BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran. Agar proses

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peranan guru dalam meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah

BAB I PENDAHULUAN. pemimpin kelas, dan berbagai peran lainnya. Sejatinya guru adalah sebagai. penjamin mutu pendidikan yang paling terdepan.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunannya masih menghadapi masalah pendidikan yang berat, terutama

BAB I PENDAHULUAN. tugas yang mudah, karena sumber daya manusia yang berkualitas bukan hanya

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia. Masyarakat Indonesia dengan laju. peningkatan sumber daya manusia. Mulyasa (2011:3) mengemukakan:

BAB I PENDAHULUAN. Ketatnya persaingan dalam lapangan kerja menuntut lembaga pendidikan

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i UCAPAN TERIMAKASIH... ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... viii BAB I PENDAHULUAN...

PENGEMBANGAN PROFESI GURU SD/MI. Udin S. Sa ud, Ph.D

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. 3. Kompetensi pedagogik berpengaruh langsung terhadap tinggi rendahnya

I. PENDAHULUAN. Semua warga Negara Indonesia dituntut aktif serta dalam pembangunan. nasional. Pembangunan nasional pada hakekatnya adalah membangun

BAB I PENDAHULUAN. terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi dilihat juga dari sikap dan mentalitasnya.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya. Dalam pengembangan pendidikan di Indonesia pihak

ANALISIS TENTANG KOMPETENSI PROFESIONAL DAN PEDAGOGIK GURU DALAM MERANCANG PERANGKAT PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN IPS SMP DAN MTs DI KOTA DUMAI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan dilakukan berdasarkan rancangan yang terencana dan terarah

Permendiknas No.16 Tahun 2007 Standar Kualifikasi Akademik Dan Kopetensi Guru

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kegiatan pelaksanaan pendidikan di sekolah, guru merupakan orang yang

BAB I PENDAHULUAN. yang ada dalam masyarakat, karena dengan pendidikan, manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan kerangka dan tujuan organisasi.masalah kompetensi itu menjadi penting,

FORMAT PENGEMBANGAN STANDAR KOMPETENSI GURU PPPPTK SENI DAN BUDAYA YOGYAKARTA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN 1.1 Memahami

BABI PENDAHULUAN. Pengawasan pendidikan sebagai salah satu rangkaian yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Mutu pendidikan di Indonesia saat ini belum tercapai seperti yang

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATERI PEDAGOGIK

MATERI UKG Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional, dan intelektual

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat modern yang menuntut spesialisasi dalam masyarakat yang. semakin kompleks. Masalah profesi kependidikan sampai sekarang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap pelaksanaan program pendidikan memerlukan adanya pengawasan atau supervisi.

BAB II KAJIAN TEORETIS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

INDIKATOR ESENSIAL Menjelaskan karakteristik peserta. didik yang berkaitan dengan aspek fisik,

BAB I PENDAHULUAN. dasawarsa terakhir ini, ternyata belum sepenuhnya mampu menjawab. kebutuhan dan tantangan nasional dan global dewasa ini.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. yang diperoleh adalah tingkat Kompetensi Pedagogik guru-guru SD Negeri di

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah baik yang diselenggarakan pemerintah maupun masyarakat

BAB I PENDAHULUHUAN. A. Latar Belakang Masalah. UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan

EFEKTIVITAS PENGAJARAN DALAM MENCAPAI KOMPETENSI SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia kompetensi berarti kewenangan. kuantitatif. Johnson (dalam Usman 2006: 14) menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi (Mulyasa, 2004:4). Dikatakan

I. PENDAHULUAN. identifikasi masalah, pembatasan masalah dan rumusan masalah. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia bukan merupakan tugas yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KISI-KISI PENGEMBANGAN SOAL UJI KOMPETENSI AWAL SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. manusia di dalam penyelenggaraan pendidikan sangat penting. pengelolaan sumber daya manusia dapat berjalan sesuai dengan apa yang

PROBLEMATIKA KOMPETENSI DAN PROFESIONALISME GURU

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

KISI KISI SOAL UKG 2015 PAKET KEAHLIAN PENYULUHAN PERTANIAN STANDAR KOMPETENSI GURU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi berbagai krisis yang

