BAB I PENDAHULUAN. bertujuan memberikan penguasaan lisan dan tertulis kepada para pembelajar

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, bahasa Indonesia semakin diminati oleh orang-orang asing atau

BAB I PENDAHULUAN. siswa dalam mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di sekolah. Siswa

BAB I PENDAHULUAN. gramatikal dalam bahasa berkaitan dengan telaah struktur bahasa yang berkaitan. dengan sistem kata, frasa, klausa, dan kalimat.

KONSTRUKSI SINTAKSIS KALIMAT TULIS PEMBELAJAR ASING BAHASA INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam Bab 1 ini, penulis menjelaskan hal-hal yang menjadi latar belakang

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA OLEH SISWA ASING Oleh Rika Widawati

BAB 3 METODE PENELITIAN. penyusunan struktur kalimat pada pembelajar asing tingkat dasar.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. sulit menuangkan pikiran secara teratur dan baik). Selain itu siswa juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai kaum terpelajar siswa dan mahasiswa dituntut untuk bisa

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup suatu Bangsa dan Negara. Hal ini karena pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kemiripan makna dalam suatu bentuk kebahasaan dapat menimbulkan

Alat Sintaksis. Kata Tugas (Partikel) Intonasi. Peran. Alat SINTAKSIS. Bahasan dalam Sintaksis. Morfologi. Sintaksis URUTAN KATA 03/01/2015

2014 KEEFEKTIFAN MOD EL PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING) D ALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS D ISKUSI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA TATARAN SINTAKSIS PADA PENULISAN TEKS EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 7 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB II KAJIAN TEORI. Persinggungan antara dua bahasa atau lebih akan menyebabkan kontak

BAHASA INDONESIA. Karakteristik Bahasa Indonesia. Sri Rahayu Handayani, S.Pd. MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Akuntansi

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB V P E N U T U P. Ketika kita membaca semua tulisan dalam tesis yang berjudul Kalimat

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

TATA KATA DAN TATA ISTILAH BAHASA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang dipergunakan

KESALAHAN BERBAHASA INDONESIA MAHASISWA S-1 PGSD STIKIP NUUWAR FAK-FAK. Murtiningsih Universitas Negeri Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap orang perlu mengungkapkan ide atau gagasan pada orang lain.

STRUKTUR KALIMAT BAHASA INDONESIA DALAM KARANGAN DESKRIPSI MAHASISWA PROGRAM BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA.

Promotor: Prof. Dr. H. Samsuddin A.R., M.S. Ko-Promotor: Prof. Dr. Iskandarwassid, M.Pd. Anggota: Prof. Dr. Hj. Nenden Sri Lengkanawati, M. Pd.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan menulis merupakan salah satu kemampuan berbahasa yang

I. PENDAHULUAN. Terampil berbahasa Indonesia merupakan salah satu tujuan yang harus dicapai

BAB I PENDAHULUAN. peristiwa berkomunikasi. Di dalam berkomunikasi dan berinteraksi, manusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PEMBELAJARAN SINTAKSIS BAGI PEMBELAJAR ASING YANG BERBAHASA PERTAMA BAHASA INGGRIS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dinda A Ramadhania, 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. melainkan harus melalui proses pembelajaran dengan waktu yang lama untuk

BAB I PENDAHULUAN. kesistematisan dari jalan pikiran dan perasaan dalam bentuk tulis. Menurut Chaer dan

BAB I PENDAHULUAN. dimengerti dan digunakan untuk berinteraksi dengan orang lain. Adapun cara-cara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan berbahasa erat hubungannya dengan kemampuan berpikir.

