKUP EKOLOGI

SMP NEGERI 3 MENGGALA

Geografi LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN I. K e l a s. Kurikulum 2006/2013. A. Pengertian Lingkungan Hidup

PENTINGNYA PLASMA NUTFAH DAN UPAYA PELESTARIANNYA Oleh : DIAN INDRA SARI, S.P. (Pengawas Benih Tanaman Ahli Pertama BBPPTP Surabaya)

SUMBER DAYA ALAM DAN PERMASALAHAN LINGKUNGAN

lingkungan untuk kepentingan generasi sekarang dan mendatang.

Geografi PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUN BERKELANJUTAN I. K e l a s. xxxxxxxxxx Kurikulum 2006/2013. A. Kerusakan Lingkungan Hidup

KEANEKARAGAMAN HAYATI. Keanekaragaman Jenis Keanekaragaman Genetis Keanekaragaman ekosistem

Individu Populasi Komunitas Ekosistem Biosfer

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1990 TENTANG KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM HAYATI DAN EKOSISTEMNYA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MENGELOLA LINGKUNGAN HIDUP SEBAGAI UPAYA MEMPERBAIKI MUTU HIDUP

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Kawasan Gunung Merapi adalah sebuah kawasan yang sangat unik karena

DEFINISI SUMBERDAYA ALAM (UURI NO. 32 TH 2009 ttg Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup)

BAB I PENDAHULUAN. daya alam non hayati/abiotik. Sumber daya alam hayati adalah unsur-unsur hayati

BAB I PENDAHULUAN. dan fauna yang tersebar diberbagai wilayah di DIY. Banyak tempat tempat

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2002 TENTANG KETAHANAN PANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Konservasi Tingkat Komunitas OLEH V. B. SILAHOOY, S.SI., M.SI

Berikut beberapa penyebab kepunahan hewan dan tumbuhan: 1. Bencana Alam

Dampak Kegiatan Manusia terhadap Keanekaragaman Hayati

PRINSIP DASAR PENGELOLAAN KONSERVASI

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN BAB I Latar Belakang

Suhartini Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA UNY

termasuk manusia dan prilakunya

Ekologi ilmu tentang rumah atau tempat tinggal organisme atau rumah tangga mahluk hidup.

Pendahuluan: Konsep-konsep Dasar Ekologi Manusia. Tim Pengajar MK Ekologi Manusia Tujuan Pengajaran

BAB X PEMBANGUNAN SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.14/MEN/2007 TENTANG

BAB II TUJUAN, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI PENATAAN RUANG WILAYAH PROVINSI BANTEN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Dampak pembangunan terhadap lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara di dunia dalam bentuk negara

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dianugerahi oleh Tuhan Yang Maha Esa kekayaan baik itu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGANTAR ILMU PERTANIAN (IPB 107), SKS =2(2-0) Pengantar Ilmu Pertanian 1

PERENCANAAN PERLINDUNGAN

PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 06 TAHUN 2004

Disusun Oleh: Faisal Rahmad H Fabian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam pandangan al-qur an, mempelajari dan mengamati fenomena

STUDI EVALUASI PENETAPAN KAWASAN KONSERVASI TAMAN NASIONAL BUKIT TIGAPULUH (TNBT) KABUPATEN INDRAGIRI HULU - RIAU TUGAS AKHIR

PERATURAN DAERAH KOTA KUPANG NOMOR 7 TAHUN 2000 TENTANG RUANG TERBUKA HIJAU KOTA KUPANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA KUPANG, Menimbang

PERATURAN DAERAH KOTA KUPANG NOMOR 7 TAHUN 2000 TENTANG RUANG TERBUKA HIJAU KOTA KUPANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA KUPANG,

BAB I PENDAHULUAN. alam yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Pada

BAB I PENDAHULUAN. I.I Latar Belakang. Pertambahan penduduk merupakan faktor utama pendorong bagi upaya

PELESTARIAN EKOSISTEM FLORA DAN FAUNA

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 10. PELESTARIAN LINGKUNGANLaihan soal 10.3

PENDAHULUAN. daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2002 TENTANG KETAHANAN PANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

disinyalir disebabkan oleh aktivitas manusia dalam kegiatan penyiapan lahan untuk pertanian, perkebunan, maupun hutan tanaman dan hutan tanaman

LINGKUNGAN HIDUP: masalah dan solusinya

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ALOR TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA LINGKUNGAN HIDUP KAWASAN PESISIR DAN LAUT DI KABUPATEN ALOR

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 10. PELESTARIAN LINGKUNGANLatihan soal 10.1

