BAB II KAJIAN TEORI. Kecerdasan atau inteligensi adalah kombinasi sifat-sifat manusia yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI. a. Pengertian Kecerdasan Naturalis

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

lingkungannya secara berulang-ulang dan melibatkan seluruh potensi kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN. dan berfungsi untuk meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia. Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul sehingga nantinya akan

BAB IV ANALISIS UPAYA MENINGKATKAN KECERDASAN NATURAL MELALUI METODE KARYAWISATA DI RA MUSLIMAT NU MASYITHOH 14 DUWET PEKALONGAN SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. mengikuti perkembangan tersebut. Berdasarkan perkembangan tersebut, baik

BAB I PENDAHULUAN. masa depan. Perkembangan masyarakat dalam pendidikan sekarang banyak

MEMAHAMI KECERDASAN MAJEMUK ANAK GUNA MENGOPTIMALKAN STRATEGI PEMBELAJARAN YANG SESUAI DENGAN PERKEMBANGANNYA MELALUI IDENTIFIKASI DINI

BAB I PENDAHULUAN. buruknya masa depan bangsa. Jika sejak usia dini anak dibekali dengan

BAB I PENDAHULUAN. ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Usia kanak-kanak yaitu 4-5 tahun anak menerima segala pengaruh yang diberikan

BAB I PENDAHULUAN. berlaku untuk semua, mulai usia dini sampai jenjang perguruan tinggi. Usia

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN. 1. Topik : Bangun karir dengan mengenal bakat

BAB I PENDAHULUAN. keinginan orang tua untuk memberikan bimbingan belajar kepada anak-anaknya

BAB I PENDAHULUAN. menjadi bahasan yang menarik dalam dunia pendidikan. Karena Sistem

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara tidak

NASKAH PUBLIKASI. SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Riva Lesta Ariany, 2014

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Usia dini merupakan periode awal yang paling penting dan mendasar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. persoalan baru untuk diselesaikan, kemampuan untuk menciptakan sesuatu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. guru. Diantaranya permasalahan yang dialami di Taman Kanak-Kanak. TK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 Pasal 1 butir 1 tentang Sistem. Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga merupakan tempat pendidikan yang pertama dan terutama,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Undang-undang No.20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PERSPEKTIF PENDIDIKAN BERKUALITAS BAGI ANAK

BAB I PENDAHULUAN. No. Daftar 1 : 185/S/PGSD-Reg/8/Agustus/2014

BAB I PENDAHULUAN. karakter dan kepribadian anak. Berdasarkan Undang - undang Sistem. Pendidikan Nasional NO.20 Tahun 2003 BAB I ayat 14, menyatakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengembangan sumber daya manusia merupakan faktor kunci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan modal dasar untuk menyiapkan insan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia. pesan-pesan konstitusi serta suasana dalam membangun watak bangsa (nation

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses membantu mengembangkan dan. yang lebih baik, pendidikan ini berupa pembelajaran.

PENGARUH KEGIATAN KOLASE TERHADAP KECERDASAN VISUAL- SPASIAL ANAK USIA 5-6 TAHUN DI RA MASJID AGUNG MEDAN T.A. 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PEMBELAJARAN DI TK AL AZHAR SOLO BARU DITINJAU DARI SUDUT PANDANG MULTIPLE INTELLIGENCES SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terhadap apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Anak seolah-olah tidak

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh kembang anak pada usia dini akan berpengaruh secara nyata pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh orang

Beri tanda [v] pada statement di bawah ini yang sesuai dengan diri Anda saat ini. Jumlahkan tanda [v] pada masing-masing kolom.

UPAYA MENINGKATKAN KECERDASAN NATURALIS MELALUI METODE PROYEK PADA ANAK KELOMPOK B TK AISYIYAH 01 SROYO, JATEN, KARANGANYAR

MULTIPLE INTELLIGENCES DAN PERKEMBANGAN ANAK

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: ESTI UTAMI A PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan letak geografisnya, kepulauan Indonesia berada di antara

STRATEGI PEMBELAJARAN UNTUK MENUMBUHKEMBANGKAN KETERAMPILAN INTERPERSONAL DAN INTRAPERSONAL GURU TK/SLB

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah Tunas harapan bangsa. Mereka ibarat bunga yang tengah

BAB I PENDAHULUAN. dan tindakan yang dilakukan oleh pendidik dan orang tua dalam proses

berbagai macam aktivitas sosial serta ketaknyamanan dalam kesendirian dan menyendiri.

