I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan. Nasional RI No. 20 Tahun 2003 adalah sebagai berikut :

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Nasional RI No. 20 Tahun 2003 adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diberikan kepadanya (dari kerja yang dilakukan sehari-hari) tanpa. menimbulkan kelelahan yang berlebihan. ( Muhajir : 2004 )

BAB I PENDAHULUAN. mereka stress,secara fisik mereka juga kurang gerak. Jika terus seperti itu

dapat terwujud. Pendidikan jasmani di sekolah merupakan bagian integral aktivitas jasmani dipakai sebagai wahana atau pengalaman belajar, maka

BAB I PENDAHULUAN. tanpa pendidikan manusia tidak akan bisa mencapai cita-cita yang mulia.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

I. PENDAHULUAN. Manusia tidak bisa dilepaskan dari aktivitas sehari-hari yang secara rutin

1. PENDAHULUAN. kegiatan untuk memperkuat motif. Menurut Slamento (2003:180) menyatakan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia baik itu di sekolah maupun di luar sekolah selalu akan

BAB 1 PENDAHULUAN. menyeluruh baik fisik maupun mental spiritual membutuhkan SDM yang terdidik.

II. TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan seseorang untuk menunaikan tugasnya sehari-hari dengan mudah

2016 IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN PERMAINAN EFTOKTON TERHADAP JUMLAH WAKTU AKTIF BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN BULUTANGKIS

BAB I PENDAHULUAN. Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab II Pasal 4 Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. POMNAS (Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional) merupakan salah satu

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia dikatakan berhasil apabila pendidikan yang. 20 tahun 2003 terdapat tujuan pendidikan nasional yaitu untuk

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran agar siswa tertarik dalam proses belajar mengajar. Pendidikan dapat

BAB I PENDAHULUAN. dasar/bekal ilmu untuk menghadapi tantangan dimasa yang akan datang dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar yang dapat menumbuhkan potensi sumber

I. PENDAHULUAN. Perkembangan olahraga di dunia pada saat ini semakin pesat, olahraga sangat

I. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan pendidikan melalui. aktivitas jasmani yang dijadikan sebagai media untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap orang membutuhkan kesegaran jasmani yang baik agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. Proses pendidikan yang diselenggarakan melalui sekolah diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia seutuhnya. Manusia adalah unsur terpenting dalam. kualitas manusia sebagai pelaksana pembangunan baik kualitas fisik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fakhry Brillian Hidayat, 2013

I. PENDAHULUAN. Ketetapan MPR Nomor II/MPR/1988 tentang GBHN berbunyi : Indonesia yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat diera

I. PENDAHULUAN. mencerdaskan dan meningkatkan taraf hidup suatu bangsa. Bagi bangsa Indonesia

I. PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional diatur dalam pasal 3 Undang-undang No. 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya manusia dan masyarakat berkualitas yang memiliki kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan dibidang pendidikan adalah upaya yang sangat menentukan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2010 yang perlu diukur

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN. abad ke-21 yang ditandai dengan abad ilmu pengetahuan, knowledgebased. society dan kompetensi masa depan.

BAB I PENDAHULUAN. Dengan berkembangnya ini mengakibatkan ilmu pengetahuan memiliki. dampak positif dan negatif. Agar dapat mengikuti dan meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. baik dalam mata pelajaran pendidikan jasmani, maka mereka memiliki fondasi

BAB I PENDAHULUAN. adalah kualitas guru dan siswa yang mesing-masing memberi peran serta

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif adalah

STRATEGI BELAJAR MENGAJAR PENDIDIKAN JASMANI DI PESANTREN. (Oleh : Dra Tite Juliantine M.Pd)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani adalah pendidikan yang menggunakan aktivitas sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga salah satu cara untuk membina dan mempertahankan kesegaran

BAB I PENDAHULUAN. kelembagaan maupun tujuan pembelajaran. Belajar diartikan sebagai proses. perubahan tingkah laku dari individu dari lingkungannya.

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA EKSTRAKURIKULER BOLA VOLI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 RASAU JAYA

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dan negara. World Health Organization (WHO, 1948) mendefinisikan

, 2015 PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL TERHADAP KEBUGARAN JASMANI SISWA KELAS X SMAN 1 SOREANG

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Baley (2001:13) mengatakan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan. adalah pendidikan kebudayaan, yang didapat secara perorangan,

I. PENDAHULUAN. sesuai dengan penegasan pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang berbunyi,

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang sangat diperlukan, agar segala aktifitas sehari-hari dapat berjalan. dan efisien, tidak mudah terserang penyakit.

