MAKALAH FISIKA DASAR II GROUP

dokumen-dokumen yang mirip
TUGAS MAKALAH DEFIBRILLATOR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Gambar 11 Sistem kalibrasi dengan satu sensor.

BAB III PERENCANAAN. 3.1 Perencanaan kerja alat Secara Blok Diagram. Rangkaian Setting. Rangkaian Pengendali. Rangkaian Output. Elektroda. Gambar 3.

Adult Basic Life Support

satu siklus denyut jantung normal dapat dilihat pada Gambar 1 (Standard 2011c). Penjelasan bentuk gelombang dari

BAB I PENDAHULUAN. kondisi mental seseorang. Bila denyut jantung atau suhu tubuh tidak normal,

Disusun Oleh: Kevin Yogaswara ( ) Meitantia Weni S B ( ) Pembimbing: Ir. Rusdhianto Effendi AK., MT.

BAB II LANDASAN TEORI

KOMPONEN-KOMPONEN ELEKTRONIKA

BAB III PERANCANGAN SISTEM. perancangan mekanik alat dan modul elektronik sedangkan perancangan perangkat

BAB III PERANCANGAN ALAT

TRAINER FEEDBACK THYRISTOR AND MOTOR CONTROL

Materi. Pengenalan elektronika Dasar. Pertemuan ke II. By: Khairil Anwar, ST.,M.Kom. Create: Khairil Anwar, ST., M.Kom

PENGGUNAAN & EFEK LISTRIK PADA PERMUKAAN TUBUH. Arif Yachya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada prinsipnya penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dari perancangan perangkat keras sistem penyiraman tanaman secara

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Potensial permukaan tubuh (Sumber: Clark Jr, 2010).

BAB III METODOLOGI PENULISAN

CATU DAYA MENGGUNAKAN SEVEN SEGMENT

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II LANDASAN SISTEM

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun blok diagram modul baby incubator ditunjukkan pada Gambar 3.1.

PERANCANGAN BATTERY CHARGE CONTROL UNIT (BCCU) UNTUK APLIKASI SOLAR HOME SYSTEM (SHS)

Graphics Version Transistor Tester LCR ESR PWM. Graphics Version Transistor Tester LCR ESR PWM with case

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN SISTEM

SEMIKONDUKTOR. Komponen Semikonduktor I. DIODE

PERTEMUAN 12 ALAT UKUR MULTIMETER

III. METODE PENELITAN. Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Mei 2014 sampai dengan

Pada saat pertama kali penggunaan atau ketika alat pemutus daya siaga digunakan pada perangkat elektronik yang berbeda maka dibutuhkan kalibrasi

Contoh soal dan pembahasan ulangan harian energi dan daya listrik, fisika SMA kelas X semester 2. Perhatikan dan pelajari contoh-contoh berikut!

Latar Belakang dan Permasalahan!

VOLTAGE PROTECTOR. SUTONO, MOCHAMAD FAJAR WICAKSONO Program Studi Teknik Komputer, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia

BAB II LANDASAN TEORI

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III PERANCANGAN ALAT

Jenis-jenis Komponen Elektronika, Fungsi dan Simbolnya

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

I. PENDAHULUAN. Catu daya DC (power supply) merupakan suatu rangkaian elektronik yang. energi listrik untuk satu atau lebih beban listrik.

REKOMENDASI RJP AHA 2015

BAB IV PENGUJIAN PROPELLER DISPLAY

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2015 sampai dengan bulan Juli

DASAR PENGUKURAN LISTRIK

Elektrostimulator Medical Italia therapic 9400

BAB II. Dasar Teori. = muatan elektron dalam C (coulombs) = nilai kapasitansi dalam F (farad) = besar tegangan dalam V (volt)

PANDUAN PELAYANAN RESUSITASI RUMAH SAKIT PUSAT PERTAMINA BAB I

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB IV HASIL, PENGUJIAN DAN ANALISIS. Pengujian diperlukan untuk melihat dan menilai kualitas dari sistem. Hal ini

BAB IV PEMBAHASAN ALAT

A. Kompetensi Mengukur beban R, L, C pada sumber tegangan DC dan AC

Antiremed Kelas 12 Fisika

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar dan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Alat Uji Baterai 12V, 60AH Secara Elektronis

Contoh Soal soal Ujian Amatir Radio, Tahun 2000

Pengukuran RESISTIVITAS batuan.

