Pramanti et al. Pengaruh Penambahan CMC dan Tingkat Kematangan Nanas terhadap Sifat Selai

dokumen-dokumen yang mirip
Perbandingan Kulit Nanas dengan Gula Pasir dan Penambahan CMC

PENGARUH KONSENTRASI KARBOKSIL METIL SELULOSA (CMC) TERHADAP MUTU SIRUP JAMBU METE (Anacardium occidentale L.)

Jurnal Teknologi Pertanian Universitas Mulawarman 2015, 10(1):18-22

Pengaruh Penambahan Cmc Terhadap Sifat Fisik Dan Organoleptik Selai Nanas

PENDAHULUAN. Buah-buahan tidak selalu dikonsumsi dalam bentuk segar, tetapi sebagian

PENGARUH KONSENTRASI BUBUR BUAH MANGGA DAN CMC (CARBOXY METHYL CELLULOSE) TERHADAP MUTU SORBET AIR KELAPA

1989).Sampel sebanyak 2 g dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer 500ml. balik. Didihkan selama 30 menit dan kadang kala digoyang- goyangkan.

A. Penggunaan. B. Alat dan Bahan. Berikut ini alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan selai. 1. Alat

SIFAT KIMIA DAN TINGKAT KESUKAAN PERMEN KERAS (Hard Candy) SARI BUAH PALA (Myristica fragrans houtt famili myristicaseae)

I PENDAHULUAN. halaman tempat tinggal (Purwaningsih, 2007).

I PENDAHULUAN. kesehatan. Nutrisi dalam black mulberry meliputi protein, karbohidrat serta

PEMANFATAN LIMBAH BUAH NANAS DALAM PEMBUATAN NATA DE PINA (PINEAPPLE FRUIT WASTE UTILIZATION FOR THE MAKING OF NATA DE PINA)

I. PENDAHULUAN. Tenggara yang beriklim tropis basah seperti Indonesia, Thailand dan Malaysia

PENGARUH KONSENTRASI CARBOXY METHYL CELLULOSE DAN KONSENTRASI GULA TERHADAP MUTU SELAI JAGUNG

PENGARUH PENAMBAHAN GULA AREN DAN SUHU PEMANASAN TERHADAP ORGANOLEPTIK DAN KUALITAS SIRUP AIR KELAPA

PENGARUH KONSENTRASI PEKTIN DAN LAMA PENYIMPANAN TERHADAP MUTU SELAI NANAS LEMBARAN SKRIPSI

HASIL DAN PEMBAHASAN

ISSN : AGRITEPA, Vol. II, No.2, Januari Juni 2016

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pengkukusan kacang hijau dalam pembuatan noga kacang hijau.

PENDAHULUAN. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar atau Riskesdas (2014), sebanyak 40,6%

I PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian,

I. PENDAHULUAN. kuning atau merah (Prajnanta, 2003).

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Biologi A

PENGARUH PERBANDINGAN BUBUR BUAH BELIMBING DENGAN BUBUR LABU KUNING DAN KONSENTRASI NATRIUM BENZOAT TERHADAP MUTU SAUS BELIMBING SKRIPSI

FORMULASI TEPUNG AMPAS TAHU DAN TERIGU TERHADAP MUTU STIK. Formulation of Tofu Cake Flour and Wheat on Stick Quality ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. selai adalah buah yang masak dan tidak ada tanda-tanda busuk. Buah yang

BABI PENDAHULUAN. bubur), gula dan bahan penstabil yang dibekukan dalam alat pembeku es krim

Kata Kunci : langsat, selai, sukrosa, uji organoleptik, uji proksimat

PENGARUH KOMBINASI CMC DAN GUM ARAB TERHADAP MUTU SENSORI VELVA UBI JALAR UNGU

I. PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. batok sabut kelapa (lunggabongo). Sebelum dilakukan pengasapan terlebih dahulu

PENGARUH PROPORSI EKSTRAK KULIT BAGIAN DALAM DURIAN DAN GULA PASIR TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK JELLY ROSELA-PULP KULIT DURIAN

