BAB I PENDAHULUAN. Sebuah bangsa dapat berdiri tegak diantara bangsa-bangsa lain di dunia,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. tetap dapat menempatkan diri pada kedudukannya yang mulia dan dapat

I. PENDAHULUAN. manusia dan merupakan keinginan yang dimiliki oleh setiap individu manusia.

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan menerangkan bahwa untuk mewujudkan derajat kesehatan yang. dilaksanakan secara terpadu, menyeluruh, dan berkesinambungan.

JURUSAN PENDIDIKAN KEPELATIHAN FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

EVALUASI PEMBINAAN CABANG OLAHRAGA ATLETIK DI PPLP KOTA KEDIRI

P P L M Data dan Informasi Prestasi dan Cabang Olahraga Unggulan PPLP 2013 DATA DAN INFORMASI PRESTASI DAN CABANG OLAHRAGA UNGGULAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pusat Pendidikan Latihan dan Olahraga Pelajar (PPLP) Provinsi Sumatera

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berdasarkan Undang-Undang Sistem Keolahragaan Nasional (2005:

P P L M 2012 DATA DAN INFORMASI K E M E N T E R I A N P E M U D A DAN O L A H R A G A PRESTASI DAN CABANG OLAHRAGA UNGGULAN.

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG

kemenpora.go.id DATA DAN INFORMASI P P L P

P P L M Data dan Informasi Prestasi dan Cabang Olahraga Unggulan PPLP w w w. k e m e n p o r a. g o. i d DATA DAN INFORMASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. secara individu. Siswa SMP adalah putra-putri bangsa yang duduk dibangku

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG PROGRAM INDONESIA EMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. ditunjang oleh atlet yang berbakat dalam cabang olahraga tertentu maka

BAB I. A. Latar Belakang

P P L P 2012 DATA DAN INFORMASI K E M E N T E R I A N P E M U D A DAN O L A H R A G A PRESTASI DAN CABANG OLAHRAGA UNGGULAN.

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG PROGRAM INDONESIA EMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga merupakan suatu fenomena yang mendunia dan menjadi bagian

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga olahraga menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada saat sekarang ini olahraga sangat digemari banyak orang diseluruh

BAB I PENDAHULUAN. memandang latar belakang maupun kondisi yang ada pada mereka. Meskipun

SOSIALISASI DAN LATIHAN TEKNIK DASAR OLAHRAGA BOLA TANGAN.

Studi tentang pembinaan prestasi Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) kabupaten Wonogiri periode kepengurusan tahun

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2017, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan L

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan dalam konsep pembinaan atlet berbakat untuk mencetak

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN PROGRAM PEMBINAAN PRESTASI ATLET YUNIOR TAHUN 2007 S/D Oleh Eka Nugraha, Cs. BIDANG PEMBINAAN PRESTASI ATLET YUNIOR PB PASI

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan watak dan kepribadian yaitu sikap sportivitas dan disiplin. Sehingga

Uji keberbakatan atlet panahan usia tahun melalui sport search

BAB I PENDAHULUAN. Menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas merupakan sebuah

PANDUAN WAWANCARA. 1. Bagaimanakah Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung dalam penyampaian

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung

LAPORAN PELAKSANAAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT SEBAGAI PEMATERI PROGRAM SEKOLAH KELAS BAKAT ISTIMEWA OLAHRAGA DI SMA NEGERI I SEWON

BAB I PENDAHULUAN. daerah. Pengalaman zaman Orde Baru yang sarat akan penyelewengan

2017, No Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Repub

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG PROGRAM INDONESIA EMAS

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG PROGRAM INDONESIA EMAS

BAB I PENDAHULUAN. dan prasarana yang memadai serta sumber daya manusia yang handal. Prestasi

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 16 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG

I. PENDAHULUAN. teknologi keolahragaan, bahkan Harsono (1988 : 98) mengemukakkan bahwa,

BUPATI ALOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN ALOR NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

