BAB I PENDAHULUAN. simbolik dan sulit untuk dipelajari. Pandangan tersebut muncul dikarenakan untuk

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan berdasarkan pada kebutuhan dan perkembangan lingkungannya,

BAB I PENDAHULUAN. mengalami kesulitan dalam memahami konsep-konsep matematika. Akibatnya. prestasi matematika siswa secara umum belum menggembirakan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin maju, persoalan

BAB I PENDAHULUAN. penyelesaian masalah bilangan pengertian tersebut terdapat pada Kamus Besar

I. PENDAHULUAN. Pendidikan bagi setiap bangsa merupakan kebutuhan mutlak yang harus

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan. Terlihat juga dalam AL-Qur an surat Al-Anfaal ayat 22.

BAB I PENDAHULUAN. 31 ayat 1 dan 3 menyebutkan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. yang luas dalam berbagai disiplin ilmu yang berkaitan dengan upaya pendidikan. 2

BAB I PENDAHULUAN. Bumi Aksara, 2007), hlm Ahmad Binadja, Pengembangan Ilmu Media Interaktif Pembelajaran Kecakapan Hidup

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam kehidupan manusia karena selalu digunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan.

BAB I PENDAHULUAN. dalam proses pembelajaran matematika dan salah satu tujuan dari materi yang

BAB I PENDAHULUAN. yang luas dalam berbagai disiplin ilmu yang berkaitan dengan upaya pendidikan. 2

BAB I PENDAHULUAN. mendapat perhatian dan prioritas secara optimal dari pemerintah maupun

PENGGUNAAN PENDEKATAN NUMBERED HEADS TOGETHER UNTUK MENUMBUHKAN PEMBELAJARAN PKN YANG JOYFULL LEARNING DI KELAS VII A SMP NEGERI 1 WONOAYU SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan unsur penting dalam usaha mencerdaskan kehidupan

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads. Together (NHT) dengan Penilaian Portofolio terhadap Hasil Belajar

BAB I PENDAHULUAN. hasil observasi atau eksperimen di samping penalaran. 2 Matematika adalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan

BAB I PENDAHULUAN. tahapan kegiatan yang bersifat kelembagaan (seperti sekolah dan madrasah) yang. pengetahuan, kebiasaan sikap, dan sebagainya.

BAB 1 PENDAHULUAN. mendapakan pendidikan karena manusia mempunyai kelebihan dan titik

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini dunia pendidikan di negara kita semakin mendapat tantangan.

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya teknik informatika akan mempermudah aktivitas manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar tingkat SD/MI

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di SD, SMP, SMA dan sederajat memiliki banyak mata

BAB I PENDAHULUAN. secara eksak berbagai ide dan kesimpulan. 1 Matematika tidak lepas dari. sebagaimana yang ada dalam QS. Mujadilah ayat 11 :

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari baik secara langsung dan tidak langsung. Dalam Al-Qur an

BAB 1 PENDAHULUAN. diberikan kepada anak tertuju kepada pendewasaan anak itu, atau lebih tepat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan semua pihak dapat memperoleh informasi dengan cepat dan. mudah dari berbagai sumber.

BAB I PENDAHULUAN. Sebab pendidikan tidak pernah terpisah dengan kehidupan manusia. Anak-anak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masalah akhlak merupakan salah satu pokok ajaran Islam yang harus

II. TINJAUAN PUSTAKA. lemah menjadi kuat, dari tidak bisa menjadi bisa. Seperti diakatakan oleh Slameto

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia (SDM), karena sumber daya yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat itu sendiri. Oleh karena itu, manusia membutuhkan pendidikan dalam

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Oleh karena itu, pendidikan menjadi kebutuhan manusia. 1

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kelangsungan hidup manusia akan berjalan dengan lancar dan optimal.

BAB I PENDAHULUAN. (jasmani). Untuk melakukan itu semua diperlukan suatu proses yang. yang diakibatkan oleh belajar tersebut. 2

Kata kunci: Minat, Hasil Belajar, Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Head

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan pendidikan yang memberikan kesempatan peserta didik untuk

BAB I PENDAHULUAN. teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan

BAB I PENDAHULUAN. kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan.

