35 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Hasil Statistik Keuangan Koperasi Karyawan Perum Peruri (KOPETRI) Era bisnis Indonesia saat ini didominasi oleh kekuatan kapitalisme menjadikan sistem ekonomi secara makro menjadi tidak seimbang. Oleh sebab itu, jenis usaha koperasi harus memiliki rencana strategis ke depan meliputi aspek organisasi, hukum, struktur organisasi, sistem dan prosedur yang tepat serta kompetensi sumber daya manusia yang tinggi diharapkan mampu menjadi pilar utama dalam mengelola koperasi dalam jangka panjang. Koperasi karyawan Perum Peruri (KOPETRI) sebagai koperasi fungsional harus mampu berusaha selaras dan mengimbangi kondisi tersebut. Selain itu adanya regulasi pemerintah mengenai peraturan dan ketentuan yang menyangkut kebijakan akan koperasi khususnya Undang-undang Koperasi Nomor 17 tahun 2012 tentang perkoperasian harus ditanggapi secara komprehensif. Selama kurun waktu lima tahun terakhir (2009-2013), Kopetri menunjukkan kemampuannya untuk bersaing dengan waralaba retail yang semakin besar jumlahnya ditanah air. Kemampuan Kopetri untuk bertahan ditengah persaingan dikarenakan dukungan dari para anggotanya yang merupakan para karyawan Perum Peruri. Adapun data statistik mengenai keuangan Kopetri selama lima tahun terakhir dapat dilihat pada tabel-tabel di bawah ini. 35
36 Tabel 4.1 Data Pendapatan Periode 2009-2013 (dalam ribu Rp) TAHUN PENDAPATAN 2009 54.099.509 2010 60.270.232 2011 61.686.311 2012 59.758.600 2013 83.633.714 Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa pada tahun 2009, Kopetri mampu membukukan pendapatan sebesar Rp. 54.099.509,-. Selanjutnya pada tahun 2010 mengalami peningkatan menjadi sebesar Rp. 60.270.232,-. Demikian pula pada tahun 2011, pendapatan yang diraih oleh Kopetri kembali mengalami peningkatan menjadi sebesar Rp. 61.686.311,-. Sedangkan pada tahun 2012, Kopetri mengalami penurunan pendapatan menjadi Rp. 59.758.600,-. Pada tahun 2013, pertumbuhan pendapatan terjadi sangat signifikan karena pada tahun tersebut Kopetri mampu membukukan pendapatan mencapai Rp. 83.633.714,-. PENDAPATAN 90,000,000 80,000,000 70,000,000 60,000,000 50,000,000 40,000,000 30,000,000 20,000,000 10,000,000 2009 2010 2011 2012 2013 PENDAPATAN 54,099,50 60,270,23 61,686,31 59,758,60 83,633,71 Gambar 4.1 Grafik Pertumbuhan Pendapatan
37 Tabel 4.2 Data Beban Pokok Periode 2009-2013 (dalam ribu Rp) TAHUN BEBAN POKOK 2009 46.367.594 2010 52.443.337 2011 53.468.689 2012 51.610.085 2013 72.900.240 Berdasarkan tabel di atas, Kopetri membukukan beban pokok sebesar Rp. 46.367.594,-. Pada tahun 2010 beban pokok yang ditanggung oleh pihak Kopetri adalah sebesar Rp. 52. 443.337,-, jumlah tersebut mengalami peningkatan pada tahun 2011 menjadi Rp. 53.468.689,-. Pada tahun 2012 terjadi penurunan beban pokok menjadi sebesar Rp. 51.610.085,- dan mengalami peningkatan yang cukup besar pada tahun 2013 menjadi Rp. 72.900.240,-. BEBAN POKOK 80,000,000 70,000,000 60,000,000 50,000,000 40,000,000 30,000,000 20,000,000 10,000,000 2009 2010 2011 2012 2013 BEBAN POKOK 46,367,59 52,443,33 53,468,68 51,610,08 72,900,24 Gambar 4.2 Grafik Pertumbuhan Beban Pokok Selanjutnya adalah data keuangan mengenai sisa hasil usaha kotor yang berhasil diraih oleh Kopetri selama periode 2009-2013. Hasilnya kembali disajikan dalam bentuk tabel dan grafik.
