MENSTRUASI TERHADAP PENINGKATAN KADAR HEMOGLOBIN PADA REMAJA PUTRI DI SMP MUHAMMADIYAH 21 BRANGSI KECAMATAN LAREN LAMONGAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, masa remaja, dewasa sampai usia lanjut usia (Depkes, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan fisiknya dan perkembangan kecerdasannya juga terhambat.

BAB I PENDAHULUAN. Kekurangan gizi akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik dan. perkembangan kecerdasan, menurunkan produktivitas kerja, dan

BAB I PENDAHULUAN. Anemia merupakan suatu kondisi konsentrasi hemoglobin kurang dari

BAB I PENDAHULUAN. Anemia adalah suatu kondisi ketika kadar hemoglobin (Hb) dalam darah lebih rendah dari batas normal kelompok orang yang

STUDI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN IBU HAMIL DALAM MENGKONSUMSI TABLET BESI DI POLINDES BENDUNG JETIS MOJOKERTO.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Anemia merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Anemia adalah suatu kondisi medis dimana kadar hemoglobin kurang dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. trimester III sebesar 24,6% (Manuba, 2004). Maka dari hal itu diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mencapai Indonesia Sehat dilakukan. pembangunan di bidang kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. disamping tiga masalah gizi lainya yaitu kurang energi protein (KEP), masalah

BAB I PENDAHULUAN. 2001). Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Periode remaja adalah periode transisi dari anak - anak menuju dewasa, pada

BAB 1 PENDAHULUAN. negara berkembang, termasuk. Riskesdas, prevalensi anemia di Indonesia pada tahun 2007 adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN

KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN ANEMIA DI PUSKESMAS PANARUNG KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. cadangan besi kosong yang pada akhirnya mengakibatkan pembentukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bentuk variabel tertentu atau perwujudan dari nutritute dalam bentuk. variabel tertentu ( Istiany, 2013).

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan pertumbuhan fisik yang tidak optimal dan penurunan perkembangan. berakibat tingginya angka kesakitan dan kematian.

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan nasional suatu bangsa ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. berbagai negara, dan masih menjadi masalah kesehatan utama di. dibandingkan dengan laki-laki muda karena wanita sering mengalami

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN PROTEIN, ZAT BESI, DAN VITAMIN C DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH DI KELURAHAN SEMANGGI DAN SANGKRAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN (6; 1) (11)

BAB I PENDAHULUAN. vitamin B12, yang kesemuanya berasal pada asupan yang tidak adekuat. Dari

BAB I PENDAHULUAN. generasi penerus bangsa. Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan. Dalam periode kehamilan ini ibu membutuhkan asupan makanan sumber energi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. sampai usia lanjut (Depkes RI, 2001). mineral. Menurut Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi VI 1998

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dengan baik, bayi tumbuh sehat sesuai yang diharapkan dan

BAB I PENDAHULUAN. dewasa. Remaja adalah tahapan umur yang datang setelah masa anak anak

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat. Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes RI) tahun 2010 menyebutkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Anemia merupakan suatu keadaan dimana kadar Hemoglobin (Hb) ambang menurut umur dan jenis kelamin (WHO, 2001).

KEBIASAAN MINUM TABLET FE SAAT MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI KELAS XI DI SMA MUHAMMADIYAH 7 YOGYAKARTA TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran,

BAB I PENDAHULUAN. dan Afrika. Menurut World Health Organization (dalam Briawan, 2013), anemia

BAB I PENDAHULUAN. Usia remaja merupakan usia peralihan dari anak-anak menuju dewasa

BAB I PENDAHULUAN. Ketidak cukupan asupan makanan, misalnya karena mual dan muntah atau kurang

BAB I PENDAHULUAN. Anemia merupakan masalah yang sering terjadi di Indonesia. Anemia

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Kekurangan gizi akan menyebabkan gagalnya pertumbuhan,

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi salah satu indikator penting. dalam menentukan derajat kesehatan masyatakat.