KISI-KISI SOAL UKG 2015 PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN STANDAR KOMPETENSI GURU KOMPETENSI INTI GURU

KISI-KISI SOAL UKG 2015 BAHASA JEPANG KOMPETENSI GURU MAPEL (KG)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pendidikan Guru Agama (PGA) Muhammadiyah Sambi. PGA Muhamadiyah

BAB I PENDAHULUAN. kunci utama untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan

BAB I PENDAHULUAN. Kepala sekolah selaku pemimpin secara langsung merupakan contoh nyata

Standard Guru Penjas Nasional (Rumusan BSNP)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kualitas pelaksanaan pendidikan di sekolah ditentukan oleh berbagai unsur,

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Hal ini bersentuhan dengan Undang - undang Nomor 20 Tahun 2003

KISI PEDAGOGIS KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN/KELAS/ KEAHLIAN/BK. spiritual, dan latar belakang sosial-budaya

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI. maka dikemukakan kesimpulan sebagai berikut:

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN NAUTIKA KAPAL PENANGKAP IKAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek pembangunan sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. yang memadai agar warga negara terhindar dari kebodohan. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Sasaran dan. Pengembangan Sikap Profesional. Kompetensi Dasar

1. Terdapat hubungan yang signifikan positif dan berarti Pelaksanaan Supervisi

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas pembelajaran di sekolah dibangun oleh beberapa aspek, mulai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Rendahnya kualitas sumber daya manusia merupakan masalah mendasar

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. sekolah dengan keefektifan sekolah di MTs Kabupaten Labuhanbatu Utara.

No. KOMPETENSI INTI GURU KOMPETENSI GURU TK/ PAUD Kompetensi Pedagodik

BAB I PENDAHULUAN. tantangan yang lebih terbuka, sehingga sangat dibutuhkan kehadiran setiap

Guru mencoba mengetahui penyebab penyimpangan perilaku peserta didik untuk mencegah agar perilaku tersebut tidak merugikan peserta didik lainnya,

I. PENDAHULUAN. Pemerintah dalam rangka mewujudkan peningkatan kualitas pendidikan telah

KISI PEDAGOGIS KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN/KELAS/ KEAHLIAN/BK. spiritual, dan latar belakang sosial-budaya

PENGEMBANGAN INSTRUMEN UJI KOMPETENSI GURU

MATA PELAJARAN : PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN JENJANG PENDIDIKAN : SEKOLAH MENENGAH ATAS

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dibuktikan dengan sertifikat pendidik yang kemudian disebut dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting dalam upaya mengangkat harkat dan

EDISI : 5. KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU. Modul : Kompetensi Pedagogik Guru Soal-soal tentang Kompetensi Guru

BAB I PENDAHULUAN. nasional adalah pembangunan di bidang pendidikan yang bertujuan untuk

BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN. sebelumnya, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Rendahnya kualitas sumber daya manusia merupakan masalah mendasar yang

Kinerja guru di Kota Solo masih rendah, seperti yang dikemukakan oleh Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kota Solo, Etty Retnowati,

I. PENDAHULUAN. kehidupan lainnya seperti keluarga, sosial kemasyarakatan, pemerintahan,

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN TEKNIK REHABILITASI DAN REKLMASI HUTAN STANDAR KOMPETENSI GURU (SKG) NO

BAB I PENDAHULUAN. kelas, tapi seorang guru juga harus mampu membimbing, mengembangkan

KISI-KISI SOAL UKG 2015 BAHASA PRANCIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA

KISI- KISI SOAL UJI KOMPETENSI GURU (UKG)

MATA PELAJARAN : Seni Teater JENJANG PENDIDIKAN : Sekolah Menengah Kejuruan

SIKAP DAN PANDANGAN GURU MATEMATIKA TERHADAP EFEKTIVITAS PENINGKATAN KOMPETENSINYA MELALUI PENDIDIKAN LATIHAN PROFESI GUR U (PLPG)

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu pengalaman belajar yang terprogram dalam

BAB IV STANDAR KOMPETENSI GURU. Setelah membaca materi ini mahasiswa diharapkan memahami standar

KATA KUNCI: GURU PROFESIONAL, KOMPETENSI PEDAGOGIK, KOMPETENSI PROFESIONAL, KINERJA

BAB I PENDAHULUAN. hadirnya sistim dan praktik pendidikan yang berkualitas.

