SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE BERBASIS ANDROID MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN

dokumen-dokumen yang mirip
DIAGNOSA GANGGUAN SALURAN PERNAFASAN MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI PENYAKIT SALURAN PERNAFASAN DENGAN METODE BACKPROPAGATION

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI VOLUME PEMAKAIAN AIR BERSIH DI KOTA PONTIANAK

KLASIFIKASI KELAINAN JANTUNG ANAK MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN ALGORITMA BACKPROPAGATION A B S T R A K

VOL. 01 NO. 02 [JURNAL ILMIAH BINARY] ISSN :

PERANCANGAN APLIKASI MENGIDENTIFIKASI PENYAKIT MATA DENGAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION

JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI CURAH HUJAN SUMATERA UTARA DENGAN METODE BACK PROPAGATION (STUDI KASUS : BMKG MEDAN)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK MEMPREDIKSI HARGA SAHAM

Analisis Jaringan Saraf Tiruan dengan Metode Backpropagation Untuk Mendeteksi Gangguan Psikologi

Perancangan Prediksi Keputusan Medis Untuk Penyakit Demam Berdarah Dengue Dengan Jaringan Syaraf Tiruan

Kesehatan balita bisa diketahui salah satunya melalui penilaian status gizinya. Penelitian ini bertujuan untuk mempermudah

Muhammad Fahrizal. Mahasiswa Teknik Informatika STMIK Budi Darma Jl. Sisingamangaraja No. 338 Simpanglimun Medan

ANALISIS PERBANDINGAN METODE BACKPROPAGATION DAN RADIAL BASIS FUNCTION UNTUK MEM PREDIKSI CURAH HUJAN DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN

JARINGAN SARAF TIRUAN DENGAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK MENDETEKSI GANGGUAN PSIKOLOGI

JARINGAN SARAF TIRUAN DENGAN BACKPROPAGATION UNTUK MENDETEKSI PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA

PREDIKSI CURAH HUJAN DI KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

BAB II DASAR TEORI Jaringan Syaraf Tiruan. Universitas Sumatera Utara

PENERAPAN ARTIFICAL INTELLIGENT UNTUK MENGIDENTIFIKASI PENYAKIT PENCERNAAN DENGAN PENGOBATAN HERBAL

IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN MULTI LAYER FEEDFORWARD DENGAN ALGORITMA BACKPROPAGATION SEBAGAI ESTIMASI NILAI KURS JUAL SGD-IDR

JARINGAN SYARAF TIRUAN PREDIKSI PENYAKIT LUDWIG ANGINA

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI PENJUALAN OBAT Pada PT. METRO ARTHA PRAKARSA MENERAPKAN METODE BACKPROPAGATION

Aplikasi yang dibuat adalah aplikasi untuk menghitung. prediksi jumlah dalam hal ini diambil studi kasus data balita

Model Arsitektur Backpropogation Dalam Memprediksi Faktor Tunggakan Uang Kuliah (Studi Kasus AMIK Tunas Bangsa)

Deteksi Kanker Paru-Paru Dari Citra Foto Rontgen Menggunakan Jaringan Saraf Tiruan Backpropagation

MEMPREDIKSI KECERDASAN SISWA MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BERBASIS ALGORITMA BACKPROPAGATION (STUDI KASUS DI LP3I COURSE CENTER PADANG)

MODEL PEMBELAJARAN JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK OTOMATISASI PENGEMUDIAN KENDARAAN BERODA TIGA

ANALISA JARINGAN SARAF TIRUAN DENGAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK MEMPREDIKSI PRODUKTIVITAS PEGAWAI. Jasmir, S.Kom, M.Kom

ANALISA JARINGAN SARAF TIRUAN DENGAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK MENGETAHUI LOYALITAS KARYAWAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

PENERAPAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DALAM MEMPREDIKSI TINGKAT PENGANGGURAN DI SUMATERA BARAT

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT DBD DAN DEMAM TIFOID DENGAN METODE FUZZY TSUKAMOTO (STUDI KASUS PUSKESMAS PRACIMANTORO I)

IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK PREDIKSI KEPUTUSAN MEDIS PADA PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE SKRIPSI JAMIL FAHMI NASUTION

Penerapan Jaringan Saraf Tiruan Metode Backpropagation Menggunakan VB 6

Kata Kunci: Jaringan Syaraf Tiruan, Metode Backpropagation, penyakit saluran pernafasan.


