PSAK 16 ( ASET TETAP)

dokumen-dokumen yang mirip
ASET TETAP, PSAK 16 (REVISI 2011) ANALISIS PADA PT. BUMI SERPONG DAMAI TBK LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN TAHUN 2013

BAGIAN X ASET TETAP, ASET TIDAK BERWUJUD, DAN ASET YANG DIAMBIL-ALIH

a. dimiliki untuk digunakan dalam penyediaan jasa atau untuk tujuan administratif; dan b. diharapkan akan digunakan lebih dari satu periode.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian aset tetap (fixed asset) menurut Reeve (2012:2) adalah :

BAGIAN IX ASET

BAB II BAHAN RUJUKAN

Standar Akuntansi Keuangan

BAB II LANDASAN TEORI. adalah bahasa bisnis(business language). Akuntansi menghasilkan informasi yang

PSAK 16 (Revisi 2007) Taufik Hidayat SE,Ak,MM Universitas Indonesia

LEBIH JAUH MENGENAI PSAK No. 16 (REVISI 2007) TENTANG ASET TETAP

BAB 2 LANDASAN TEORITIS. Aset tetap termasuk bagian yang sangat signifikan dalam perusahaan. Jika

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Dan Latar Belakang Konvergensi. usaha harmonisasi) standar akuntansi dan pilihan metode, teknik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Aktiva Tetap Tanaman Menghasilkan. menghasilkan, ada beberapa defenisi yang dikemukakan oleh beberapa ahli.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PERBANDINGAN ASET TETAP MENURUT PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (PSAK) NO.16 DENGAN INTERNASIONAL ACCOUNTING STANDARDS (IAS) NO.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. entitas pada tanggal tertentu. Halim (2010:3) memberikan pengertian bahwa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. Akuntansi yang mengatur tentang aset tetap. Aset tetap adalah aset berwujud yang

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BERDASARKAN SAK ETAP DAN SAK IFRS ATAS PEROLEHAN ASET TETAP DAN KAITANNYA DENGAN ASPEK PERPAJAKAN.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Carl (2015:3), Akuntansi (accounting) dapat diartikan sebagai

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 16 AKTIVA TETAP DAN AKTIVA LAIN-LAIN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada dasarnya tujuan utama setiap perusahaan adalah untuk mencapai laba

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II I LANDASAN TEORI

Aktiva Tetap dan Aktiva Lain-Lain

Materi: 11 ASET (ASSETS) (PEROLEHAN, DEPRESIASI & KLASIFIKASI BIAYA ASET)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

tedi last 11/16 Definisi Pengakuan Pengukuran Pengungkapan

AKUNTANSI ASET TAK BERWUJUD

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. berbentuk CV Hasjrat Abadi, berdiri pada tanggal 31 Juli 1952 bertempat di

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 48 PENURUNAN NILAI AKTIVA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. equipment, machinery, building, and land.

BAB I PENDAHULUAN. menyajikan informasi tentang kinerja entitas di masa lalu, namun juga menyajikan informasi

BAB III PEMBAHASAN 3.1. Pengertian Aktiva Tetap

PSAK 10 : ASET TIDAK BERWUJUD IAS 38 : Intangible Assets

BAB II BAHAN RUJUKAN

TINJAUAN ATAS PSAK No. 19 (REVISI 2010) : ASET TAK BERWUJUD DENGAN PSAK No. 19 (REVISI 2000)

BAB II LANDASAN TEORITIS

SAK UMUM vs SAK ETAP. No Elemen PSAK SAK ETAP

IKATAN AKUNTAN INDONESIA

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

LAMPIRAN C AMANDEMEN TERHADAP PSAK LAIN. Amandemen ini merupakan amandemen yang diakibatkan dari penerbitan ED PSAK 71: Instrumen Keuangan.

STANDAR AKUNTANSI ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyalurkannya ke masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk

BAB II BAHAN RUJUKAN

ASET Catatan Januari 2014 Disajikan Kembali- Catatan 6 Rp Rp Rp

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem berasal dari bahasa Latin (systẻma) dan bahasa Yunani (sustẻma),

AKUNTANSI ASET TETAP STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 07 LAMPIRAN I.08 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TANGGAL

AKUNTANSI PROPERTY INVESTASI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI DAN PEMBAHASAN

AKUNTANSI ASET TETAP STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 07

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan

PSAK No. 19 (Revisi 2000) tentang Aktiva Tidak Berwujud telah disahkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan pada tanggal 13 Oktober 2000.

