BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan suatu bagian dari kebudayaan. Bila kita mengkaji kebudayaan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. rumah adat yang menjadi simbol budaya daerah, tetapi juga tradisi lisan menjadi

BAB I PENDAHULUAN. dan seloka. Sedangkan novel, cerpen, puisi, dan drama adalah termasuk jenis sastra

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu kebanggaan nasional (national pride) bangsa Indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Violeta Inayah Pama, 2013

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan masa lampau, karena naskah-naskah tersebut merupakan satu dari berbagai

BAB I PENDAHULUAN. dari kata majemuk bahasa Inggris folklore, yang terdiri atas kata folk dan lore.

BAB 1 PENDAHULUAN. Meskipun bangsa Indonesia sudah memiliki tradisi tulis, tidak dapat disangkal

BAB I PENDAHULUAN. sebagai fakta sosial, manusia sebagai makhluk kultural (Ratna, 2005:14). Dalam

A. Latar Belakang Kegiatan pembelajaran di sekolah dilaksanakan dalam rangka untuk meningkatkan kemampuan siswa, baik pada aspek pengetahuan, sikap

BAB I PENDAHULUAN. prosa dan puisi. Prosa adalah karya yang berbentuk naratif (berisi cerita). Puisi adalah

BAB I PENDAHULUAN. yang pada umumnya mempunyai nilai budaya yang tersendiri. Dalam kehidupan

2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS

2015 PENGAKUAN KEESAAN TUHAN DALAM MANTRA SAHADAT SUNDA DI KECAMATAN CIKARANG TIMUR KABUPATEN BEKASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN. Kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, ialah

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang memiliki kekayaan budaya dan

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia disatupadukan dari kebudayaan nasional dan kebudayaan. daerah. Kebudayaan nasional Indonesia merupakan puncak puncak

NILAI-NILAI SOSIAL DAN BUDAYA DALAM MITOS KIAI KALADETE TENTANG ANAK BERAMBUT GEMBEL DI DATARAN TINGGI DIENG KABUPATEN WONOSOBO SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. dikenal masyarakat luas sampai saat ini adalah prosa rakyat. Cerita prosa rakyat

BAB I PENDAHULUAN. objeknya manusia dan kehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. suku bangsa yang ada di Indonesia memiliki ciri khas budaya tersendiri. Selain

BAB IV RESEPSI MASYARAKAT DESA ASEMDOYONG TERHADAP TRADISI BARITAN. Secara definitif resepsi sastra berasal dari kata recipere (Latin), reception

BAB I PENDAHULUAN. Papua seperti seekor burung raksasa, Kabupaten Teluk Wondama ini terletak di

BAB I PENDAHULUAN. kearifan nenek moyang yang menciptakan folklor (cerita rakyat, puisi rakyat, dll.)

BAB I PENDAHULUAN. Nilai budaya yang dimaksud adalah nilai budaya daerah yang dipandang sebagai suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. khusus, karena terjadinya hubungan erat di antara keduanya.

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. berkembang mengiringi kebudayaan dari zaman ke zaman.akibat perkembangan itu

BAB I PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia terdiri dari beribu-ribu pulau yang dihuni oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam suku, adat istiadat dan

BAB I PENDAHULUAN. menentukan dan menetapkan masa depan masyarakat melalui pelaksana religinya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Budi Utomo, 2014

BAB I PENDAHULUAN. kelompok atau lapisan sosial di dalam masyarakat. Kebudayaan ini merupakan suatu cara

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan saat-saat penting dalam kehidupan seseorang. Peristiwa-peristiwa penting

BAB I PENDAHULUAN. Sastra daerah merupakan bagian dari suatu kebudayaan yang tumbuh dan

BAB I PENDAHULUAN. dan seni budaya tradisionalnya, adanya desa desa tradisional, potensi

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang sangat kompleks. Didalamnya berisi struktur-struktur yang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Kebudayaan Indonesia sangat beragam. Pengaruh-pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. sampai merauke, menyebabkan Indonesia memiliki banyak pulau. dijadikan modal bagi pengembang budaya secara keseluruhan.

I. PENDAHULUAN. Sastra tidak terlepas dari kehidupan manusia karena sastra merupakan bentuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara yang kaya akan kebudayaan dan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. beberapa pulau, daerah di Indonesia tersebar dari sabang sampai merauke.

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL TRANSFORMASI MEDIA CERITA RAKYAT INDONESIA SEBAGAI PENGENALAN WARISAN BUDAYA NUSANTARA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan hal yang sangat vital dalam berkomunikasi dengan

2015 PERKEMBANGAN KESENIAN BRAI DI KOTA CIREBON TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Bima itu. Namun saat adat istiadat tersebut perlahan-lahan mulai memudar, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Negara Indonesia memiliki beribu-ribu pulau di dalamnya.

