BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
KEBIJAKAN DEVIDEN. 1. Beberapa Teori Kebijakan Dividen :

BAB 10 KEBIJAKAN DIVIDEN

Penelitian tentang pengaruh profitability dan investment opportunity set. (pada perusahaan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia) memiliki


BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN Debt To Equity Ratio (DER) dan Devidend Payout Ratio (DPR)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Devidend Payout Ratio. being made better off financially (Prasanna Chandra;1997 dalam Azhagaiah

TEORI DEVIDEN (DIVIDEND THEORY)

Dividen adalah proporsi laba atau keuntungan yang dibagikan kepada para pemegang saham dalam jumlah yang sebanding dengan jumlah lembar saham yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Struktur modal merupakan perimbangan jumlah hutang jangka pendek yang

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas investasi merupakan aktivitas yang dihadapkan pada berbagai

BAB II LANDASAN TEORI

KEBIJAKAN DEVIDEN. Kebijakan deviden yang optimal menyeimbangkan kedua hal tersebut dan memaksimalkan harga saham.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pajak. Menurut Bastian dan Suhardjono (2006), net profit margin adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau dan mengendalikan risiko

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Penelitian Budi Hardiatmo dan Daljono (2013) Penelitian ini mengambil topik tentang analisis faktor - faktor yang

Dividen dan Pembelian Kembali Saham. Rita Tri Yusnita, SE., MM.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. berasal dari bahasa latin effectus yang kalau dianggap kata benda berarti pelaksana,

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sektor ekonomi. Perekonomian di Indonesia yang semakin membaik menyebabkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kepada para pemegang saham dalam bentuk aktiva atau saham perusahaan. lembar saham yang dipegang oleh masing-masing pemilik.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI. secara global. Salah satu jenis investasi adalah investasi saham. Investasi

BAB I PENDAHULUAN. sektor ekonomi. Perekonomian di Indonesia yang semakin membaik. menyebabkan timbulnya gairah bagi para pengusaha untuk mengelola

II TINJAUAN PUSTAKA. Kebijakan dividen (Dividend Policy) merupakan keputusan mengenai laba yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pada saat ini kondisi ekonomi di Indonesia yang tidak menentu, menyebabkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam penelitian ini, maka peneliti mencoba untuk mereview kembali penelitianpenelitian

BAB II LANDASAN TEORI

II. LANDASAN TEORI. laba ditahan (retained earnings) yang ditahan sebagai cadangan bagi perusahaan

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Aktivitas investasi merupakan aktivitas yang dihadapkan pada berbagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Dividen merupakan bentuk pengembalian (return) diluar capital gain yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari suatu perusahaan secara proporsional sesuai dengan jumlah lembar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pemegang saham biasa (earning available for common stockholders) yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tiga tujuan utama yaitu kelanjutan hidup perusahaan (going concern), laba

KEBIJAKAN DIVIDEN (DIVIDEND POLICY)

KEBIJAKAN DIVIDEN (DIVIDEND POLICY)

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

II. LANDASAN TEORI. Robert Ang (1997) dalam Priono (2006:10) menyatakan bahwa dividen

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. a. Teori burung di tangan (Bird in the Hand)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Darmadji dan Fakhrudin (2006) Saham dapat didefenisikan

proses akuntansi yang dimaksudkan sebagai sarana mengkomunikasikan informasi keuangan terutama kepada pihak eksternal. Menurut Soemarsono

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Penelitian Terdahulu Pembahasan yang dilakukan oleh peneliti ini merujuk penelitian-penelitian

KEBIJAKAN DIVIDEN materi 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. (return) baik berupa pendapatan dividen (dividend yield) maupun pendapatan dari

BAB I PENDAHULUAN. mengembalikan dana yang diperoleh tersebut. melakukan penerbitan dan penjualan saham di Pasar Modal atau Bursa Efek.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. efek. Dalam hal ini akuntansi berfungsi sebagai penyedia informasi. Laporan

BAB I PENDAHULUAN. cara meningkatkan nilai perusahaan. Harga pasar saham menunjukkan nilai perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tiga tujuan utama yaitu kelanjutan hidup perusahaan (going concern),

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. beberapa penelitian terdahulu oleh beberapa penulis, antara lain :

Muniya Alteza

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Kebijakan Dividen 1 BAB 11 KEBIJAKAN DIVIDEN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dividen merupakan bagian dari laba yang tersedia bagi pemegang saham