AKUNTANSI KOMERSIAL VS AKUNTANSI PAJAK

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PSAK 30 (REVISI 2007) ISAK 8 (REVISI 2007)

BAB III SISTEM AKUNTANSI PENYUSUTAN ASET TETAP BERWUJUD PADA PT HERFINTA FRAM AND PLANTATION

BAB II LANDASAN TEORITIS. atau mempertanggungjawabkan. bersangkutan dengan hal-hal yang dikerjakan oleh akuntan dalam

BAB II LANDASAN TEORI

PSAK 19 ASET TIDAK BERWUJUD (REV 2009)

Implementasi PSAK 16 Tentang Aset Tetap pada PT. SBP

Standar Akuntansi Keuangan

BAB II BAHAN RUJUKAN

Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal 30 September 2011 dan 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut: Tahun 2011 Tahun 2010

BAB IV PEMBAHASAN. prosedur akuntansi yang yang diterapkan pada PT. Dwi Putra Jasa Prima terkait dengan

BAB II LANDASAN TEORITIS

AKUNTANSI ASET TETAP

AKUNTANSI KOMERSIAL VS AKUNTANSI PAJAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB ASET TETAP. relatif memiliki sifat permanen seperti peralatan, mesin, gedung, dan tanah. Nama lain

PT PELAYARAN BAHTERA ADHIGUNA DAN ENTITAS ANAK LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2014

PSAK 13 PROPERTI INVESTASI

BAB 2 TINJAUAN LITERATUR

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II LANDASAN TEORITIS

Bab IV PEMBAHASAN. Sistematika pembahasan yang akan dilakukan terhadap objek penelitian adalah berdasarkan

PENGARUH PERUBAHAN KURS VALUTA ASING LATAR BELAKANG

tedi last 04/17 Kebijakan Akuntansi Jurnal Standar Ilustrasi

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

BAB II LANDASAN TEORI

Complete set of Financial Statement Pelaporan Akuntansi Keuangan 3 2

KEBIJAKAN AKUNTANSI ASET TAK BERWUJUD

Transkripsi:

Nama : FARIS MAJDUDDIN NIM : 023101291 PENDAHULUAN Tujuan PSAK 16 ( ASET TETAP) Pernyataan ini bertujuan untuk mengatur perlakuan akuntansi asset tetap, agar pengguna laporan keuangan dapat memahami informasi mengenai investasi entitas di asset tetap, dan perubahan dalam investasi tersebut.isu utama dalam akuntansi asset tetap adalah pengakuan asset, penentuan jumlah tercatat, pembebanan penyusutan, dan rugi nilai atas asset tetap. Ruang Lingkup Pernyataan ini harus diterapkan dalam akuntansi asset tetap kecuali pernyataan ini menetapakan atau mengizinkan perlakuan akuntansi yang berbeda. Pernyataan ini tidak berlaku untuk hak penambang dan reservasi tambang, seperti minyak, gas alam, dan SDA sejenis yang tidak dapat diperbaharui. Pernyataan lain bisa saja mensyaratkan pengakuan asset tetapberdasarkan pendekatan yang berbeda, seperti sewa.psak no 30 tentang sewa mensyaratkan suatu entitas untuk mengevaluasi pengakuan asset tetap sewaan atas dasar pemindahan risiko dan imbalan. Entitas harus menetapkan pernyataan ini untuk property yang di konstruksi atau dikembangkan untuk digunakan dimasa depan sebagai property investasi tetapi belum memenuhi definisi property investasi. Ketika konstruksi atau pembangunan selesai, maka property investasi dan entitas diharuskan menerapkn PSAK no 13. Definisi Berikut adalah pengertian istilah istilah yang digunakan dalam pernyataan ini: Asset tetap adalah asset berwujud yang : dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau persediaan barang atau jasa, untuk direntalkan kepada pihak lain, untuk tujuan administratif dan diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode. Biaya perolehan(cost) : jumlah kas yang dibayarkan atau nilai wajar dari imabalan lain yang diserahkan untuk memperoleh suatu asset pada saat perolehan atau konstruksi atau jika dapat diterapkan, jumlah yang diatribusikan ke asset pada pertama kali diakui sesuai dengan persyaratan tertentu dalam PSAK lain.

