FAQ PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR NO 19/11/PADG/2017 TENTANG PENYELESAIAN TRANSAKSI PERDAGANGAN BILATERAL ANTARA INDONESIA DAN THAILAND MENGGUNAKAN MATA UANG RUPIAH DAN BAHT MELALUI BANK Ketentuan Umum 1. Q: Apa tujuan diterbitkannya PADG ini? A: PADG dimaksudkan sebagai aturan pelaksanaan bagi PBI No.19/11/PBI/2017 dalam rangka mendorong penggunaan mata uang lokal untuk penyelesaian transaksi perdagangan bilateral antara Indonesa dan Thailand. Hal tersebut merupakan bagian dari upaya untuk mengurangi ketergantungan pada mata uang tertentu yang diharapkan dapat mendukung pelaksanaan tugas Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas nilai tukar. Bank ACCD Untuk mendukung pelaksanaan kesepakatan tersebut, Bank Indonesia telah menerbitkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 19/11/PBI/2017 tentang Penyelesaian Transaksi Perdagangan Bilateral Menggunakan Mata Uang Lokal (Local Currency Settlement) Melalui Bank. Pedoman pelaksanaan ketentuan tersebut mencakup pembukaan rekening khusus dalam rupiah dan baht, pelaksanaan transaksi rupiah atau valuta asing terhadap baht, dan pemberian fasilitas Pembiayaan Perdagangan dalam rupiah dan baht. 1. Q: Apakah kriteria untuk menjadi Bank ACCD? A: Penunjukan bank sebagai Bank ACCD dilakukan dengan mempertimbangkan kriteria: a. kondisi kesehatan bank; b. Kemampuan bank dalam memfasilitasi perdagangan antara Indonesia dan Thailand; c. kemampuan bank dalam menjalin hubungan bisnis dengan perbankan di Indonesia dan di Thailand; d. akses jaringan kantor bank di negara asal (home country) yaitu Indonesia atau Thailand; dan/atau e. kriteria lain yang ditetapkan oleh Bank Indonesia bersama Bank of Thailand. 2. Q: Apakah semua bank dapat menyampaikan surat permohonan untuk menjadi Bank ACCD kepada Bank Indonesia? A: Sebagaimana pasal 3 ayat (1) PADG, penyampaian surat permohonan calon Bank ACCD Indonesia diperuntukan bagi bank yang diminta oleh Bank Indonesia dan Bank of Thailand atas dasar asesmen yang telah dilakukan sebelumnya oleh Bank Indonesia dan Bank of Thailand.
3. Q: Apa isi dari surat permohonan calon Bank ACCD Indonesia kepada Bank Indonesia? A: Penyampaian surat permohonan dari calon Bank ACCD Indonesia diatur sebagai berikut: a. Memuat pernyataan minat dan kesiapan untuk menjadi Bank ACCD Indonesia serta usulan calon mita Bank ACCD Indonesia di Thailand. b. Melampirkan surat permohonan dari calon mitra Bank ACCD Indonesia di Thailand kepada Bank Indonesia. 4. Q: Apakah terdapat format surat khusus dalam menyampaikan surat permohonan calon Bank ACCD? A: Ya, format surat permohonan terdapat dalam Lampiran I PADG No 19/11/PADG/2017 ini. Transaksi Keuangan Bank ACCD 5. Q: Transaksi apa saja yang dapat dilakukan Bank ACCD? A: Bank ACCD dapat melakukan transaksi keuangan meliputi: 1) pembukaan SNA Rupiah dan SNA Baht; 2) pembukaan Sub-SNA Baht dan Sub-SNA Rupiah; 3) transaksi rupiah dan valuta asing terhadap baht; 4) penyelesaian transaksi; 5) pembiayaan perdagangan; 6) pengelolaan SNA Baht dan SNA Rupiah; 7) pengelolaan Sub-SNA Baht dan Sub-SNA Rupiah; 8) larangan penarikan dan penyetoran Sub-SNA Baht dan Sub-SNA Rupiah secara tunai; 9) transfer dana; 10) kuotasi harga; 11) posisi terbuka transaksi baht; dan 12) larangan melakukan transaksi non-deliverable forward; 6. Q: Berapa nominal maksimal saldo SNA Rupiah milik Bank ACCD Thailand dan berapa nominal maksimal saldo SNA Baht milik Bank ACCD Indonesia? A: Saldo setiap SNA Rupiah milik Bank ACCD Thailand pada Bank ACCD Indonesia dibatasi paling banyak sebesar Rp400.000.000.000,00 (empat ratus miliar rupiah) pada akhir hari. Sementara itu saldo setiap SNA Baht milik Bank ACCD Indonesia dibatasi paling banyak sebesar THB1,000,000,000.00 (satu miliar baht Thailand) pada akhir hari. 7. Q: Dapatkah saldo SNA Rupiah milik Bank ACCD Thailand melebihi Rp400.000.000.000,00? A: Dapat, sepanjang Bank ACCD Indonesia menerima dokumen dari Bank ACCD Thailand yang membuktikan bahwa kelebihan saldo SNA Rupiah tersebut akan digunakan untuk membayar kewajiban perdagangan bilateral antara Indonesia antara Thailand atau investasi pada aset keuangan dalam rupiah pada hari berikutnya.