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH PERUBAHAN DIVIDEND PAYOUT RATIO DAN DIVIDEND YIELD TERHADAP RETURN SAHAM (Studi Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dividen adalah pembagian laba kepada pemegang saham berdasarkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Laba bersih adalah kelebihan seluruh pendapatan atas seluruh biaya untuk

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk membiayai investasi yang dianggap memiliki net present

BAB I PENDAHULUAN. tujuan utama yaitu kelanjutan hidup perusahaan, laba dalam jangka panjang, dan

BAB II LANDASAN TEORI. Kebijakan dividen (dividend policy) adalah keputusan apakah laba yang diperoleh

BAB I PENDAHULUAN. utama dalam menanamkan dananya terhadap emiten tersebut yaitu untuk

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Aliran kas bebas atau lebih sering dikenal dengan free cash flow dapat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II VARIABEL YANG MEMPENGARUH DIVIDEND PAYOUT RATIO DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN TEORI. dividen non kas (Mahmud M Hanafi, 2014:361). Dividen kas (cash dividend)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. kebijakan dividen (Brigham dan Houston 2011:211), yaitu : perusahaan. Teori MM berpendapat bahwa nilai suatu perusahaan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Teori yang mendasari penelitian ini adalah Signaling Theory atau Teori

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. pribadi atau publik. Sebagai contoh, perusahaan perseroan adalah perusahaan

umum lebih menyukai dividen daripada capital gain. Berarti pula bahwa terdapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu alternatif sumber pendanaan perusahaan adalah melalui pasar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Tipe dan Cara Pembayaran Dividen

KEBIJAKAN DIVIDEN. 4. Stock Repurchase, Stock Split dan Stock Dividend. 1. Pengertian Kebijakan Dividen 2. Teori Dividen 3. Bentuk Kebijakan Dividen

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian sebelumnya. Berikut ini uraian beberapa penelitian terdahulu beserta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Menurut Lukas Setia Atmaja (2010:110) menyebutkan ada lima

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB VI KEBIJAKAN DIVIDEN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tunai adalah sumber aliran kas untuk pemegang saham dan memberikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan berasal dari keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Dividen diberikan

BAB I PENDAHULUAN. Kebijakan dividen adalah keputusan mengenai penggunaan laba yang

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis Laba Akuntansi Kinerja akuntansi dari suatu perusahaan dapat diukur dengan laba akuntansi dan total arus kas. FASB Statemenet dalam Sofyan (2003:241) mendefenisikan accounting income atau laba akuntansi sebagai perubahan dalam ekuitas (net asset) dari suatu entity selama satu periode tertentu yang diakibatkan oleh transaksi dan kejadian atau peristiwa yang berasal bukan dari pemilik. Di dalam laba akuntansi terdapat berbagai komponen pokok yaitu: laba kotor, laba usaha, laba sebelum pajak dan laba sesudah pajak. Sehingga dalam menentukan besarnya laba akuntansi investor dapat melihat dari perhitungan laba setelah pajak. Sofyan (2003:299) menyatakan bahwa Accounting Income adalah perbedaan antara realisasi penghasilan yang berasal dari transaksi perusahaan pada periode tertentu dikurangi dengan biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan penghasilan itu. Arus Kas Operasi Stice dan Skousen (2004: 320) menjelaskan berbagai aktivitas yang termasuk dalam aktivitas operasi adalah sebagai berikut: Tabel 2.1 Aktivitas Operasi Kas Diterima dari: Kas dikeluarkan untuk: 1. penjualan barang atau jasa, 1. pembelian persediaan, 2. penjualan efek yang diperdagangkan, 2. gaji dan upah, 3. pendapatan bunga, 3. pajak, 4. pendapatan dividen. 4. beban bunga, Sumber Stice dan Skousen (2004:320