Jumlah tercatat(carrying amount) : nilai yang disajikan dalam neraca setelah dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai. Jumlah yang dapat diperoleh kembali(recoverable amount):nilai yang lebih tinggi antara harga jual netto dan nilai pakai (value in use) suatu asset. Jumlah yang dapat disusutkan(depreciable amount):biaya perolehan suatu asset, atau jumlah lain yang menjadi pengganti biaya perolehan, dikurangi nilai residunya. Nilai khusus entitas: nilai kini dari arus kas suatu entitas yang diharapkan timbul dari penggunaan asset dan dari pelepasannya pada akhir umur manfaat atau yang diharapkan terjadi ketika penyelesaian kewajiban. Nilai residu asset:jumlah yang diperkirakan akan diperoleh entitas saat ini dari pelepasan asset, setelah dikurangi taksiran biaya pelepasan, jika asset tersebut telah mencapai umur dan kondisi yang diharapkan pada akhir umur manfaatnya. Nilai wajar:jumlah yang dipakai untuk mempertukarkan suatu asset antara pihak pihak yang berkeinginan dan memiliki pengetahuan memadai dalam suatu transaksi dengan wajar(arm s length transaction). Penyusutan: alokasi sitematis jumlah yang dapat disusutkan dari suatu asset selama umur manfaatnya. Rugi penurunan nilai(impairment loss): selisih dari jumlah tercatat suatu asset dengan jumlah yang dapat diperoleh kembali dari asset tersebut. Umur manfaat (usefull life): suatu periode dimana asset diharapkan akan digunakan oleh entitas atau jumlah produksi atau unit serupa yang diharapkan akan diperoleh dari asset tersebut oleh entitas. PENGAKUAN Biaya perolehan asset tetap harus diakui sebagai asset jika dan hanya jika: besar kemungkinan manfaat ekonomis dimasa depan bekenaan dengan asset tersebut akan mengalir ke entitas dan biaya perolehan asset dapat diukur secara andal. Suku cadang dan peralatan pemeliharaan (service equipment)biasanya dicatat sebagai persediaan dan diakui dalam laporan laba rugi pada saat dikonsumsi. Namun demikian, suku cadang utama dan peralatan siap pakai memenuhi criteria asset tetap ketika entitas memperkirakan akan menggunakan asset tersebut selama lebih dari satu periode. Pernyataan ini tidak menentukan unit ukuran dalam pengakuan suatu asset tetap. Oleh karena itu, diperlukan pertimbangan dalam penerapan criteria pengakuan yang sesuai dengan kondisi tertentu entitas.

Entitas harus mengevaluasi berdasarkan prinsip pengakuan ini tergadap semua biaya perolehan asset tetap pada saat terjadinya. Biaya Perolehan Awal Asset tetap dapat diperoleh untuk alasan keamanan atau lingkungan. Perolehan asset tetap semacam itu, walaupun tidak secara langsung meningkatkan manfaat ekonomis masa depan dari suatu asset tetap yang ada, mungkin diperlukan bagi entitas untuk memperoleh manfaat ekonomis masa depan dari asset yang lain. Sebagai contoh : pabrik kimia mungkin menerapkan proses penanganan kimiawi yang baru dalam rangka memenuhi ketentuan lingkungan yang berlaku untuk produksi dan penyimpanan zat kimiawi berbahaya; perbaikan pabrik yang terkait diakui sebagai asset karena tanpa perbaikan tersebut entitas tidak dapat memproduksi dan menjual zat zat kimiawi tersebut. Biaya biaya Setelah Perolehan Awal Biaya perawatan sehari hari yaitu biaya tenaga kerja dan bahan habis pakai termasuk didalamnya suku cadang kecil disebut dengan biaya pemeliharaan dan perbaikan asset tetap. Bagian bagian tertentu asset tetap mungkin perlu diganti secara periodic. Contoh, tungku pembakaran perlu diganti lapisannya setelah digunakan sekian jam. Entitas dapat memperoleh komponen asset tetap tertentu untuk melakukan pergantian yang tidak terlalu sering dilakukan, misalnya mengganti dinding interior suatu bangunan atau melakukan suatu penggantian yang tidak berulang. Agar asset tetap dapat beroperasi secara berkelanjutan, perlu dilakuakn inspeksi teratur terlepas apakan ada komponen yang diganti. Dalam setian inspeksi yang signifikan, biaya inspeksi diakui dalm jumlah tercatat asset tetap sebagai suatu penggantian apabila memenuhi criteria pengakuan. Sisa jumlah tercatat biaya inspeksi yang terdahulu, jika ada (yang dibedakan dari komponen fisiknya), dihentikan pengakuannya. PENGUKURAN AWAL Suatu asset tetap yang memenuhi kualifikasi untuk diakui sebagai asset pada awalnya harus diukur sebesar biaya perolehan. Komponen Biaya Perolehan Biaya perolehan asset tetap meliputi: a. harga perolehannya termasuk bea masuk dan pajak pembelian, b. biaya biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa asset ke lokasi,

