BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut James C. Van Horne, (2013:36) menyebutkan bahwa, Laporan adalah

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORI. dapat diketahui dari laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan. Laporan

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB II BAHAN RUJUKAN. Menurut Kasmir (2010) menjelaskan bahwa : Sedangkan Najmudin (2011) menyatakan bahwa :

Dwi Ningrum Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan Akuntansi Universitas Dian Nuswantoro Semarang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menilai Kinerja Manajemen Keuangan Perusahaan pada Pabrik Gula Kebon

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. akan sangat bermanfaat bagi penganalisa laporan keuangan untuk dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Indonesia merupakan salah satu negara tujuan investasi paling

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Menurut Hery (2012:3) laporan keuangan

BAB II LANDASAN TEORI. BUMN menurut undang-undang Nomor 19 Tahun 2003 bab I pasal 1 adalah badan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan merupakan hasil dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Posisi Keuangan Posisi keuangan merupakan salah satu informasi yang disediakan

BAB II LANDASAN TEORI. keuangan, jadi laporan keuangan merupakan suatu ringkasan transaksi yang

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PADA PT INDOFARMA (PERSERO) TBK (Berdasarkan Keputusan Menteri BUMN Nomor :KEP- 100/MBU/2002)

BAB I PENDAHULUAN. berada dalam kondisi sehat akan mampu menghadapi tingkat persaingan dengan

EVALUASI KINERJA KEUANGAN PT. PLN (PERSERO) PERIODE

1. Pengertian dan Jenis Laporan Keuangan 2. Manfaat, Tujuan dan Skema ALK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul (Barlian, 2003). (Orniati, 2009).

BAB II LANDASAN TEORI. dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan

Fandi Wijaya Raden Rustam Hidayat Sri Sulasmiyati Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Alat analisis laporan keuangan H A S B I A N A D A L I M U N T H E S E., M. A K

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN BUMN PT. KIMIA FARMA (PERSERO) Tbk PERIODE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUN PUSTAKA. Penelitian Terdahulu dilakukan oleh Vera Febrina Chirsti (2012). yaitu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. (Irham Fahmi, 2011 : 239)

Analisis Laporan Keuangan Pada PT. Pos Indonesia (Persero)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan, serta penginterpretasian atas hasilnya sehingga dapat digunakan oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. Sugiono (2008 : 2) memaparkan bahwa secara umum metode penelitian

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan 2.2. Laporan Keuangan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan Pengertian Laporan Keuangan

Analisis Tingkat Kesehatan Keuangan Pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Samarinda

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penguji dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT SEMEN INDONESIA (PERSERO) TBK BERDASARKAN KEPUTUSAN MENTERI BUMN NOMOR: KEP-100/MBU/2002 PERIODE SKRIPSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Journal of Applied Business and Economics Vol. 3 No. 1 (Sept 2016) 35-49

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TELAAH PUSTAKA Pengertian Kinerja Keuangan Perusahaan

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan Pengertian Laporan Keuangan

PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN KEUANGAN PT. PEGADAIAN (PERSERO) BERDASARKAN KEPUTUSAN MENTERI BUMN NO: KEP-100/MBU/2002

BAB I PENDAHULUAN. Kompas.com harga saham Garuda pada saat Initial Public Offering (IPO), hargas

BAB II LANDASAN TEORI. satunya Prof. Dr. Ridwan S. Sundjaja, Drs., M.S.B.A., & Dra. Inge Berlian, Ak,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Laporan Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB V PENUTUP. Mengukur Kinerja Keuangan pada PT Kalbe Farma Tbk Periode di atas,

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dilakukan dengan hasil yang beragam. Hayati (2011), arus kas secara simultan

Daftar skor penilaian indikator-indikator aspek keuangan. Tabel 2.2 Daftar skor penilaian ROE ROI (%)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. peneliti terdahulu yang mengkaji antara lain: informasi penelitian diperoleh dari Bursa Efek Indonesia.

BAB II KERANGKA TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. suatu proses untuk menghasilkan sesuatu (output) atau pencapaian suatu tujuan

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitiaan ini menggunakan populasi dari perusahaan BUMN Non

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM DI KABUPATEN KUPANG

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN TEORI DAN PRAKTEK

II. TINJAUAN PUSTAKA Kinerja Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Akuntansi merupakan suatu sistem informasi yang memberikan

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Arti Pentingnya Laporan Keuangan. suatu proses akuntansi. Laporan keuangan berisikan data-data yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Penelitian ini membutuhkan kajian sebagai berikut : yang terjadi dalam suatu perusahaan. menggambarkan kinerja perusahaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan kebangkrutan dikarenakan banyaknya perusahaan yang akhirnya. gulung tikar karena faktor keuangan yang tidak sehat.