BAB I PENDAHULUAN. akan dapat diterima orang lain, sehingga tercipta interaksi sosial sesama

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan masyarakat setiap suku. Kebudayaan sebagai warisan leluhur dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. Gending berarti lagu, tabuh, nyanyian, sedangkan Rare berarti bayi/

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di Indonesia sangat kaya akan berbagai macam budaya baik itu bahasa,

Pada bab ini dipaparkan (1) latar belakang penelitian (2) rumusan penelitian (3) tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Tradisi lokal ini sering disebut dengan kebudayaan lokal (local culture), yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia adalah makhluk budaya mengandung pengertian bahwa

JURNAL SKRIPSI. MAKNA RITUAL DALAM PEMENTASAN SENI TRADISI REOG PONOROGO (Studi Kasus di Desa Wagir Lor, Kecamatan Ngebel, Kabupaten Ponorogo)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Juita, 2014 konsep hidup rahayu dalam kidung rahayu

BAB I PENDAHULUAN. yang subordinatif, di mana bahasa berada dibawah lingkup kebudayaan.

BAB I PENDAHULUAN. dalam tradisi mereka. Budaya dan sumber-sumber sejarah tersebut dari generasi

BAB I PENDAHULUAN. peran orang tua sebagai generasi penerus kehidupan. Mereka adalah calon

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastra lisan sebagai sastra tradisional telah lama ada, yaitu sebelum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sangat berperan dalam kehidupan manusia sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rezki Puteri Syahrani Nurul Fatimah, 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penemuan penelitian. Penelitian ini mengambil cerita rakyat Onggoloco sebagai

PELAKSANAAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT BIDANG KEBUDAYAAN

BAB I PENDAHULUAN. Keanekaragaman kebudayaan Indonesia merupan kebanggaan yang pant as

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. didapat dalam semua kebudayaan dimanapun di dunia. Unsur kebudayaan universal

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya. Menurut Koenrtjaraningrat (1996:186), wujud kebudayaan dibedakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari berbagai suku

BAB 1 PENDAHULUAN. Kondisi negara Indonesia akhir-akhir ini sangat mengkhawatirkan.

BAB I PENDAHULUAN. Suatu daerah pasti memiliki suatu keunikan masing-masing. Keunikankeunikan

BAB I PENDAHULUAN. ini sudah memiliki kebudayaan dan karya sastra tersendiri.

BAB I PENDAHULUAN. asia, tepatnya di bagian asia tenggara. Karena letaknya di antara dua samudra,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Fendra Pratama, 2014 Perkembangan Musik Campak Darat Dari Masa Ke Masa Di Kota Tanjung Pandan Belitung

BAB I PENDAHULUAN. batas formal namun semua itu tidak begitu subtansial. Mitos tidak jauh dengan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang luas di dunia, karena Indonesia tidak

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk kata-kata. Manusia mengikuti aturan pembentukan kode verbal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai negara kepulauan dengan ratusan suku bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan pilar utama penentu kemajuan suatu bangsa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan Negara kepulauan yang dikenal sebagai Negara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

PENYELENGGARAAN PENGELOLAAN PENGETAHUAN TRADISIONAL & EKSPRESI BUDAYA TRADISIONAL. Dra. Dewi Indrawati MA 1

BAB 1 PENDAHULUAN. diwariskan secara turun temurun di kalangan masyarakat pendukungnya secara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebudayaan merupakan kompleks yang mencakup pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil ciptaan manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. fenomena/gejala kian merenggangnya nilai-nilai kebersamaan, karena semakin suburnya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya keanekaragaman seni dan budaya.

BAB I PENDAHULUAN. pada masyarakat Pesisir adalah pertunjukan kesenian Sikambang di Kelurahan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pradopo (1988:45-58) memberi batasan, bahwa karya sastra yang bermutu