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan proses pembangunan suatu negara ditentukan oleh banyak

PERANAN METODE BERCAKAP-CAKAP DALAM PERKEMBANGAN KEMAMPUAN BERBAHASA TERPADU PADA ANAK TAMAN KANAK-KANAK. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. membantu mengembangkan seluruh potensi dan kemampuan fisik,

BAB I PENDAHULUAN. salah satu cara untuk mengubah sikap dan perilaku seseorang atau kelompok

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN Secara sederhana Flavell mengartikan metakognisi sebagai knowing

ARTIKEL ILMIAH Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Anak Usia Dini SRI SUMARMI A53B090201

BABI PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB II KAJIAN TEORITIK. 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis

Umi Rochayati (Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Elektronika FT-UNY)

BAB I PENDAHULUAN. merata material dan spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Anak bukanlah orang dewasa mini. Anak memiliki cara tersendiri untuk. lebih bereksplorasi menggunakan kemampuan yang dimiliki.

BAB I PENDAHULUAN. (2015:7) yang menjelaskan pengertian dari pembelajaran sebagai berikut.

MATHEMATICAL CREATIVE THINKING ABILITY AND MULTIPLE INTELEGENCE BASED LEARNING

BAB V PEMBAHASAN. Berdasarkan penyajian data dan hasil analisis data, maka pada bab ini akan. Tabel 5.1 Rekapitulasi Hasil Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. berkembang secara optimal. Berikut pernyataan tentang pendidikan anak usia

UPAYA MENINGKATKAN KECERDASAN NATURALIS MELALUI KEGIATAN OUT BOUND DI KELOMPOK BERMAIN KASIH BUNDA 02 KARANGPELEM KEDAWUNG SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. arah yang positif baik bagi dirinya maupun lingkungannya. Pendidikan bukan

2014 PEMBELAJARAN SENI TARI BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFIC UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN MATEMATIKA-LOGIS SISWA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Pendidikan dijadikan sebagai dasar manusia untuk. yang timbul dalam diri manusia. Pembelajaran matematika

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada anak usia dini dilakukan melalui pemberian rangsangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Grenita, 2013

SURAKARTAA. SKRIPSI persyaratan. Sarjana S-1. Disusun Oleh : DWI A USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-undang Republik Indonesia tahun 2003, Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Entar Tarji, 2014 Efektivitas Permainan ORFF Percussion Terhadap Kecerdasan Musikal Anak Usia Dini

MULTIPLE INTELLIGENCES (Kecerdasan Ganda)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. mampu berkompetensi baik secara akademik maupun non akademik. Memenuhi kebutuhan pendidikan yang mampu mengembangkan akademik

PENERAPAN BERMAIN KARTU BILANGAN DALAM MENINGKATKAN KECERDASAN LOGIKA MATEMATIKA ANAK KELOMPOK B DI TK PERTIWI 5 PENDEM SUMBERLAWANG

BAGAIMANA MELEJITKAN 10 POTENSI KECERDASAN ANAK?

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang, serta mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah seorang laki-laki ataupun perempuan yang belum dewasa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Seyogyanya belajar IPS Terpadu menjadikan siswa lebih kreatif, komunikatif,

BAB I PENDAHULUAN. dan Kebudayaan No. 0486/U/1992 tentang Taman Kanak-kanak adalah

UPAYA PENGEMBANGAN KECERDASAN VISUAL SPASIAL ANAK MELALUI PERMAINAN BALOK DI TK RA GUPPI MANDAN SUKOHARJO

TAHUN PELAJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI. Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Anak Usia Dini.

