BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, manusia mengadakan bermacam-macam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. karya yang dapat dinikmati oleh manusia yang bersangkutan. Faktor pendorong

BAB II LANDASAN TEORI. sehingga kualitas penyelia yang jelek bisa mengakibatkan stres terhadap perawat.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial yang selalu hidup berkelompok, bersamasama,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dengan berkembangnya berbagai penyakit, maka kebutuhan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. aktifitas. Salah satu aktifitas itu diwujudkan dalam gerakan-gerakan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Kepuasan kerja merupakan salah satu masalah yang penting dan paling

Bab 1 Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. Seseorang cenderung bekerja dengan penuh semangat apabila memperoleh kepuasan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai aset yang berharga. Tak jarang, perusahaan hanya mengganggap bahwa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan dalam bidang kedokteran membuat rumah sakit dari pemerintah

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. bertahan dan berkembang di dalam masyarakat. Kekuatan pertama dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia (karyawan) merupakan aset yang paling penting

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan salah satu sub sistem dari sistem pelayanan

STRES KERJA PADA PERAWAT UNIT GAWAT DARURAT

BAB I PENDAHULUAN. dan gawat darurat (Undang - Undang No 44 tahun 2009). Rumah sakit didirikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pelayanan kesehatan masyarakat memiliki peran besar dalam pelayanan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kesehatan yang memadai sangat dibutuhkan. Di Indonesia, puskesmas dan rumah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bidan merupakan salah satu sumber daya yang mempunyai peran

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menjalankan tugas dan pekerjaanya. SDM merupakan modal dasar pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. jawab dalam memberikan pelayanan yang bermutu kepada masyarakat sesuai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era globalisasi ini teknologi berkembang semakin pesat, begitu

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan, tindakan medis, dan diagnostik serta upaya rehabilitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah. Di era global seperti saat ini, sumber daya manusia (SDM) sangat

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Definisi Stres Kerja

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan tekanan karyawan. Menurut Greenberg dalam Mauladi dan Dihan

BAB 1 PENDAHULUAN. perawat adalah salah satu yang memberikan peranan penting dalam. menjalankan tugas sebagai perawat.

BAB I PENDAHULUAN. Di era industrialisasi seperti sekarang ini, Rumah Sakit menjadi institusi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan yang memiliki

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. aspek fisik maupun emosional. Keluhan tersebut akan menimbulkan upaya untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Karyawan perusahaan sebagai makhluk hidup merupakan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Lebih dari 35 tahun yang lalu burnout menjadi isu yang. menarik ketika para peneliti Maslach dan Freudenberger mulai

ANALISIS PENGARUH SUMBER-SUMBER STRES KERJA TERHADAP KELELAHAN EMOSIONAL DAN DAMPAKNYA TERHADAP KINERJA. PERAWAT RS Dr OEN SURAKARTA.

BAB I PENDAHULUAN. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab ini, penulis akan menguraikan tentang: latar belakang penelitian; identifikasi

BAB II LANDASAN TEORI A. BURNOUT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sebagai profesi yang sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia (POLRI) sangatlah penting. Kehadiran POLRI dirasakan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Industri jasa konstruksi merupakan salah satu sektor yang sangat berperan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut merupakan proses yang diarahkan pada pencapaian tujuan organisasi.

BAB I PENDAHULUAN. sekelompok orang yang bekerjasama untuk mencapai suatutujuan organisasi.

BAB I PENDAHULUAN. buah karya yang dapat dinikmati oleh manusia yang bersangkutan. Faktor

BAB 1 PENDAHULUAN. Keberadaan profesi perawat sering dianggap biasa saja, walaupun pada

BAB I PENDAHULUAN. mencapai 15% dari seluruh kanker pada wanita. Di beberapa negara menjadi

HUBUNGAN ANTARA SENSE OF HUMOR DENGAN STRES KERJA PADA KARYAWAN. Skripsi. Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. Rumah

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan aktivitas sebuah perusahaan/organisasi. Berhasil atau tidaknya

BAB I PENDAHULUAN. Karyawan, Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 3 (2014), hal. 1.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. merupakan organisasi yang padat modal, padat SDM, padat teknologi dan ilmu

I.PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sehingga, perawat sebagai profesi dibidang pelayanan sosial rentan

BAB I PENDAHULUAN. Kepuasan kerja (job satisfaction) merupakan sasaran penting dalam. yang memiliki lebih sedikit jumlah pegawai yang puas.

