BAB I PENDAHULUAN. Pada setiap perusahaan, laporan keuangan adalah suatu bentuk

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pihak-pihak yang berkepentingan yaitu kepada para stakeholder, laporan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan selama satu periode akuntansi (Kasmir, 2011). Adanya

BAB I PENDAHULUAN. pertanggungjawaban kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Tujuan laporan

BAB I PENDAHULUAN. pertanggungjawaban kepada para pihak yang berkepentingan, laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. untuk disajikan dengan integritas yang tinggi (Jamaan, 2008:1). perusahaan menderita kerugian sebesar Rp. 63 Miliar.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berintegritas. Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) No. 2,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuannya, perusahaan selalu berusaha memaksimalkan laba.

BAB I PENDAHULUAN. bentuk yang lebih bermanfaat bagi penerima informasi yang mencerminkan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keputusan ekonomi (PSAK, 2012). Informasi dalam laporan keuangan harus disajikan secara

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan menyajikan laporan keuangan sebagai bentuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN. sehubungan dengan semakin gencarnya publikasi tentang kecurangan (fraud)

BAB I PENDAHULUAN. eksternal, yang berisi seluruh kegiatan bisnis dari satu kesatuan usaha sebagai

BAB I PENDAHULUAN. tentunya terlibat dalam kasus hukum, pada kenyataannya banyak. perusahaan yang membuat laporan keuangan tanpa menggunakan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. bidang jasa. Jasa yang diberikan berupa jasa audit operasional, audit

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, terutama yang bersifat keuangan dan dimaksudkan untuk bermanfaat dalam

BAB I PENDAHULUAN. digambarkan perusahaan melalui laporan keuangan. Di Indonesia, laporan

BAB I PENDAHULUAN. para pengambil keputusan dalam menjalankan organisasi. Informasi dalam

BAB I PENDAHULUAN. Dunia semakin berkembang dalam era globalisasi dengan banyaknya

I. PENDAHULUAN. menilai kinerja perusahaan dalam proses pengambilan keputusan. Laporan keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam memilih metode maupun estimasi yang akan digunakan. Fleksibilitas

BAB I PENDAHULUAN. eksternal untuk menilai kinerja perusahaan. Laporan keuangan harus

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan prinsip konservatisme dalam pelaporan keuangan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. kasus laporan keuangan yang tidak disajikan secara wajar. Salah satunya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang Masalah. Kebutuhan akan informasi bisnis yang akurat sudah menjadi salah satu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan sasaran utama bagi seorang auditor

BAB I PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini laporan keuangan telah menjadi isu sentral, sebagai sumber

BAB I PENDAHULUAN. keuangan suatu perusahaan pada periode tertentu. Laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Informasi keuangan memuat data-data keuangan yang tersaji secara deskripsi tentang

BAB I PENDAHULUAN. independen mengalami peningkatan. Laporan keuangan merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari komponen corporate

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) No. 1,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan hal yang tidak dapat terpisahkan

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat bersaing guna mempertahankan efisiensi dan kelangsungan usahanya.

BAB I PENDAHULUAN. suatu pencerminan dari suatu kondisi perusahaan, karena di dalam laporan

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan perusahaan (Yustini dan Cholis, 2012).

DESSY APRILIA K Skripsi ini Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Profesi akuntan publik merupakan profesi kepercayaan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. return atas investasinya dengan benar. Corporate governance dapat

BAB I PENDAHULUAN. shareholders (pemegang saham dan pemangku kepentingan) perlu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG. Laporan keuangan merupakan laporan yang menunjukkan kondisi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan adalah gambaran kinerja dari suatu entitas, dan disiapkan

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas kerja serta mengurangi penyimpangan

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan (agen dan pemilik). Dalam teori keagenan (agency theory) menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan juga harus memenuhi karakteristik kualitatif sehingga laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Besarnya fee audit yang ditetapkan oleh kantor akuntan publik merupakan. memihak, perusahaan menggunakan jasa akuntan publik.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Sedangkan laporan keuangan penting bagi para pihak eksternal

