BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia (SDM) merupakan aset utama suatu perusahaan,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Suatu perusahaan didirikan dengan maksud untuk mencapai suatu tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia (SDM) merupakan aset utama suatu perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaannya, kepuasan kerja juga merupakan seperangkat perasaan pegawai

PENGARUH PENEMPATAN TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA KARYAWAN DI DINAS PENDIDIKAN KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan aset penting yang dimiliki perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. pola tingkah laku, serta kebutuhan yang berbeda-beda. Keberadaan manusia

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan, sudah seharusnya memberikan pelayanan maksimal kepada

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan atau organisasi mempunyai alat-alat teknologi yang canggih, namun

BAB I PENDAHULUAN. PT. Jasa Marga (Persero) Tbk. cabang Purbaleunyi adalah Badan Usaha

Fenomena pengangguran, pemutusan hubungan kerja, demonstrasi dan. unjuk rasa merupakan masalah kondisi ketenagakerjaan di Indonesia yang masih

BAB I PENDAHULUAN. Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten sesuai dengan SK 345/KPTS/DIR/2012

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi didirikan untuk mencapai suatu tujuan dari setiap kegiatan.

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam menghadapi persaingan usaha, perusahaan dituntut untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. Peranan sumber daya manusia dalam organisasi atau perusahaan semakin

BAB I PENDAHULUAN. di pengaruhi oleh kualitas sumber daya manusia dalam menjalankan fungsi-fungsi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. PLN P3B RJBR sadar akan hal tersebut sehingga berusaha melakukan penilaian

BAB I PENDAHULUAN. orang yang terbagi menjadi karyawan direktorat, non- direktorat, proyek dan

BAB I PENDAHULUAN. Karyawan merupakan makhluk sosial yang menjadi kekayaan utama bagi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam khasanah totalitas mekanisme kerja keorganisasian, dari sekian

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan faktor yang sangat penting dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. Jawa Barat dan Banten Area Pelayanan dan Jaringan Bandung yang bergerak

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. pelaksana pekerjaan. Organisasi merupakan suatu kumpulan orang-orang yang

BAB I PENDAHULUAN. senantiasa melakukan perbaikan dan peningkatan kualitas kinerjanya agar terus

BAB I PENDAHULUAN. Krisis Ekonomi yang melanda sebagian besar bangsa Asia, khususnya bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Masalah sumber daya manusia sangat sering dihadapi oleh perusahaan dan juga

2014 PENGARUH PENGEMBANGAN KARIR TERHADAP SEMANGAT KERJA PEGAWAI ADMINISTRASI DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pegawai sebagai sumber daya manusia dalam organisasi memiliki peran

BAB I PENDAHULUAN. pimpinan perusahaan untuk menjaga eksistensi dan kelangsungan perusahaannya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pos Indonesia merupakan sebuah badan usaha milik negara (BUMN)

BAB I PENDAHULUAN. Manusia berperan aktif dan dominan dalam setiap kegiatan organisasi,

BAB I PENDAHULUAN. memecahkan berbagai permasalahan yang dihadapi.

BAB I PENDAHULUAN. produksi akan tetapi lebih sebagai aset perusahaan yang harus dikelola dan. bertanggung jawab langsung kepada Gubernur Jakarta.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Organisasi merupakan suatu koordinasi sejumlah kegiatan yang

BAB I PENDAHULUAN. PT Pos Indonesia (Persero) merupakan salah satu perusahaan BUMN

BAB I PENDAHULUAN. kota/kabupaten se-jawa Barat dan Banten, dan publik. Pada saat ini Bank bjb

BAB I PENDAHULUAN. instansi tak dapat melaksanakan aktivitasnya. Dengan pegawai yang terampil dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan

BAB I PENDAHULUAN. Masalah rendahnya kinerja karyawan merupakan masalah yang perlu

BAB I PENDAHULUAN. diantanya mengenai kepuasan kerja karyawan. Salah satu organisasi yang dituntut

BAB I PENDAHULUAN. Perumnas didirikan sebagai solusi pemerintah dalam menyediakan perumahan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. di desa Pulo Ampel kabupaten Serang Provinsi Banten ini berdiri dari tahun 1985

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang layak. Seiring dengan meningkatnya taraf hidup masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia akan dapat meningkatkan efesiensi, efektifitas, dan produktifitas kinerja dalam sebuah perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. individunya saling menunjang sehingga dapat dikatakan bahwa kepuasan kerja