PREDIKSI KELULUSAN MAHASISWA MENGGUNAKAN METODE NEURAL NETWORK DAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION

JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK KLASIFIKASI STATUS GIZI BALITA JENIS KELAMIN LAKI-LAKI DENGAN METODE BACKPROPAGATION

RANCANG BANGUN TOOL UNTUK JARINGAN SYARAF TIRUAN (JST) MODEL PERCEPTRON

METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA)

Pengembangan Aplikasi Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia dengan Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation

PENGENALAN POLA HURUF ROMAWI DENGAN JARINGAN SARAF TIRUAN PERSEPTRON LAPIS JAMAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

POSITRON, Vol. IV, No. 2 (2014), Hal ISSN :

Perbaikan Metode Prakiraan Cuaca Bandara Abdulrahman Saleh dengan Algoritma Neural Network Backpropagation

SISTEM PENGENALAN BARCODE MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION

SATIN Sains dan Teknologi Informasi

SISTEM PENGENALAN KARAKTER DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN ALGORITMA PERCEPTRON

ANALISIS ALGORITMA INISIALISASI NGUYEN-WIDROW PADA PROSES PREDIKSI CURAH HUJAN KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

Perbandingan Algoritma Backpropagation dan K-Nearest Neighbor (K-NN) untuk Identifikasi Penyakit

PREDIKSI PERHITUNGAN DOSIS RADIASI PADA PEMERIKSAAN MAMMOGRAFI MENGGUNAKAN ALGORITMA JARINGAN SYARAF TIRUAN PROPAGASI BALIK

PREDIKSI PENDAPATAN ASLI DAERAH KALIMANTAN BARAT MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB 2 LANDASAN TEORI

Prediksi Curah Hujan Di Kota Pontianak Menggunakan Parameter Cuaca Sebagai Prediktor Pada Skala Bulanan, Dasarian Dan Harian Asri Rachmawati 1)*

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN DALAM PENGHITUNGAN PERSENTASE KEBENARAN KLASIFIKASI PADA KLASIFIKASI JURUSAN SISWA DI SMA N 8 SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

134 Sutikno, Indriyati, Sukmawati N.E, Priyo S.S., Helmie A.W., Indra W., Nurdin B., Tri Wardati K., Raditya L.R. dan Diah Putu D.

BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK AS A METHOD OF FORECASTING ON CALCULATION INFLATION RATE IN JAKARTA AND SURABAYA

Sistem Pakar Diagnosis Penyakit Menular Pada Klinik Umum Kebon Jahe Berbasis Web Dengan Menggunakan Metode Forward Chaining

lalu menghitung sinyal keluarannya menggunakan fungsi aktivasi,

JARINGAN SYARAF TIRUAN DAN NAIVE BAYES UNTUK MENDETEKSI PENYAKIT GAGAL GINJAL DI RSUD Dr. ADHYATMA TUGUREJO SEMARANG

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat mengalami gangguan kesehatan, tanpa mengenal usia, jenis kelamin, pekerjaan,

BAB 2 LANDASAN TEORI. fuzzy logic dengan aplikasi neuro computing. Masing-masing memiliki cara dan proses

APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK MENGIDENTIFIKASI PENYAKIT DALAM PADA MANUSIA MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING

ANALISIS PENGGUNAAN ALGORITMA KOHONEN PADA JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION DALAM PENGENALAN POLA PENYAKIT PARU

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK DIAGNOSA PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK) DENGAN METODE BACKPROPAGATION

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Jurnal Informatika Mulawarman Vol 5 No. 1 Februari

PERBANDINGAN ANTARA MODEL NEURAL NETWORK DAN MODEL DUANE UNTUK EVALUASI KETEPATAN PREDIKSI WAKTU KERUSAKAN SUATU KOMPONEN

PREDIKSI PENGGUNAAN BANDWIDTH PENS_ITS MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DENGAN ALGORITMA BACKPROPAGATION

BAB I PENDAHULUAN I-1

Aplikasi Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation Untuk Memprediksi Potensi Serangan Jantung

