BAB I PENDAHULUAN. bersaing, bergaul, ekspresi diri, harga diri dan lain-lain. Menurut Maslow (dalam Hambali 2013: ) bahwa setiap manusia

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. ini kita semua pasti pernah merasakan tekanan-tekanan batin akibat kesalahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada hakikatnya setiap manusia memiliki potensi di dalam dirinya. Potensi

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah individu yang unik dan terus mengalami perkembangan di

ABSTRAK MISWANTO, NIM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. menganggap dirinya sanggup, berarti, berhasil, dan berguna bagi dirinya sendiri,

`BAB I PENDAHULUAN. mengalami kebingungan atau kekacauan (confusion). Suasana kebingunan ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu aspek untuk mewujudkan pendidikan yang bermutu adalah

BAB I PENDAHULUAN. dimana individu mengalami perubahan dari masa kanak-kanak menuju. dewasa. Dimana pada masa ini banyak terjadi berbagai macam

BAB I PENDAHULUAN. ke arah positif maupun negatif, maka intervensi edukatif dalam bentuk

Kadang-kadang motivasi itu jelas, tak jelas, tak nampak, atau merupakan gabungan dari beberapa motif. Kita dapat mengetahui motivasi seseorang dari:

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proses pembelajaran merupakan bagian dari proses pendidikan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi tidak

BAB I PENDAHULUAN. dunia ini. Dalam pendidikan formal dan non- formal proses belajar menjadi

BAB 1 PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. Perjalanan hidup manusia mengalami beberapa tahap pertumbuhan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Hana Nailul Muna, 2016

BAB I PENDAHULUAN. yang membuat diri mereka berbeda dari orang lain. Tingkat lanjutan dari proses

BAB I PENDAHULUAN. sosial dan ekonomi,yang menuju dewasa. Selain mejunjukan adanya perubahan

I. PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan pendidikan. Dalam konteks ini, tujuan pendidikan

PENGANTAR KEBUTUHAN DASAR MANUSIA MASLOW. 02/02/2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 2014

BAB I PENDAHULUAN. yang membedakan dengan makhluk lainnya. Kelebihan yang dimiliki manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan telah menjadi penopang dalam meningkatkan sumber. daya manusia untuk pembangunan bangsa. Whiterington (1991, h.

BAB I PENDAHULUAN. 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat pada setiap manuasia,

BAB I PENDAHULUAN. perubahan emosi, perubahan kognitif, tanggapan terhadap diri sendiri

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin pesat. daya manusia yang berkualitas untuk menghadapi setiap permasalahan jaman, baik

TEORI HIRARKI KEBUTUHAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan sebuah sarana yang digunakan manusia untuk

KEBUTUHAN HARGA DIRI DAN KONSEP DIRI NIKEN ANDALASARI

I. PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran di sekolah, agar memperoleh prestasi harus dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. dari itu banyak timbul sikap-sikap negatif yang ada di dalam lingkungan sosial.

BAB I PENDAHULUAN. pembaharuan di bidang pendidikan telah dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. masing-masing orang selalu menginginkan harga diri yang tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sebagai pemikir, perencana, penggerak, dan pendukung pembangunan pada

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Sebagai makluk hidup sosial, seorang individu sejak lahir hingga sepanjang hayat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Siti Syabibah Nurul Amalina, 2013

BAB I PENDAHULUAN. kembar identik pun masih dapat dibedakan melalui sifat-sifat non-fisik yang

BAB I PENDAHULUAN. tidak terpisahkan dari masyarakat Indonesia. Sebelumnya istilah Disabilitas. disebagian masyarakat Indonesia berbeda dengan

BAB I PENDAHULUAN. atau interaksi dengan orang lain, tentunya dibutuhkan kemampuan individu untuk

BAB I PENDAHULUAN. Individu pada usia remaja di sekolah adalah sebagai individu yang sedang

PERBEDAAN TOLERANSI TERHADAP STRES PADA REMAJA BERTIPE KEPRIBADIAN EKSTROVERT DAN INTROVERT DI KELAS XI SMA ASSALAAM SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. lainnya khususnya di lingkungannya sendiri. Manusia dalam beraktivitas selalu

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana pernyataan yang diungkap oleh Spencer (1993) bahwa self. dalam hidup manusia membutuhkan kepercayaan diri, namun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan, di dalam suatu pembelajaran harus ada motivasi belajar, agar

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang penulis laksanakan mengenai hubungan

