BAB 1 : PENDAHULUAN. penting bagi kehidupan manusia. Proses metabolisme dalam tubuh tidak akan dapat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 : PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi suatu negara atau bahkan roda perekonomian dunia. Sektor industri telah

BAB 1 : PENDAHULUAN. Udara tersebut berbentuk gas dan terdapat dimana-mana, sehingga akibatnya

BAB 1 : PENDAHULUAN. kendaraan bermotor. Kendaraan bermotor mengeluarkan zat-zat berbahaya yang

BAB 1 : PENDAHULUAN. Akan tetapi udara yang benar-benar bersih saat ini sudah sulit diperoleh, khususnya

BAB 1 : PENDAHULUAN. lainnya baik dalam bidang ekonomi, politik dan sosial. (1)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Udara mempunyai arti yang sangat penting di dalam kehidupan manusia dan

BAB 1 : PENDAHULUAN. beberapa tahun terakhir ini. Ekonomi kota yang tumbuh ditandai dengan laju urbanisasi yang

BAB 1 : PENDAHULUAN. lingkungan yang utama di dunia, khususnya di negara berkembang. Pencemaran udara dapat

BAB 1 : PENDAHULUAN. Peraturan Pemerintah No 66 Tahun 2014 pada pasal 1 ayat 9 yang menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. dalam usaha di bidang kesehatan seperti di jelaskan dalam Undang-Undang Nomor

BAB I PENDAHULUAN. orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Hal ini disebabkan karena manusia memerlukan daya dukung unsur unsur

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan antara..., Dian Eka Sutra, FKM UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hidup terutama manusia. Di dalam udara terdapat gas oksigen (O 2 ) untuk

BAB 1 : PENDAHULUAN. udara, dan paling banyak terjadi pada negara berkembang. (1) Udara merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. akibat penggunaan sumber daya alam (Wardhani, 2001).

BAB I PENDAHULUAN. Sumber pencemaran udara dapat berasal dari berbagai kegiatan antara lain

BAB I PENDAHULUAN. sungai maupun pencemaran udara (Sunu, 2001). dan dapat menjadi media penyebaran penyakit (Agusnar, 2007).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan terjadinya penyakit paru kronik (Kurniawidjaja,2010).

BAB I PENDAHULUAN. Perwujudan kualitas lingkungan yang sehat dijelaskan di dalam Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Penyebab terjadinya hujan asam adalah senyawa Sulfur dan Nitrogen Oksida yang

BAB I PENDAHULUAN. Pencemaran udara merupakan satu atau lebih substansi fisik, kimia,

BAB I PENDAHULUAN. pengaruhnya terhadap ekosistem secara global. Udara yang kita pakai untuk

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDETEKSI DAN PENETRALISIR POLUSI ASAP DENGAN KONTROL MELALUI APLIKASI ANDROID (RANCANG BANGUN PERANGKAT KERAS)

BAB I PENDAHULUAN. ini dalam mendukung perkembangan kemajuan kota-kota besar di dunia, namun

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan. Industri selalu diikuti masalah pencemaran

BAB 1 : PENDAHULUAN. Setiap tempat kerja selalu mengandung berbagai potensi bahaya yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Banyak aspek kesejahteraan manusia dipengaruhi oleh lingkungan, dan banyak

BAB I PENDAHULUAN. memberikan dampak negatif bagi kesehatan. Hal ini disebabkan oleh potensi

BAB I PENDAHULUAN. (natural sources) seperti letusan gunung berapi dan yang kedua berasal dari

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh virus atau bakteri dan berlangsung selama 14 hari.penyakit

BAB I. PENDAHULUAN. Yogyakarta merupakan kota dengan kepadatan penduduk tertinggi di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perubahan lingkungan udara pada umumnya disebabkan oleh pencemaran,

DAFTAR ISI. Halaman Judul... Halaman Pengesahan... Kata Pengantar Dan Persembahan... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BEBERAPA ISTILAH YANG DIGUNAKAN DALAM PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan industri dapat memberikan dampak positif bagi

4.1 Konsentrasi NO 2 Tahun 2011

BAB I PENDAHULUAN. hidup manusia terutama masalah lingkungan, Pencemaran udara yang paling

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

B A P E D A L Badan Pengendalian Dampak Lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. Udara merupakan faktor yang penting dalam kehidupan, namun dengan

BAB I PENDAHULUAN. kebanyakan dihasilkan oleh industri-industri. Pada awalnya kegiatan industri

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. A World Health Organization Expert Committee (WHO) menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. makhluk hidup lainnya (Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41. Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara).