38 Tabel 4.3 Data Sisa Hasil Usaha Kotor Periode 2009-2013 (dalam ribu Rp) TAHUN SISA HASIL USAHA KOTOR 2009 6.858.955 2010 6.796.602 2011 6.925.647 2012 6.966.716 2013 10.733.474 Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa pada tahun 2009, Kopetri berhasil membukukan sisa hasil usaha kotor sebesar Rp. 6.858.955,-. Selanjutnya pada tahun 2010, sisa hasil usaha kotor mencapai Rp. 6.796.602,- sedangkan untuk tahun 2011 mencapai Rp. 6.925.647,-. Untuk tahun 2012 nilai sisa hasil usaha kotor yang berhasil dibukukan oleh Kopetri adalah sebesar Rp. 6.966.716,- sedangkan pada tahun 2013 terjadi peningkatan sisa hasil usaha kotor mencapai Rp. 10.733.474,-. SISA HASIL USAHA KOTOR 12,000,000 10,000,000 8,000,000 6,000,000 4,000,000 2,000,000 2009 2010 2011 2012 2013 SISA HASIL USAHA KOTOR 6,858,9556,796,6026,925,6476,966,71610,733,47 Gambar 4.3 Grafik Pertumbuhan Sisa Hasil Usaha Kotor
39 Selanjutnya data statistik keuangan yang disajikan adalah pada pos biaya operasional selama periode 2009-2013. Hasilnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 4.4 Data Biaya Operasional Periode 2009-2013 (dalam ribu Rp) TAHUN BIAYA OPERASIONAL 2009 3.181.704 2010 3.546.008 2011 4.099.250 2012 4.493.171 2013 7.191.526 Berdasarkan tabel di atas, biaya operasional yang diperlukan oleh Kopetri pada tahun 2009 adalah sebesar Rp. 3.181.704,- dan pada tahun 2010 menjadi Rp. 3.546.008,-. Pada tahun 2011, biaya operasional yang dikeluarkan oleh Kopetri meningkat menjadi sebesar Rp. 4.099.250,- dan pada tahun 2012 kembali meningkat menjadi Rp. 4.493.171,-. Pada tahun 2013 biaya operasional yang dikeluarkan oleh Kopetri kembali meningkat menjadi sebesar Rp. 7.191.526,-. Selanjutnya adalah data mengenai data sisa hasil usaha yang berhasil dibukukan oleh Kopetri pada periode tahun 2009-2013. Hasilnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 4.5 Data Sisa Hasil Usaha Periode 2009-2013 (dalam ribu Rp) TAHUN SISA HASIL USAHA 2009 3.389.172 2010 3.289.757 2011 3.197.144 2012 2.762.104 2013 3.541.948
40 Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa nilai sisa hasil usaha Kopetri mengalami penurunan sejak tahun 2009 sampai dengan 2012 dan baru mengalami peningkatan pada tahun 2013. Pada tahun 2009 nilai sisa hasil usaha adalah sebesar Rp. 3.389.172,-, sedangkan pada tahun 2010 mengalami penurunan sehingga menjadi Rp. 3.289.757,-. Pada tahun 2011 nilai sisa hasil usaha kembali mengalami penurunan menjadi Rp. 3.197.144,- dan kembali menurun pada tahun 2012 sehingga menjadi Rp. 2.762.104,-. Pada tahun 2013 nilai sisa hasil usaha Kopetri mengalami peningkatan menjadi Rp. 3.541.948,-. SISA HASIL USAHA 4,000,000 3,500,000 3,000,000 2,500,000 2,000,000 1,500,000 1,000,000 500,000 2009 2010 2011 2012 2013 SISA HASIL USAHA 3,389,172 3,289,757 3,197,144 2,762,104 3,541,948 Gambar 4.4 Grafik Pertumbuhan Sisa Hasil Usaha 2. Laporan Keuangan Koperasi Karyawan Perum Peruri (KOPETRI) Laporan keuangan koperasi berdasarkan SAK ETAP tahun 2009 adalah neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan. Laporan keuangan Koperasi Karyawan Perum Peruri
41 (Kopetri) terdiri dari laporan posisi keuangan (neraca), laporan arus kas dan penjelasan atas laporan keuangan. Berikut disajikan laporan posisi keuangan Kopetri periode 2012-2013 Laporan Posisi Keuangan Per 31 Desember 2013 dan 31 Desember 2012 (dalam Rupiah) Neraca pada koperasi menyajikan informasi mengenai aktiva, kewajiban dan ekuitas koperasi pada waktu tertentu. Pada tabel di atas terlihat bahwa jumlah aset pada tahun 2012 adalah sebesar Rp. 178.427.150.510,- sedangkan pada tahun