BAB I PENDAHULUAN. sosial, sehingga dapat menurunkan kualitas hidup individu. Salah satu jenis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebuah organisasi atau perusahaan yang maju tentunya tidak lain didukung

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V. KESIMPULAN, IMPLIKASI MANAJERIAL dan SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Psikologi dalam sebuah organisasi memberikan peranan penting pada

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan pada pasien-pasiennya. Sumber daya manusia atau tenaga kerja di. kerja rendah maka pelayanan rumah sakit pun juga rendah.

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan yang setiap hariberhubungan dengan pasien. Rumah

HUBUNGAN BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN STRES KERJA DI INSTALASI RAWAT INAP RSU ISLAM SURAKARTA SKRIPSI

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. kepuasan kerja, yang pada akhirnya akan berpengaruh positif terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Semakin sulitnya kondisi perekonomian di Indonesia menjadikan. persaingan diantara perusahaan-perusahaan semakin ketat.

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan suatu rumah sakit dalam menjalankan fungsinya ditandai. sumber daya manusia.(depkes,2002).

BAB I PENDAHULUAN. memberikan jasa pelayanan dibidang kesehatan. Sebagai salah satu

BAB I PENDAHULUAN. tingkat D3 Keperawatan, S1 Keperawatan dan juga profesi ners. Imbasnya adalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesat, terutama di kota-kota besar. Banyaknya jumlah rumah sakit tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Hidup di tempat kerja, pekerjaan dan keluarga, pekerjaan dan pemenuhan

dasar yang paling penting dalam prinsip manajemen mutu (Hidayat dkk, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan, karena Sumber Daya Manusia menentukan keberhasilan suatu

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Luthans (Yulianti, 2000) mengemukakan bahwa :

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, baik yang

BAB I PENDAHULUAN. Nightingale pada tahun 1859 menyatakan bahwa hospital should no harm the patients

INTISARI. Kata Kunci : Kondisi Kerja, Beban Kerja, Tingkat Stres perawat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terampil maka dalam proses perencanaan tujuan tersebut akan mengalami banyak

HUBUNGAN TIPE KEPRIBADIAN PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut World Health Organitation (WHO), prevalensi masalah kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin pesatnya ilmu teknologi serta datangnya era bebas yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penunjang. Menurut Para Ahli Rumah sakit adalah suatu organisasi tenaga medis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak terlepas dari hadirnya tekanan

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes mellitus merupakan sindrom metabolik yang ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. keliru dan juga afek datar yang tidak sesuai serta gangguan aktivitas motorik

Abstrak. Kata kunci: kelelahan emosional, stres kerja, perilaku menyimpang karyawan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dewasa (Frone et al,1992). Dalam beberapa dekade ini perkembangan dan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Terdapat hubungan yang negatif antara stres kerja dan job performance pada. perawat Rumah Sakit X di kota Bandung.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Teori yang mendukung penelitian ini adalah role theory (teori peran) yang

PERBEDAAN TINGKAT STRES KERJA ANTARA PERAWAT KRITIS DAN PERAWAT GAWAT DARURAT DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA

BAB II LANDASAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dapat menyebabkan stres kerja pada perawat antara lain pola dan beban kerja,

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawabnya di rumah sakit perawat harus dihadapkan pada pekerjaan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Burnout. menjadi sinis tentang karier mereka. Penjelasan umum tentang. pergaulan dan merasa berprestasi rendah.