REKLAMASI BENTUK LAIN PADA LAHAN BEKAS TAMBANG

Geografi KEARIFAN DALAM PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM I. K e l a s. Kurikulum 2013

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan salah satu sumber daya alam yang mutlak diperlukan bagi

Ekologi merupakan cabang ilmu biologi yang mempelajari hubungan timbal balik antara makluk hidup dan lingkungannya. Kata ekologi pertama diusulkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA. Bab II

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN IPA BAB XV POPULASI PENDUDUK

PENDAHULUAN. termasuk ekosistem terkaya di dunia sehubungan dengan keanekaan hidupan


Transkripsi:

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA BAB II. PELESTARIAN LINGKUNGAN Rizka Novi Sesanti KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN 2017

BAB II. PELESTARIAN LINGKUNGAN A. Kompetensi Inti: Menguasai materi, struktur, konsep dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu B. Kompetensi Dasar: Menerapkan pelestarian lingkungan C. Uraian Materi: 1. Lingkungan dan permasalahannya Lingkungan merupakan segala sesuatu yang ada di sekitar manusia serta mempengaruhi kehidupan manusia baik secara langsung maupun tidak langsung, baik biotik maupun abiotik. Lingkungan biotik adalah lingkungan yang hidup, misalnya hewan, pepohonan, dan manusia. Sedangkan lingkungan abiotik mencakup benda-benda tidak hidup seperti rumah, gedung, dan batu, air, udara, dan sebagainya. Lingkungan biotik dan abiotik tersebut harus berjalan secara seimbang agar menciptakan kehidupan yang baik dan berkelanjutan. Lingkungan hidup tidak hanya mencakup lingkungan fisik saja, namun juga mencakup ekosistem, budaya, perilaku sosial, bahkan juga udara yang ada. Secara umum lingkungan hidup merupakan sebuah kesatuan ruang dengan segala benda dan makhluk hidup di dalamnya termasuk manusia dan perilakunya yang mempengaruhi keberlangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia dan makhluk hidup yang lainnya yang mencakup ekosistem dan perilaku sosial budaya. Dalam kehidupan, lingkungan hidup berfungsi sebagai habitat makhluk hidup, penyedia sumber daya alam (SDA) bagi keberlangsungan hidup, dan memberi pengaruh pada pola pikir, tingkah laku, dan sifat makhluk hidup. Dalam lingkungan hidup terdiri dari individu, populasi, komunitas dan ekosistem. Individu merupakan organisme tunggal yang hidup disuatu lokasi, populasi merupakan 1

kumpulan individu yang sejenis dan hidup di suatu daerah dengan waktu tertentu, komunitas merupakan kumpulan berbagai populasi yang hidup di suatu waktu dan daerah tertentu yang saling berinteraksi dan memengaruhi satu sama lain. Dalam derajat keterpaduan komunitas, lebih kompleks jika dibandingkan dengan individu dan populasi. Semua organisasi merupakan bagian dari komunitas dan dari komponennya saling terhubung dengan keragaman interaksinya. Sedangkan ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik tak terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Antara komunitas dan lingkungannya saling berinteraksi yang menciptakan kesatuan ekologi yang disebut dengan ekosistem. Komponen penyusun dari ekosistem adalah produsen (tumbuhan hijau), konsumen (herbivora, karnivora, dan omnivora) dan dekomposer/pengurangi (mikroorganisme). Saat ini lingkungan hidup telah banyak mengalami permasalahan, baik permasalahan yang disebabkan oleh alam ataupun yang disebabkan oleh ulah manusia. Peristiwa alam yang berdampak pada kerusakan lingkungan hidup antara lain letusan gunung berapi, gempa bumi, dan angin topan. Sedangkan yang disebabkan oleh ulah manusia diantaranya adalah terjadinya banjir akibat penebangan hutan, tanah longsor dan kebakaran lahan. Kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh peristiwa alam dampaknya tidak seluas dari kerusakan yang disebabkan oleh ulah manusia. Dampak yang diakibatkan oleh peristiwa alam biasanya bersifat lokal dan tidak terjadi sekala luas. Namun kerusakan yang disebabkan oleh ulah manusia lebih berdampak luas. Permasalahan lingkungan hidup akhir-akhir ini menjadi perhatian banyak pihak karena dirasakan telah terjadi perubahan secara negatif yang dirasakan oleh manusia. Perubahan tersebut diantaranya adalah adanya peningkatan suhu udara yang mulai dirasakan, adanya pencemaran udara, pencemaran air, dan lainnya. Perubahan ekosistem lingkungan yang paling utama disebabkan oleh perilaku masyarakat yang kurang baik dalam pemanfaatan sumber-sumber daya dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya. Hal inilah yang menyebabkan adanya perubahan ekosistem. Perubahan ekosistem suatu lingkungan terjadi dengan adanya kegiatan 2