LEMBAR PENGESAHAN PEMBUATAN FRUIT LEATHER SIRSAK-ROSELLA HASIL PENELITIAN

KAJIAN PROPORSI SARI NANAS DAN KONSENTRASI STARTER TERHADAP SIFAT KIMIA DAN ORGANOLEPTIK KEFIR NANAS

PENGARUH PERSENTASE CARBOXY METHYL CELLULOSE DAN PERSENTASE GULA TERHADAP MUTU SELAI JAGUNG

Dedy Isnanda 1, Melly Novita 1, Syarifah Rohaya 1 1 Program Studi Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2016

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1) Llatar Belakang, (2) Identifikasi

PENGARUH RASIO DAGING DAN KULIT BUAH NAGA MERAH (Hylocereus polyrhizus) TERHADAP KARAKTERISTIK SELAI SKRIPSI

Pengawetan dengan garam, asam dan gula

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bahan alternatif (Aboulfalzli et al., 2015). Es krim merupakan produk olahan susu

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil sidik ragam kadar protein kecap manis air kelapa menunjukkan

M. Yogie Nugraha 1), Edison 2), and Syahrul 2) Abstract

III. METODOLOGI PENELITIAN

PENDAHULUAN. peningkatan mutu, penggunaan bahan pembentuk rasa dan warna, serta

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... iii. DAFTAR TABEL... vi. DAFTAR GAMBAR... vii. DAFTAR LAMPIRAN... viii. INTISARI...

BAB I PENDAHULUAN. sangat beragam dan tergolong ke dalam jenis buah tropis seperti rambutan, nanas,

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Kendal terkenal dengan sentra pertanian, salah satunya adalah

I PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian,

UJI ORGANOLEPTIK DAN DAYA SIMPAN SELAI GULMA KROKOT

I. PENDAHULUAN. bermanfaat jika diolah, misalnya dibuat marmalade (Sarwono, 1991). Bagian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negeri yang kaya akan buah-buahan tropis. Salah satu buah

PENGARUH PERBANDINGAN SARI BUAH NENAS DAN MELON SERTA KONSENTRASI GULA TERHADAP MUTU PERMEN JAHE (HARD CANDY)

PENGARUH PROPORSI EKSTRAK ROSELA DAN STRAWBERRY TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK SIRUP ROSELA-STRAWBERRY SKRIPSI OLEH: ELVANA_

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGOLAHAN BUAH-BUAHAN

I PENDAHULUAN. Masalah, (3) Maksud dan tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka. Penelitian, (6) Hipotesis, dan (7) Tempat Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

PEMBUATAN VELVA SAYURAN ( KAJIAN PROPORSI WORTEL, TOMAT, KECAMBAH DAN PENAMBAHAN NA-CMC TERHADAP KUALITAS VELVA SAYURAN )

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : PUJI ASTUTI A

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH RASIO LABU KUNING (Cucurbita moschata) DENGAN TEPUNG BERAS TERHADAP KARAKTERISTIK KUE OMBUS-OMBUS SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Es krim adalah salah satu makanan kudapan berbahan dasar susu

PENDAHULUAN. Es lilin merupakan suatu produk minuman atau jajanan tradisional yang

PENGARUH PROPORSI DAGING BUAH PALA DENGAN AIR DAN KONSENTRASI PUTIH TELUR TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK SARI DAGING BUAH PALA SKRIPSI

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kata kunci: Sorbet, terong belanda, buah bit, carboxy methyl cellulose, antioksidan.

NASKAH PUBLIKASI RISA DHALIA A

SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK JELLY DRINK TEH HITAM DARI BERBAGAI WAKTU PENYEDUHAN DAN KONSENTRASI SEDUHAN SKRIPSI

I PENDAHULUAN. (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu. dan termasuk ke dalam famili Solanacea. Buahnya merupakan sumber vitamin

I PENDAHULUAN. selain sebagai sumber karbohidrat jagung juga merupakan sumber protein yang

BAB I PENDAHULUAN. occidentale L.) seluas ha, tersebar di propinsi Sulawesi. Tenggara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur,

I. PENDAHULUAN. Ubi jalar (Ipomoea batatas L) merupakan salah satu hasil pertanian yang

UJI ORGANOLEPTIK DAN KANDUNGAN VITAMIN C PADA PEMBUATAN SELAI BELIMBING WULUH DENGAN PENAMBAHAN BUAH KERSEN DAN BUNGA ROSELA