BAB I PENDAHULUAN. Sutiadi (2003:6) dalam Ida Ayu dan Suprayetno (2008) mendefinisikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Krisis multi dimensi yang melanda masyarakat saat. ini telah mengakibatkan tekanan yang berat pada sebagian

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Konflik Pekerjaan Keluarga (Work-Family Conflict) Yang et al (2000) mendefinisikan konflik pekerjaan keluarga (work family

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari, manusia mengadakan bermacam-macam aktivitas. Salah satu aktivitas itu diwujudkan dalam gerakan-gerakan yang dinamakan kerja. Bekerja mengandung arti suatu tugas yang diakhiri dengan buah karya yang dapat dinikmati oleh manusia yang bersangkutan. Faktor pendorong penting yang menyebabkan manusia bekerja adalah adanya kebutuhan yang harus dipenuhi. Aktivitas dalam kerja mengandung unsur suatu kegiatan sosial, menghasilkan sesuatu, dan pada akhirnya bertujuan memenuhi kebutuhannya dan juga bertujuan untuk mencapai taraf hidup yang lebih baik. (As ad, 1987:47) Pekerjaan yang dimiliki oleh individu satu dengan individu lain tentu berbeda. Masing-masing pekerjaan memiliki beban kerja dan karakteristik yang berbeda-beda. Berat atau ringannya suatu pekerjaan dapat diukur dari deskripsi pekerjaan yang dijalani namun dapat pula diukur dari tingkat stres dan kelelahan emosional (emotional exhaustion) yang dialami oleh pekerja. Pekerjaan yang dianggap sebagai sebuah tuntutan akan dirasakan menjadi sebuah beban akan tetapi apabila sebuah pekerjaan dianggap sebagai sebuah hasil karya dan bagian dari sebuah pelayanan maka pekerjaan tersebut akan dirasakan sebagai suatu hal yang ringan. Dalam menjalankan pekerjaan seorang pekerja dapat mengalami stres kerja dan kelelahan emosional (emostional exhaustion). Stres kerja memiliki berbagai macam definisi. Greenberg mendefinisikan stres kerja sebagai kombinasi 1

2 antara sumber-sumber stres pada pekerjaan, karakteristik individual, dan stressor di luar organisasi (Kristanto et al, 2008:5). Robbins mendefinisikan stres kerja sebagai kondisi yang dinamis di mana seseorang dikonfrontasikan dengan kesempatan, hambatan, atau tuntutan yang berhubungan dengan apa yang diinginkannya dan untuk itu keberhasilannya ternyata tidak pasti (Muclas, 2008: 495-496). Robbins juga menyatakan bahwa penyebab stres kerja seorang karyawan setidaknya berasal dari tiga sumber yakni: a. Tuntutan tugas. Tuntutan tugas yakni stres kerja yang secara langsung berkaitan dengan lingkungan kerja dan fungsi secara langsung dengan pekerjaan. b. Tuntutan peran. Tuntutan peran yakni stres kerja yang berhubungan dengan tekanan yang diberikan pada seseorang sebagai suatu fungsi dari peran tertentu. Pengukuran variabel tuntutan peran terdiri dari: c. Tuntutan pribadi. Tuntutan pribadi yaitu stres kerja yang terkait dengan tekanan yang diciptakan oleh karyawan lain. (Susilo,1996:18) Mangkunegara mendefinisikan stres kerja sebagai perasaan tertekan yang dialami karyawan dalam menghadapi pekerjaan (Mangkunegara,2009:157). Definisi lain dari stres kerja diberikan oleh Luthans. Luthans mendefinisikan stres kerja sebagai respons yang adaptif pada situasi eksternal yang menghasilkan deviasai-deviasi fisik, psikologis, dan atau perilaku untuk anggota organisasi (Muchlas,2008: 495).

