BAB I PENDAHULUAN. Dharma Kesuma, dkk, Pendidikan Karakter Kajian Teori dan Praktik di Sekolah, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), hlm. 5.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm. 6. 2

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ketamansiswaan merupakan kekhususan pendidikan di lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm Depdikbud, UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta :

BAB I PENDAHULUAN. Bab Pendahuluan Ini Memuat : A. Latar Belakang, B. Fokus Penelitian,C. Rumusan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. sangat membutuhkan pendidikan melalui proses penyadaran yang berusaha

BAB I PENDAHULUAN. Taqwa, (Yogyakarta: Teras, 2012), hlm. 1. Nasional, (Jakarta: Sinar Grafika, 2011), hlm. 7.

Arif Rohman, Memahami Pendidikan & Ilmu Pendidikan, LaksBang Mediatama, Surabaya, 2009, hlm

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan mutlak yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. karakter siswa. Pendidikan agama merupakan sarana transformasi pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. mampu mendidik anak mereka secara sempurna, karena pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana mengubah kepribadian dan pengembangan diri. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. Persoalan utama yang dihadapi bangsa Indonesia adalah minimnya nilainilai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan watak siswa agar memiliki sikap dan kepribadian yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan orang tua terhadap kehidupan sosial anak, kondisi lingkungan anak

BAB I PENDAHULUAN. adalah generasi penerus yang menentukan nasib bangsa di masa depan.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam ajaran Islam penanaman nilai aqidah akhlak bagi manusia

BAB I PENDAHULUAN. Krisis Multidimensional, (Jakarta: PT Bumi Aksara.2011), Hlm. 14.

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu sendi kehidupan. Melalui pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. Mitra Pustaka, 2006), hlm 165. Rhineka Cipta,2008), hlm 5. 1 Imam Musbikiin, Mendidik Anak Kreatif ala Einstein, (Yogyakarta:

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan bertujuan untuk menjadikan manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mendapatkan pekerjaan yang baik. Sekolah harus mampu mendidik peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan akhlak mulia adalah amanat dari Undang-Undang Nomor 20

BAB I PENDAHULUAN. mengorganisasi seluruh potensi sekolah yang ada. Tujuan suatu organisasi dapat

BAB I PENDAHULUAN. Misaka Galiza, 2003), hlm Mukhtar, Desain Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peningkatan mutu pendidikan terus dilakukan dalam mewujudkan sumber

BAB I PENDAHULUAN. dirasakannya berbagai ketimpangan hasil pendidikan dilihat dari perilaku lulusan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di dalam perkembangan peradaban dan kebudayaan suatu bangsa,

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN MORAL SISWA. DI MTs HASBULLAH KECAMATAN KARANGANYAR KABUPATEN PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan dinamika perubahan sosial budaya masyarakat. mengembangkan dan menitikberatkan kepada kemampuan pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan karakter mutlak diperlukan bukan hanya di sekolah, tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan

BAB I PENDAHULUAN. Akhlak sebagai potensi yang bersemayam dalam jiwa menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. tingkat lokal, nasional, maupun internasional. Persoalan yang muncul di

I. PENDAHULUAN. memadai sebagai pendukung utama dalam pembangunan. Untuk memenuhi. penting. Hal ini sesuai dengan UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor yang menentukan. keberhasilan pembangunan Indonesia. Penyelenggaraan pendidikan

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

BAB I PENDAHULUAN. didik, sehingga menghasilkan peserta didik yang pintar tetapi tidak

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Maju mundurnya suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Munculnya berbagai problematika remaja yang terjadi saat ini

BAB I. A. Latar Belakang Penelitian. sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah amanat dari Allah SWT dan sudah seharusnya orang tua. mendampingi dan mengawali perkembangan anak, sehingga anak dapat

BAB I PENDAHULUAN. Problem kemerosotan moral akhir-akhir ini menjangkit pada sebagian

BAB I PENDAHULUAN. didik kurang inovatif dan kreatif. (Kunandar, 2007: 1)