c. estimasi awal biaya pembongkaran dan pemindahan asset tetap dan restorasi lokasi asset. Contoh biaya yang dapat diatribusikan secara langsung: biaya imbalan kerja, biaya penyiapan lahan untuk pabrik, biaya handling dan penyerahan awal, biaya perakitan dan instalasi, biaya pengujian asset, komisi professional. Entitas harus menerapkan PSAK NO 14 ttg persediaan terhadap biaya-biaya yang terkait dengan kewajiban untuk membongkar, mimindahkan, merestorasi lokasi asset yang terjadi dalam suatu periode tertentu. Biaya yang bukan merupakan biaya perolehan asset tetap: a. biaya pembukaan fasilitas baru, b. biaya pengenalan produk baru, c. biaya penyelenggaraan bisnis, d. administrasi dan biaya overhead. Pengakuan terhadap biaya biaya dalam jumlah tercatat suatu asset tetap dihentikan ketika asset tersebut berada pada lokasi dan kondisi yang diinginkan agar asset siap digunakan sesuai dengan keinginan dan maksud manajemen. Sebagai contoh, biaya-biaya berikut ni tidak termasuk didalam jumlah tercatat suatu asset tetap : a. Biaya biaya yang terjadi ketika suatu asset telah mampu beroperasi sebagaimana dimaksudkan oleh manajemen namun belum dipakai atau masih beroperasi dibawah kapasitas penuhnya. b. Kerugian awal operasi c. Biaya relokasi atau reorganisasi atau seluruh operasi entitas. Kegiatan incidental yaitu kegiatan yang tidak dimaksudkan untuk membawa asset tersebut ke lokasi dan kondisi yang diinginkan agar asset siap digunakan sesuai dengan keinginan dan maksud manajemen. Penghasilan dan beban yang terkait dengan kegiatan ini diakui dalam laporan laba rugi dan diklasifikasikan dalam penghasilan dan beban. Biaya perolehan suatu asset yang dibangun sendiri ditentunkan dengan menggunakan prinsip yang sama sebagaiman perolehan asset dengan pembelian atau cara lain. Jika perusahaan membuat asset serupa untuk dijual dalam usaha normal, biaya perolehan asset biasanya sama dengan biaya pembangunan asset untuk dijual. Pengukuran Biaya Perolehan Biaya perolehan asset tetap adalah setara dengan nilai tunainya dan diakui pada saat terjadinya. Satu atau lebih asset tetap mungkin diperoleh dalam pertukaran asset non moneter atau kombinasi asset moneter dan non moneter. Biaya perolehan pada suatu asset tetap diukur pada nilai wajar, kecuali:

a. transaksi pertukaran tidak memiliki substansial komersial, b. nilai wajar dari ast yang diterima dan diserahkan tidak dapat diukur secara andal. Entitas menentukan apakah suatu transaksi pertukaran memiliki substansi komersial atau tidak dengan mempertimbangkan sejauh mana arus kas masa depan diharapkan dapat berubah sebagai akibat dari transaksi ini. Suatu transaksi pertukaran memiliki nilai komersial jika : a. Konfigurasi arus kas atas asset yang diterima berbeda dari konfigurasi dari asset yang diserahkan b. Nilai khusus entitas dari kegiatan operasional entitas yang dipengaruhi oleh transaksi tsb berubah sebagai akibat dari pertukaram, dan c. Selisih pada (a),(b) adalah relative signifikan terhadap nilai wajar dari asset yang dipertukarkan. Jika entitas dapat menentukan nilai wajar secara andal, baik dari asset yang diterima atau diserahkan, maka nilai wajar dari asset yang diserahkan digunakan untuk mengukur biaya perolehan dari asset yang diterima kecuali jika nilai wajar dari asset yang diterima lebih jelas. Biaya perolehan asset tetap yang dicatat oleh lessee dalam sewa pembiayaan ditentukan sesuai dengan PSAK NO 30 tentang sewa. Hibah Pemerintah Asset tetap yang diperoleh dari hibah pemerintah tidak boleh diakui sampai diperoleh keyakinan bahwa: a. entitas akan memenuhi kondisi atau prasyarat hibah tersebut& b. hibah akan diperoleh. PENGUKURAN SETELAH PENGAKUAN AWAL Suatu entitas harus memilih model biaya dalam paragraf 30 atau model revaluasi dalam paragraf 31 sebagai kebijakan akuntansinya dan menerapkan kebijakan tersebut terhadap seluruh aset tetap dan kelompok yang sama. Model Biaya Setelah diakui sebagai aset, suatu aset tetap dicatat sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai aset. Model Revaluasi Setelah diakui sebagai aset, suatu aset tetap yang nilai wajarnya dan diukur secara andal harus dicatat pada jumlah revaluasinya, yaitu nilai wajar pada tanggal revaluasi. Revaluasi

