BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Untuk mencapai tujuan tersebut, perusahaan memerlukan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. efektivitas pencapaian tujuan perusahaan. Seiring dengan berkembangnya. mendorong kesinambungan dan kelangsungan hidup perusahaan.

KEBIJAKAN MANAJEMEN Bidang: Kepatuhan (Compliance) Perihal : Pedoman Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) No.

BAB I PENDAHULUAN. digariskan. Audit internal modern menyediakan jasa- jasa yang mencakup

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. maksimal sehingga laba yang diharapkan untuk diperoleh juga maksimal.

BAB I PENDAHULUAN. bendanya. Agar perusahaan dapat bertahan dan berkembang dengan baik

PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK (GOOD CORPORATE GOVERNANCE/GCG)

KEBIJAKAN MANAJEMEN Bidang: Kepatuhan (Compliance) Perihal : Pedoman Tata Kelola Terintegrasi BAB I. No. COM/002/00/0116

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Bagi perusahaan yang sebagian sahamnya dimiliki oleh masyarakat,

2 Dalam rangka penerapan tata kelola terintegrasi yang baik, Konglomerasi Keuangan perlu memiliki Pedoman Tata Kelola Terintegrasi dengan mengacu pada

I. PENDAHULUAN. perkapita, kesempatan kerja, distribusi pendapatan, dan lain-lain. Sasaran itu terus

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi global sangat mempengaruhi kinerja perusahaan-perusahaan di

- 2 - PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Angka 1 sampai dengan angka 13 Cukup jelas.

BAB I PENDAHULUAN. kredit. Sebagai badan usaha yang bergerak di bidang jasa, kepercayaan. pengelola bank maupun masyarakat pengguna jasa bank.

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Industri yang bergerak di bidang keuangan (sektor perbankan),

LAPORAN PELAKSANAAN GCG 2008

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Good Corporate Governance. Corporate Governance, antara lain oleh Forum for Corporate

Internal Audit Charter

BAB 1 PENDAHULUAN. pada sektor riil. Karakteristik industri perbankan berbeda jika dibandingkan

12Pasca. Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis

KEWRAUSAHAAN, ETIKA PROFESI dan HUKUM BISNIS

2 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, dan huruf c perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2015 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PEMBIAYAAN

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 15/SEOJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN

ORISINALITAS TUGAS AKHIR...

PEDOMAN & TATA TERTIB SATUAN PENGAWASAN INTERNAL PT WIJAYA KARYA BETON Tbk

PEDOMAN PERILAKU Code of Conduct KEBIJAKAN

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK UMUM

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian di Indonesia semakin berkembang dan menjadikan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Analisis. tingkat kesehatan

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 18/POJK.03/2014 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN

PEDOMAN TATA TERTIB KERJA KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI PEDOMAN TATA TERTIB KERJA KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI DESEMBER 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

PENERAPAN TATA KELOLA TERINTEGRASI

BAB I PENDAHULUAN. keuangan harus menyajikan informasi yang berintegritas tinggi (PSAK no. 1,

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. konsep good corporate governance (GCG). Konsep ini sebenarnya merupakan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki unit audit internal atau biasa disebut GAI (Grup Audit Internal) untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dunia bisnis dan ekonomi sudah berkembang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan resiko dan perwujudan Good Corporate Governance untuk

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Didalam memajukan perekonomian negara, dunia perbankan memiliki

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV PEMAHAMAN KARYAWAN TERHADAP SITEM MANAJEMEN SYARIAH DI KJKS BMT WALISONGO SEMARANG

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE PEMANTAU RISIKO PT.BANK RIAU KEPRI

2015 IIA Indonesia National Conference. J. SINDU ADISUWONO Jogjakarta, Agustus 2015

BAB I PENDAHULUAN. tantangan kompetensi global dunia usaha yang semakin ketat, misi BUMN sebagai

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE AUDIT PT.BANK RIAU KEPRI

Disusun oleh : Irwan Budhi Setiawan B

GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan publik besar dan kantor akuntan publik (KAP) besar pada

BAB 1 LATAR BELAKANG. dengan munculnya krisis budaya moral. Di beberapa negara Asia pondasi

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya penerapan Good Corporate Governance di beberapa negara

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian, karena berfungsi sebagai intermediary institusion yaitu

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DIREKSI

BAB I PENDAHULUAN. arus dana dalam suatu perekonomian. Jika sebuah bank mengalami permasalahan,