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan pembelajaran yang optimal menuju tujuan yang diharapkan.

PENDAHULUAN. seperti dirumuskan dalam Undang Undang Nomor 2 tahun 1989 tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ini banyak membawa pengaruh positif maupun negatif bagi penggunanya. Apabila

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran IPS adalah membina anak

2015 PERSEPSI GURU TENTANG PENILAIAN SIKAP PESERTA DIDIK DALAM KURIKULUM 2013 DI SMA NEGERI KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan sumber daya manusia (human resources development) untuk

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Defri Mulyana, 2013

II. TINJAU PUSTAKA. Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pendidikan yang diarahkan untuk. mendorong, membimbing, mengembangkan dan membina kemampuan

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan pada dasarnya adalah untuk merangsang manusia agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. Sehat adalah nikmat karunia Allah yang menjadi dasar bagi segala nikmat. Nikmatnya makan, minum, tidur, serta kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. jika tingkat kesegaran jasmani seseorang buruk maka gairah hidup dan

I. PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional. Dalam Sistem Pendidikan Nasional salah satu

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI ANAK TUNAGRAHITA MAMPU DIDIK USIA TAHUN DI SLB NEGERI 1 BANTUL Oleh : Heige Ma shum Hidaya NIM ABSTRAK

Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Volume 05 Nomor 01 Tahun 2017, 44-48

BAB I PENDAHULUAN. serta keharusan bagi manusia baik sebagai makhluk individu maupun sebagai makhluk

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang penting bagi setiap manusia.

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai. Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Akuntansi. Diajukan oleh : ARIYANTI

I. PENGANTAR Latar Belakang. Kualitas sumber daya manusia yang tinggi sangat dibutuhkan agar manusia

BAB I PENDAHULUAN. potensi-potensi diri agar mampu bersaing dan bermanfaat bagi dirinya, keluarga,

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan aspek yang sangat penting dalam membangun peradaban

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan pada aspek afektif, kognitif dan psikomotor. Upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dijadikan sebagai sarana atau media untuk berekreasi, mata pencaharian, pendidikan, kesehatan,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan (penjaskes) adalah bagian

BAB I PENDAHULUAN. membawa nama bangsa ke dunia internasional menjadi baik. Mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN. dengan tahapan yang tepat dapat meningkatkan fungsi organ tubuh ke arah yang lebih

2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLA BESAR TERHADAP KERJASAMA SISWA

BAB 1 PENDAHULUAN. individu terutama dalam mewujudkan cita-cita pembangunan bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. bermacam-macam. Dengan pembelajaran yang bervariasi inilah guru banyak

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia merupakan suatu bagian yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mia Rosalina, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. sekolah dasar. Pendidikan jasmani sering dilakukan pada luar kelas atau outdoor

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang mengarah pada tujuan Pendidikan Nasional, yaitu meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa

JURNAL PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi

I. PENDAHULUAN. warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Sekolah merupakan salah satu wadah yang berfungsi untuk mengembangkan dan

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh. Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

HUBUNGAN KESEGARAN JASMANI DENGAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI

Sehat dan bugar merupakan kebutuhan dasar bagi manusia. Untuk meraihnya diperlukan aktivitas fisik yang menyenangkan dan dalam jangka waktu

I. PENDAHULUAN. Pendidikan kesehatan merupakan bagian integral dari proses pendidikan

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 23 TAHUN 2006 Tentang STANDAR KOMPETENSI KELULUSAN (SKL)

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan pendidikan nasional menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional RI No. 20 Tahun 2003 adalah sebagai berikut : Untuk meningkatkan kualitas manusia yang beriman, bertaqwa kepada Tuhan YME, berbudi pekerti luhur, disiplin, kerja keras, cerdas, dan terampil serta sehat jasmani dan rohani. Tujuan pendidikan nasional di atas harus diupayakan agar dapat dicapai oleh semua penyelenggara pendidikan di Indonesia, terutama pendidikan yang bersifat formal. Untuk mencapainya membutuhkan waktu yang lama dan memerlukan analisis tujuan yang lebih spesifik dari setiap jenjang pendidikan disesuaikan dengan taraf kemampuan dan kebutuhan peserta didik. Sekolah menenggah atas dan kejurusan sebagai lembaga pendidikan yang berusaha mendidik dan ikut serta mewujudkan tercapainya tujuan pendidikan nasional. Lembaga pendidikan ini memberikan kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan kehidupan sebagai pribadi, anggota masyarakat, dan makhluk Tuhan, serta mempersiapkan siswa dalam memasuki pendidikan selanjutnya. Tujuan pendidikan adalah memberi bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan kehidupanya sebagai pribadi, anggota

