BAHAN DAN METODE. Bahan yang digunakan adalah benih padi Varietas Ciherang, Urea, SP-36,

dokumen-dokumen yang mirip
III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Laboratorium Lapang Terpadu

Penelitian ini dilaksanakan pada Juni sampai Oktober 2014 di Rumah Kaca. Lapangan Terpadu dan Laboratorium Benih dan Pemuliaan Tanaman

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan Politeknik Negeri Lampung yang berada pada

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Laboratorium Terpadu dan Laboratorium

III. BAHAN DAN METODE

III. METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan STIPER Dharma Wacana Metro,

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Lahan Percobaan Lapang Terpadu dan Laboratorium

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

Persyaratan Lahan. Lahan hendaknya merupakan bekas tanaman lain atau lahan yang diberakan. Lahan dapat bekas tanaman padi tetapi varietas yang

III. BAHAN DAN METODE

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. Metode Penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Alat dan Bahan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian produksi benih dilakukan di lahan petani di Desa Sinar Agung, Kecamatan

Ciparay Kabupaten Bandung. Ketinggian tempat ±600 m diatas permukaan laut. dengan jenis tanah Inceptisol (Lampiran 1) dan tipe curah hujan D 3 menurut

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan di lokasi : 1) Desa Banjarrejo, Kecamatan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit

III. BAHAN DAN METODE. Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian. Penelitian dilaksanakan di lahan sawah di Dusun Tegalrejo, Taman Tirto,

III BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan. Kabupaten Pesawaran dari Oktober 2011 sampai April 2012.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

I. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian telah dilaksanakan dengan percobaan rumah kaca pada bulan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Universitas Lampung (Unila),

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas

BAHAN DAN METODE. Faktor kedua adalah jumlah bibit per lubang yang terdiri atas 3 taraf yaitu : 1. 1 bibit (B 1 ) 2. 2 bibit (B 2 ) 3.

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Timur Kabupaten Semarang dan di Laboratorium Penelitian Fakultas Pertanian

SISTEM BUDIDAYA PADI GOGO RANCAH

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Mei 2013 sampai Maret 2014 di

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung,

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu

TATA CARA PENELTIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan lahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

II. BAHAN DAN METODE. 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan laboratoriun lapangan terpadu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di lahan pertanaman tebu Kecamatan Natar, Kabupaten

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat

III. MATERI DAN METODE. Laboratorium Agronomi. Waktu penelitian dilakaukan selama ± 4 bulan dimulai

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian. Kabupaten Bantul, Daerah istimewa Yogyakarta. Waktu pelaksanaan dimulai

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan yang terletak di Desa Rejomulyo,

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang Efektivitas Aplikasi Beauveria bassiana sebagai Upaya

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

PT. PERTANI (PERSERO) UPB SUKASARI

BAHAN DAN METODE. Bahan dan Alat

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Lapangan Terpadu Kampus Gedung Meneng Fakultas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di laboratorium Lapangan Terpadu Universitas Lampung

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang terpadu Universitas Lampung di

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

BAB IV METODE PENELITIAN. (RAK) faktor tunggal dengan perlakuan galur mutan padi gogo. Galur mutan yang

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016

DENGAN HIBRIDA HASIL PRODUKSI PADI MENINGKAT

Percobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda

III. BAHAN DAN METODE. Tuan dengan ketinggian 25 mdpl, topografi datar dan jenis tanah alluvial.

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)

Petunjuk Teknis Budidaya Tanaman Padi Hibrida

PELAKSANAAN PENELITIAN. dan produksi kacang hijau, dan kedua produksi kecambah kacang hijau.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini didesain dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap

BAHAN DAN METODE. Y ij = + i + j + ij

KAJIAN PERBENIHAN TANAMAN PADI SAWAH. Ir. Yunizar, MS HP Balai Pengkajian Teknologi Riau