Dalam PSAK No. 2 paragraf 12 (IAI : 2002) dinyatakan bahwa jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator yang menentukan apakah dari operasinya perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar dividen dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan pada sumber pandanaan dari luar. Informasi mengenai unsur tertentu arus kas historis bersama dengan informasi lain, berguna dalam memprediksi arus kas operasi masa depan. Menurut Sofyan (2003:258) ada 2 bentuk dalam menyajikan laporan arus kas, yaitu sebagai berikut: 1. Direct Method Dalam metode ini pelaporan arus kas dilakukan dengan cara melaporkan kelompok-kelompok penerimaan kas dan pengeluaran kas dari kegiatan operasi secara lengkap (gross), dan baru dilanjutkan dengan kegiatan investasi dan pembiayaan. 2. Indirect Method Dalam metode ini net income disesuaikan (reconcile) dengan menghilangkan: a. pengaruh transaksi yang masih belum direalisasi (deferral) dari arus kas masuk dan keluar yang accrued seperti Piutang dan Utang. b. Pengaruh perkiraan yang terdapat dalam kelompok investasi dan pembiyaan yang tidak mempengaruhi kas seperti: Penyusustan, Amortisasi, Laba Rugi dari Penjualan Aktiva Tetap dan dari operasi yang dihentikan (yang berkaitan dengan investasi), Laba Rugi pembatalan utang (transaksi pembiayaan). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan arus kas operasi yang berasal dari perhitungan metode tidak langsung (indirect methode).

Pengertian Deviden Stice at al (2004:902) menyatakan bahwa Deviden adalah pembagian kepada pemegang saham dari suatu perusahaan secara proporsional sesuai dengan jumlah lembar saham yang dipegang oleh masing-masing pemilik. Besarnya dividen yang dibagikan biasanya tercermin dalam devidend pay out ratio (DPR). DPR merupakan ratio hasil perbandingan antara deviden dengan laba yang tersedia bagi para pemegang saham biasa. Deviden yang bisa diperoleh investor ada dua jenis, yaitu deviden kas dan deviden non kas. Deviden kas (cash deviden) adalah deviden yang dibayarkan perusahaan kepada investor dalam bentuk uang tunai. Deviden non kas adalah deviden yang dibayarkan kepada investor dalam bentuk saham dengan proporsi tertentu, misalnya seperti deviden saham dan deviden aktiva. Pada kenyataannya para investor lebih tertarik pada pembayaran deviden dalam bentuk uang tunai, sebab dapat meminimalisir ketidakpastian atas investasinya terhadap suatu perusahaan. Menurut Lukas (Lukas 2008:351) Kebijakan pembagian dividen adalah suatu keputusan untuk menentukan berapa besar bagian laba akan dibagikan kepada para pemegang saham dan akan ditahan dalam perusahaan selanjutnya diinvestasikan kembali. Kebijakan pembagian dividen tergantung pada keputusan rapat umum pemegang saham (RUPS). Kebijakan dividen penting bagi perusahaan dengan dua alasan, yaitu: a. Pembayaran dividen mungkin akan mempengaruhi nilai perusahaan yang tercermin dari harga saham perusahaan tersebut.

b. Laba ditahan biasanya merupakan sumber dana internal yang terbesar dan terpenting bagi pertumbuhan perusahaan. Teori Kebijakan Deviden Menurut Lukas (2008:352) beberapa teori yang relevan dalam kebijakan deviden adalah : a. Teori Dividen Tidak Relevan dari Modigliani dan Miller Menurut Modigliani dan Miller (MM), nilai suatu perusahaan tidak ditentukan oleh besar kecilnya DPR, tapi ditentukan oleh laba bersih sebelum pajak ( EBIT ) dan kelas risiko perusahaan. Jadi menurut MM, dividen adalah tidak relevan. Pernyataan MM ini didasarkan pada beberapa asumsi penting yang lemah seperti : 1. Pasar modal sempurna dimana semua investor adalah rasional. 2. tidak ada biaya emisi saham baru jika perusahaan menerbitkan saham baru. 3. Tidak ada pajak 4. Kebijakan investasi perusahaan tidak berubah. Pada praktiknya : a).pasar modal yang sempurna sulit ditemui ; b). biaya emisi saham baru pasti ada ; c). pajak pasti ada ; d). kebijakan investasi perusahaan tidak mungkin tidak berubah. Beberapa ahli menentang pendapatan MM tentang dividen adalah tidak relevan dengan menunjukkan bahwa adanya biaya emisi saham baru akan mempengaruhi nilai perusahaan. Modal sendiri dapat berasal dari laba ditahan dan menerbitkan saham biasa baru. Beberapa ahli menyoroti asumsi tidak adanya pajak. Jika ada pajak maka penghasilan investor dari dividen dan dari capital gains ( kenaikan harga saham ) akan dikenai pajak. Seandainya tingkat pajak untuk dividen dan capital gains adalah sama, investor cenderung lebih suka menerima capital gains dari pada dividen karena pajak pada capital gains baru dibayar saat saham dijual dan keuntungan diakui / dinikmati. Dengan kata lain, investor lebih untung karena dapat menunda pembayaran pajak. Investor lebih suka bila

