M. Yogie Nugraha 1), Edison 2), and Syahrul 2) Abstract

dokumen-dokumen yang mirip
Pengaruh Fortifikasi Jumlah Konsentrat Protein Ikan Patin (Pangasius hypopthalmus) Yang Berbeda Pada Tahu Terhadap Tingkat Penerimaan Konsumen

Keywords : Fish Protein Concentrate, Pangasius hypophthalmus, Hump Banana Nugget, Consumer Acceptance and Chemical Composition

THE EFFECT OF USING FISH OFFAL FERMENTATION MEDIUM CRUDE ENZYME BROMELAIN WHICH GIVEN THE QUALITY OF SOY SAUCE AND SALT CATFISH

PENGARUH PENAMBAHAN KOSENTRAT PROTEIN IKAN GABUS (Channa striata) TERHADAP MUTU KUE SEMPRONG. Oleh:

Quality Characteristics of Cryptopterus Catfish Cracker Fortified With White Mushroom (Pleurotus ostreatus) by: ABSTRACT

THE EFFECT OF ADDITION OF SPINACH FLOUR (Amaranthus sp) ON CONSUMER ACCEPTANCE OF CATFISH BALL. Mychael F Naibaho 1), Dewita Buchari 2), Sumarto 2)

The Effect of Cheese Flavor on Consumer Acceptance Of Catfish Macaroni (Pangasius hypopthalmus) By: Umi Kalsum 1), Suparmi 2), Sumarto 2) ABSTRACT

YUWIDA KUSUMAWATI A

PENGARUH JENIS KAYU BERBEDA TERHADAP MUTU IKAN SELAIS (Cryptopterus bicirchis) ASAP. Oleh : Abstrak

The Effect of Corn Flavor on Consumer Acceptance of Catfish Macaroni (Pangasius hyphopthalmus) by: ABSTRACT

PEMANFAATAN BIJI TURI SEBAGAI PENGGANTI KEDELAI DALAM BAHAN BAKU PEMBUATAN KECAP SECARA HIDROLISIS DENGAN MENGGUNAKAN EKSTRAK PEPAYA DAN NANAS

KARAKTERISTIK BAKSO IKAN PATIN (Pangasius hypophthalmus) DENGAN PENAMBAHAN JANTUNG PISANG KEPOK (Musa paradisiaca) TERHADAP PENERIMAAN KONSUMEN

PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK ROSELA

KAJIAN MUTU MOCHI YANG DIFORTIFIKASI DENGAN KONSENTRAT PROTEIN IKAN GABUS (Channa striata) Oleh

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil sidik ragam kadar protein kecap manis air kelapa menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. tanaman kecipir (Psophocarpus tetragonolobus). Di beberapa daerah,

PENERIMAAN KONSUMEN TERHADAP KARAKTERISTIK MUTU KERUPUK IKAN JELAWAT (Leptobarbus hoevenii)

PEMANFAATAN KEONG SAWAH DALAM PEMBUATAN KECAP SECARA ENZIMATIS (KAJIAN PENAMBAHAN HANCURAN BONGGOL NANAS DAN LAMA FERMENTASI) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bantuan kapang golongan Rhizopus Sp. Menurut Astawan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi pasar kedelai terbesar di Asia. Sebanyak 50% dari konsumsi kedelai

A STUDY ON CONSUMER ACCEPTANCE OF TILAPIA ABON (Oreochromis niloticus) WITH THE ADDITION WHITE OYSTER MUSHROOM (Pleurotus ostreatus) Abstract

PEMANFAATAN JANTUNG PISANG KEPOK KUNING (Musa paradisiaca) TEPUNG KEDELAI DAN TEPUNG TAPIOKA SEBAGAI BAHAN TAMBAHAN PADA BAKSO DAGING SAPI

Kajian Karakteristik Mutu Kerupuk Ikan Jelawat Leptobarbus hoevenii Selama Penyimpanan. Edison 1) dan Sumarto 1)*

BAB I PENDAHULUAN. Protein (KEP). KEP merupakan suatu keadaan seseorang yang kurang gizi

I. PENDAHULUAN. Tempe merupakan produk pangan tradisional Indonesia berbahan dasar kacang

PEMANFAATAN KONSENTRAT PROTEIN IKAN PATIN (Pangasius hypopthalmus) UNTUK PEMBUATAN BISKUIT DAN SNACK

SUBSTITUSI TEPUNG TEMPE UNTUK PEMBUATAN KUE LUMPUR COKLAT DENGAN PENAMBAHAN VARIASI GULA PASIR JURNAL PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Protein (KEP). KEP merupakan suatu keadaan seseorang yang kurang gizi

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : PUJI ASTUTI A

BAB I PENDAHULUAN. dapat digunakan sebagai pangan, pakan, maupun bahan baku industri.

PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG BROKOLI

BAB V PEMBAHASAN. Cempedak Terhadap Kualitas Fisik Dan Organoleptik. Proses fermentasi tempe dimulai dari fase pertumbuhan cepat (0-30 jam

THE EFFECT OF DIFFERENT FERMENTATION MEDIUM ON QUALITY OF FERMENTED COMMON SNAKE HEAD (Channa striata) BEKASAM. Abstract

KANDUNGAN VITAMIN C DAN UJI ORGANOLEPTIK FRUITHGURT KULIT BUAH SEMANGKA DENGAN PENAMBAHAN GULA AREN DAN KAYU SECANG NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. antara kacang-kacangan tersebut, kedelai paling banyak digunakan sebagai bahan

STUDI COMPERATIVE JENIS KAYU TERHADAP FLAVOR IKAN PATIN (Pangasius hypopthalmus) ASAP. Oleh: Abstrak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

JURNAL. STUDI PENERIMAAN KONSUMEN TERHADAP NORI RUMPUT LAUT (Gracilaria sp.) DENGAN PENAMBAHAN CABAI RAWIT OLEH FINA RAHMADHANI NIM:

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi pasar kedelai terbesar di Asia. Konsumsi tempe rata-rata per orang per

5.1 Total Bakteri Probiotik

BAB I PENDAHULUAN. Turi (Sesbania grandiflora) merupakan tanaman asli Indonesia,yang

KAJIAN PENGOLAHAN PERMEN RUMPUT LAUT (Glacilaria Sp) DENGAN KONSENTRASI GULA YANG BERBEDA TERHADAP TINGKAT PENERIMAAN KONSUMEN

MEMPELAJARO PEIfGARUW E#ZIR PROTEWSE PWDB PEMBUBTAN REGWIP KEDELAl (Glycisle. -- rnax 8,)

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya terkandung senyawa-senyawa yang sangat diperlukan untuk

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. Konsumsi rata-rata kue kering di kota dan di pedesaan di Indonesia 0,40

I. PENDAHULUAN ton (US$ 3,6 juta) (Jefriando, 2014). Salah satu alternatif pemecahan

The Study of Catfish (Pangasius hypophthalmus) Freshness by Handling with Different Systems By Yogi Friski 1 N. Ira Sari 2 and Suparmi 2 ABSTRACT

PENDAHULUAN. Djoko Poernomo*, Sugeng Heri Suseno*, Agus Wijatmoko**

kabar yang menyebutkan bahwa seringkali ditemukan bakso daging sapi yang permasalahan ini adalah berinovasi dengan bakso itu sendiri.

I. PENDAHULUAN. keberadaannya sebagai bahan pangan dapat diterima oleh berbagai lapisan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. batok sabut kelapa (lunggabongo). Sebelum dilakukan pengasapan terlebih dahulu

JURNAL. PENGARUH PENAMBAHAN JUMLAH KARAGENAN BERBEDA TERHADAP MUTU BAKSO IKAN LOMEK (Harpodon neherreus) OLEH DWI MUARIF

I PENDAHULUAN. banyak ditemukan dan dikonsumsi yaitu ikan tongkol. Secara ilmu pengetahuaan,

Herry Kurniawan 1), Suparmi 2), Sumarto 2) Abstract

NUTRIFIKAST MAKANAN JAJANAN DARI BAHAN DASAR TEPUNG TERIGU DENGAN PENAMBAHAN TEPUNG TEMPE

UJI KADAR PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK DAGING SAPI REBUS YANG DILUNAKKAN DENGAN SARI BUAH NANAS (Ananas comosus) NASKAH PUBLIKASI