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Bab I Pendahuluan. Gambar I.1 Bagan alir sederhana sistem pencemaran udara (Seinfield, 1986)

ANALISIS KUALITAS UDARA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hujan merupakan unsur iklim yang paling penting di Indonesia karena

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kota lebih banyak mencerminkan adanya perkembangan

Kiat Atasi Gangguan Pernapasan Akibat Polusi Udara

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut) adalah infeksi saluran

BAB I PENDAHULUAN. bahaya tersebut diantaranya bahaya faktor kimia (debu, uap logam, uap),

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat, baik fisik, biologi, maupun sosial yang memungkinkan setiap orang

BAB I PENDAHULUAN. bahan kimia dan biologis, juga bahaya fisik di tempat kerja (Ikhsan dkk, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. utama pencemaran udara di daerah perkotaan. Kendaraan bermotor merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Terdapat beberapa teori yang menjelaskan mengenai riwayat perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. terkontaminasinya udara, baik dalam ruangan (indoor) maupun luar ruangan

BAB I PENDAHULUAN. bermotor, pembangkit tenaga listrik, dan industri. Upaya pemerintah Indonesia untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai padanan istilah bahasa Inggris Acute Respiratory Infection (ARI). Infeksi

BAB I PENDAHULUAN. The United Nation Environment Programme memperkirakan 1.1 juta orang per

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V HASIL PENELITIAN

ANALISIS KONSENTRASI GAS AMMONIA (NH3) DI UDARA AMBIEN KAWASAN LOKASI PEMBUANGAN AKHIR (LPA) SAMPAH AIR DINGIN KOTA PADANG TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN.

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bidang kesehatan. Udara sebagai komponen lingkungan yang penting dalam

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era persaingan pasar bebas saat ini, produk suatu industri

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kelurahan Buliide, Kecamatan Kota Barat merupakan salah satu mata

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Polusi atau pencemaran lingkungan adalah suatu peristiwa masuknya atau

BAB I PENDAHULUAN. Hasil Analisa Bulan November Lokasi/Tahun Penelitian SO2 (µg/m 3 ) Pintu KIM 1 (2014) 37,45. Pintu KIM 1 (2015) 105,85

I. PENDAHULUAN. merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan kota-kota seluruh dunia.

BAB I PENDAHULUAN. manusia perlu mendapat perhatian khusus baik kemampuan, keselamatan, berbagai faktor yaitu tenaga kerja dan lingkungan kerja.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

VI. DAMPAK PENINGKATAN VOLUME LALU LINTAS TERHADAP LINGKUNGAN. Volume lalu lintas pada dasarnya merupakan proses perhitungan yang

SUMMARY. ANALISIS KADAR NITROGEN DIOKSIDA (NO₂) dan KARBONMONOKSIDA (CO) DI UDARA AMBIEN KOTA GORONTALO

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. KATA PENGANTAR... iii. ABSTRAK... vi. ABSTRACT... vii. DAFTAR ISI... viii. DAFTAR TABEL...

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sepeda motor merupakan salah satu alat transportasi yang paling

Turunnya Harga Premium, Tingkatkan Kadar Timbal

BAB I PENDAHULUAN. maupun mahluk hidup lainnya. Tanpa makan manusia bisa hidup untuk beberapa. udara kita hanya dapat hidup untuk beberapa menit saja.