BAB 2 LANDASAN TEORI

APLIKASI DIAGNOSA PENYAKIT ANAKMELALUI SISTEM PAKAR MENGGUNAKAN JAVA 2 MICRO EDITION YOSEPHIN ERLITA KRISTANTI

PREDIKSI KUALITAS AIR BERSIH PDAM KOTA PALU MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION

KOMPARASI HASIL KLASIFIKASI PENYAKIT DIABETES MELLITUS MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION DAN LEARNING VECTOR QUANTIZATION

IMPLEMENTASI ALGORITMA PERCEPTRON UNTUK PENGENALAN POLA MASUKAN BINER MAUPUN BIPOLAR MENGGUNAKAN BORLAND DELPHI

BAB I PENDAHULUAN. daya tahan. PT. Propan Raya ICC merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di

Rancang Bangun Sistem Pakar Prediksi Stres Belajar Dengan Neural Network Algoritma Backpropagation

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan buatan, kecerdasan buatan merupakan salah satu bagian ilmu

Analisis Prediksi Indeks Harga Konsumen Berdasarkan Kelompok Kesehatan Dengan Menggunakan Metode Backpropagation

Laporan Skripsi BAB I PENDAHULUAN

Analisis Prediksi Indeks Harga Konsumen Berdasarkan Kelompok Kesehatan Dengan Menggunakan Metode Backpropagation

PENGENALAN AKSARA JAWAMENGGUNAKAN LEARNING VECTOR QUANTIZATION (LVQ)

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

KLASIFIKASI POLA HURUF VOKAL DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN BACKPROPAGATION. Dhita Azzahra Pancorowati

Generated by Foxit PDF Creator Foxit Software For evaluation only. BAB I PENDAHULUAN

ANALISIS PENAMBAHAN MOMENTUM PADA PROSES PREDIKSI CURAH HUJAN KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

Aplikasi Jaringan Syaraf Tiruan Untuk Penentuan Status Gizi Balita Dan Rekomendasi Menu Makanan Yang Dibutuhkan

Aplikasi Sistem Pakar untuk Mendiagnosa Gangguan Pernafasan pada Anak Menggunakan Metode CF (Certainty Factor)

SISTEM PAKAR ANALISIS PENYAKIT LUPUS ERITEMATOSIS SISTEMIK PADA IBU HAMIL MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING

Sebelumnya... Pembelajaran Mesin/Machine Learning Pembelajaran dengan Decision Tree (ID3) Teori Bayes dalam Pembelajaran

BAB 3 PEMBAHASAN. pelayanan kesehatan prima, Pt Binara Guna Mediktama pada tahun 1986 mendirikan

APLIKASI PREDIKSI JUMLAH PENDERITA PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE DI KOTA SEMARANG MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

PENGENALAN POLA HIV DAN AIDS MENGGUNAKAN ALGORITMA KOHONEN PADA JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION

Transkripsi:

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE BERBASIS ANDROID MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN Ahyuna 1), Komang Aryasa 2) 1), 2) Jurusan Teknik Informatika, STMIK Dipanegara Makassar 3) Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 09 Makassar Email : sakuraabadi2013@gmail.com 1), aryuh09@gmail.com 2) Abstrak Sejalan dengan perkembangan komputer dan penggunaan smartphone saat ini bukan hanya digunakan sebagai mesin ketik yang dapat bekerja lebih cepat dan otomatis atau hanya sekedar menelpon dan sms saja. Dibidang tertentu khususnya dibidang kedokteran mencoba menggantikan komputer dan handphone menjadi suatu alat bantu yang dapat menirukan cara kerja otak manusia dalam proses mendiagnosa suatu penyakit, sehingga diharapkan akan tercipta komputer dan handphone yang dapat menimbang dan mengambil keputusan sendiri (Expert System) / sistem cerdas. Kematian akibat Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia khususnya di kawasan Timur Indonesia masih sangat tinggi. Kematian disebabkan oleh beberapa faktor yang salah satu faktor penyebabnya adalah keterlambatan dalam proses diagnosa. Mendiagnosa sedini mungkin penderita DBD serta memberi pertolongan dengan segera diharapkan dapat mencegah kematian.. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk merancang suatu sistem pakar dalam mendiagnosa penyakit demam berdarah dengue berbasis android menggunakan jaringan saraf tiruan backpropagation. Jaringan saraf tiruan backpropagation merupakan salah satu sistem pemrosesan yang dirancang dan dilatih untuk memiliki kemampuan seperti yang dimiliki oleh otak manusia dalam menyelesaikan permasalahan yang rumit dengan melakukan proses belajar melalui perubahan bobot sinapsisnya. Jaringan saraf mensimulasi struktur proses-proses otak (fungsi syaraf biologis) dan kemudian membawanya kepada perangkat lunak kelas baru yang dapat mengenali pola-pola yang kompleks serta belajar dari pengalaman-pengalaman masa lalu. Dari hasil pengujian dengan data latih sebanyak 50 sampel data sistem dapat mengenali semua data pelatihan (100 %) dapat dikenali, pengujian kedua dilakukan dengan teknik pengujian blackbox testing dimana seluruh fungsional sistem dapat bekerja dengan baik. Penelitian ini diharapkan dapat membatu para medis (dokter, asisten dokter, perawat) ataupun masyarakat luas dalam mendiagnosa sedini mungkin penderita penyakit DBD sehingga dapat dengan segera melakukan tindakan medis Kata Kunci : Sistem Pakar, Demam Berdarah Dengue, Android, Jaringan Saraf Tiruan, Bakcpropagation 1. PENDAHULUAN Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang utama di Indonesia. Jumlah penderita dan luas daerah penyebarannya semakin bertambah seiring dengan meningkatnya mobilitas dan kepadatan penduduk. Di Indonesia Demam Berdarah pertama kali ditemukan di kota Surabaya pada tahun 1968, dimana sebanyak 58 orang terinfeksi dan 24 orang diantaranya meninggal dunia (Angka Kematian (AK) : 41,3 %) [1]. Dan sejak saat itu, penyakit ini menyebar luas ke seluruh Indonesia. Beberapa tahun terakhir, kematian akibat Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia khususnya di kawasan Timur Indonesia masih sangat tinggi, Pada tahun 2014, sampai pertengahan bulan Desember tercatat penderita DBD di 34 provinsi di Indonesia sebanyak 71.668 orang, dan 641 diantaranya meninggal dunia. Angka tersebut lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya, yakni tahun 2013 dengan jumlah penderita sebanyak 112.511 orang dan jumlah kasus meninggal sebanyak 871 orang [2]. Kematian disebabkan oleh beberapa faktor yang salah satu faktor penyebabnya adalah keterlambatan proses diagnosa. Mendiagnosa sedini mungkin penderita DBD serta memberi pertolongan dengan segera diharapkan dapat mencegah kematian. Sejalan dengan perkembangan komputer dan penggunaan smart phone saat ini bukan hanya digunakan sebagai mesin ketik atau sekedar menelpon yang tetapi perangkat tersebut dapat dimanfaat untuk dapat bekerja lebih cepat dan otomatis diberbagai bidang. Oleh karena itu para ahli dibidang tertentu mencoba menggantikan komputer atau smart phone menjadi suatu alat bantu yang dapat menirukan cara kerja otak manusia, sehingga diharapkan akan tercipta komputer yang dapat menimbang dan mengambil keputusan sendiri (Expert System). Hal ini yang mendorong lahirnya teknologi AI (Artificial Intelligence)[3,5]. 166

