BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Untuk itu, kualitas sumber daya manusia perlu ditingkatkan melalui berbagai program pendidikan yang dilaksanakan secara sistematis dan terarah berdasarkan kepentingan yang mengacu pada kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dan dilandasi oleh keimanan dan ketakwaan (IMTAK). Peningkatan IMTAK sebagai syarat untuk mencerdaskan kehidupan bangsa ini akan lebih efektif, apabila dilakukan melalui sistem pendidikan agama yang sistematis, efektif, dan efisien, baik melalui jalur kelembagaan pendidikan agama, maupun melalui proses pembelajaran bidang studi (pelajaran pendidikan agama yang diberikan di sekolah umum), yang sebagai salah satu sub sistem pendidikan nasional (Kurniawan, 2012: 15-16). Menurut Daulay, Pendidikan Islam diakui keberadaannya dalam sistem pendidikan nasional, yang dibagi kepada tiga hal. Pertama, pendidikan Islam sebagai lembaga, kedua, pendidikan Islam sebagai mata pelajaran, dan ketiga pendidikan Islam sebagai nilai (value). Pendidikan Islam sebagai lembaga
diakuinya keberadaan lembaga pendidikan Islam secara eksplisit. Pendidikan Islam sebagai mata pelajaran diakuinya pendidikan agama sebagai salah satu mata pelajaran yang wajib diberikan pada tingkat dasar hingga perguruan tinggi. Berikutnya, pendidikan Islam sebagai nilai, yakni ditemukannya nilai nilai Islami dalam sistem pendidikan nasional (Daulay, 2004: 4). Lembaga pendidikan Islam maupun mata pelajaran pendidikan agama Islam mengajarkan peserta didik mengenai akhlak, aqidah, dan syariah. Ketiganya merupakan nilai pendidikan Islam yang terdapat dalam sistem pendidikan nasional. Di zaman era globalisasi nilai pendidikan Islam seperti akhlak, aqidah, maupun syariah penting untuk ditanamkan dalam diri peserta didik melalui lembaga lembaga pendidikan Islam dan melalui mata pelajaran pendidikan agama Islam. Tetapi pada realitanya, masyarakat belum begitu memahami perihal adanya skala prioritas dalam pendidikan anak di dalam Islam. Pendidik sebagian besar hanya memprioritaskan sisi pendidikan yang bersifat duniawi (Ulwan, 2012: iii). Padahal sebenarnya pendidikan tidak semata mata tentang ilmu duniawi, melainkan ilmu agama, seperti pendidikan mengenai ilmu tauhid atau aqidah, akhlak atau tingkah laku, dan syariah atau hukum Islam. Pendidikan Islam tersebut merupakan bekal untuk peserta didik dalam menjalani kehidupan di akhirat kelak. Penanaman nilai pendidikan Islam tersebut penting untuk dilakukan pada era globalisasi karena mengingat lemahnya pengetahuan agama dari peserta didik
maupun masyarakat Indonesia itu sendiri. Meskipun hal yang terpenting dalam penanaman nilai pendidikan Islam adalah melalui lembaga pendidikan Islam ataupun buku mata pelajaran pendidikan agama Islam, tetapi penanaman nilai pendidikan Islam tersebut bisa didapatkan melalui media baca yang lain, seperti novel yang mengandung nilai nilai pendidikan Islam dapat dijadikan sebuah alternatif seseorang tersebut dalam mempelajari nilai nilai pendidikan Islam, seperti akhlak, akidah, maupun syariah. Novel merupakan karya sastra yang banyak diminati oleh masyarakat, mulai dari anak anak, remaja, dewasa, bahkan orang tua. Sebuah karya sastra, khususnya novel tidak luput dari kebenaran kebenaran yang terjadi dalam kehidupan nyata, misalnya novel yang terdapat di Indonesia. Banyak novel di Indonesia ini yang mengangkat jalan cerita dari kehidupan nyata. para sastrawan atau penulis novel tersebut terinspirasi oleh sosok tokoh yang ada dalam kehidupan nyata (Nursisto, 2000: 19). Novel juga memiliki sebuah genre atau macam. Genre dari sebuah novel itu sendiri bermacam macam, ada novel yang ber-genre edukasi yang dalam ceritanya membahas tentang pendidikan, ada juga novel dengan genre pendidikan Islam yang dalam ceritanya membahas tentang aturan kehidupan yang benar menurut syariat Islam, kehidupan Islami dari seorang tokoh novel, dan masih banyak lagi. Kedua jenis novel tersebut merupakan novel dengan cerita yang menarik dan banyak diminati oleh para pembaca dari semua kalangan (Nursisto, 2000: 22).