Menstimulasi Kecerdasan Kinestetik dan Musikal pada Anak-anak Prasekolah

BAB II KAJIAN TEORITIK. komunikasi matematika, multiple intillegences dan gender. a. Pengertian Kemampuan Komunikasi Matematis

BAB I PENDAHULUAN. hiburan dan kebermanfaatan (pinjam istilah Horatio : dulce et utile). Melalui

Transkripsi:

9 BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Kerangka Teoritis 2.1.1. Kecerdasan Naturalis A. Hakekat Kecerdasan Naturalis Kecerdasan atau inteligensi adalah kombinasi sifat-sifat manusia yang mencakup kemampuan untuk memahami hal-hal yang kompleks dan saling berhubungan. Semua proses yang terlibat dalam berpikir abstrak, kemampuan menemukan, penyesuaian dalam pemecahan masalah dan kemampuan untuk memperoleh kemampuan yang baru termasuk dalam kecerdasan (Semiawan, 1992: 11). Selanjutnya menurut Sternberg dalam (Semiawan,1992 :13) mengemukakan bahwa inteligensi/ kecerdasan ialah daya menyesuaikan diri dengan keadaan baru dengan menggunakan alat-alat berpikir menurut tujuannya. Lebih lanjut Sternberg menyatakan bahwa inteligensi mencakup kemampuan manusia akan tiga komponen, yaitu: (1) Inteligensi komponensial, yaitu kemampuan untuk berpikir, merencanakan dan memonitor proses kognitif, (2) Inteligensi eksperensial, yaitu kemampuan untuk memformulasikan ide-ide baru dalam memecahkan masalah, dan (3) Inteligensi kontekstual, yaitu kemampuan untuk beradaptasi dalam menanggapi suatu peluang atau kesempatan secara optimis. Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kecerdasan atau inteligensi adalah kombinasi sifat-sifat manusia yang mencakup kecakapannya

10 dalam berpikir, merencanakan, memformulasi ide-ide baru dalam memecahkan masalah serta kemampuan dalam beradaptasi menghadapi peluang yang ada. Dalam perkembangan konsep inteligensi terjadi perubahan dari konsep tunggal sampai dengan inteligensi majemuk. Kecerdasan/ inteligensi majemuk (multiple intelligences) dikembangkan oleh Gardner yang pada awalnya menyatakan bahwa inteligensi manusia memiliki tujuh dimensi yang semi otonom, yaitu: (1) linguistik, (2) musik, (3) matematik logis, (4) visual spasial, (5) kinestetik fisik, (6) sosial interpersonal dan (7) intrapersonal. Pada perkembangan selanjutnya teori multiple intelligence Gardner mengalami penambahan dua kecerdasan baru, yaitu kecerdasan naturalis dan kecerdasan spiritual. Gardner, (Yus, 2011: 10) mengemukakan kecerdasan dalam beberapa dimensi yaitu: a. Kecerdasan bahasa (linguistik) berkaitan dengan keterampilan dan persepsi mengelola kata dan bahasa. b. Kecerdasan logika-matematika berkaitan dengan keterampilan dan persepsi dalam bidang angka (numerik) dan alasan logis. c. Kecerdasan musik berkaitan dengan keterampilan dan persepsi dalam bidang musik dan suara. d. Keterampilan gerak tubuh (kinestetik) berkaitan dengan keterampilan dan persepsi dalam bidang mengolah dan mengendalikan gerak anggota tubuh. e. Kecerdasan gambar dan ruang (visual-spasial) berkaitan dengan keterampilandan persepsi dalam bidang permainan garis, warna, bentuk, ruang. f. Kecerdasan diri (intrapersonal) berkaitan dengan keterampilan dan persepsi dalam bidang kesadaran dan pengenalan terhadap diri sendiri. g. Kecerdasan bergaul (interpersonal) berkaitan dengan keterampilan dan persepsi dalam bidang membina hubungan dengan orang lain. h. Kecerdasan alami (naturalis) berkaitan dengan keterampilan dan persepsi dalam bidang yang berhubungan dengan alam dan lingkungan sekitar. i. Kecerdasan rohani (spiritual) berkaitan dengan keterampilan dan persepsi dalam bidang mengolah rohani. Kecerdasan naturalis sebenarnya dimiliki setiap manusia dalam taraf yang berbeda dan telah berkembang sejak lahir. Alam sekitar merupakan alat simulator