PERBEDAAN KADAR HEMOGLOBIN SISWI SMA PEDESAAN DAN PERKOTAAN DI KABUPATEN KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO) wanita dengan usia tahun

BAB I PENDAHULUAN. masa dewasa. Masa ini sering disebut dengan masa pubertas, istilah. pubertas digunakan untuk menyatakan perubahan biologis.

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan demikian salah satu masalah kesehatan masyarakat paling serius

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis yang diharapkan setiap pasangan

BAB I PENDAHULUAN. seperti puberteit, adolescence, dan youth. Remaja atau adolescence (Inggris),

BAB I PENDAHULUAN. Kasus anemia merupakan salah satu masalah gizi yang masih sering

TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK) DI PUSKESMAS KEDUNG MUNDU KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Kekurangan zat gizi dapat menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik, perkembangan kecerdasan, menurunnya produktifitas kerja dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tinggi, menurut World Health Organization (WHO) (2013), prevalensi anemia

BAB I PENDAHULUAN. spermatozoa dan ovum kemudian dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi.

MAKALAH GIZI ZAT BESI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANEMIA GIZI BESI PADA TENAGA KERJA WANITA DI PT HM SAMPOERNA Oleh : Supriyono *)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan mempunyai arti yang sangat penting bagi manusia, karena

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Anemia merupakan masalah gizi yang banyak terdapat di seluruh dunia

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG GIZI DENGAN KADAR HEMOGLOBIN PADA IBU HAMIL DI KECAMATAN JEBRES SURAKARTA ABSTRAK. Satiti Setiyo Siwi, S.S.T.

BAB I PENDAHULUAN. generasi sebelumnya di negara ini. Masa remaja adalah masa peralihan usia

Universitas Riau Telp. (0761) 31162, Fax (859258)

BAB 1 PENDAHULUAN. kapasitas/kemampuan atau produktifitas kerja. Penyebab paling umum dari anemia

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Menurut Manuaba (2010),

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu indikator keberhasilan layanan kesehatan di suatu

PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTERI TENTANG ANEMIA DEFISIENSI BESI DI SMA NEGERI 15 MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Periode Kehamilan merupakan masa dimulainya konsepsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anemia pada ibu hamil merupakan salah satu masalah yang

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TRIMESTER II TENTANG FE DENGAN KEPATUHAN MINUM TABLET Fe DI DESA MOJOKARANG KECAMATAN DLANGGU MOJOKERTO

BAB 1 PENDAHULUAN. yang banyak terjadi dan tersebar di seluruh dunia terutama di negara

HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM TABLET FE PADA IBU PRIMIGRAVIDA DENGAN KEJADIAN ANEMIA DI PUSKESMAS TEGALREJO TAHUN 2016

Gambaran Tingkat Pengetahuan Tentang Anemia Pada Remaja Putri

HUBUNGAN PERILAKU MINUM TABLET ZAT BESI PADA REMAJA PUTRI DENGAN KADAR HEMOGLOBIN

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia

BAB I. antara asupan (intake dengan kebutuhan tubuh akan makanan dan. pengaruh interaksi penyakit (infeksi). Hasil Riset Kesehatan Dasar pada

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kesehatan ibu merupakan salah satu tujuan Millenium Development

HUBUNGAN LAMA PEMAKAIAN KB SUNTIK 1 BULAN DENGAN PERUBAHAN BERAT BADAN AKSEPTOR KB DI BPS NY. YULIANA KABUPETEN LAMONGAN.

1998, WHO telah merekomendasikan penambahan suplemen asam folat sebesar 400 µg (0,4 mg) per hari bagi ibu hamil untuk mencegah kelainanan tabung

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI DI SMA NEGERI 11 BANDA ACEH TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah tahap umur yang datang setelah masa kanak-kanak. perilaku, kesehatan serta kepribadian remaja dalam masyarakat.