PENGARUH KONSENTRASI PEKTIN DAN LAMA PENYIMPANAN TERHADAP MUTU SELAI NANAS LEMBARAN

4.2. Kadar Abu Kadar Metoksil dan Poligalakturonat

PENGARUH EDIBLE COATING DARI PATI JAGUNG DAN LAMA PENCELUPAN TERHADAP MUTU BUAH NENAS TEROLAH MINIMAL

I PENDAHULUAN. hampir di seluruh wilayah di Indonesia. Kelapa termasuk dalam famili Palmae,

BAB I PENDAHULUAN. bahan dalam pembuatan selai adalah buah yang belum cukup matang dan

I. PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. A. JENIS PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian eksperimen di bidang teknologi pangan.

PENGARUH WAKTU PENGUKUSAN JAGUNG KUNING HIBRIDA DAN LAMA PENYIMPANAN DINGIN SUSU KEDELAI JAGUNG TERHADAP SIFAT FISIK DAN ORGANOLEPTIKNYA SKRIPSI

BABI PE:NDAHULUAN. Nenas merupakan buah klimakterik dan salah satu buah tropis yang

ABSTRAK. Kata kunci : ampas padat brem, hidrolisis, H 2 SO 4, gula cair

PEMBUATAN PATI DARI BIJI DURIAN MELALUI PENAMBAHAN NATRIUM METABISULFIT DAN LAMA PERENDAMAN

PENGARUH PENAMBAHAN GULA PASIR DAN GULA MERAH TERHADAP TINGKAT KESUKAAN DODOL NANAS

Daya Terima Varian Rasa Koktail Buah Nanas (Ananas comosus L. Merr) Dalam Menunjang Diversifikasi Produk

SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK SELAI MARKISA KUNING (Passiflora edulis f. flavicarpa) DENGAN PENGGUNAAN VARIASI KONSENTRASI PEKTIN SKRIPSI

II. TINJAUAN PUSTAKA. Selatan. Buah naga sudah banyak di budidayakan di Negara Asia, salah satunya di

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

OPTIMASI LAMA BLANCHING PENGOLAHAN SELAI KACANG TANAH METODE REGRESI KUADRATIK

PENGARUH PERBANDINGAN SARI BELIMBING MANIS DENGAN JAMBU BIJI MERAH DAN JUMLAH CMC (Carboxy Methyl Cellulose) TERHADAP MUTU MARGARIN GUAVSTAR

PENGARUH DERAJAT KEASAMAN DAN KONSENTRASI STARTER RAGI TERHADAP MUTU MINUMAN BERALKOHOL DARI SIRSAK

PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN GARAM DAN SUHU FERMENTASI TERHADAP MUTU KIMCHI LOBAK

PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN CALCIUM CHLORIDE TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK MANISAN KERING BUAH BELIMBING WULUH

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. interaksi antara perlakuan umur pemanenan dengan konsentrasi KMnO 4. Berikut

1 I PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (1.3) Maksud dan tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat

Transkripsi:

PENGARUH PENAMBAHAN KARBOKSI METIL SELULOSA (CMC) DAN TINGKAT KEMATANGAN BUAH NANAS (Ananas comosus (L) Merr.) TERHADAP SIFAT KIMIA DAN SENSORIS SELAI NANAS Effect of Carboxyl Methyl Cellulose (CMC) Addition and Ripeness Level of Pineapple (Ananas comosus L. Merr.) on Chemical and Sensory Characteristics of Pineapple Jam Novitasari Pramanti, Wiwit Murdianto Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman, Jl. Pasir Balengkong Kampus Gunung Kelua Samarinda 75119 Received 1 June 2015 revised 1 July 2015 accepted 22 July 2015 ABSTRACT The objectives of this research are to know the dose of CMC and the level of the best pineapple ripeness (Ananas comosus (L) Merr.) for pineapple jam processing. Factorial experiment of 3x4 arranged in Completely Randomized Block Design was applied in this research. Each treatment was repeated for three times. The first factor is CMC dose (0.50, 1.00, and 1.50 g), while the second factor was ripeness level of pineapple (full green, full ripe, green pineapple of 50 %, and ripe pineapple of 50 %). Data were analysed using ANOVA followed by LSD test for treatment showed significant different. The results showed that there is no interaction between CMC dose and ripeness level of pineapple on vitamin C, sugar, ph, and flavor of pineapple jam, however it affected significantly on color, taste, viscosity, and rendement. The addition of CMC 0.5 g and full ripe pineapple gave the best result of pineapple jam with chemical characteristics of vitamin C, sugar, ph of 16.1 mg per 100 g, 67.15 %, ph 4.67, respectively. While hedonic sensory characteristics of the jam were like (scale of 1-5) for color (3.64), taste (3.30), flavor (3.43), and viscosity (3.72). Keyword: jam, CMC, pineapple. PENDAHULUAN Nanas merupakan tanaman buah yang sudah lama dikenal luas dan disukai oleh masyarakat, karena banyak mengandung vitamin C dan dapat dikonsumsi dalam bentuk segar maupun diolah menjadi berbagai bentuk olahan seperti buah kaleng, sirup, selai, keripik, dan lain-lain (Indriyani, 2014). Umur simpan buah nenas segar antara 1 sampai 7 hari pada suhu 21,11 o C, sedangkan buah nanas pada produk olahan kering umur simpannya dapat mencapai 1 tahun atau lebih, dengan kadar air buah kering antara 18 sampai 25 %. Dengan mengolahnya menjadi makanan awetan, akan diperoleh banyak keuntungan. Selain menyelamatkan hasil panen, pengolahan buah nanas juga dapat memperpanjang umur buah (yang semula hanya 1-2 hari dapat diperpanjang hingga 9-12 bulan). Dengan diolah kualitas maupun nilai ekonomis buah nanas juga dapat ditingkatkan. Produk olahan nanas memiliki pangsa pasar yang cukup luas, baik di dalam maupun luar negeri, salah satunya adalah selai. Selai merupakan bahan dengan konsistensi gel atau semi gel yang dibuat dari bubur buah. Selai digunakan sebagai bahan pelengkap atau pembuat roti dan kue (Lies, 2001). Pengemulsi, pemantap dan pengental yang diizinkan penggunaannya dalam pangan, antara lain: Agar, Asam alginat Lesitin, Dekstrin, Kaboksi Metil Selulosa (CMC), Gelatin, Pektin, Gom arab, Pati asetat. Salah satu dari bahan-bahan pengemulsi, pemantap dan pengental tersebut yang sering digunakan untuk pembuatan selai adalah CMC. CMC merupakan hasil perlakuan antara selulosa bersifat alkali dengan asam khloroasetat. CMC berfungsi sebagai binder dan thickener yang digunakan untuk memperbaiki tekstur produkproduk seperti selai, jelly, pasta, keju, salad dressing dan ice cream (Nugroho, 2014). Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui penambahan CMC dan pengaruh tingkat kematangan buah nanas (Ananas comosus (L.) Merr) terhadap mutu selai nanas. 45