11 dinamis dan tiada habisnya bagi anak, sebab mereka mendapat gambaran alam berdasarkan pandangan sederhana dan melalui pengalaman langsung melalui panca indranya. Lebih menarik lagi, pandangan sederhana mereka juga menciptakan rasa keterikatan terhadap dunia dan persepsi ini membantu perkembangan otak dan inteligensi mereka. Kecerdasan naturalis merupakan bagian dari kecerdasan jamak yang berkaitan dengan kepekaan dalam mengapresiasi alam dan lingkungan sekitarnya. Kemunculan dalam kecerdasan ini dapat dilihat dari kecintaan terhadap alam dan lingkungan sekitar melalui berbagai kegiatan seperti kepedulian terhadap lingkungan dan komponen-komponen yang ada di dalamnya yaitu tumbuhan, hewan, cuaca, dll. Untuk memahami kecerdasan naturalis dengan lebih jelas berikut ini akan dijelaskan beberapa pengertian kecerdasan naturalis menurut pendapat beberapa ahli. Kecerdasan majemuk menurut Gardner,( http://www.psychologymania.com/ 2011/07/jenis-jenis-intelegensi-menurut-howard.html) lebih bersifat manusiawi dan lebih dapat dipercaya karena teori ini lebih mencerminkan secara memadai tingkah laku kecerdasan manusia. Menurut Gardner seseorang yang memiliki kecerdasan naturalis tinggi adalah seseorang yang menunjukkan kemahiran dalam mengenali dan mengklasifikasi banyak spesies flora dan fauna dalam lingkungannya. Di dalam dunia nyata, seorang naturalis memiliki kemahiran dalam berkebun, menggarap taman yang indah, memelihara binatang serta memiliki perhatian yang lebih dalam penyelamatan lingkungan. Seorang naturalis biasanya telah memperlihatkan bakatnya sejak kecil/ masa kanak-kanak. Menurut uno dan kuadrat (2006:14), kecerdasan naturalis ialah kemampuan seseorang untuk peka terhadap lingkungan alam, rasa ingin tahu yang besar pada objek tertentu, misalnya senang berada di lingkungan alam yang terbuka, seperti pantai, gunung, cagar alam, atau hutan serta mengamatinya. Peserta didik dengan

12 kecerdasan seperti ini cenderung suka mengobservasi lingkungan alam seperti aneka jenis tanaman, jenis binatang, aneka macam bebatuan, dan sebagainya. Amstrong, (2003:26) yang menyatakan bahwa anak-anak yang kompeten dalam kecerdasan naturalis merupakan pencinta alam. Anak-anak ini lebih suka mengumpulkan bebatuan atau bagian tanaman daripada terkurung di sekolah atau rumah mengerjakan tugas menulisnya. Jika diberi tugas sekolah yang melibatkan tanaman juga hewan, anak-anak ini akan termotivasi dengan lebih baik. Selanjtnya Menurut Rose, dalam (http://uripsantoso.wordpress.com/ 2012/07/31/ kecerdasan-naturalis/) mengemukakan bahwa seseorang yang memiliki kecerdasan naturalis tinggi adalah seorang dengan rasa ingin tahu tinggi, senang merawat tanaman, senang memelihara binatang, dapat mengenali dan menamai banyak jenis tanaman, mempunyai minat dan pengetahuan yang baik tentang bagaimana tubuh bekerja, dapat membaca tanda-tanda cuaca, mempunyai minat pada isu-isu lingkungan global, dan berpandangan bahwa pelestarian sumber daya alam dan pertumbuhan yang berkelanjutan merupakan keharusan. Demikian juga menurut Saifullah, (2004:96) seseorang yang memiliki kecerdasan naturalis tinggi selalu berpikir dalam acuan alam. Hal ini dapat dilihat dari kemampuannya melihat hubungan dan pola dalam dunia alamiah, mengidentifikasi dan berinteraksi dengan proses alam. Dari uraian di atas, maka secara garis besar dapat disimpulkan kecerdasan naturalis ialah kombinasi sifat-sifat manusia yang mencakup kecakapan dalam mengenal, mengklasifikasi flora fauna dan benda-benda alam lainnya serta memiliki kepekaan terhadap kondisi lingkungan dan bahwa seseorang yang memiliki kecerdasan naturalis dapat memunculkan perilaku seperti: mencintai lingkungan, mengetahui bagian-bagian tanaman mulai dari bunga, berbuah, daun, batang, akar, senang dan mampu merawat tumbuhan, serta senang kegiatan di luar (alam).