PENCEMARAN UDARA LELY RIAWATI, ST., MT.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan yang berkembang pesat, khususnya dalam bidang teknologi,

Generated by Foxit PDF Creator Foxit Software For evaluation only.

BAB 1 PENDAHULUAN. Faktor lingkungan kerja merupakan salah satu penyebab timbulnya penyakit

Transkripsi:

BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Udara merupakan komponen lingkungan yang memiliki peranan sangat penting bagi kehidupan manusia. Proses metabolisme dalam tubuh tidak akan dapat berlangsung tanpa bantuan oksigen yang ada diudara. Selain oksigen, polutan lain yang terdapat di udara dapat masuk ke dalam tubuh bersama dengan mekanisme pernapasan. Polutan tersebut masih dapat dinetralisasi oleh tubuh bila berada dalam batas kewajaran tertentu, namun bila sudah melebihi ambang batas, proses netralisasi akan terganggu. Oleh sebab itu, kualitas udara perlu diperhatikan, sebab dapat berpengaruh pada kesehatan manusia baik secara langsung maupun tidak langsung. Polusi berasal dari berbagai sumber, baik sumber alami maupun sumber buatan atau yang lebih sering diakibatkan oleh aktivitas manusia. Polusi akibat aktivitas manusia salah satunya ialah polusi akibat industrialisasi. Kawasan di sekitar industri tentunya tidak akan terlepas dari polusi yang dihasilkan oleh industri tersebut, baik polusi udara, air maupun tanah. Dalam hal ini penulis tertarik melakukan penelitian terkait polusi yang dihasilkan oleh industri semen terhadap masyarakat yang tinggal berdekatan dengan wilayah industri. (1) Industri pembuatan semen merupakan industri yang tentunya akan menyumbangkan polusi pada lingkungan di sekitarnya. Polusi yang paling cepat dirasakan ialah polusi udara akibat proses produksi semen. Kawasan yang berada disekitar pabrik semen tentunya akan terkena polusi udara yang dihasilkan pabrik. Polusi yang dihasilkan pabrik semen antara lain terdiri dari debu dan gas, salah satu gas yang dihasilkan ialah sulfur dioksida (SO 2 ). SO 2 dihasilkan karena dalam proses

pembuatan semen menggunakan bahan baku batuan yang mengandung sulfur yang mana SO 2 terbentuk oleh proses pembakaran bahan bakar minyak, gas dan batubara yang mengandung sulfur tinggi. (2) Pencemaran oleh SO 2 terutama disebabkan oleh dua komponen sulfur bentuk gas yang tidak berwarna, yaitu SO 2 dan sulfur trioksida (SO 3 ). (3) Kasus pencemaran udara akibat SO 2 telah banyak ditemukan didunia misalnya di Inggris, pencemaran terjadi pada revolusi industri akibat pemakaian batu bara yang meningkat. Pada Desember 1952, muncul smog (asap bercampur kabut) yang menyebabkan angka kematian meningkat 4000 orang lebih banyak dari biasanya. Smog terjadi selama 5 hari yang mengakibatkan penyakit pernafasan pada lansia semakin parah dan menimbulkan kematian. Setelah diukur kadar SO 2 saat itu mencapai 0,7 ppm, lebih besar 7 kali lipat dibandingkan kondisi normal yang hanya mencapai 0.1 ppm. (4) Kasus lain yaitu kasus bencana asma Yokkaichi Jepang. Pada sekitar tahun 1960 terdapat kelompok industri bernama Sekiyukagaku Kombinat (komplek minyak tanah kimia) yang mengakibatkan kadar sulfur dioksida di distrik Isozu mencapai lebih dari 1-2 ppm, yang mana merupakan standar pencemaran tingkat tinggi. Hal ini menyebabkan terjadinya peningkatan penyakit asma bronkitis, disusul bronkitis kronis, dan bronkitis tipe asma pada anak. (4) SO 2 merupakan salah satu polutan yang harus terus dipantau keberadaannya diudara agar tidak melebihi baku mutu udara ambien yang telah ditetapkan dan agar tidak menimbulkan masalah kesehatan pada masyarakat. Salah satu caranya ialah dengan menilai tingkat risiko pajanan SO 2 melalui studi analisis risiko kesehatan lingkungan. Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan (ARKL) adalah proses menghitung atau memprakirakan risiko akibat pajanan tertentu pada kesehatan manusia, termasuk juga identifikasi terhadap keberadaan faktor ketidakpastian,