UJI KADAR PROTEIN DAN UJI ORGANOLEPTIK BISKUIT DENGAN RATIO TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG DAUN KELOR

I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian,

PERBANDINGAN KADAR GLUKOSA DAN UJI ORGANOLEPTIK PRODUK OLAHAN MAKANAN DENGAN BAHAN DASAR KENTANG DAN UBI JALAR

PENGARUH PERENDAMAN DALAM LARUTAN GULA TERHADAP PERSENTASE OLIGOSAKARIDA DAN SIFAT SENSORIK TEPUNG KACANG KEDELAI (Glycine max)

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan produk pangan menggunakan bahan baku kacang-kacangan

AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN KUALITAS FRUITGHURT KULIT PISANG (Musa paradisiaca) DENGAN PENAMBAHAN SARI TEBU DAN KAYU SECANG NASKAH PUBLIKASI

STUDI PENERIMAAN KONSUMEN TERHADAP ABON NILA (Oreochromis niloticus) DENGAN PENAMBAHAN JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) ABSTRACT ABSTRAK

UJI KANDUNGAN KARBOHIDRAT PADA PEMBUATAN KECAP DENGAN PENAMBAHAN AIR KELAPA PADA BERBAGAI KONSENTRASI

STUDI PEMBUATAN BISKUIT DENGAN PENAMBAHAN KONSENTRAT PROTEIN IKAN GABUS (Channa Striata) Oleh :

UJI SERAT, PROTEIN SERTA ORGANOLEPTIK TEMPE BIJI TURI (Sesbania grandiflora) DENGAN PENAMBAHAN JAGUNG (Zea mays) DAN BEKATUL NASKAH PUBLIKASI

Effect of Addition of Protein Fish Concentrates Cork (Channa striata) on Donuts Against Consumer Acceptance

BAB I PENDAHULUAN. Beras adalah salah satu bagian paling penting di dunia untuk konsumsi

KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN. Hasil penelitian menunjukkan bahwa subtitusi pati ganyong pada

UJI DAYA TERIMA DAN KANDUNGAN GIZI NASI DENGAN PENAMBAHAN LABU KUNING DAN JAGUNG MANIS

I. PENDAHULUAN. tidak ada sama sekali. Saat produksi ikan melimpah, belum seluruhnya

A STUDY OF THE USE CITRONELLA XTRACT (Cimbopogon citratus) AT THE FISH PROCESSING LOMEK (Harpodon nehereus) SMOKED. By:

I. PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. yang banyak dan memiliki warna kuning keemasan. Pohon nanas sendiri dapat

KAJIAN PENGOLAHAN PERMEN RUMPUT LAUT (Glacilaria Sp) DENGAN KONSENTRASI GULA YANG BERBEDA TERHADAP TINGKAT PENERIMAAN KONSUMEN

PEMANFAATAN KARAGENAN DAN ASAM SITRAT UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS TAHU

3.1. Tempat dan Waktu Bahan dan Aiat Metode Penelitian

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar belakang, (2) Identifikasi

BAB I PENDAHULUAN. kuning melalui proses fermentasi jamur yaitu Rhizopus oryzae, Rhizopus stolonifer, atau Rhizopus oligosporus. Tempe dikenal sebagai

THE EFFECT OF ADDING LIMNOCHARIS POWDER (Limnocharis flava) ON THE CATFISH (Pangasius hypopthalmus) ABON QUALITY. By:

UJI ORGANOLEPTIK DAN KANDUNGAN VITAMIN C PADA PEMBUATAN SELAI BELIMBING WULUH DENGAN PENAMBAHAN BUAH KERSEN DAN BUNGA ROSELA

KAJIAN PENERIMAAN KONSUMEN TERHADAP EMPEK-EMPEK IKAN JELAWAT (Leptobarbus hoevenii) DENGAN PENAMBAHAN WORTEL (Daucus carota)

BAB I PENDAHULUAN. waktu sekitar sehari semalam. Dalam SII Nomor , brem padat. dalam pembuatan brem padat adalah ketan putih.