13 Kecerdasan naturalis perlu diajarkan dan ditanamkan sejak anak usia dini, yaitu antara 0-6 tahun. Pada saat ini efektifitasnya sangat tinggi, artinya pada saat usia ini internalisasi nilai-nilai naturalis akan sangat efektif diserap dan diterapkan oleh anak-anak. Diatas usia ini efektifitasnya diprediksi berkurang dan semakin kurang efektif sejalan dengan bertambahnya usia anak tersebut. Jika melihat usia 0-6 tahun, maka yang banyak berperan dalam menanamkan nilai-nilai naturalis adalah kedua orangtua atau keluarga. Jika pada usia ini mereka juga telah dimasukkan ke PAUD, maka keluarga dan pendidikan PAUD yang mempunyai peranan dalam menanamkan nilai-nilai naturalis pada anak. Untuk itu, setiap orang tua dan guru PAUD harus mempunyai pengetahuan yang cukup tentang nilai-nilai naturalis agar mereka dapat memberi pengetahuan teori dan contoh nyata kepada anak-anak tersebut. Amat penting artinya untuk memasukkan ke dalam kurikulum PAUD nilai-nilai naturalis, sehingga sejak dini anak-anak sudah mendapat pengetahuan tentang lingkungan dan bagaimana melestarikan lingkungan. Praktek dan contoh nyata amat penting bagi anak-anak usia dini ini. Mereka akan dapat diberi kegiatan ekperimen memelihara tanaman (menanam, menyiram, menyiangi, memupuk dll.), membersihkan lingkungan sekitar, membuang sampah pada tempatnya, membiasakan mereka untuk tidak mencabut tumbuhan secara serampangan dll. Kebiasaan-kebiasaan yang ditanamkan sejak dini ini akan berurat akar, sehingga mereka akan secara konsisten mempraktekkan nilai-nilai naturalis dari PAUD hingga perguruan tinggi. Dengan cara ini, diharapkan mereka mempunyai kecerdasan naturalis yang tinggi.

14 B. Karakteristik Kecerdasan Naturalis Anak-anak yang sangat kompeten dalam kecerdasan naturalis merupakan pecinta alam. Mereka lebih senang atau menikmati keindahan ke taman, kebun bunga, senang memelihara tanaman, mempunyai ingatan yang kuat tentang tempat-tempat yang pernah dia kunjungi serta nama-nama tumbuhan, dan peduli terhadap lingkungan. Hal tersebut diatas dipertegas oleh beberapa pendapat ahli tentang karakteristik kecerdasan naturalis, antara lain: Menyadur pendapat Amstrong (2003:36) memaparkan bahwa kecerdasan naturalis tampak pada sikap-sikap melalui : a. Menikmati berjalan-jalan di alam terbuka atau taman bunga, maksudnya anak senang ketika berada di luar ruangan; b. Menunjukkan kepekaan terhadap bentuk-bentuk tanaman (misalnya daun, bunga, buah, dll) maksudnya anak dapat mengenal bentuk daun itu ada yang bulat, keriting, bunga itu berwarna-warni dan sebagainya; c. Suka berkebun atau berada di dekat kebun; d. Menikmati aquarium, herbarium, tetarium, atau sistem kehidupan lainya, maksudnya anak suka ketika melihat aquarium, tertarik untuk membersihkan aquarium dan mau memberi makan ikan yang ada di aquarium; e. Menunjukkan kesadaran ekologi yang tinggi, maksudnya anak bisa menjaga lingkungan, misal: membuang sampah pada tempatnya, merawat tanaman dengan baik, mau menyiram tanaman;