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan karakter yang merupakan upaya perwujudan amanat Pancasila

BAB I PENDAHULUAN. peranan sekolah dalam mempersiapkan generasi muda sebelum masuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dari belum mengerti sampai mengerti agar lebih maju dan handal dalam

BAB I PENDAHULUAN. sempurna sehingga ia dapat melaksanakan tugas sebagai manusia. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah mempunyai tugas penting dalam menyiapkan siswa-siswi untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1 Sudarwan Danim, Pengantar Kependidikan Landasan, Teori, dan 234 Metafora

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pertumbuhan budi pekerti tiap-tiap manusia. Orang tua dapat menanamkan benih

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi anak didik sehingga menjadi orang yang dewasa fisik,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam perkembangan dan

BAHAN AJAR CHARACTER BUILDING BERBASIS NILAI-NILAI PANCASILA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan harus mampu menumbuhkan karakter yang mencintai dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai krisis yang dialami oleh Bangsa Indonesia, baik krisis moral

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lebih baik. Oleh Karena itu, pendidikan secara terus-menerus. dipandang sebagai kebutuhan yang mendesak.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang penting bagi setiap manusia.

E. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA BUDDHA DAN BUDI PEKERTI SMALB TUNAGRAHITA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan fenomena manusia yang fundamental, yang juga

BAB I PENDAHULUAN. segala potensi yang ada dalam diri peserta didik. Pendidikan dianggap sebagai. diatur oleh Undang-Undang Republik Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. dijangkau dengan sangat mudah. Adanya media-media elektronik sebagai alat

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang majemuk, yang terdiri dari

BAB 1 PENDAHULUAN. Teknologi serta masuknya budaya-budaya asing telah mempengaruhi gaya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. begitu, seorang guru pendidikan agama Islam harus mampu mendidik. keselamatan dunia maupun di akhirat kelak.

BAB I PENDAHULUAN. terlarang serta tingginya budaya kekerasan merupakan contoh permasalahaan

BAB I PENDAHULUAN. hlm Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer, Alfabeta, Bandung : 2005, hlm.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dengan orang lain. Negara kesatuan Republik Indonesia memiliki

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Bangsa Indonesia sebagai bagian dari dunia, apabila

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan karakter dalam menanamkan nilai-nilai kebangsaan. Di samping

BAB I PENDAHULUAN. (aspek keterampilan motorik). Hal ini sejalan dengan UU No.20 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya sangatlah tidak mungkin tanpa melalui proses pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gia Nikawanti, 2015 Pendidikan karakter disiplin pada anak usia dini

BAB I PENDAHULUAN. antara lain pemerintah, guru, sarana prasarana, dan peserta didik itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. mendidik anak-anak bangsa untuk taat kepada hukum (Azizy, 2003: 3).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Muhaimin, Rekonstruksi Pendidikan Islam, Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2009, hal.

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya.

BAB I PENDAHULUAN. hlm. 1. nasional (sisdiknas), pasal 1 ayat 1. hlm. 43.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. kehidupan dan tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. prasyarat bagi kelangsungan hidup (survive) masyarakat dan peradaban.2

BAB I PENDAHULUAN. Persada, 2003), hlm Jalaluddin, Teologi Pendidikan,(Jakarta: PT. Raja Grafindo