BAB I PENDAHULUAN. lancar dan berhasil tanpa mengalami kesulitan, namun di sisi lain tidak sedikit

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan perilaku maupun sikap yang diinginkan. Pendidikan dapat

BAB I PENDAHULUAN. sebagai makhluk individu. Dalam kehidupannya, manusia selain sebagai makhluk

PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan nilai-nilai dan norma, maupun lingkungan fisik dan menerima semua

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mencapai tujuan. Komunikasi sebagai proses interaksi di antara orang untuk

BAB I PENDAHULUAN. awal yaitu berkisar antara tahun. Santrock (2005) (dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah merupakan pendidikan kedua setelah lingkungan keluarga, manfaat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sesuai dengan posisi sosial yang diberikan baik secara formal maupun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Penyesuaian Diri. dalam dirinya, ketegangan-ketegangan, konflik-konflik, dan

NO : TB : BB : PETUNJUK PENGISIAN 1. Berikan tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang paling sesuai dengan keadaan anda sendiri.

MOTIVASI DALAM BELAJAR. Saifuddin Azwar

SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. Istilah adolescence atau remaja berasal dari kata Latin (adolescence)

I. PENDAHULUAN. lain. Menurut Supratiknya (1995:9) berkomunikasi merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam menjalani kehidupan manusia memiliki rasa kebahagiaan dan

Nomor : Usia : PETUNJUK PENGISIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. yang dikenal dengan istilah adolescence merupakan peralihan dari masa kanakkanak

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan saat yang penting dalam mempersiapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. afektif, maupun psikomotorik. Kenyataannya pendidikan yang dilakukan pada

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN TERMINAL (KEPUTUSASAAN )

BAB I PENDAHULUAN. sendiri baik, dan juga sebaliknya, kurang baik. sebagai individu yang sedang berkembang mencapai taraf perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1 (1) Pendidikan adalah Usaha sadar dan

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadi dalam dirinya seorang remaja sehingga sering menimbulkan suatu hal yang

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam kehidupannya, individu sebagai makhluk sosial selalu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mencapai kedewasaan sesuai dengan norma-norma yang ada dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar merupakan cara untuk mendapatkan ilmu pengetahuan bagi siswa

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam penelitian ini, tinjauan pustaka berisi komponen self esteem (harga diri) dan konseling kelompok, yaitu sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Aisha Nadya, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat penting dalam kehidupan dan diharapkan mampu. mewujudkan cita-cita bangsa. Pendidikan bertujuan untuk membantu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Lampiran 1. Hasil Validitas dan Reliabilitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap manusia dilahirkan dalam kondisi yang tidak berdaya, ia akan

BAB I PENDAHULUAN. antara manusia yang satu dengan yang lainnya. perkembangan yang terjadi pada remaja laki-laki meliputi tumbuhnya rambut,kulit

BAB I PENDAHULUAN. lain. Sebagai makhluk sosial manusia dituntut untuk dapat menyesuaikan diri,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

2016 MOTIVASI KETERLIBATAN SISWA DALAM MENGIKUTI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA DI SMA LABORATORIUM PERCONTOHAN UPI BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. pada siswanya. Kerapkali guru tidak menyadari bahwa jebakan rutinitas seperti duduk, diam,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Hadi Wiguna Kurniawan, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Setiap hari, di seluruh dunia, jutaan orang harus bekerja atau sekolah.

PENYESUAIAN SOSIAL SISWA TUNARUNGU (Studi Kasus di SMK Negeri 30 Jakarta)

BAB V SIMPULAN, KETERBATASAN DAN IMPLIKASI. maka dapat diambil kesimpulan dari beberapa hal sebagai berikut :

INVENTORI TUGAS PERKEMBANGAN SISWA SD. Berikut ini 50 rumpun pernyataan, setiap rumpun terdiri atas 4 pernyataan