Salah satu penelitian yang telah dilakukan dengan judul sistem pakar diagnosa penyakit dbd dan demam tifoid dengan metode fuzzy tsukamoto diman pada penelitian tersebut mengambil sampel gejala sebanyak 5 variabel dengan membandingkan Gejala DBD dan deman Tifoid [2]. Pada penelitian ini akan menerapkan salah satu teknik komputasi yang dikelompokan dalam AI adalah jaringan saraf tiruan (Artificial Neural Network). Jaringan saraf tiruan merupakan salah satu sistem pemrosesan yang dirancang dan dilatih untuk memiliki kemampuan seperti yang dimiliki oleh otak manusia dalam menyelesaikan permasalahan yang rumit dengan melakukan proses belajar melalui perubahan bobot sinapsisnya. Jaringan saraf mensimulasi struktur proses-proses otak (fungsi syaraf biologis) dan kemudian membawanya kepada perangkat lunak kelas baru yang dapat mengenali pola-pola yang kompleks serta belajar dari pengalaman-pengalaman masa lalu. 1.1 Pokok Masalah Pokok permasalahan dalam penelitian ini yaitu Bagaimana merancang suatu sistem pakar Jaringan Saraf Tiruan dengan metode pembelajaran backpropagation yang mengidentifikasikan bahwa seseorang telah terserang penyakit deman berdarah dengue berbasis mobile (android) 1.2 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini yaitu merancang sistem pakar dengan metode jaringan saraf tiruan backpropagation untuk diagnosa dan tatalaksana penyakit DBD berbasis mobile, serta membuat database untuk menyimpan data dan gejala pennyakit Deman Berdarah Dengue 1.3 Manfaat Penelitian Hasil penelitian yang dilakukan diharapkan dapat diimplementasi pada klinik, puskesmas atau rumah sakit dengan manfaat yang diharapkan adalah : a. Proses diagnosa terhadap penderita dapat dilakukan dengan cepat. b. Dapat membantu dokter untuk mengidentifikasi penyakit DBD secara akurat sehingga membantu dalam diagnosis dan penanganan lanjut terhadap pasien. c. Masyarakat luas dapat mengetahui sedini mungkin gejala penyakit DBD sehingga dapat dengan segera melakukan tindakan medis, melalui aplikasi mobile android d. Mengetahui prinsip kerja Jaringan Saraf Tiruan yang diaplikasikan dalam sebuah bahasa pemrograman. 2. LANDASAN TEORI 2.1 Jaringan Saraf Tiruan Jaringan saraf tiruan (JST) atau neural network adalah suatu metode komputasi yang meniru sistem jaringan saraf biologis. Metode ini menggunakan elemen perhitungan non-linier dasar yang disebut neuron yang diorganisasikan sebagai jaringan yang saling berhubungan, sehingga mirip dengan jaringan saraf manusia. Jaringan saraf tiruan dibentuk untuk memecahkan suatu masalah tertentu seperti pengenalan pola atau klasifikasi karena proses pembelajaran [6]. 2.2 JST Backpropagation Perambatan galat mundur (backpropagation) adalah sebuah metode sistematik untuk pelatihan multiplayer jaringan saraf tiruan. Metode ini memiliki dasar matematis yang kuat, obyektif dan algoritma ini mendapatkan bentuk persamaan dan nilai koefisien dalam formula dengan meminimalkan jumlah kuadrat galat error melalui model yang dikembangkan (training set) a. Dimulai dengan lapisan masukan, hitung keluaran dari setiap elemen pemroses melalui lapisan luar. b. Hitung kesalahan pada lapisan luar yang merupakan selisih antara data aktual dan target. c. Transformasikan kesalahan tersebut pada kesalahan yang sesuai di sisi masukan elemen pemroses. d. Propagasi balik kesalahan-kesalahan ini pada keluaran setiap elemen pemroses ke kesalahan yang terdapat pada masukan. Ulangi proses ini sampai masukan tercapai. e. Ubah seluruh bobot dengan menggunakan kesalahan pada sisi masukan elemen dan luaran elemen pemroses yang terhubung. Gambar 1 Struktur neuron jaringan saraf tiruan 3. PEMBAHASAN 3.1 Perancanagan Sistem Pengguna sistem adalah dekter namun sistem dapat juga digunakan oleh praktisi kesehatan lainnya seperti perawat dan bahkan oleh masyarakat umum dalam mendeteksi dini Penyakit DBD melalui aplikasi Smart Phonenya. Dokter dibantu dalam pengambilan keputusan mendiagnosa penyakit DBD dari analisis kebutuhan maka akan dirancang suatu 167