BAB III KARAKTERISTIK SENSOR LDR

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Menekan tombol Switch ON, maka LCD akan menyala dengan kalimat. 5 menit, 10 menit, dan 15 menit.

Digunakan untuk mengukur suhu tubuh. Digunakan untuk memeriksa suara dari dalam tubuh seperti detak jantung, usus, denyut nadi dan lain-lain

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA. Dalam system tenaga listrik, daya merupakan jumlah energy listrik yang

BAB III PERANCANGAN SISTEM

8 pin DIP 14 pin DIP

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. kapasitas tegangan yang dipenuhi supaya alat dapat bekerja dengan baik.

BAB II KONSEP DASAR SISTEM PENGISIAN DAYA AKI

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2012 sampai bulan

Petunjuk Penggunaan Pelatih AED

Arus listrik sebesar 1 amper adalah perpindahan elektron sebanyak 6.24 x yang melewati satu titik pada setiap detiknya.

DIODA SEBAGAI PENYEARAH (E.1) I. TUJUAN Mempelajari sifat dan penggunaan dioda sebagai penyearah arus.

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. perangkat yang dibangun. Pengujian dilakukan pada masing-masing subsistem

PERTEMUAN II KONSEP DASAR ELEMEN-ELEMEN RANGKAIAN LISTRIK

RANGKAIAN INVERTER DC KE AC

BAB I TEORI RANGKAIAN LISTRIK DASAR

BAB I PENDAHULUAN. digunakan, dari mulai jam, perangkat portabel hingga mobil listrik yang mulai

BAB IV PENERAPAN DAN ANALISA

PENERAPAN DAN PENGGUNAAN ALAT UKUR MULTIMETER PADA PENGUKURAN KOMPONEN ELEKTRONIKA

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

10/22/2015 BATERAI BATERAI BATERAI

KOMPONEN AKTIF. Resume Praktikum Rangkaian Elektronika

PERTEMUAN II KONSEP DASAR ELEMEN-ELEMEN RANGKAIAN LISTRIK

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai

Materi 3: ELEKTRONIKA DAYA (2 SKS / TEORI) SEMESTER 106 TA 2016/2017 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA

K13 Revisi Antiremed Kelas 12 Fisika

BAB III METODE PENELITIAN

Petunjuk Pengunaan. IPMGEO Induced Polarization & Manual Geolisrik Resistivity Meter

Transkripsi:

MAKALAH FISIKA DASAR II GROUP Aldo Oktasio, Bintang, Dieter, Muhammad Zaky, Yoviandri Satrio Putra, 1306392241 DEFIBRILLATOR : SALAH SATU JEMBATAN MEDIS DAN FISIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA 2014

DAFTAR ISI BAB I Pendahuluan... 3 BAB II Pembahasan 1.1 Bab I Kekuatan dan Keutamaan Karakter...4 1.2 Bab II Dasar-Dasar Filsafat. 6 1.3 Bab III Dasar-Dasar Logika 7 1.3.1 Logika...7 1.3.2 Kategori.7 1.3.3 Term, Definisi, Divisi 7 1.3.4 Kalimat, Pernyataan, Preposisi..8 1.3.5 Penalaran 9 1.3.6 Argumen Deduktif....10 1.3.7 Argumen Induktif. 11 1.3.8 Sesat Pikir 12 1.3.9 Kesalahan Umum Dalam Penalaran Induktif.. 13 1.4 Bab IV Dasar-Dasar Etika 14 1.4.1 Perbedaan Etika dan Moralitas 14 1.4.2 Klasifikasi Etika...15 1.4.3 Realisme Etis dan Non-Realisme Etis.16 1.4.4 Empat Jenis Pernyataan Etika..16 1.4.5 Kegunaan Etika 17 BAB III Kesimpulan... 18 Lampiran Daftar Pustaka.....19 2