BAB II KERANGKA TEORETIS, KERANGKA KONSEPTUAL, DAN PERTANYAAN PENELITIAN. Kerangka teoretis merupakan suatu rancangan teori-teori mengenai hakikat

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA DALAM TATARAN SINTAKSIS PADA PIDATO SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 TIGANDERKET TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 2 LANDASAN TEORETIS

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat hidup sendiri di dalam masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan kemampuan berbahasa produktif yang penting

I. PENDAHULUAN. Manusia dalam kehidupan sehari-hari selalu berinteraksi dengan yang lainnya. Begitu pula

BAB I PENDAHULUAN. Pemakaian bahasa Indonesia mulai dari sekolah dasar (SD) sampai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik adalah ilmu tentang bahasa; penyelidikan bahasa secara ilmiah (Kridalaksana,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang mempunyai

BASINDO Jurnal Kajian Bahasa, Sastra Indonesia, dan Pembelajarannya Vol 1 No 1 - April 2017 (14-24)

BAB I PENDAHULUAN. E. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa Indonesia adalah pembelajaran yang lebih menekankan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berhasil menerjemahkan suatu teks dari bahasa sumber ke bahasa sasaran jika ia

2016 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METOD E COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) D ALAM MENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBUAT KALIMAT BAHASA JEPANG

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan alat untuk berinteraksi dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Shindy Grafina Callista, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia di sekolah memegang peranan penting dalam mengupayakan dan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah mahluk sosial yang sempurna dibandingkan dengan mahluk ciptaan

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Unsur sintaksis yang terkecil adalah frasa. Menurut pandangan seorang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting dalam kehidupan

: Bahasa Indonesia dalam Psikologi. Kalimat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Morfologi merupakan cabang ilmu linguistik yang mengkaji tentang

BAB 1 PENDAHULUAN. teknologi dan seni. Peningkatan pengetahuan berbahasa Indonesia berhubungan

BAB I PENDAHULUAN. alat untuk menyampaikan gagasan, pikiran, maksud, serta tujuan kepada orang lain.

RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER ( R P K P S )

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. menulis. Keempat aspek keterampilan berbahasa itu saling berhubungan dalam proses

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peranan yang sangat penting untuk menuangkan ide pokok

RINGKASAN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam BAB I, peneliti memaparkan hal-hal yang melatarbelakangi penelitian, uraian masalah, tujuan dan manfaat dari penelitian ini.

BAB I PENDAHULUAN. fonologi, morfologi, sintaksis, dan leksikal. Penggunaan kata-kata dalam

ENGEMBANGAN MODEL BELAJAR KONSTRUKTIVIS DALAM PEMBELAJARAN MENULIS BAHASA INDONESIA. Oleh Dr. Nunuy Nurjanah, M.Pd.

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat. Bahasa sudah diajarkan sejak dulu baik di keluarga maupun di. peran yang sangat penting dalam proses pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. manusia dalam kehidupannya mulai dari bangun tidur, melakukan aktivitas, menyampaikan pendapat dan informasi melalui bahasa.

BAB 1 PENDAHULUAN. fonologi, morfologi, sintaksis, maupun semantik (Tarigan dan

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA PADA KALIMAT MAHASISWA THAILAND YANG BELAJAR DI UMS (ASPEK EJAAN, KEMUBAZIRAN, KEPADUAN, DAN KELOGISAN)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan berkomunikasi merupakan hal yang sangat diperlukan saat

BAB I PENDAHULUAN. daya tarik itu berasal dari aspek bahasa yaitu bahasa Indonesia. Banyak yang

BAB I PENDAHULUAN. Istilah sintaksis berasal dari bahasa Yunani (Sun + tattein) yang berarti

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah suatu sistem simbol lisan yang arbitrer yang dipakai oleh

, 2015 ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA RAGAM TULIS DALAM SURAT PRIBADI MAHASISWA KOREA DI YOUNGSAN UNIVERSITY

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas sumber manusia itu tergantung pada kualitas pendidikan. Peran

BAB I PENDAHULUAN. masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa

KALIMAT. Menu SK DAN KD. Pengantar: Bahasa bersifat Hierarki 01/08/2017. Oleh: Kompetensi Dasar: 3. Mahasiwa dapat menjelaskan kalimat

