BAB I PENDAHULUAN. dilakukan dalam setiap sektor, salah satunya dalam hal pelaporan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dalam setiap sektor, salah satunya dalam hal pelaporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. atas kinerja perusahaan melalui pemeriksaan laporan keuangan. Laporan

BAB I PENDAHULUAN. (relevance) dan dapat diandalkan (reliable). Kedua karakteristik tersebut

BAB I PENDAHULUAN. bebas dan tidak memihak terhadap informasi yang disajikan oleh manajemen

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan memberikan gambaran dan informasi posisi keuangan

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan dalam mengaudit laporan keuangan. Dari profesi akuntan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam melakukan audit (Mulyadi dan Puradiredja, (1998)

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat terutama dalam bidang audit terhadap laporan keuangan yang dibuat

BAB I PENDAHULUAN. pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan. Menurut FASB, dua

BAB I PENDAHULUAN. dilakukannya dalam menjalankan audit sesuai dengan tujuan organisasi dan

BAB I PENDAHULUAN. menolak hasil dengan memberikan rekomendasi tentang tindakan-tindakan

BAB I PENDAHULUAN. Wiratama dan Budiartha (2015), laporan keuangan memiliki dua. karakteristik penting yaitu relevan dan dapat diandalkan, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. objektif, tidak ada definisi yang pasti mengenai kualitas audit. Kualitas audit

BAB I PENDAHULUAN. dipertanggungjawabkan kepada pihak luar, dimana pihak luarpun memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. oleh pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan. Menurut FASB, ada dua

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian (

BAB I PENDAHULUAN. mencari keterangan tentang apa yang dilaksanakan dalam suatu entitas yang

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan yang belum atau tidak diaudit. keuangan yang terjadi akhir-akhir ini. Singgih dan Bawono (2010) menyebutkan

I. PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan salah satu media terpenting untuk memberikan

BAB I PENDAHULUAN. mengharapkan penilaian yang bebas dan tidak memihak terhadap informasi yang

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan masing-masing. Pengertian laporan keuangan menurut Pernyataan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan (reliable). Kedua

BAB I PENDAHULUAN. kode etik profesi. Snoeyenbos et al. (1983) telah menggambarkan ini sebagai

BAB I PENDAHULUAN. selama kurun waktu dalam tahun buku, yang terdiri dari neraca, laba-rugi,

BAB I PENDAHULUAN. eksternal perusahaan. (Singgih dan Bawono 2010). sulit untuk diukur, sehingga para pemakai informasi membutuhkan jasa pihak

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan jasa profesional akuntan publik sebagai pihak yang dianggap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Profesi akuntan publik merupakan salah satu profesi yang bergantung kepada

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. stakeholder terutama berkaitan dengan akuntabilitas entitas yang bersangkutan. Jasa

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan (reliable). Kedua

BAB I PENDAHULUAN. keputusan. Menurut finally accounting standart board (FASB), laporan

BAB I PENDAHULUAN. Profesi audit dianggap penting bagi para pengguna laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. pemeriksaan dan mencari informasi tentang kehandalan laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Profesi akuntan publik adalah profesi yang bertanggung jawab

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu entitas usaha berdasarkan standar yang telah ditentukan.

BAB I PENDAHULUAN. maupun eksternal perusahaan. Menurut Financial Accounting Standards

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan audit yang dapat diandalkan (Kurnia, dkk, 2014). Profesi

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan organisasi formal yang beroperasi dengan menjual atau

BAB I PENDAHULUAN. Audit adalah pengumpulan dan evaluasi bukti mengenai informasi untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan akuntan. (Arens dan Loebbecke, 1996:4). keputusan. Para pemakai laporan keuangan selalu memeriksa dan mencari

BAB 1 PENDAHULUAN. yang disajikan oleh manajemen perusahaan dalam laporan keuangan (Mulyadi

BAB I PENDAHULUAN. dalam laporan keuangan (Mulyadi, 2002: 2). Kepercayaan yang besar dari

PENGARUH PENGALAMAN KERJA, KOMPETENSI DAN INDEPENDENSI AUDITOR TERHADAP KUALITAS HASIL PEMERIKSAAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Negara maka akan semakin kompleks masalah bisnis yang terjadi. Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. dunia usaha yang semakin kompetitif (Nirmala dan Cahyonowati, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang masalah. untuk mengaudit laporan keuangan perusahaan. Selain digunakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. menyajikan informasi keuangan dalam bentuk laporan keuangan. Financial

BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan masyarakat. Dari profesi akuntan publik, masyarakat. yang disajikan oleh manajemen perusahaan dalam laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. auditor yang mengharuskan auditor untuk memiliki keahlian dan pelatihan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. variabel kompetensi, independensi, dan profesionalisme memiliki pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan disamping berfungsi sebagai alat. pemilik juga digunakan oleh investor dan kreditor sebagai acuan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Bagi para pengguna laporan keuangan, profesi akuntan publik

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan (Mulyadi dan Puradiredja, 1998:3). Akuntan publik merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian audit menurut Mulyadi (2011:9) adalah suatu proses sistematik

BAB 1 PENDAHULUAN. perwujudan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance). Melalui

BAB 1 PENDAHULUAN. informasi yang terdapat antara manajer dan pemegang saham, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. (KAP) untuk mengaudit laporan keuangannya. untuk menaikkan tingkat keandalan laporan keuangan. Para pengguna

BAB I PENDAHULUAN. mengevaluasi bukti secara obyektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang

BAB I PENDAHULUAN. relevan (relevance) dan dapat diandalkan (reliable). Kedua karakteristik

BAB I PENDAHULUAN. menjadi masalah penelitian yang disertai alasan mengapa masalah ini perlu

BAB I PENDAHULUAN. mulai tumbuhnya perusahaan-perusahaan di Indonesia. Sejalan dengan

PENGARUH KEAHLIAN AUDIT, INDEPENDENSI DAN KOMPETENSI TERHADAP KUALITAS AUDIT PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI SURABAYA SKRIPSI.

BAB I PENDAHULUAN. untuk menentukan dan melaporkan derajat kesesuaian antara informasi dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. keputusan ekonomi. Profesi akuntan harus memiliki intregitas, independen

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik kewajarannya lebih dapat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

: Tabel Distribusi Kuesioner pada KAP di Jakarta dan Tangerang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Profesi akuntan publik memiliki peranan penting dalam melakukan audit laporan keuangan dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. suatu Negara maka persaingan pasar tidak dapat dihindari dan akan semakin

BAB I PENDAHULUAN. bergantung kepada kepercayaan publik. Masyarakat mengharapkan penilaian yang

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan digunakan untuk menjamin kelangsungan hidup perusahaan dan

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang terdapat antara manajer dan pemegang saham. Untuk itu

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sarana pengambilan keputusan baik oleh pihak internal maupun pihak

BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan publik dan pihak eksternal pengguna laporan keuangan dalam kualitas

BAB I PENDAHULUAN. tertentu atau jangka waktu tertentu. Laporan keuangan menyediakan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Profesi akuntansi merupakan profesi yang membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Audit merupakan suatu proses untuk mengurangi ketidakselarasan

BAB I PENDAHULUAN. bebas dan tidak memihak terhadap informasi yang disajikan oleh manajemen

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama dari pelaporan keuangan adalah menyediakan informasi

BAB I PENDAHULUAN. keyakinan yang memadai tentang apakah laporan keuangan tersebut bebas

BAB I PENDAHULUAN. semakin kompleks (Halim, 2008). Peningkatan kompleksitas tersebut

BAB I PENDAHULUAN. suatu organisasi. Profesi ini dikenal masyarakat melalui jasa audit yang disediakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Audit merupakan pengumpulan dan evaluasi bukti tentang

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan (reliable).

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan atau para stakeholder.

BAB I PENDAHULUAN. Kota Malang merupakan salah satu kota yang jumlah penduduknya cukup

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kantor Akuntan Publik bertanggung jawab pada audit atas laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. mengatur tentang tanggung jawab profesi, kompetensi dan kehati-hatian

BAB 1 PENDAHULUAN. mempengaruhi pandangan masyarakat terhadap kualitas audit yang dihasilkan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. informasi itu dan kriteria yang telah ditetapkan. Auditor hars memiliki

BAB I PENDAHULUAN. akuntan publik di suatu negara adalah sejalan dengan berkembangnya perusahaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. eksternal perusahaan. Menurut Financial Accounting Standard Board (FASB),