Jurnal Teknologi Pertanian Universitas Mulawarman 2015, 10(2):45-49 ISSN1858-2419 METODE PENELITIAN Bahan dan Alat Bahan yang digunakan yaitu nenas Srikaya yang didatangkan dari kecamatan Samboja, dengan 3 tingkat kematangan yaitu hijau penuh, kuning penuh, hijau 50 % dan kuning 50 %. Gula pasir dan CMC diperoleh dari toko roti dan kue di Kota Samarinda. Buret digunakan untuk analisis vitamin C dengan metode titrimetri. Rancangan Percobaan Penelitian ini merupakan penelitian faktorial (3x4) yang disusun dalam Rancangan Acak Kelompok dengan 3 ulangan. Faktor pertama adalah dosis Karboksi Metil Selulosa (CMC) (0,50 g, 1,00 g, dan 1,50 g), sedangkan faktor kedua adalah perbandingan tingkat kematangan buah nanas (hijau penuh, kuning penuh, hijau 50 % dan kuning 50 %). Data yang diperoleh dianalisa menggunakan sidik ragam dan dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata Terkecil untuk parameter yang menunjukkan perbedaan nyata (p<0,05). Parameter yang diamati adalah hasil, sifat kimia (vitamin C, gula, dan ph), dan sifat sensoris hedonik untuk warna, rasa, aroma, dan kekentalan. Pengolahan buah nanas menjadi selai nanas melalui beberapa tahap yaitu mempersiapkan buah nanas dan dosis CMC sesuai dengan buah nanas. Buah nanas disortasi, kemudian dilakukan pengupasan, pemotongan, pencucian dan penghancuran hingga menjadi bubur. Bubur tersebut ditambahkan gula pasir dan CMC kemudian dimasak sambil terus diaduk-aduk hingga mengental. HASIL DAN PEMBAHASAN Sifat Kimia Selai Nenas Hasil analisis sidik ragam menunjukan bahwa perlakuan penambahan CMC dan tingkat kematangan buah nanas tidak berbeda nyata terhadap kadar vitamin C, kadar gula, ph, rasa dan aroma, akan tetapi berbeda nyata terhadap parameter warna, kekentalan dan rendemen. Interaksi antara perlakuan penambahan CMC dan tingkat kematangan buah nanas tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap kadar vitamin C, kadar gula, ph, dan aroma, tetapi berpengaruh nyata terhadap warna, rasa, kekentalan, dan rendemen.. Ratarata parameter mutu selai nanas yang meliputi kadar vitamin C, kadar gula, ph, rendemen, dan nilai organoleptiknya dapat dilihat pada Tabel 1. Table 1. Effect of CMC addition and ripemess level of pineapple on chemical properties of jam Parameter CMC (%) Vit.C (%) Sugar content (%) ph Pineappple ripeness level Fully greenc Fully yellow 50% green and 50% yellow Average 0.5 17.6 15.0 13.6 15.4 1.0 13.2 11.9 15.8 13.6 1.5 17.6 12.8 15.4 15.3 Average 16.1 13.2 14.9 0.5 19.33 19.91 4.80 19.58 1.0 19.26 20.84 4.50 19.56 1.5 17.29 17.47 4.50 17.75 Average 18.60 19.41 18.84 0.5 17.6 17.29 4.70 4.50 1.0 12.8 17.47 4.70 4.61 1.5 15.4 18.42 4.80 4.72 Average 4.67 4.57 4.61 Note: All the treatments and their interactions for each parameter are not significantly different. Kadar vitamin C Tingkat kematangan nanas hijau penuh memiliki kadar vitamin C lebih tinggi dibandingkan pada nanas kuning penuh, namun tidak berbeda dengan nanas kuning 50 % dan hijau 50 %. Rendahnya kadar vitamin C disebabkan karena buah yang memiliki tingkat kematangan penuh (umur tua optimal) akan menghasilkan kandungan vitamin C yang rendah. Sesuai dengan pendapat Lies (2001), 46