STRATEGI PEMBINAAN OLAHRAGA MAHASISWA MENUJU POMNAS ACEH 2015

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR... TAHUN... TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mental, manusia juga dapat saling berinteraksi dengan sesamanya dan dengan

BAB I PENDAHULUAN. secara berencana dan bertahap untuk segala bidang diperlukan usaha-usaha untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2017 TENTANG PENINGKATAN PRESTASI OLAHRAGA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Panduan Olahraga Unggulan Daerah

GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. baik itu di tingkat Nasional seperti PON ataupun di tingkat Internasional seperti

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 27 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN

BAB I PENDAHULUAN. Lebih lanjut pasal 29 menyebutkan bahwa untuk melaksanakan tugas pokok

beberapa peraturan yang pada intinya penyelenggaraan pertandingan olahraga

RANCANGAN PROGRAM PEMBINAAN PRESTASI ATLET ATLETIK JAWA BARAT TAHUN 2009 S/D Oleh Eka Nugraha, Cs.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Prestasi olahraga dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain kesesuaian

BAB I PENDAHULUAN. ataupun temuan-temuan yang dihasilkan oleh para ilmuan olahraga yang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2005 TENTANG SISTEM KEOLAHRAGAAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

8. URUSAN KEPEMUDAAN DAN OLAH RAGA

I. PENDAHULUAN. kesehatan sangat diperlukan selama manusia masih menghendaki hidup

IV.B.8. Urusan Wajib Pemuda dan Olahraga

BUPATI KABUPATEN OGAN ILIR PROVINSI SUMATERA SELATAN

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Sekilas Kementerian Pemuda dan Olahraga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Olahraga adalah segala kegiatan yang sistematis untuk mendorong, membina serta mengembangkan potensi jasmani,

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH TENTANG PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN PROVINSI JAWA TENGAH

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Motivasi berprestasi memiliki peranan penting yang harus dimiliki oleh setiap

TINJAUAN KEMAMPUAN VOLUME OKSIGEN MAKSIMAL (VO2 MAX) ATLET PENCAK SILAT PUSAT PENDIDIKAN DAN LATIHAN PELAJAR (PPLP) SUMATERA BARAT TAHUN 2015 JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. potensi jasmani, rohani dan sosial (Toho dan Ali, 2007: 2). Dari pengertian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 PENGERTIAN JUDUL

MAPPING PEMINATAN DAN MANAJEMEN KELAS BAKAT ISTIMEWA OLAHRAGA (KBIO)

I. PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional. Dalam Sistem Pendidikan Nasional salah satu

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHUAN A. Latar Belakang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2005 TENTANG SISTEM KEOLAHRAGAAN NASIONAL

PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG. PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN KEOLAHRAGAAN Dl KOTA BANJARMASIN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2005 TENTANG SISTEM KEOLAHRAGAAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tinju merupakan salah satu cabang olahraga bela diri, tetapi perkembangan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara

BAB I PENDAHULUAN. umum dengan total medali 476 terdiri dari 182 emas, 151 perak dan 143

PERUBAHAN INDIKATOR KINERJA UTAMA

NARASI KEGIATAN PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT LOKA KARYA POLA PENGEMBANGAN ATLET JANGKA PANJANG MENUJU MULTI EVENT OLAHRAGA.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BREBES,

BAB I PENDAHULUAN. dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Olahraga berkembang

QANUN ACEH NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN KEOLAHRAGAAN ACEH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Perubahan pola hidup manusia adalah akibat dari dampak era

~ 1 ~ BUPATI KAYONG UTARA PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAYONG UTARA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN KOTA BALIKPAPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN,

JALUR PRESTASI TAHUN PELAJARAN 2016/2017

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2005 TENTANG SISTEM KEOLAHRAGAAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 81 TAHUN 2016