ANALISIS KESEHATAN KEUANGAN SERTA PREDIKSI TINGKAT KEBANGKRUTAN PADA PT ADHI KARYA (PERSERO) TBK DENGAN METODE ALTMAN Z-SCORE

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Pengertian laporan keuangan menurut Brigham (2010:84) Laporan keuangan adalah beberapa lembar kertas dengan angka-angka yang tertulis di atasnya, tetapi penting juga untuk memikirkan aset-aset nyata yang berada dibalik angka tersebut. Menurut Munawir (2010:2) yaitu : Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau akivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut. Menurut Kasmir (2012:7) Laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan saat ini atau dalam suatu periode tertentu. Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan adalah hasil akhir dari suatu proses akuntansi selama periode tertentu yang menghasilkan informasi keuangan yang terdiri dari laporan posisi keuangan, laporan laba rugi dan laporan perubahan ekuitas. Laporan keuangan digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi dan pengambilan keputusan oleh pihak-pihak yang berkepentingan. Selanjutnya laporan keuangan untuk BUMN diatur dalam Undang-undang Nomor 40 tahun 2007 pada pasal 66 yang berisi tentang laporan tahunan. Bunyi dari Undang-undang Nomor 40 tahun 2007 adalah sebagai berikut : 1. Direksi menyampaikan laporan tahunan kepada RUPS setelah ditelaah oleh Dewan Komisaris dalam jangka waktu paling lambat 6 (enam) bulan setelah tahun buku Perseroan berakhir. 2. Laporan tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 harus memuat sekurang-kurangnya: a. Laporan keuangan yang terdiri atas sekurang-kurangnya laporan posisi keuangan akhir tahun buku yang baru lampau dalam perbandingan dengan tahun buku sebelumnya, laporan laba rugi dari tahun buku yang bersangkutan, laporan arus kas, dan laporan perubahan ekuitas, serta catatan atas laporan keuangan tersebut. b. Laporan mengenai kegiatan Perseroan. c. Laporan pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan; d. Rincian masalah yang timbul selama tahun buku yang mempengaruhi kegiatan usaha Perseroan. 8

2 e. Laporan mengenai tugas pengawasan yang telah dilaksanakan oleh Dewan Komisaris selama tahun buku yang baru lampau. f. Nama anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris. g. Gaji dan tunjangan bagi anggota Direksi dan gaji atau honorarium dan tunjangan bagi anggota Dewan Komisaris Perseroan untuk tahun yang baru lampau. 3. Laporan keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a disusun berdasarkan standar akuntansi keuangan. 4. Laporan posisi keuangan dan laporan laba rugi dari tahun buku yang bersangkutan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a bagi Perseroan yang wajib diaudit, harus disampaikan kepada Menteri sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Berdasarkan penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa laporan keuangan pada perusahaan BUMN harus disusun berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dan wajib diaudit oleh Badan Pengawas Keuangan (BPK) atau Kantor Akuntan Publik (KAP) yang ditunjuk. Laporan tahunan ini harus disampaikan paling lambat 6 bulan setelah tahun buku Perseroan berakhir, setelah itu ditelaah oleh Dewan Komisaris. Kemudian Direksi menyampaikannya kepada RUPS yang selanjutnya akan diserahkan kepada Menteri BUMN. 2.1.2 Tujuan Laporan Keuangan Setiap laporan keuangan yang dibuat mempunyai tujuan tertentu. Tujuan laporan keuangan disusun guna memenuhi kepentingan berbagai pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan. Tujuan pembuatan atau penyusunan laporan keuangan menurut Kasmir (2012:10) adalah 1. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang dimiliki perusahaan saat ini; 2. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal yang dimiliki perusahaan saat ini; 3. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang diperoleh pada suatu peiode tertentu. 4. Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam suatu periode perusahaan tertentu. 5. Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi terhadap aktiva, pasiva, dan modal perusahaan. 6. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam suatu periode. 7. Memberikan informasi tentang catatan-catatan atas laporan keuangan 8. Informasi keuangan lainnya. 2.2 Pengertian dan Tujuan Analisis Laporan Keuangan 2.2.1 Pengertian Analisis Laporan Keuangan