2014 PENGGUNAAN ALAT PERAGA TULANG NAPIER DALAM PEMBELAJARAN OPERASI PERKALIAN BILANGAN CACAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional, Bab I Pasal 1 ayat (1) dikemukakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. ini, dipersiapkan sumber daya manusia dengan kualitas yang unggul dan. mampu memanfaatkan pengetahuan dengan baik.

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh kesempatan untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan berbagai fasilitas yang memudahkan untuk mengakses pengetahuan, maka

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang dihasilkan agar mampu bersaing dengan negara-negara

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting, setiap manusia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan pernyataan Suherman, dkk. (2003: 25) bahwa matematika. matematika haruslah ditempatkan pada prioritas yang utama.

BAB I PENDAHULUAN. hakikatnya manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan pemerintah melalui kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia memiliki alat-alat potensial yang harus dikembangkan secara

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor penentu kualitas suatu bangsa. Selain karena pendidikan dipandang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kebutuhan manusia sepanjang hayat. Setiap

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan ini tidak bisa hanya digantungkan pada kemampuan insting

memberikan gairah dan motivasi kepada para siswa. Sesuai dengan Undang dengan visi misi pendidikan nasional dan reformasi pendidikan menyebutkan

DITA PUTRI MAHARANI Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Ponorogo ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan di Indonesia mengindikasikan bahwa matematika sangatlah

I. PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu aspek kehidupan yang penting

PENGGUNAAN METODE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta: Rajawali Pers, 2009, h Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang berjalan begitu cepat. Pengaruh globalisasi juga menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-undang RI Sisdiknas Nomor 20 tahun 2003 bab II pasal 3. disebutkan tujuan pendidikan nasional berbunyi :

BAB I PENDAHULUAN. kehidupannya, sampai kapan dan dimanapun ia berada. sebagaimana sabda

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang penting dalam mempersiapkan

BAB I PENDAHULUAN. sepanjang masa dalam segala situasi kegiatan kehidupan. Makna pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dengan cepat, dan canggih yang ditunjang oleh kemampuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masih rendahnya mutu pendidikan di Indonesia.

UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PENALARAN DAN KOMUNIKASI MATEMATIKA. (PTK Pembelajaran Matematika Kelas VII Semester II SMP Negeri 2

BAB I PENDAHULUAN. dan melaksanakan pendidikan. Anak-anak menerima pendidikan dari

BAB I PENDAHULUAN. akan pentingnya pendidikan harus dilaksanakan sebaik-baiknya sehingga dapat

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan masyarakat adalah orang-orang dewasa, orang-orang yang. dan para pemimpin formal maupun informal.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Matematika merupakan mata pelajaran yang penting untuk diajarkan di MI karena

BAB I PENDAHULUAN. tantangan tersebut. Salah satu bentuk kreativitas seorang pendidik dapat. peserta didik dengan peserta didik lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. ini adalah sebagai fasilitator. Untuk menjadi fasilitator yang baik guru

I. PENDAHULUAN. manusia. Banyak kegiatan manusia dalam kehidupan sehari-hari yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. penting. Salah satu bukti yang menunjukkan pentingnya. memerlukan keterampilan matematika yang sesuai; (3) merupakan sarana

I. PENDAHULUAN. Globalisasi seperti saat ini menimbulkan persaingan di berbagai bidang kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. upaya peningkatan mutu pendidikan di sekolah merupakan strategi dalam meningkatkan

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

Kata kunci: Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT), Motivasi, Hasil Belajar.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

TINJAUAN PUSTAKA. Pemahaman berasal dari kata paham yang menurut Kamus Besar Bahasa