REDESAIN KOMPLEKS GELANGGANG OLAH RAGA SATRIA DI PURWOKERTO Dengan Penekanan Desain Arsitektur High-Tech

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebuah bangsa dapat berdiri tegak diantara bangsa-bangsa lain di dunia, salah satunya dengan pencapaian prestasi yang tinggi dibidang olahraga. Prestasi olahraga memiliki nilai yang sangat tinggi bagi suatu bangsa. Prestasi olahraga di Indonesia sekarang ini belum menunjukkan perkembangan yang menggembirakan apabila dilihat dari segi peringkat, perolehan medali pada kegiatan-kegiatan seperti: Sea Games, Asean Games, dan Olimpiade serta kejuaraan-kejuaraan dunia untuk masing-masing cabang olahraga prestasinya perlu ditingkatkan. Olahraga sebagai salah satu unsur pembentukan karakter bangsa yang tidak boleh tertinggal dalam memberikan sumbangan prestasi melalui peningkatan potensi daerah kemudian potensi sumber daya manusia dalam mewujudkan dunia yang aman, damai dan sejahtera.menurut Agus Kristiyanto, (2012: 26) bahwa olahraga merupakan segala kegiatan yang sistimatis untuk mendorong, membina serta mengembangkan potensi jasmani, rohani dan sosial. Tujuan yang akan dicapai seseorang untuk melakukan kegiatan olahraga berbeda-beda, banyak jenis olahraga yang dapat dijadikan pilihan dalam kegiatan olahraganya, pemilihan olahraga tersebut tergantung pada minat masing-masing individu. Bentuk keseriusan pemerintah dalam pembangunan dibidang olahraga yaitu ditetapkan Undang-Undang Sistem Keolahragaan Nasional (UUSKN) No. 3 tahun 2005. 1

2 Dengan dikeluarkannya Undang-Undang tersebut diharapkan akan menjadi dasar untuk mengatur, membina dan mengembangkan Sumber Daya Manusia Indonesia dibidang olahraga, sehingga dapat dijadikan modal yang kuat bagi pengembangan Nasional secara keseluruhan. Dalam UUSKN No. 3 Tahun 2005 mengarnanatkan agar pembinaan dapat dilimpahkan ke daerah-daerah sesuai dengan potensi dan karakteristik daerah yang bersangkutan (Kemenegpora, 2007). Berawal dari peraturan tersebut, maka terbuka peluang yang sangat besar untuk daerah menunjukkan potensi yang dimiliki.usaha pencapaian tujuan Pembangunan Nasional yang dilaksanakan secara berencana dan bertahap untuk segala bidang diperlukan usaha-usaha untuk lebih mengupayakan dan mendayagunakan sumber-sumber yang ada.sumber daya menusia merupakan salah satu sumber daya yang penting diperhatikan dan ditingkatkan kualitasnya.upaya tersebut melalui usaha pendidikan, termasuk pendidikan keolahragaan. Lebih jelas pada (UUSKN) No. 3 Tahun 2005 pasal 27 ayat 4 bahwa olahraga prestasi dilaksanakan dengan pemberdayaan perkumpulan olahraga, menumbuh-kembangkan sentra pembinaan olahraga yang bersifat Nasional, Daerah dan menyelenggarakan kompetisi secara berjenjang dan berkelanjutan, maksud dari sentra pembinaan olahraga dalam ketentuan ini adalah suatu wadah yang dirancang untuk membina dan mengembangkan olahragawan yang berpotensi sebagai olahragawan bertaraf Nasional atau Internasional. Karena

