7. PERUBAHAN PRODUKSI

dokumen-dokumen yang mirip
8. ANALISIS PERUBAHAN BIAYA LINGKUNGAN

5. PERUBAHAN KARAKTERISTIK DEBIT, VOLUME DAN SEDIMEN

PENDAHULUAN Latar Belakang

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Secara geografis Kota Bekasi berada posisi 106º55 BT dan 6º7-6º15

STATISTIKA. Tabel dan Grafik

BAB VI. POLA KECENDERUNGAN DAN WATAK DEBIT SUNGAI

Magister Pengelolaan Air dan Air Limbah Universitas Gadjah Mada. 18-Aug-17. Statistika Teknik.

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I = PCB

3. METODOLOGI PENELITIAN

Optimasi Pola Tanam Menggunakan Program Linier (Waduk Batu Tegi, Das Way Sekampung, Lampung)

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan 1.1. LATAR BELAKANG

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kondisi Curah Hujan Daerah Penelitian

PERTUMBUHAN SIMPANAN *) BANK UMUM POSISI JANUARI 2012

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

KAT (mm) KL (mm) ETA (mm) Jan APWL. Jan Jan

I. PENDAHULUAN. di Jawa dengan wilayah tangkapan seluas ribu kilometer persegi. Curah

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL

DAFTAR ISI. BAB III METODE PENELITIAN Lokasi Penelitian Desain Penelitian Partisipan... 35

PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH KUALITAS LINGKUNGAN TERHADAP BIAYA EKSTERNALITAS PENGGUNA AIR CITARUM. Oleh : RADJAB TAMPUBOLON

BAB I PENDAHULUAN. Sungai Citarum merupakan gabungan beberapa wilayah luas sungai dengan luas

BAB III STUDI KASUS. Bab III Studi Kasus 3.1. SEKILAS SUNGAI CITARUM

PENGARUH KUALITAS LINGKUNGAN TERHADAP BIAYA EKSTERNALITAS PENGGUNA AIR CITARUM. Oleh : RADJAB TAMPUBOLON

STUDI SIMULASI POLA OPERASI WADUK UNTUK AIR BAKU DAN AIR IRIGASI PADA WADUK DARMA KABUPATEN KUNINGAN JAWA BARAT (221A)

ABSTRAK ABSTRACT R. TAMPUBOLON 1, B. SANIM 2, M. SRI SAENI 3, DAN R. BOER 4 ISSN

REKAYASA SUMBERDAYA AIR (WATER RESOURCES ENGINEERING ) OPERASI WADUK

PENDUGAAN TINGKAT SEDIMEN DI DUA SUB DAS DENGAN PERSENTASE LUAS PENUTUPAN HUTAN YANG BERBEDA

2014 KAJIAN KUALITAS AIR TANAH DI SEKITAR KAWASAN BUDIDAYA IKAN PADA KERAMBA JARING APUNG DI WADUK JATILUHUR KABUPATEN PURWAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan persaingan dalam dunia bisnis semakin berkembang, karena

Pertumbuhan Simpanan BPR dan BPRS

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Teknik Pengolahan Data

BAGAIMANA MEMPREDIKSI KARST. Tjahyo Nugroho Adji Karst Research Group Fak. Geografi UGM

BAB 4 HASIL DAN BAHASAN

Update BoM/POAMA NCEP/NOAA. Jamstec J ul (Prediksi BMKG (Indonesia. La Nina. moderate.

III. MATEMATIKA DAN STATISTIKA APLIKASI (S.1) EFEK PERUBAHAN POLA CUACA PADA DEBIT AIR MASUK DI WADUK SAGULING

Gambar 8. Pola Hubungan Curah Hujan Rata-rata Harian RegCM3(Sebelum dan Sesudah Koreksi) dengan Observasi

BAB IV PENGOLAHAN DATA

4. PERUBAHAN PENUTUP LAHAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memanasnya suhu permukaan air laut Pasifik bagian timur. El Nino terjadi pada

HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DINAS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR Jl. Madukoro Blok.AA-BB Telp. (024) , , , S E M A R A N

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Diagram Alir pola perhitungan dimensi hidrolis spillway serbaguna

KETERSEDIAAN & PEMANFAATAN AIR. Ketersediaan Air. PPSE - PIK 2009 July 3, Ketersediaan & Pemanfaatan Air 1. Runoff Relation.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Daerah Irigasi Banjaran merupakan Daerah Irigasi terluas ketiga di

Update BoM/POAMA NCEP/NOAA. Jamstec J ul (Prediksi BMKG (Indonesia. La Nina. La Nina.