2014 PENGARUH IKLIM ORGANISASI DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN DINAS PERKEBUNAN PROVINSI JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu organisasi, meliputi semua orang yang melakukan aktivitas. Sumber

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber daya manusia mempunyai peran penting di dalam setiap kegiatan. keberhasilan pelaksanaan kegiatan perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan teknologi yang pesat, persaiangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Djawatan Angkutan Motor Republik Indonesia (DAMRI) salah satu badan usaha milik negara yang menyediakan layanan transportasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Komunikasi sangatlah penting didalam kehidupan masyarakat, yang mana

BAB 1 PENDAHULUAN. agar dapat berkembang. Sehingga perusahaan dapat memperoleh keunggulan

BAB I PENDAHULUAN. Para manajer memiliki peran strategis dalam suatu organisasi. Peran

BAB I PENDAHULUAN. tertutup bagi dunia luar, tekhnologi informasi dan komunikasi telah merangsang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Memasuki era globalisasi aktivitas bisnis saat ini, dengan semakin

BAB I PENDAHULUHAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai perusahaan listrik ternama di Indonesia, PT PLN (Persero) Distribusi

BAB I PENDAHULUAN. canggihnya sumber-sumber daya non-manusia yang dimiliki oleh suatu

BAB I PENDAHULUAN. manusia memegang peran bagi oraganisasi dalam mencapai tujuanya.

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi lingkungan yang harus dihadapi oleh manajemen sumber daya manusia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sehingga proses pencapaian tujuan pun terhambat. Tingkat kepedulian

BAB I PENDAHULUAN. konsumen merasa tidak puas dapat melakukan keluhan yang dapat merusak citra

I. PENDAHULUAN. identifikasi masalah, pembatasan masalah dan rumusan masalah. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan sumber daya dengan sebaik-baiknya. Sumber daya yang paling penting

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab yang penting bagi organisasi. Peran para pegawai yang bekerja

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Suatu perusahaan memiliki tujuan untuk mencapai keunggulan, baik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. yang tersedia. Manajemen sumber daya manusia secara sederhana dapat diartikan. daya manusia secara optimal dalam suatu organisasi.

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi telah memasuki berbagai lapisan kehidupan di dunia termasuk

BAB I PENDAHULUAN. manajemen sumber daya manusia adalah rendahnya kinerja karyawan. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. sebaik mungkin, sehingga perusahaan dapat mencapai tujuannya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam persaingan yang ketat di dunia industri sekarang ini penanganan

BAB I PENDAHULUAN. memelihara perilaku manusia. Motivasi ini merupakan subyek yang penting bagi

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Perilaku organisasi merupakan suatu bidang ilmu mengenai bagaimana

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan sesuai dengan sektor-sektor yang perlu dibangun itu. sendiri, yakni sektor-sektor industri, pertanian, tenaga kerja,

a. Latar Belakang Era globalisasi yang selalu ditandai dengan terjadinya perubahan-perubahan pesat pada kondisi ekonomi secara keseluruhan, telah

BAB I PENDAHULUAN. BPR Nusamba dalam definisi UU Perbankkan adalah salah satu jenis

BAB I PENDAHULUAN. Kenyataan tentang adanya masalah loyalitas kerja karyawan dialami pula

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan

2015 PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP LOYALITAS PEGAWAI DI KANTOR DINAS PENDIDIKAN KOTA BEKASI

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha saat ini berkembang semakin pesat, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. produksi yaitu tenaga kerja, modal dan keahlian dimana ketiga faktor tersebut

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Ardana, dkk (2012:3)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peran sumber daya manusia dalam suatu organisasi merupakan penentu yang

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan yang muncul. Organisasi dalam era persaingan haruslah memiliki

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan perusahannya. Kendala tersebut dapat berupa faktor-faktor. memiliki strategi untuk menghadapi persaingan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kelangsungan dan perkembangan suatu perusahaan. tercipta semangat kerja yang baik pada pegawai maka perlu dipenuhi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberadaan manusia sebagai sumber daya sangat penting dalam perusahaan, karena

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman, ilmu pengetahuan dan teknologi dan lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam suatu perusahaan banyak karyawan yang secara potensial memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN. Memasuki dekade kedua dalam kiprah usahanya, PT. Industri