masyarakat seperti pemanfaatan lahan yang dijadikan sebagai daerah pertanian sehingga dapat mengurangi luas lahan lainnya. Adanya pertambahan jumlah penduduk dalam memanfaatkan lingkungan akan membawa dampak bagi mata rantai yang ada dalam suatu ekosistem. Selain itu kerusakan hutan yang terjadi karena adanya penebangan dan kebakaran hutan dapat mengakibatkan banyak hewan dan tumbuhan yang punah. Padahal hutan merupakan sumber kehidupan bagi sebagian masyarakat yang berfungsi sebagai penghasil oksigen, tempat penyedia makanan dan obat-obatan. Jumlah kerusakan flora dan fauna akan terus bertambah dan berlangsung lama jika dalam penggunaannya masyarakat tidak memperhatikan keseimbangan terhadap ekosistem lingkungan. Dampak dari perubahan ekosistem akan berkurang jika masyarakat mengetahui dan memahami fungsi dari suatu ekosistem tersebut. Kerusakan ekosistem membawa dampak bukan hanya pada keanekaragaman terhadap flora dan fauna juga dapat mmbawa pengaruh lain terhadap masyarakat itu sendiri seperti longsor, banjir dan erosi. Selain itu kerusakan lingkungan bisa di sebabkan oleh sampah. Sampah yang semakin banyak dapat menimbulkan penguapan sungai dan kehabisan zat asam yang sangat dibutuhkan bagi mikroorganisme yang hidup di sungai. Serta dapat pula disebabkan dari pembuangan limbah cair dari kapal dan pemanfaatan terhadap penggunaan air panas yang dapat menimbulkan laut menjadi tercemar. 2. Upaya pelestarian lingkungan hidup Upaya untuk menanggulangi masalah kerusakan yang terjadi pada lingkungan perlu diadakan konservasi. Konservasi dapat diartikan sebagai upaya untuk memelihara lingkungan mulai dari lingkungan keluarga, masyarakat sampai bangsa. Pengelolaan sumber daya alam merupakan usaha secara sadar dengan cara menggali sumber daya alam, tetapi tidak merusak sumber daya alam lainnya sehingga dalam penggunaannya harus memperhatikan pemeliharaan dan perbaikan kualitas dari sumber daya alam tersebut. Adanya peningkatan perkembangan kemajuan di bidang produksi tidak perlu mengorbankan lingkungan yang dapat menimbulkan kerusakan lingkungan. 3

Apabila lingkungan tercemar maka akan berdampak buruk bagi kelanjutan dari keberadaan sumber daya alam yang akhirnya dapat menurunkan kehidupan masyarakat. Dalam pengelolaan sumber daya alam perlu diperhatikan keserasiannya dengan lingkungan. Keserasian lingkungan merupakan proses pembentukan lingkungan yang sifatnya relatif sama dengan pembentukan lingkungan. Pengelolaan sumber daya alam agar berkelanjutan perlu diadakannya pelestarian terhadap lingkungan tanpa menghambat kemajuan. Pada umumnya permasalahan yang terjadi dapat diatasi dengan cara-cara sebagai berikut: a. Menerapkan penggunaan teknologi yang ramah lingkungan pada pengelolaan sumber daya alam baik yang dapat maupun yang tidak dapat diperbaharui dengan memperhatikan daya dukung dan daya tampungnya. b. Untuk menghindari terjadinya pencemaran lingkungan dan kerusakan sumber daya alam maka diperlukan penegakan hokum secara adil dan konsisten. c. Memberikan kewenangan dan tanggung jawab secara bertahap terhadap pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup. d. Pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup secara bertahap dapat dilakukan dengan cara membudayakan masyarakat dan kekuatan ekonomi. e. Untuk mengetahui keberhasilan dari pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup dengan penggunaan indicator harus diterapkan secara efektif. f. Penetapan konservasi yang baru dengan memelihara keragaman konservasi yang sudah ada sebelumnya. g. Mengikutsertakan masyarakat dalam rangka menanggulangi permasalahan lingkungan global. 3. Pembangunan berwawasan lingkungan Dalam pembangunan perlu memasukkan antara pembangunan dengan lingkungan karena lingkungan berfungsi sebagai penopang pembangunan secara berkelanjutan. Jika pembangunan secara terus-menerus tidak memperhatikan faktor lingkungan maka lingkungan hidup akan rusak dan berkelanjutan pembangunan itu sendiri akan terancam. 4