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan peradaban manusia tidak pernah terlepas dari apa yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra merupakan suatu bagian dari kebudayaan. Bila kita mengkaji kebudayaan kita tidak dapat melihatnya sebagai sesuatu yang statis, tetapi merupakan sesuatu yang dinamis, yang senantiasa berubah. Hubungan antara kebudayaan dan masyarakat itu amat erat, karena kebudayaan itu sendiri adalah cara suatu kumpulan manusia atau masyarakat mengadakan sistem nilai, yaitu berupa aturan yang menentukan sesuatu benda atau perbuatan lebih tinggi nilainya, lebih dikehendaki, dari yang lain (Semi, 1984: 54). Kebudayaan tentulah tidak akan terlepas dari sastra, begitu juga sebaliknya, sastra akan maju bila ditunjang oleh kebudayaan yang kuat dan mengakar di kalangan masyarakat kita. Keduanya, sastra dan budaya, saling mendukung. Sebagai salah satu bagian dari kebudayaan, karya sastra selalu berkaitan erat dengan persoalan kehidupan manusia yang terdapat dalam masyarakat karena karya sastra selalu membicarakan perilaku kehidupan manusia dengan segala aspeknya. Dengan demikian, karya sastra juga dapat dipandang sebagai cerminan dari kehidupan manusia, sebagai tanggapan dari kehidupan manusia, dan sebagai evaluasi dari kehidupan manusia karena karya sastra juga menggambarkan tingkat keinginan suatu kebudayaan, gambaran tradisi yang berlaku, dan tingkat kehidupan yang telah dicapai oleh suatu masyarakat pada suatu masa serta harapan yang dicita-citakan. 1

2 Kebudayaan adalah segenap perwujudan dan keseluruhan hasil pikiran, kemauan, serta perasaan manusia, yang perkembangannya melalui manusia dengan manusia, manusia dengan alam, dan hubungan manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa. Koentjaraningrat (1983: 9) mengatakan bahwa kebudayaan adalah keseluruhan gagasan dan karya manusia, yang harus dibiasakannya dengan belajar, beserta keseluruhan dari hasil budi dan karyanya itu. Salah satu hasil kebudayaan yang berkaitan kuat dengan karya manusia ialah yang berbentuk sastra. Di Indonesia, khususnya dalam dunia kesusastraan kita mengenal istilah sastra lisan dan sastra tulis. Sastra lisan merupakan bagian yang tidak dapat dilepaspisahkan dari sastra tulis. Sebelum munculnya sastra tulis, sastra lisan telah berperan dalam membentuk apresiasi sastra masyarakat, sehingga sastra lisan dan sastra tulis hidup berdampingan. Dikatakan sastra lisan karena sastra tersebut disalurkan dari mulut ke mulut, dari satu generasi ke generasi berikutnya dengan menggunakan bahasa lisan tanpa ada naskah. Hampir sebagian besar suku bangsa di Indonesia mengenal sastra lisan, demikian pula dengan masyarakat suku Nuaulu di pulau Seram Kabupaten Maluku Tengah. Masyarakat adat di suku Nuaulu ini memiliki sastra lisan yang lahir dan berkembang dalam lingkungan yang menggunakan bahasa daerah. Salah satu sastra lisan penting yang masih digunakan pada saat Ritual Daur Hidup dilaksanakan yaitu nyanyian rakyat. Dalam syair lagu terkandung nilai budaya,pendidikan,etika,religi,

3 nasihat yang bagi masyarakat suku Nuaulu mempunyai arti yang sangat besar bagi kehidupan. Dalam perkembangan zaman yang semakin modern ini, upacara tradisional sebagai warisan budaya leluhur boleh dikatakan masih memegang peranan penting dalam kehidupan bermasyarakat. Kita menyadari bahwa upacara tradisional yang didalamnya dilantunkan nyanyian-nyanyian atau lagu-lagu yang mana mengandung norma-norma atau aturan-aturan dalam hidup bermasyarakat pendukungnya. Lagipula dalam syair lagu ini mengandung unsur nilai-nilai budaya yang ditanamkan oleh para leluhur kita kepada generasi penerusnya. Dengan ditanamkan seawal mungkin akan semakin memperkokoh kepribadian masyarakat pendukungnya, sehingga ada alasan tertentu untuk melestarikannya. Uneputty (1984: 57) menjelaskan Daur Hidup berkaitan dengan upacaraupacara ritual kehidupan manusia yang terkait dengan religi dan menjadi tradisi budaya. Norma-norma yang berkaitan dengan lintasan hidup sudah merupakan sesuatu yang sakral, karena kesakralannya itu maka pengingkaran terhadapnya dapat menimbulkan malapetaka. Pola pemikiran ini sangat jelas tampaknya pada suku Nuaulu yang mendiami Pulau Seram, bagi kelompok suku ini lintasan-lintasan hidup atau daur hidup mutlak harus diupacarakan. Nyanyian rakyat adalah salah satu genre tua yang berbentuk folklor yang terdiri atas kata-kata dan lagu, yang beredar secara lisan diantara anggota kolektif tertentu, berbentuk tradisional, serta banyak mempunyai varian. Berbeda dengan kebanyakan