BAB 1 PENDAHULUAN. pengusaha. Hal ini menyebabkan para pengusaha harus meningkatkan

I. PENDAHULUAN. Setiap perusahaan pada umumnya didirikan dengan tujuan untuk mencapai profit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. produktivitas adalah pengaruh keselamatan dan kesehatan kerja terhadap kinerja

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia (SDM) merupakan aset utama suatu perusahaan, masa depan dan perkembangan suatu perusahaan tergantung pada pengetahuan, keterampilan dan kompetensi sumber daya manusia, serta sinergi antara sumber daya manusia sebagai penggerak perusahaan dan pengelolaan yang efektif sumber daya lainnya yang ada dalam perusahaan tersebut. Oleh karena itu, organisasi atau perusahaan harus benar-benar menjaga satu-satunya aset perusahaan yang paling berharga ini. Salah satu caranya yaitu dengan memperhatikan kepuasan kerja karyawan. Produktivitas yang tinggi dari individu karyawan tidak datang begitu saja. Salah satu faktor yang mempengaruhinya adalah kepuasan kerja. Kepuasan kerja adalah keadaan emosional yang menyenangkan dimana para karyawan memandang pekerjaan mereka (Hasibuan, 2005:202). Secara historis para karyawan yang mendapatkan kepuasan kerja akan melaksanakan pekerjaan dengan lebih baik. Dengan demikian, dapat dikatakan jika perusahaan mampu memberikan kepuasan kerja yang tinggi maka kinerja karyawan akan baik dan perusahaan dapat mencapai kesuksesan. Pegawai dengan kepuasan kerja yang tinggi akan mempunyai sense of belonging yang tinggi terhadap perusahaannya, ini akan menjadi dasar bagi para karyawan untuk melakukan tanggung jawabnya dengan baik. Sebaliknya

2 perusahaan dengan kepuasan kerja rendah, akan sulit mempertahankan pegawainya yang berkualitas, karena pegawai yang berkualitas akan selalu berusaha ditarik oleh perusahaan lain, dan mereka yang tidak memperoleh kepuasan di tempat kerjanya akan berpikir untuk mencari tempat kerja yang lebih baik. CV. Cihanjuang Inti Teknik (CIT/CINTEK) adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang rekayasa dan manufaktur pembangkit listrik tenaga air dan angin serta bergerak di bidang industri minuman tradisional Jawa Barat. Dengan filosofi teknologi untuk memberdayakan bukan untuk memperdayai masyarakat, CIT berupaya agar masyarakat mampu mengelola dan mengembangkannya. Teknologi mikrohidro adalah pilihan kami untuk memberdayakan ekonomi masyarakat. CIT mengambil posisi untuk mengembangkan turbin ukuran kecil sehingga mampu dibeli oleh individu atau oleh beberapa keluarga. Turbin ini bisa menghasilkan energi yang bisa dipakai untuk menjalankan mesin penggiling, pengiris, pencacah, pendingin, penggerak pompa, pengering, pemipil, dan berbagai mesin pasca panen lainnya. Dengan adanya turbin mikrohido ini dapat membantu meringankan beban masyarakat terutama masyarakat pedesaan dalam memenuhi kebutuhan energi sehari-hari mereka. Melihat peranannya yang sangat penting bagi masyarakat, CIT harus benar-benar memperhatikan kepuasan kerja karyawannya agar kinerja dan produktivitas karyawannya bisa optimal. Hal ini sejalan dengan pendapat Hasibuan (2005:203) kepuasan kerja merupakan kunci pendorong moral kerja,

