47 Produksi Padi Tahun 2005 Mencapai Swasembada Abstrak Berdasarkan data resmi BPS, produksi beras tahun 2005 sebesar 31.669.630 ton dan permintaan sebesar 31.653.336 ton, sehingga tahun 2005 terdapat surplus sebanyak 16.224 ton. Dengan surplus tersebut berarti produksi padi pada tahun 2005 telah mencapai swasembada. Impor beras tahun 2005 hanya 19.682 ton jauh lebih rendah dibanding tahun 2004 sebanyak 234.563 ton, bahkan jauh lebih rendah lagi dibanding tahun 2003 dan 2002 yang mencapai di atas 1,4 juta ton. Impor beras tahun 2005 semata-mata untuk memperkuat stok nasional, bukan untuk memenuhi konsumsi. Produksi padi tahun 2006 sebesar 54.254.734 ton atau mengalami peningkatan sebesar 2.14 persen dibanding produksi tahun 2005. Peningkatan produksi padi tahun 2006 tersebut diharapkan mampu mempertahankan swasembada berkelanjutan. Pendahuluan Akhir-akhir ini isu politik beras makin santer. Banyak kalangan masyarakat mempertanyakan tentang kemampuan negara dalam menyediakan beras. Benarkah produksi beras mencukupi untuk kebutuhan dalam negeri? Kalau benar mencukupi, mengapa ada impor beras? Tulisan ini menyajikan neraca beras tahun 2005 dan perkirakan tahun 2006 berdasarkan data resmi yang diterbitkan Badan Pusat Statistik. Produksi dan Konsumsi Beras Tahun 2005: Produksi Padi Tahun 2005 (Tabel 1 dan Tabel 2) Produksi padi tahun 2005 sebesar 54.056.282 ton GKG (Gabah Kering Giling) atau mengalami penurunan sebesar minus 0.01 persen dibanding produksi tahun 2004 sebesar 54.060.817 ton GKG. Penurunan produksi padi tahun 2005 disebabkan oleh penurunan produksi padi ladang sebesar minus 1.64 persen. Penurunan produksi padi ladang disebabkan oleh penurunan luas panen dan produktivitas masing-masing sebesar minus 1.01 persen dan minus 0.54 persen. Selain disebabkan oleh faktor ketersediaan air dan serangan hama dan penyakit, penurunan produksi padi ladang juga disebabkan karena persaingan dengan tanaman jagung dan kedele. Suatu kondisi yang menggembirakan bagi pengembangan komoditas non padi. Ke depan akan dirumuskan kebijakan agar persaingan tersebut mengarah pada peningkatan produksi padi dan palawija. Berbeda dengan kondisi produksi padi ladang, produksi padi sawah tahun 2005 justru meningkat sebesar 0.08 persen walaupun luas panen mengalami
48 penurunan minus 0.72 persen. Peningkatan produksi padi sawah tersebut disumbang oleh peningkatan produktivitas yang sangat mengesankan 0.75 persen. Peningkatan produktivitas in berkat kerja keras petani dan aparat pertanian dalam meningkatkan penggunaan teknologi. Panggunaan gabah untuk bibit, pakan ternak dan bahan baku industri serta susut/tercecer sebesar 3.946.109 ton GKG, sehingga sisa yang tersedia untuk diolah menjadi beras sebanyak 50.110.173 ton GKG. Dengan nilai konversi gabah ke beras 63.2 persen, maka produksi setara beras tahun 2005 mencapai 31.669.630 ton. Penurunan produksi padi tahun 2005 yang sangat kecil tersebut ternyata dikompensasi oleh peningkatan produksi jagung dan kedele tahun 2005 yang sangat mengesankan masing-masing sebesar 11.20 persen dan 12.03 persen. Ini dimungkinkan karena kebijakan Departemen Pertanian, selain berkonsentrasi pada peningkatan produksi padi, juga pada peningkatan produksi palawija terutama di lahan non sawah. Permintaan Beras Tahun 2005 (Tabel 3) Permintaan ada dua yaitu : (1) permintaan untuk industri dan (2) konsumsi rumah tangga. Permintaan beras untuk kebutuhan non pangan (pakan ternak, industri non makanan dan tercecer/susut) tahun 2005 sebesar 1.054.559 ton, sehingga sisa untuk konsumsi rumah tangga sebesar 30.615.031 ton. Konsumsi beras tahun 2005 untuk rumah tangga penduduk sebesar 139.15 kg per kapita per tahun. Dengan jumlah penduduk tahun 2005 sebanyak 219.898.000 jiwa, maka total konsumsi rumah tangga tahun 2005 sebanyak 30.598.807 ton. Secara keseluruhan permintaan beras untuk industri dan konsumsi rumah tangga tahun 2005 sebanyak 31.653.336 ton Neraca (Surplus/Defisit, Tabel 3) Dengan tingkat produksi beras tahun 2005 sebanyak 31.669.630 ton dan permintaan sebesar 31.653.336 ton, maka pada tahun 2005 terdapat surplus sebanyak 16.224 ton. Dengan demikian, produksi padi tahun 2005 telah mampu memenuhi seluruh kebutuhan beras dalam negeri, baik untuk kebutuhan industri maupun konsumsi rumah tangga. Dengan kata lain, pada tahun 2005 kita mencapai swasembada beras. Impor beras tahun 2005 hanya 19.682 ton jauh lebih rendah dibanding tahun 2004 sebanyak 234.563 ton, bahkan jauh lebih rendah lagi dibanding tahun 2003 dan 2004 yang mencapai di atas 1,4 juta ton. Impor beras tahun 2005 semata-mata untuk memperkuat stok nasional, bukan untuk memenuhi konsumsi.