BAB I PENDAHULUAN. Melalui penganekaragaman pangan didapatkan variasi makanan yang

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juli 2013 di

I PENDAHULUAN. dapat diperoleh di pasar atau di toko-toko yang menjual bahan pangan. Abon dapat

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Sifat Fisik Meatloaf. Hasil penelitian mengenai pengaruh berbagai konsentrasi tepung tulang

BAB I PENDAHULUAN. komposisi senyawanya terdiri dari 40% protein, 18% lemak, dan 17%

Afriansyah Nugraha*, Yuli Andriani**, Yuniar Mulyani**

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. daerah Palangka Raya, yaitu laboratorium Balai POM (Balai Pengawas

ABSTRAK. STUDY ON CONSUMER ACCEPTANCE OF SALTY DRY SQUID (Loligo sp.) NUGGET. By : ABSTRACT

NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Biologi DIAH AYU FITRIANI

ANALISIS TINGKAT KESUKAAN KONSUMEN TERHADAP OTAK-OTAK DENGAN BAHAN BAKU IKAN BERBEDA Mutemainna Karim, Aryanti Susilowati dan Asnidar ABSTRAK

STUDI PENERIMAAN KONSUMEN TERHADAP KERUPUK ATOM YANG DIFORTIFIKASI TEPUNG TULANG IKAN BANDENG (Chanos chanos) Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1960-an ubi jalar telah menyebar hampir di seluruh Indonesia

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesa Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. menghasilkan bau, sebagai zat harus bersifat menguap. Dua zat atau. atau saling menutupi (Setyaningsih, dkk., 2010).

Transkripsi:

The Effect of Addition of Tempe Powder on Consumer Acceptance, Protein, and NPN Composition of fish Protein Concentrate Prepared from Pangasius Catfish (Pangasiushypopthalmus) By M. Yogie Nugraha 1), Edison 2), and Syahrul 2) Abstract The research was performed at the Laboratory of Fish Processing Technology and Laboratory Chemistry of Fisheries and Marine Science Faculty University of Riau, in june 2012. The aim of this research was to evaluate the effect of addition of tempe powder on fermented fish protein consentrate prepared from pangasius catfish. Pangasius catfish weighing 3 kg each were taken from a fish market in Pekanbaru. The fish was ground and made for fish protein consentrate. Three of 20gram fish protein concentrate were taken and each of them was fortified with 10gr, 20gr, and 30gr tempe powder. The product were evaluated for consumer acceptance, protein and NPN composition. The result showed that the fish protein consentrate fortified with 30gr tempe powder was the most acceptance product. Protein and NPN composition of the product was 17,92% and 3,99%respectively. Keywords :Tempe powder, fish protein concentrate pangasiuscatfish, sauce, bromelin 1) Student of the Fisheries and Marine Science Faculty, University of Riau 2) Lecturer of the Fisheries and Marine Science Faculty, University of Riau PENDAHULUAN Ikan merupakan produk yang sangat cepat mengalami kemunduran mutu, oleh karena itu diperlukan pengolahan yang khusus untuk memperpanjang masa simpan. Peranan pengolahan ikan secara tradisional cukup berarti untuk menyelamatkan ikan dari proses pembusukkan. Konsentrat protein ikan adalah bentuk produk yang dibuat dengan cara memisahkan lemak dan air dari tubuh ikan yang merupakan stable protein dari ikan untuk dikonsumsi manusia bukan makanan ternak dimana kandungan proteinnya lebih dipekatkan daripada aslinya (Dewita dan Syahrul, 2010). Tepung tempe bermanfaat sebagai substrat pada makanan berprotein rendah, karena tepung tempe dapat diaplikasikan kesetiap jenis makanan baik lauk pauk maupun makanan ringan. Contoh makanan ringan yang dapat disubstrat tepung tempe adalah sate donat, brownies, tiramisu dan lain-lain. Dengan adanya penambahan tepung tempe dapat menambah protein pada makanan berprotein rendah (Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan, 2008). Enzim bromelin merupakan suatu enzim yang dapat diperoleh dari isolasi sari atau batang nenas, Baik buah nenas yang muda maupun yang tua mengandung bromelin (Winarno, 1995). Kecap adalah bahan pangan yang sudah lama dikenal oleh masyarakat dan merupakan salah satu jenis makanan kesukaan masyarakat baik di pedesaan maupun di perkotaan. Sebagian besar masyarakat kita menggunakan kecap sebagai penyedap dari pada sebagai makanan (Santoso, 1998). Pembuatan kecap dengan penambahan tepung tempe dan konsentrat protein ikan patin (Pangasiushypopthalmus) merupakan salah satu diversifikasi produk, dalam rangka memasyarakatkan produk hasil perikanan sebab selama ini kecap hanya dibuat dari bahan baku kacang kedelai. Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang Pengaruh Penambahan Tepung Tempe Dalam Pengolahan Kecap Konsentrat Protein Ikan Patin (Pangasiushypopthalmus) Secara Fermentasi Enzimatis.