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. pemilik (principals) dengan pihak lain, yaitu manajer (agent). Dalam kontrak,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap Perusahaan akan saling berkompetisi dalam persaingan usaha yang semakin meningkat ini agar terlihat baik di depan pihak eksternal termasuk juga pesaingnya. Strategi strategi yang handal tentunya dilakukan dalam setiap sektor, salah satunya dalam hal pelaporan keuangan perusahaan. Laporan keuangan merupakan bentuk pertanggung-jawaban manajemen yang dapat memberikan informasi yang berguna bagi para pengguna untuk pembuatan atau pengambilan keputusan. Oleh karena itu laporan keuangan yang disajikan harus relevan (relevance) dan dapat diandalkan (reliable). Menurut FASB, dua kualifikasi utama tersebut yang membuat informasi akuntansi dapat berguna bagi pengguna untuk pengambilan keputusan (Boynton dkk, 2008:53).Untuk membuktikan bahwa karakteristik tersebut terdapat dalam laporan keuangan, maka pengguna membutuhkan pihak ketiga yaitu auditor. Dalam melaksanakan audit, auditor bukan hanya semata untuk kepentingan klien, namun juga untuk pihak lain yang berkepentingan terhadap laporan keuangan auditan, seperti calon investor, investor, kreditor, badan pemerintah, masyarakat, dan pihak lain yang terkait untuk menilai dan mengambil keputusan-keputusan strategik yang berhubungan 1

2 dengan perusahaan. Dalam hal ini, akuntan publik bertanggung jawab untuk memberi keyakinan memadai dan opini tentang kewajaran laporan keuangan Auditor sebagai pihak yang dipercaya oleh publik, auditor akan memeriksa laporan keuangan lalu mengeluarkan sebuah pernyataan. Kepercayaan yang besar dari pemakai laporan keuangan inilah yang akhirnya mengharuskan auditor memperhatikan kualitas audit yang dihasilkannya. Adapun pertanyaan dari masyarakat tentang kualitas audit yang dihasilkan oleh akuntan publik semakin besar setelah terjadi banyak skandal yang melibatkan akuntan publik. Sebagai contoh, kasus pada Enron Corporation, dimana sebelumnya opini wajar tanpa pengecualian yang diberikan oleh KAP Arthur Andersonatas pada laporan keuangan Enron Corporation, tidak lama kemudian secara mengejutkan Enron Corporation dinyatakan pailit. Selain kasus Enron yang ada diluar negeri, terdapat juga kasus didalam negeri seperti kasus yang menimpa akuntan publik Justinus Aditya Sidharta yang diindikasi melakukan kesalahan dalam mengaudit laporan keuangan PT Great River Internasional, Tbk. Kasus tersebut muncul setelah adanya temuan auditor investigasi dari BAPEPAM yang menemukan indikasi penggelembungan account penjualan, piutang dan asset hingga ratusan milyar rupiah pada laporan keuangan Great River yang mengakibatkan perusahaan tersebut akhirnya kesulitan arus kas dan gagal dalam membayar utang. Sehingga berdasarkan investigasi tersebut BAPEPAM menyatakan bahwa akuntan

3 publik yang memeriksa laporan keuangan Great River ikut menjadi tersangka. (Elfarini, 2007). Berdasarkan kasus yang terjadi pada akuntan publik ini, maka KAP perlu meningkatkan kualitas audit agar kembali dapat dipercaya oleh pihak yang berkepentingan dengan memperhatikan beberapa hal. (De Angelo, 1981) dalam Saputra (2012) menyatakan kualitas audit merupakan probabilitas bahwa auditor akan menemukan dan melaporkan pelanggaran pada sistem akuntansi klien. (Deis dan Groux, 1992) dalam Saputra (2012) menjelaskan bahwa probabilitas untuk menemukan pelanggaran tergantung pada kemampuan teknis auditor dan probabilitas merupakan pelanggaran tergantung pada independensi auditor. Auditorharus bersikap independen dalam memberikan opini mengenai kewajaran laporan keuangan yang berkaitan dengan kepentingan banyak pihak, namun di sisi lain dia juga harus bisa memenuhi tuntutan yang diinginkan oleh klien yang membayar fee atas jasanya agar kliennya puas dengan pekerjaannya dan tetap menggunakan jasanya di waktu yang akan datang. Posisi yang unik seperti inilah yang menuntut sikap independensi auditor. Sesuai dengan standar umum dalam Standar Profesional Akuntan Publik bahwa auditor juga disyaratkan memiliki pengalaman kerja yang cukup dalam profesi yang ditekuninya, serta dituntut untuk memenuhi kualifikasi teknis dan berpengalaman dalam industri-industri yang mereka audit (Arens dkk., 2004) dalam (Samsi dkk, 2013).