BAB 1 PENDAHULUAN. masa kehamilan. Anemia fisiologis merupakan istilah yang sering. walaupun massa eritrosit sendiri meningkat sekitar 25%, ini tetap

HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI KELAS XI DI SMK N 2 YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya. manusia. Kekurangan gizi akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan

TINGKATAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG PREMENSTENSION KELAS X

BAB I PENDAHULUAN. yang relatif sangat bebas, termasuk untuk memilih jenis-jenis makanan

BAB I PENDAHULUAN. terutama di negara berkembang. Data Riset Kesehatan Dasar (R iskesdas)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan nasional suatu bangsa ditentukan oleh

HUBUNGAN STATUS GIZI DAN LAMA MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI NASKAH PUBLIKASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut W.J.S Poerwodarminto, pemahaman berasal dari kata "Paham

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Remaja merupakan masa peralihan antara masa anak-anak dan dewasa yaitu

BAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan dikarenakan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi janin yang

HUBUNGAN ASUPAN ZAT BESI DENGAN KADAR HEMOGLOBIN DAN KADAR FERRITIN PADA ANAK USIA 6 SAMPAI 24 BULAN DI PUSKESMAS KRATONAN SURAKARTA

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Proposal

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ANEMIA DENGAN KEJADIAN ANEMIA IBU HAMIL DI PUSKESMAS NGAMPILAN YOGYAKARTA TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. mengalami kekurangan zat-zat gizi esensial tertentu yang akhirnya akan

BAB 1 : PENDAHULUAN. kurang vitamin A, Gangguan Akibat kurang Iodium (GAKI) dan kurang besi

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN PADA IBU HAMIL TENTANG ANEMIA TERHADAP PERILAKU PENCEGAHAN ANEMIA SELAMA KEHAMILAN. Kiftiyah

Transkripsi:

EFEKTIFITAS PEMBERIAN TABLET Fe PASCA MENSTRUASI TERHADAP PENINGKATAN KADAR HEMOGLOBIN PADA REMAJA PUTRI DI SMP MUHAMMADIYAH 21 BRANGSI KECAMATAN LAREN LAMONGAN Khoirotul Ummah*, Sulistiyowati**, Cucuk Rahmadi P***.......ABSTRAK....... Menurut WHO salah satu masalah gizi remaja adalah anemia defisiensi besi (25 40%). Anemia defisiensi besi merupakan anemia yang timbul akibat berkurangnya penyediaan besi untuk eritropoesis karena cadangan besi kosong yang pada akhirnya mengakibatkan pembentukan hemoglobin berkurang. Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah anlistik dengan pendekatan Pra- Eksperiment (One Group Pra Test Post Test Design), populasi yang diambil berjumlah 20 responden. Metode sampling yang digunakan adalah simple random sampling. Sampel yang diambil sebanyak 19 responden yaitu remaja putri SMP Laren yang mengalami menstruasi dan dilakukan pemeriksaan kadar hemoglobin di laboratorium Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan pada bulan Agustus sampai dengan September 2009. Data penelitian ini diambil dengan hasil pengukuran kadar hemoglobin sebelum dan sesudah. Setelah ditabulasi, data yang ada dianalisis dengan menggunakan uji t dengan tingkat kemaknaan 0,05. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar remaja putri Lamongan menderita anemia ringan sebelum dilakukan pemberian tablet Fe yaitu sebanyak 10 siswi (52,6) sedangkan yang normal sebanyak 9 siswi (47,3). Tetapi setelah dilakukan ternyata sebagian besar remaja putri di SMP Laren Lamongan mengalami peningkatan kadar hemoglobin yaitu 18 siswi (94,7)%) kadar hemoglobinnya normal dan hanya 1 siswi (5,26)% anemia ringan. Sedangkan dari hasil pengujian statistik diperoleh dengan hasil uji t yaitu t hitung terletak di luar area -1,740 sampai dengan + 1,740, di mana P < 0,05 sedangkan H 1 diterima, artinya terdapat perbedaan rata-rata kadar Hb sebelum dan sesudah atau terdapat perbedaan rata-rata kadar hemoglobin sebelum dan sesudah atau terdapat pengaruh terhadap peningkatan kadar hemoglobin. Melihat hasil penelitian ini maka perlu adanya upaya untuk mengatasi kejadian anemia pada remaja putri yaitu dengan dan dianjurkan mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi. Kata kunci : Pemberian tablet Fe, Peningkatan Kadar Hb, Anemi PENDAHULUAN... Masa remaja merupakan suatu masa transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa (Kurniawan, 2002). Pada masa ini terjadi pertumbuhan yang pesat (Adolescene Growth sport), sehingga memerlukan zat-zat gizi yang relatif besar jumlahnya (Sedia Oetama, 2000). Remaja wanita membutuhkan zat besi paling banyak, yang digunakan untuk mengganti besi yang terbuang bersma darah haid (0,48 1,9 mg/hari), disamping keperluan untuk menopang pertumbuhan serta pematangan seksual. Rata-rata kebutuhan besi remaja ini berkisar antara 1,2-1,68 mg, yang ditujukan untuk mengganti gizi yang hilang secara basal (0,65-0,75 mg/hari) (Arisman 2004:146). Berbagai bentuk gangguan gizi pada usia remaja yang sering terjadi diantaranya adalah kekurangan energi dan protein, anemia, gizi serta defisiensi gizi berbagai vitamin (Kohmsan, 2003). Pada remaja menyebabkan cepat lelah dan mudah mengantuk pada saat belajar sehingga SURYA 20 Vol.02, No.VI, Agst 2010