PERENCANAAN KEBUTUHAN AIR PADA AREAL IRIGASI BENDUNG WALAHAR. Universitas Gunadarma, Jakarta

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sungai Banjaran merupakan anak sungai Logawa yang mengalir dari arah

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Lampiran 1. Peta Penutupan Lahan tahun 1990

Gusta Gunawan Staf Pengajar pada Jurusan Sipil Universitas Bengkulu. ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. Jawa Barat. Daerah Irigasi Jatiluhur dibangun oleh Pemerintah Republik

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

Pengaruh Pergeseran Jadwal Tanam Terhadap Produktivitas Padi di Daerah Irigasi Krueng Aceh

PERTUMBUHAN SIMPANAN *) BANK UMUM POSISI NOVEMBER 2011

BMKG PRESS RELEASE BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA


STUDI PENGARUH PENAMBAHAN UNIT PLTA IV & V TERHADAP POLA OPERASI WADUK KARANGKATES KABUPATEN MALANG

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Solehudin, 2015 Kajian Tingkat Bahaya Erosi Permukaandi Sub Daerah Aliran Sungai Cirompang

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI

HASIL DAN PEMBAHASAN

PERENCANAAN EMBUNG MANDIRADA KABUPATEN SUMENEP. Oleh : M YUNUS NRP :

ANALISA KETERSEDIAAN AIR

Kata Kunci : Waduk Diponegoro, Rekayasa Nilai.

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. banyak PDAM Tirta Kerta Raharja mempunyai beberapa Instalasi Pengolahan Air bersih (

Gambar C.16 Profil melintang temperatur pada musim peralihan kedua pada tahun normal (September, Oktober, dan November 1996) di 7 O LU

Analisis Ketersediaan Air Embung Tambakboyo Sleman DIY

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Satuan (orang, Paket, pcs, dll.) Satuan Jumlah. Satuan (hari, bulan, kali, dll.) Frekuen si. (hari, bulan, kali, dll.)

Bab IV Analisis Data

ANALISIS KEMAUAN MEMBAYAR MASYARAKAT PERKOTAAN UNTUK JASA PERBAIKAN LINGKUNGAN, LAHAN DAN AIR ( Studi Kasus DAS Citarum Hulu) ANHAR DRAKEL

BAB I PENDAHULUAN. situ, sungai, maupun cekungan air tanah. Indonesia memiliki lebih dari

PERTUMBUHAN SIMPANAN *) BANK UMUM POSISI APRIL 2012

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. prasarana pengairan seperti waduk. Sejumlah besar waduk di Indonesia saat ini

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil pembahasan dan analisa data diperoleh beberapa kesimpulan dan saran adalah sebagai berikut :

1 Djoko Luknanto

PENDAHULUAN. Latar Belakang

TEKNOLOGI HUJAN BUATAN DALAM SISTEM PENGELOLAAN WADUK IR. JUANDA, DAS CITARUM. JAWA BARAT

KAJIAN EFEKTIFITAS DAN EFISIENSI SALURAN SEKUNDER DAERAH IRIGASI BEGASING

BAB V ANALISIS SEDIMEN DAN VOLUME KEHILANGAN AIR PADA EMBUNG

PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL BINTANG

Tabel 4.31 Kebutuhan Air Tanaman Padi

BAB VI ANALISIS SUMBER AIR DAN KETERSEDIAAN AIR

Analisis Program Rehabilitasi DTA Saguling

Perhitungan debit andalan sungai dengan kurva durasi debit

IDENTIFIKASI FAKTOR DOMINAN PENGELOLAAN WADUK YANG BERPENGARUH TERHADAP KINERJA WADUK

PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL BINTANG

PENGELOLAAN KETERSEDIAAN, KEBUTUHAN dan ALOKASI AIR

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) 1) B. Indeks Ekspektasi Harga 1) - Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) - Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE)