Analisis Kebutuhan Pelatihan Kompetensi Guru Sekolah Dasar di Kecamatan Tanjungkerta Kabupaten Sumedang

Saiful Bahri, Supervisi Akademik...

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HOLTIKULTURA

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. SMA Negeri 2 Sarolangun) dapat disimpulkan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. tercapai. Peningkatan mutu pendidikan ditentukan oleh kesiapan sumber daya. penentu tinggi rendahnya mutu hasil pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. memegang peranan penting dalam pembangunan nasional. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikan. Sekolah sebagai salah satu lembaga pendidikan formal

KISI PEDAGOGIS KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN/KELAS/ KEAHLIAN/BK. spiritual, dan latar belakang sosial-budaya

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan kompetensi setiap individu akan berkembang sesuai dengan jenjang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia maka upaya yang paling strategis adalah melalui pendidikan. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya, pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran. Agar proses pendidikan di sekolah dapat berjalan dengan baik dan mencapai tujuannya, maka diperlukan tenaga-tenaga pengajar yang memadai, berkualitas dan yang memiliki efektivitas kerja yang tinggi. Dengan harapan dapat menciptakan siswa-siswa yang mampu bekerja di masyarakat nantinya. Ketidakberhasilan siswa dalam belajar ditujukan kepada pihak sekolah bahkan lebih khusus ditujukan kepada pihak guru. Tanpa memandang siswa sebagai masukan dalam proses pendidikan, sering sekali guru dipersalahkan karena tidak mampu menjadi guru yang sebenarnya. Dalam arti guru tidak mampu mengajar secara efektif dalam mengorganisasikan proses belajar mengajar di dalam kelas. Sehingga tujuan pengajaran yang sudah dibakukan dalam kurikulum dan silabus tidak tercapai. Ketidakmampuan guru tersebut apabila ditelusuri mungkin menjadi masalah yang kompleks. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi guru dalam kegiatan proses belajar mengajar, baik yang bersifat internal maupun eksternal. Tetapi yang jelas dalam hal ini, apakah guru tersebut dalam mengajar sudah dapat dikatakan efektif. 1

2 Perdebatan mengenai kualitas pengajaran guru, dilontarkan oleh pakar pendidikan maupun masyarakat umum. Mereka menyoroti profesional guru sebagai tenaga pengajar yang tidak sepenuhnya dijalani. Pendapat ini mengarah kepada menurunnya kinerja guru yang menyebabkan tidak efektifnya pengajaran, sehingga ketercapaian kompetensi siswa dalam pemahaman materi pelajaran kurang baik. Efektivitas pengajaran dapat ditentukan oleh guru yang efektif di dalam kelas. Menurut Davis dan Thomas (1989), paling tidak ada empat kelompok besar ciri guru yang efektif, yaitu: (1) memiliki kemampuan yang terkait dengan iklim belajar di kelas; (2) memiliki kemampuan yang terkait dengan strategi manajemen pembelajaran; (3) memiliki kemampuan yang terkait dengan pemberian umpan balik (feedback) dan penguatan (reinforcement); dan (4) memiliki kemampuan yang terkait dengan peningkatan diri. Sardiman (2001) mengemukakan: Keefektifan pengajaran didukung oleh komponen pengajaran yang dilakukan oleh guru dan kemampuan guru dalam mengajar. Komponen tersebut meliputi: perencanaan pengajaran, kegiatan belajar mengajar dan kegiatan evaluasi. Kemampuan guru mengajar terkait erat dengan standar kompetensi guru yang dibutuhkan sesuai dengan tanggung jawab sebagai profesi keguruan. Berkaitan dengan hal tersebut maka sebenarnya guru memiliki peranan yang unik dan sangat kompleks di dalam proses belajar-mengajar. Oleh karena itu setiap rencana kegiatan guru harus dapat didudukkan dan