konsentrasi belajar menurun. Sedangkan anemia defisiensi besi merupakan anemia yang timbul akibat berkurangnya penyediaan besi untuk eritropoesis karena cadangan besi kosong yang pada akhirnya mengakibatkan pembentukan hemoglobin berkurang (Aru W. 2006). Menurut WHO Regional Office SEARO, salah satu masalah gizi remaja putri di Asia Tengggara adalah anemia defisiensi zat besi yaitu kira-kira 25-40 % remaja putri menjadi korban anemia tingkat ringan sampai berat (Kusin, 2002). Berdasarkan Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 2001, prevalensi anemia pada anak usia sekolah dan siswa sekitar 26,5% dan Wanita Usia Subur (WUS) sekitar 40%. Jenis masalah besaran gizi di Indonesia 2001 hingga 2003 1 menunjukkan 8,1 juta anak dan 3,5 juta siswa dan WUS menderita anemia gizi besi (http://www.bkkbn.go.id). Berdasarkan survey awal yang dilakukan saat studi pendahuluan dengan menggunakan pengambilan sampel darah pada 5 remaja putri SMP Muhammadiyah Brangsi yang mengalami menstruasi adalah yang kadar Hbnya 13,3 g/dl 1 siswi, 12,5 g/dl 1 siswi, sedangkan kadar Hb 11,3 g/dl berjumlah 2 siswi dan yang kadar Hbnya 9,3 g/dl 1 siswi. Berdasarkan hasil pemeriksaan kadar Hb ke- 5 siswi pada bulan Juli tahun 2009 yang dilakukan di laboratorium Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan menunjukan bahwa terdapat 3 siswi yang kadar Hbnya <12 g/dl (60%) dan hanya 2 siswi yang kadar Hbnya normal (40%). Ternyata masih banyak remaja putri Lamongan yang mengalami anemia. METODE PENELITIAN.. Metode atau desain yang digunakan pada penelitian ini adalah analitik dengan pendekatan Pra-Eksperiment (One Group Pra Test-Post Test Design), dengan jumlah populasi 20 responden dan sampling yang digunakan adalah simple random sampling, sampel yang diambil sebanyak 19 responden. HASIL.PENELITIAN 1. Data Umum 1) Umur Siswi Tabel 1 Distribusi Responden Berdasarkan Umur di SMP Muhammadiyah 21 Brangsi Kecamatan Laren Lamongan Tahun 2009 No Umur (Tahun) Frekuensi Prosentase 1 12-13 4 21,0 2 14-15 12 68,4 3 16-17 2 10,5 Jumlah 19 100 Berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa sebagian besar responden yang mengalami menstruasi berumur 14-15 tahun yaitu sebanyak 13 siswi (68,4 %) dan hanya sebagian kecil responden yang mengalami menstruasi berumur 16-17 tahun yaitu sebanyak 2 siswi (10,5%). 2) Tingkatan kelas Tabel 2 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkatan Kelas Lamongan Tahun 2009. No Tingkatan Kelas Frekuensi Prosentase 1 I 0 0,0 2 II 13 68,4 3 III 6 31,5 Total 19 100 Berdasarkan tabel 2 menunjukkan bahwa sebagian besar responden berada di kelas 2 yaitu sebanyak 13 siswi (68,4%) dan hanya sebagian kecil responden yang berada di kelas 3 yaitu sebanyak 6 siswi (31,5 %). 2. Data Khusus Data penelitian ini disajikan berdasarkan variabel yang diukur yaitu kejadian anemia pada responden sebelum. Kejadian anemia pada responden sesudah dan selanjutnya menganalisis perbedaan tingkat SURYA 21 Vol.02, No.VI, Agst 2010