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan, apakah perusahaan itu perusahaan perdagangan ataupun

Laporan Tahunan Pelaksanaan GCG 2009

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB VI PENUTUP Penerapan Good Corporate Governance (GCG) untuk mengelola. Manajemen Risiko Perbankan di PT BSM Cabang Makassar

IMPLEMENTASI TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK (GCG) DI LINGKUNGAN INTERNAL PT. PGN (Persero) Tbk DISTRIBUSI WILAYAH III SUMATERA UTARA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah asing Good Corporate Governance (GCG) tidak dapat

PIAGAM KOMITE AUDIT. CS L3 Rincian Administratif dari Kebijakan. Piagam Komite Audit CS L3

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mendapatkan kinerja optimal diperlukan suasana kerja dan hubungan

@UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bank Umum atau yang disebut juga sebagai Bank Konvensional merupakan

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. Persepsi Good dalam good corporate governance adalah tingkat pencapaian

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT

BAB I PENDAHULUAN. kegagalan penerapan Good Corporate Governance (Daniri, 2005). Menurut

INTERNAL AUDIT CHARTER

KEPUTUSAN DEWAN KOMISARIS PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Community (AEC) atau Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Masyarakat Ekonomi ASEAN merupakan sebuah komunitas negaranegara

BAB I PENDAHULUAN. menurut Dibyo, dalam beberapa hal ambivalensi kedua fungsi tersebut seringkali

PEDOMAN DIREKSI DAN KOMISARIS PERSEROAN

BAB I PENDAHULUAN. yang berbasis syariah dalam tiga dekade terakhir, lembaga keuangan telah

Laporan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan pencatatan transaksi, pengikhtisaran dan

BAB 5 PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis mengenai Penerapan Good Corporate Governance

DAFTAR ISI. LEMBAR JUDUL... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. ABSTRAK... iii. KATA PENGANTAR... iv. DAFTAR ISI... vi. DAFTAR TABEL... x

KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO

iii Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance)

BAB I PENDAHULUAN. usaha. Mengingat keberadaan sumber daya yang bersifat ekonomis sangat terbatas

PEDOMAN & TATA TERTIB KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER)

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi untuk melakukan berbagai tindakan agar bisnisnya tetap bertahan di dunia

BAB I PENDAHULUAN. perbankan syariah di Indonesia. Pengembangan perbankan syariah yang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Istilah good corporate governance pertama kali diperkenalkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. dibawah pemerintahan disebut dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Badan

BAB I PENDAHULUAN. obligasi. Investasi dalam bentuk saham sebenarnya memiliki risiko yang tinggi

BAB I PENDAHULUAN. besar pemakai dalam pengambilan keputusan. Namun demikian, laporan

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan perbankan memiliki peranan yang strategis dalam

SURAT KEPUTUSAN DIREKSI NO. DIR/181/VII/2013 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN (INTERNAL AUDIT CHARTER) Direksi Bank Bumi Arta,

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 36 /POJK.05/2015 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN MODAL VENTURA

DAFTAR ISI. Daftar isi 1

BAB I PENDAHULUAN. yang berkenaan dengan permasalahan Good Corporate Governance (GCG) seketika

Pedoman dan Tata Tertib Kerja Direksi

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat. Perkembangan perbankan nasional ini tentunya membawa

STIE DEWANTARA GCG Bank

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan dalam kegiatan usahanya memiliki tujuan, yaitu untuk memperoleh laba yang optimal melalui pemanfaatan sumber daya yang dimiliki perusahaan. Keberhasilan perusahaan dapat dilihat melalui pencapaian tujuantujuan perusahaan. Untuk mencapai tujuan tersebut, perusahaan memerlukan suatu pengendalian dalam mengorganisasikan setiap kegiatan usahanya. Audit intern merupakan salah satu pendekatan yang dapat dilakukan agar tercipta suatu bentuk pengendalian yang dapat membuat perusahaan mampu bersaing dalam pasar kompetitif. Bank merupakan salah satu jenis perusahaan jasa yang juga memerlukan aktivitas audit intern dalam kegiatan usahanya. Saat ini industri perbankan di Indonesia sedang berkembang pesat, masalah dan tantangan yang dihadapi semakin kompleks. Dengan adanya semua masalah dan tantangan tersebut, maka kegiatan audit intern semakin penting untuk mengkaji semua kegiatan di bidang keuangan, administrasi, kegiatan operasional serta dalam pengambilan keputusan secara objektif dan independen. Aktivitas audit intern yang konsisten akan mendorong peningkatan efisiensi opersional dan efektifitas usaha sehingga tujuan perusahaan tercapai dengan strategi yang benar. Manajemen dapat membentuk suatu departemen audit intern dan memberi wewenang untuk melakukan pengendalian dan penilaian struktur pengendalian