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dalam Perencanaan Embung

Pendahuluan I-1 BAB I PENDAHULUAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

EVALUASI MUSIM HUJAN 2007/2008 DAN PRAKIRAAN MUSIM KEMARAU 2008 PROVINSI BANTEN DAN DKI JAKARTA

Transkripsi:

7. PERUBAHAN PRODUKSI 7.1. Latar Belakang Faktor utama yang mempengaruhi produksi energi listrik PLTA dan air minum PDAM adalah ketersedian sumberdaya air baik dalam kuantitas maupun kualitas. Kuantitas (debit dan volume) air dalam waduk yang mencukupi setiap waktu sangat diperlukan untuk mengoperasikan alat-alat produksi seperti turbin pada PLTA dan water treatment plant (WTP) pada PDAM pada kapasitas yang maksimal. Kulitas air juga sangat menentukan produktivitas alat-alat produksi energi listrik PLTA dan air minum PDAM. Penurunan kualitas air pada tingkat tertentu akan menyebabkan korosif pada turbin dan masuknya partikel sedimen pada cooler-nya sehingga menyebabkan kehilangan kesempatan berproduksi (pada saat pemeliharaan). Kecuali itu, tingginya sedimentasi pada sungai dan waduk akan menurunkan umur pakai bendungan PLTA. Tingginya volume sedimen pada air baku air minum PDAM akan menyebabkan intensitas pemeliharaan WTP (pengerukan atau penggelontoran) sehingga menyebabkan kehilangan kesempatan berproduksi dan membutuhkan tambahan waktu pada proses pengolahan air. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh perubahan karakteristik hidrologis DAS Citarum Wilayah Hulu terhadap produksi energi listrik PLTA (Saguling, Cirata dan Jatiluhur) dan air minum PDAM (Purwakarta dan PT. Thames PAM Jaya). 7.2. Lokasi Dan Waktu Penelitian Penelitian perubahan produksi energi listrik dilakukan dengan mengumpulkan data sekunder Bagian Produksi pada PLTA Saguling, PLTA Cirata dan PLTA Jatiluhur serta perubahan produksi air minum pada Bagian Produksi PDAM Purwakarta dan PT. Thames PAM Jaya. Penelitian berlangsung selama 3 (tiga) bulan mulai bulan April 26 sampai dengan Juli 26.

153 7.3. Bahan Dan Metode Bahan yang diperlukan untuk menganalisis perubahan produksi energi listrik dan produksi air minum adalah data sekunder. Jenis data sekunder dan sumbernya sebagai berikut : 1. Laporan produksi tahunan PLTA Saguling, PLTA Cirata dan PLTA Jatiluhur (1993-23). 2. Laporan produksi tahunan PDAM Purwakarta (1999-23) dan PT. Thames PAM Jaya (1998-25). 3. Laporan hasil penelitian pihak ketiga baik terhadap PLTA maupun PDAM tersebut. Pengolahan data dilakukan dengan metode regresi linear dan pendugaan potensi kehilangan produksi energi dengan menggunakan DAML hasil simulasi GR4J. 7.4. Hasil dan Pembahasan Analisis Perubahan Produksi 7.4.1. Produksi Energi Listrik Produksi energi listrik PLTA selain ditentukan oleh faktor kapasitas terpasang peralatan produksi (terutama turbin) tetapi juga sangat dipengaruhi oleh ketersediaan volume air, sedimen yang masuk ke dalam partisi cooler turbin dan keputusan manajemen PJT II. Penurunan volume air, tidak beroperasinya turbin (akibat pemeliharaan cooler) dan pengaturan alokasi air akan meningkatkan potensi kehilangan kesempatan produksi energi listrik bagi PLTA. Perkembangan produksi energi listrik dan penurunannya secara komulatif dan uji statistik pengaruh VAK terhadap produksi energi listrik disajikan pada Tabel 39 dan 4. Dari Tabel-Tabel tersebut dapat diketahui bahwa produksi energi listrik tahun 1993-23 PLTA Saguling mengalami penurunan sebesar 4,12% atau sebesar (97.163,7 MWh/th), PLTA Cirata sebesar 4,69% atau sebesar (65.64,9 MWh/th) dan PLTA Jatiluhur sebesar 6,22% ( 5.411,11 MWh/th). Penurunan produksi energi listrik di ketiga PLTA tersebut terutama disebabkan turunnya debit dan volume air yang terdapat di dalam waduk. Faktor utama lain adalah tidak beroperasinya turbin akibat besarnya sedimen yang masuk dalam cooler