BAB I PENDAHULUAN. Investasi di pasar bursa indonesia sampai pada saat ini telah

BAB I PENDAHULUAN. mencurahkan perhatian terhadap CG. Skandal-skandal korporasi tersebut

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan pasar modal yang diperkuat dengan sistem otomatisasi

BAB I PENDAHULUAN. Pada pemerintahan sekarang mengharuskan adanya transparansi laporan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pelaporan yang dapat memberikan informasi bagi pemakainya. Laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar bagi perusahaan-perusahaan agar dapat bersaing secara ketat dan

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi adalah proses pengidentifikasian, pengukuran, untuk penilaian (judgement) dan pengambilan keputusan oleh pemakai

BAB I PENDAHULUAN. pihak eksternal (pemegang saham, investor, pemerintah, kreditur, dan lain

BAB I PENDAHULUAN. informasi keuangan yang merugikan pihak-pihak yang berkepentingan. Padahal laporan

BAB I PENDAHULUAN. informasi laporan yang andal dan dapat dipercaya sebagai dasar untuk

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) No. 1,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masalah keuangan merupakan salah satu masalah yang sangat vital bagi

BAB I PENDAHULUAN. Suatu perusahaan menyusun dan menerbitkan laporan keuangan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Akuntansi menghasilkan laporan kegiatan ekonomi dari suatu entitas yaitu

BAB I PENDAHULUAN. adalah laporan keuangan. Laporan keuangan selain merupakan media

BAB I PENDAHULUAN. Made 2016). Berdasarkan Financial Accounting Standards Boards (FASB)

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan bagi Manajer maupun Stakeholder. Sehingga pada

BAB 1 PENDAHULUAN. Penghasilan Komprehensif Lain (PSAK 1 Revisi 2013, p. 80A). Pentingnya

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan hilangnya kepercayaan publik dan investor untuk berinvestasi

BAB I PENDAHULUAN. informasi keuangan tersebut, pihak-pihak yang memanfaatkan laporan keuangan akan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Industri yang bergerak di bidang keuangan (sektor perbankan),

BAB I PANDAHULUAN. dan digunakan untuk pengambilan keputusan ekonomi, maka sangat penting

BAB 1 PENDAHULUAN. Teori kontrakting atau bisa disebut juga teori keagenan (agency

BAB I PENDAHULUAN. keputusan ekonomi. SPAP seksi 341 menyatakan bahwa auditor bertanggung jawab

BAB I PENDAHULUAN. pihak eksternal dalam menilai kinerja perusahaan. Laporan keuangan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. seluruh peluang pasar yang ada. Selain bersaing dengan perusahaan lokal

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang terjadi selama tahun buku bersangkutan. Laporan

BAB 1 PENDAHULUAN. stakeholder. Media yang paling utama untuk menarik para stakeholder dengan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang sebenarnya. Oleh karena itu laporan keuangan menjadi perhatian

BAB I PENDAHULUAN. efektif dan efisien agar bisa bersaing dengan perusahaan lain di dalam negeri

BAB I PENDAHULUAN. pertama atau tepatnya pada tahun 1920-an akibat kondisi pasca perang.

BAB I PENDAHULUAN. sebab terjadinya asimetri informasi (ketidakseimbangan penguasaan informasi)

BAB I PENDAHULUAN. eksternal seperti : investor, kreditor, pelanggan, karyawan, dan. laporan keuangan merupakan catatan ringkas yang berisi informasi

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan (financial statement) merupakan sumber informasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang telah go public dan terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia wajib

BAB I PENDAHULUAN. Informasi merupakan sebuah hal yang sangat penting bagi banyak pihak.