3 kedisiplinan dan prestasi kerja karyawan dalam mendukung terwujudnya tujuan perusahaan.. Namun hal itu berbanding terbalik dengan kondisi karyawan CIT. Kepuasan kerja karyawannya masih rendah, hal ini terlihat dari hasil wawancara, observasi dan pengolahan data awal penulis dengan Kepala Divisi Administrasi Umum. Ini digambarkan dari tingginya absensi karyawan, tingginya persentase keterlambatan, meningkatnya turnover karyawan dan perilaku indisipliner lainnya. Seperti yang dikatakan Mangkunegara (2009:117) kepuasan kerja berhubungan dengan variabel-variabel seperti turnover, tingkat absensi, umur, tingkat kedisiplinan, dan ukuran organisasi perusahaan. Hal ini terlihat dari beberapa indikasi seperti di bawah ini: 1. Tingkat ketidakhadiran (absensi) dan keterlambatan yang naik dilihat dari tabel berikut : Tabel 1.1 Tingkat Absensi dan Keterlambatan Karyawan Tahun 2008, 2009 dan 2010 Bulan Januari- Maret Tingkat Absensi Tingkat Keterlambatan 2008 2009 2010 2008 2009 2010 10,4% 12,37% 18,34% 1,39% 1,53% 2,69% April-Juni 13,34% 16,33% 19,12% 1,23% 1,15% 2,97% Juli- September Oktober- Desember 12,85% 14,25% 19,75% 1,62% 1,8% 1,89% 17,8% 19,78% 19,89% 2,09% 2,49% 2,67% Sumber : Diolah dari Bagian SDM CV. Cihanjuang Inti Teknik Dari tabel 1.1 dapat dilihat bahwa tingkat ketidakhadiran dan keterlambatan karyawan CIT mengalami peningkatan di tahun 2009 dan 2010.

4 Angka yang ditunjukkan cukup berfluktuatif namun cenderung meningkat terutama di tahun 2010, dimana persentase ketidakhadiran karyawan mendekati 20%, dan tingkat keterlambatan mendekati 3%. Ketidakhadiran ini dikarenakan karyawan bolos kerja tanpa pemberitahuan dan keterlambatan karyawan dikarenakan alasan pribadi. Ini berbanding terbalik dengan standar yang ditetapkan oleh perusahaan terhadap rata-rata tingkat kehadiran karyawan perbulannya tidak boleh kurang dari 90%. Ini menunjukkan bahwa karyawan kurang bersemangat bekerja dan banyak waktu yang terbuang sia-sia. 2. Tingkat turnover karyawan : Tabel 1.2 Turnover Karyawan Tahun 2007-2010 Karyawan Karyawan Jumlah Tingkat Tahun Masuk Keluar Karyawan Turnover 2007 5 6 83 1,27% 2008 3 5 81 2,58% 2009 4 7 78 3,92% 2010 3 7 74 5,36% Sumber : Diolah dari Bagian SDM CV. Cihanjuang Inti Teknik Faktor lain yang dapat dilihat sebagai indikator adanya tingkat kepuasan kerja karyawan yang rendah selain meningkatnya tingkat ketidakhadiran karyawan adalah meningkatnya turnover karyawan. Data persentase tingkat turnover karyawan CIT pada Tabel 1.2 dihitung dengan menggunakan rumus LTO (Labour Turnover). Rumus perhitungan untuk mengetahui besarnya turnover yakni sebagai berikut : Turnover = (yang keluar yang diterima) ½ (Karyawan Awal + Karyawan Akhir) X 100%

5 Sumber : Malayu Hasibuan (2003:52) Berdasarkan perhitungan LTO (Labour Turnover) dengan jumlah karyawan awal 75, persentase tingkat turnover karyawan CIT meningkat setiap tahunnya dan tingkat turnover tertinggi terjadi pada tahun 2010 sebesar 5,36%. Persentase tersebut adalah persentase karyawan yang keluar dengan mengundurkan diri. Ini menunjukkan karyawan merasa tidak puas dan memilih untuk keluar dari perusahaan. Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa tingkat ketidakhadiran dan keterlambatan berfluktuatif dan cenderung meningkat setiap bulannya serta tingkat turnover yang juga meningkat. Ini menunjukan kepuasan kerja yang rendah sehingga karyawan kurang bersemangat untuk masuk kerja dan mengerjakan tugas-tugasnya dengan baik. Menurut Kepala Divisi Administrasi Umum salah satu faktor yang mempengaruhi rendahnya kepuasan kerja karyawan adalah penempatan karyawan. Hal ini sejalan dengan pendapat Davis dalam Mangkunegara (2009:117) salah satu faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja karyawan adalah penempatan karyawan. Penempatan karyawan merupakan salah satu aktivitas dari Manajemen Sumber Daya Manusia. Penempatan karyawan ini merupakan salah satu kegiatan dari fungsi pengadaan karyawan. Saydam (2005:218) mengemukakan bahwa penempatan karyawan adalah proses kegiatan yang dilaksanakan manajer SDM dalam suatu perusahaan untuk menentukan lokasi atau posisi seorang karyawan dalam melakukan pekerjaan. Dengan penempatan yang tepat karyawan akan merasa