I. PENDAHULUAN. Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal, yang masih

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh manusia dalam mempertahankan keseimbangan fisiologis maupun psikologis, yang tentunya bertujuan untuk mempertahankan kehidupan dan kesehatan. Kebutuhan-kebutuhan manusia dapat dibagi menjadi dua golongan, antara lain Kebutuhan Primer dan Kebutuhan Sekunder. Kebutuhan primer yang pada umumya merupakan kebutuhan faal seperti, lapar, haus, tidur, dan lain-lain. Semua ini adalah kebutuhan faal yang merupakan syarat kelangsungan hidup seseorang. Kebutuhan-kebutuhan ini timbul dengan sendirinya atau sudah ada sejak seseorang lahir. Kebutuhan Sekunder merupakan kebutuhan yang timbul dari interaksi antara orang dengan lingkungannya seperti kebutuhan untuk bersaing, bergaul, ekspresi diri, harga diri dan lain-lain. Menurut Maslow (dalam Hambali 2013:180-183) bahwa setiap manusia memiliki lima kebutuhan dasar yaitu kebutuhan fisiologis, rasa aman, cinta, harga diri, kognitif, estetika dan aktualisasi diri. Harga diri merupakan salah satu kebutuhan penting bagi manusia. Maslow dalam teori hirarki kebutuhannya menempatkan kebutuhan individu akan harga diri sebagai kebutuhan pada level puncak sebelum kebutuhan aktualisasi diri. Hal ini karena harga diri individu mempunyai pengaruh yang kuat terhadap perilaku yang ditampilkannya. 1

2 Kebutuhan harga diri merupakan kebutuhan seseorang untuk merasakan bahwa dirinya adalah seseorang yang patut dihargai dan dihormati sebagai manusia yang baik. Setiap individu normal pasti berharap dan menginginkan dapat merasakan hidup sukses, dihormati dan dihargai sebagai manusia. Goode (2005:75,76) mengatakan bahwa Harga Diri adalah suatu perasaan yang kuat akan identitas pribadi, menggenggam rasa bangga akan diri sendiri dan mengetahui bahwa kita berguna dan bernilai dalam kapasitas tertentu. Clemes dkk (1995:7) mengatakan Harga Diri adalah rasa nilai diri kita yang berasal dari seluruh pikiran, perasaan, sensasi, dan pengalaman yang telah kita kumpulkan sepanjang hidup kita : kita berpendapat bahwa kita pandai atau bodoh, merasa kecewa atau senang, menyukai diri sendiri atau tidak Didalam dunia pendidikan khususnya di SMA, saat ini teerjadi kesadaran akan pentingnya penerimaan atas diri. Salah satunya adalah menghargai diri sendiri. Harga diri siswa sangat dipengaruhi oleh pengetahuan tentang siapa dirinya dan juga dipengaruhi oleh penilaian atau evaluasi terhadap dirinya, baik secara positif ataupun negative. Jika orang menilai secara positif terrhadap diri siswa, maka ia akan memiliki harga diri yang tinggi dalam mengerjakan hal-hal yang ia kerjakan dan memperoleh hasil positif. Sebaliknya, jika orang yang menilai secara negative terhadap diri siswa, maka ia akan cenderung memiliki harga diri yang rendah ketika mengerjakan sesuatu dan akhirnya hasil yang didapatkan pun tidak menggembirakan.

3 Siswa sering merasakan tekanan-tekanan batin akibat kesalahan atau kekurangan seperti : kesalahan dalam berbicara, dalam bertingkah laku, dan sebagainya, yang membuat kecewa dan menjadikannya kurang menghargai dirinya sendiri. Siswa yang dapat menghargai dirinya adalah siswa yang memiliki harga diri yang tinggi dan merasa dirinya berharga, sedangkan siswa yang memliki harga diri yang rendah cenderung merasa kurang mampu, merasa kurang berharga dan rendah diri. Banyak faktor yang menyebabkan rendah atau tingginya harga diri seorang siswa antara lain adalah keluarga. Dalam keluarga juga khususnya orang tua berkewajiban memenuhi kebutuhan anak, baik kebutuhan fisik maupun psikis. Kebutuhan-kebutuhan tersebut harus dipenuhi karena akan mendatangkan keseimbangan dan keutuhan integrasi remaja, akibatnya remaja tersebut akan merasa gembira, harmonis dan menjadi orang yang produktif. Sehingga bisa bekerja dengan baik. Sebaliknya, jika kebutuhan-kebutuhan tersebut tidak terpenuhi maka tidak ada kepuasan dalam hidup remaja, dia akan merasa frustasi, pertumbuhan serta perkembangan sikap negatif terhadap lingkungan dan dirinya menjadi terhambat dan terhalang sehingga menjadi orang yang merasa tidak berarti dalam hidupnya. Pembentukan harga diri remaja terjadi dalam konteks sosial yang meliputi kelompok teman sebaya, keluarga, masyarakat setempat siswa tersebut hidup, maka dalam proses pembentukkannya remaja akan selalu bersinggungan dengan