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Banjarsari Bedeng 29, Kecamatan Metro

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Pengamatan pertumbuhan tanaman kedelai Edamame dilakukan di rumah. B. Bahan dan Alat Penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Penelitian Natar, Lampung Selatan dan

III. BAHAN DAN METODE. Laboratorium Produksi Perkebunan Fakultas Pertanian Universitas Lampung

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca Gedung Hortikultura Universitas Lampung

Oleh : Koiman, SP, MMA (PP Madya BKPPP Bantul)

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Agrobioteknologi,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini bagian dari kegiatan SLPHT kelompok tani Sumber Rejeki yang

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu, Fakultas Pertanian,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di kebun Kota Sepang Jaya, Kecamatan Labuhan Ratu,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di lahan percobaan Politeknik Negeri Lampung, Bandar

III. BAHAN DAN METODE. dengan Januari Pengujian viabilitas dilakukan di Laboratorium Pemuliaan

Transkripsi:

18 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Percobaan dilaksanakan di lahan sawah irigasi Desa Sinar Agung, Kecamatan Pulau Pagung, Kabupaten Tanggamus dari bulan November 2014 sampai April 2015. 3.2 Bahan dan Alat Bahan yang digunakan adalah benih padi Varietas Ciherang, Urea, SP-36, Phonska, Dolomit, Silika (SiO 2 35%), Mangan (MnSO 4. H 2 O), plastik, Niklosamida 500 g/l, Isoprothiolen 400 g/l, Fentin asetat 45%, dan Metil tiofanat 500 g/l. Alat yang digunakan adalah traktor bajak, cangkul, timbangan analitik, gelas ukur, akuades, hand rotary, knapsack sprayer, sabit, penggaris meteran, oven Memmert, alat pemisah benih (seed blower), alat penghitung benih (seed counter), kamera, jerigen 10 dan 20 liter, corong, dan alat tulis. 3.3 Metode Penelitian Untuk menjawab pertanyaan dalam perumusan masalah dan menguji hipotesis, rancangan perlakukan disusun secara faktorial (2x5). Faktor pertama adalah

19 pemberian Mn dengan konsentrasi 0 ppm (M 0 ) dan 5 ppm (M 1 ). Faktor kedua adalah pemberian Si yang terdiri dari 5 taraf konsentrasi, yaitu 0 ppm (S 0 ), 50 ppm (S 1 ), 100 ppm (S 2 ), 150 ppm (S 3 ), dan 200 ppm (S 4 ). Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan kelompok teracak sempurna (RKTS) dengan tiga kali ulangan. Homogenitas ragam antarperlakuan diuji dengan Uji Bartlet dan kemenambahan data diuji dengan Uji Tukey. Jika asumsi terpenuhi, data dianalisis ragam dan dilanjutkan dengan uji ortogonal dan polinomial orthogonal (Tabel 3, Lampiran). Semua pengujian dilakukan pada taraf α 0,05. 3.4 Pelaksanaan Penelitian 3.4.1 Pengolahan tanah Air digenangkan setinggi 2 5 cm sebelum pembajakan. Pembajakan tanah I sedalam 15 20 cm menggunakan bajak traktor singkal lalu tanah diinkubasi selama 3 4 hari. Perbaikan pematang dibuat cukup besar untuk memastikan tidak terjadi rembesan air. Genang lahan sawah selama 2 3 hari sedalam 2 5 cm diatas permukaan. Selanjutnya pembajakan tanah II dilakukan untuk mengendalikan gulma dan pelumpuran tanah. Permukaan tanah diratakan menggunakan garu atau papan yang ditarik tangan. Lahan yang telah diolah diistirahatkan 1 2 hari, supaya lumpur stabil. Penelitian ini menggunakan lahan percobaan seluas 270 m 2 dengan 30 petak percobaan, yang masing-masing petak percobaan tersebut berukuran 3 m x 3 m.