harus dilakukan dengan keteraturan yang cukup regular untuk memastikan bahwa jumlah tercatat tidak berbeda secara material dari jumlah yang ditentukan dengan menggunakan nilai wajar pada tanggal neraca. Nilai wajar tanah dan bangunan biasanya ditentukan berdasarkan bukti pasar. Nilai wajar pabrik dan peralatan biasanya menggunakan nilai dasar yang ditentukan oleh penilai. Jika tidak ada pasar yang dapat dijadikan dasar penentuan nilai wajar karena sifat dari aset tetap yang khusus dan jarang diperjual belikan, perlu mengestimasi nilai wajar menggunakan pendekatan penghasilan atau biaya pengganti yang telah disusutkan. Frekuensi revaluasi tergantung perubahan nilai wajar darisuatu aset tetap yang direvaluasi. Apabila suatu aset tetap direvaluasi, akumulasi penyusutan pada tanggal revaluasi diperlakukan dengan salah satu cara berikut ini: a. disajikan kembali secara peroporsional dengan perubahan dalam jumlah tercatat bruto dari aset, b. dieleminasi terhadap jumlah tercatat bruto dari aset dan jumlah tercatat netto setelah eliminasi disajikan kembali sebesar jumlah revaluasian dari aset tersebut. Metode ini biasa digunakan untuk bangunan. Jika suatu aset tetap direvaluasi, maka seluruh aset tetap dalam kelompok yang sama harus direvaluasi. Contoh dalam kelompok aset terpisah : tanah, tanah dan bangunan, mesin, kapal, pesawat udara, kendaraan bermotor, perabotan, dan peralatan kantor. Aset aset dalam suatu kelompok aset tetap harus direvaluasi secara besama untuk menghindari revaluasi aset secara selektif dan bercampurnya biaya perolehan dan nilai lainnya pada saat yang berbeda beda. Jika jumlah tercatat aset meningkat akibat revaluasi, kenaikan tersebut langsung dikredit ke ekuitas pada bagian surplus revaluasi. Namun kenaikan tersebut harus diakui dalam laporan laba rugi hingga sebesar jumlah nilai penurunan nilai asset akibat revaluasi yang pernah diakui sebelumnya dalam laporan laba rugi. Jika jumlah tercatat aset turun akibat revaluasi, penurunan tersebut diakui dalam laporan laba rugi. Namun, penurunan nilai akibat revaluasi tersebut langsung didebit ke ekuitas pda bagian surplus revaluasi selama penurunan tersebut tidak melebihi saldo kredit surplus revaluasi untuk asset tersebut. Surplus revaluasi aset tetap yang telah disajikan dalam ekuitas dapat dipindahkan langsung ke saldo laba pada saat aset tersebut dihentikan pengakuannya. Hal ini meliputi pemindahan sekaligus surplus revaluasi asset pada saat penghentian atau pelepasan asset tersebut. Dampak atas pajak penghasilan jika ada yang dihasilkan dari revaluasi aset tetap diakui dan diungkapkan sesuai dengan PSAK no 46 tentang akuntansi pajak penghasilan.

Jika entitas mengubah kebijakan akuntansi dari model biaya ke model revaluasi dalam pengukuran aset tetap, maka perubahan tersebut berlaku prospektif. Jika dalam suatu entitas terdapat aset tetap yang tersedia untuk dijual, maka perlakuan akuntansi untuk aset tersebut adalah sbb : a. diakui pada saat dilakukan penghentian operasi, b. diukur sebesar nilai yang lebih rendah dari jumlah tercatatnya dibandingkan nilai wajar setelah dikurangi dengan biaya- biaya penjualan aset tetap, c. disajikan sebagai aset tersedia untuk dijual, d. diungkapkan dalam laporan keuangan dalam rangka evaluasi dampak penghentian operasi dan pelepasan aset. Penyusutan Setiap bagian dari aset tetap yang memiliki biaya perolehan cukup signifikan terhadap total biaya seluruh aset harus disusutkan secara terpisah. Entitas mengalokasikan jumlah pengakuan awal aset pada bagian aset tetap yang signifikan dan menyusutkan secara terpisah setiap bagian tsb. Suatu bagian yang signifikan dari aset tetap mungkin memiliki umur manfaat dan metode penyusutan yang sama dengan umur manfaat dan metode penyusutan bagian signifikan lainnya dari aset tersebut. Bagian bagian tersebut dapat dikelompokkan menjadi satu dalam menentukan beban penyusutan. Sepanjang entitas menyusutkan secara terpisah beberapa bagian dari aset tetap,maka entitas juga menyusutkan secara terpisah bagian yang tersisa. Bagian yang tersisa terdiri atas bagian yang tidak signifikan secara individual. Entitas dapat juga memilih untuk menyusutkan secara terpisah bagian dari aset yang biaya perolehannya tidak signifikan terhadap total biaya perolehan aset tersebut. Beban penyusutan untuk setiap periode harus diakui dalam laporan laba rugi, kecuali jika beban tersebut dimasukkan dalam jumlah tercatat aset lainnya. Beban penyusutan untuk setiap periode biasanya diakui dalam laporan laba rugi. Namun, kadangkala manfaat ekonomis masa depan dari suatu asset adalah untuk menghasilkan asset lainnya. Jumlah Yang Dapat Disusutkan dan Periode Penyusutan Jumlah yang dapat disusutkan dari suatu aset dialokasikan secara sistematis sepanjang umur manfaatnya. Nilai residu dan umur manfaat setiap aset harus direview minimum setiap akhir tahun buku dan apabila ternyata hasil review berbeda dengan estimasi sebelumnya, maka perbedaan tersebut harus diperlakukan sebagai perubahan estimasi akuntansi sesuai dengan PSAK no 25 ttg laba atau rugi bersih untuk periode berjalan, koreksi kesalahan mendasar, dan perubahan kebijakan akuntansi.