2 umat manusia serta mempersiapkan siswa untuk mengikuti pendidikan selanjutnya. Tujuan pendidikan di atas memberikan makna bahwa tujuan pendidikan merupakan pondasi, dasar atau batu loncatan untuk mencapai tujuan pendidikan yang lebih tinggi. Lembaga pendidikan Sekolah menenggah atas dan kejurusan merupakan salah satu tempat pendidikan dalam rangka membentuk manusia seutuhnya. Proses pendidikan di sekolah ini meliputi pendidikan agama, pendidikan jasmani, sosial, dan sebagainya. Pendidikan jasmani merupakan sarana untuk mencapai tujuan pendidikan yang objeknya mencakup usaha ke arah tercapainya kebugaran jasmani. Oleh karena itu pendidikan jasmani erat kaitanya dengan usaha-usaha pendidikan yang terencana dalam rangka membantu perkembangan dan kemampuan anak didik. Kebugaran jasmani erat kaitanya dengan kegiatan manusia dalam melakukan pekerjaan dan bergerak. Kebugaran jasmani yang dibutuhkan manusia untuk bergerak dan melakukan pekerjaan bagi setiap individu tidak sama, sesuai dengan gerak atau pekerjaan yang dilakukan. Kebugaran jasmani yang dibutuhkan oleh karyawan berbeda dengan anggota TNI, berbeda juga dengan olahragawan, pelajar dan sebagainya. Kebugaran jasmani yang dibutuhkan oleh seorang anak berbeda dengan yang dibutuhkan orang dewasa, bahkan tingkat kebutuhannya sangat individual.

3 Siswa dapat dikatakan memiliki status kebugaran jasmani yang baik jika siswa tersebut memenuhi derajat kebugaran yang baik menurut parameter tertentu. Parameter kebugaran jasmani sangatlah komplek, karena kebugaran jasmani memiliki berbagai tujuan. Menurut Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani Indonesia (PPKJ) 2010. Tujuan pendidikan jasmani ialah membantu siswa agar memperoleh derajat kebugaran jasmani, kemampuan gerak dasar, dan kesehatan yang memadai sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangannya melalui penanaman, pengembangan, sikap positif dalam berbagai aktifitas jasmani yaitu : 1. Memacu pertumbuhan termasuk bertambahnya tinggi badan dan berat badan secara harmonis. 2. Mengembangkan kebugaran jasmani, kemampuan dan keterampilan gerak dasar dan kesehatan. 3. Mengerti akan pentingnya kesegaran jasmani dan olahraga guna membentuk kesehatan jasmani dan mental emosional. 4. Mengerti dan dapat menerapkan prinsip-prinsip pencegahan penyakit dalam kaitanya dengan kesehatan, dan keselamatan dalam kehidupan sehari-hari. 5. Menumbuhkan sikap positif dan mampu mengisi waktu luang dengan berolahraga. 6. Menumbuhkan dasar-dasar jiwa kompetitif ( bersaing ) yang sehat yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan masa yang akan datang.

4 Mengacu pada tujuan pendidikan jasmani, maka dapat dikatakan bahwa salah satu tujuan pendidikan jasmani khususnya ialah mengembangkan dan meningkatkan kebugaran jasmani. Kata kebugaran jasmani berasal dari istilah physical fitness. Kebugaran jasmani adalah kesanggupan dan kemampuan untuk melakukan kerja atau aktivitas, mempertinggi daya kerja dengan tanpa mengalami kelelahan yang berarti atau berlebihan. Kebugaran jasmani mempunyai fungsi yang sangat penting bagi kehidupan seseorang dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Kebugaran jasmani dapat berfungsi untuk meningkatkan kemampuan kerja bagi siapapun yang memilikinya sehingga dapat melaksanakan tugas-tugas nya secara optimal untuk mendapatkan hasil yang baik. Manfaat yang diperoleh dari proses peningkatan kebugaran jasmani adalah diharapkan siswa mampu berperilaku hidup sehat dalam kehidupan di sekolah maupun di masyarakat. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) berdampak besar pada cara kerja manusia dalam upaya meningkatkan profesionalisme dan kualitas nya untuk mampu berkompetisi agar dapat mencapai kemajuan yang diharapkan. Dampak lainnya adalah gejala kemerosotan kebugaran jasmani dikalangan anak-anak di seluruh dunia sudah merupakan gejala umum. Penyebab utama adalah mereka kurang aktif bergerak karena keterbatasan waktu dan kesempatan untuk berlatih jasmani, selain itu anak-anak lebih asyik melakukan permainan di komputer, video games, dan disertai pula