2015 PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN DESKRIPTIF MELALUI MEDIA LAGU BAGI PEMBELAJAR BIPA

BAB V TEKS ULASAN FILM/DRAMA

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. perasaan dengan memakai tanda-tanda, bunyi-bunyi, gesture, atau tanda-tanda yang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang efektif. Bahasa dan proses

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2014 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA PERMAINAN DOMINO DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGONJUGASIKAN VERBA BAHASA JERMAN

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dasarnya pembelajaran Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) dimaksudkan untuk memperkenalkan bahasa Indonesia kepada para penutur asing untuk berbagai kepentingan, baik pengajaran maupun komunikasi praktis. Sejalan dengan apa yang disampaikan Wojowasito bahwa pembelajaran suatu bahasa sebagai bahasa asing, termasuk di dalamnya bahasa Indonesia, bertujuan memberikan penguasaan lisan dan tertulis kepada para pembelajar (penutur asing). Dengan demikian, para pembelajar BIPA diharapkan mampu mempergunakan bahasa Indonesia baik lisan maupun tulis dengan lancar dan sekaligus dapat mengerti bahasa yang dipergunakan penutur aslinya (Wojowasito, 1977 dalam Nugraha,2000:1). Dalam pelaksanaan tujuan di atas dijumpai beberapa permasalahan yang masih perlu dipecahkan hingga kini. Permasalahan tersebut berupa kesalahankesalahan berbahasa yang biasa dilakukan oleh para pembelajar. Jika tidak segera diidentifikasi, dikhawatirkan akan mengakibatkan kendala yang berkelanjutan dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia. Secara umum, ada dua jenis kesalahan berbahasa yakni, kesalahan terbuka dan kesalahan tertutup. Kesalahan terbuka adalah kesalahan berbahasa pada tingkat ketatabahasaan yang terlihat dalam kalimat-kalimat yang dihasilkan pembelajar. Kesalahan tertutup merupakan

2 kesalahan yang tersembunyi di balik kalimat yang tersusun secara benar menurut tata bahasa; secara benar menurut kaidah ketatabahasaan tetapi tidak benar dari sudut semantiknya (Soenardji, 1989dalam Nugraha, 2000:2). Penelitian ini akan memfokuskan diri pada jenis kesalahan terbuka yang dialami pembelajar bahasa tingkat dasar. Kesalahan terbuka yang paling sering dijumpai dari para penutur asing tingkat dasar ialah pada tataran sintaksis. Hasil analisis atas kesalahan-kesalahan berbahasa Indonesia para pembelajar BIPA di ILCIC, P3 Bahasa, Universitas Sanata Dharma, periode 1999-2000 menguraikan bahwa kesalahan-kesalahan tersebut meliputi: (1) ketidakefektifan kalimat, (2) kesalahan pemilihan kata, (3) kesalahan penggunaan afiks, (4) tidak lengkapnya fungsi-fungsi kalimat, (5) kesalahan pemakaian preposisi, (6) pembalikan urutan kata, (7) kesalahan penggunaan konstruksi pasif, (8) kesalahan pemakaian konjungsi, (9) ketidaktepatan pemakaian yang, (10) kesalahan dalam pembentukan jamak. Hal di atas dapat dipahami karena pada tataran ini pembelajar bahasa akan dihadapkan pada struktur kalimat yang baru. Itu artinya, mereka harus menyesuaikan dengan struktur kalimat bahasa Indonesia. Semakin banyak perbedaan sistem struktur kalimat bahasa asli dengan bahasa yang akan dipelajari (dalam hal ini ialah bahasa Indonesia), maka akan semakin banyak kesulitan yang akan dijumpai oleh pembelajar bahasa Indonesia tersebut. Salah satu kaidah dalam struktur kalimat bahasa Indonesia ialah struktur kalimat yang berpola diterangkan, menerangkan (DM), seperti : gadis cantik, sepeda baru, dan lampu merah. Lain halnya dengan beberapa bahasa asing misalkan bahasa Inggris,