2 intern perusahaan. Pelaksanaan fungsi departemen audit intern yang baik akan mendorong ditaatinya kebijakan-kebijakan manajemen yang telah digariskan termasuk pengendalian intern yang ditetapkan. Kemampuan dan fungsi departemen audit intern yang dibentuk harus dapat disesuaikan dengan perkembangan dan perubahan kondisi usaha. Suatu perusahaan yang kegiatan usahanya relatif sederhana dengan jumlah transaksi sedikit akan memiliki departemen audit intern yang berbeda dengan perusahaan yang kegiatan usahanya luas dan kompleks. Semakin banyak jumlah unit kerja yang harus diaudit maka semakin besar jumlah dan kemampuan yang diperlukan dalam audit intern. Sejalan dengan terbitnya SK.Direksi Bank Indonesia No.27/163/KEP/DIR/ dan SE.BI. No.27/8/UPPB masing-masing tanggal 31 Maret 1995 tentang Kewajiban Bank Umum untuk menerapkan Standar Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank yang lebih dikenal dengan SPFAIB, maka bank-bank umum Indonesia semakin memaksimalkan pelaksanaan audit intern. Ketentuan tentang kewajiban bank umum untuk menerapkan Standar Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank tersebut diterbitkan sebagai upaya untuk menciptakan bank yang sehat yang dimulai dengan pencegahan secara dini atas masalah yang mungkin akan dihadapi bank. Ketentuan ini mendorong bank untuk menyadari fungsi audit intern dalam mengefektifkan sarana pengendalian intern sehingga dapat mencegah timbulnya risiko yang dapat mengancam usaha bank.

3 Dalam Peraturan Bank Indonesia No. 8/4/ PBI /2006 tentang pelaksanaan good corporate governance bagi bank umum, juga menyebutkan bahwa fungsi audit intern wajib diterapkan untuk mendukung implementasi Good Corporate Governance ( GCG ). GCG merupakan suatu hal yang harus dilaksanakan pada organisasi untuk mencapai kesinambungan organisasi, terutama pada perbankan yang mengemban kepercayaan masyarakat untuk menyimpan dan menyalurkan dana. Sesuai PBI tersebut di atas, GCG adalah suatu tata kelola bank yang menerapkan prinsip keterbukaan (transparency), akuntabilitas (accountability), pertanggungjawaban (responsibility), independensi (independency), dan kewajaran (fairness). Salah satu perwujudan GCG dalam perbankan sesuai PBI yaitu melalui penerapan fungsi audit intern secara efektif dengan berpedoman pada persyaratan dan tata cara sebagaimana diatur dalam SPFAIB. Untuk melaksanakan fungsi audit intern, Bank membentuk Satuan Kerja Audit Intern yang independen terhadap satuan kerja operasional. Keberadaan fungsi audit intern berperan aktif membantu manajemen dalam mendukung penerapan GCG melalui pelaksanaan evaluasi dan memberi rekomendasi perbaikan proses kerja perusahaan yang berpengaruh pada terjaganya efektivitas pengendalian dan juga akuntabilitas. Pada bank-bank di Indonesia pihak yang melakukan audit intern ataupun yang dikatakan sebagai departemen audit intern adalah Satuan Kerja Audit Intern yang dimiliki masing-masing bank. Satuan Kerja ini bisa saja memiliki nama