aplikasi yang mengacu pada sistem pakar sebagai berikut : Gambar 2 : Model Sistem Diagnosa Penyakit DBD Berbasis Mobile Tahapan ini menyangkut konfigurasi dari komponen-komponen perangkat lunak dan perangkat keras dari suatu sistem sehingga setelah instalasi dari sistem akan benar-benar memuaskan dari rancang bangun yang telah ditetapkan pada akhir tahap analisis sistem. Alat bantu yang digunakan untuk menggambarkan sistem secara umum yaitu Use Case diagram. a. Use Case Diagram Pada Use Case Diagram di bawah ini menggambarkan proses sistem yang akan dibangun yang menggambarkan kebutuhan sistem dari sudut pandang user, yang memfokuskan pada proses komputerisasi. Secara umum pada use case diagram ini menggambarkan pola perilaku sistem serta urutan transaksi yang berhubungan yang dilakukan oleh actor. Adapun usecase diagramnya seperti pada gambar dibawah ini. 3.2 Implementasi JST BackPropagation Masukan sistem atau input yang dapat dimengerti oleh program adalah 11 variabel yang mampu menghasilkan diagnosa jenis penyakit DBD yang harus diinisialisasi terlebih dahulu. 1. Merasakan sakit kepala 2. Badan terasa mengigil 3. Nyeri dibelakang bola mata 4. Sakit pinggang 5. Nyeri pada kaki dan sendi 6. Terasa Mual 7. Muntah 8. Deman 9. Bercak Darah 10. Terjadi Pendarahan 11. Turnikuet Dalam proses diagnosa DBD langkah pertama dilakukan adalah mengidentifikasi gejala subjektif dan gejala objektif. Gejala subjektif adalah suatu gejala yang bersifat umum yang memiliki nilai pasti apakah YA atau TIDAK, sedangkan gejala objektif adalah gejala yang ditentukan oleh pengujian dan observasi oleh para medis, sehingga nilai dari gejala ini tergantung dari hasil pengujian dari objek DBD yang diderita. Untuk variabel yang nilainya tidak bersifat pasti maka nilai variabel ini akan dilakukan proses fuzzyfikasi sehingga output dari nilai variabel ini menghasilkan interval antara 0 samapi 1 Output yang dihasilkan sistem ini adalah penyakit DBD atau bukan DBD. Berdasarkan input dari 11 variabel tersebut dibutuhkan 3 node output. Hasil output yang diinginkan berupa nilai seperti terlihat pada tabel 2 berikut : Tabel 2 : Target Output Nilai No Target Nama Penyakit (Biner) 1 000 Bukan DBD 2 100 Penyakit DBD 3 010 Penyakit Syndrom Syok DBD 3.4 Desain ArsitekturJST Backpropagation Jaringan saraf terdiri dari 3 lapisan, yaitu lapisan masukan/input terdiri atas variable masukan 11 unit sel saraf, lapisan tersembunyi terdiri atas 6 unit sel saraf dan lapisan keluaran / output terdiri atas 2 sel saraf. Lapisan masukan dugunakan untuk menampung 11 variabel yaitu x 1 sampai dengan x 11, sedangkan 3 lapisan keluaran digunakan untuk mempresentasikan pengelompokan pola, nilai 000 untuk Bukan DBD, nilai 100 untuk DBDdan 010 untuk DBD Syndrom Syok Gambar 3 : Use Case Diagram Sistem Pakar DBD 168

Gambar 4 : Arsitektur jaringan JSt Backpropagation 3.5 Alur Proses JST Backpropagtion Arsitektur JST dengan metode backpropagation pada sistem yang akan dibangun adalah arsitektur JST berlapisan banyak yang terdiri dari lapisan masukan (layer input) dimana jumlah neuron pada lapisan input sebanyak 11 yang ditentukan pada jumlah gejala penyakit yang di identifikasi, satu lapisan tersembunyi (layer hidden), untuk menentukan jumlah neuron pada hidden layer digunakan formula sebagai berikut Gambar 5 : Flochart Alur Proses JST 3.6 Antarmuka Aplikasi a. Tampilan Menu Registrasi dan Login Sistem Form ini digunakan untuk proses registrasi data user yang akan digunakan sebagai proses login pada sistem ini : Keterangan : N h = Jumlah Neuron Hidden N i = Jumlah Neuron Input N o = Jumlah Neuron Output Misalkan jumlah neuron pada layer input sebanyak 11 dan jumlah neuron pada layer output sebanyak 3 maka Neuron hidden dapat dihitung sebagai berikut : Nh= : Nh= 33 N h = 5,74 dibulatkan keatas menjadi 6 sehingga jumlah neuron pada lapisan tersembunyi yang digunakan sebanyak 6 neuron, dan satu lapisan keluaran (layer output) yang menggunakan 3 neuron output. Penghubung setiap lapisan adalah bobot. Nilai bobot yang digunakan dengan membangkitkan bilangan random yang cukup kecil (random - 0.5) Sistem akan memberikan nilai random pada setiap bobot di lapisan input maupun bias pada lapisan input dan bobot lapisan output serta bias pada lapisan output. Secara umum alur proses JST backpropagation dapat dilihat pada gambar 5 dibawah ini. Gambar 6 Tampilan Form Login Sistem 169