3 itulah, manusia dapat bertahan dan terus kian maju melalui proses aktif dalam membentuk dirinya dan dunia sekitarnya. Suatu perkembangan prestasi olahraga, perlu dan terus dilaksanakan pembinaan olahragawan sedini mungkin melalui pencarian dan pemantauan bakat, pembibitan, pendidikan dan pelatihan olahraga prestasi yang didasarkan pada ilmu pengetahuan dan teknologi secara lebih efektif serta peningkatan kualitas organisasi olahraga baik tingkat pusat maupun daerah. Untuk membina atau melahirkan atlet yang berprestasi diperlukan suatu proses pembinaan jangka panjang yang memerlukan penanganan secara sistematis, terarah, terencana dan konsisten serta dilakukan sejak dini atau usia anak sekolah dasar dan didukung ilmu pengetahuan dan teknologi keolahragaan (Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 pasal 20).Oleh sebab itu para pemerhati olahraga Indonesia seharusnya dapat menyatukan suara dalam membangun olahraga di Indonesia karena sistem pembinaan olahraga sangat ditentukan oleh input dan proces pembinaan. Hal ini dapat dilihat bahwa calon atlet yang sedang berlatih sering kali tidak diawali dengan pemanduan bakat, melainkan lebih didasari pada kemauan dan kesenangan calon atlet, pemilihan calon atlet yang akan dibina dalam suatu pemusatan atlet sering kali hanya didasarkan pada hasil pengamatan dan hasil suatu kejuaraan tertentu, dan tidak disertai dengan parameter atau kriteria yang merupakan faktor utama dalam meningkatkan prestasi seorang atlet, para pembina dalam pemilihan olahraga cenderung membina atlet yang berminat dalam cabang olahraga yang diminati saja tanpa memperhitungkan apakah atlit tersebut cukup

4 berbakat atau berpotensi untuk dapat ditingkatkan prestasinya dalam cabang olahraga tertentu. Calon atlet cenderung memilih cabang olahraga yang populer dan banyak disenangi oleh lingkungan masyarakat sekitarnya tanpa memperhitungkan kesesuaian cabang olahraga tertentu sehinggga dapat berprestasi, belum ada standar baku dan alat ukur yang digunakan untuk melaksanakan pemanduan bakat, belum ada sistem pemanduan bakat yang berjalan efektif dan efesien. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonom dinyatakan bahwa kewenangan pemerintah pusat dalam bidang olahraga adalah sebagai pemberian dukungan untuk pembangunan sarana dan prasarana olahraga, Penetapan pedoman pemberdayaan masyarakat olahraga dan penetapan kebijakan dalam penentuan kegiatan-kegiatan olahraga Nasional atau Internasional. Pembinaanolahraga prestasi bertujuan untuk mengembangkan olahragawan secara terencana, berjenjang, dan berkelanjutan melalui kompetisi atau kejuaraan-kejuaraan untuk mencapai prestasi dengan dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi keolahragaan. Lingkup standar keolahragaan, meliputi Standar Kompetensi Tenaga Keolahrgaan (2) Standar Isi Program Penataran/Pelatihan Tenaga Keolahragaan, (3) Standar Sarana dan Prasarana olahraga, (4) Standar Pengelolaan Organisasi Keolahragaan, (5) Standar Penyelenggaraan keolahragaan, dan (6) Standar Pelayanan Minimal Keolahragaan PP No. 16 Tahun 2007, pasal 84 dan 85 (Kristiyanto, 2012: 22).