4 berbeda-beda tetapi makna dan pengertiannya tetap sesuai dengan Standar Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank (SPFAIB). Hasil dari aktivitas audit intern akan dijadikan sebagai pedoman bagi perusahaan untuk menilai efisiensi dan efektifitas kegiatan usaha dan juga pengendalian intern yang telah dijalankan. Disamping itu, terdapat aktivitas masing-masing bank untuk menindaklanjuti hasil temuan dari audit intern. Dengan aktivitas tersebut, diharapkan temuan pada pemeriksaan berikutnya akan berkurang dan juga mendorong peningkatan nilai perusahaan. Tentunya pelaksanaan audit intern pada perusahaan dilakukan dengan objektif, independen dan konsisten agar hasil audit dapat digunakan perusahaan sebagaimana mestinya. PT Bank Rakyat Indonesia merupakan bank milik pemerintah yang kegiatan utamanya menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya dalam bentuk kredit, guna meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak. Dalam kegiatan operasinya, PT Bank Rakyat Indonesia mempunyai Unit Kerja berjumlah 4.447 buah yang tersebar di sepanjang wilayah Indonesia, 12 diantaranya merupakan Kantor Inspeksi yang berfungsi sebagai audit intern perusahaan. PT Bank Rakyat Indonesia berupaya untuk mengelola dana pemerintah dan dana masyarakat secara profesional, sehingga fungsi audit intern dalam peningkatan pengendalian diperlukan. Pelaksanaan fungsi audit intern tersebut sejalan dengan usaha pencapaian visi perusahaan dan demi memberikan nilai tambah bagi PT Bank Rakyat Indonesia.

5 PT Bank Rakyat Indonesia untuk wilayah Aceh dan Sumetera Utara memiliki satu unit Kantor Inspeksi yang terletak di Jln. Kapten Pattimura No. 100 Medan. Unit-unit kerja yang tersebar di wilayah yang cukup luas dengan beragam produk dan layanan perbankan, tentu membutuhkan perhatian lebih bagi Kantor Inspeksi BRI dalam pelaksanakan fungsinya. Kantor Inspeksi BRI akan menghadapi tantangan yang berat untuk memenuhi kebutuhan manajemen dalam rangka meningkatkan keunggulan kompetitif. Di lain pihak, dalam melaksanakan tugasnya Kantor Inspeksi BRI tetap harus mempertimbangkan dengan baik tentang benefit yang didatangkan melalui audit intern dimana benefit harus lebih besar dibanding cost yang dikeluarkan. Pentingnya pelaksanaan fungsi dan peran satuan kerja audit intern sebagai upaya menciptakan pengendalian yang baik sehingga tujuan perusahaan tercapai dengan berhasil, maka penulis tertarik untuk menyusun skripsi dengan judul Peranan Satuan Kerja Audit Intern Untuk Mencapai Pengendalian Yang Baik Pada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Medan. B. Perumusan Masalah Dari uraian di atas dapat dirumuskan permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini. Adapun perumusan masalah tersebut adalah : 1. Apakah fungsi Satuan Kerja Audit Intern pada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Medan sudah dilaksanakan sebagaimana mestinya dalam upaya peningkatan operasional?.

6 2. Bagaimana Satuan Kerja Audit Intern sesuai kedudukannya dapat berperan dalam mencapai pengendalian yang baik?. C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian Tujuan penelitian yang akan penulis lakukan adalah : 1. Untuk mengetahui apakah fungsi satuan kerja audit intern pada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Medan sudah dilaksanakan sebagaimana mestinya dalam upaya peningkatan operasional. 2. Untuk mengetahui bagaimana satuan kerja audit intern sesuai kedudukannya dapat berperan dalam mencapai pengendalian yang baik. Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah : 1. Bagi penulis, penelitian ini bermanfaat dalam menambah wawasan dan pengetahuan penulis mengenai pelaksanaan audit intern di lapangan dan membandingkannya dengan berbagai teori terkait yang pernah dipelajari. 2. Bagi perusahaan, penelitian ini memberikan sumbangan dan masukan dalam pelaksanaan audit intern sebagai salah satu alat yang dapat meningkatkan efektifitas pengendalian. 3. Bagi pembaca dan pihak lainnya, penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi dan panduan dalam melanjutkan penelitian ini di masa yang akan datang.

7 D. Kerangka Konseptual PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Satuan Kerja Audit Intern Pengendalian PT Bank Rakyat Indonesia menerapkan fungsi audit intern dengan membentuk Satuan Kerja Audit Intern. Kantor Inspeksi BRI merupakan satuan kerja yang berfungsi sebagai audit intern perusahaan. Secara berkesinambungan audit intern melakukan aktivitas pengawasan dan penilaian pengendalian intern yang ada dalam perusahaan serta memberikan rekomendasi atas kelemahan yang ditemukan. Pengendalian intern yang diterapkan perusahaan menjadi semakin baik di masa-masa yang akan datang.