154 turbin sehingga perlu di-overhaull. Dari PLTA Saguling diperoleh informasi bahwa cooler turbin telah mengalami overhaull 1 kali padahal menurut spesifikasi teknisnya (garansi perbaikan) overhaull dilakukan 1 kali dalam 3-35 tahun. Kedua faktor ini (volume air dan sedimentasi) merupakan faktor utama penyebab kehilangan kesempatan produksi listrik PLTA. Pada Gambar 36 disajikan grafik produksi energi listrik di ketiga PLTA. Tabel 39. Produksi energi listrik PLTA Saguling, Cirata dan Jatiluhur periode 1993-23. Tahun Produksi Energi Listrik PLTA (MWh) Total 3 PLTA Citarum Cirata Jatiluhur (MWh) 1993 2,718,481.98 1,67,459. 1,32,168.48 5,358,19.46 1994 2,875,933.6 1,488,516. 767,316.6 5,131,766.2 1995 2,254,64.84 1,42,533. 732,61.2 4,389,739.4 1996 2,431,664. 1,481,659. 56,581.64 4,419,94.64 1997 1,325,91. 858,39.7 64,676. 2,824,625.7 1998 2,948,197. 1,731,667.7 969,19.5 5,648,884.2 1999 2,313,16. 1,357,189. 876,989. 4,547,194. 2 2,263,457. 1,292,114.1 9,984.5 4,456,555.6 21 2,798,344. 1,691,325.2 98,89. 5,398,478.2 22 2,269,64. 1,369,796. 1,46,21.47 4,685,61.47 23 1,746,845. 956,81. 528,57.43 3,231,712.43 Total 25,946,57.42 15,237,18.7 8,99,413.82 5,92,579.94 Rata-Rata 2,358,732.49 1,385,191.7 89,946.71 4,553,87.9 Rata-rata penurunan 97.163,7 65.64,9 5.411,11 212.639,7 Laju penurunan (%) 4,12 4,69 6,12 4,63 Keterangan : Hasil pengolahan data Berdasarkan uji-t sebagaimana pada Tabel 4 menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara VAML dengan produksi listrik kecuali di PLTA Jatiluhur. Hal ini ditunjukkan dengan nilai korelasi sebesar,81 (PLTA Saguling),,62 (PLTA Cirata),,4 (PLTA Jatiluhur) dan,71 (3 PLTA). Hasil uji-t menunjukkan variabel VAML berpengaruh signifikan terhadap produksi listrik di 2 PLTA, dengan nilai t-hitung yang lebih besar dari t-tabel. Besarnya pengaruh VAML dapat dihitung dari besarnya nilai koefisien yaitu 476,28 (PLTA Saguling), 219,54 (PLTA Cirata), 1,1 (PLTA Jatiluhur) dan 36,63 (3 PLTA). Dengan kata lain, setiap penambahan volume air 1 juta m 3 menyebabkan