3 Saat seorang pekerja berada dalam kondisi stres kerja maka hal ini dapat berpengaruh pada sikap yang diberikan dalam melakukan tugasnya dan dapat juga menyebabkan perubahan-perubahan fisik pada penderitanya. Dantzer dan Kelley mengatakan jika seseorang untuk pertama kali mengalami situasi penuh stres, maka mekanisme pertahanan dalam badan akan diaktifkan. Kelenjarkelenjar mengeluarkan/melepaskan adrenalin, cortisone dan hormon-hormon lain dalam jumlah besar, dan perubahan-perubahan yang terkoordiansi berlangsung dalam sistem saraf pusat (tahap alarm). Jika exposure (paparan) terhadap pembangkit stres terus bersinambung dan badan mampu menyesuaikan, maka terjadi perlawanan terhadap sakit (Ashar, 2008: 372). Dapat dipastikan bahwa setiap pekerja pernah mengalami kondisi stres kerja, hanya saja tingkat stres yang dialami antara karyawan yang satu dengan yang lainnya berbeda. Semakin lama dan semakin tinggi tingkat stres kerja seorang pekerja maka hal ini akan membawa pekerja pada kondisi menderita kelelahan kronis, kebosanan, depresi, dan menarik diri dari pekerjaan kondisi ini lazim disebut sebagai burn out dimana hal ini merupakan awal dari terjadinya kelelahan emosional (emotional exhaustion) Tumipseed & Moore mendefinisikan kelelahan emosional sebagai respon individual yang unik terhadap stres yang dialami di luar kelaziman pada hubungan inter personal karena dorongan emosional yang kuat, timbulnya perasaan seakan-akan tak ada orang yang membantunya, depresi, perasaan terbelenggu dan putus asa (Zaglady,1997:3). Disaat seorang pekerja berada pada kondisi stres kerja yang kemudian berujung pada terjadinya kelelahan emosional (emotional exhaustion) maka kinerja yang

4 ditunjukkan oleh pekerja tersebut akan menjadi tidak maksimal. Selain itu dampak dari stres kerja dan kelelahan emosional yang dialami oleh pekerja tidak hanya terbatas pada penurunan kinerja saja akan tetapi dapat juga berupa perlakuan tidak menyenangkan yang misalnya bentakan, sikap sinis dan cuek. Selain dapat berpengaruh pada sikap yang ditunjukkan stres kerja dan kelelahan emosional (emostional exhaustion) dapat juga menyebabkan perubahan-perubahan fisik pada penderitanya. Kelelahan emosional setidaknya memiliki beberapa faktor serta indikator. Faktor-faktor tersebut meliputi: 1. Burnout merupakan suatu kondisi dimana seorang pekerja berada pada tingkat stres kerja yang tidak teratasi dan kondisi ini merupakan awal terjadinya kelelahan emosional. 2. Depersonalisasi merupakan suatu kondisi dimana seorang karyawan manarik diri dari lingkungannya. 3. Penurunan Prestasi Diri merupakan suatu keadaan dimana seorang karyawan atau pekerja tidak mampu menunjukkan performa sebagaimana mestinya. Kondisi stres kerja dan kelelahan emosional pada akhirnya akan membawa dampak terhadap kinerja atau performance yang ditunjukkan oleh pekerja, Kinerja atau performance didefiniskan sebagai kesuksesan seseorang dalam melaksanakan suatu pekerjaan (As ad, 2004:47). Lawler dan Potter mendefinisikan kinerja sebagai kesuksesan seseorang didalam melaksanakan tugas (Sutrino,2010:170). Sementara Prawirosentono memberikan definisi kinerja sebagai hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi,