5 Pembibitan olahraga merupakan sebuah tahap penting dalam pembinaan prestasi olahraga yang merupakan pondasi dari bangunan sistem pembinaan prestasi olahraga. Jadi untuk mencapai jenjang prestasi tinggi diperlukan system pembibitan yang baik. Tanpa pembibitan yang tersistem dengan baik maka tahap pencapaian prestasi tidak akan tercapai dengan baik. Sistem Pembibitan yang baik adalah system pembibitan yang mampu memberikan pondasi yang kuat untuk menuju ke tahap selanjutnya yaitu spesialisasi yang selanjutnya secara berkelanjutan dibina menjadi prestasi tingkat tinggi.penetapan cabang olahraga seharusnya ditetapkan berdasarkan Sumber Daya Manusia olahraga (Pengurus, Pelatih, dan Atlet), sarana dan prasarana olahraga yang dimiliki dan kebijakan pemerintah dalam penyediaan dana pembinaan olahraga prestasi sesuai dengan aspek-aspek standar minimal perkembangan prestasi (PP No 16 Tahun 2007 pasal 93: 4). Pencapaian prestasi yang berkelanjutan adalah terciptanya sistem peralihan yang baik antara satu generasi atlet berprestasi ke generasi selanjutnya, sehingga tidak terjadi kesenjangan antara satu generasi atlet berprestasi ke generasi penggantinya (pelapisnya) sehingga prestasi tinggi dapat dicapai secara berantai dari satu generasi ke generasi selanjutnya. Untuk itu pembibitan olahraga harus ditata dengan pola yang terstruktur sesuai dengan fungsi perkembangan atlet pada usia pembibitan. Usia pembibitan olahraga di Indonesia ditetapkan berdasarkan jenjang pendidikan yaitu pada usia Sekolah Dasar (SD) sampai dengan Sekolah Menengah Atas (SMA).

6 Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (PPO) Provinsi NTT melalui bidang keolahragaan terus berupaya memaksimalkan keberadaan Pusat Pembinaan dan Latihan Pelajar (PPLP) yang merupakan wadah pembinan dan pengembangan atlet pelajar.keberadaan PPLP ini penting untuk terus dimaksimalkan karena terbukti mampu menghasilkan atlet-atlet yang berprestasi pada tahun-tahun sebelumnya baik tingkat Daerah, Nasional maupun International.PPLP yang dibentuk sejak tahun 1989 di Provinsi Nusa Tenggara Timur, awalnya berada dibawah naungan Direktorat Jenderal Olahraga Depdiknas, yang kemudian dilebur kedalam Kementrian Negara Pemuda dan Olahraga, bertujuan untuk melakukan pembinaan terhadap atlet potensial sejak usia dini, terutama para pelajar sekolah yang memang memiliki bakat dan potensi yang perlu diasah, sehingga mampu berpretasi. Sejak awal berdiri di Nusa Tenggara Timur, Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar telah membina atlit dari lima cabang olahraga yang dinilai potensial, yaitu tinju, atletik, taekwondo, pencaksilat, dan takraw yang memang merupakan cabang unggulan di Provinsi ini namun diperioritaskan hanya 4 (empat) cabang olahraga saja yaitu tinju, atletik, taekwondo serta pencaksilat. Kehadiran PPLP Provinsi NTT sebagai wahana untuk merekrut atlet-atlet potensial ternyata cukup menjanjikan di tahun-tahun sebelumnya, dimana beberapa atlet yang mampu menyumbangkan prestasinyabersedia untuk dibina pada PPLP ini, perkembangan prestasi atlet cabang olahraga prioritas di PPLP Provinsi ini mengalami perkembangan, bahkan

7 bersaing dengan atlet PPLP lainnya, akan tetapi hal itu masih mengalami kendalakendala yang diuraikan sebelumnya. Provinsi NTT merupakan salah satu Provinsi yang memiliki aset dalam menyumbangkan atlet berprestasi khususnya di PPLP Provinsi NTT dan NTT secara umum baik tingkat Nasional maupun Internasional.Pada setiap kegiatan kejuaraan baik tingkat Pelajar maupun masyarakat, maka kontribusi atlet untuk menyumbangkan medali tentu ada.untuk itu dapat dikatakan bahwa PPLP Provinsi NTT termasuk salah satu PPLP yang berpotensi untuk pembibitan atlet.selain itu, PPLP Provinsi NTT merupakan salah satu Instansi yang memiliki kepedulian untuk terlibat secara aktif dalammeningkatkan prestasi olahraga Indonesia.Sebagai indikasinya adalah keinginan untukmewujudkan Atlet Pelajar yang berprestasi yaitu dibidang non akademik.sesuai dengan UUSKN dapat membawa dampak positif bagi masa depan olahraga di Indonesia namun pada kenyataannya 2013 catatan prestasi atlet cabang prioritas PPLP Provinsi NTT sangat memprihatinkan dalam hal kejuaraan-kejuaraan, baik itu tingkat Daerah, Nasional maupun Internasional.Dari kenyataan tersebut perkembangan prestasi yang diperoleh atlet pelajar Provinsi NTT dalam mengikuti Kejuaraan olahraga seperti Pekan Olahraga Daerah (PORDA), Pekan Olahraga Provinsi (PORPROV), Kejuaraan Nasional (KEJURNAS), kejuaraan antar PPLP, secara jelas di tahun 2013 pencapaian prestasi atlet PPLP Provinsi NTT, dimana atlet cabang olahraga tinju dan atletiklah yang memiliki prestasi maksimal dalam berbagai Kejuaraan. PPLP Provinsi NTT sebagai salah satu pusat pembinaan prestasi atlet memiliki