perusahaan menetapkan DPR yang rendah, menginvestasikan kembali keuntungan dan menaikkan nilai perusahaan atau harga saham. b. Teori The Bird in the Hand Gordon dan Lintner menyatakan bahwa biaya modal sendiri (Ks) perusahaan akan naik jika DPR rendah karena investor lebih suka menerima dividen dari pada capital gains. Menurut mereka, investor memandang dividend yield (D 1 /P o ) lebih pasti dari pada capital gains yield (g). Perlu diingat bahwa dilihat dari sisi investor, biaya modal sendiri dari laba ditahan ( KS ) adalah tingkat keuntungan yang disyaratkan investor pada saham. KS adalah keuntungan dari dividen ( dividend yield ) ditambah keuntungan dari capital gains ( capital gains yield ). Modigliani dan Miller menganggap bahwa argumen Gordon dan Lintner ini merupakan suatu kesalahan ( MM menggunakan istilah The Bierd in the hand Fallacy ). Menurut MM, pada akhirnya investor akan kembali menginvestasikan dividen yang diterima pada perusahaan yang sama atau perusahaan yang memiliki risiko yang hampir sama. c. Teori Perbedaan Pajak Teori ini diajukan oleh Litzenberger dan Ramaswamy. Mereka menyatakan bahwa karena adanya pajak terhadap keuntungan dividen dan capital gains, para investor lebih menyukai capital gains karena dapat menunda pembayaran pajak. Oleh karena itu investor mensyaratkan suatu tingkat keuntungan yang lebih tinggi pada saham yang memberikan dividend yield tinggi, capital gains yield rendah dari pada saham dengan dividend yield rendah, capital gains yield tinggi. Jika pajak atas dividend lebih besar dari pajak atas capital gains, perbedaan ini akan makin terasa. Jika manajemen percaya bahwa teori Dividen tidak relevan dari MM adalah benar, maka perusahaan tidak perlu memperdulikan berapa besar dividen yang harus dibagi, Jika mereka menganut teori The Bird in the Hand, mereka harus membagi seluruh EAT dalam bentuk dividen. Dan bila manajemen cenderung mempercayai teori perbedaan pajak ( Tax Differential Theory ), mereka harus menahan seluruh EAT atau DPR = 0 %. Jadi ke 3 teori yang telah dibahas mewakili kutub kutub ekstrim dari teori tentang

kebijakan dividen. Sayangnya test secara empiris belum memberikan jawaban yang pasti tentang teori mana yang paling benar. d. Teori Signaling Hypothesis Ada bukti empiris bahwa jika ada kenaikan dividen, sering diikuti dengan kenaikan harga saham. Sebaliknya pernurunan diveden pada umumnya menyebabkan harga saham turun. Fenomena ini dapat dianggap sebagai bukti bahwa para investor lebih menyukai dividen dari pada capital gains. Tapi MM berpendapat bahwa suatu kenaikan dividen yang diatas biasanya merupakan suatu sinyal kepada para investor bahwa manajemen perusahaan meramalkan suatu penghasilan yang baik diveden masa mendatang. Sebaliknya, suatu penurunan dividen atau keanikan dividen yang dibawah keanaikan normal ( biasanya ) diyakini investor sebagai suatu sinyal bahwa perusahaan menghadapi masa sulit diveden waktu mendatang. Seperti teori dividen yang lain, teori Signaling Hypotesis ini juga sulit dibuktikan secara empiris. Adalah nyata bahwa perubahan dividen mengandung beberapa informasi. Tapi sulit dikatakan apakah kenaikan dan penurunan harga setelah adanya kenaikan dan penurunan dividen semata-mata disebabkan oleh efek sinyal atau disebabkan karena efek sinyal dan preferensi terhadap dividen. e. Teori Clientele Effect Teori ini menyatakan bahwa kelompok (clientele) pemegang saham yang berbeda akan memiliki preferensi yang berbeda terhadap kebijakan dividen perusahaan. Kelompok pemegang saham yang membutuhkan penghasilan pada saat ini lebih menyukai suatu Dividend payout Ratio yang tinggi. Sebaliknya kelompok pemegang saham yang tidak begitu membutuhkan uang saat ini lebih senang jika perusahaan menahan sebagian besar laba bersih perusahaan. Jika ada perbedaan pajak bagi individu ( misalnya orang lanut usia dikenai pajak lebih ringan ) maka pemegang saham yang dikenai pajak tinggi lebih menyukai capital gains karena dapat menunda pembayaran pajak. Kelompok ini lebih senang jika perusahaan membagi dividen yang kecil. Sebalinya kelompok pemegang saham yang dikenai pajak relatif rendah cenderung menyukai dividen yang besar. Bukti empiris menunjukkan bahwa efek dari Clientele ini ada. Tapi menurut MM hal ini tidak menunjukkan bahwa lebih