42 2013 jumlah aset yang dimiliki oleh Kopetri meningkat menjadi Rp. 191.555.111.823,-. Pada tahun 2012, Kopetri memiliki jumlah liabilitas jangka pendek sebesar Rp. 72.778.176.724,- dan pada tahun 2013 jumlah liabilitas jangka pendek meningkat menjadi Rp. 81.381.006.926,-. Selanjutnya nilai liabilitas jangka panjang untuk tahun 2012 adalah sebesar Rp. 68.389.522.217,- dan pada tahun 2013 adalah sebesar Rp. 68.789.139.128,-. Pada pos ekuitas, nilai ekuitas pada tahun 2012 adalah sebesar Rp. 37.259.451.569,- dan pada tahun 2013 adalah sebesar Rp. 41.384.965.769,-. Untuk bentuk laporan keuangan Kopetri lainnya dapat dilihat pada lampiran. B. Pembahasan 1. Neraca Di dalam SAK ETAP, disebutkan bahwa neraca menyajikan informasi mengenai aktiva, kewajiban, dan ekuitas koperasi pada waktu tertentu (SAK ETAP paragraph 4.1). Berdasarkan laporan posisi keuangan Kopetri tahun 2012 dan tahun 2013 dapat diketahui bahwa neraca yang dibuat manajemen telah berisi mengenai aktiva (aset), kewajiban (liabilitas) dan ekuitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa neraca yang disajikan oleh manajemen Kopetri telah sesuai dengan SAK ETAP. Hasil ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Khafid (2009) yang menunjukkan bahwa laporan keuangan KPRI masuk dalam kategori cukup,
43 dimana dalam laporannya pihak KPRI juga mencantumkan neraca yang berisi pos aktiva, kewajiban dan ekuitas. 2. Perhitungan Sisa Hasil Usaha (PHU) Berdasarkan SAK ETAP Tahun 2009, perhitungan hasil usaha harus memuat usaha dengan anggota dan laba atau rugi kotor dengan non anggota. Perhitungan hasil usaha menyajikan informasi mengenai pendapatan dan bebanbeban usaha dan beban perkoperasian selama periode tertentu. Perhitungan hasil usaha menyajikan hasil akhir yang disebut sisa hasil usaha. Sisa hasil usaha yang diperoleh mencakup hasil usaha dengan anggota dan laba atau rugi kotor dengan non anggota. Istilah perhitungan hasil usaha digunakan mengingat manfaat dari usaha koperasi tidak semata-mata diukur dari sisa hasil usaha atau laba tetapi lebih ditentukan pada manfaat bagi anggota. Berdasarkan perhitungan sisa hasil usaha diperoleh nilai sebesar Rp. 2.762.104,- untuk tahun 2012, sedangkan pada tahun 2013 diperoleh nilai sisa hasil usaha sebesar Rp. 3.541.948,-. Sesuai dengan penjelasan yang terdapat di dalam SAK ETAP, laporan perhitungan sisa hasil usaha menyajikan hasil usaha dengan anggota dan laba atau rugi kotor dengan non anggota. Pada laporan perhitungan sisa hasil usaha Kopetri juga menyampaikan hasil usaha anggota dan laba atau rugi kotor non anggota. Dengan demikian perhitungan sisa hasil usaha yang disajikan oleh Kopetri telah sesuai dengan SAK ETAP Tahun 2009. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hani atun Sarifah (2012) yang meneliti mengenai pengaruh persepsi UMKM atas
44 laporan keuangan, perlakuan asset dan perlakukan sewa terhadap kinerja usaha. Pada penelitiannya Hani atun Sarifah meneliti mengenai penyajian laporan keuangan, perlakukan asset dan perlakuan sewa sesuai dengan SAK ETAP, dimana kinerja UMKM dapat dipengaruhi oleh perlakuan pencatatan kegiatan perlakuan asset dan sewa. Hasil ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sigit Amy Ariyono Putro (2013) yang meneliti mengenai penerapan SAK ETAP pada Koperasi Karyawan Yodium Farma PT. Kimia Farma. Hal ini dikarenakan pada penelitian tersebut Koperasi Karyawan Yodium Farma PT. Kimia Farma belum menyusun laporan keuangan sesuai dengan SAK ETAP. 3. Laporan Arus Kas Laporan arus kas menyajikan informasi mengenai perubahan kas meliputi saldo awal kas, sumber penerimaan kas, pengeluaran kas dan saldo akhir kas pada periode tertentu. Laporan arus kas yang dibuat oleh manajemen Kopetri telah sesuai dengan ketentuan SAK ETAP karena di dalamnya terdapat jumlah penerimaan dan pengeluaran kas serta saldo awal kas. Adapun ringkasan laporan arus kas dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