5 sesuai dengan wewenang dan tanggungjawab masing-masing, dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal. Miner mendefinisikan kinerja sebagai bagaimana seseorang diharapkan dapat berfungsi dan berperilaku sesuai dengan tugas yang dibebankan kepadanya (Sutrisno,2010:170), Kinerja yang baik merupakan tujuan akhir yang harus bisa dicapai oleh setiap pekerja dan hal ini pula yang dituntut perusahaan kepada setiap pekerjanya. Kinerja memiliki beberapa faktor yakni: a. Ketelitian dalam melaksanakan pekerjaan b. Kemahiran dan teknik yang mendukung pekerjaan c. Rasa tangungjawab yang besar untuk menyelesaikan tugas d. Kebebasan untuk melakukan pekerjaan e. Kerjasama antara karyawan f. Kemampuan unuk beradaptasi dengan lingkungan g. Kemampuan untuk beradaptasi dengan rekan kerja Salah satu pekerjaan yang rentan dengan kondisi stres kerja dan kelelahan emosional (emotional exhaustion) adalah perawat. Perawat didefinisikan sebagai seseorang yang telah dipersiapkan melalui pendidikan untuk turut serta merawat dan menyembuhkan orang yang sakit, usaha rehabilitasi, pencegahan penyakit yang dilaksanakannya sendiri atau dibawah pengawasan dokter atau suster kepala (Gunarsa 1995: 38 dalam Khotimah). Keberadaan perawat sebagai ujung tombak pelayanan harus benar-benar diperhatikan dan dikelola secara professional sehingga memberikan kontribusi yang positif bagi masyarakat dan juga untuk kemajuan rumah sakit itu sendiri. Sebagai salah satu ujung tombak dari pelayanan

6 sebuah rumah sakit profesi perawat merupakan profesi yang banyak bersentuhan langsung dengan pasien dapat dengan mudah memicu terjadinya stres kerja. Stres kerja tersebut mudah dialami perawat karena beberapa hal misalnya sering menghadapi situasi akut, menghadapi kondisi pasien yang tidak sadarkan diri dan juga sering melihat serta mencium bau darah maupun cairan yang keluar dari tubuh pasien. Disamping keberadaan perawat yang bersentuhan langsung dengan pasien, jam kerja perawat yang hampir dua puluh empat jam (24 jam) juga menjadi sumber permasalahan. Jam kerja tersebut menjadikan perawat jarang dapat berkumpul dengan anggota keluarganya sehingga dapat menyebabkan hubungan yang kurang baik dan harmonis diantara anggota keluarga. Apabila perawat berada dalam kondisi stres kerja yang berujung pada terjadinya kelelahan emosional maka kemungkinan besar hal ini akan membawa pengaruh buruk terhadap kinerja atau performance perawat tersebut. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang diungkapkan diatas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Apakah stres kerja berpengaruh positif signifikan terhadap kelelahan emosional (emotional exhaustion) pada perawat Rumah Sakit Dr Oen Surakarta? 2. Apakah kelelahan emosional (emotional exhaustion) berpengaruh negatif signifikan terhadap kinerja perawat pada Rumah Sakit Dr Oen Surakarta?

7 C. Batasan Masalah Agar tujuan dari penelitian ini menjadi lebih fokus pada permasalahan yang dihadapi dan tidak menyimpang, maka penulis memberikan batasan-batasan. Batasan masalah dalam penelitian ini terdiri atas: 1. Stres kerja. adalah kondisi yang dinamis di mana seseorang dikonfrontasikan dengan kesempatan, hambatan, atau tuntutan yang berhubungan dengan apa yang diinginkannya dan untuk itu keberhasilannya ternyata tidak pasti (Muclas, 2008: 495-496). Sumber stres yang digunakan dalam dalam penelitian menggunakan sumber stres menurut Robbin (Susilo,1996:18) yang terdiri atas: a.tuntutan tugas. Tuntutan tugas yakni stres kerja yang secara langsung berkaitan dengan lingkungan kerja dan fungsi secara langsung dengan pekerjaan. b. Tuntutan peran. Tuntutan peran yakni stres kerja yang berhubungan dengan tekanan yang diberikan pada seseorang sebagai suatu fungsi dari peran tertentu. c.tuntutan pribadi. Tuntutan pribadi yaitu stres kerja yang terkait dengan tekanan yang diciptakan oleh karyawan lain. 2. Kelelahan emosional adalah respon individual yang unik terhadap stres yang dialami di luar kelaziman pada hubungan inter personal karena dorongan emosional yang kuat, timbulnya perasaan seakan-