6 nyaman dengan pekerjaannya sehingga karyawan akan bekerja dengan optimal dan kepuasan kerja tinggi serta produktivitas meningkat. Dengan begitu prinsip the right man on the right place dapat dipenuhi dan efektivitas kerja dapat diwujudkan. Sistem penempatan karyawan di CIT sendiri dapat dikatakan cukup sederhana, setelah menentukan kebutuhan karyawan selanjutnya dilakukan rekruitmen lalu seleksi/wawancara, apabila calon karyawan tersebut sesuai dengan kualifikasi dan bersedia ditempatkan pada posisi yang dibutuhkan maka calon karyawan tersebut akan diterima dan selanjutnya ditempatkan pada posisi yang dibutuhkan. Sistem penempatan karyawan di CIT dapat dilihat pada gambar di bawah ini: Rencana kebutuhan karyawan Input Alat transformasi Output Gambar 1.1 Sistem Penempatan Karyawan di CIT Penempatan karyawan dirasakan amat penting karena apabila seorang karyawan ditempatkan pada tempat dan jabatan yang tepat secara otomatis gairah kerja, mental kerja, kepuasan kerja, serta prestasi kerja akan mencapai hasil yang optimal bahkan kreativitas serta prakarya karyawan dapat berkembang (Hasibuan, 2005:71). Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Penempatan Karyawan terhadap Kepuasaan Kerja Karyawan CV. Cihanjuang Inti Teknik.

7 1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah CV. Cihanjuang Inti Teknik (CIT/CINTEK) adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang rekayasa dan manufaktur pembangkit listrik tenaga air dan angin serta bergerak di bidang industri minuman tradisional Jawa Barat. Dengan filosofi teknologi untuk memberdayakan bukan untuk memperdayai masyarakat, CIT berupaya agar masyarakat mampu mengelola dan mengembangkannya. Teknologi mikrohidro adalah pilihan kami untuk memberdayakan ekonomi masyarakat. Peranannya yang sangat penting dalam upaya meningkatkan ekonomi lapis bawah dengan produk-produknya tidak diiringi dengan perhatian perusahaan terhadap kepuasan kerja karyawannya yang berakibat pada menurunnya kinerja dan produktivitas perusahaan. Kepuasan kerja berhubungan langsung dengan produktifitas dan kinerja. Sehingga semakin tinggi kepuasan kerja semakin tinggi pula output yang dihasilkan. Sebaliknya semakin rendah kepuasan kerja semakin rendah pula output yang dihasilkan. Hal ini dapat dilihat dari tingkat absensi dan keterlambatan yang fluktuatif dan cenderung meningkat dan menunjukkan bahwa kepuasan kerja karyawan CIT rendah. Hal ini juga ditunjukkan dengan tingkat turnover yang meningkat juga tingkat kemangkiran yang tinggi. Kondisi ini menyebabkan kinerja yang menurun karena kepuasan rendah dan karyawan pun cenderung bekerja asal-asalan, sehingga tujuan perusahaan tidak tercapai.

8 1.2.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, maka penulis merumuskan masalah penelitian ini sebagai berikut : 1. Bagaimana gambaran tingkat efektivitas penempatan karyawan di CIT? 2. Bagaimana gambaran tingkat kepuasan kerja karyawan di CIT? 3. Bagaimana pengaruh tingkat efektivitas penempatan karyawan terhadap tingkat kepuasan kerja karyawan CIT? 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh penempatan karyawan terhadap kepuasan kerja karyawan pada CIT. Adapun tujuan penulisan adalah untuk : 1. Mendeskripsikan gambaran tingkat efektivitas penempatan karyawan di CIT. 2. Mendeskripsikan gambaran tingkat kepuasan kerja karyawan CIT. 3. Mengukur pengaruh penempatan karyawan terhadap kepuasan kerja karyawan CIT. 1.4 Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan dua kegunaan, yaitu sebagai berikut : 1. Kegunaan teoritis. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan ilmu Manajemen Sumber Daya Manusia

9 terutama yang berkaitan dengan Penempatan Karyawan dan Kepuasan Kerja. Salah satunya adalah dengan menguji teori yang ada pada hipotesis. 2. Kegunaan praktis. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu bahan referensi, sumbangan dan bahan pemikiran bagi instansi atau lembaga terkait dalam mengembangkan perusahannya bedasarkan bidang kajian sejenis.