4 Pengalaman bagi auditor dalam bidang audit berperan penting dalam meningkatkan pengetahuan dan keahlian diperoleh auditor dari pendidikan formalnya sehingga kualitas audit akan semakin baik seiring bertambahnya pengalaman (Wiratama, Budiartha, 2015). Pengalaman juga memberikan dampak pada setiap keputusan yang diambil dalam pelaksanaan audit sehingga diharapkan setiap keputusan yang diambil merupakan keputusan yang tepat. Hal tersebut mengindikasikan bahwa semakin lama masa kerja yang dimiliki auditor maka auditor akan semakin baik pula kualitas audit yang dihasilkan (Samsi dkk, 2013). Due professional caredapat diartikan sebagai sikap yang cermat dan seksama dengan berpikir kritis serta melakukan evaluasi terhadap bukti audit, berhati-hati dalam tugas, tidak ceroboh dalam melakukan pemeriksaan dan memiliki keteguhan dalam melaksanakan tanggung jawab. Kecermatan mengharuskan auditor untuk waspada terhadap resiko yang muncul. Dengan sikap cermat, auditor akan mampu mengungkap berbagai macam kecurangan dalam penyajian laporan keuangan lebih mudah dan cepat. Untuk itu dalam mengevaluasi bukti audit,auditor dituntut untuk memiliki keyakinan yang memadai (Wiratama, Budiartha, 2015) Kualitas audit juga dipengaruhi oleh rasa kebertanggungjawaban (akuntabilitas) yang dimiliki auditor dalam menyelesaikan pekerjaan auditnya. Wiratama, Budiartha (2015) menyatakan akuntabilitas merupakan wujud kewajiban seseorang untuk mempertanggungjawabkan

5 pengelolaan atas kewenangan yang dipercayakan kepadanya guna pencapaian tujuan yang ditetapkan. Seorang akuntan publik wajib untuk menjaga perilaku etis mereka kepada profesi, masyarakat, dan pribadi mereka sendiri agar senantiasa bertanggung jawab untuk menjadi kompeten dan berusaha obyektif dan menjaga integritas sebagai akuntan publik. Beberapa peneliti telah melakukan penelitian mengenai hubungan independensi, pengalaman kerja, due profesional care, dan akuntabilitas dengan kualitas audit. Badjuri (2011) meneliti bahwa variabel independensi berpengaruh terhadap kualitas audit di KAP Jateng. Demikian juga Febriyanti (2014) dan Victoria (2014) menemukan bahwa variabel independensi tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Sedangkan Singgih dan Bawono (2010) menyimpulkan hubungan independensi dan kualitas audit berpengaruh terhadap kualitas audit. Penelitian mengenai Pengalaman Kerja dilakukan oleh Wiratama dan Budiartha (2015), menunjukkan bahwa Pengalaman Kerja berpengaruh terhadap kualitas audit. Namun terdapat hasil yang berbeda pada penelitian Badjuri (2011) bahwa pengalaman kerja tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Demikian juga penelitian Singgih dan Bawono (2010) menemukan bahwa variabel pengalaman kerja tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Penelitian mengenai due profesional care dilakukan oleh Singgih dan Bawono (2010), menunjukkan bahwa variabel due profesional care

6 berpengaruh terhadap kualitas audit. Begitu juga penelitian yang dilakukan oleh Wiratama dan Budiartha yang menunjukkan bahwa variabel due profesional care berpengaruh terhadap kualitas audit. Namun terdapathasil yang berbeda pada penelitian Badjuri (2011) bahwa due profesional care tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Selanjutnya penelitian mengenai akuntabilitas dilakukan oleh Wiratama dan Budiartha (2015) menunjukkan bahwa variabel akuntabilitas berpengaruh terhadap kualitas audit. Begitu juga penelitian yang dilakukan oleh Singgih & Bawono (2010) serta Badjuri (2015) menemukan bahwa variabel akuntabilitas berpengaruh terhadap kualitas audit. Namun terdapat hasil yang berbeda pula pada penelitian Victoria (2014) bahwa akuntabilitas tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti tersebut menunjukkan adanya ketidakkonsistenan hubungan antara Independensi, Pengalaman kerja, due profesional care, dan akuntabilitas terhadap kualitas audit. Beberapa faktor mengganggu menyebabkan timbulnya perbedaan hasil penelitian. Peneliti menggunakan waktu atau tahun yang berbeda pada masing-masing penelitiannya. Populasi sampel dan KAP yang digunakan pada beberapa peneliti juga berbeda. Dari beberapa faktor yang mengganggu pada penelitian ini, maka muncul faktor kontijensi. Faktor kontijensi dapat dijelaskan dengan menggunakan teori kontijensi. Pada penelitian ini faktor kontijensi dijelaskan dengan menggunakan salah satu variabel yang terdapat pada teori kontijensi yaitu