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hesty Marwani Siregar, 2015

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada umumnya matematika dipandang sebagai bidang studi yang kaku, simbolik dan sulit untuk dipelajari. Pandangan tersebut muncul dikarenakan untuk mempelajari matematika, seorang siswa harus berfikir serius, abstrak, dan selalu menghafal rumus. Oleh karena itu, sering terungkap bahwa mata pelajaran matematika merupakan mata pelajaran yang sulit, sukar dipahami, dan membosankan. Dengan adanya stigma tersebut, dunia pendidikan dituntut mampu memberikan kontribusi nyata berupa peningkatan kualitas hasil dan pelayanan pendidikan kepada masyarakat. Untuk bisa meningkatkan hasil dan pelayanan pendidikan, khususnya pendidikan matematika, mau tidak mau kita harus menguasainya agar kita tak tertipu dalam kehidupan kita. Matematika merupakan salah satu ilmu dasar yang harus dikuasai oleh siswa. Sebab matematika tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia seharihari. Matematika selalu mengalami perkembangan yang berbanding lurus dengan perkembangan sains dan teknologi. Namun demikian, hal ini tidak disadari oleh sebagian kecil siswa, sehingga pembelajaran matematika hanya sekedar mendengarkan penjelasan guru, menghafalkan rumus, lalu memperbanyak latihan soal dengan menggunakan rumus yang sudah dihafalkan, tidak pernah ada usaha untuk memahami dan mencari makna sebenarnya tentang tujuan pembelajaran matematika itu sendiri. 1

2 Masalah di atas menjadi tantangan bagi para guru dalam membentuk siswa agar memiliki sumber daya manusia yang berkualitas. Usaha untuk membentuk sumber daya manusia yang berkualitas itu melibatkan adanya motivasi yang sangat tinggi untuk meningkatkan mutu pendidikan, sehingga diperlukan suatu proses yaitu belajar. Belajar adalah key tern (istilah kunci) yang paling vital dalam setiap usaha pendidikan, sehingga tanpa belajar sesungguhnya tidak pernah ada pendidikan. Selain itu belajar juga memainkan peranan penting dalam mempertahankan kehidupan kelompok umat manusia (bangsa) di tengah-tengah persaingan yang semakin ketat diantara bangsa-bangsa yang lebih dahulu maju karena belajar. 1 Dalam belajar, tentunya diperlukan kerjasama atau tukar pendapat antar teman sebagaimana firman Allah dalam surat al-maidah:2 و و و و ع و و لا ن ر و ال ت ل و و و و و و ع و و لا ن ل ن و لا ع ل و نا Artinya : Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran 2 Dari ayat di atas dijelaskan bahwa Allah memerintahkan hamba-hamba-nya yang beriman agar saling tolong menolong dalam melakukan berbagai kebajikan. Kalau dihubungkan dengan dunia pendidikan, kerjasama tersebut bisa dilakukan pada saat belajar. Selain hal di atas, siswa juga perlu memiliki kemampuan memperoleh, memilih dan mengelola informasi untuk bertahan pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti dan kompetitif. Kemampuan ini membutuhkan kemampuan 1 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan pendekatan baru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), hal. 9 2 Departemen Agama RI, Al-Qur an dan Terjemahnya, (Semarang: CV Asy-Syifa, 1993), hal.106