8. Q: Apabila Bank ACCD Indonesia menerima transfer dari Bank ACCD Thailand sebesar THB1.500,000,000,00 (satu lima ratus juta baht Thailand) sehingga saldo SNA Baht milik Bank ACCD Indonesia melebihi THB1,000,000,000.00 (satu miliar baht Thailand) dapatkah itu dilakukan? A: Saldo SNA Baht dapat melebihi limit SNA Baht pada tengah hari, namun Bank ACCD Indonesia harus menjual kelebihan saldo yang terdapat dalam SNA Baht milik Bank ACCD Indonesia tersebut (dalam kasus diatas kelebihan saldo yang harus dijual adalah sebesar THB500,000,000.00 (lima ratus juta baht Thailand)) sebelum akhir hari. Bank ACCD Indonesia juga dapat menjual kepada Bank of Thailand dengan nilai tukar khusus yang ditetapkan oleh Bank of Thailand, sehingga saldo SNA Baht milik Bank ACCD Indonesia tetap tidak melampaui nominal yang telah ditetapkan pada akhir hari. 9. Q: Dalam melakukan transaksi rupiah atau valuta asing terhadap baht instrumen apa saja yang dapat dilakukan oleh Bank ACCD Indonesia? A: Bank ACCD Indonesia dapat melakukan transaksi tod, tom, spot, forward, dan swap dengan Bank ACCD Thailand atau dengan Importir/ Eksportir atau dengan Non-Bank ACCD Indonesia atau dengan Non-Bank ACCD Thailand. 10. Q: Dapatkah Bank ACCD Indonesia melakukan transaksi rupiah atau valuta asing terhadap baht dengan non-bank ACCD Indonesia? A: Ya, dapat. Bank ACCD Indonesia dapat melakukan transaksi rupiah atau valuta asing terhadap baht dengan non-bank ACCD Indonesia yang bertindak untuk kepentingan Importir/Eksportir Indonesia dengan didukung underlying transaksi. 11. Q: Dapatkah Importir/Eksportir Indonesia melakukan transaksi rupiah atau valuta asing terhadap baht dengan menggunakan underlying transaksi dalam denominasi mata uang selain baht? A: Ya, dapat. Contohnya Importir C di Indonesia bermaksud untuk melunasi tagihan dari eksportir X di Thailand sebesar USD100,000.00 (seratus ribu dolar Amerika Serikat) atau ekuivalen sebesar THB3,326,000.00 (tiga juta tiga ratus dua puluh enam ribu baht Thailand) dengan kurs USD/THB sebesar 33.26. Berdasarkan tagihan tersebut, Importir C dapat melakukan pembelian THB/IDR melalui transaksi spot sebesar THB3,326,000.00 (tiga juta tiga ratus dua puluh enam ribu baht Thailand). 12. Q: Bagaimana Bank ACCD Indonesia melakukan squaring atas transaksi rupiah atau valuta asing terhadap baht yang dilakukan dengan Importir/Eksportir Indonesia dan/atau non-bank ACCD Indonesia? A: Bank ACCD Indonesia dapat melakukan transaksi rupiah atau valuta asing terhadap baht berupa transaksi tod, tom, spot, forward dan/ atau swap untuk pelaksanaan squaring position dengan Bank ACCD Indonesia, Bank ACCD Thailand, atau non-bank ACCD Thailand secara neto (net basis) maupun secara gross (gross basis). 13. Q: Apakah transaksi rupiah atau valuta asing terhadap baht antara Bank ACCD Indonesia dengan Bank ACCD Indonesia, atau dengan Bank ACCD Thailand, atau
dengan Importir/ Exportir Indonesia, atau dengan non-bank ACCD Indonesia dapat diselesaikan secara netting? A: Ya, dapat. Adapun penyelesaian transaksi rupiah atau valuta asing terhadap baht dapat dilakukan secara netting dapat dilakukan dengan: 1) perpanjangan transaksi (rollover); 2) percepatan penyelesaian transaksi (early termination); 3) pengakhiran transaksi (unwind/ cancel up) 14. Q: Apakah Bank ACCD Indonesia dapat memberikan fasilitas pembiayaan perdagangan dalam baht kepada Importir/Eksportir Indonesia yang melakukan perdagangan dengan Thailand? A: Ya, dapat. Adapun pembiayaan perdagangan dapat dilakukan melalui transaksi rupiah atau valuta asing terhadap baht melalui transaksi tod, tom, spot, forward dan/atau swap dengan Bank ACCD Indonesia lainnya dan/atau Bank ACCD Thailand, atau dengan cara pinjaman langsung (direct borrowing) dalam baht dari Bank ACCD Indonesia lainnya dan/ atau Bank ACCD Thailand. 