155 peningkatan produksi listrik sebesar 476,28 MWh (PLTA Saguling), 219,54 MWh (PLTA Cirata), 1,1 MWh (PLTA Jatiluhur) dan 36,63 MWh (3 PLTA). 9 75 6 45 3 15 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2 21 22 23 Produksi Listrik (MWH) Saguling Cirata Jatiluhur Citarum Tahun Gambar 36. Rata-rata produksi listrik PLTA Saguling, Cirata, dan Jatiluhur tahun 1993-23. Penurunan produksi energi listrik (sebagaimana pada Tabel 39) disebabkan oleh penurunan volume air masuk lokal ke dalam waduk, tingginya sedimen yang mengisi partisi cooler turbin dan keputusan manajemen PJT II berkaitan dengan alokasi air Citarum. Dari Gambar 35 dan Tabel 39 dapat disimpulkan bahwa penurunan produksi energi listrik yang terbesar terjadi pada tahun 1997 dan 22 terutama UBP Saguling dan UP. Cirata. Hal ini diduga disebabkan oleh rendahnya curah hujan pada tahun 1997 dan 22 yang secara umum disebut El-Nino. Sedangkan pada tahun 1998 terjadi kenaikan produksi energi listrik yang terbesar dan penyebabnya diduga adalah tersedianya air dalam jumlah yang tinggi sebagai akibat curah hujan yang besar bersamaan dengan terjadinya La-Nina. Akan tetapi, bagi PLTA Jatiluhur, penurunan curah hujan pada saat El-Nino (1997) dan peningkatan curah hujan pada saat La-Nina (1998) tidak mempengaruhi tingkat produksi energi listrik secara signifikan. Hal ini disebabkan PJT II sebagai unit pengelola waduk cascade dapat meminta pengiriman air dari Waduk Saguling dan Cirata.

156 Tabel 4. Uji-t pengaruh VAML terhadap produksi listrik. No Parameter PLTA Saguling Cirata Jatiluhur 1. Korelasi,813,629,4 2. R kuadrat,66,395, 3. Konstanta 82.828,66 67.136,9 297,81 4. Koefisien 476,28 219,54 1,1 5. Nilai t 15,897* 9,221*,44 6. Signifikansi,,,965 Keterangan : *) beda nyata pada α = 5%. Untuk menduga pengaruh perubahan karakteristik hidrologis terutama debit dan volume terhadap produksi energi listrik (PEL), dilakukan pendugaan dengan menggunakan DAML hasil simulasi GR4J pada kondisi penutup lahan tahun 1993 dan 23. Perubahan karakteristik PEL tersebut memberikan gambaran tentang adanya pengaruh penutup lahan terhadap karakteristik PEL dengan karakteristik curah hujan periode 1993-23. Pada Gambar... disajikan dugaan perubahan karakteristik PEL harian pada PLTA UBP. Saguling dan hubungan antara DAML dan PEL hasil simulasi pada Gambar 37, sedangkan perubahan PEL ditampilkan pada Tabel 41. Karakteristik PEL Simulasi 1993 dan 23 PLTA Saguling 12 1 1993 23 8 PEL (MWh) 6 4 2 1 125 249 373 497 621 745 869 993 1117 1241 1365 1489 1613 1737 1861 1985 219 2233 2357 2481 265 2729 2853 2977 311 3225 3349 3473 3597 3721 3845 3969 Hari Gambar 37. Karakteristik PEL harian di PLTA UBP. Saguling hasil simulasi pada kondisi penutup lahan tahun 1993 dan 23. (Keterangan : UBP Saguling meningkatkan kapasitas produksinya dimulai pada tahun 1994).