20 3.4.2 Penyemaian Benih yang digunakan adalah benih padi Varietas Ciherang. Benih terlebih dahulu direndam dalam air selama 24 jam. Selanjutnya, benih diperam menggunakan kain kasa selama semalam untuk menyerempakkan perkecambahan benih. Kemudian benih disebar merata di lahan persemaian secara macak-macak. Saat benih berkecambah, beri tambahan air dengan ketinggian air mencapai pangkal batang selama persemaian. Bibit padi yang berumur 14 hst disemprot dengan bakterisida Puanmur 50 SP dengan dosis anjuran 0,5 1,0 l/ha dan insektisida Sidabas 50 EC dengan dosis 0,25 0,50 l/ha untuk mencegah terjadinya serangan penyakit hawar daun bakteri dan wereng batang coklat pada saat persemaian. 3.4.3 Penanaman Pindah tanam dilakukan setelah bibit berumur sekitar 22 hari setelah semai. Pencaplakan dilakukan untuk membuat jarak tanam bibit secara seragam dan teratur. Penanaman dilakukan dengan jarak tanam 25 cm x 25 cm dengan 3 4 batang/rumpun. Setiap satuan petak perlakuan berukuran 3 m x 3 m terdapat 144 rumpun/petak, sehingga untuk mengetahui jumlah bibit yang diperlukan dapat dikalikan dengan tiga puluh petak satuan percobaan. 3.4.4 Aplikasi Mn dan Si Aplikasi Mn dan Si dilakukan sejak tanaman berumur 21 hari setelah tanam. Mn dan Si diaplikasikan sebanyak 3 kali yaitu pada saat 3, 7, dan 11 minggu setelah tanam (MST) dengan konsentrasi MnSO 4.H 2 O sebesar 0 ppm dan 5 ppm

21 sedangkan konsentrasi SiO 2 0 ppm, 50 ppm, 100 ppm, 150 ppm, dan 200 ppm. Langkah awal yang dilakukan untuk membuat larutan Si dan Mn adalah menghitung konsentrasi Si dan Mn dalam SiO 2 dan MnSO 4. H 2 O dengan cara: ppm Mn atau Si = ( ) % Selanjutnya konsentrasi Mn dan Si diperoleh sebesar 5 ppm Mn (0,016 g/l), 50 ppm Si (0,3 g/l), 100 ppm Si (0,6 g/l), 150 ppm Si (0,9 g/l), dan 200 ppm Si (1,2 g/l). Kebutuhannya disesuaikan dengan volume semprot yang digunakan pada masing-masing waktu aplikasi. Selanjutnya Si yang telah larut disemprotkan ke seluruh permukaan daun bagian bawah dengan menggunakan knapsack sprayer. Aplikasi larutan Si dan Mn dilakukan pada hari yang sama, namun Mn terlebih dahulu diaplikasikan pada daun tanaman padi. Hal ini dikarenakan Si bersifat melapisi jaringan daun tanaman sehingga apabila Si diaplikasikan terlebih dahulu dikhawatirkan Mn tidak dapat menembus kedalam jaringan daun tanaman karena telah terlapisi oleh Si. 3.4.5 Pemeliharaan Penyulaman dimaksudkan untuk mengganti bibit yang mati, agar populasi tanaman tidak berkurang. Penyulaman dilakukan seawal mungkin 7 HST, agar pertumbuhan tanaman sulaman tetap baik. Pupuk dasar yang digunakan adalah 300 kg Urea/ha, 150 kg SP-36/ha, dan 150 kg Phonska/ha yang diberikan pada saat padi berumur 7 14 HST, 21 28 HST, dan 35 50 HST dengan cara disebar.