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan gambaran dari kondisi perusahaan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. manajemen. Abdelghany (2005) menjelaskan earnings management merupakan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan. Informasi merupakan kebutuhan yang mendasar bagi para investor dan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik kewajarannya lebih dapat

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan yang telah diaudit oleh KAP (Kantor Akuntan Publik) sebelum

BAB I PENDAHULUAN. keuangan seperti manajemen, investor, kreditor, pemerintah, dan lain-lain.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada setiap perusahaan, laporan keuangan adalah suatu bentuk pertanggungjawaban kepada pihak yang berkepentingan. Laporan keuangan adalah gambaran keuangan dari sebuah perusahaan, oleh karena itu dalam proses pembuatannya laporan keuangan harus dibuat dengan benar dan disajikan dengan jujur kepada pengguna laporan keuangan tersebut. Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan juga harus andal. Informasi yang memiliki kualitas andal yaitu apabila tidak menyesatkan, tidak ada kesalahan material, dan dapat diandalkan pemakainya sebagai informasi yang jujur dan disajikan secara wajar (Jama an, 2008:1). Dengan demikian, laporan keuangan dituntut untuk disajikan dengan integritas yang tinggi. Laporan keuangan dibuat untuk kepentingan investor dan kreditor dengan kegunaan untuk mengetahui tingkat prediktibilitas perusahaan tersebut apakah layak atau tidak untuk berinvestasi di dalamnya ditinjau dari berbagai hal termasuk manfaat yang akan diperoleh dimasa yang akan datang. Selain itu juga laporan keuangan diterbitkan untuk pihak-pihak yang memiliki kepentingan terhadap perusahaan tersebut, seperti masyarakat dan pemerintah. Sedangkan laporan keuangan bagi perusahaan-perusahaan milik negara diterbitkan sebagai sarana pertanggungjawaban atau akuntabilitas dan transparansi kinerja perusahaan tersebut kepada rakyat. 1

Tetapi pada saat ini banyak terjadi manipulasi data akuntansi khususnya pada laporan keuangan. Kasus-kasus hukum yang melibatkan manipulasi akuntansi ini telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Banyak perusahaan menyajikan informasi dalam laporan keuangan dengan tidak memikirkan faktor integritas, yang mana informasi yang disampaikan tidak benar dan tidak adil bagi beberapa pihak pengguna laporan keuangan. Kasus manipulasi data akuntansi terjadi pada beberapa perusahaan besar di Amerika seperti Enron, Tyco, Global Crossing dan Worldcom. Ternyata kasus manipulasi data akuntansi ini melibatkan banyak pihak, dan kebanyakan adalah pihak dari dalam perusahaan itu sendiri, misalnya CEO, komisaris, komite audit, internal auditor, sampai dengan eksternal auditornya. Hal ini menurunkan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap kinerja perusahaan ditandai dengan turunnya harga saham perusahaan. Hal ini merupakan suatu kerugian karena masyarakat menjadi ragu untuk ikut andil memiliki saham perusahaan tersebut (Susiana dan Herawaty, 2007:2). Munculnya kasus-kasus serupa menimbulkan pertanyaan bagi berbagai pihak terhadap corporate governance yang mengakibatkan terungkapnya kenyataan bahwa good corporate governance belum diterapkan dengan baik. Kasus manipulasi data keuangan yang banyak terjadi dapat membuktikan bahwa kurang integritasnya laporan keuangan dalam penyajian informasi bagi pengguna laporan keuangan. Penyajian laba dalam laporan keuangan tidak menunjukan kondisi ekonomi perusahaan yang sebenarnya. Menurut SFAC (Statement of Financial Accounting Concepts) No.1, informasi laba merupakan perhatian 2