4 bentuk-bentuk folklor lainnya, nyanyian rakyat berasal dari bermacam-macam sumber dan timbul dalam berbagai macam media. Seringkali juga nyanyian rakyat ini kemudian dipinjam oleh penggugah nyanyian profesional untuk diolah lebih lanjut menjadi nyanyian pop atau klasik (seriosa). Walaupun demikian, identitas flokrositasnya masih dapat kita kenali karena masih ada varian foklornya yang beredar dalam peredaran lisan (oral transmission). Di dalam nyanyian rakyat kata-kata dan lagu merupakan dwitunggal yang tak terpisahkan, sehingga salah besar jika pengumpulan nyanyian rakyat jarang tidak sekaligus mengumpulkan lagunya. Dalam kenyataan, teks nyanyian rakyat selalu dinyanyikan oleh informan dan jarang sekali yang hanya disajakan ( recite ) saja. Nyanyian rakyat dapat dibedakan dari nyanyian lainnya, seperti nyanyian pop atau klasik ( art song ), karena sifatnya yang mudah dapat berubah-ubah, baik dalam bentuk maupun isinya. Nyanyian rakyat lebih luas peredarannya pada suatu kolektif dan dapat bertahan untuk beberapa generasi. Tempat peredaran nyanyian rakyat ini lebih luas daripada nyanyian pop atau klasik. Hal ini disebabkan karena kalau nyanyian pop atau klasik hanya beredar di antara kolektif yang melek huruf dan semi melek huruf, maka nyanyian rakyat selain beredar di antara kolektif buta huruf dan semi buta huruf tapi juga beredar di kalangan yang melek huruf. Usaha-usaha yang dilakukan secara sadar dan terarah untuk melindungi dan melestarikan nyanyian rakyat di suku Nuaulu tersebut, mutlak diperlukan. Salah satu bentuk upaya untuk melindungi dan melestarikan nyanyian rakyat pada masyarakat

5 suku Nuaulu ini adalah dengan cara pembelajaran mengidentifikasi makna dan majas dalam syair lagu Ritual Daur Hidup di sekolah, membuat dokumentasi kumpulan nyanyian-nyanyian Ritual Daur Hidup dalam bentuk buku. Sekolah menjadi bagian terpenting dalam pengembangan aset budaya daerah dan sekaligus pula sebagai lembaga yang dipercaya untuk melestarikan dan mengembangkan budaya daerah melalui pengajaran sastra di sekolah, dan dapat juga sebagai bahan ajar pada mata pelajaran mulok. Pelestarian nyanyian rakyat sebagai sarana untuk menyampaikan pesan nilai budaya yang di dalamnya ada unsur pendidikan yang wajib diajarkan oleh guru kepada siswa di sekolah, sebagai salah satu bentuk upaya melestarikan adat istiadat daerah yang notabene adalah merupakan suatu aset kekayaan bangsa yang patut dijaga dan dilestarikan. Sebelumnya, penelitian mengenai model pelestarian sastra lisan pernah dilakukan oleh Nono Sudarmono dengan judul Struktur Dan Fungsi Seni Tradisi Gaok Serta Model Pelestariannya Melalui Pembelajaran Apresiasi Sastra Di SMA, Novita Tabelessy dengan judul Model Pelestarian Nilai Budaya Dan Nilai Pendidikan Dalam Konteks Sastra Lisan Pantun Pada Upacara Pernikahan dan Casminih dengan judul Kajian Makna, Nilai Budaya, Dan Konteks Seni Tradisional Indramayu Sintren Serta Upaya Pewarisannya. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk mengkaji lebih dalam tentang : Kajian Etnografi Terhadap Makna Syair Lagu Pada Ritual Daur

6 Hidup Masyarakat Suku Nuaulu Di Pulau Seram Kabupaten Maluku Tengah Dan Model pelestariannya. 1.2 Batasan Masalah Dengan mengenal budaya daerah, kita akan memahami pula kebudayaan tersebut. Salah satu cara yang dipakai untuk mempelajari dan mengenal budaya daerah yaitu dengan mempelajari sastra lisan ( folklore ) dalam masyarakat sekitar kita. Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, untuk lebih bermanfaat, penelitian ini akan lebih difokuskan pada makna yang terkandung dalam syair lagu sebagai upaya melestarikan warisan budaya daerah melalui Ritual Daur Hidup suku Nuaulu di Kabupaten Maluku Tengah dan model pelestariannya. 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Bagaimanakah proses pelaksanaan Ritual Daur Hidup dan makna apa saja yang terkandung pada syair lagu Ritual Daur Hidup suku Nuaulu di Pulau Seram Kabupaten Maluku Tengah? 2. Nilai budaya apa saja yang terkandung dalam makna syair lagu pada upacara Ritual Daur Hidup suku Nuaulu di Pulau Seram Kabupaten Maluku Tengah?