7 dengan menggunakan variabel moderating. Variabel moderating memungkinkan adanya variabel yang dapat memperkuat atau memperlemah hubungan Independensi, Pengalaman kerja, due profesional care, dan akuntabilitas terhadap kualitas audit. Sikap-sikap yang dimiliki auditor dalam penerapannya akan berkaitan dengan etika. Pedoman etika ini mengatur perilaku akuntan publik dalam menjalankan praktik profesinya baik dengan sesama anggota seprofesi maupun masyarakat umum. Dengan adanya seperangkat pedoman atau aturan ini sebagai standar etis tertinggi akuntan publik, masyarakat atau pengguna laporan keuangan dapat menilai sejauh mana akuntan publik bekerja sesuai dengan standar dan etika yang telah ditetapkan. Etika dapat didefiniskan sebagai serangkaian prinsip atau nilai moral yang dimiliki oleh setiap orang. Lestari (2012) dalam Kurnia,dkk (2014) mengemukakan bahwa etika sebagai seperangkat aturan atau norma atau pedoman yang mengatur perilaku manusia, baik yang harus dilakukan maupun yang harus ditinggalkan yang dianut oleh sekelompok atau segolongan manusia atau masyarakat atau profesi. Menurut Halim (2008:29) dalam Kurnia,dkk (2014) salah satu faktor yang berpengaruh terhadap kualitas audit adalah ketaatan auditor terhadap kode etik, yang terefleksikan oleh sikap independensi, obyektivitas, integritas dan lain sebagainya. Kode etik IAI yang ditetapkan dalam Kongres VII Ikatan Akuntan Indonesia di Jakarta tahun 1998 terdiri atas prinsip etika, (b)

8 aturan etika, dan (4) interpretasi aturan etika. Kode etik akuntan terdapat delapan prinsip etika sebagai berikut: (1) tanggung jawab profesi, (2) kepentingan publik, (3) integritas, (4) objektivitas, (5) kompetensi dan kehati-hatian professional, (6) kerahasiaan, (7) perilaku professional, dan (8) standar teknis (Halim : 2008) dalam Kurnia,dkk (2014). Penelitian yang dilakukan oleh Samsi dkk (2013) mengenai Etika Auditor Sebagai variabel moderating pada Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang berstatus sebagai auditor pada inspektorat kabupaten Gresik, Kabupaten Sidoarjo, dan kota Surabaya, hasil penelitian tersebut perubahan etika auditor memoderasi hubungan antara pengalaman kerja dan independensi dengan kualitas audit. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka peneliti kini menganalisis etika auditor sebagai variabel moderating yang memperkuat dan memperlemah hubungan antara Independensi, Pengalaman kerja, due profesional care, dan akuntabilitas terhadap kualitas audit. Penelitian ini mengembangkan penelitian sebelumnya dari Singgih dan Bawono (2010) tentang Pengaruh Independensi, Pengalaman kerja, due profesional care, dan akuntabilitas terhadap kualitas audit. Perbedaan pada penelitian ini dengan sebelumnya adalah menambah etika auditor sebagai variabel moderating. Peneliti akan meneliti tentang kualitas audit, maka variabel independen yang dipilih yaitu Independensi, Pengalaman kerja, due profesional care, dan akuntabilitas. Penelitian sebelumnya dilakukan pada tahun 2010. Sedangkan penelitian ini dilakukan pada tahun