3 struktur kalimat dalam bahasa Inggris lazim berpola menerangkan, diterangkan (MD), seperti: beatiful girl, new bycycle, dan red lamp. Terkait dengan persoalan tersebut maka dibutuhkan media yang mendukung pembelajaran agar tujuan pembelajarannya dapat tercapai. Menurut Ibrahim dan Nana (2003:113) berbagai bentuk media dapat digunakan untuk meningkatkan pengalaman belajar ke arah yang lebih konkret. Pengajaran dengan menggunakan media tidak hanya menggunakan kata-kata (simbol verbal). Oleh karena itu, dapat kita harapkan diperolehnya hasil pengalaman belajar yang lebih berarti bagi siswa. Sejalan dengan hal tersebut, Gagne dan Briggs 1979 dalam Ibrahim dan Nana (2003:113) menekankan pentingnya media sebagai alat untuk merangsang proses belajar mengajar. Namun pada kenyataannya penggunaan media pembelajaran masih jarang dimanfaatkan oleh guru atau instruktur. Penelitian yang relevan dilakukan oleh Ningrum (2010) Efektivitas Penerapan Media Permainan Kartu Domino Pantun dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Siswa pada Pembelajaran Menulis Pantun (Penelitian Eksperimen Siswa Kelas XII D dan XII E SMP Negeri 29 Bandung Tahun Ajaran 2010/2011). Penelitian tersebut dilatarbelakangi oleh kesulitan siswa dalam menulis pantun sesuai dengan syarat-syarat pantun serta penentuan jenis dan bentuk pantun, kurangnya minat siswa terhadap pantun menimbulkan kurangnya kreativitas siswa dalam merangkai kata menjadi pantun yang sempurna dan sesuai dengan syarat-syarat pantun. Hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa kemampuan siswa dalam pemebelajaran menulis pantun pada kelas eksperimen yang telah diberikan

4 perlakuan dengan media permainan kartu domino pantun secara keseluruhan dapat dikategorikan cukup baik dibandingkan dengan metode diskusi pada kelas kontrol. Hal ini berdasarkan hasil perhitungan skor rata-rata untuk prates kelas kontrol sebesar 63,73 sedangkan skor rata-rata untuk pascates kelas eksperimen sebesar 71,13. Pada penelitian tersebut,media kartu yang digunakan adalah kartu domino. Hal ini karena dalam permainan kartu domino siswa dapa berinteraksi satu sama lain dengan mengikuti aturan-aturan tertentu untuk mencapai tujuantujuan tertentu pula. Penelitian lainnya yang dilakukan oleh Noviyanti (2010) Kesalahan- Kesalahan Berbahasa Indonesia pada Karangan Pembelajar BIPA di Balai Bahasa UPI. penelitian tersebut dilatarbelakangi kebutuhan bahasa Indonesia bagi orang asing yang semakin meningkat,terutama penggunaan bahasa Indonesia yang berkaitan dengan fungsi bahasa sebagai alat komunikasi. Dalam mempelajari bahasa Indonesia,pembelajar mengalami kesulitan karena perbedaan sistem bahasa ibu pembelajar dengan bahasa Indonesia yang akhirnya menyebabkan kesalahan berbahasa. Hasil penelitian tersebut, yaitu (1) kesalahan fonologis ditemukan sebanyak 95 buah (42,99%), yaitu kesalahan ejaan sebanyak 66 buah (29,86%) dan tanda baca 29 buah (13,13%),(2) kesalahan morfologis sebanyak 37 buah (16,75%), yaitu kesalahan penggunaan imbuhan sebanyak 28 buah (12,66%)dan penggunaan klitik 9 buah (4,07%),(3) kesalahan sintaksis ditemukan sebanyak 48 buah (21,71%),yaitu penyimpangan struktur frasa,klausa,dan kalimat sebanyak 19 buah (8,60%),kesalahan urutan kata 9 buah (4,07%),penggunaan frasa depan 10 buah (4,53%),dan penggunaan konjungsi 10 kesalahan (4,53%).