3 Menurut Hery (2015:129) Analisis laporan keuangan adalah suatu metode yang membantu para pengambil keputusan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan perusahaan melalui informasi yang didapat dari laporan keuangan. Menurut Subramanyam (2014:4) analisis laporan keuangan yaitu Analisis laporan keuangan (financial statement analysis) adalah aplikasi dari alat dan teknik analisis untuk laporan keuangan bertujuan umum dan data-data berkaitan untuk menghasilkan estimasi dan kesimpulan yang bermanfaat dalam analisis bisnis. Analisis laporan keuangan mengurangi keputusan, serta mengurangi ketidakpastian analisis bisnis. Beberapa definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa analisis laporan keuangan adalah suatu metode untuk membedah dan menelaah laporan keuangan kedalam unsur-unsurnya agar dapat diperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai keadaan keuangan perusahaan. Informasi yang didapat dari analisis laporan keuangan dapat mengurangi ketidakpastian dalam pengambilan keputusan bisnis. 2.2.2 Tujuan Analisis Laporan Keuangan Analisis laporan keuangan yang dilakukan unuk beberapa periode adalah menganalisis antara akun-akun yang ada dalam satu laporan keuangan. Dalam menganalisis dapat dilakukan antara satu laporan dengan laporan lainnya, hal ini dilakukan dalam ketepatan menilai kinerja manajemen dari periode ke periode lainnya. Analisis laporan keuangan pada dasarnya untuk menambah informasi yang ada dalam suatu laporan keuangan perusahaan. Menurut Nainggolan dalam artikelnya tujuan dari analisis laporan keuangan bagi suatu perusahaan, yaitu : 1. Memberikan informasi yang lebih luas dan mendetail dibandingkan dengan hanya laporan keuangan saja. 2. Memberikan informasi kesalahan yang terkandung dalam laporan keuangan. 3. Dapat menunjukkan hal-hal yang tidak konsisten dalam penyajian laporan keuangan. 4. Dapat memberikan informasi yang berguna bagi pengambil keputusan di suatu perusahaan. 5. Menunjukkan peringkat perusahaan dalam kriteria tertentu. 6. Dapat digunakan untuk membandingkan suatu perusahaan dengan perusahaan lain. 7. Memberikan informasi keadaan perusahaan saat ini.

4 8. Sebagai dasar untuk memprediksi keadaan perusahaan dimasa yang akan datang. 9. Sebagai dasar informasi perusahaan untuk mengambil tindakan investasi, merger, atau akuisisi perusahaan. 10. Untuk menilai prestasi manajemen, operasional dan efisisensi perusahaan. Secara umum tujuan dan manfaat dilakukannya analisis laporan keuangan menurut Hery (2015:133) adalah sebagai berikut: 1. Unuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam suatu periode tertentu, baik aset, liabilitas, ekuitas, maupun hasil usaha yang telah dicapai selama beberapa periode. 2. Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan yang menjadi kekurangan perusahaan. 3. Untuk mengetahui kekuatan-kekuatan yang menjadi keungggulan perusahaan. 4. Untuk menentukan langkah-langkah perbaikan yang perlu dilakukan dimasa mendatang, khususnya yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan saat ini. 5. Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen. 6. Sebagai pembanding dengan perusahaan sejenis, terutama mengenai hasil yang telah dicapai. 2.3 Metode dan Teknik Analisis Laporan Keuangan Untuk melakukan analisis laporan keuangan diperlukan metode dan teknik analisis yang tepat. Tujuan penentuan metode dan teknik analisis yang tepat adalah agar laporan keuangan tersebut dapat memberikan hasil yang maksimal. Ada dua macam metode analisis laporan keuangan menurut Munawir (2010:36) yaitu sebagai berikut: 1. Analisis Vertikal (Statis) Analisis vertikal merupakan analisis yang dilakukan terhadap hanya satu periode pelaporan keuangan saja. Analisis dilakukan antara pos-pos yang adadalam satu periode. 2. Analisis Horizontal (Dinamis) Analisis Horizontal merupakan analisis yang dilakukan dengan membandingkan laporan keuangan untuk beberapa periode dari hasil analisis ini akan terlihat perkembangan perusahaan dari periode yang satu ke periode yang lain. Teknik analisis merupakan alat analisa yang digunakan untuk mengukur hubungan antara akun-akun yang ada dalam laporan keuangan, sehingga dapat