Salah satu novel dengan genre pendidikan Islam adalah novel Sang Pencerah karya Akmal Nasery Basral. Novel ini berbeda dari kebanyakan novel yang lain, karena novel ini mengangkat jalan cerita dari sosok pendakwah dan juga tokoh Agama K.H Ahmad Dahlan yang telah difilmkan dan disutradarai oleh Hanung Bramantyo. novel Sang Pencerah memiliki nilai pendidikan Islam yang cukup banyak, yang apabila dikaji dapat menambah wawasan tentang ilmu pendidikan Islam. Keunggulan dari novel Sang Pencerah karya Akmal Nasery Basral ini yaitu bahasa yang digunakan tidak terlalu formal, alur cerita dari novel tersebut tidak membuat pembaca kebingungan dalam membacanya, karena novel ini menggunakan sudut pandang orang kesatu dengan sosok tokoh aku (Muhammad Darwis atau K.H. Ahmad Dahlan), kemudian ceritanya yang penuh dengan makna dan inspirasi serta lebih realistis. Oleh karena itu, berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti nilai nilai pendidikan Islam yang terdapat dalam novel Sang Pencerah karya Akmal Nasery Basral dan relevansinya terhadap dakwah Muhammadiyah dengan judul Nilai Nilai Pendidikan Islam Dalam Novel Sang Pencerah Karya Akmal Nasery Basral Dan Relevansinya Terhadap Dakwah Muhammadiyah. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan pada halaman sebelumnya, maka masalah yang dirumuskan adalah sebagai berikut:
1. Nilai-nilai Pendidikan Islam apa yang terkandung dalam novel Sang Pencerah karya Akmal Nasery Basral? 2. Bagaimana relevansi nilai nilai pendidikan Islam dalam novel Sang Pencerah karya Akmal Nasery Basral terhadap dakwah Muhammadiyah? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini yaitu: a. Memaparkan nilai nilai pendidikan Islam yang terkandung dalam novel Sang Pencerah karya Akmal Nasery Basral. b. Mengetahui relevansi nilai nilai pendidikan Islam dalam novel Sang Pencerah karya Akmal Nasery Basral terhadap dakwah Muhammadiyah. D. Kegunaan Penelitian 1. Kegunaan Teoritis Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi dalam khasanah keilmuan, khususnya khasanah keilmuan tentang nilai nilai pendidikan Islam. 2. Kegunaan Praktis Penelitian ini diharapkan mampu mengajarkan bahwa terdapat banyak nilai nilai Pendidikan Islam dalam sebuah karya sastra, khususnya novel Islami. sehingga bukan tidak mungkin sebuah karya sastra, khususnya novel Islami memberikan dampak positif bagi para pembacanya.
E. Sistematika Pembahasan Untuk mempermudah dalam penyajian dan memahami skripsi yang penulis tulis, maka skripsi ini disusun berdasarkan sistematika sebagai berikut: Bab I Pendahuluan, bab ini akan membahas mengenai: latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, kerangka teori, metode penelitian, dan sistematika pembahasan. Bab II Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori tentang novel dan nilai-nilai pendidikan Islam, Bab ini akan membahas tentang tinjauan pustaka berdasarkan penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan dan kerangka teori yang membahas pendidikan Islam yang meliputi nilai, pendidikan Islam, nilai pendidikan Islam, macam macam nilai pendidikan Islam, novel, dakwah, dan Muhammadiyah. Bab III berisi tentang metode penelitian yang digunakan oleh peneliti, yaitu meliputi jenis penelitian, pendekatan, metode pengumpulan data, dan metode analisis data. Bab IV berisi tentang hasil penelitian dan pembahasan, yaitu berisi tentang gambaran umum novel Sang Pencerah. Bab ini akan membahas tentang latar belakang novel, karakter tokoh novel, sinopsis, saran, nilai nilai pendidikan Islam yang terkandung dalam novel Sang Pencerah, dan relevansi nilai nilai pendidikan Islam dalam novel Sang Pencerah dan relevansinya terhadap dakwah Muhammadiyah.
Bab V berisi Penutup. Pada bab ini akan memuat tentang kesimpulan, saran, dan kata penutup.