15 f. Menyakini tanaman memiliki haknya sendiri, maksudnya anak tahu cara memperlakukan tanaman, misal tidak memetik sembarangan daun dan bunganya dan merawatnya dengan baik; g. Memcatat fenomena alam, hewan, tumbuhan, dan hal-hal sejenis, maksudnya anak mengetahui bahwa tanaman akan mati jika tidak disiram, mengenal cara berkembak biak binatang secara sederhana, misal: dari telur menjadi ayam, mengetahui cara proses kecambah; h. Mengenali serangga, daun-daunan, dan benda-benda alam lainnya; i. Memahami topik-topik tentang sistem kehidupan. Maksudnya anak mengenal konsep perubahan siang dan malam (mengetahui malam itu gelap, siang itu terang) mengenal konsep panas dan dingin, mendung dan hujan; j. Terlibat dalam hobi dan proyek yang dikerjakan sendiri. Misal: anak senang bermain tanah, pasir, dan senang berkebun. Gardner dalam (http://infokuh.blogspot.com/2012/07/ macam-macamkecerdasan-menurut-howard.html) memaparkan ciri dari kecerdasan lingkungan, yaitu bila anak terlihat lebih tertarik pada kegiatan yang berada di luar rumah, merasa nyaman bila tengah bermain di lingkungan bebas, dekat dan sayang dengan berbagai tanaman dan binatang yang ia temui di sekitar rumah, terus bertanya dengan kritis mengenai berbagai jenis alam lingkungan sekitar, keadaan cuaca, ruang angkasa, dan kekuatan alam lainnya. Menurut Akbar dalam (http://ekohs.wordpress.com/2012/09/01/cirikecerdasan-naturalis-pada-anak/html.) Ciri-cirinya kecerdasan naturalis : sangat tertarik pada kegiatan di luar rumah, senang bermain di taman, kebun, akrab

16 dengan berbagai binatang peliharaan, menyukai aktivitas berkemah, memancing dan kegiatan rekreasi lainnya, senang mengkoleksi berbagai benda dari alam, misalnya kerang-kerangan, batu-batuan, mencatat fenomena alam, seperti punya foto, buku harian, gambar koleksi tentang alam. Wilson dalam (http://edukasi.kompasiana.com/2013/01/31/anak-hebat./) menjelaskan kecerdasan naturalis memiliki ciri-ciri kemampuan sebagai berikut: 1. Suka mengamati, mengenali, berinteraksi, dan peduli dengan objek alam, tanaman atau hewan. 2. Antusias akan lingkungan alam dan lingkungan manusia. 3. Mampu mengenali pola di antara spesies. 4. Senang berkarir di bidang biologi, ekologi, kimia, atau botani. 5. Senang memelihara tanaman, hewan. 6. Suka menggunakan teleskop, komputer, binocular, mikroskop untuk mempelajari suatu organisme. 7. Senang mempelajari siklus kehidupan flora dan fauna. 8. Senang melakukan aktivitas outdoor, seperti: mendaki gunung, scuba diving (menyelam). Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa anak memperoleh kesempatan yang lebih besar untuk mengembangkan kecerdasan naturalis mereka saat melakukan aktivitas di luar ruangan. Tingkat pencapaian setiap aspek perkembangan pada anak usia dini memiliki tingkat pencapaian yang berbeda-beda untuk tiap jenjang usia. Gardner dalam (http://infokuh.blogspot.com/2012/07/ macam-macamkecerdasan-menurut-howard.html) melihat bahwa kecerdasan naturalis ini merupakan kecerdasan yang memang telah dimiliki setiap orang sejak lahir. Biasanya anak balita lebih memiliki ketertarikan terhadap kecerdasan ini dibandingkan dengan orang dewasa. Berdasarkan penelitian yang dilakukannya, ia menemukan bahwa anak-anak lebih peka dalam mengenali lingkungan dan bukan sekedar sebagai pengetahuan semata saja, seperti kebanyakan orang dewasa.