utama untuk menaksir kinerja atau pertanggungjawaban manajemen. Selain daripada itu, informasi laba juga membantu pemilik atau pihak lain dalam menaksir earnings power perusahaan di masa yang akan datang. Informasi dalam laporan keuangan harus berguna bagi kreditor, investor, dan pengguna laporan keuangan lainnya yang potensial untuk dapat digunakan dalam pengambilan keputusan investasi atau kredit yang rasional. Kepercayaan yang besar dari pemakai laporan keuangan auditan dan masyarakat atas jasa yang diberikan oleh akuntan publik, mengharuskan akuntan publik memperhatikan kualitas audit yang dihasilkannya. Adapun pertanyaan dari masyarakat tentang kualitas audit yang dihasilkan oleh akuntan publik semakin besar setelah terjadi banyak skandal yang melibatkan akuntan publik baik di luar negeri maupun di dalam negeri. Kontribusi akuntan publik itu sendiri adalah menyajikan akuntabilitas dan integritas laporan keuangan, memberikan pendapat yang independen, serta memberi informasi apakah laporan keuangan suatu entitas atau organisasi menyajikan hasil operasi yang wajar dan apakah informasi keuangan tersebut disajikan dalam bentuk yang sesuai dengan kriteria atau aturan-aturan yang telah ditetapkan (Hadiningsih, 2010:62). Integritas laporan keuangan adalah hal yang penting karena mencerminkan nilai perusahaan, yang merupakan sinyal positif agar dapat mempengaruhi opini investor dan kreditor atau pihak-pihak lain yang berkepentingan. Laporan keuangan seharusnya memberikan informasi yang berguna bagi investor dan kreditor untuk membuat keputusan investasi, kredit dan keputusan sejenis 3

(Jama an, 2008:5). Informasi akuntansi harus memenuhi tiga karakteristik kualitatif informasi akuntansi, yaitu relevance, objectivity, dan reliability. Menurut Jama an (2008:2) informasi dikatakan relevance apabila dapat mempengaruhi keputusan pengguna laporan keuangan dengan menguatkan atau mengubah pengharapan pengguna laporan keuangan. Informasi dikatakan reliableapabila dapat dipercaya dan menyebabkan pemakai laporan keuangan bergantung pada informasi tersebut. Sedangkan dikatakan objective apabila informasi tersebut terbebas dari pengaruh hal lain yang dapat mempengaruhi independensi informasi. Integritas laporan keuangan dapat dicapai apabila laporan keuangan mampu memberikan informasi yang memiliki karakteristik-karakteristik tersebut. Integritas laporan keuangan adalah sejauh mana laporan keuangan yang disajikan menunjukkan informasi yang benar dan jujur. Ukuran integritas laporan keuangan secara intuitif dapat dibedakan menjadi dua, yaitu diukur dengan konservatisme serta keberadaan manipulasi laporan keuangan yang biasanya diukur dengan manajemen laba. Beberapa peneliti menyatakan bahwa auditor lebih menyukai pelaporan yang konservatif, Basu (1997) dalam Mayangsari (2003:1257). Penelitian ini mencoba melihat pengaruh mekanisme corporate governance, kualitas kantor akuntan publik dan audit tenure terhadap integritas laporan keuangan. Integritas informasi laporan keuangan tidak hanya dilihat dari sisi besarnya laba atau kualitas laba, karena laba akrual masih dipengaruhi oleh kebijakan akuntansi atau metode akuntansi yang 4

digunakan. Implikasi dari penerapan prinsip ini adalah pilihan metode akuntansi ditujukan pada metode yang melaporkan laba dan aktiva lebih rendah atau utang lebih tinggi. Penelitian lain, Basu (1997:11) mendefinisikan konservatisme sebagai praktik mengurangi laba (dan mengecilkan aktiva bersih) dalam merespons berita buruk (bad news), tetapi tidak meningkatkan laba (meninggikan aktiva bersih) dalam merespons berita baik (good news). Konservatisme adalah prinsip dalam pelaporan keuangan yang dimaksudkan untuk mengakui dan mengukur aktiva dan laba dilakukan dengan penuh kehati-hatian oleh karena aktivitas ekonomi dan bisnis yang dilingkupi ketidakpastian (Widya, 2005:3). Selain itu menurut Mayangsari (2003:1265), laporan keuangan yang disajikan dengan prinsip konservatisme memang sama sekali tidak memberikan manfaat bagi pihak manajemen, sebagai pihak yang paling diuntungkan jika melakukan manipulasi laporan keuangan karena justru dengan menerapkan konservatisme, laba yang dilaporkan akan kecil. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1 (Revisi 2009) menyatakan bahwa laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Perusahaan yang wajib menyampaikan laporan keuangan tahunan perusahaan adalah entitas yang memenuhi salah satu kriteria yang telah ditentukan, yaitu perseroan terbuka, entitas yang mengerahkan dana masyarakat, mengeluarkan surat pengakuan utang, entitas yang keuangan tahunannya diwajibkan oleh bank untuk diaudit, dan perusahaan asing yang menjalankan kegiatan usaha di Indonesia, serta 5