Pembangunan berwawasan lingkungan adalah upaya peningkatan kualitas manusia secara bertahap dengan memperhatikan faktor lingkungan. Pada prosesnya, pembangunan ini mengoptimalkan manfaat sumber daya alam, sumber daya manusia, dan ilmu pengetahuan dengan menserasikan ketiga komponen tersebut sehingga dapat berkesinambungan. Dalam memanfaatkan lingkungan sebagai penopang pembangunan harus pula memperhitungkan keterbatasannya, sehingga tidak boleh serakah agar tidak habis pada saat ini. Hal-hal penting dalam pelaksanaan pembangunan berwawasan lingkungan antara lain sebagai berikut. a. Proses pembangunan hendaknya berlangsung terus-menerus dengan ditopang kualitas lingkungan dan manusia yang berkembang secara berkelanjutan. b. Pembangunan yang dilakukan memungkinkan meningkatkan kesejahteraan generasi sekarang tanpa mengurangi kesejahteraan generasi yang akan datang. c. Lingkungan hidup memiliki keterbaasan sehingga dalam pemanfaatannya akan mengalami pengurangan dan penyempitan. d. Semakin baik kualitas lingkungan maka semakin baik pula pengaruhnya terhadap kualitas hidup yang tercermin antara lain pada meningkatnya usia harapan hidup dan menurunnya tingkat kematian. e. Penggunaan sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui, dilakukan sehemat mungkin dan dicari sumber daya alternatif lainnya sehingga dapat digunakan selama mungkin. Pembangunan berwawasan lingkungan juga dikenal dengan pembangunan berkelanjutan, yaitu pembangunan yang berorientasi pada pemenuhan kebutuhan manusia melalui pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana, efisien, dan memperhatikan pemanfaatan baik untuk generasi masa kini maupun genersai yang akan datang. Pembangunan berwawasan lingkungan dan pembangunan berkelanjutan memiliki karakteristik yang khas dan berbeda dengan pola pembangunan lainnya yang selama ini dilaksanakan. Ciri-ciri tersebut sebagai berikut. 5

a. Menggunakan pendekatan integratif. Dengan menggunakan pendekatan integratif maka keterkaitan yang kompleks antara manusia dengan lingkungan dapat dimungkinkan untuk masa kini dan masa yang akan datang. b. Menggunakan pandangan jangka panjang. Pandangan jangka panjang dapat digunakan untuk merencanakan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya yang mendukung pembangunan agar secara berkelanjutan dapat dimanfaatkan. c. Menjamin pemerataan dan keadilan. Strategi pembangunan yang berwawasan lingkungan dilandasi oleh pemerataan distribusi lahan dan faktor produksi, pemerataan kesempatan perempuan, dan pemerataan ekonomi untuk kesejahteraan. d. Menghargai keanekaragaman hayati. Keanekaragaman hayati merupakan dasar bagi tatanan lingkungan. Pemeliharaan keanekaragaman hayati memiliki kepastian bahwa sumber daya alam selalu tersedia secara berlanjut untuk masa kini dan masa yang akan datang. e. Dalam pembangunan berkelanjutan berusaha menyatukan tiga dimensi ekonomi, sosial, dan lingkungan hidup menjadi suatu sinergi dalam meningkatkan kualitas manusia. Dimensi ekonomi dalam pembangunan berkelanjutan tetap memfokuskan kepada pertumbuhan, pemerataan, stabilitas, dan arif. Dimensi sosial mencakup pemberdayaan, peran serta, kebersamaan, mobilitas, identitas kebudayaan, pembinaan kelembagaan, dan pengentasan kemiskinan. Dimensi ekologi bertujuan untuk integritas ekosistem, ramah lingkungan dan hemat sumber daya alam, pelestarian keanekaragaman hayati, dan tanggapan isu global. 4. Pelestarian keanekaragaman hayati Keanekaragaman hayati atau biodiversitas (biological divercity) adalah berbagai macam variasi bentuk, penampilan, jumlah, dan sifat yang tampak pada berbagai tingkatan persekutuaan mahluk hidup yang meliputi tingkatan ekoistem, tingkatan jenis (spesies), dan keanekaragaman ekosistem. Untuk menjaga keanekaragaman hayati dan keseimbangan ekosistem, harus diusahakan agar tidak ada satu atau lebih komponen ekosistem yang mengalami 6