15. Q: Pembiayaan perdagangan yang diberikan dalam baht dapat menggunakan underlying transaksi dalam denominasi mata uang selain baht? A: Ya, dapat. Nominal dokumen underlying transaksi selain dalam baht harus dinyatakan dalam ekuivalen baht. 16. Q: Bagaimana Bank ACCD Indonesia melakukan pengelolaan saldo SNA Baht? A: untuk kepentingan pengelolaan saldo SNA Baht, Bank ACCD Indonesia dapat melakukan transaksi yang meliputi: a. investasi pada aset keuangan dalam baht di Thailand; b. transaksi swap baht terhadap rupiah atau valuta asing dengan Bank ACCD Indonesia lainnya atau dengan Bank ACCD Thailand; dan/atau c. konversi dari baht ke rupiah atau valuta asing lainnya melalui transaksi tod, tom, spot, dan/atau forward. 17. Q: Untuk kepentingan pengelolaan saldo Sub-SNA Baht, dapatkah Eksportir Indonesia melakukan investasi pada aset keuangan dalam baht di Thailand? A: Eksportir Indonesia dapat melakukan investasi pada aset keuangan dalam baht atas saldo Sub-SNA Baht miliknya. Namun investasi yang dilakukan eksportir Indonesia dilarang dalam bentuk penempatan pada bank di Thailand berupa deposito dan tabungan. Sama halnya dengan eksportir Thailand, untuk kepentingan pengelolaan saldo Sub-SNA Rupiah eksportir Thailand dapat melakukan investasi pada aset keuangan dalam rupiah di Indonesia. 18. Q: Apa persyaratan yang harus dipenuhi Eksportir Indonesia untuk kepentingan kegiatan investasi pada aset keuangan dalam baht? A: Untuk kepentingan kegiatan investasi pada aset keuangan dalam baht, eksportir Indonesia wajib menyampaikan dokumen pendukung pada saat penyelesaian
investasi dilakukan. Adapun yang dimaksud dengan dokumen pendukung antara lain bukti konfirmasi pembelian aset keuangan dalam baht di Thailand. 19. Q: Dapatkah Importir/Eksportir di Indonesia melakukan penyetoran dan penarikan dalam baht secara tunai pada Sub-SNA Baht? A: Tidak dapat. Bank ACCD Indonesia dilarang melaksanakan perintah penyetoran dan penarikan dalam baht secara tunai pada Sub-SNA Baht. 20. Q: Apakah Bank ACCD Indonesia dapat melakukan transaksi Non-deliverable forward rupiah atau valuta asing terhadap baht? A: Tidak dapat. Bank ACCD Indonesia tidak dapat melakukan dan/atau memfasilitasi transaksi non-deliverable forward rupiah atau valuta asing terhadap baht. 21. Q: Apa saja yang dapat digunakan sebagai dokumen underlying transaksi yang bersifat perikiraan (anticipatory basis)? A: Dokumen underlying transaksi yang bersifat perkiraan diantaranya adalah: 1. Dokumen perkiraan pembayaran impor paling lama 1 (satu) tahun. 2. Dokumen perkiraan penerimaan ekspor paling lama 1 (satu) tahun. Pelaporan 1. Q: Apa saja laporan yang harus disampaikan Bank ACCD Indonesia kepada Bank Indonesia? A: Laporan yang harus disampaikan Bank ACCD Indonesia meliputi formulir: 1. Transaksi valuta asing 2. Posisi terbuka transaksi baht 3. Posisi saldo SNA Baht 4. Transfer dana 5. Posisi saldo dan mutasi Sub-SNA Baht 6. Posisi pembiayaan perdagangan 2. Q: Apakah dalam penyusunan laporan terdapat format yang disediakan? A: Ya, format laporan terdapat dalam Lampiran VII PADG No 19/11/PADG/2017. 3. Q: Dalam hal tidak terdapat transaksi rupiah atau valuta asing terhadap baht dan tidak terdapat posisi terbuka transaksi baht dalam 1 (satu) periode laporan apakah laporan tersebut tetap disampaikan? A: Ya, dalam hal tidak terdapat transaksi rupiah atau valuta asing terhadap baht dan/atau posisi terbuka transaksi baht dalam 1 (satu) periode laporan maka laporan tersebut tetap disampaikan berupa header. 4. Q: Laporan yang telah disusun Bank ACCD Indonesia disampaikan melalui email? A: Ya, penyampaian laporan disampaikan secara offline kepada Bank Indonesia dengan menggunakan surat elektronik kepada laporan_accd@bi.go.id