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan karakter adalah sebuah proses transformasi nilai-nilai kehidupan untuk ditumbuhkembangkan dalam kepribadian seseorang sehingga menjadi satu dalam perilaku kehidupan orang tersebut. 1 Pendidikan karakter bukan hanya berurusan dengan penanaman nilai pada diri peserta didik, melainkan merupakan sebuah usaha bersama untuk menciptakan sebuah lingkungan pendidikan tempat setiap individu dapat menghayati kebebasannya sebagai sebuah prasyarat bagi kehidupan moral yang dewasa. Kehidupan masyarakat Indonesia saat ini pada umumnya terasa kurang nyaman, menyimpang dan kurang tertib, sebagai akibat dari semakin meningkatnya perilaku moral manusia yang melakukan berbagai tindakan seperti kebut-kebutan di jalan, penggunaan narkoba, dan bullying yang merugikan sesama. Keadaan ini memerlukan adanya penanaman nilai-nilai pendidikan karakter secara efektif dan transformatif. Pendidikan agama yang berlangsung selama ini dilaksanakan pada berbagai lembaga pendidikan Islam terasa kurang efektif dalam membina karakter umat karena terjebak pada pemberian pengetahuan 1 Dharma Kesuma, dkk, Pendidikan Karakter Kajian Teori dan Praktik di Sekolah, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), hlm. 5. 1

2 tentang nilai-nilai agama secara kognitif semata. Pendidikan saat ini lebih dilihat sebagai investasi yang dilakukan di bawah nilainilai bisnis yang cenderung mengukur keberhasilannya dari segi perkembangan dan pertumbuhan ekonomi, tanpa dibarengi oleh sikap mental yang berbasis pada landasan moral, etika, dan spiritual. 2 Pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan yang mengarah pada pencapaian pembentukan karakter dan etika mulia murid secara utuh terpadu dan berimbang sesuai standar kompetensi lulusan. 3 Melalui pendidikan karakter diharapkan peserta didik mampu secara mandiri meningkatkan pengetahuannya terhadap karakter baik, dapat mengolah rasa serta mempraktikkan pengetahuan yang dimiliki dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan karakter bukan hanya sekadar memberikan pengertian atau definisi-definisi tentang yang baik atau yang buruk, melainkan sebagai upaya mengubah sifat, watak, kepribadian dan keadaan batin manusia sesuai dengan nilai-nilai yang dianggap luhur dan terpuji. Melalui pendidikan karakter ini diharapkan dapat dilahirkan manusia yang memiliki kebebasan menentukan pilihannya, tanpa paksaan dan penuh tanggung 2 Abuddin Nata, Kapita Selekta Pendidikan Islam: Isu-isu Kontemporer tentang Pendidikan Islam, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2013), hlm. 161. 3 M. Mahbubi, Pendidikan Karakter Implementasi Aswaja sebagai Nilai Pendidikan Karakter, (Yogyakarta: Pustaka Ilmu, 2012), hlm. 42.

3 jawab, yaitu manusia-manusia yang merdeka, dinamis, kreatif, inovatif, dan bertanggung jawab, baik terhadap Tuhan, manusia, masyarakat, maupun dirinya sendiri. 4 Tujuan pendidikan karakter untuk menguatkan dan mengembangkan nilai-nilai kehidupan yang dianggap penting dan perlu sehingga menjadi kepribadian atau kepemilikan peserta didik yang khas sebagaimana nilai-nilai yang dikembangkan, mengoreksi perilaku peserta didik yang tidak bersesuaian dengan nilai-nilai yang dikembangkan oleh sekolah dan membangun koneksi yang harmoni dengan keluarga dan masyarakat dalam memerankan tanggung jawab pendidikan karakter secara bersama. Setiap menit dan detik interaksi anak dengan lingkungannya dapat dipastikan akan terjadi proses mempengaruhi perilaku anak. 5 Dalam pelaksanaannya melibatkan tiga komponen yang saling terkait satu sama lain, yaitu: sekolah (kampus), keluarga dan masyarakat. Pendidikan karakter di sekolah dapat diupayakan dalam bentuk pembudayaan kegiatan harian yang khas sesuai dengan visi dan misi sekolah. Sedangkan di kelas, pendidikan 4 Abuddin Nata, Kapita Selekta Pendidikan Islam: Isu-isu Kontemporer tentang Pendidikan Islam, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2013), hlm. 165. 5 Dharma Kesuma, dkk, Pendidikan Karakter Kajian Teori dan Praktik di Sekolah, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), hlm. 9-11.