45 Tabel 4.6 Ringkasan Laporan Arus Kas Uraian 2013 2012 Kas bersih (digunakan) tersedia dari kegiatan (3.957.651) 20.268.549 operasional Kas bersih (digunakan) tersedia dari kegiatan investasi (8.874.479) 6.910.090 Kas bersih (digunakan) tersedia dari kegiatan 4.525.131 (13.751.399) pembiayaan (Penurunan ) kenaikan kas (8.306.998) 13.427.240 Saldo awal kas / Bank 1 Januari 21.729.045 8.301.805 Saldo akhir kas / Bank 31 Desember 13.422.047 21.729.045 4. Catatan atas Laporan Keuangan Catatan atas laporan keuangan menyajikan pengungkapan (disclosure) yang memuat : a. Perlakuan akuntansi antara lain mengenai : 1) Pengakuan pendapatan dan beban sehubungan dengan transaksi koperasi dengan anggota dan non anggota 2) Kebijakan akuntansi tentang aktiva tetap, penilaian persediaan, piutang dan sebagainya 3) Dasar penetapan harga pelayanan kepada anggota dan non anggota b. Pengungkapan informasi antara lain : 1) Kegiatan atau pelayanan utama koperasi kepada anggota baik yang tercantum dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga maupun dalam praktek, atau yang telah dicapai oleh koperasi. 2) Aktivitas koperasi dalam pengembangan sumber daya dan mempromosikan usaha ekonomi anggota, pendidikan dan pelatihan
46 perkoperasian, usaha, manajemen yang diselenggarakan untuk anggota dan penciptaan lapangan usaha baru untuk anggota. 3) Ikatan atau kewajiban bersyarat yang timbul dan transaksi koperasi dengan anggota dan non anggota 4) Pengklasifikasian piutang dan hutang yang timbul dari transaksi koperasi dengan anggota dan non anggota. 5) Pembatasan penggunaan dan risiko atas aktiva tetap yang diperoleh atas dasar hibah atau sumbangan. 6) Aktiva yang dioperasikan oleh koperasi tetapi bukan milik koperasi 7) Aktiva yang diperoleh secara hibah dalam bentuk pengalihan saham dari perusahaan swasta 8) Pembagian sisa hasil usaha dan penggunaan cadangan 9) Hak dan tanggungan pemodal modal penyertaan 10) Penyelenggaraan rapat anggota dan keputusan-keputusan penting yang berpengaruh terhadap perlakukan akuntansi dan penyajian laporan keuangan. Pengurus koperasi menyajikan piutang usaha yang dibedakan antara piutang usaha anggota dan non anggota, sebagai berikut : Akun 2013 2012 Anggota: Piutang barang dan jasa 4.644.529.947 4.432.062.710 Non anggota : Piutang barang dan jasa Piutang pemasok peti kayu 8.884.236.355 1.4742.421.133 7.375.619.933 501.034.746 Jumlah 15.003.187.435 12.308.717.389 Tabel 4.7 Piutang Usaha
47 Selain penjelasan mengenai piutang usaha, penjelasan atas laporan keuangan yang dibuat oleh pengurus Kopetri menyajikan akun aset tetap dan akumulasi penyusutan, serta nilai buku. Hasilnya disajikan seperti tabel dibawah ini. Tabel 4.8 Aset Tetap Akun 2013 2012 Biaya peroleh : Tanah Gedung Kendaraan Alat peralatan Mesin kantor Inventaris kantor 2.281.624.500 5.378.058.108 14.795.581.010 528.767.593 1.024.778.815 719.435.765 2.281.624.500 5.081.565.370 6.211.581.010 670.667.593 919.863.815 356.799.865 Jumlah 24.728.245.791 15.522.102.153 Akumulasi Penyusutan : Gedung Kendaraan Alat peralatan Mesin kantor Inventaris kantor 2.093.382.765 5.456.691.926 519.720.720 808.004.851 355.892.630 1.848.254.637 3.611.721.134 649.981.844 732.694.394 281.751.903 Jumlah 9.233.692.892 7.124.403.912 Nilai Buku : Tanah Gedung Kendaraan Alat peralatan Mesin kantor Inventaris kantor 2.281.624.500 3.284.675.343 9.338.889.084 9.046.873 216.773.964 363.543.135 2.281.624.500 3.233.310.733 2.599.859.876 20.685.750 187.169.421 75.047.963 Jumlah 15.494.552.899 8.397.698.243 Berdasarkan pembahasan di atas terlihat bahwa Kopetri telah menyesuaikan laporan keuangannya dengan SAK ETAP. Demikian pula dengan perlakuan pencatatan transaksi atas tiap-tiap pos yang ada di dalam laporan keuangan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
48 Hani atun Sarifah (2012) pada UMKM di Semarang. Hasilnya menunjukkan bahwa persepsi UMKM atas penerapan SAK ETAP dapat memberikan peningkatan pada usaha UMKM. Pada penelitian lainnya, diperoleh hasil bahwa masih banyak UMKM atau pun Koperasi yang belum menyesuaikan laporan keuangannya dengan SAK ETAP. Hal ini dikarenakan minimnya sumber daya manusia yang ada di dalam koperasi maupun UMKM yang mengerti mengenai penerapan SAK ETAP. Tidak hanya itu, rendahnya pengetahuan pengusaha atau pengelola koperasi atas penerapan SAK ETAP juga menjadi salah satu alasan mengapa masih banyak UMKM dan koperasi yang tidak menerapkan SAK ETAP dalam laporan keuangannya.