penelusuran pada pajanan tertentu, memperhitungkan karakteristik yang melekat pada agen yang menjadi perhatian dan karakteristik dari sasaran yang spesifik. (5) Baku mutu udara ambien yang ditetapkan pemerintah Indonesia untuk SO 2 diatur oleh Peraturan Pemerintah No. 41 tahun 1999 tentang pemantauan kualitas udara yang mana berdasarkan peraturan tersebut kadar SO 2 diudara untuk pengukuran satu jam sebesar 900 μg/nm 3, pengukuran 24 jam sebesar 365 μg/nm 3, dan untuk pengukuran 1 tahun sebesar 60 μg/nm 3. Apabila kadar pengukuran melewati atau mendekati baku mutu tentunya kita harus menentukan langkah pencegahan terkait pajanan jangka panjang dari polutan ini. Dengan penggunaan metode analisis resiko kesehatan lingkungan kita akan mengetahui berbagai hal terkait polutan antara lain lama pajanan polutan, frekuensi pajanan dan besaran risiko. Pada penelitian terkait PM 10, NO 2 dan SO 2 di Pretoria West sebuah wilayah industri bertenaga batu bara dan industri mangan di bagian utara provinsi Gauteng, Afrika Selatan didapatkan hasil bahwa pajanan akut dari SO 2 menghasilkan HQ/RQ<1, namun pada pajanan kronis SO 2 menghasilkan HQ/RQ>1 yang berarti masyarakat berisiko terpajan SO 2 yang tentunya akan menimbulkan efek negatif bagi kesehatan. (6) Hal ini membuktikan bahwa lamanya pajanan mempengaruhi besaran risiko pajanan pada masyarakat. Kadar konsentrasi SO 2 dipengaruhi oleh berbagai faktor salah satunya cuaca dalam hal ini angin. Berdasarkan penelitian tentang SO 2 di Bor, Serbia cuaca merupakan faktor mempengaruhi konsentrasi SO 2 di udara, cuaca yang normal terbukti bertanggung jawab atas tingginya konsentrasi SO 2 di udara ambien, hal ini disebabkan karena kecepatan dan arah angin yang lemah. (7) Ketika kecepatan angin tinggi, polutan dapat menipis oleh penyebaran(dispersion). Hal ini didukung oleh penelitian hasibuan dkk pada tahun 2015 tentang simulasi model dispersi polutan gas dan partikulat molekul pada pabrik semen yang mengungkapkan

bahwa semakin besar kecepatan angin pola penyebaran polutan semakin menyempit dan nilai konsentrasi polutan pada pusat sebaran semakin bertambah. (8) Pada penelitian ini peneliti akan mencoba membahas pajanan SO 2 pada masyarakat di Perumnas Indarung Kota Padang yang terkena polusi dari aktivitas pabrik PT Semen Padang menggunakan metode analisis resiko kesehatan lingkungan. Berdasarkan data pengukuran udara ambien yang didapat dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Padang pada tahun 2013-2016 kadar SO 2 yang ada di Kota Padang masih berada dibawah baku mutu udara ambien yang telah ditentukan. Pengukuran SO 2 yang dilakukan DLH dilaksanakan pada beberapa titik yang setiap tahunnya terdapat perubahan. Pengukuran yang dilakukan DLH berlangsung selama 1 jam sehingga baku mutu yang menjadi acuan adalah sebesar 900 μg/nm3. Data yang didapat dari DLH selama 4 tahun terakhir menunjukkan bahwa kadar SO 2 di wilayah sekitar pabrik PT Semen Padang selalu masuk sebagai sebagai salah satu pengukuran tertinggi yang dilakukan DLH. Pada tahun 2016 kadar tertinggi didapat pada pengukuran di Perum Unand Gadut yaitu sebesar 121,9 μg/nm3, disusul oleh pengukuran di Jln Raya Indarung sebesar 120,4 μg/nm3. Namun pengukuran di Perumnas Indarung dilakukan oleh DLH terakhir kali pada tahun 2014 dengan kadar sebesar 95,98 μg/nm3 padahal wilayah inilah yang merupakan wilayah terdekat yang terpajan polusi dari PT Semen Padang. (9) Gas SO 2, NO 2 dan debu terbukti dapat menimbulkan gangguan fungsi paru meskipun dengan konsentrasi yang kecil, ini dapat disebabkan apabila polutan tersebut terinhalasi setiap hari. Hal ini dibuktikan oleh penelitian Diyanah yang menjelaskan bahwa gas SO 2, NO 2 dan debu dapat mempengaruhi nilai FVC dan FEV 1 yang menjadi indikator dalam pengukuran gangguan pernafasan menggunakan spirometer. (10) Berdasarkan data Dinkes Kota Padang tahun 2014 mengenai penyakit