5 dengan pola makan yang tidak sehat sehingga beresiko menurunkan fungsi organ. Karena itu sungguh beralasan untuk menjadikan pembinaan kebugaran jasmani sebagai salah satu tujuan. Pendidikan Jasmani yang harus menjadi kepedulian guru Pendidikan Jasmani sebagai upaya untuk meningkatkan kesehatan dan selanjutnya untuk mencapai kesejahteraan hidup. Maka pendidikan jasmani sangat penting untuk mengarahkan pada pengetahuan pentingnya berolahraga, mengingat bahwa seseorang akan mampu melakukan aktivitas dengan baik jika ia memiliki tingkat kebugaran yang baik. Jika seseorang sadar akan pentingnya olahraga dalam kehidupannya sehari-hari, maka ia akan meluangkan waktunya untuk berolahraga agar tubuh selalu bugar dan aktivitas berjalan lancar. Pada dasarnya setiap siswa mempunyai tingkat kebugaran sendiri-sendiri. Tingkat kebugaran jasmani siswa relatif berbeda dengan siswa yang satu dibandingkan dengan siswa yang lain. Hal itu disebabkan banyak faktor yang mempengaruhi tingkat kebugaran jasmani seseorang. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tingkat kebugaran jasmani seseorang adalah usia, jenis kelamin, keturunan, makanan yang dikomsumsi, dan gaya hidup. Setelah melakukan berbagai aktivitas, kita pasti akan merasakan kelelahan. Akan tetapi, setelah istirahat sejenak kelelahan tersebut akan dapat hilang. Dengan kata lain, kelelahan akibat kegiatan di sekolah dan di rumah tidak berlarut-rarut. Jika terjadi pada kondisi seperti itu maka kebugaran jasmani siswa dalam tingkat yang baik. Jika terdapat siswa yang mengalami kelelahan

6 yang berlarut-larut (tidak cepat hilang), bahkan sampai seharian penuh lelahnya masih dirasakan, tingkat kebugaran jasmaninya tidak baik atau jelek. Untuk mengetahui dan menilai tingkat kebugaran jasmani seseorang dapat dilakukan dengan melaksanakan pengukuran. Pengukuran kebugaran jasmani dilakukan dengan tes kebugaran jasmani. Untuk melaksanakan tes diperlukan adanya alat/instrument. Tes multi tahap (Bleep tes) merupakan salah satu bentuk instrument untuk mengukur tingkat kebugaran jasmani. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan pihak sekolah di SMA N 1 Sumber Jaya Lampung Barat, dan SMK N 1 Sumber Jaya Lampung Barat se-kecamatan Sumber Jaya Lampung Barat, rata-rata tingkat kebugaran jasmani siswa kurang. Dari 701 siswa yang tersebar di 2 sekolah Negeri Kecamatan Sumber Jaya Lampung Barat, 40% tingkat kesegaran jasmani siswa sangat kurang. Menurut keterangan kepala sekolah SMA N 1 Sumber Jaya Lampung Barat, dan SMK N 1 Sumber Jaya Lampung Barat se-kecamatan Sumber Jaya Lampung Barat, bahwa tingkat kebugaran jasmani siswa kurang baik itu disebabkan oleh proses evaluasi pembelajaran pendidikan jasmani yang belum dilaksanakan secara optimal. SMA N 1 Sumber Jaya Lampung Barat, dan SMK N 1 Sumber Jaya Lampung Barat melaksanakan tes kebugaran jasmani siswa hanya pada akhir semester atau akhir pembelajaran, sehingga tidak ada perbaikan dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan dalam satu semester tersebut.