Gambar 7 Tampilan Form Registrasi dan Login Sistem b. Tampilan Form Proses Diagnosa Form ini merupakan form untuk proses diagnosa penyakit DBD dengan menampilkan Gejala Gejala penyakit DBD Seperti dibawah ini : Gambar 9 Tampilan Form Hasil Diagnosa 3. PENGUJIAN Pengujian dilakukan dengan dua tahap yaitu pengujian terhadap data yang akan dilatikan dan pengujian pada data baru yang belum pernah dilatihkan. Pengujian terhadap data yang akan dilatihkan dengan target error 0.01, learning rate 0.1, maximum epoch 50000 menghasilkan RMSE 0.0098 pada epoch 16338, berikut data hasil pelatihan Gambar 10: Grafik Hasil Pelatihan Dari hasil pelatihan pada grafik diatas seluruh data (50 sampel data gejala) yang dilatihkan dapat dikenali oleh sistem. Gambar 8 Tampilan Form Proses Diagnosa 170

3. Validasi dan Pengujian Sistem 3.1 Validasi Sistem Validasi sistem dilakukan untuk memastikan apakah hasil dari sistem yang dibuat sesuai dengan hasil diagnosa yang dilakukan oleh dokter. Berikut adalah sampel data validasi untuk setiap penyakit yang dilakukan oleh dokter dan hasil yang disimpulkan oleh sistem Tabel 2 : Vaidasi Sistem 3.2 Pengujian Sistem Berikut adalah hasil pengujian pengujian fungsional yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa sistem mobile yang dibangun sudah berjalan sesuai dengan yang diharapkan baik itu dari segi validasi maupun proses penanganan kesalahan fungsional yang telah dilakukan dapat simpulkan bahwa sistem yang dibangun dapat berjalan sesuai algotirma yang diterapkan. DAFTAR PUSTAKA [1] Umar Fahmi Ahmadi, 2010, manajemaen demam berdarah berbasis wilayah, ISSN- 2087-1546 volume 2, Agustus 2010 [2] Waluyu,dkk, 2015, Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Dbd Dan Demam Tifoid Dengan Metode Fuzzy Tsukamoto, ISSN : 2338-4018 Jurnal TIKomSin [3] http://www.depkes.go.id/forlder/ view/ 01/structure-publikasi-pusdatin-buletin.html, Akses Tanggal 25 Nopember 2015 [4] Kusumadewi, Sri. (2003). Artificial Intelligence( Teknik dan Aplikasinya). Penerbit Graha Ilmu. Yogyakarta [5] Hermawan Arif,2006, Jaringan Saraf TiruanTeori dan Aplikasi, Andi Offset, Yogyakarta. [6] Hermawan Arif,2006, Jaringan Saraf TiruanTeori dan Aplikasi, Andi Offset, Yogyakarta. Tabel 2 : Pengujian Fungsional No Tujuan Hasil Evaluasi 1 Aplikasi Mobile dapat melakukan proses registrasi dan login ke sistem dengan benar 2 Dapat menampilkan menu pada aplikasi Sistem Pakar DBD 3 Dapat menampilkan proses diagnosa dengan menampilkan gelaja dari penyakit DBD 4 Dapat menyimpulkan penyakit dari proses diagnosa 4. KESIMPULAN Sistem pakar yang dirancang dengan metode JST Backpropagation dapat digunakan untuk melakukan pendeteksian suatu jenis penyakit, gangguan, maupun kasus yang memiliki data masa lalu, dan dengan menggunakan metode Backpropagation, Berdasarkan hasil pengujian 171