8 tugas dan tanggung jawab yang sama dalam melaksanakan pembinaan olahraga yang ada. Dengan adanya pembinaan olahraga di PPLP ini diharapkan dapat menyumbangkan prestasi atlet di tingkat Daerah, Nasional maupun Internasional. Berdasarkan kenyataan yang diungkap pada latar belakang di atas peneliti tertarik untuk meneliti tentang Analisis Perkembangan Prestasi Atlet Pusat Pendidikan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) Cabang Olahraga Prioritas Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013-2014 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka rumusan permasalahan pada penelitian ini yang dapat dirumuskan adalah: 1. Bagaimana Pembibitan Atlet pada Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP) Cabang Olahraga Prioritas Provinsi Nusa Tenggara Timur? 2. Bagaimana Pembinaan Atlet pada Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP) Cabang Olahraga Prioritas Provinsi Nusa Tenggara Timur? 3. Bagaimana Dukungan Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP) Cabang Olahraga Prioritas Provinsi Nusa Tenggara Timur? 4. Bagaimana Analisis Perkembangan Prestasi Atlet Pada Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP) Cabang Olahraga Prioritas Provinsi Nusa Tenggara Timur?

9 C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Mengetahui Pembibitan Atlet pada Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP) Cabang Olahraga Prioritas Provinsi Nusa Tenggara Timur 2. Mengetahui Pembinaan Atlet pada Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP) Cabang Olahraga Prioritas Provinsi Nusa Tenggara Timur 3. Mengetahui Dukungan Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP) Cabang Olahraga Prioritas Provinsi Nusa Tenggara Timur 4. Mengetahui Analisis Perkembangan Prestasi Atlet Pada Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP) Cabang Olahraga Prioritas Provinsi Nusa Tenggara Timur D. Asumsi Pemikiran Untuk memperjelas permasalahan dan pelaksanaan penelitian, maka sampel penelitian diasumsikan memiliki kriteria sebagai berikut: 1. Yang dijadikan sampel penelitian adalah Pengurus Pusat Pendidikan Dan Latihan Pelajar, Pelatih, dan Atlet yang ada di lokasi penelitian. 2. Selama penelitian sampel dalam keadaan sehat jasmani maupun rohani.

10 E. Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini yaitu: 1. Hasil-hasil yang positif dari penelitian ini dapat digunakan sebagai panduan dalam melaksanakan pembinaan prestasi atlet di PPLP Provinsi Nusa Tenggara Timur. 2. Sebagai salah satu masukan untuk perkembangan olahraga khususnya olahraga prestasi cabang olahraga Prioritas di PPLP Provinsi Nusa Tenggara Timur. 3. Sebagai informasi bagi pembaca agar mengetahui perkembangan prestasi atlet pelajar di PPLP Provinsi Nusa Tenggara Timur 4. Bagi peneliti Sebagai salah satu syarat memproleh gelar Pascasarjana di Universitas Sebelas Maret Surakarta.