3 berpikir kritis, sistematis, logis, kreatif serta kemampuan bekerjasama yang efektif dan efisien. Cara berpikir seperti ini dapat dikembangkan melalui belajar matematika, karena matematika memiliki struktur dan keterkaitan yang kuat serta jelas antara konsep satu dengan konsep yang lainnya, sehingga memungkinkan kita terampil berfikir rasional. Selain itu, diberikannya pembelajaran matematika memiliki tujuan tersendiri. Adapun tujuan dari pengajaran matematika adalah : 1. Mempersiapkan siswa agar sanggup menghadapi perubahan keadaan dan pola pikir dalam kehidupan dan dunia selalu berkembang, dan 2. Mempersiapkan siswa menggunakan matematika dan pola pikir matematika dalam kehidupan sehari-hari dan dalam mempelajari berbagai ilmu pengetahuan. 3 Dari uraian di atas telah dijelaskan bahwa kehidupan dunia ini akan terus sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu siswa harus memiliki kemampuan memperoleh, memilih dan mengelola informasi untuk bertahan pada keadaan yang selalu berubah. Kemampuan ini membutuhkan pemikiran yang kritis, sistematis, logis, kreatif, dan kemampuan bekerjasama yang efektif. Dengan demikian, maka seorang guru harus terus mengikuti perkembangan matematika dan selalu berusaha agar kreatif dalam pembelajaran yang dilakukan sehingga dapat membawa siswa ke arah yang diinginkan. Dalam tujuan pelajaran matematika di sekolah, dapat juga kita ketahui bahwa pemahaman konsep matematika, melakukan manipulasi matematika, dan mengomunikasikan gagasan dengan simbol matematika sangat diutamakan, 3 R. Soedjadi, Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia, (Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, 2000), hal.43

4 karena lewat kemampuan tersebut dapat meningkatkan daya berpikir siswa sehingga siswa lebih mudah mengingat materi dan kemudian lebih memahaminya. Selain itu, sesuai dengan pendapat Jerome Bruner, bahwa pemahaman terhadap konsep dan struktur suatu materi menjadikan materi itu dipahami secara lebih komprehensif. Lain dari itu peserta didik lebih mudah mengingat materi itu bila yang dipelajari itu merupakan/mempunyai pola yang berstruktur. 4 Bagi pendidik, hal yang perlu diperhatikan dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan adalah penyelenggaraan proses pembelajaran, dimana guru sebagai pelaksana pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam keberhasilan proses pembelajaran di samping faktor lainnya seperti siswa, bahan pelajaran, sarana penunjang, dan motivasi. Selain itu, guru dituntut dapat membantu mengurangi sifat abstrak dari matematika melalui pemilihan metode, strategi mengajar, dan pendekatan yang tepat. Oleh karena itu inovasi dan kreativitas para pendidik sebagai ujung tombak berhasil tidaknya pendidikan dalam meningkatkan kualitas kehidupan manusia mutlak diperlukan. Mengetahui bahwa matematika adalah pelajaran yang abstrak, hal tersebut menuntut guru harus teliti dalam menggunakan metode pembelajaran maupun pendekatan dalam pembelajaran matematika, yang mana dalam hal ini akan menimbulkan pengaruh yang sangat mendalam pada kegiatan pembelajaran tersebut. Karena itu, kegiatan belajar dan mengajar matematika seyogjanya juga tidak disamakan dengan ilmu yang lain, karena peserta didik yang belajar matematika itu pun berbeda-beda kemampuannya dalam hal berpikir, 4 Herman Hudojo,Strategi Mengajar Belajar Matematika, (Malang: IKIP Malang, 1990), hal. 48

5 berimaginasi, merepresentasikan jawaban, minat belajar, mengekspresikan pendapat. Maka kegiatan belajar dan mengajar matematika haruslah diatur sekaligus memperhatikan objek belajar dan hakekat matematika. Secara singkat dikatakan bahwa matematika berkenaan dengan ide-ide atau konsep-konsep abstrak yang tersusun secara hirarkis dan penalarannya deduktif 5. Dalam hal penilaian hasil belajar siswa, jika menginginkan hasil belajar siswa yang optimal, seharusnya semua aspek penilaian dilaksanakan secara maksimal. Tetapi dalam kenyataannya, meskipun sudah banyak aspek penilaian yang disajikan, tetapi dalam pelaksanaannya masih belum bisa optimal. Akibatnya ketuntasan siswa dalam memahami suatu materi masih belum bisa tercapai secara keseluruhan. Berdasarkan wawancara dengan salah satu guru matematika, sebenarnya guru sudah menerapkan penilaian dalam bentuk portofolio tetapi dalam praktiknya masih sering hanya sebatas memberikan nilai dan tanda benar salahnya saja tanpa ditindaklanjuti. Hal tersebut menyebabkan siswa tidak tahu pasti letak kesalahannya. Padahal penilaian hasil belajar itu adalah upaya mencari informasi tentang pengalaman belajar siswa dan informasi tersebut digunakan sebagai balikan untuk membelajarkan siswa kembali. Dalam peraturan pendidikan nasional No.20 tahun 2007 tentang standar Nasional Pendidikan ditegaskan bahwasannya fungsi penting bagi pendidik dalam mengevaluasi belajar peserta didik adalah memberi umpan balik dalam mempertimbangkan efektivitas dan 5 Herman Hudoyo, Mengajar Belajar Matematika, (Jakarta: Depdiknas, 1988), hal.3