baik dari dividen kecil, demikian sebaliknya. Efek Clientele ini hanya mengatakan bahwa bagi sekelompok pemegang saham, kebijakan dividen tertentu lebih menguntungkan mereka. B. Tinjauan Penelitian Terdahulu Tabel 2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu Peneliti Judul Hasil Penelitian Tahun Penelitian 2004 Hermi Analisis Pengaruh Laba Bersih, Arus Kas Operasi terhadap deviden kas 2004 Murtanto Analisis Hubungan Antara Laba Akuntansi dan Laba Tunai Dengan Deviden Kas 2000 Elizabeth Analisis hubungan laba akuntansi dan kas operasi dengan arus deviden kas pada Pada penelitiannya yang menganalisis hubungan laba bersih dan arus kas operasi terhadap deviden kas pada perusahaan manufaktur di BEJ pada periode 1999-2002 (dengan korelasi spearman rank. Hermi (2004) menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara laba bersih dengan deviden kas. Pada penelitian yang menganalisis hubungan antara laba akuntansi dan laba tunai dengan deviden kas pada perusahaan industri Barang Konsumsi pada tahun 1999-2001 dengan menggunakan korelasi spearman rank, menyimpulkan bahwa adanya hubungan yang positif dan kuat antara laba akuntansi dan deviden kas. Penelitiannya yang menganalisis hubungan laba akuntansi dan arus kas operasi dengan dividen kas, dengan menggunakan koefisien korelasi Spearman Rank, ia menganalisa 25 perusahaan yang go publik di BEJ pada tahun 1992, 1993 dan 1994. Berdasarkan

perusahaa n yang go publik di BEJ Sumber: Diolah oleh peneliti (2011) penelitiannya itu disimpulkan bahwa ada konsistensi hubungan yang signifikan antara laba akuntansi dan arus kas operasi dengan dividen kas. Pada umumnya laba akuntansi lebih mempengaruhi besarnya deviden kas yang dibagikan daripada arus kas operasi. C. Kerangka Konseptual Kerangka konseptual merupakan sintesis dari tinjauan teori dan tinjauan penelitian terdahulu serta alasan-alasan logis. Adapun kerangka konseptual dari penelitian ini adalah sebagai berikut: Laba Akuntansi (X1) Arus Kas Operasi (X2) H1 H2 Deviden Tunai yang diterima oleh pemegang saham(y) Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Besar kecilnya dividen yang dibagikan perusahaan tergantung dari kebijakan dividen yang ditempuh oleh perusahaan. Dalam menentukan deviden yang akan diberikan kepada pemegang saham tentunya perusahaan akan memperhatikan laba akuntansi yang diperoleh, karena dividen yang dibagikan kepada pemegang saham merupakan bagian dari laba. Jika suatu perusahaan bisa memperoleh laba yang semakin besar, maka secara teoritis

perusahaan akan mampu menetapkan deviden yang makin besar. Jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi perusahaan merupakan indikator yang menentukan apakah kegiatan operasi perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk membayar dividen yang telah ditetapkan dalam kebijakan dividen. Semakin besar arus kas operasi perusahaan maka semakin besar deviden yang ditetapkan karena perusahaan memiliki kas untuk membayar dividen dan semakin kecil arus kas yang dihasilkan perusahaan dari aktivitas operasinya maka akan semakin kecil devidennya. D. Hipotesis Penelitian Hipotesis adalah jawaban sementara yang harus diuji kebenarannya atas suatu penelitian yang dilakukan agar dapat mempermudah dalam menganalisis. Dari kerangaka konseptual yang telah diuraikan di atas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: H01 : tidak terdapat hubungan yang signifikan antara laba akuntansi dengan deviden tunai, HA1 : terdapat hubungan yang signifikan antara laba akuntansi dengan deviden tunai, H02 : tidak terdapat hubungan yang signifikan antara arus kas operasi dengan deviden tunai, HA2 : terdapat hubungan yang signifikan antara arus kas operasi dengan deviden tunai