9 2015. Kemudian perbedaan antara penelitian ini dengan sebelumnya adalah populasi dan sampel yang digunakan. Penelitian ini meneliti pada Kantor Akuntan Publik (KAP) di Surakarta dan Yogjakarta dengan cara menggunakan kuesioner yang disebarkan oleh peneliti dan diisi oleh responden (auditor) sebagai bahan untuk dilakukannya pengujian. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul PENGARUH INDEPENDENSI, PENGALAMAN KERJA, DUE PROFESIONAL CARE DAN AKUNTABILITAS TERHADAP KUALITAS AUDIT DENGAN ETIKA AUDITOR SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Surakarta dan Yogyakarta). Dalam penelitian ini menggunakan variabel etika audit sebagai variabel moderasi karena auditor yang memiliki etika tinggi akan mempertahankan kualitas diri, sehingga secara tidak langsung hasil kinerjanya juga akan berkualitas. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah independensi berpengaruh terhadap kualitas audit? 2. Apakah pengalaman kerja berpengaruh terhadap kualitas audit? 3. Apakah due profesional care berpengaruh terhadap kualitas audit? 4. Apakah akuntabilitas berpengaruh terhadap kualitas audit?

10 5. Apakah etika auditor memoderasi hubungan antara independensi dengan kualitas audit? 6. Apakah etika auditor memoderasi hubungan antara pengalaman kerja dengan kualitas audit? 7. Apakah etika auditor memoderasi hubungan antara due profesional care dengan kualitas audit? 8. Apakah etika auditor memoderasi hubungan antara akuntabilitas dengan kualitas audit? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Menguji dan menganalisis pengaruh independensi terhadap kualitas audit. 2. Menguji dan menganalisis pengaruh pengalaman kerja terhadap kualitas audit. 3. Menguji dan menganalisis pengaruh due profesional care terhadap kualitas audit. 4. Menguji dan menganalisis pengaruh akuntabilitas terhadap kualitas audit. 5. Menguji dan menganalisis hubungan etika auditor dalam memoderasi hubungan antara independensi dengan kualitas audit. 6. Menguji dan menganalisis hubungan etika auditor dalam memoderasi hubungan antara pengalaman kerja dengan kualitas audit. 7. Menguji dan menganalisis hubungan etika auditor dalam memoderasi hubungan antara due profesional care dengan kualitas audit.

11 8. Menguji dan menganalisis hubungan etika auditor dalam memoderasi hubungan antara akuntabilitas dengan kualitas audit. D. Manfaat Penelitian Adapun hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Bagi Kantor Akuntan Publik Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi Kantor Akuntan Publik khususnya bagi para auditor untuk mengetahui seberapa besar pengaruh independensi, pengalaman kerja, due profesional care, dan akuntabilitas terhadap kualitas audit dengan etika auditor sebagai variabel moderating sehingga kualitas audit yang dihasilkan oleh auditor semakin meningkat. 2. Bagi Peneliti Penelitian ini dapat menambah pengetahuan peneliti dan dapat lebih mengetahui pengaruh independensi, pengalaman kerja, due profesional care, dan akuntabilitas terhadap kualitas audit dengan etika auditor sebagai variabel moderating. 3. Bagi Penelitian Selanjutnya Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan para pembaca maupun sebagai salah satu bahan referensi atau bahan pertimbangan dalam penelitian selanjutnya dan sebagai penambah wacana keilmuan.

12 E. Sistematika Penulisan Penelitian ini disusun dengan sistematika penulisan yang berurutan, terdiri dari beberapa bab yaitu : BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang penelitian yang akan dibahas, perumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan yang merupakan gambaran yang menyeluruh dari penelitian ini. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini menjelaskan teori-teori yang berkaitan erat dengan topik bahasan tugas yang sedang disusun. Teori-teori tersebut dapat dikategorikan dalam teori dasar/umum dan teori-teori khusus yang berhubungan langsung denga topik bahasan. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini menjelaskan mengenai deskripsi variabel penelitian yang digunakan, penentuan sampel dan populasi data yang akan digunakan. Selain itu bab ini juga berisi jenis dan sumber data, metode pengumpulan data yang digunakan, serta metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini. BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Bab ini menjelaskan isi pokok keseluruhan penelitian ini. Bab ini menyajikan hasil pengolahan data disertai dengan pembahasan atas hasil pengolahan tersebut.

13 BAB V PENUTUP Bab ini menjelaskan uraian-uraian singkat dan jelas pada hasil pembahasan bab 4 yang menunjukkan hasil penelitian. Saran ditujukan untuk pihak yang diperkirakan dapat memetik manfaat dari hasil penelitian ini. Selain itu, dapat juga mengemukakan sesuatu yang menarik yang perlu dilakukan sebagai kelanjutan dari hasil penelitian, jika mungkin dengan beberapa alternatif pemecahannya.