anemi pada responden yang sebelum dan sesudah. 1) Kejadian anemia pada responden yang mengalami menstruasi sebelum. Tabel 3 Distribusi Responden Berdasarkan Kejadian Anemi Sebelum Pemberian Tablet Fe Lamongan Tahun 2009 No Kejadian Anemi Frekuensi Prosentase 1 Sedang (8-10 g/dl) 0 0,0 2 Ringan (10-11 g/dl) 10 52,6 3 Normal (12-14 g/dl) 9 47,3 Total 19 100 Berdasarkan tabel 3 di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden menderita anemia ringan sebelum yaitu sebanyak 10 siswi (52,6%) sedangkan yang normal sebanyak 9 siswa (47,3%). 2) Kejadian anemi pada responden yang mengalami menstruasi sesudah Tabel 4 Distribusi Responden Berdasarkan Kejadian Anemi Sesudah Pemberian Tablet Fe Lamongan Tahun 2009 No Kejadian Anemi Frekuensi Prosentase 1 Sedang (8-10 g/dl) 0 0,0 2 Ringan (10-11 g/dl) 1 5,26 3 Normal (12-14 g/dl) 18 94,7 Total 19 100 18 siswa (94,7%) dan hanya sebagian kecil yang mengalami anemi ringan yaitu 1 siswi (5,26%). 3) Uji statistik perbedaan tingkat anemia pada responden sebelum dan sesudah Tabel 5 Nilai Statistik Kadar Hb Responden Sebelum dan Sesudah Pemberian Tablet Fe Lamongan Tahun 2009 No Nilai Statistik Sebelum Sesudah 1 X 11,93 13,31 2 S 0,24 0,25 Berdasarkan tabel 5 di atas menunjukkan bahwa terdapat perbedaan ratarata kadar Hb sebelum dan sesudah atau terdapat pengaruh terhadap peningkatan kadar Hb pada responden. Untuk menganalisa perbedaan tingkatan anemi pada responden tersebut, maka dilakukan uji statistik dengan uji dengan rumus : x x t 1 2 D atau t S / n S / n 2 D ( D D) D S = n n 1 Dengan uji t hitung di luar area - 1,740 sampai dengan +1,740, sehingga H 1 diterima, artinya terdapat perbedaan rata-rata kadar Hb sebelum dan sesudah pemberian tablet Fe atau terdapat pengaruh pemberian tablet Fe terhadap peningkatan kadar Hb pada remaja putri. Berdasarkan tabel 4 di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden setelah tidak mengalami anemi (normal) yaitu sebanyak SURYA 22 Vol.02, No.VI, Agst 2010