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ilmu fisika dan ilmu biologi pada awalnya terlihat sangat bertolak belakang dan sulit untuk disatukan. Tapi lain halnya ketika berada dalam ruang lingkup bidang medis. Ternyata kedua ilmu tersebut dapat disatukan, terutama dalam penggunaan aplikasinya berupa alat-alat medis yang memegang peranan penting dalam bidang medis. Alat-alat medis dibutuhkan terutama dalam menangani pasien penderita suatu penyakit, seperti aritmia jantung, fibrilasi ventrikular dan takikardia ventrikal yang tidak mempunyai nadi. Ketiga contoh penyakit tersebut pada umumnya memiliki kesamaan yaitu berakibat besar pada jantung dimana denyut jantung yang seharusnya beritme normal menjadi denyut yang ritmenya tidak stabil. Untuk itu, diperlukan adanya proses defibrilasi yang secara umum proses tersebut dilakukan untuk membuat ritme denyut jantung yang acak menjadi denyut jantung yang stabil. Dalam melakukan proses defibrilasi sangat diperlukan adanya alat medis yang disebut defibrilator untuk melakukan proses defibrilasi. Defibrillator dapat eksternal, transvenous, atau implan, tergantung pada jenis perangkat yang digunakan atau dibutuhkan. Beberapa unit eksternal, yang dikenal sebagai defibrillator eksternal otomatis (AED), alat ini bisa digunakan oleh orang yang bahkan tidak ada pelatihan sama sekali. 1.2 Rumusan Masalah Dalam dunia ilmu SAINTEK tidak bisa dipungkiri bahwa ilmu biologi dan ilmu fisika sangat bertolak belakang. Namun kedua hal tersebut memiliki peranan penting dalam bidang medis sehingga menimbulkan pertanyaan : 1. Apa itu defibrillator? 2. Apa kaitan defibrillator dengan ilmu biologi dan ilmu fisika? 3. Bagaimana prinsip dasar defibrillator? 1.3 Tujuan Penulisan 1. Menginformasikan kepada pembaca arti penting alat defibrillator dan kegunaannya 3

2. Mengajak kepada pembaca untuk memahami lebih lanjut mengenai alat defibrillator 3. Makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas Fisika Dasar II. 1.4 Manfaat Penulisan 1. Menjadi sumber inspirasi bagi pembaca untuk melakukan penelitian lebih lanjut. 2. Sebagai khasanah pustaka di perpustakaan. 3. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi pembaca. 1.5 Metode Penulisan Penyusun memakai metode kepustakaan dan literatur dalam penyusunan makalah ini. Referensi didapat tidak hanya dari buku ajar Fisika Dasar II tapi juga dari media-media lain seperti internet. 1.6 Sistematika Penulisan Makalah ini disusun dengan pembagian tiga bab, yaitu bab pendahuluan, bab pembahasan, dan bab penutup. Adapun pada bab pendahuluan terdiri dari: latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penulisan, metode peulisan, dan sistematika penulisan. Sedangkan bab pembahasan dibagi berdasarkan subpokok-subpokok yang akan dikaitkan dengan pemicu. Bab penutup terdiri dari kesimpulan dan lampiran. 4