infeksi saluran pernafasan akut (ISPA), jumlah kasus ISPA di Kecamatan Lubuk Kilangan berjumlah 3926 kasus dari total 81619 kasus di Kota Padang. Morbiditas akibat ISPA ini dapat diakibatkan karena paparan berbagai gas dan debu di Lubuk (11) Kilangan pada tahun 2014 tersebut, salah satunya yaitu SO 2. Polusi yang ditimbulkan oleh PT Semen Padang terbukti menimbulkan risiko bagi kesehatan masyarakat salah satu melalui penelitian yang dilakukan Yuliando terkait TSP pada tahun 2014 di kawasan sekitar pabrik dan didapatkan konsentrasi TSP sebesar 338, 775 μg/nm3, yang mana berada diatas baku mutu udara ambien. Pada penelitian tahun 2016 yang dilakukan oleh Fransiska terkait TSP dikawasan industri yang sama didapatkan hasil perhitungan risiko lifetime yang menunjukkan bahwa wilayah yang berisiko adalah Perumnas Indarung dan Perumahan Unand Blok D. Dari berbagai pemaparan terkait SO 2 diatas, penulis tertarik melakukan penelitian terkait pajanan SO 2 di Perumnas Indarung yang mana merupakan daerah terdekat dari kawasan industri dan memiliki risiko lifetime serta karena belum dilakukannya pengukuran terkait SO 2 selama 2 tahun terakhir oleh DLH, padahal terhitung tahun 2017 ini PT Semen Padang baru saja mengoperasikan pabrik baru yang tentunya menambah kapasitas produksi dan juga polusi yang akan diberikan pada lingkungan. (11) 1.2 Perumusan Masalah Bagaimanakah analisis risiko kesehatan lingkungan pajanan SO 2, manajemen risiko dan komunikasi risiko untuk meminimalkan risiko pada masyarakat yang tinggal di Perumnas Indarung?

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Menganalisis tingkat risiko kesehatan lingkungan melalui analisis risiko kesehatan lingkungan pajanan SO 2 pada masyarakat di Perumnas Indarung akibat polusi dari PT Semen Padang, manajemen risiko dan komunikasi risiko yang dapat dilakukan untuk mengatasi dan menurunkan tingkat risiko. 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Mengetahui konsentrasi SO 2 di Perumnas Indarung. 2. Mengetahui karakteristik antropometri, pola aktivitas, dan gambaran gangguan pernapasan pada masyarakat yang tinggal di Perumnas Indarung. 3. Menganalisis dosis-respon pajanan SO 2 pada masyarakat yang tinggal di Perumnas Indarung 4. Menganalisis pajanan SO 2 pada masyarakat yang tinggal di Perumnas Indarung. 5. Menganalisis karakteristik risiko pajanan SO 2 pada masyarakat yang tinggal di Perumnas Indarung 6. Menentukan manajemen risiko pajanan SO 2 pada masyarakat yang tinggal di Perumnas Indarung 7. Menentukan komunikasi risiko pajanan SO 2 pada masyarakat yang tinggal di Perumnas Indarung. 1.4 Manfaat Penelitian 1. Manfaat Bagi Peneliti Menambah wawasan dan tolak ukur bagi penelitian selanjutnya mengenai cemaran udara oleh SO 2 pada Perumnas Indarung Kota Padang akibat dari