berwenang untuk mengadakan perjanjian (Bapepam, Peraturan Nomor X.K.6). Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang secara formal wajib dipublikasikan sebagai sarana pertanggungjawaban pihak manajemen terhadap pengelolaan sumber daya pemilik. Publikasi laporan keuangan sebagai produk informasi akuntansi yang dihasilkan perusahaan, tidak terlepas dari proses penyusunannya. Proses penyusunan laporan keuangan ini melibatkan pihak pengurus dalam pengelolaan perusahaan, diantaranya adalah pihak manajemen. Untuk menilai integritas laporan keuangan yang disajikan, peranan dewan komisaris dalam perusahaan publik melakukan pengawasan dan menjamin tata kelola perusahaan publik melakukan pengawasan dan menjamin tata kelola perusahaan yang sehat (Good Corporate Governance) guna menghasilkan integritas informasi laporan keuangan yang bermutu (Jama an, 2008:28). Untuk menjamin integritas laporan keuangan, diperlukan proses monitoring secara efektif melalui kepemilikan institusional terhadap pihak manajemen. Presentase saham tertentu yang dimiliki oleh intitusi dapat megurangi proses penyusunan laporan keuangan yang tidak menutup kemungkinan terdapat akrualisasi sesuai kepentingan manajemen (Gideon, 2005:4). Menurut Komite Nasional Good Corporate Governance (KNGCG, 2002) memonitor kualitas kerja auditor eksternal dalam melaksanakan tugasnya dan memilih Kantor Akuntan Publik (KAP) yang tepat oleh komite audit merupakan kepercayaan terhadap kualitas jasa yang diberikan pengguna. Penting bagi 6

pemakai laporan keuangan untuk memandang KAP sebagai pihak yang independen dan kompeten, karena akan mempengaruhi berharga atau tidaknya jasa yang telah diberikan oleh KAP kepada pemakai. Jika pemakai merasa KAP memberikan kualitas jasa yang berguna dan berharga, maka nilai audit atau kualitas audit juga meningkat, sehingga KAP dituntut untuk bertindak dengan profesionalisme tinggi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Mayangsari (2003), untuk melihat integritas laporan keuangan perusahaan dapat dilakukan dengan menggunakan independensi auditor, mekanisme corporate governance dan kualitas audit. Dimana independensi auditor diukur dengan spektrum jasa kantor akuntan publik (berbagai macam jasa-jasa tambahan yang disediakan oleh kantor akuntan publik termasuk jasa akuntansi pembukuan, jasa perpajakan, serta jasa konsultasi manajemen) dan lamanya hubungan atau penugasan audit (periode penugasan untuk mengaudit atau mereview laporan keuangan klien atau untuk menyiapkan laporan kepada Bapepam). Mekanisme corporate governance yang diukur dengan komite audit (digunakan untuk mempertahankan kepercayaan masyarakat terhadap mekanisme akuntansi, auditing, serta sistem pengendalian lainnya) sehingga unsur-unsur pengendalian tersebut tetap optimal dalam sistem ekonomi pasar. Komisaris independen (digunakan untuk menjadi penyeimbang dalam pengambilan keputusan) serta kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusi. Sedangkan kualitas audit diukur dengan spesialisasi industri auditor. Penelitian ini menyimpulkan bahwa semua variabel tersebut berpengaruh secara signifikan 7