TUJUAN PENELITIAN Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan tepung tempe dalam pengolahan kecap konsentrat protein ikan patin (Pangasiushypopthalmus) secara fermentasi enzimatis. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2012 di Laboratorium Teknologi Hasil Perikanan, dan Laboratorium Kimia Hasil Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen, yaitu melakukan pembuatan kecap konsentrat protein ikan patin dengan penambahan tepung tempe. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 taraf perlakuan yaitu A 1 (penambahan tepung tempe 10gr), A 2 (penambahan tepung tempe 20gr) dan A 3 (penambahan tepung tempe 30gr) dengan 3 kali ulangan. Formulasi bahan dalam pembuatan kecap dengan penambahan tepung tempe dapat dilihat pada Tabel1. Tabel1. Formulasi (komposisi) bahan dalam pembuatan kecap konsentrat protein ikan patin dengan penambahan tepung tempe Bahan Tepungtempe 10 gr 20 gr 30 gr Konsentrat protein ikan 20gr 20gr 20gr Crude enzim bromelin cair 30ml 30ml 30ml Gula aren 40gr 40gr 40gr HASIL DAN PEMBAHASAN Penilaian organoleptik kecap dengan penambahan tepung tempe dilakukan dengan menggunakan uji mutu yang terdiri dari 25 panelis agak terlatih. Pada uji mutu ini panelis diminta untuk memberikan penilaian terhadap kecap yang meliputi warna, bau, tekstur dan rasa. Nilai warna Tabel 2. Nilai rata-rata warna kecap 1 6,52 6,6 6,84 2 6,6 6,92 7,48 3 6,12 7,00 7,08 Rata-rata 6,41 6,84 7,13 Tabel 2 dapat diketahui bahwa nilai ratarata warna pada perlakuan dengan penambahan tepung tempe yaitu perlakuan A 1 (penambahan tepung tempe 10gr) mempunyai nilai rata-rata 6,41 dan mempunyai warna coklat muda kekuningan, perlakuan A 2 (penambahan tepung tempe 20gr) dengan nilai rata-rata 6,84 memiliki warna coklat kekuningan dan perlakuan A 3 (penambahan tepung tempe 30gr) dengan nilai rata-rata 7,13 juga mempunyai warna yaitu coklat agak kekuningan. Perbedaan warna tersebut disebabkan karena adanya pengaruh dari pemberian tempe pada kecap konsentrat protein ikan patin, dengan semakin banyaknya tempe yang diberikan maka warnanya semakin kecoklatan. De Man (1997), menyatakan warna merupakan faktor penting bagi banyak makanan, baik bagi makanan yang tidak diproses maupun bagi yang dimanufaktur. Warna memegang peranan penting dalam penerimaan makanan oleh konsumen, warna juga memberikan petunjuk mengenai perubahan kimia dalam makanan. Nilai bau Tabel 3. Nilai rata-rata bau kecap konsentrat protein ikan patin 1 7,08 7,56 8,12 2 7,16 7,96 7,72 3 7,08 7,88 7,96 Rata-rata 7,11 7,8 7,93 Tabel 3 dapat diketahui bahwa nilai rata-rata bau pada perlakuan dengan nilai rata-rata 7,11 dan memiliki bau tempe yang kurang khas, perlakuan A 2 (penambahan tepung tempe 20gr) dengan nilai rata-rata 7,8 mempunyai bau khas tempe dan perlakuan A 3 (penambahan tepung tempe 30gr) dengan