buangan limbah udara (gas) pabrik PT. Semen Padang serta dapat mengembangkan dan mempraktikkan ilmu ARKL yang didapat diperkuliahan dalam mendukung perkembangan ilmu kesehatan masyarakat untuk memprediksikan dampak kesehatan dari suatu pajanan agent penyebab penyakit di masa yang akan datang. 2. Manfaat Bagi Program Studi Kesehatan Masyarakat Hasil penelitian dapat digunakan sebagai masukan untuk penelitian dengan metode ARKL berikutnya terutama terkait pajanan SO 2 dan agar mahasiswa lain dapat mengembangkan metode yang lebih luas ruang lingkupnya. Informasi dari penelitian ini juga dapat menjadi bahan tambahan ilmu untuk pengembangan kemampuan mahasiswa untuk meningkatkan kompetensi dan kemampuan yang dimiliki mahasiswa program studi kesehatan masyarakat. 3. Manfaat Bagi PT. Semen Padang Hasil penelitian dapat menjadi informasi bagi pihak perusahaan yang akan berguna dalam memantau dan mengevaluasi besaran konsentrasi emisi SO 2 yang selama ini dibuang ke lingkungan (udara ambien). 4. Manfaat Bagi Dinas Lingungan Hidup Kota Padang Sebagai informasi terkait mutu cemaran udara oleh SO 2 yang dihasilkan oleh pabrik sehingga dapat dibandingkan dengan baku mutu yang telah ditetapkan yang mana akan berguna sebagai acuan tolak ukur pembentukan regulasiregulasi agar cemaran udara oleh SO 2 tersebut tidak melebihi baku mutu yang telah ada. Informasi ini juga dapat dijadikan acuan bagi pemerintah untuk lebih mengkritisasi dan mengawasi secara penuh aktivitas-aktivitas produksi pabrik yang dapat memicu peningkatan pencemaran udara.

5. Manfaat Bagi Masyarakat Masyarakat mengetahui seberapa besar tingkat pencemaran udara oleh SO 2 yang berasal dari polusi hasil produksi PT. Semen Padang. Dan mengetahui lama waktu serta risiko pemajanan SO 2 secara terus-menerus, sehingga masyarakat dapat mencari alternatif untuk meminimalkan risiko yang akan menimpa mereka akibat pajanan tersebut. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kota Padang tepatnya di Perumnas Indarung yang merupakan kawasan terdekat yang berada disekitar pabrik PT. Semen Padang pada bulan Juni 2017. Jenis penelitian dalam penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode analisis risiko kesehatan sebagai dampak pajanan SO 2 terhadap masyarakat. Penelitian ini untuk memprakirakan risiko aman atau tidaknya pajanan SO 2 terhadap masyarakat yang bermukim di Perumnas Indarung tahun 2017. Sampel penelitian merupakan masyarakat yang tinggal di Perumnas Indarung yang berada pada daerah sekitar industri PT. Semen Padang Masyarakat yang dimaksud adalah kelompok umur manusia dewasa dikarenakan orang dewasa dapat menerima dosis yang lebih besar karena mereka memiliki laju inhalasi yang lebih besar, rasio berat badan dan peningkatan volume/menit dibandingkan kelompok umur anak-anak ataupun kelompok umur lainnya. Pengukuran konsentrasi polutan SO 2 diukur dengan menggunakan alat pengukuran udara ambien (impinger) milik HIPERKES Kota Padang dengan metode Pararosanilin. Data dianalisis dengan menggunakan analisis univariat dan analisis risiko kesehatan lingkungan.