3 dibenarkan semata-mata demi kepentingan anak didik, sesuai dengan profesi dan tanggung jawabnya. Kenyataan yang diperoleh melalui observasi yang peneliti lakukan pada bulan April Juni 2013 di beberapa SMA Negeri di Kabupaten Aceh Timur menunjukkan guru belum efektif dalam mengajar. Informasi yang peneliti dapatkan melalui kepala sekolah diperoleh bahwa sekolah mengalami masalah dalam cara guru mengajar di kelas. Hasil supervisi pengawas pada bulan Juni 2013 di beberapa SMA Negeri, seperti: SMA Negeri 1 Peureulak, SMA Negeri 1 Julok, SMA Negeri Sungai Raya, dan SMA Negeri Bireuen Bayen menunjukkan: (1) sekitar 45% guru masuk mengajar tidak membawa RPP; (2) sekitar 75% guru melakukan pengajaran tidak sesuai dengan RPP yang telah disusunnya; (3) sekitar 40% guru terlambat menyerahkan laporan hasil belajar siswa; dan (4) sekitar 80% guru tidak melakukan remedial pada siswa yang tidak memenuhi standar kelulusan kelas. Dari hasil ini, disimpulkan bahwa guru belum efektif dalam melaksanakan tugas pembelajarannya. Hasil penelitian Salamah (2004:2) mengemukakan bahwa guru yang efektif adalah guru yang mampu mewujudkan perilaku mengajar yang baik, dan guru yang baik adalah guru yang efektif pengajarannya. Oleh karena itu guru yang efektif akan memiliki kemampuan mengajar yang efektif. Jika guru mampu mewujudkan kemampuan mengajar yang efektif berarti ia dapat mencapai efektivitas pengajaran. Guru yang efektif pada umumnya menekankan karakteristik guru dalam pengajaran dan organisasi kelas. Davis

4 (1989:47) mengatakan bahwa waktu yang digunakan oleh guru untuk kegiatan akademik merupakan ciri guru efektif. Sedangkan Rosenskine dan Steven (1996:96) mengemukakan efektivitas guru ditandai oleh enam kegiatan yang harus dilakukan guru yaitu: (1) melaksanakan evaluasi harian; (2) menyajikan materi pembelajaran baru; (3) memberikan petunjuk praktis untuk menguasai materi; (4) memberikan feedback dan koreksi; (5) memberi tugas-tugas mandiri; dan (6) melaksanakan evaluasi mingguan dan bulanan. Keberhasilan guru dalam mengajar tentunya perlu didukung oleh berbagai faktor, misalnya latar belakang pendidikan, pengalaman mengajar, pendidikan dan latihan, kondisi lingkungan dan fasilitas yang ada disekolah. Latar belakang pendidikan menurut Finch (1988) merupakan faktor penentu keberhasilan seseorang dalam mengajar dalam pendidikan kejuruan. Pengalaman seseorang yang bekerja dibidangnya merupakan aspek yang dapat meningkatkan kemampuan seseorang. Apabila seorang guru lebih lama menekuni pekerjaan dan memberi perhatian serius terhadap dunia pendidikan khususnya pengajaran, maka kemampuan mengajarnya akan semakin lebih baik (Martua dalam Sukadi, 2003). Kemampuan seseorang yang harus dimiliki apabila berkeinginan menjadi guru meliputi pengetahuan, sikap dan ketrampilan yang dibutuhkan agar dapat menjalankan tugas dengan baik. Dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dinyatakan sebagai pendidik profesional guru memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugas, memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan

5 bidang tugas, baik kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Kompetensi pedagogik guru adalah salah satu yang dapat mempengaruhi efektifitas guru. Hasil penelitian Lin dkk (2010) mengemukakan bahwa kualitas/ kompetensi guru mempengaruhi efektivitas guru mengajar. Profesionalitas guru tersebut merupakan salah satu faktor penting yang sangat dibutuhkan, agar sekolah dapat menyusun berbagai pengembangan yang diperlukan untuk mencapai tujuan dalam bidang pendidikan. Menurut Agung (2012:81) terdapat empat unsur penting yang perlu diperhatikan dalam peningkatan kompetensi pedagogik: (1) pengelolaan pembelajaran; (2) pengembangan strategi pembelajaran; (3) pengembangan diri secara berkelanjutan; dan (4) pemanfaatan dan refleksi hasil kerja. Pengelolaan pembelajaran secara sederhana dapat diartikan kegiatan guru dalam merencanakan pembelajaran melaksakan pembelajaran dan penilaian. Dalam pengelolaan pembelajaran, guru harus memperhatikan aspek yang terkait dengan perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran tersebut, antara lain perhatian guru terhadap kemampuan dan karakteisttik murid, penguasaan teori, pengembangan kurikulum, pengelolaan kelas, pengembangan kurikulum, metode pembelajaran, media pembelajaran, dan penilaian. Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru kompetensi pedagogik guru mata pelajaran meliputi:

6 (1) menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional, dan intelektual; (2) menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik; (3) mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang diampu; (4) menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik; (5) memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran; (6) memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki; (7) berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik; (8) menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar; (9) memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran; dan (10) melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran. Dalam lingkungan sekolah, pelaksanaan mengajar guru tidak terlepas dari peran serta kepala sekolah sebagai pimpinan. Kepala sekolah sebagai pemimpin harus dapat mengarahkan dan membimbing setiap guru untuk bekerja dengan baik. Seringnya kepala sekolah meninggalkan sekolah dengan alasan ke Kantor Dinas Pendidikan, mengikuti pelatihan/workshop, dan sebagainya dapat memberikan hasil negatif bagi kinerja guru-gurunya di sekolah. Selain itu, masih ada terjadi seorang kepala sekolah terlihat kejam dan angkuh dalam memberikan tugas kepada guru tanpa melihat guru tersebut senang atau tidak. Hasil penelitian Maduratna (2013:83), Brahmasari (2009:86) memberikan gambaran bahwa kepemimpinan kepala sekolah memberikan pengaruh yang positif terhadap peningkatan kinerja guru. Artinya, apabila guru telah mampu dan mau bekerja dalam penyelesaian tugas secara efektif maka disarankan kepemimpinan yang diperlukan adalah mempertahankan orientasi tugas dan memperbesar orientasi hubungan. Dari hasil penelitian di atas, jelas terlihat bahwa kinerja guru sangat dipengaruhi oleh kepemimpinan

7 kepala sekolah. Sagala (2009:172) mengemukakan sifat kepemimpinan kepala sekolah terhadap usaha pengajaran membawa pengaruh positif dan negatif terhadap guru, konselor, dan profesi kependidikan lainnya. Dalam melaksanakan tugasnya di sekolah, guru selalu berorientasi dengan seluruh civitas sekolah. Sudah menjadi pemandangan umum guru harus mengikut tradisi yang ada di sekolah, baik dalam bergaul maupun bekerja (mengajar di kelas). Banyak kelalaian yang dikerjakan guru (seperti: terus berbicara dengan rekan guru walaupun waktu sudah masuk, mampir sebentar di kantin sekolah saat mengajar, berbicara dengan guru lain di luar kelas) sudah menjadi iklim kerja di sekolah tersebut. Hal ini mengindikasikan efektivitas mengajar guru sulit untuk dimaksimalkan bila iklim kerja di sekolah tersebut tidak mendukung atau mencerminkan sebagai organisasi tempat belajar. Hasil penelitian yang dilakukan Siwantara (2009:183) dan Muriman dkk (2008:94) menyatakan bahwa iklim sekolah mempengaruhi kinerja seseorang. Iklim sekolah yang baik terlihat dengan adanya rasa aman, nyaman, dan merasa ikut memiliki yang membuat personil merasa dihargai dan terdorong untuk memberikan yang terbaik sehingga kinerjanya meningkat dari waktu ke waktu. Berdasarkan uraian di atas, peneliti merencanakan melakukan penelitian yang berjudul: Hubungan antara kompetensi pedagogik, persepsi guru terhadap gaya kepemimpinan kepala sekolah, dan iklim sekolah dengan keefektifan pembelajaran guru SMA Negeri di Kabupaten Aceh Timur.