5. Q: Apakah Bank ACCD Indonesia yang menyampaikan laporan akan menerima notifikasi email yang menginformasikan bahwa laporan telah diterima Bank Indonesia? A: Ya, Bank Indonesia akan mengirimkan email notifikasi bahwa laporan yang disampaikan telah diterima. PADG 1. Q: Apa perbedaan PADG NO 19/11/PADG/2017 Tentang Penyelesaian Transaksi Perdagangan Bilateral Antara Indonesia Dan Thailand Menggunakan Mata Uang Rupiah Dan Baht Melalui Bank dengan PADG NO 19/12/PADG/2017 Tentang Penyelesaian Transaksi Perdagangan Bilateral Antara Indonesia Dan Malaysia Menggunakan Mata Uang Rupiah Dan Ringgit Melalui Bank? A: Berikut ini adalah perbedaannya MATRIX PERBEDAAN LCS FRAMEWORK BI-BNM DAN BI-BOT NO. SUBJECT BI-BNM BI -BOT Bank ACCD Indonesia memelihara dan memastikan saldo SNA Ringgit Bank ACCD Indonesia memelihara dan memastikan saldo SNA Baht paling paling banyak sebesar banyak sebesar THB1,000,000,000.00 MYR100,000,000.00 (seratus juta (satu miliar baht Thailand) pada akhir 1. Saldo SNA ringgit Malaysia) pada akhir Hari. Hari. Permohonan persetujuan diterima Permohonan persetujuan diterima oleh oleh BNM paling lambat pada pukul BoT paling lambat pada pukul 16.30 17.30 waktu Kuala Lumpur, waktu Bangkok, Thailand pada hari Malaysia, pada Hari terjadinya terjadinya kelebihan saldo SNA Baht kelebihan saldo SNA Ringgit 2. 3. 4. Posisi gross transaksi swap Posisi Terbuka Transaksi Ringgit Dokumen Underlying Transaksi Dilarang melebihi MYR100,000,000.00 (seratus juta ringgit Malaysia). Paling banyak sebesar MYR20,000,000.00 (dua puluh juta ringgit Malaysia), pada akhir Hari. Perhitungan Underlying Transaksi yang bersifat perkiraan dan jangka waktu transaksi menggunakan Underlying Transaksi yang bersifat perkiraan dilarang melebihi 6 (enam) bulan sejak tanggal transaksi. Dokumen Underlying Transaksi yang bersifat perkiraan dihitung secara gross (gross basis). Wajib didukung oleh dokumen Underlying Transaksi yang bersifat final (firm commitment): Dilarang melebihi THB1,000,000,000.00 (satu miliar baht Thailand). Paling banyak sebesar THB200,000,000.00 (dua ratus juta baht Thailand), pada akhir Hari. Perhitungan Underlying Transaksi yang bersifat perkiraan dan jangka waktu transaksi menggunakan Underlying Transaksi yang bersifat perkiraan dilarang melebihi 1 (satu) tahun sejak tanggal transaksi. Dokumen Underlying Transaksi yang bersifat perkiraan dapat dihitung secara gross (gross basis) atau secara neto (net basis). Wajib didukung oleh dokumen Underlying Transaksi yang bersifat final (firm commitment):
NO. SUBJECT BI-BNM BI -BOT tod, tom, dan/atau spot tod, tom, spot dan/atau swap Wajib didukung oleh dokumen Wajib didukung oleh dokumen Underlying Underlying Transaksi yang bersifat final Transaksi yang bersifat final (firm (firm commitment) atau dokumen commitment) atau dokumen Underlying Underlying Transaksi yang bersifat Transaksi yang bersifat perkiraan perkiraan (anticipatory basis): (anticipatory basis): forward dan/atau swap forward - Dalam hal Bank ACCD Indonesia menerima dokumen Underlying Transaksi yang bersifat perkiraan, Bank ACCD Indonesia wajib meminta dokumen Underlying Transaksi yang bersifat final (firm commitment) pada tanggal setelmen.