4 situasi-situasi sosial yang tentu saja mengharuskan remaja untuk menghargai dirinya, dengan menghargai dirinya, remaja dapat mengenal, memahami dan menerima dirinya sendiri serta lingkungannya. Namun pada kenyataannya ketika penulis melakukan observasi di SMA N 1 SELESAI penulis sering menemukan masalah harga diri yang rendah pada diri siswa disekolah yang ditampilkan dalam bentuk prilaku seperti : tidak percaya diri, tidak mandiri, pendiam, mudah frustasi merasa tak pantas, merasa tak mampu dan merasa tak berguna yang menyebabkan individu tersebut mengalami kehampaan, keraguan, dan keputusasaan. Layanan informasi diperkirakan sangat tepat digunakan sebagai salah satu bentuk layanan bimbingan dan konseling untuk diberikan kepada siswa yang memiliki prilaku harga diri yang masih rendah, baik itu dirumah, sekolah, maupun lingkungan masyarakat. Hal ini sejalan dengan pendapat Menurut Prayitno (2012:50) layanan informasi adalah layanan yang memenuhi kekurangan individu akan informasi yang mereka perlukan dan kemudian diolah dan digunakan oleh individu untuk kepentingan hidup dan perkembangannya. Layanan informasi juga bermakna usaha-usaha untuk membekali siswa dengan pengetahuan serta pemahaman tentang lingkungan hidupnya dan tentang proses perkembangan siswa. Dengan layanan informasi ini, siswa diharapkan mampu memenuhi kebutuhannya serta mengatasi masalah-masalah yang dialaminya khususnya masalah didalam dirinya yaitu harga diri.

5 Berdasarkan masalah diatas, maka penulis merasa penting untuk menjadikan masalah ini sebagai suatu penelitian ilmiah dengan menetapkan judul Pengaruh Layanan Informasi Terhadap Harga Diri (Self Esteem) Siswa Kelas XI IPS Di SMA Negeri 1 Selesai Tahun Ajaran 2014/2015. 1.2 Identifikasi Masalah Permasalahan merupakan hal yang paling utama dan diiringi dengan cara bagaimana pemecahannya. Namun sebelum hal itu dilakukan harus dilakukan identifikasi masalah. Agar tidak terjadi kesalah pahaman pengertian tentang masalah yang diteliti maka perlu diidentifikasi masalah sebagai berikut : - Siswa tidak menghargai dirinya sendiri. - Siswa tidak mandiri. - Siswa takut mengalami kegagalan. - Siswa merasa tidak mampu dalam mengerjakan sesuatu. - Siswa tidak mampu menghadapi masalahnya. - Siswa tidak percaya akan kemampuan dirinya. 1.3 Batasan Masalah Disebakan berbagai keterbatasan yang dimiliki, baik waktu, dana, wawasan yang peneliti punyai serta untuk menghindari kesimpang-siuran dalam penelitian ini, maka penulis hanya membatasi permasalahan mengenai Pengaruh

6 Layanan Informasi Terhadap Harga Diri (Self Esteem) Siswa Kelas XI IPS Di SMA Negeri 1 Selesai Tahun Ajaran 2014/2015. 1.4 Rumusan Masalah Adapun permasalahan dalam penelitian diatas adalah : Apakah ada pengaruh layanan informasi terhadap harga diri (Self Esteem) siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 1 Selesai tahun ajaran 2014/2015. 1.5 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian diatas adalah : Untuk mengetahui pengaruh layanan informasi terhadap harga diri (Self Esteem) siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 1 Selesai tahun ajaran 2014/2015. 1.6 Manfaat Penelitian Sesuai dengan tujuan penilitan yang peniliti ajukan maka penilitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Peniliti Memberikan pengalaman praktis dalam suatu penyelengaraan penelitian, sehingga peneliti dapat mengembangkannya dalam riset, serta diharapkan dapat menambah pengalaman dan wawasan.

7 2. Guru BK Hasil penelitian ini diharapakan dapat digunakan Guru BK sebagai bahan kajian mengevaluasi dan mengembangkan pelaksanaan bimbingan konseling disekolah. 3. Lembaga Pendidikan Hasil penilitan ini diharapkan dapat dipergunakan manajemen sekolah sebagai pengembangan pelayanan bimbingan dan konseling dan sebagai salah satu masukan penyempurnaan kurikulum dimasa yang akan dating khusunya pelaksanaan bimbingan dan konseling di SMA Negeri 1 Selesai.