5 Selain dari kesalahan-kesalahan tersebut pada pembelajar BIPA ditemukan kesalahan lain, yaitu kesalahan leksikon sebanyak 41 kesalahan (18,55%). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan kartu kata sebagai media pembelajaran untuk membenahi persoalan sintaksis yang cenderung sulit dipahami oleh pembelajar asing. Media kartu kata ini terdiri dari beberapa kartu yang di setiap kartunya terdapat satu kata. Kata-kata tersebut dipilah berdasarkan fungsi,kategori dan peran dalam kalimat, sehingga pembelajar dapat menyusun kata-kata yang terdapat dalam kartu kata tersebut menjadi sebuah kalimat yang baik dan benar secara struktur kalimatnya. 1.2 Masalah Penelitian Rincian masalah ini terdiri atas identifikasi masalah dan rumusan masalah. Hal-hal tersebut akan dijabarkan sebagai berikut ini. 1.3 Identifikasi Masalah Berdasarkan pemaparan pada latar belakang masalah penelitian, peneliti melakukan identifikasi masalah, yaitu masih kurangnya pengetahuan pembelajar BIPA mengenai tata kalimat bahasa Indonesia. Hal tersebut disebabkan karena struktur pembentuk kalimat bahasa Indonesia yang berbeda dengan bahasa asing. Sehingga sering timbulnya kekeliruan tata kalimat yang dilakukan oleh pembelajar BIPA. Terkait dengan media, pemilihan media pembelajaran mengenai tata kalimat yang tepat dapat mengurangi kesalahan pada penutur asing. Namun penggunaan media pembelajaran masih jarang dimanfaatkan oleh instruktur.

6 1.4 Batasan Masalah Dari identifikasi masalah di atas, penelitian akan dibatasi pada hal-hal berikut ini. 1) Kurangnya pengetahuan pembelajar asing mengenai tata kalimat bahasa Indonesia. 2) Kesalahan tata kalimat pembelajar asing cenderung terdapat dalam ranah struktur kalimat yang meliputi fungsi, kategori, dan peran sebuah kalimat. 1.5 Rumusan Masalah Rumusan masalah pada penelitian ini peneliti jabarkan sebagai berikut. 1) Bagaimana kemampuan pembelajar asing mengenai tata kalimat bahasa Indonesia sebelum menggunakan media kartu kata? 2) Bagaimana kemampuan pembelajar asing mengenai tata kalimat bahasa Indonesia sesudah menggunakan media kartu kata? 3) Sejauh mana signifikansi perbedaan kemampuan pembelajar asing mengenai tata kalimat bahasa Indonesia sebelum dan sesudah diberi perlakuan kartu kata? 1.6 Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dari pennelitian ini adalah mengetahui hal-hal sebagai berikut: 1) kemampuan pembelajar asing dalam tata kalimat bahasa Indonesia sebelum menggunakan media kartu kata; 2) kemampuan pembelajar asing dalam tata kalimat bahasa Indonesia sesudah menggunakan media kartu kata;

7 3) perbedaan kemampuan pembelajar asing mengenai tata bahasa Indonesia kelas kontrol dan eksperimen sebelum dan sesudah diberi perlakuan media kartu kata. 1.7 Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini sebagai berikut. 1.7.1 Manfaat Teoretis Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan teori media pembelajaran dan dapat mengembangkan pengunaan media kartu kata dalam proses pembelajaran tata bahasa Indonesia, khususnya pembelajaran sintaksis. 1.7.2 Manfaat Praktis 1) Bagi Peneliti Penelitian ini dapat memberikan pengetahuan dan pengalaman yang berarti bagi peneliti sebagai calon pendidik. Selain itu melatih peneliti menemukan dan menerapkan media yang inovatif dalam pembelajaran. 2) Bagi Guru/instruktur Dapat menambah referensi bagi guru dalam penggunaan media untuk pembelajaran sintaksis. Hal ini sebagai upaya peningkatan kualitas pengajaran bagi instruktur BIPA. 3) Bagi Penutur Asing Siswa memperoleh pengalaman belajar yang baru, sehingga diharapkan adanya peningkatkan dalam kemampuan menyusun tata kalimat bahasa Indonesia. 4) Bagi Pembaca