7 3. Bagaimana model pelestarian nilai budaya dalam syair lagu yang terdapat pada Ritual Daur Hidup masyarakat suku Nuaulu di pulau Seram Kabupaten Maluku Tengah. 1.4 Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui bagaimanakah proses pelaksanaan Ritual Daur Hidup pada masyarakat suku Nuaulu dan mendeskripsikan makna yang terkandung pada syair lagu Ritual Daur Hidup masyarakat suku Nuaulu. 2. Untuk menemukan nilai budaya yang terkandung dalam makna syair lagu pada upacara Ritual Daur Hidup masyarakat suku Nuaulu. 3. Untuk menyusun model pelestarian nilai budaya yang terkandung dalam syair lagu agar dapat bermanfaat bagi pembelajaran sastra. 1.5 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi : 1. Peneliti dan peminat sastra untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang sastra daerah. 2. Generasi muda, khususnya anak cucu orang Maluku dalam menambah pengetahuan tentang suku Nuaulu, dan dapat membangkitkan minat untuk memelihara serta melestarikan budaya daerah agar jangan punah.

8 3. Bagi Pemda Provinsi Maluku, sebagai bahan referensi dan informasi tambahan dalam mengungkapkan kekayaan budaya masyarakat Maluku, khususnya Suku Nuaulu di Pulau Seram. 4. Menjadi sumbangan bagi pembelajaran sastra di sekolah. 1.6 Definisi Operasional Untuk menghindari kesimpangsiuran, maka dalam penelitian ini penulis menggunakan istilah-istilah sebagai berikut : 1. Nilai Budaya Nilai Budaya adalah nilai-nilai sosio budaya yang terkandung di dalam sebuah cerita yang mewarnai dan melatarbelakangi terciptanya cerita tersebut. Nilai Budaya yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil dari kegiatan menganalisis syair lagu Ritual Daur Hidup suku Nuaulu yang berupa rumusan nilai budaya yang terkandung pada syair lagu tersebut. 2. Makna Makna adalah arti; maksud (mengandung) arti penting (dalam). Makna yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil penyelidikan atau penelahaan makna terhadap syair lagu Ritual Daur Hidup suku Nuaulu. Kegiatan analisis makna berupa analisis makna denotatif dan makna konotatif, dan analisis majas.

9 3. Syair Lagu Syair lagu adalah karya sastra atau puisi yang berisi curahan perasaan pribadi, susunan kata sebuah nyanyian. Syair lagu yang dimaksud dalam penelitian ini adalah susunan kata yang terdapat pada sekumpulan lagu-lagu yang selalu dilantunkan masyarakat suku Nuaulu pada saat upacara Ritual Daur Hidup dilaksanakan. 4. Ritual Daur Hidup Upacara- upacara ritual kehidupan manusia yang telah diikat oleh religi dan menjadi tardisi budaya, yang merupakan sebuah kepribadian suku etnik tertentu dan mempunyai suatu siklus mulai dari kelahiran, masa anak-anak, dewasa, masa tua sampai kepada kematian. Ritual Daur hidup yang dimaksud dalam penelitian ini adalah upacara-upacara daur hidup yang sering dilakukan oleh masyarakat suku Nuaulu di Pulau Seram Kabupaten Maluku Tengah. 5. Etnografi Metode penelitian yang paling kompleks, karena penelitian ini menggunakan serangkaian pendekatan guna mendapatkan gambaran yang menyeluruh mengenai masyarakat, kelompok, institusi, tempat, maupun situasi tertentu. 6. Suku Nuaulu Salah satu suku terpencil yang mendiami pedalaman pulau Seram di Desa Nuanea, Kecamatan Amahai, Kabupaten Maluku Tengah.

10 1.7 Anggapan Dasar Asumsi atau anggapan dasar yang penulis gunakan sebagai pedoman penelitian adalah sebagai berikut. 1. Nyanyian-nyanyian pada Ritual Daur Hidup masyarakat suku Nuaulu merupakan salah satu aset budaya yang turut memperkaya kebudayaan daerah dan kebudayaan nasional. 2. Syair lagu yang terdapat pada nyanyian-nyanyian Ritual Daur Hidup masyarakat suku Nuaulu bila dimaknai memiliki nilai-nilai budaya yang perlu diwariskan kepada generasi penerus. 3. Melestarikan dan mengembangkan budaya daerah berarti melestarikan dan mengembangkan budaya nasional.