terhadap integritas laporan keuangan. Penelitian yang dilakukan oleh Nasution dan Setiawan mengenai pengaruh pelaksanaan corporate governance terhadap tindakan manajemen laba. Mekanisme corporate governance diukur melaui komposisi dewan komisaris, ukuran dewan komisaris dan komite audit. Dalam penelitiannya, Nasution dan Setiawan (2007) memberikan bukti empiris tentang dampak mekanisme corporate governance terhadap manajemen laba di industri perbankan dengan populasi penelitian seluruh perusahaan perbankan yang terdaftar dalam Bursa Efek Jakarta selama periode 2000-2004. Sama halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Jama an (2008), mekanisme corporate governance yang diukur dengan kepemilikan institusional, komisaris independen dan komite audit serta kualitas audit yang diukur dengan spesialisasi jasa auditor dapat mempengaruhi secara signifikan terhadap integritas dari laporan keuangan. Kualitas KAP (Spesialisasi Industri Auditor) menunjukkan hasil yang positif signifikan, yang berarti penelitian mengenai kualitas KAP (Spesialisasi Industri Auditor) ini, berpengaruh secara positif signifikan terhadap integritas informasi laporan keuangan. Sementara itu, Susiana dan Herawaty (2007) melakukan penelitian mengenai pengaruh independensi, mekanisme corporate governance, dan kualitas audit terhadap integritas laporan keuangan. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa independensi auditor, mekanisme corporate governance dan kualitas audit mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap integritas laporan keuangan. Karena begitu besar perbedaan yang dihasilkan dari para peneliti tersebut, 8

membuat rasa penasaran bagi penulis untuk mengetahui seberapa besar tingkat signifikan dari mekanisme corporate governance, kualitas Kantor Akuntan Publik dan audit tenure terhadap integritas laporan keuangan. Adapun perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya, yaitu untuk melihat jalannya mekanisme corporate governance dalam suatu perusahaan. Penulis menggunakan variabel kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, komite audit dan komisaris independen. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah: 1. Penelitian ini menggunakan tahun yang lebih up-date yaitu tahun 2011, 2012 dan 2013. 2. Sampel yang digunakan penelitian sebelumnya adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Pada penelitian ini menggunakan sampel yaitu perusahaan manufaktur (yang bergerak di sektor industri barang konsumsi) yang terdaftar di BEI. Berdasarkan penjelasan di atas, maka penulis tertarik untuk melanjutkan penelitian terdahulu, dan laporannya akan dituangkan dalam sebuah karya tulis ilmiah berbentuk skripsi dengan judul Pengaruh Mekanisme Corporate Governance, Kualitas Kantor Akuntan Publik, dan Audit Tenure terhadap Integritas Laporan Keuangan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 9

1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, peneliti merumuskan masalah penelitian sebagai berikut: Apakah mekanisme corporate governance (kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, komite audit dan komisaris independen), kualitas Kantor Akuntan Publik dan audit tenureberpengaruh secara parsial terhadap integritas laporan keuangan? 1.3. Tujuan Penelitian Sesuai dengan latar belakang dan rumusan permasalahan, maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh dari mekanisme corporate governance (kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, komite audit dan komisaris independen), kualitas Kantor Akuntan Publik dan audit tenure secara parsial terhadap integritas laporan keuangan. 1.4. Manfaat Penelitian Sejalan dengan tujuan penelitian di atas, maka manfaat penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Bagi Penulis, untuk menambah pengetahuan dan wawasan penulis khususnya mengenai pengaruh faktor internal dan eksternal terhadap integritas laporan keuangan. 2. Bagi Peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi di dalam melakukan penelitian sejenis serta menambah pengetahuan dengan memberikan gambaran dan bukti empiris mengenai 10

integritas laporan keuangan. 3. Bagi Perusahaan, dengan dilakukannya penelitian mengenai mekanisme penerapan corporate governance diharapkan dapat dijadikan bahan evaluasi atas pentingnya penerapan corporate governance. 4. Bagi Investor, diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat dijadikan sebagai pertimbangan dalam keputusan invetasi pada perusahaanperusahaan yang menerapkan corporate governance. 5. Bagi Pemerintah atau Bapepam, penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi untuk mengawasi dan menanggulangi tindak kecurangan (fraud). 6. Bagi Kantor Akuntan Publik, untuk pihak kantor akuntan publik dapat memberikan masukan untuk lebih melakukan tugasnya secara profesional dan menjaga independensinya dalam mengaudit. 11