PEMBAHASAN.. 1. Kejadian anemia pada remaja putri yang mengalami menstruasi sebelum. Berdasarkan tabel 3 menunjukkan bahwa sebagian besar remaja putri di SMP Laren Lamongan yang mengalami menstruasi menderita anemia ringan sebelum pemberian tablet Fe yaitu sebnyak 10 siswi (52,6 %) sedangkan yang kadar hanya Hb-nya normal sebanyak 9 siswi (47,3%). Anemia merupakan suatu keadaan di mana kadar hemoglobin dan atau hitung eritrosit lebih rendah dan harga normal (Arif Mansjoer, 2001: 547). Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sumsum atau kehilangan sel darah merah secara berlebihan atau keduanya. Kegagalan sumsum dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi, pajanan toksik, invasi tumor atau kebanyakan akibat penyebab yang tidak diketahui. Penyebab anemia pada remaja putri diantaranya adalah perdarahan menstruasi yang sangat banyak dan berkurangnya pembentukan sel darah merah meliputi kekurangan zat besi, kekurangan vitamin B12, kekurangan asam folat, kekurangan vitamin C dan penyakit kronik. Remaja putri membutuhkan zat besi paling banyak yang digunakan untuk mengganti besi yang terbuang bersama darah haid di samping keperluan untuk menopang pertumbuhan serta pematangan seksual. Rata-rata kebutuhan besi remaja ini berkisar antara 1,2 1,68 mg yang ditujukan untuk mengganti gizi yang hilang secara basal (0,65 0,75 mg/hari) (Arisman, 2004: 146). Anemia yang dialami oleh remaja putri Brangsi Kecamatan Laren Lamongan tidak hanya disebabkan oleh menstruasi saja tetapi juga disebabkan oleh pola makan atau diet yang kurang benar, karena sebagian besar remaja putri tidak senang mengkonsumsi buah dan sayur-sayuran melainkan cemilan atau jajanan yang tinggi lemak dan rendah serat. Selain itu penyebab lainnya adalah banyaknya kegiatan di sekolah yang mengakibatkan kelelahan dan mudah mengantuk pada saat belajar sehingga konsentrasi belajar menurun. 2. Kejadian anemia pada remaja putri yang mengalami menstruasi sesudah Berdasarkan tabel 4 menunjukkan bahwa sebagian besar remaja putri di SMP Laren Lamongan yang mengalami menstruasi sesudah, tidak menderita anemia yaitu sebanyak 18 siswi (94 %) dan hanya sebagian kecil yang masih mengalami anemia yaitu 1 siswi (5,26 %). Menurut hasil penelitian di SMP Muhammadiyah 21 Brangsi para remaja yang mengalami menstruasi setelah dilakukan sebagian besar kadar Hbnya meningkat dan tidak terjadi anemia. Dalam penelitian ini sebagian besar remaja berumur 14 15 tahun yaitu termasuk pada usia perkembangan tahap menengah, di mana pada tahapan ini pemberian kelompok sebaya merupakan isu utama dan seringkali menentukan hargadiri, remaja mulai melamun, berfantasi dan berfikir tentang halhal magis, remaja berjuang untuk mandiri atau bebas dari orang tuanya, remaja menunjukkan perilaku idealis dan narsistik, emosi yang labil, sering meledak-ledak dan mood sering berubah, hubungan heteroseksual merupakan hal yang penting (Bobak, 2004: 827). Saat tanda dan gejala anemia mulai timbul seperti lelah, lemah, nafsu makan berkurang, daya konsentrasi manurun dan sekit kepala terutama bila bangkit dari duduk. Selain itu muka dan kuku tampak pucat, lidah terasa panas, kering, sesak nafas dan lebih parah lagi kemungkinan lemah jantung (Listina, 1998). Pada saat itu juga pemberian tablet Fe dilakukan pada remaja agar tidak sampai terjadi anemia. Gejala anemia remaja bisa mencakup satu atau lebih gejala, mulai dari yang ringan sampai berat. Sebagian besar penyebab anemia di Indonesia adalah kekurangan zat besi yang diperlukan untuk menentukan hemoglobin (Depkes RI, 1996). Siswi yang mengalami anemia akan berusaha untuk mengatasinya dengan cara meminum tablet Fe tiap hari agar SURYA 23 Vol.02, No.VI, Agst 2010