6 efisiensi dari proses pembelajaran yang telah dilakukan. 6 Maka jelas bahwa evaluasi itu sangat penting bagi siswa. Kemampuan profesional guru dalam melakukan penilaian proses dan hasil belajar, memang masih sangat kurang. Kebanyakan guru lebih menekankan pada hasil belajar sedangkan proses belajar kurang diperhatikan. Padahal proses belajar sangat menetukan hasil belajar. 7 Di samping itu, pada umumnya guru mengajar kurang mengakomodasi kemampuan berfikir siswanya. Sehingga guru cenderung tidak mengajar secara bermakna. Guru tidak memberikan kesempatan pada siswanya untuk mengkonstruksi pengetahuan matematika yang akan menjadi milik siswa sendiri. Guru cenderung memaksakan cara berfikir siswa dengan cara berfikir yang dimiliki gurunya, sehingga murid menjadi pasif dan tidak bisa berkembang. Pada perkembangan zaman yang modern ini, dalam memahami sesuatu seharusnya siswa dilatih untuk saling berbagi informasi supaya siswa lebih produktif dalam pembelajaran. Dengan kata lain, siswa seharusnya digiring untuk bisa bekerjasama dalam hal informasi dengan teman yang lain, tidak hanya terpaku pada informasi guru sehingga kemandirian, keterkaitan, serta keberanian siswa dapat tercipta. Dengan begitu pengetahuan mereka akan lebih luas lagi. Ini sesuai dengan ayat di atas bahwa kita diperintahkan antuk saling bekerjasama. Fakta yang terjadi, dalam memahami sesuatu siswa kurang dilatih untuk saling berbagi informasi sehingga siswa kurang produktif dalam pembelajaran. 6 Wahidmurni, et.all., Evaluasi Pembelajaran Kompetensi dan Praktik, ( Yogyakarta: Nuha Litera, 2010), hal.14 7 Zainal Arifin,Evaluasi Pembelajaran Prinsip, teknik, Prosedur, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2011), hal.194

7 Siswa hanya terpaku pada informasi guru sehingga kemandirian, keterkaitan, serta keberanian siswa tidak dapat tercipta. Selain itu, siswa cenderung kurang mampu melakukan evaluasi diri terhadap hasil belajar mereka. Solusi dari masalah ini adalah dengan menerapkan model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) dengan penilaian portofolio. Yang mana dalam model pembelajaran tersebut, siswa dilatih untuk mengkonstruksi pengetahuan mereka serta dilatih untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran tersebut. Kemudian mereka dapat melakukan evaluasi diri terhadap hasil belajar yang telah mereka peroleh. Numbered Heads Together (NHT) dengan penilaian portofolio berpengaruh terhadap hasil belajar matematika, pendukungnya adalah Ria Fitriana yang melakukan penelitian pada tahun 2013. Berdasarkan penelitiannya, Ria Fitriana memperoleh hasil bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dengan metode portofolio berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Menelaah dari masalah di atas dan sesuai dengan kondisi lapangan, dengan melihat kurangnya perhatian dan pemahaman siswa terhadap materi matematika, maka peneliti mengambil judul penelitian "Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) dengan Penilaian Portofolio terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas X di MAN Trenggalek Tahun Ajaran 2015/2016.