BAB II PEMBAHASAN 1.1 BAB I - Proses Defibrilasi Defibrilasi adalah suatu tindakan terapi dengan cara memberikan aliran listrik yang kuat dengan metode asinkron ke jantung pasien melalui elektroda yang ditempatkan pada permukaan dada pasien. Tujuannya adalah untuk koordinasi aktivitas listrik jantung dan mekanisme pemompaan, ditunjukkan dengan membaiknya cardiac output, perfusi jaringan dan oksigenasi. American Heart Association (AHA) merekomendasikan agar defibrilasi diberikan secepat mungkin saat pasien mengalami gambaran VT non-pulse atau VF, yaitu 3 menit atau kurang untuk setting rumah sakit dan dalam waktu 5 menit atau kurang dalam setting luar rumah sakit. Defibrilasi dapat dilakukan diluar rumah sakit karena sekarang ini sudah ada defibrillator yang bisa dioperasikan oleh orang awam. 1.2 BAB II Alat Defibrillator 1.2.1 Pengertian Defibrillator adalah peralatan elektronik yang dirancang untuk memberikan kejut listrik dengan waktu yang relatif singkat dan intensitas yang tinggi kepada pasien penyakit jantung. Pengulangan pemberian kejut listrik paling lama 45 detik sejak jantung berhenti. Energi Externalyang diberikan antara 50 sampai 400 Joule. Energi Internal yang diberikan maximum 1/10 External Posisi elektroda (paddles) : anterior - anterior (apex - sternum) atau anterior posterior. Diameter elektroda antara 8-10 cm untuk dewasa. Pengaturan energi, dan pemeberian energi di kontrol oleh mikrokontroler. Energi yang tersimpan pada C : W = ½ CV² Sebelum Pemberian pulse defibrillator pada permukaan elektroda diberikan gel elektrolit. Ada dua jenis defibrillator: a.c defibrillator dan d.c defibrillator. Untuk a.c defibrillator sudah tidak digunakan lagi. Mempunyai elektroda (paddles) yang mempunyai diameter 8-10 cm (untuk dewasa). Energi yang diberikan berkisar antara : 50-400 Joules. Pemberian defibrillator dapat dilakukan dengan cara sinkronisasi atau asinkronisasi. Posisi elektroda (Paddles) dapat diletakkan pada 5

posisi anterior - anterior (Apex-sternum) atau posterior anterior. Pada saat pemberian defibrillator hindari bersentuhan antara pengguna alat dengan pasien. Energi yang tersimpan pada C : W = ½ CV² Paduan d.c defibrillator terdiri dari trafo berkekuatan besar dan pada sekundernya terdapat penyearah dan capastor.penyearah ini akan megisi energi listrik pada kapasitor, besarnya energi listrik akan dikontrol oleh mikrokontrol. Pada saat discharge (pemberian) energi pada pasien dengan menekan switch yang berada pada ujung elektroda. Bila memilih jenis sinkron, dapat dilakukan dengan menekan key board (sinkron). 1.2.2 Prinsip Dasar Defibrillator Pada Prinsipnya Prosedur Pengoperasian Defibrillator Dibagi Dalam Tiga Tahap: a. Pemilihan besarnya energi dan mode pengoperasian b. Pengisian energi (charge) pada kapasitor c. Pembuangan energi dari kapasitor ke pasien (discharge) Besarnya energi dilakukan dengan memutar selector pemilihan energi R3, set Level yang akan mengatur besarnya tegangan yang akan timbul pada pengisian kapasitor C1. Bila tombol charge ditekan maka akan terjadi pengisian kapasitor C1, dan tegangan pada kapasitor C1, dideteksi oleh detector A1 melalui pembagi tegangan R1 dan R2yang bersesuaian dengan tegangan pada C1. Bila tegangan pada pembagi tegangan telah lebih besar dari tegangan R3, maka A1 keluarannya akan menyebabkan High-voltage DC supply tidak lagi mensupply tegangan ke kapasitror C1. Bila ditekan tombol discharge tegangan pada kapasitor C1 akan berpindah sehingga tubuh atau jantung akan mendapatkan energi listrik dari kapasitor C1. Bentuk tegangan yang diberikan pada pasien dipengaruhi oleh adanya induktor. 1.2.3 Petunjuk Operasional 1. Ambil paddles dari sisi samping alat 2. Yakinkan dalam keadaan kering 3. Beri krim pada permukaan paddle 4. Tempelkan paddle pada pasien diposisi apeks dan sternum 5. Tekan tombol energy 6