ketidaknyamanan yang dirasakan hilang atau berkurang dan aktifitas sehari-hari seperti belajar tidak terganggu serta berjalan dengan lancar. Dalam penelitian ini, seluruh remaja putri mendapatkan tablet Fe untuk diminum selama menstruasi atau pasca menstruasi. Selain itu ini siswi juga dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi seperti sayur dan buah-buahan, sehingga pada saat observasi tingkatan anemia pada remaja putri dapat dilakukan dengan menilai kadar hemoglobin. 3 Uji statistik perbedaan tingkatan anemia pada remaja putri sebelum dan sesudah Berdasarkan tabel 5 hasil dari uji statistik menunjukkan bahwa rata-rata kadar Hb remaja putri sebelum adalah 11,93 g/dl, tetapi setelah pemberian tablet Fe meningkat menjadi 13,31 g/dl. Sedangkan nilai dari t hitungnya adalah - 7,723 dan t tabelnya adalah ± 1,740. kesimpulannya adalah t hitung terletak di luar area -1,740 sampai dengan +1,740, sehingga H 1 diterima artinya terdapar perbedaab ratarata kadar Hb sebelum dan sesudah atau terdapat efektifitas pasca menstruasi terhadap peningkatan kadar Hb pada remaja putri Brangsi Kecamatan Laren Lamongan. Menurut hasil penelitian di SMP Laren Lamongan pada remaja putri yang mengalami menstruasi sebelum dilakukan didapatkan sebagian remaja putri menderita anemia ringan dan setelah dilakukan sebagian besar remaja putri mengalami peningkatan kadar Hb sehingga menjadi normal. Melihat hasil penelitian tersebut bahwa ternyata sebagian besar anemi yang dialami oleh remaja putri di SMP Laren Lamongan bukan hanya disebabkan oleh menstruasi saja tetapi juga kekurangan gizi besi atau defisiensi gizi besi. Sehingga dari hasil penelitian dan pengalaman ini dapat dijadikan perhatian bagi remaja putri dan wanita pada umumnya. Sedangkan untuk mengatasi kejadian anemi pada remaja putri ataupun wanita yang mengalami menstruasi yaitu dengan dan dianjurkan mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi. Fungsi zat besi secara ilmiah bisa didapatkan pada hati, jantung, sayur-sayuran berwarna hijau dan kacang-kacangan. Pencegahan aanya anemia defisiensi besi dapat dilakukan dengan empat pendekatan dasar yaitu dengan pemberian tablet atau suntikan zat besi, pendidikan dan upaya yang ada kaitannya dengan peningkatan asupan zat besi melalui makanan, pengawasan penyakit infeksi dan fortivikasi makanan pokok dengan zat besi (Arisman, 2004: 151). Pemberian tablet Fe pasca menstruasi pada remaja putri adalah sebuah paradigma baru dalam pencegahan anemia remaja, karena itu terapi zat besi adalah merupakan terapi pilihan pertama oleh karena efektif, mudah dan aman digunakan, dosis pemberian untuk remaja dan dewasa adalah 60 mg/ hari. Respon positif dapat dilihat dari peningkatan kadar Gb sebesar 0,1 g/dl mulai hari ke-5 dan seterusnya. Beberapa hari setelah pengobatan dimulai, jumlah ertikalosit akan bertambah dan mencapai pucaknya pada hari ke-7 dan 12 yang selanjutnya kembali ke kadar normal selama 2 minggu berikutnya. Dengan demikian pemberian sebanyak 30 g/dl per minggu sehari akan meningkatkan kadar Hb paling sedikit sebanyak 0,3 g/dl per minggu (10 hari) (Arisman, 2004). Anemia pada remaja putri yang mengalami menstruasi oleh para remaja atau wanita pada umumnya sebelum memang dianggap hal yang biasa dan tidak menjadi masalah, walaupun gejala anemia seringkali mengganggu aktifitas dan proses belajar sehingga banyak remaja putri atau wanita takut dan cemas ketika sudah menderita anemia atau jatuh sakit dan baru memeriksakan diri ke petugas kesehatan. Pencegahan dan pengobatan anemi dengan tablet dan suntikan Fe sebenarnya pernah dan sering dilakukan oleh para ahli bahkan sampai sekarang terus dianjurkan terutama bagi remaja putri yang mengalami menstruasi dan bagi ibu hamil. SURYA 24 Vol.02, No.VI, Agst 2010

KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa : 1) Sebagian besar remaja putri di SMP Laren Lamongan menderita anemia ringan sebelum dilakukan pemberian tablet Fe. 2) Sebagian besar remaja putri di SMP Laren Lamongan mengalami peningkatan kadar hemoglobin setelah dilakukan. 3) Ada pengaruh efektifitas pemberian tablet Fe pasca menstruasi terhadap peningkatan kadar hemoglobin pada remaja putri Lamongan. 2. Saran Merupakan sumbangan bagi ilmu pengetahuan khususnya dalam hal efektifitas pasca menstruasi terhadap peningkatan kadar Hb pada remaja putri dan sebagai sarana pembanding bagi dunia ilmu pengetahuan dalam memperkaya informasi masalah tersebut. Penelitian ini dapat menambah pengetahuan penulis tentang efektifitas pasca menstruasi terhadap peningkatan kadar Hb pada remaja putri, dan menambah kemampuan, pengalaman dalam membuat Karya Tulis Ilmiah. Diharapkan penelitian ini memberikan masukan bagi profesi dalam mengembangkan konseling yang akan dilakukan tentang efektifitas pemberian tablet Fe pasca menstruasi terhadap peningkatan kadar Hb pada remaja putri. Penelitian ini dapat menambah wawasan baru dan informasi tentang pentingnya tablet Fe dalam menanggulangi anemia dan kegunaan lainnya....daftar PUSTAKA... Alimul Hidayat, A. (2003). Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta: Salemba Medika. Alimul Hidayat, A. (2006). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta: Salemba Medika. Arisman (2004).Gizi Dalam Daur Kehidupan : Buku Ajar Ilmu Gizi. Jakarta: EGC. Arif, M. Mansjoer (2001). Kapita Selekta Kedoteran Edisi IV. Jakarta: Media Aesculapius. Aru W. (2006). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Departmen Ilmu Penyakit Dalam FKUI. Bobak dkk (2004). Buku Ajar Keperawatan Maternitas Edisi IV. Jakarta: EGC. Hasan, Rusepno (1985). Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: Bagian IKA FKUI. Hurlock (2000). Buku Ajar Perkembangan Anak. Jakarta: Gramedia. Marheni (2002). Remaja dan Aspek Perkembangannya. Bandung: Wira Wacana. Nursalam (2001). Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika. Nursalam (2003). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Sarwono, Prawiroharjo (2005). Ilmu Kandungan. Jakarta: YBP SP. SURYA 25 Vol.02, No.VI, Agst 2010

Soekidjo Notoatmodjo (2002). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Soetjiningsih (2004). Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Jakarta: CV. Sagung Cipta. Sugiyono, (2008). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & O. Bandung: ALFABETA. Untario, S. (1994). Pedoman Diagnosis Dan Terapi (AB/ UPF IKA). Surabaya: RSUD Dr. Soetomo. SURYA 26 Vol.02, No.VI, Agst 2010