5 diketahui perubahan dari masing-masing akun bila dibandingkan dengan laporan keuangan dari beberapa periode untuk satu perusahaan tertentu. Menurut Kasmir (2012:70) teknik analisis yang digunakan dalam analisis laporan keuangan, yaitu: 1. Analisis Perbandingan Antara Laporan Keuangan 2. Analisis Trend 3. Analisis Persentase Per Komponen 4. Analisis Sumber Dan Penggunaan Dana 5. Analisis Sumber Dan Penggunaan Kas 6. Analisis Rasio 7. Analisis Kredit 8. Analisis Laba Kotor 9. Analisis Titik Pulang Pokok atau titik impas (Break even point) 2.4 Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: KEP- 100/MBU/2002 tentang penilaian kesehatan keuangan BUMN Tingkat kesehatan perusahaan diperlukan untuk melihat apakah keuangan dalam suatu perusahaan itu dalam keadaan sehat atau tidak. Hal ini dapat dilakukan dengan membandingkan rasio keuangan. Dengan membandingkan dan menganalisis rasio keuangan tersebut dapat mengetahui rasio profitabilitas, rasio likuiditas, rasio aktivitas dan rasio solvabilitas suatu perusahaan dalam suatu periode tertentu. Hal ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesehatan perusahaan tersebut. Pada prinsipya penilaian kesehatan keuangan merupakan kepentingan pemilik, pimpinan perusahaan, investor, kreditur dan pemerintah. Keputusan Menteri ini merupakan ketentuan yang menjadi dasar hukum yang kuat bagi PT PLN untuk menilai tingkat kesehatan keuangan. Dengan dikeluarkannya Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: KEP-100/MBU/2002 tentang Penilaian kesehatan keuangan BUMN, diharapkan hasil yang diperoleh dari penilaian tersebut dapat menunjukkan kriteria kesehatan PT PLN. Rasio Keuangan menurut Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: KEP-100/MBU/2002 yang digunakan unuk menilai kesehatan keuangan dapat dilihat pada tabel 2.1

6 Tabel 2.1 Keputusan Menteri BUMN Nomor: KEP-100/MBU/2002 Tentang Penilaian Kesehatan Keuangan BUMN No INDIKATOR BOBOT PENILAIAN

7 1 Rasio Profitabilitas : A. Imbalan Kepada Pemegang saham (ROE) 15 X 100 % Daftar skor penilaian ROE ROE % SKOR 15 < ROE 15 13 < ROE<= 15 13,5 11< ROE <= 13 12 9 < ROE <= 11 10,5 7,9<ROE <= 9 9 6,6<ROE <= 7,9 7.5 5,3<ROE <= 6,6 6 4 <ROE <= 5,3 5 2,5 <ROE<= 4 4 1 <ROE <= 2,5 3 0 <ROE <= 1 1,5 ROE< 0 1 No BOBOT PENILAIANAN 10 INDIKATOR

8 B.Imbalan Investasi (ROI) Daftar skor penilaian ROI ROI % 18 < ROI 15 < ROI <= 18 13 < ROI <= 15 12 < ROI <= 13 10,5 <ROI <= 12 9 <ROI <= 10,5 7 <ROI <= 9 5 <ROI <= 7 3 <ROI <= 5 1 <ROI <= 3 0 <ROI <= 1 ROI < 0 SKOR 10 9 8 7 6 5 4 3,5 3 2,5 2 0

9 2 Rasio Likuiditas: A. Rasio Kas 3 No BOBOT PENILAIAN INDIKATOR Daftar skor penilaian Rasio Kas RASIO KAS =x % x > = 35 25 < = x < 35 15 < = x < 25 10 < = x < 15 5 < = x < 10 0< = x < 5 SKOR 3 2,5 2 1,5 1 0 4 B. Rasio Lancar/Current Ratio Daftar skor penilaian Rasio lancar RASIO LANCAR =x % 125 <= x SKOR 3

10 110 < = x < 125 100 <= x < 110 95 <= x < 100 90 < = x < 95 x < 90 2,5 2 1,5 1 0 3 Rasio Aktivitas : 4 A. Collection Periods (CP) No BOBOT PENILAIAN INDIKATOR Daftar Skor CP CP = x (hari) Perbaikan=x(hari) Skor x <= 60 x > 35 4 60 < x <= 90 30 < x <=35 3,5 90 < x <= 120 25 < x <=30 3 120 < x <= 150 20 < x <=25 2,5 150 < x <= 180 15 < x <=20 2 180 < x <= 210 10 < x <=15 1,6 210 < x <= 240 6 < x <=10 1,2 240 < x <= 270 3 < x <= 6 0,8 270 < x <= 300 1 < x <= 3 0,4 300< x 1 < x <=1 0 4 B. Perputaran Persediaan