Penyusutan diakui walaupun nilai wajar aset melebihi jumlah tercatatnya. Perbaikan dan pemeliharaan asset tidak meniadakan keharusan untuk menyusutkan asset. Jumlah yang dapat disusutkan dari suatu aset adalah jumlah tercatatnya dikurangi dengan nilai residu asset yang bersangkutan. Nilai residu dari suatu aset mungkin saja sama atau bahkan lebih besar dari jumlah tercatatnya. Jika hal ini terjadi makan beban penyusutan tersebut adalah nol, sampai denga saar dimana nilai residu asset terebut menurun hingga lebih kecil dari jumlah tercatatnya. Penyusutan aset dimulai pada saat aset tersebut siap untuk digunakan yaitu pada saat asset tersebut berada pada lokasi dan kondisi yng diinginkan agar asset siap digunakan sesuai dengan keinginan dan maksud manajemen. Faktor yang memperhitungkan dalam menentukan umur manfaat dari setiap aset : a. perkiraan daya pakai dari aset yang bersangkutan, b. perkiraan tingkat keausan fisik, c. keuangan teknis dan keusangan komersial, d. pembatasan penggunaaan aset karena aspek hukum atau peraturan tertentu. Umur manfaat aset ditentukan berdasarkan kegunaan yang diharapkan oleh entitas. Tanah dan bangunan merupakan aset terpisah yang berbeda dan harus diperlakukan sebagai aset yang terpisah, meskipun diperoleh sekaligus. Bangunan memiliki umur manfaat yang terbatas, oleh karenanya harus disusutkan. Peningkatan nilai tanah dimana diatasnya didirikan bangunan tidak memengaruhi penentuan jumlah yang dapat disusutkan dari bangunan tersebut. Jika hanya perolehan tanah yang di dalamnya termasuk biaya untuk membongkar, memindahkan dan memugar dan manfaat yang diperoleh dari pembongkaran, pemindahan, dan pemugaran tersebut terbatas, maka biaya tersebut harus disusutkan selama periode manfaat yang diperolehnya. Metode Penyusutan Metode penyusutan yang digunakan harus mencerminkan akspetasi pola konsumsi manfaat ekonomis masa depan dari aset oleh entitas. Metode penyusutan yang digunakan untuk asset harus di review minimum setiap akhir tahun buku dan apabila terjadi perubahan yang signifikan dalamekspetasi pola konsumsi manfaat ekonomi masa depan dari asset tersebut, maka metode penyusutan harus diubah untuk mencerminkan perubahan pola tersebut. Metode yang dapat digunakan untuk penyusutan asset adalah : straight line method : menghasilkan pembebanan yang tetap selama umur manfaat asset jika nilai residunya tidak berubah, diminishing balance method : menghasilkan pembebanan yang menurun selama umur manfaat aset, sum of the unit method : menghasilkan pembebanan berdasarkan pada penggunaan atau output yang diharapkan dari suatu aset.

Penurunan Nilai Dalam menentukan apakan suatu asset tetap mengalami penurunan nilai, entitas menerapkn PSAK No. 48 tentang penurunan asset. Kompensasi untuk Penurunan Nilai Kompensasi dari pihak ketiga untuk asset tetap yg mengalami penurunan nilai, hilang/dihentikan harus dimasukkan dlm laporan laba rugi pada saat kompensasi diakui menjadi piutang. Penurunan nilai atau kerugian asset tetap, klaim atas atau pembayaran kompensasi dari pihak ketiga, dan pembelian atau konstruksi selanjutnya atas penggantian asset adalah pristiwa ekonomi yang terpisah dan dicatat secara terpisah dan dicatat secara terpisah dengan ketentuan sbb : a. Penurunan nilai asset tetap diakui sesuai dengan PSAK no 48 b. Penghentian pengakuan asset tetp yang using atau dilepas ditentukan sesuai dengan pernyataan ini, c. Kompensasi dari pihak ketiga untuk asset tetap yang mengalami penurunan nilai, hilang atau dihentikan harus dimasukkan dalam penentuan laba atau rugi pada saat menjadi piutang, dan d. Biaya perolehan asset tetap yang diperbaiki, dibeli, atau dikonstriksi sebagai penggantian ditentukan sesuai dengan pernyataan ini. PENGHENTIAN PENGAKUAN Jumlah tercatat asset tetap dihentikan pengakuannya pada saat: a. dilepaskan atau b. tidak ada manfaat ekonomis dimasa depan yang diharapkan dari pengguna atau pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan asset tetap harus dimasukkan dalam laporan laba rugi pada saat asset tersebut dihentikan pengakuannya ( kecuali PSAK no 30 mengharuskan perlakuan yang berbeda dalam hal transaksi jual dan sewa balik). Laba tidak boleh diklasifikasikan sebagai pendapatan. Pelepasan asset tetap dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya: dijual, dsewakan berdasarkan sewa pembiayaan atau disumbangkan. Jika berdasarkan prinsip pengakuan dalam paragraph 7, suatu entitas mengaku biaya perolehan dari penggantian sebagian asset tetap dalam jumlah tercatat asset tetap tersebut, maka selanjutnya entitas tersebut juga menghentikan pengakuan jumlah tercatat dari bagian yang digantikan tanpea memperhatikan apakah bagian yang digantikan telah disusutkan secara terpisah.

Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan suatu asset tetap harus ditentukan sebesar perbedaan antara jumlah netto hasil pelepasan, jika ada, dan jumlah tercata dari asset tsb. Piutang ata pelepasan asset tetap diakui pada saat awal sebesar nilai wajarnya. Jika pembayaran untuk hal tersebut ditangguhkan, perhitungan yang akan diterima diakui pada saat awal sebesar nilai tunainya. PENGUNGKAPAN Laporan keuangan mengungkapkan untuk setiap kelompok asset tetap : a. Dasar pengukuran yang digunakan dalam menentukan jumlah tecatat bruto. b. Metode penyusutan yang dipakai. c. Umur manfaat atau tariff penyusutan yang digunakan. d. Jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan. e. Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode yang menunjukkan : penambahan, asset yang diklarifikasi sebagai tersedia untuk dijual atau termasuk dalam kelompok yang akan dilepaskan yang diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual sesuai dengan PSAK no 45 atau pelepasan lainnya, akuisisi melalui penggabungan usaha, peningkatan atau penuruanan akibat dari revaluasi asset, rugi penurunan nilai yang diakui dalam laporan laba rugi sesuai PSAK 48, rugi penurunan nilai yang dijurnal balik dlam laporan laba rugi, penyusutan, selisih nilai tukar neto, perubahan lain. Laporan keuangan juga mengungkapkan : a. Keberadaan dan jumlah restriksi atas hak milik dan asset tetap yang dijamin untuk utang. b. Jumlah pengeluaran yang diakui dalam jumlah tercatat asset tetap yang sedang dalam pembangunan. c. Jumlah komitmen kontraktual dalam perolehan asset tetap d. Jumlah kompensasi dari pihak ketiga untuk asset tetap yang mengalami penurunan nilai, nilai hilang atau dihentikan dan dimasukkan dalam laporan laba rugi, jika tidak diungkapkan secara terpisah pada laporan laba rugi. Pengungkapan metode yang digunakan dan estimasi umur manfaat atau tarif penyusutan memberikan informasi begi pengguna laporan keuangan dalam meriview kebijakan yang dipilih manajemen dan memungkinkan perbandingan dengan entitas lain. Untuk alas an yang serupa juga perlu diungkapkan : a. Penyusutan, apakan dakui dalam laporan laba rugi atau diaui sebagai bagian dari biaya perolehan asset lain selama satu periode. b. Akumulasi penyusutan pada akhir periode

Untuk asset tetap, pengungkapan tersebut dapat muncul dari perubahan estimasi dalam : nilai residu, estimasi biaya pembongkaran, pemindahan, atau restorasi suatu asset tetap, umur manfaat, metode penyusutan. Jika asset tetap disajikan pada jumlah revaluasian, hal berikut harus diungkapkan : tanggal efektif revaluasi, apakah penilai independen dilibatkan, metode dan asumsi signifikan, penjelasan mengenai nilai wajar asset yang ditentukn secara langsung, untuk setiap kelompok asset jumlah tercatat asset tersebut dicatat dengan model biaya dn surplus revaluasi. Informasi yang relevan dengan kebutuhan pengguna laporan keungan: a. Jumlah tercatat asset tetap yang tidak dipakai sementra b. Jumlah tercatat bruto dari setiap asset tetap yang telah disusutkan dan masih digunakan c. Jumlah tercatat asset tetap yang dihentikan dari penggunanaan aktif dan tidak diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual. d. Jika model biaya digunakan, nilai wajar asset tetat apabil berbeda secara material dari jumlah tercatat. Oleh karena itu, entitas dinjurkan untuk mengungkapkan jumlah jumlah tersebut. KETENTUAN TRANSISI Entitas yang sebelum penerapan pernyataan ini telah melakukan revaluasi asset tetap dan kemudian menggunakan model biaya sebagai kebijakan akuntansi pengukuran asset tetapnya, maka nilai revaluasi asset tetap tersebut dianggap sebagai biaya perolehan. Entitas yang sebelum penerapan pernyataan ini pernah melakukan revaluasi aset tetap dan masih memiliki saldo selisih nilai revaluasi asset tetap, maka pada saat penerapan pertama kali pernyataan ini harus mereklasifikasi seluruh saldo selisih nilai revaluasi asset tetap tersebut ke saldo laba. Hal tersebut harus diungkapkan.