157 Hubungan PEL Simulasi 1993 dan 23 PLTA Saguling 12 1 Series1 Linear (Series1) Linear (Series1) 8 y =.6185x + 3275.3 R 2 =.7535 6 4 2 2 4 6 8 1 12 Gambar 38. Hubungan PEL harian PLTA UBP. Saguling hasil simulasi pada kondisi penutup lahan tahun 1993 dan 23. Dari Gambar 38 tersebut diketahui bahwa produksi energi listrik hasil simulasi 1993 (penutup lahan 1993) adalah sebesar 5,328 juta MWh lebih tinggi dibandingkan dengan produksi energi listrik pada simulasi 23 (kondisi penutup lahan 23) yaitu sebesar 4,49 juta MWh. Dengan kata lain, telah terjadi penurunan produksi energi listrik selama periode 1993-23 sebagai akibat perubahan karakteristik hidrologis dan penutup lahan di wilayah hulu sebesar 837,396 ribu MWh setiap tahun. Penurunan produksi tersebut terjadi sebagai akibat dari peningkatan hilangnya potensi berproduksi dari waktu ke waktu baik karena penurunan debit maupun peningkatan sedimnen. Penurunan debit atau volume dan peningkatan sedimen merupakan dampak penurunan penutup lahan DAS Citarum Wilayah Hulu. Hal ini mengindikasikan bahwa sesungguhnya, PLTA Saguling tidak kehilangan kesempatan produksi energi listrik sebesar 837,396 ribu MWh setiap tahun dengan asumsi selama periode 1993-23 kondisi penutup lahan dan karakter hidrologis tetap seperti kondisi tahun 1993.

158 7.4.2. Produksi Air Minum Produksi air minum PDAM Tirta Dharma Purwakarta yang diteliti adalah yang bersumber air baku dari Ubrug (waduk Jatiluhur). Dari sisi produksi, PDAM Tirta Dharma Purwakarta memproduksi air minum sebesar 2,35 juta m³/th, dengan kenaikan rata-rata 7,2 % (,17 juta m³) per tahun. Peningkatan produksi tersebut belum dapat memenuhi peningkatan kebutuhan masyarakat Purwakarta yaitu sebesar 12 % per tahun. Secara grafis, kecenderungan kenaikan produksi air bersih PDAM Tirta Dharma Purwakarta disajikan pada Gambar 39. Produksi air minum PT. Thames PAM Jaya relatif stabil pada tingkat 143,5 juta m³ dengan kenaikan,7 % (1,5 juta m³ ) per tahun sejak 1998 s/d 25 (PDAM-Jaya diakuisisi oleh PT Thames Water 1987). Secara grafis, kecenderungan produksi air bersih PT. Thames PAM Jaya disajikan pada Gambar 4. Pada Tabel 41 dan 42 disajikan data Produksi Air Minum di PT. Tirta Dharma Purwakarta dan PT. Thames PAM Jaya Jakarta. Tabel 41. Produksi air minum PT. Tirta Dharma Purwakarta. No Bulan Volume Air Bersih (ribu m³) 1999 21 23 Total m³ 1 Januari 132,88 228,2 28,16 569,6 2 Februari 19,24 212,31 198,74 52,28 3 Maret 151,71 215,78 219,84 587,34 4 April 131,28 29,82 224,83 565,93 5 Mei 19,15 24,31 251,78 646,23 6 Juni 153,12 219,88 257,8 63,8 7 Juli 169,28 225,57 241,24 636,9 8 Agustus 167,8 227,87 189,61 585,28 9 September 167,32 245,96 159,7 572,99 1 Oktober 176,98 222,97 165,41 565,36 11 November 187,89 215,63 174,55 578,7 12 Desember 2,39 222,6 163,21 586,21 Jumlah 1.938,4 2.65,72 2.454,15 7. 42,92 Rata-rata 161,5 22,89 24,51 586,91 Dari grafik pada gambar 39 diketahui bahwa terjadi kenaikan produksi antara tahun 1999 21 yang disebabkan adanya penambahan sumber air baku air minum (selain WTP Ubrug) dan penurunan pada tahun 21 23 akibat