8 Penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan terhadap penggunaan media visual berupa kartu kata dalam pembelajaran sintaksis. 1.8 Anggapan Dasar Anggapan dasar dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Adanya perbedaan tata kalimat antara bahasa Indonesia dan bahasa asing yang notabene merupakan bahasa ibu pembelajar BIPA. 2) Kesalahan tata kalimat pembelajar asing cenderung terdapat dalam ranah struktur kalimat. 3) Pembelajaran sintaksis cenderung lebih sulit dipelajari oleh pembelajar asing dibandingkan dengan pembelajaran bahasa yang lain. 4) Pemilihan media pembelajaran yang tepat dapat meningkatkan pengalaman belajar penutur asing. 1.9 Definisi Operasional Agar tidak terjadi kesalahan penafsiran mengenai istilah yang digunakan, maka peneliti kemukakan definisi operasional untuk istilah yang digunakan. 1) Pembelajaran sintaksis adalah cabang dari tata bahasa yang mempelajari hubungan kata atau kelompok kata dalam kalimat dan menerangkan hubunganhubungannya yang terjadi. Dalam penelitian ini analisis sintaksis yang akan digunakan meliputi fungsi, kategori dan peran dalam sebuah kalimat. Fungsi sintaksis meliputi subjek (S), predikat (P), objek (O), pelengkap (PEL) dan keterangan (KET). Kategori sintaksis antara lain nomina (kata benda), verba(kata kerja). Adjektiva(kata sifat), numeralia (kata bilangan) dan preposisi(kata depan). Analisis peran digunakan agar mengetahui apakah

9 kalimat yang digunakan itu sudah baik, sesuai dengan pola-pola dan makna yang terkandung dalam kalimat itu atau belum. Terdapat beberapa peran sintaksis dalam kalimat bahasa Indonesia antara lain: pelaku, tindakan, tujuan, penerima, penyebab, alat, waktu, tempat, pemilikan, penderita, hasil, cara, peserta, perbandingan, keadaan, keberadaan, jumlah, dan pemerolehan. Misalnya terdapat kalimat Ibu makan daun. Memang kalimat tersebut jika dilihat dari struktur kalimat sudah betul mengandung S-P-O, tetapi dilihat dari makna,kalimat tersebut tidak tepat dan tidak logis. 2) Media kartu kata merupakan bagian dari media visual grafis. Kartu kata tersebut merupakan suatu media pembelajaran yang diciptakan oleh peneliti yang pada dasarnya secara bentuk tidak jauh berbeda dari kartu-kartu permainan pada umumnya. Media kartu kata ini terdiri dari beberapa kartu yang di setiap kartunya terdapat satu kata. Kata-kata tersebut dipilah berdasarkan fungsi,kategor,dan peran dalam kalimat, sehingga pembelajar dapat menyusun kata-kata yang terdapat dalam kartu kata tersebut menjadi sebuah kalimat yang baik dan benar secara struktur kalimatnya. 3) Pembelajar Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) ini adalah penutur asing yang mempelajari bahasa Indonesia untuk berbagai kepentingan baik pengajaran maupun komunikasi praktis berdasarkan tujuan yang hendak mereka capai. Pembelajar BIPA ini terbagi dalam tiga tingkatan, yakni tingkat dasar, tingkat menengah, dan tingkat mahir. Penelitian ini ditujukan untuk pembelajar BIPA tingkat dasar dengan harapan bahwa kemampuan tata kalimat

10 dapat dipelajari sejak dini untuk memudahkan dalam pembelajaran bahasa pada tingkat-tingkat berikutnya.