PSAK 19 (ASET TAK BERWUJUD) TUJUAN a. untuk menentukan perlakuan akuntansi bagi asset tidak berwujud yang tidak diatur secara khusus pada PSAK lainnya. b. Pernyataan ini juga mewajibkan perusahaan mengakui asset tidak berwujud jika, dan hanya jika, kriteria-kriteria tertentu dipenuhi. c. Mengatur cara mengukur nilai tercatat dari asset tidak berwujud dan d. Menentukan pengungkapan yang harus dilakukan bagi asset tidak berwujud RUANG LINGKUP Pernyataan ini harus diterapkan oleh semua perusahaan dalam akuntansi asset tidak berwujud, kecuali 1) Asset tidak berwujud yang diatur oleh PSAK lainnya; 2) Asset keuangan (seperti saham, obligasi, dan derivatifnya); 3) Hak pertambangan dan pengeluaran yang dilakukan dalam rangka eksplorasi, pengembangan dan penambangan mineral, minyak, gas alam (sebagaimana diatur dalam PSAK No. 29 tentang AKuntansi Minyak dan Gas Bumi) dan sumber daya lainnya yang tidak dapat diperbarui; dan 4) Asset tidak berwujud yang terjadi dari kontrak dengan pemegang polis. DEFINISI Aset tidak berwujud adalah asset non moneter yang dapat diidentifikasi dan tidak mempunyai wujud fisik serta dimiliki dalam menghasilkan atau menyerahkan barang atau jasa, disewakan kepada pihak lainnya, atau untuk tujuan adsministratif. Aset adalah sumber daya yang : a. Dikendalikan oleh perusahaan sebagai akibat peristiwa masa lampau; dan b. Bagi perusahaan diharapkan akan menghasilkan manfaat ekonomis di masa depan. Aset Moneter adalah kas dan setara kas serta asset yang akan diterima dalam bentuk kas yang jumlahnya pasti atau dapat ditentukan. Riset adalah penelitian orisional dan terencana yang dilaksanakan dengan harapan memperoleh pembaruan pengetahuan dan pemahaman teknis atas ilmu yang baru. Pengembangan adalah penerapan riset atau pengetahuan lainnya pada suatu rencana atau rancangan produksi bahan baku, alat, produk, proses, system, atau jasa yang sifatnya baru atau ang mengalami perbaikan yang substansial, sebelum dimulainya produksi komersial atau pemakaian.

Amortisasi adlaah alokasi sistemaris dari nilai asset tidak berwujud yang dapat didepresiasi selama masa manfaat asset tersebut. Nilai yang dapat didepresiasi adalah biaya perolehan suatu asset, atau nilai lain yang fungsinya menggantikan biaya perolehan laporan keuangan dikurangi nilai sisa. Masa manfaat adalah : a. Periode waktu asset diperkirakan akan dimanfaatkan oleh perusahaan; atau b. Jumlah unit produksi atau sejenisnya yang diperkirakan akan diperoleh perusahaan dari asset tersebut. Biaya perolehan adalah jumlah uang kas atau setara kas yang dibayarkan atau nilai wajar sumber daya yang dikeluarkan untuk mendapatkan asset pada saat perolehan atau saat diproduksi. Nilai sisa adalah jumlah bersih yang diperkirakan akan diperoleh perusahaan dari pelepasan asset pada akhir masa manfaatnya, setelah dikurangi perkiraan biaya pelepasan. Nilai wajar adalah jumlah yang digunakan untuk mengukur asset yang dapat dipertukarkan atau utang yang diselesaikan melalui suatu transaksi yang wajar (arm s length transaction) yang melibatkan pihak-pihak yang berkeinginan dan memiliki pengetahuan yang memadai. Pasar aktif adalah pasar yang memenuhi semua kondisi dibawah ini : 1. Produk/jasa yang diperdagangkan dalam pasar tersebut adalah homogeny; 2. Pembeli dan penjual yang berminat dapat ditemukan setiap saat; dan 3. Harga tersedia bagi masyarakat. Rugi penurunan nilai adalah jumlah yang diturunkan dari nilai tercatat hingga menjadi sebesar nilai yang dapat diperoleh kembali dari asset (recoverable amount). Nilai tercatat asset adalah nilai asset yang disajikan dalam neraca sesuadah dikurangi dengan akumulasi depresiasi atau amortisasi dan akumulasi rugi penurunan nilai. Pengeluaran setelah perolehan adalah pengeluaran yang dilakukan setelah asset tidak berwujud diperoleh atau diakui.

PENGAKUAN DAN PENGUKURAN Aset tidak berwujud diakui jika; a. Kemungkinan besar perusahaan akan memperoleh manfaat ekonomis masa depan dari asset tersebut dan b. Biaya perolehan aser tersebut dapat diukur secara andal Dalam menilai kemungkinan adanya manfaat ekonomis masa depan, perusahaan harus menggunakan asumsi yang masuk akal dapat dipertanggngjawabkan, yang merupakan estimasi terbaik manajamen atas kondisi ekonomi yang berlaku sepanjangn masa manfaat asset tersebut. Suatu asset tidak berwujud pada awalnya harus diakui sebesar biaya perolehan. PENGAKUAN BEBAN Pengeluaran untuk suatu pos asset tidak berwujud diakui sebagai beban pada saat terjadinya kecuali; a. Pengeluaran itu merupakan bagian dari biaya perolehan asset tidak berwujud yang memenuhi criteria pengakuan b. Pos tersebut diperoleh melalui suatu penggabungan usaha berbentuk akuisisi dan tidak dapat diakui sebagai asset tidak berwujud. Apabila demikian halnya, maka pengeluaran tersebut (yang termasuk dalam biaya perolehan akuisisi) merupakan bagian dari muhibah (goodwill)atau muhibah (goodwill) negative pada tanggal akuisisi.