8 akan tak ada orang yang membantunya, depresi, perasaan terbelenggu dan putus asa (Tumipseed & Moore dalam Zaglady, 1997:3). Kelelahan emosional memiliki empat faktor atau aspek. Faktor-faktor tersebut meliputi: a.burn out merupakan suatu kondisi dimana seorang pekerja berada pada tingkat stres kerja yang tidak teratasi dan kondisi ini merupakan awal terjadinya kelelahan emosional. b.depersonalisasi diartikan sebagai penarikan diri (Margiantari, 2008:4). c.penurunan pencapaian diri merupakan suatu keadaan dimana seorang karyawan atau pekerja tidak mampu menunjukkan performa sebagaimana mestinya 3. Kinerja adalah kesuksesan seseorang dalam melaksanakan suatu pekerjaan. Dalam pengertian tersebut As ad mengutip pendapat Miner (1990). Miner didalam memberikan pengukuran terhadap kinerja. Faktor-faktor kinerja meliputi: a.ketelitian dalam melaksanakan pekerjaan b. Kemahiran dan teknik yang mendukung pekerjaan c.rasa tangungjawab yang besar untuk menyelesaikan tugas d. Kebebasan untuk melakukan pekerjaan

9 e.kerjasama antara karyawan f. Kemampuan unuk beradaptasi dengan lingkungan g. Kemampuan untuk beradaptasi dengan rekan kerja D. Tujuan Penelitian Penelitian kali ini bertujuan untuk mengetahui 1. Pengaruh stres kerja terhadap kelelahan emosional (emotional exhaustion) pada perawat Rumah Sakit Dr Oen Surakarta. 2. Pengaruh kelelahan emosional (emotional exhaustion) terhadap kinerja perawat pada Rumah Sakit Dr Oen Surakarta. E. Manfaat Penelitian 1. Bagi pihak Manajemen Rumah Sakit Dr Oen Surakarta Memberikan informasi mengenai pengaruh stres kerja terhadap timbulnya kelelahan emosional (emotional exhaustion) dan pengaruh kelelahan emosional terhadap kinerja perawat Bagi Perawat Rumah Sakit Dr Oen Surakarta Memberikan pengetahuan mengenai hubungan antara stres kerja dan kelelahan emosional terhadap kinerja perawat sehingga perawat mampu memberikan kinerja yang maksimal. 2. Bagi Penulis Memberikan pengetahuan mengenai hubungan antara stres kerja dan kelelahan emosional terhadap kinerja karyawan dalam hal ini adalah perawat. Sehingga dengan demikian nantinya akan berguna pada saat penulis menjadi pengambil kebijakan perusahaan.

10 F. Sistematika Penulisan Dalam sistematika pembahasan ini, penulis akan menguraikan secara garis besar setiap bab untuk memberikan gambaran singkat mengenai keseluruhan isi skripsi ini. Adapun sistematika pembahasan dari setiap bab diuraikan sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Bab ini terdiri atas latar belakang masalah, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta sistematika penulisan. BAB II LANDASAN TEORI Bab ini akan membahas teori-teori mengenai stress kerja, kelelahan emosional dan juga teori mengenai kinerja, hubungan stress kerja terhadap kelelahan emosional, hubungan kelelahan emosional terhadap kinerja, penelitian terdahulu, kerangka pemikiran dan hipotesis. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini akan membahas mengenai lingkup penelitian yang meliputi tempat penelitian, sejarah serta perkembangan singkat tempat penelitian, visi dan misi tempat penelitian waktu penelitian, populasi dan sampel penelitian, metode pengumpulan data, pengukuran variabel, pengujian instrument.

11 BAB IV ANALISIS DATA Pada bab ini seluruh data yang dibutuhkan telah dikumpulkan kemudian dianalisis dengan menggunakan regresi linier berganda disertai dengan analisisnya. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini merupakan penutup yang memuat kesimpulan dari hasil penelitian, implikasi manajerial dan juga saran.