8 B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut: (1) faktor apa saja yang mempengaruhi keefektifan pembelajaran guru SMA Negeri di Kabupaten Aceh Timur; (2) bagaimana keefektifan pembelajaran guru SMA Negeri di Kabupaten Aceh Timur; (3) bagaimana kompetensi pedagogik dalam meningkatkan keefektifan pembelajaran guru SMA Negeri di Kabupaten Aceh Timur; (4) bagaimana persepsi guru terhadap gaya kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan keefektifan pembelajaran guru SMA Negeri di Kabupaten Aceh Timur; (5) bagaimana iklim sekolah dalam meningkatkan keefektifan pembelajaran guru SMA Negeri di Kabupaten Aceh Timur; (6) apakah terdapat hubungan antara kompetensi pedagogik dengan keefektifan pembelajaran guru SMA Negeri di Kabupaten Aceh Timur; (7) apakah terdapat hubungan antara persepsi guru terhadap gaya kepemimpinan kepala sekolah dengan terhadap keefektifan pembelajaran guru SMA Negeri di Kabupaten Aceh Timur; (8) apakah terdapat hubungan antara iklim sekolah dengan keefektifan pembelajaran guru SMA Negeri di Kabupaten Aceh Timur; dan (9) apakah terdapat hubungan antara kompetensi pedagogik, persepsi guru terhadap gaya kepemimpinan kepala sekolah, dan iklim sekolah dengan keefektifan pembelajaran guru SMA Negeri di Kabupaten Aceh Timur.

9 C. Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka masalah utama dalam penelitian ini dibatasi hanya berkaitan dengan kompetensi pedagogik, persepsi guru terhadap gaya kepemimpinan kepala sekolah, dan iklim sekolah dengan keefektifan pembelajaran. Sedangkan guru yang dimaksud dalam penelitian ini adalah guru-guru PNS yang bekerja pada SMA Negeri di Kabupaten Aceh Timur. D. Perumusan Masalah Adapun rumusan masalah yang diajukan adalah sebagai berikut: 1. Apakah terdapat hubungan positif dan signifikan antara kompetensi pedagogik dengan keefektifan pembelajaran guru SMA Negeri di Kabupaten Aceh Timur? 2. Apakah terdapat hubungan positif dan signifikan antara persepsi guru terhadap gaya kepemimpinan kepala sekolah dengan terhadap keefektifan pembelajaran guru SMA Negeri di Kabupaten Aceh Timur? 3. Apakah terdapat hubungan positif dan signifikan antara iklim sekolah dengan keefektifan pembelajaran guru SMA Negeri di Kabupaten Aceh Timur? 4. Apakah terdapat hubungan positif dan signifikan antara kompetensi pedagogik, persepsi guru terhadap gaya kepemimpinan kepala sekolah, dan iklim sekolah dengan keefektifan pembelajaran guru SMA Negeri di Kabupaten Aceh Timur.

10 E. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui terdapat: 1. Hubungan positif dan signifikan antara kompetensi pedagogik dengan keefektifan pembelajaran guru SMA Negeri di Kabupaten Aceh Timur. 2. Hubungan positif dan signifikan antara persepsi guru terhadap gaya kepemimpinan kepala sekolah dengan terhadap keefektifan pembelajaran guru SMA Negeri di Kabupaten Aceh Timur. 3. Hubungan positif dan signifikan antara iklim sekolah dengan keefektifan pembelajaran guru SMA Negeri di Kabupaten Aceh Timur. 4. Hubungan positif dan signifikan antara kompetensi pedagogik, persepsi guru terhadap gaya kepemimpinan kepala sekolah, dan iklim sekolah dengan keefektifan pembelajaran guru SMA Negeri di Kabupaten Aceh Timur. F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis Manfaat secara teoretis dalam penelitian ini adalah dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan atau mengembangkan wawasan baru dalam meningkatkan keefektifan pembelajaran guru di kelas. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Guru 1) Sebagai bahan masukan dalam meningkatkan keefektifan pembelajaran guru.

11 2) Sebagai bahan masukan dalam melihat hubungan kompetensi pedagogik, persepsi guru terhadap gaya kepemimpinan kepala sekolah, dan iklim sekolah dengan keefektifan pembelajaran guru. b. Bagi Kepala Sekolah 1) Sebagai bahan masukan dalam memperbaiki kompetensi pedagogik guru sekolah. 2) Sebagai bahan masukan dalam upaya terus meningkatkan keefektifan pembelajaran guru di sekolah. c. Bagi Sekolah Memberikan masukan tentang upaya peningkatan kompetensi pedagogik guru, persepsi guru terhadap gaya kepemimpinan kepala sekolah, dan iklim sekolah dalam mendukung peningkatan keefektifan pembelajaran guru di sekolah. d. Bagi Peneliti Lain Memberikan pengetahuan tentang cara penulisan tesis dengan baik dan benar.