kepunahan. Oleh sebab itu, usaha pelestarian keanekaragaman hayati harus dilakukan secara terpadu, artinya dalam suatu pelestarian itu, seluruh komponen ekosistem harus dilestarikan secara keseluruhan. Sikap manusia sangat berpengaruh terhadap perlindungan satwasatwa langka yang mulai terancam kepunahan ini. Manusia harus sadar bahwa makhluk hidup apa pun jika telah punah, keberadaannya di alam tidak dimungkinkan lagi. Konservasi keanekaragaman hayati memiliki beberapa tujuan, antara lain sebagai berikut: a. Menjamin kelestarian fungsi ekosistem sebagai penyangga kehidupan b. Mencegah terjadinya kepunahan spesies yang disebabkan oleh kerusakan habitat dan pemanfaatan (termasuk perdagangan) yang tidak terkendali. c. Menyediakan sumber plasma nutfah untuk mendukung pengembangan dan budidaya kultivar-kultivar tanaman pangan, obat-obatan, maupun hewan ternak. Adapun upaya sumber daya alam hayati dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu pelestarian secara in situ dan pelestarian secara eks situ. Pelestarian secara in situ adalah pelestarian yang dilakukan di habitatnya. Contoh dari pelestarian ini adalah hutan lindung, taman nasional, perlindungan bunga bangkai di Maluku, dan perlindungan komodo di pulau komodo. Pelestarian secara eks situ adalah pelestarian yang dilakukan diluar habitatnya dan dipelihara di tempat lain. Contoh pelestarian eks situ adalah kebun koleksi yang mengoleksi berbagai jenis hewan atau tumbuhan yang asalnya berbeda dikumpulkan dalam satu tempat, seperti burung jalak bali yang di tangkarkan di kebun binatang Surabaya. Pelestarian sumberdaya alam perlu dilakukan untuk beberapa kriteria yang dinyatakan hampir punah. Menurut IUCN terdapat beberapa kriteria mengenai kriteria risiko kepunahan suatu takson di level spesies dan di bawahnya. Setiap takson harus dievaluasi sebelum dapat dikategorikan. 1. Punah (Extinct EX): Sebuah takson dinyatakan punah apabila tidak terdapat keraguan bahwa individu terakhir telah mati. Pernyataan punahnya sebuah takson 7

perlu didasari dengan survei intensif di habitat yang telah diketahui pada kondisi, musim, dan siklus hidup yang tepat. 2. Punah di Alam Liar (Extinct in the Wild EW): Sebuah takson dinyatakan punah di alam liar apabila individu yang bertahan hidup hanya ditemukan di penangkaran atau fasilitas konservasi. Pernyataan punahnya suatu takson di alam bebas perlu didasari hasil survei di habitat yang diketahui dengan memperhatikan musim dan siklus hidup takson. 3. Bahaya Kritis (Critically Endangered CR): Sebuah takson dikatakan dalam bahaya kritis apabila dalam proses evaluasi ditemukan bahwa takson tersebut memenuhi kriteria A sampai E untuk critically endangered (lihat dari link acuan, panjang banget soalnya) 4. Bahaya (Endangered EN): Sebuah takson dikatakan dalam bahaya apabila dalam proses evaluasi ditemukan bahwa takson tersebut memenuhi kriteria A sampai E untuk endangered (lihat darilink acuan, panjang banget soalnya) 5. Rentan (Vulnerable VU): Sebuah takson dikatakan rentan apabila dalam proses evaluasi ditemukan bahwa takson tersebut memenuhi kriteria A sampai E untuk vulnerable (lihat dari link acuan, panjang banget soalnya) 6. Menuju Terancam (Near threatened NT): Sebuah takson dinyatakan menuju terancam apabila telah dievaluasi berdasarkan kriteria dan tidak sampai masuk dalam kategori bahaya kritis, bahaya, atau rentan. Namun secara kuantitatif memiliki nilai yang dekat dengan kriteria terancam. 7. Tidak Terancam (Least Concern LC): Sebuah takson dinyatakan tidak terancam apabila telah dievaluasi berdasarkan kriteria dan tidak sampai masuk dalam kategori bahaya kritis, bahaya, atau rentan. Kemudian tingkat penyebaran dan abundansi takson sangat luas sehingga tidak ada kekhawatiran atas kepunahan. 8. Data Tidak Lengkap (Deficient Data DD): Sebuah takson dikatakan dalam kategori data tidak lengkap apabila evaluasi untuk menguji risiko kepunahannya tidak dapat dilaksanakan. Sebabnya adalah kurangnya informasi atas abundansi serta distribusi takson. Hal ini menunjukkan bahwa untuk mengetahui risiko kepunahan takson diperlukan riset derta survei yang lebih lanjut. 8

9. Tidak Dievaluasi (Not Evaluated NE): Sebuah takson dikatakan tidak dievaluasi apabila belum ada proses evaluasi yang dijalankan untuk menilai risiko kepunahannya. 9