Produksi Padi Tahun 2006 (Berdasarkan ARAM I, BPS): juga ARAM dengan ASEM (0,37 %). Produksi padi tahun 2006 sebesar 54.254.734 ton atau mengalami peningkatan sebesar 2.14 persen dibanding produksi tahun 2005. Peningkatan produksi padi tahun 2006 disebabkan oleh peningkatan produksi padi sawah sebesar 2.27 persen, sedangkan produksi padi ladang mengalami penurunan sebesar minus 0.09 persen. Peningkatan produksi padi sawah disumbang dari peningkatan luas areal sebesar 1.52 persen dan peningkatan produktivitas sebesar 0.61 persen. Peningkatan luas areal tersebut dimungkinkan karena pada tahun 2006 ada perbaikan beberapa jaringan irigasi yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal PLA sehingga intensitas tanam meningkat, sedangkan peningkatan produktivitas karena adanya perbaikan sistem distribusi pupuk, peningkatan kualitas benih dan perbaikan sistem budidaya padi sawah, serta kebijakan harga padi yang memberikan insentif produksi padi bagi petani. Penurunan produksi padi ladang disebabkan oleh penurunan produktivitas minus 0.16 persen. Namun penurunan produksi padi ladang dapat ditekan karena adanya kenaikan produktivitas 0.06 persen. Memang produksi padi ladang sangat tergantung pada kecukupan air hujan dan intensitas serangan hama dan penyakit yang memang sangat sulit kita kendalikan. Namun jajaran Departemen Pertanian dan Pemerintah Daerah akan terus mengusahakan agar produksi padi ladang meningkat. Selain padi, produksi jagung dan kedelai juga meningkat masing-masing sebesar 7.46 persen dan 11.51 persen. Dengan prediksi produksi beras tahun 2006 seperti itu, diharapkan kita mampu mempertahankan swasembada beras secara berkelanjutan. 49
50 Tabel 1. Perkembangan Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Padi, Jagung dan Kedelai Tahun 2004-2005 ASEM 2004 ASEM 2005 Pertumbuhan (%) Komoditi Luas Panen Hasil/Ha Produksi Luas Panen Hasil/Ha Produksi Luas Panen Hasil/Ha Produksi (ha) (Ku) (Ton) (ha) (Ku) (Ton) (ha) (Ku) (Ton) Padi (Sawah+Ladang) 11,908,398 45.40 54,060,817 11,818,913 45.74 54,056,282 (0.75) 0.75 (0.01) a. Padi Sawah 10,790,478 47.43 51,180,996 10,713,303 47.81 51,223,726 (0.72) 0.80 0.08 b. Padi Ladang 1,117,920 25.76 2,879,821 1,105,610 25.62 2,832,556 (1.10) (0.54) (1.64) Jagung 3,346,396 33.36 11,162,813 3,597,875 34.50 12,413,353 7.51 3.42 11.20 Kedele 562,975 12.81 721,311 621,335 13.01 808,054 10.37 1.56 12.03 Keterangan : ASEM = Angka Sementara. Sumber : BPS 2005 dan 2006 Tabel 2. Perkembangan Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Padi, Jagung dan Kedelai Tahun 2005-2006 ARAM I 2005 ARAM I 2006 Pertumbuhan (%) Komoditi Luas Panen Hasil/Ha Produksi Luas Panen Hasil/Ha Produksi Luas Panen Hasil/Ha Produksi (ha) (Ku) (Ton) (ha) (Ku) (Ton) (ha) (Ku) (Ton) Padi (Sawah+Ladang) 11,653,789 45.58 53,116,686 11,831,165 45.86 54,254,734 1.52 0.61 2.14 a. Padi Sawah 10,551,385 47.66 50,283,471 10,728,109 47.93 51,424,122 1.67 0.57 2.27 b. Padi Ladang 1,102,404 25.70 2,833,215 1,103,056 25.66 2,830,612 0.06 (0.16) (0.09) Jagung 3,400,139 33.81 11,495,491 3,577,493 34.53 12,352,831 5.22 2.13 7.46 Kedele 561,965 12.77 717,427 616,488 12.98 800,023 9.70 1.64 11.51 Keterangan : ARAM I = Angka Ramalan Sumber : BPS 2005 dan 2006
51 Tabel 3. Neraca Beras tahun 2005 No Uraian Konversi Satuan 2005 1 Produksi GKG ton 54056282.0 2 Penggunaan GKG % dari 3946108.6 Bibit/benih 0.9 ton 486506.5 Pakan Ternak 0.44 ton 237847.6 Bahan Baku industri non makanan 0.56 ton 302715.2 Susut/terccer 5.4 ton 2919039.2 3 GKG diolah menjadi beras ton 50110173.4 4 Produksi Beras 63.2 ton 31669629.6 5 Penggunaan Beras Untuk Non Pangan 1054598.7 Pakan ternak/unggas 0.17 ton 53838.4 Industri non makanan 0.66 ton 209019.6 Tercecer/susut 2.5 ton 791740.7 6 Produksi Beras untuk Penduduk ton 30615030.9 7 Konsumsi per kapita kg/tahun 139.2 8 Jumlah penduduk Jiwa 219898000.0 9 Total konsumsi ton 30598806.7 10 Surplus ton 16224.2 Catatan : Hasil Rapat Koordinasi Data Konsumsi Beras Nasional, Dewan Ketahanan Pangan tanggal 15 Desember 2005. Tingkat produksi di up date sesuai dengan data ASEM 2005. Tabel 4. Impor Beras, 2000-2005 (ton) Sumber : BPS Tahun 2000 2001 2002 2003 2004 2005 Impor 1.355.005 642.036 1.798.144 1.427.375 234.563 19.682