11 Daftar skor perputaran persediaaan PP = x (hari) Perbaikan (hari) Skor x <= 60 35 < x 4 60 < x <= 90 30 < x <=35 3,5 90 < x <= 120 25 < x <=30 3 120 < x <= 150 20 < x <=25 2,5 150 < x <= 180 15 < x <=20 2 180 < x <= 210 10 < x <=15 1,6 210 < x <= 240 6 < x <=10 1,2 240 < x <= 270 3 < x <= 6 0,8 270 < x <= 300 1 < x <= 3 0,4 300< x 1 < x <=1 0 No BOBOT PENILAIAN INDIKATOR C. Perputaran Total Aset Daftar skor perputaran total aset TATO = x (hari) Perbaikan (hari) Skor 120< x 20 < x 4 105< x <= 120 15 < x <=20 3,5 90 < x <= 105 10 < x <=15 3 75 < x <= 90 5 < x <=10 2,5 60 < x <= 75 0 < x <= 5 2 40 < x <= 60 x <=0 1,5 20 < x <= 40 x < 0 1 <= 20 x < 0 0,5

12 4 Rasio Solvabilitas 6 a. Rasio total modal sendiri terhadap total aset Daftar Skor Rasio TMS terhadap TA TMS thd TA % = X Skor x < 0 0 0 < = x < 10 2 10 < = x < 20 3 20 < = x < 30 4 30 < = x < 40 6 40 < = x < 50 5,5 50 < = x < 60 5 60 < = x < 70 4,5 70 < = x < 80 4,25 80 < = x < 90 4 90 < = x < 100 3,5 TOTAL BOBOT 50 Sumber: Tata cara penilaian kesehatan BUMN non jasa keuangan, 2016 Berdasarkan Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: KEP-100/MBU/2002 pengertian dari rasio-rasio tersebut sebagai berikut : 1. Rasio Profitabilitas Rasio Profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan. Komponen rasio profitabilitas meliputi: a. Imbalan Kepada Pemegang Saham (ROE) Yaitu rasio yang memperlihatkan sejauh mana kah perusahaan dalam mengelola modal sendiri secara efektif. b. Imbalan Investasi (ROI) Yaitu rasio yang mengukur kemampuan modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aset untuk menghasilkan keuntungan bersih. 2. Rasio Likuiditas Rasio likuiditas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek yang segera harus dipenuhi komponen rasio likuiditas meliputi: a. Rasio Kas Yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang.

13 b. Rasio Lancar Yaitu rasio untuk mengukur kemampuan erushaan dalam membayar kewajiban jangka pendek yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. c. Collection Periods Yaitu rasio yang menunjukkan seberapa cepat perusahaan dapat menagih piutangnya. 3. Rasio Aktivitas Rasio aktivias merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menggunakan aset yang dimilikinya. Komponen rasio aktivias meliputi: a. Perputaran Persediaan Yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana yng ditanam dalam persediaan ini berputar dalam suatu periode. b. Perputaran total aset Yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur perputran semua aset yang dimiliki perusahaan an mengukur berapa jumlah penjualan yang diperoleh dari tiap aset 4. Rasio Solvabilitas Rasio solvabilitas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar seluruh kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan dibubarkan (dilikuidasi). Komponen rasio solvabilitas meliputi: a. Rasio Modal Sendiri terhadap Total Asset Yaitu rasio yang menunjukkan pentingnya sumber modal pinjaman dan tingkat keamanan yang dimiliki oleh kreditor Setelah perhitungan rasio keuangan maka diperoleh nilai dari masingmasing rasio. Kemudian mencocokan persentase dari masing-masing rasio sesuai dengan skor yang telah ditetapkan. Selanjutnya hitung jumlah masing-masing skor dan masukkan pada bobot penilaian. Setelah itu menghitung nilai bersih dengan cara menjumlahkan total bobot penilaian dari masing-msing rasio, setelah nilai bersih diperoleh, untuk mengetahui kategori tingkat kesehatan PT PLN S2JB Area Palembang, pada aspek keuangannya dibuat ekuivalen dengan cara membagi total skor dengan bobot kinerja aspek keuangan sebesar 50%. Setelah semua perhitungan selesai, selanjutnya menganalisis hasil perhitungan rasio keuangan secara deskriptif dengan melihat tabel 2.2 penilaian tingkat kesehatan

14 BUMN. Tabel 2.2 Dasar Perhitungan Kesehatan Keuangan BUMN Menurut Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: KEP-100/MBU/2002 SEHAT Kategori Keterangan - AAA apabila total skor (TS) lebih besar dari 95 - AA apabila 80 < TS < 95 - A apabila 65 < TS < 80 KURANG SEHAT - BBB apabila 50 < TS < 65 - BB apabila 40 < TS < 50 - B apabila 30 < TS < 40 TIDAK SEHAT - CCC apabila 20 < TS < 30 - CC apabila 10 < TS < 20 - C apabila TS < 10 Sumber: Tata cara penilaian kesehatan BUMN non jasa keuangan, 2016