4 karakter dapat diintegrasikan (dipadukan atau disatukan) dalam pembelajaran setiap mata pelajaran. 6 Pendidikan karakter juga erat hubungannya dengan akhlak atau perilaku seseorang. Generasi muda sekarang ini, ada indikasi kuat mengenai hilangnya nilai-nilai luhur yang melekat pada bangsa kita, seperti kejujuran, kesantunan, dan kebersamaan yang cukup menjadikan keprihatinan kita bersama. Harus ada usaha untuk menjadikan nilai-nilai itu kembali menjadi karakter yang kita banggakan di hadapan bangsa lain. Upaya yang bisa dilakukan untuk pembinaan karakter peserta didik di sekolah diantaranya adalah dengan memaksimalkan fungsi mata pelajaran Akidah Akhlak di sekolah. Mata pelajaran tersebut terutama pada pokok bahasan Akhlak dapat dijadikan acuan untuk pembinaan karakter setiap peserta didik. Didalamnya anak diajarkan berbagai macam karakter yang baik terhadap orang tua, guru dan lingkungannya. Guru mata pelajaran Akidah Akhlak bersama-sama para guru yang lain dapat merancang berbagai aktivitas sehari-hari bagi peserta didik di sekolah dengan nilai-nilai ajaran agama. Dan diharapkan peserta didik terbiasa untuk melakukan aktivitasaktivitas positif yang pada akhirnya dapat membentuk karakter peserta didik tersebut. 6 Dharma Kesuma, dkk, Pendidikan Karakter Kajian Teori dan Praktik di Sekolah, (Bandung: PT Remaja Rosdakaya, 2012), hlm. 109.

5 Pengamatan yang dilakukan peneliti menyatakan bahwa dalam pembelajaran Akidah Akhlak sangat mempengaruhi karakter atau moral peserta didik. Terkait dengan hal tersebut maka peneliti merasa tertarik untuk meneliti tentang mata pelajaran Akidah Akhlak yang memberi pengaruh terhadap karakter peserta didik yang ditanamkan sejak kelas I MI Al- Mubarokah Tungu, Godong Grobogan. Oleh sebab itu peneliti tertarik untuk menulis skripsi dengan judul Implementasi Pendidikan Karakter pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak Kelas Rendah MI Al-Mubarokah Tungu Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan tahun 2015/2016. B. Rumusan Masalah Berdasarkan dari uraian latar belakang permasalahan di atas, maka permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah: Bagaimana implementasi pendidikan karakter pada mata pelajaran akidah akhlak kelas rendah MI Al-Mubarokah Tungu Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan tahun 2015/2016? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah: Untuk mengetahui implementasi pendidikan karakter pada mata pelajaran akidah akhlak kelas rendah MI Al-Mubarokah Tungu Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan tahun 2015/2016.

6 D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat secara teoritis yaitu : Sebagai pengembangan disiplin ilmu, berupa penyajian informasi ilmiah dalam penerapan pendidikan karakter pada mata pelajaran akidah akhlak kelas rendah MI Al-Mubarokah Tungu mulai dari pemahaman guru, cara guru dalam pelaksanaan, kesulitan dan solusi dalam pelaksanaan. Manfaat secara praktis yaitu : 2. Secara praktis manfaat penelitian ini antara lain : a. Bagi pihak sekolah, diharapkan dapat memberi sumbangan informasi mengenai pendidikan karakter dalam pembelajaran Akidah Akhlak dan juga diharapkan dapat memberikan masukan dalam meningkatkan kualitas pendidikan. b. Bagi guru di MI Al-Mubarokah Tungu dapat menambah khazanah keilmuan tentang dalam memberikan pengetahuan pendidikan karakter melalui pembelajaran Akidah Akhlak. c. Bagi peserta didik dapat menumbuhkan perilaku, sikap, dan nilai pendidikan karakter melalui pembelajaran Akidah Akhlak di MI Al-Mubarokah Tungu dalam penerapan di kehidupan sehari-hari.