22 Pengairan dilakukan dengan menggunakan irigasi teknis lahan sawah yaitu sepuluh hari pertama setelah tanam penggenangan sedalam 2 5 cm, selanjutnya dibuat macak-macak, dilanjutkan secara intermitten, yaitu kondisi basah-kering dengan interval 7 10 hari. Pada saat pembungaan diairi kembali kemudian pada saat 10 14 hari menjelang panen pengairan dihentikan. Penyiangan gulma secara mekanis pada 21 dan 42 HST, menggunakan landak atau hand rotary. Penyiangan dilakukan pada kondisi air macak-macak. Penggunaan herbisida disesuaikan dengan gulma target. Pengendalian hama pada fase vegetatif dilakukan dengan menggunakan insektisida Sidabas 500 EC sesuai dengan dosis anjuran, yaitu 0,25 0,50 l/ha. 3.4.6 Pemanenan Panen dilaksanakan pada saat tanaman telah mencapai masak fisiologis yang ditandai dengan bulir padi yang sudah menguning 95% serta kadar air berkisar 17 23%. Pemanenan dilakukan dengan cara memotong batang tanaman padi dengan sabit. Perontokan gabah padi dilakukan dengan menggunakan alat perontok thresher atau perontok bermesin. Pengeringan gabah padi dilakukan secara manual, yaitu dengan menjemur calon benih padi di bawah sinar matahari untuk menurunkan kadar air benih padi hingga 16 18% (gabah kering simpan/gks). Setelah itu, gabah yang sudah kering dibersihkan dari kotoran, jerami, maupun gabah hampa menggunakan alat pemisah benih (seed blower) atau penampi.

23 3.5 Pengamatan Untuk menguji kesahihan kerangka pemikiran dan hipotesis dilakukan pengamatan terhadap komponen pertumbuhan dan produksi padi yang dihasilkan. Tinggi tanaman. Pengukuran dimulai dari pangkal batang yang berbatasan dengan tanah sampai daun yang terpanjang. Pengukuran dilakukan saat tanaman berumur 12 minggu setelah tanam (MST) menggunakan meteran dalam satuan sentimeter. Bobot kering berangkasan. Berangkasan tanaman padi diambil 2 sampel/petak pada saat akhir fase vegetatif atau akan memasuki fase generatif. Berangkasan dikeringkan dengan menggunakan oven Memmert dengan suhu 70 o C selama 3 x 24 jam kemudian ditimbang dengan timbangan Ohaus sensitivitas 0,1 gram, dalam satuan gram. Jumlah anakan maksimum (rumpun). Pengamatan dilakukan saat 21 HST dan diukur 1 minggu sekali. Jumlah anakan maksimum dilihat dengan mengambil rata-rata anakan tertinggi pada pengukuran yang telah dilakukan. Pengukuran dihentikan pada saat tanaman masa primordial (63 HST). Jumlah anakan produktif (rumpun). Jumlah anakan produktif dihitung dari jumlah anakan total yang mampu menghasilkan malai. Jumlah anakan produktif dihitung pada saat tanaman padi berumur 13 MST.

24 Panjang malai. Panjang malai diukur dari pangkal malai hingga ujung malai. Pengukuran dilakukan menggunakan meteran dalam satuan sentimeter. Panjang malai diukur sebelum panen. Bobot gabah isi per rumpun. Bobot gabah isi dihitung dengan cara menimbang semua gabah isi per rumpun. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan timbangan elektirk dengan sensitivitas 0,1 gram. Bobot 1.000 butir gabah. Menimbang 1.000 butir gabah yang telah dikeringkan sampai pada kadar air 14%. Pengamatan dilakukan dengan menghitung benih menggunakan alat penghitung benih (seed counter) sebanyak 1.000 butir dan ditimbang dengan menggunakan timbangan elektrik sensitivitas 0,1 g dalam satuan gram. Hasil padi ton per hektar. Pengamatan dilakukan dengan menimbang bobot gabah pada kadar air 14% per petak panen dengan ukuran 2x2 dalam petak perlakuan kemudian dikonversikan ke dalam satuan ton per hektar.