nilai rata-rata 7,93 mempunyai bau yang sangat khas tempe. Dengan semakin banyaknya penambahan tempe, maka memberikan pengaruh yang nyata pada aroma kecap. Di dalam tempe terkandung protein terhidrolisis oleh akibat dari aktivitas enzim yang menghasilkan asam amino. Soekarto (1990), menyatakan bahwa aroma/bau merupakan salah satu parameter yang menentukan rasa enak suatu makanan. Dalam banyak hal, aroma/bau memiliki daya tarik tersendiri untuk menentukan rasa enak dari produk makanan itu sendiri. Dalam industri pangan, uji terhadap aroma dianggap penting karena cepat dapat memberikan penilaian terhadap hasil produksinya, apakah produksinya disukai atau tidak disukai oleh konsumen. Nilai tekstur Tabel 4. Nilai rata-rata tekstur kecap 1 6,92 7,08 7,64 2 6,2 6,76 6,76 3 6,6 6,2 6,92 Rata-rata 6,57 6,68 7,11 Tabel 4 dapat diketahui bahwa nilai rata-rata tekstur pada perlakuan dengan nilai rata-rata 6,57 dan mempunyai tekstur yang kurang kental, perlakuan A 2 (penambahan tepung tempe 20gr) dengan nilai rata-rata 6,68 mempunyai tekstur yang agak kental dan perlakuan A 3 (penambahan tepung tempe 30gr) dengan nilai rata-rata 7,11 juga memiliki tekstur yang sama dengan A 2 yaitu agak kental. Perbedaan ini disebabkan adanya pengaruh dari konsentrasi tempe yang menimbulkan perubahan tekstur pada kecap Tekstur merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pilihan konsumen terhadap suatu produk pangan. Ciri yang paling diacu adalah kekerasan, kekohesifan, dan kandungan air (De Man, 1997). Nilai rasa Tabel 5. Nilai rata-rata rasa kecap konsentrat protein ikan patin 1 6,04 6,6 7,08 2 5,4 6,04 6,6 3 5,00 6,2 6,12 Rata-rata 5,48 6,28 6,6 Tabel 5 dapat diketahui bahwa nilai rata-rata rasa pada perlakuan dengan nilai rata-rata 5,48 dan mempunyai rasa yang kurang manis, perlakuan A 2 (penambahan tepung tempe 20gr) dengan nilai rata-rata 6,28 memiliki rasa yang agak manis dan perlakuan A 3 (penambahan tepung tempe 30gr) dengan nilai rata-rata 6,6 mempunyai rasa yang manis. Hal ini karena cita rasa kecap dipengaruhi oleh senyawa-senyawa asam amino yang berasal dari tempe itu sendiri yang mengandung sumber protein dan juga dari penambahan gula tersebut. Rasa merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi penerimaan konsumen terhadap suatu produk. Setiap orang mempunyai batas konsentrasi terendah terhadap suatu rasa agar masih bisa dirasakan, hal ini disebut dengan threshold. Batas ini tidak sama tiap-tiap orang dan threshold seseorang terhadap rasa yang berbeda juga tidak sama. Rasa enak disebabkan adanya asam-asam amino pada protein serta lemak yang terkandung didalam makanan (Winarno, 1997). Kadar protein Tabel 6. Nilai rata-rata kadar protein kecap 1 7,48 11,71 17,59 2 8,35 12,51 18,36 3 7,67 11,71 17,81 Rata-rata 7,83 11,98 17,92 Tabel 6 dapat diketahui bahwa nilai rata-rata kadar protein pada perlakuan dengan