6. Lakukan pengisian dengan menekan satu tombol pada paddle, lalu proses pengisian dapat dilihat di monitor 7. Jangan menyentuh pasien 8. Setelah proses pengisiian selesai maka akan terdengar suara beep, pada display muncul tulisan Defibrillator Ready dan pada tombol paddle akan menyala 9. Tekan paddle agak menekan ke tengkorak 10. Untuk pengosongan tekan kedua tombol pada paddle secara bersamaan 11. Lihat pada monitor 12. Selesai pilih switch pada tombol energy menunjukkan angka 0 13. Tekan tombol power 1.2.4 Jenis-jenis Defibrillator M-series monophasic dan defibrilator biphasic adalah defibrilator yang umum digunakan di rumah sakit. Unit portable menggabungkan Defibrillator, ECG, Non-Invasive Transcutaneous Pacing (NTP) dan fungsi pemantauan pasien yang lainnya. Berbagai jenis defibrilator adalah: a. DC Defibrillator DC defibrilator selalu dikalibrasi dalam satuan watt-detik atau joule sebagai ukuran dari energi listrik yang tersimpan dalam kapasitor. Energi dalam detikwatt sama dengan satu setengah kapasitansi dalam farad dikalikan dengan tegangan di yaitu volt kuadrat Jumlah energi (E) yang diberikan merupakan faktor bagi keberhasilan defibrilator. Energi yang diberikan kepada pasien dapat diperkirakan dengan mengasumsikan nilai resistansi yang ditempatkan antara elektroda yang seterusnya mensimulasi resistansi dari pasien. Kebanyakan defibrilator akan memberikan 60-80% dari energi mereka untuk disimpan ke resistansi sebanyak 50 Ω Defibrilasi eksternal: piringan logam berdiameter 3-5 cm yang melekat pada pegangan yang sangat terisolasi. Menghasilkan arus besar untuk menstimulasi kontraksi yang seragam & simultan dari serat otot jantung. Kapasitor hanya 7

akan menyalurkan energi listrik yang tersimpan apabila kontak defibrilator dengan tubuh yang baik sudah tercapai Internal defibrilasi: besar berbentuk sendok elektroda b. Advisory Difibrillator Mampu dengan akurat menganalisis ECG dan membuat keputusan menyalurkan kejutan dengan handal. Dirancang untuk mendeteksi fibrilasi ventrikel atau ventricular fibrillation dengan sensitivitas dan spesifisitas sebanding dengan paramedis terlatih, kemudian memberikan atau merekomendasikan seberapa banyak energi sesuai dengan kejutan defibrilasi tersebut. c. Implan Defibrillator Biasa digunakan oleh pasien yang berisiko tinggi mengalami ventricular fibrillation. Implan defibrilator menyimpan rekaman sinyal jantung pasien, sejarah terapi pasien dan data diagnostik pasien. Implan defibrilator mempunyai volume kurang dari 70 cc, ia juga mempunyai lebih dari 30 juta transistor dan menyalurkan kurang dari 20 micro ampere selama beroperasi sebagai pemantauan konstan. Implan defibrilator sangat tertutup rapat dari lingkungan sekeliling di dalam tubuh maka ianya sangat bio-kompatible dan mampu bertahan pada rentang suhu 30 C hingga 60 C. Sumber energi untuk menjalankan implan defibrilator berasal dari baterai Lithium Perak Vanadium Oksida (LiSVO). 8

BAB III KESIMPULAN Dalam kehidupan kita pasti menghadapi masalah. Untuk menghadapi masalah tersebut kita harus memiliki karakter yang kuat. Dengan memiliki karakter kuat tersebut kita pasti dapat menghadapi masalah yang datang pada kita. Kekuatan dan keutamaan karakter merupakan salah satu kunci kemajuan dan pembangunan dalam bangsa. Dalam mengembangkan karakter, kita diharuskan untuk berpikir secara kritis yaitu dengan berpikir sesuai dengan dasar-dasar filsafat, dasar-dasar logika serta yang tidak kalah penting adalah dasar-dasar etika. Dalam pengembangan proses berpikir, kita juga diwajibkan memiliki kemauan kuat agar ilmu yang didapat dapat bermanfaat, agar kemauan tersebut tercipta pertama-tama kita harus menguatkan karakter yang kita miliki. Dengan memiliki karakter yang kuat, berpikir dengan berdasarkan pada dasar-dasar filsafat, dasar-dasar logika dan dasar-dasar etika kita pasti menjadi bangsa yang maju. 9

DAFTAR PUSTAKA 10