159 perbaikan kolam tampung di WTP Ubrug. Akibat penurunan volume produksi ini, pihak manajemen Tirta Dharma melakukan penggantian (buka tutup) pada pelanggan. 3 Volume Air Minum (Ribuan m3) 2 1 1999 2 21 22 23 Tahun Gambar 39. Rata-rata volume air bersih PDAM Purwakarta 1999-23. Tabel 42. Produksi air minum PT. Thames PAM Jaya. No Bulan Volume Air Bersih (juta m³) Rata-rata Total 1998 1999 2 21 22 23 24 25 juta m³ juta m³ 1 Jan 12,5 11,2 1, 12,1 12,1 12,2 13,3 13,4 12,1 18,9 2 Feb 11,8 11,2 9,3 1,9 1,4 11,1 12,6 11,5 11,1 88,8 3 Mar 13,2 12,4 9,8 12, 11,3 12,1 13,8 13, 12,2 97,7 4 Apr 12,8 11,9 9,9 11,5 11,1 11,7 12,6 12,7 11,8 94,1 5 May 13, 12,3 1,5 1,9 11,4 11,8 13,4 13,2 12,1 96,5 6 Jun 12,6 11,7 1,2 11,9 11,1 11,5 13,6 12,8 11,9 95,4 7 Jul 12,2 11,8 1, 12,4 11,6 11,8 13,7 13, 12,1 96,6 8 Aug 12,9 11,1 1,6 12,3 11,9 11,9 13,3 12,1 12, 96,1 9 Sep 12,2 1,5 1, 12,5 11,7 12, 12,5 12,6 11,7 93,9 1 Oct 12,4 1,5 11,3 12,3 12,2 12,4 13,7 13,2 12,3 98,2 11 Nov 12,1 1,5 11,4 12,2 11,8 12,8 13,1 12,4 12, 96,3 12 Dec 11,5 1,2 11,9 12,4 11,9 13,5 13,1 13,4 12,2 97,9 Jumlah 149,1 135,3 124,9 143,5 138,5 144,9 158,7 153,4 143,5 1,148,3 Rata-Rata 12,4 11,3 1,4 12, 11,5 12,1 13,2 12,8 12, 95,7 Laju (%) -1,15-8,35 12,94-3,6 4,42 8,72-3,48 - -,7 Sumber : Profil PT. Thames PAM Jaya 26 (pengolahan data). Dari Tabel 42 dan Gambar 4 dapat diketahui bahwa pada periode 1998 2 terjadi penurunan produksi, 2 24 mengalami kenaikan dan menurun kembali pada tahun 24 25. Penurunan produksi pada 1998 2 dikarenakan adanya konsolidasi perusahaan (PDAM DKI Jaya diakuisisi oleh Thames Water Ltd), sedangkan pada periode 24 25 penurunan produksi

16 disebabkan oleh pengalihan sumber air baku air minum dari yang semula Sungai Ciliwung menjadi Sungai Citarum (Kanal Tarum Barat). Volume Air Minum (Ribuan m3) 2 15 1 5 1998 1999 2 21 22 23 24 25 Tahun Gambar 4. Rata-rata volume air minum produksi PT. Thames PAM Jaya 1998-25. 7.5. Simpulan Rata-rata per tahun produksi energi listrik adalah sebesar 2,36 juta MWh (PLTA Saguling), 1,39 juta MWh (PLTA Cirata),,81 juta MWh (PLTA Jatiluhur) dan 4,55 juta MWh (3 PLTA). Laju penurunan produksi energi listrik rata-rata per tahun adalah 4,12% atau 97,16 ribu MWh (PLTA Saguling), 4,69% atau 65,6 ribu MWh (PLTA Cirata) dan 6,22% atau 5,41 ribu MWh (PLTA Jatiluhur) dan 4,67% atau 212,64 ribu MWh (total 3 PLTA). Penurunan produksi energi listrik memiliki hubungan yang kuat dan secara nyata sangat dipengaruhi oleh penurunan VAML. Potensi produksi energi listrik yang hilang sebagai akibat penurunan volume air berdasarkan simulasi GR4J bagi PLTA Saguling sangat besar yaitu 837,396 ribu MWh per tahun selama periode 1993 23. Rata-rata produksi air minum PDAM Purwakarta adalah sebesar 2,35 juta m³ dengan kenaikan 7,2 % dan PT. Thames PAM Jaya sebesar 143,5 juta m³ dengan kenaikan,7 % per tahun.