tingkat ketuaan buah mempengaruhi kandungan vitamin C. Kenaikan kadar vitamin C pada selai nanas kurang baik yaitu berkisar antara 11,9-17,6 mg per 100 g, bila dibandingkan dengan kadar vitamin C dari bahan bakunya yaitu buah nanas yang rata-rata berkisar sekitar 24 mg per 100 g. Hasil pengamatan rerata nilai vitamin C dalam setiap perlakuan terlihat bahwa terjadi penurunan kandungan vitamin C yang berbeda, hal ini disebabkan oleh adanya oksigen terlarut yang berbeda. Adanya oksigen pada selai nanas diduga berasal dari udara pada ruang antar sel daging buah yang terbawa pada waktu pengolahan. Menurut Tressler dan Joslya (1961), mengatakan bahwa udara yang terlarut dan teradopsi pada permukaan partikel-partikel koloid akan membentuk selimut pada permukaannya. Selain itu adanya proses pemanasan pada saat proses pengolahan selai nanas, dapat mengurangi kadar vitamin C pada selai nanas. Sesuai dengan pendapat Winarno (1984) bahwa, menurunnya kadar vitamin C disebabkan sifat dari vitamin C yang mudah teroksidasi, baik oleh perlakuan panas maupun perlakuan lainnya, juga dapat disebabkan oleh pertumbuhan mikroba, adanya cahaya, gula dan ph bahan, karena kestabilan vitamin C dipengaruhi oleh adanya cahaya, enzim, katalis logam, oksigen, panas gula dan ph. Dalam penelitian wadah yang digunakan untuk selai nanas terbuat dari kaca (botol bening) yang dapat mempercepat kerusakan vitamin C karena tembus cahaya/sinar dan pada saat pemasukan selai nanas dalam kondisi agak kental ke dalam wadah masih ada oksigen yang tertinggal dalam selai sehingga terjadi oksidasi. Kadar gula Tingkat kematangan buah nanas kuning penuh dalam pembuatan selai menghasilkan kadar gula yang paling tinggi yaitu 67,15 %, lebih tinggi daripada selai nanas menggunakan buah hijau atau buah dengan tingkat kematangan hijau 50 % dan kuning 50 %. Sesuai dengan pendapat Lies (2001), tingkat ketuaan atau kematangan buah sangat mempengaruhi kadar gula. Dengan bertambahnya tingkat kemasakan buah, kadar gula yang terkandung semakin meningkat. Hal ini karena terjadi degradasi hemiselulosa dan penurunan kadar protopektin (pektin yang tidak larut) menjadi pektin yang larut dalam air akibat hidrolisis serta perubahan pati menjadi gula. Buah nanas yang telah matang (umur optimum) mengandung kadar gula yang cukup tinggi. Semakin rendah tingkat kematangan buah nanas maka kadar gula pada selai nanas juga rendah. Hal ini dikarenakan buah nanas yang tidak matang tidak mempunyai cadangan yang bisa diubah menjadi gula. Dengan menggunakan tingkat kematangan buah nanas hijau memberikan kadar gula yang lebih rendah dibandingkan dengan kadar gula pada perlakuan menggunakan tingkat kematangan buah nanas kuning. ph Penambahan CMC 1,5 g dan tingkat kematangan buah nanas hijau penuh menunjukkan nilai ph tertinggi. Hal ini disebabkan karena semakin tinggi dosis CMC yang ditambahkan maka terjadi ionisasi CMC yang menghasilkan ion Natrium sehingga nilai ph selai nanas yang dihasilkan meningkat. Semakin tinggi dosis CMC yang ditambahkan maka semakin tinggi nilai ph yang dihasilkan. Sesuai dengan hasil penelitian yang dilaporkan oleh Feri Manoi (2014) mengenai pengaruh konsentrasi CMC terhadap mutu sirup jambu mete (Anacardium occidentale L.), bahwa tingginya nilai ph pada perlakuan CMC 1,50 % disebabkan oleh banyaknya gum hidrokoloid yang terdapat pada perlakuan tersebut. Gum hidrokoloid banyak mengandung gugus karboksil yang akan terhidrolisis sehingga nilaiph akan tinggi pada saat penambahan CMC. Menurut Ganz (1997), CMC merupakan gum hidrokoloid yang banyak mengandung gugus karboksil dan mudah terhidrolisis, sehingga akan meningkatkan nilai ph pada bahan. Selanjutnya dikatakan bahwa makin tinggi konsentrasi CMC yang diberikan pada bahan maka makin tinggi gugus karboksil yang terhidrolisis sehingga nilai ph semakin meningkat. Rentang ph CMC sebesar 6,5 sampai 8,0 dan stabil pada rentang ph 2 sampai 10. Meskipun berpengaruh tidak nyata (p>0,05), nilai ph selai nanas yang terendah terdapat pada penambahan CMC 0,5 g dan tingkat kematangan buah nanas kuning penuh. 47