8 B. Rumusan Masalah Permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut. 1. Apakah ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dengan penilaian portofolio terhadap hasil belajar matematika siswa kelas X di MAN Trenggalek? 2. Seberapa besar pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dengan penilaian portofolio terhadap hasil belajar matematika siswa kelas X di MAN Trenggalek? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dengan penilaian portofolio terhadap hasil belajar matematika siswa kelas X di MAN Trenggalek. 2. Untuk mengetahui besar pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dengan penilaian portofolio terhadap hasil belajar matematika siswa kelas X di MAN Trenggalek. D. Hipotesis Penelitian Hipotesis penelitian adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian, yang kebenarannya masih harus diuji secara empiris. 8 Ada dua jenis hipotesis yang digunakan dalam penelitian, yaitu: hipotesis alternatif (Ha), yakni hal.21 8 Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 1983),

9 hipotesis yang menyatakan adanya hubungan antara variabel X dan Y dan hipotesis nol (H 0 ), yakni hipotesis yang menyatakan tidak adanya hubungan antar variabel. 9 Sesuai dengan judul penelitian diatas, maka penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut. 1. Hipotesis nol (H 0 ) Tidak ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dengan penilaian portofolio terhadap hasil belajar siswa kelas X di MAN Trenggalek. 2. Hipotesis alternatif (Ha) Ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dengan penilaian portofolio terhadap hasil belajar siswa kelas X di MAN Trenggalek. E. Kegunaan Hasil Penelitian 1. Secara teoritis Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan ilmu pengetahuan dan memperkaya khasanah ilmiah terutama tentang pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dengan penilaian portofolio terhadap hasil belajar matematika siswa. 2. Secara praktis Dari hasil penelitian diharapkan akan memberikan manfaat bagi: 11 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta : Rineka Cipta, 2002), ha.64

10 a. Guru bidang studi 1) Memberikan masukan untuk guru dalam memilih model pembelajaran. 2) Memberikan masukan untuk guru dalam rangka meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa. b. Siswa Bagi siswa, diharapkan lebih aktif dalam pembelajaran dan dapat membantu siswa dalam meningkatkan motivasinya dalam belajar sehingga hasil belajarnya bisa meningkat. c. Sekolah Sebagai bahan masukan bagi lembaga sekolah dan bermanfaat untuk meningkatkan mutu pembelajaran dalam rangka perbaikan memajukan program sekolah. Manfaat yang lain adalah sebagai inovasi dalam evaluasi pembelajaran yang bisa diterapkan di sekolah. d. Peneliti lanjut Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan rujukan dan perbandingan untuk penelitian selanjutnya. F. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian Guna mengarahkan penelitian agar dapat mencapai tujuan yang tepat, diperlukan adanya ruang lingkup dan keterbatasan dalam masalah penelitian. Penentuan ruang lingkup penelitian bertujuan untuk menghindari terjadinya pembahasan yang menyimpang dari pokok permasalahan yang diteliti. Adapun ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut.

11 1. Subyek penelitian Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X MAN Trenggalek semester genap tahun ajaran 2015/ 2016. 2. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian di MAN Trenggalek Keterbatasan penelitian menunjuk pada suatu keadaan yang tidak bisa dihindari dalam penelitian. Hal ini dilakukan agar pembaca dapat menyikapi hasil penelitian sesuai dengan kondisi yang ada. Dengan pertimbangan-pertimbangn mengenai keterbatasan penelitian, maka penulis membatasi fokus permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Data hasil belajar siswa yang diajarkan pada saat penelitian. 2. Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dengan penilaian portofolio. G. Penegasan istilah Untuk memperjelas dan menghindari kesalahpahaman dalam menafsirkan suatu istilah dalam judul ini, maka perlu menjelaskan istilah-istilah yang penting dalam judul ini adalah sebagai berikut. 1. Penegasan Konseptual a. Pengaruh Suatu hal atau teknik yang digunakan untuk memberi perubahan positif terhadap suatu masalah sehingga diketahui seberapa jauh dua variabel atau lebih berhubungan satu sama lain. Dengan kata lain, suatu daya yang ada atau tumbuh