7 Berdasarkan hal di atas, peneliti mensinyalir bahwa penyebab kurang baiknya tingkat kebugaran jasmani siswa ialah proses pembelajaran yang kurang optimal. Tidak adanya pengamatan terhadap perkembangan kebugaran jasmani siswa menyebabkan tidak adanya perbaikan terhadap proses pembelajaran pendidikan jasmani yang diterapkan. Berdasarkan data dan fakta yang telah dipaparkan di atas maka penulis ingin meneliti Deskripsi Tingkat Kebugaran Jasmani Siswa SMA dan SMK se- Kecamatan Sumber Jaya Lampung Barat Tahun Pelajaran 2010/2011 B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang yang telah penulis kemukakan, maka permasalahan yang timbul dapat diidentifikasi sebagai berikut : 1. Kurangnya kebugaran jasmani pada siswa SMA dan SMK se-kecamatan Sumber Jaya Lampung Barat. 2. Tidak adanya evaluasi terhadap peningkatan kebugaran jasmani pada siswa SMA dan SMK se-kecamatan Sumber Jaya Lampung Barat. C. Pembatasan Masalah Melihat berbagai permasalahan yang muncul, maka berdasarkan pertimbangan kemampuan dan disesuaikan dengan tema atau judul dalam penelitian perlu ada pembatasan masalah dari permasalahan yang muncul. Peneliti hanya akan meneliti Deskripsi Tingkat Kebugaran Jasmani Siswa SMA dan SMK se-kecamatan Sumber Jaya Lampung Barat.

8 D. Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah di atas dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut : Deskripsi tingkat kebugaran jasmani antara siswa SMA dan SMK se- Kecamatan Sumber Jaya Lampung Barat Yang Berjalan Kaki dan Non Berjalan Kaki? E. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tingkat Kebugaran Jasmani Siswa SMA dan SMK se-kecamatan Sumber Jaya Lampung Barat. F. Kegunaan Penelitian Hasil penelitian terhdap kebugaran jasmani diharapkan dapat : 1. Memberikan sumbangan pemikiran pada guru pendidikan jasmani khususnya di SMA dan SMK se-kecamatan Sumber Jaya Lampung Barat. 2. Memberikan bahan pertimbangan bagi guru pendidikan jasmani dalam meningkatkan kebugaran jasmani siswa yang disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan serta tahap pertumbuhan dan perkembangan khususnya perkembangan kebugaran jasmani siswa. 3. Memberikan gambaran hasil yang dicapai (evaluasi) bagi guru pendidikan jasmani di SMA dan SMK se-kecamatan Sumber Jaya Lampung Barat.

9 G. Ruang Lingkup Penelitian Adapun ruang lingkup penelitian ini adalah : 1. Tempat penelitian dilaksanakan di halaman sekolah SMA dan SMK se- Kecamatan Sumber Jaya Lampung Barat. 2. Objek penelitian yang diamati adalah peningkatan kebugaran jasmani. 3. Subjek penelitian yang diamati adalah siswa SMA dan SMK se- Kecamatan Sumber Jaya Lampung Barat. H. Batasan Istilah / Penjelasan Judul 1. Deskripsi ialah suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif (Notoatmojo, 2002:138). Sedangkan menurut Sudjana dalam Riduan (2004:207) metode deskriptif yaitu studi yang bertujuan untuk mendeskripsikan atau menjelaskan peristiwa atau kejadian yang sedang berlangsung pada saat penelitian tanpa menghiraukan sebelum dan sesudahnya. 2. Tingkat kebugaran adalah salah satu derajat yang paling penting dari kondisi kebugaran jasmani, hal ini mencerminkan kesiapan tubuh untuk melakukan latihan fisik sehingga tubuh menjadi sehat dan terhindar dari penyakit. Suharjana (2004:7). 3. Menurut Pusat Pengembangan Kualitas Kebugaran Jasmani Jakarta Indonesia (2010:5). Kebugaran jasmani adalah kondisi jasmani yang bersangkut paut dengan kemampuan dan kesanggupannya berfungsi dalam

10 pekerjaan secara optimal dan efisien. Disadari atau tidak, sebernarnya kebugaran jasmani itu merupakan salah satu kebutuhan hidup manusia karena kebugaran jasmani bersenyawa dengan hidup manusia. Kebugaran jasmani adalah kemampuan seseorang untuk menunaikan tugas sehari-hari dengan mudah, tanpa merasa lelah yang berlebihan serta masih mempunyai sisa atau cadangan untuk menikmati waktu senggangnnya dan untuk keperluan mendadak Suharjana, (2004:5). kebugaran jasmani adalah kemampuan tubuh untuk melakukan tugas dan pekerjaan sehari-sehari dengan giat, tanpa mengalami kelelahan yang berarti serta dengan cadangan energi yang tersisa ia masih mampu menikmati waktu luang dan menghadapi hal-hal darurat yang tidak terduga sebelumnya Wahjoedi, ( 2001:59 ).