Jurnal Teknologi Pertanian Universitas Mulawarman 2015, 10(2):45-49 ISSN1858-2419 Hal ini diduga terjadi karena dalam pembuatan selai nanas menggunakan tingkat kematangan buah nanas kuning penuh yang mempunyai kadar asam rendah. ph pada selai sangat dipengaruhi oleh kandungan asam yang terdapat pada buah. Buah nanas segar dengan tingkat kematangan kuning penuh memiliki ph 5 lebih rendah dibandingkan dengan ph buah nanas dengan tingkat kematangan hijau penuh serta hijau 50 % dan kuning 50 %. Sifat Sensoris Selai Nenas Penambahan CMC dan tingkat kematangan buah nanas tidak berbeda nyata terhadap sifat sensoris hedonik untuk rasa dan aroma, akan tetapi berbeda nyata untuk warna dan kekentalan. Interaksi antara perlakuan penambahan CMC dan tingkat kematangan buah nanas tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap aroma, tetapi berpengaruh nyata terhadap warna, rasa, dan kekentalan. Sifat sensoris hedonik selai nanas disajikan Tabel 2. Table 2. Effect of CMC addition and ripeness level of pineapple on hedonic sensory properties of jam Parameter CMC (%) Pineappple ripeness level Fully greenc Fully yellow 50% green and 50% yellow Average 0.5 3.83 d 3.37 b 3.77 d 3.66 c Color 1.0 3.60 cd 3.37 b 3.67 cd 3.54 b 1.5 3.77 d 2.60 a 3.50 bc 3.29 a Average 3.73 a 3.11 a 3.64 b 0.5 3.13 c 3.37 c 2.50 b 3.00 Taste 1.0 3.30 c 3.77 d 2.53 b 3.20 1.5 1.03 a 3.23 b 3.20 c 2.49 Average 2.49 3.30 2.74 0.5 2.93 3.07 3.77 3.26 Aroma 1.0 3.47 3.80 2.97 3.41 1.5 3.76 3.43 3.27 3.49 Average 3.39 3.43 3.33 0.5 3.90 f 3.63 de 3.57 d 3.26 c Viscosity 1.0 3.70 e 4.10 g 3.07 b 3.62 b 1.5 3.53 cd 3.43 c 2.80 a 3.67 a Average 3.71 b 3.72 b 3.14 a Note: Data followed by different letters in the same shaded and unshaded colomn or row for each parameter show significantly different by LSD test (p<0.05). Interaksi antara penambahan CMC dan tingkat kematangan nenas yang digunakan memberikan pengaruh sangat nyata terhadap semua atribut sensoris hedonik yang diamati (warna, rasa, aroma, dan kekentalan). Hal ini diduga karena adanya penambahan CMC yang sifatnya dapat memerangkap air dalam bahan sehingga mempengaruhi produk pangan (selai), dan menghasilkan warna selai yang lebih menarik. Nilai rata-rata uji warna tertinggi terdapat pada kombinasi perlakuan penambahan CMC 0,5 M dan penggunaan nanas yang mempunyai kulit hijau memberikan respon sensoris 3,83 (skala 1-5 untuk sangat tidak suka sangat suka) dengan warna selai nanas kuning keemasan. Respon sensoris hedonik untuk warna terendah diperoleh dari selai nanas hasil kombinasi perlakuan penambahan CMC 1,5 M dan nanas dengan kulit berwarna kuning, yaitu 2,60 (skala 1-5 untuk sangat tidak suka sangat suka). Hal ini disebabkan adanya pengaruh dari kandungan air yang terlalu tinggi dalam buah nanas matang, sehingga menghasilkan warna yang kurang menarik pada selai (warna selai agak coklat) yang menyebabkan kurang disukai oleh konsumen. Penambahan CMC yang semakin tinggi atau sampai penambahan CMC 1,0 g akan meningkatkan nilai kesukaan panelis terhadap rasa selai nanas. Hal ini karena makin tinggi kadar CMC yang diberikan pada pembuatan selai nanas maka akan semakin kental kondisi selai nanas tersebut sehingga lebih memberikan rasa gurih, tetapi pada selai nanas dengan penambahan CMC 1,5 g skor kesukaan panelis terhadap rasa cenderung menurun. Hal ini disebabkan pada produk selai nanas dengan penambahan CMC 1,5 g memberikan kekentalan yang lebih kental lagi, sehingga tidak 48