nilai rata-rata 7,83, perlakuan A 2 (penambahan tepung tempe 20gr) dengan nilai rata-rata 11,98 dan perlakuan A 3 (penambahan tepung tempe 30gr) dengan nilai rata-rata 17,92. Semakin banyak tempe yang ditambahkan mengakibatkan kadar protein kecap konsentrat protein ikan semakin meningkat. Dari aspek gizi, tempe merupakan sumber protein yang mengandung senyawa senyawa asam amino yang jumlahnya akan meningkat akibat proses fermentasi. Protein merupakan suatu zat makanan yang amat penting bagi tubuh karena zat ini berfungsi sebagai zat pembangun dan zat pengatur (Winarno, 1997). Kadar protein dalam bahan makanan merupakan pertimbangan tersendiri bagi orang yang mengkonsumsi makanan. Protein adalah senyawa komplek yang terdiri dari asam-asam amino yang diikat oleh ikatan peptide yang mempunyai unsur karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O) dan nitrogen (N). Kadar non protein nitrogen (NPN) Tabel 7. Nilai rata-rata kadar non protein nitrogen kecap konsentrat protein ikan patin 1 0,69 2,59 3,99 2 1,01 2,92 4,13 3 0,62 2,53 3,86 Rata-rata 0,77 2,68 3,99 Tabel 7 dapat diketahui bahwa nilai rata-rata kadar non protein nitrogen pada perlakuan dengan penambahan tepung tempe yaitu perlakuan A 1 (penambahan tepung tempe 10gr) mempunyai nilai rata-rata 0,77, perlakuan A 2 (penambahan tepung tempe 20gr) dengan nilai rata-rata 2,68 dan perlakuan A 3 (penambahan tepung tempe 30gr) dengan nilai rata-rata 3,99. Nitrogen hasil fermentasi ini disebut sebagai non-protein nitrogen (NPN). Analisa protein biasanya dilakukan dengan metode kjedahl, mengukur jumlah nitrogen yang kemudian dikonversi menjadi jumlah protein dengan suatu tetapan standar. Saat dilakukan uji analisa kandungan protein, hasil menunjukkan kandungan nitrogen yang besar padahal sebenarnya angka tersebut diperoleh bukan hanya dari protein, namun juga pemecahan senyawa kimia pada proses fermentasi karena memiliki gugus nitrogen, maka jumlah nitrogen yang terukur akan semakin bertambah dan membuat kandungan protein seolah-olah tinggi (Wahyuriyadi, 2008). KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Hasil uji organoleptik yang dilakukan maka uji tekstur tidak berbeda sangat nyata, sedangkan uji warna, bau dan rasa memberikan pengaruh sangat nyata. Dari analisis proksimat yang telah dilakukan menunjukkan bahwa perlakuan penambahan tepung tempe dalam pengolahan kecap memberikan pengaruh sangat nyata terhadap kadar protein dan non protein nitrogen (NPN). Dengan semakin banyak tempe yang diberikan, maka akan mengakibatkan kandungan protein kecap konsentrat protein ikan semakin meningkat. Berdasarkan hasil uji dari parameter organoleptik yang dilakukan maka perlakuan yang terbaik adalah perlakuan A 3 yaitu dengan penambahan tepung tempe 30gr yang memiliki karakteristik warna coklat agak kekuningan, rasa manis, tekstur agak kental serta sangat bau khas tempe. Saran Berdasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan, penulis menyarankan dalam pembuatan kecap konsentrat protein ikan patin dengan penambahan tepung tempe 30gr melakukan penelitian lebih lanjut tentang masa simpan kecap selama 35 hari. DAFTAR PUSTAKA De Man, 1997. Petunjuk Praktikum Penilaian Organoleptik. Jurusan Teknologi Pangan dan Gizi. Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 89 hal. Dewita. Dan Syahrul. 2010. Laporan Kemajuan Hibah Kompetensi Kajian Diversifikasi Ikan Patin (Pangasius sp) dalam Bentuk Konsentrat Protein Ikan

dan Aplikasinya pada Produk Makanan Jajanan Untuk Menanggulangi Gizi Buruk pada Anak Balita Di Kabupaten Kampar, Riau. Lembaga Penelitian Universitas Riau. Pekanbaru. Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan, 2008. Tepung Tempe sebagai Sumber Protein Nabati Yang Ekonomis. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 31 hal. Santoso, 1998. Kecap dan Tauco Kedelai, Penerbit Kanisus. Yogyakarta. 53 halaman Soekarto, S., 1990. Dasar Pengawetan dan Standarisasi Mutu Bahan Pangan Departemen Perikanan dan Kelautan. Dirjen Perguruan Tinggi Antar Universitas Pangan dan Gizi. IPB. Bogor. 350 hal. Wahyuriyadi.,2008., Diakses pada tanggal 23 juni 2009. http://www.depkes.go.id/index.php?optio n=articles&artid=286&ite\mid=3wahyuri yadi.blogspot.com/2008/09/melaminaddit ive-pada susu.html. Winarno, F.G., 1995. Enzim Pangan. Penerbit Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 115 halaman.,.1997. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: GramediaPustakaUtama.