12 dari suatu (atau orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang. 10 b. Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran Kooperatif suatu sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu diantara sesama dalam struktur kerja sama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih dimana keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari setiap anggota kelompok itu sendiri atau dapat juga diartikan sebagai suatu struktur tugas bersama dalam suasana kebersamaan diantara sesama anggota kelompok. 11 c. Model Pembelajaran Numbered Heads Together ( NHT) Numbered Heads Together (NHT) merupakan model pembelajaran dimana setiap siswa diberi nomor kemudian dibuat satu kelompok kemudian secara acak guru memenggil nomor dari siswa. Langkah-langkah pembelajarannya ialah : 1) siswa dibagi dalam kelompok, 2) guru memberi tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya, 3) kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota dapat mengerjakannya, 4) guru memanggil salah satu nomor siswa dan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerja sama mereka, 5) tanggapan dari kelompok lain, 6) kemudian guru menunjuk nomor lain. 7) Dan yang terahir kesimpulan. 12 10 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1996 ) hal.664 11 Etin Sholihatin,et.all.,Cooperative Learning, (Jakarta: P.T Bumi Aksara, 2011), hal.4 12 Kokom Komalasari, Pembelajaran Konstektual, (Bandung : PT Refika Aditama, 2010), hal. 62-63

13 d. Portofolio: Hasil Karya Siswa Penilaian portofolio merupakan penilaian yang berusaha menggali, mengumpulkan, melaporkan dan menggunakan otentisitas dari penampilan atau kinerja kegiatan belajar peserta didik. Portofolio berfungsi untuk mengetahui dalam pengetahuan peserta didik dan kemampuan dalam mata pelajaran tertentu serta pertumbuhan kemampuan peserta didik. 13 e. Hasil belajar Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. 14 2. Penegasan Operasional Berdasarkan judul di atas, pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dengan penilaian portofolio terhadap hasil belajar matematika adalah pengaruh yang ditimbulkan dari adanya model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dengan penilaian portofolio yang akan membuat siswa lebih meningkatkan hasil belajar dan dapat mengevaluasi diri dalam pembelajaran. Dalam hal ini peneliti memfokuskan pelajaran matematika untuk siswa kelas X semester genap tahun ajaran 2015/2016 yaitu pada materi geometri bidang datar. 13 Sumarna Suryapranata, Penilaian Portofolio Implementasi kurikulum 2004, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya,2007), hal.73 14 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1991 ),hal. 22

14 H. Sistematika Penulisan Penulisan penelitian ini terdiri dari tiga bagian utama, yaitu : Bagian awal, terdiri dari halaman sampul, halaman judul, halaman persetujuan, halaman pengesahan, halaman pernyataan keaslian skripsi, motto, halaman persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, daftar lampiran, abstrak. Bagian utama (inti), terdiri dari 6 bab dan masing-masing memiliki sub bab sebagai berikut. BAB I: Pendahuluan, yang terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian, kegunaan hasil penelitian, ruang lingkup dan keterbatasan penelitian, penegasan istilah, sistematika penulisan. BAB II: Landasan teori, terdiri dari pembelajaran Matematika, model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT), penilaian portofolio, pengertian hasil belajar, tinjauan materi, kajian penelitian terdahulu, kerangka berfikir penelitian. BAB III: Metode penelitian, terdiri dari rancangan penelitian, populasi, sampling dan sampel penelitian, kisi-kisi instrumen, sumber data dan variabel, metode dan instrumen pengumpulan data, teknik analisis data, prosedur penelitian. BAB IV: Hasil penelitian, terdiri dari deskripsi data dan pengujian hipotesis. BAB V: Pembahasan, terdiri dari pembahasan rumusan masalah I, pembahasan rumusan masalah II, temuan penelitian.

15 riwayat hidup. BAB VI: Penutup, terdiri dari kesimpulan dan saran Bagian akhir, terdiri dari daftar pustaka, lampiran-lampiran, daftar