dapat memberikan rasa segar yang diharapkan oleh panelis. Nilai rasa selai nenas terendah terdapat pada penambahan CMC 1,5 g dan tingkat kematangan buah nanas hijau penuh. Hal ini terjadi karena rasa selai sesuai dengan buah aslinya sehingga penggunaan buah nanas dengan tingkat kematangan 90 % akan memberikan rasa manis pada selai, sedangkan buah nanas yang masih muda (tidak matang) akan menghasilkan rasa terlalu asam atau terasa kecut. Walaupun dari hasil analisis sidik ragam, tingkat kematangan buah nanas tidak berpengaruh terhadap aroma selai nanas, tetapi pada uji nilai kesukaan panelis tertinggi terdapat pada selai nanas dengan tingkat kematangan buah nanas kuning. Hal ini karena buah yang matang akan memberikan aroma yang baik pada selai. Menurut Lies (2001), tingkat ketuaan atau kematangan buah sangat mempengaruhi aroma. Namun, pada hasil percobaan perlakuan tingkat kematangan tidak menunjukkan pengaruh nyata (analisis sidik ragam). Hal ini terjadi karena pemanasan selai yang terlalu lama selama proses pengolahan sehingga terjadi penguapan yang tinggi dan menyebabkan aroma tersebut berkurang. Komponen pembentukan flavor adalah aromatik yang mudah hilang karena bersifat volatil (mudah menguap). Pembentukan flavor bahan pangan umumnya terjadi akibat adanya proses pemanasan. Menurut Santoso (1996), spesifikasi dan standarisasi dari aroma selai nanas secara sensoris maupun fisis adalah khas buah, tidak ada bau atau aroma yang asing, dan tidak terlalu manis atau asam. Penambahan CMC (0,5-1,5 M) dan tingkat kematangan nanas, serta interaksi keduanya memberikan pengaruh nyata terhadap nilai kekentalan selai nanas. Adanya penambahan CMC dalam pembuatan selai dapat meningkatkan kekentalan. Peningkatan kekentalan ini terjadi karena CMC yang ditambahkan memiliki kemampuan mengikat air, sehingga molekul-molekul air terperangkap dalam tekstur gel yang dibentuk. Keadaan ini didukung oleh pendapat Ganz (1997) yang menyatakan bahwa CMC memiliki sifat ionik Na + CMC yang dapat menarik partikel-partikel endapan yang terdapat dalam selai nanas sehingga dapat membentuk struktur gel dan meningkatkan kekentalan. Pada hasil percobaan perlakuan tingkat kematangan menunjukkan pengaruh nyata (analisis sidik ragam), uji kekentalan rerata skor tertinggi diberikan panelis terhadap produk dengan perlakuan tingkat kematangan buah nanas kuning penuh. Menurut Lies (2001) buah nanas matang 90 %, tidak banyak mengandung air, rasanya manis dan harum, kondisi ini akan mempersingkat proses pengentalan selai. KESIMPULAN Penelitian ini menunjukan bahwa penambahan CMC dan tingkat kematangan buah nanas mampu memberikan mutu selai nanas yang berbeda-beda, terutama sifat sensoris hedonik untuk warna dan kekentalan. Perlakuan terbaik adalah penambahan CMC 0,5 g dengan tingkat kematangan buah nanas berwarna kuning penuh yang menghasilkan selai nanas dengan karakteristik kimia (kadar vitamin C 16,1 mg per 100 g, kadar gula 67,15 %, ph 4,67), dan karakteristik sensoris hedonik untuk warna 3,64, rasa 3,30, aroma 3,43 dan kekentalan 3,72 (skala 1-5 untuk sangat tidak suka sangat suka). DAFTAR PUSTAKA Ganz AJ (1997) Cellulosa Hydrocolloid. Avi Publishing Co. Inc. Westport, connectiont. Indriyani S (2014) Membuat web interaktif panduan pengembangan industri buah nenas di iindustri kecil.http://sriindri.tripod.com. Diakses pada tanggal 18 Oktober 2014. Feri M (2014) Pengaruh konsentrasi karboksil metil selulosa (CMC) terhadap mutu sirup jambu mete (Anacardium occidentale L.). http://balittro.litbang. deptan.go.id/index.php?option=com_c ontent&task=view&id=70&itemid=44. [2 Nopember 2014]. Lies MS (2001) Membuat aneka olahan nanas. Puspa Swara, Jakarta. Nugroho (2014) Karbohidrat dalam industri pangan. http://nugrohob.wordpress. com/ 2007/12/page/3. [12 Nopember 2014]. 49